Pasal 9
Mendidik Anak Sejak Lahir
1-4. Berikan bukti-bukti bahwa anak kecil memiliki kemampuan yang luar biasa untuk belajar.
SERING orang membandingkan pikiran bayi yang baru lahir dengan halaman kertas yang masih kosong tanpa tulisan apa-apa. Tetapi sebenarnya pikiran sang bayi sudah sempat diisi dengan kesan-kesan tertentu ketika masih berada dalam kandungan. Dan sifat-sifat kepribadian tertentu yang diturunkan dari orang tuanya, sudah tergores dan tidak dapat dihapuskan lagi. Akan tetapi kemampuan yang menakjubkan untuk belajar sudah ada sejak bayi itu dilahirkan. Pikiran anak bukan saja seperti selembar kertas, tetapi seperti suatu perpustakaan lengkap yang tinggal mencetak bahan keterangan pada halaman-halaman yang tersedia.
2 Pada saat kelahiran otak bayi hanya seperempat beratnya otak orang dewasa. Tetapi otak berkembang demikian cepatnya sehingga dalam waktu hanya dua tahun sudah mencapai tiga perempat beratnya otak orang dewasa! Selama perkembangan tersebut kecerdasan anak juga bertambah terus. Menurut para ahli penyelidik pertumbuhan kecerdasan anak dalam empat tahun pertama sebanding dengan pertumbuhan dalam tiga belas tahun berikutnya. Sesungguhnya, menurut beberapa ahli ”pengertian-pengertian yang diperoleh seorang anak sebelum mencapai usia lima tahun merupakan yang paling sulit yang akan pernah dihadapinya dalam kehidupan.”
3 Gagasan dasar seperti apa yang dimaksud dengan kiri-kanan, atas-bawah, kosong dan penuh, perbandingan ukuran dan berat benda-benda kelihatannya bukan masalah bagi kita. Tetapi anak kecil harus mempelajari semua ini dan masih banyak gagasan lain. Bahkan gagasan tutur kata pun harus ditanamkan dan dibentuk dalam pikiran sang bayi.
4 Ada yang berpendapat bahwa bahasa ”boleh jadi merupakan tugas intelektuil yang paling sukar yang pernah dikerjakan oleh manusia.” Mungkin anda pun setuju akan hal ini, seandainya anda pernah harus berjuang untuk mempelajari suatu bahasa yang baru. Tetapi anda masih beruntung. Setidak-tidaknya anda mengerti bagaimana bahasa itu harus digunakan. Bayi tidak tahu, tetapi pikirannya sanggup menangkap pengertian bahasa dan kemudian menggunakannya. Bukan itu saja, anak-anak kecil yang tinggal di rumah atau lingkungan di mana dua bahasa digunakan bahkan bisa fasih menggunakan bahasa-bahasa tersebut—sebelum mereka mulai sekolah! Jadi anak-anak memiliki otak yang cerdas, yang tinggal dikembangkan lebih lanjut!
PENDIDIKAN HARUS SEGERA DIMULAI!
5. Sejak kapan anak-anak harus segera diajar?
5 Ketika menulis surat kepada Timotius temannya, rasul Paulus antara lain mengingatkan bahwa Timotius sudah mengenal firman Allah ”dari kecil [dari bayi, NW].” (2 Timotius 3:15) Orang tua yang bijaksana menyadari keinginan alamiah dari anak untuk belajar. Bayi suka memperhatikan, melihat serta mendengarkan dengan penuh perhatian. Entah disadari orang tua atau tidak, si kecil itu menyerap dan menyimpan segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya, sambil menarik kesimpulan. Sesungguhnya, jika orang tua kurang hati-hati, dalam waktu singkat anak itu mulai pandai mempermainkan mereka untuk menuruti keinginannya. Karena itu nasihat Firman Allah berlaku mulai dari saat lahirnya seorang anak. ”Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” (Amsal 22:6) Tentu saja hal pertama yang dipelajari adalah mengenai kasih sayang, dengan menunjukkan kasih sayang dan perhatian sebesar-besarnya. Namun di samping itu ia harus belajar disiplin yang diberikan dengan lemah lembut, tetapi tegas.
6. (a) Sebaiknya orang tua harus bicara dengan bahasa yang bagaimana terhadap anak mereka? (b) Bagaimana seharusnya sikap terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan seorang anak?
6 Jangan gunakan ”bahasa anak” bila anda bicara dengan bayi. Gunakanlah bahasa orang dewasa yang sederhana, karena anda menghendaki ia belajar bahasa yang baik. Ketika anak itu belajar bicara, ia akan menghujani anda dengan segala macam pertanyaan. Misalnya: ’Mengapa turun hujan? Saya ini dari mana? Ke mana perginya bintang-bintang jika siang hari? Apa yang kalian lakukan? Mengapa begini? Mengapa begitu?’ Tiada habis-habisnya mereka bertanya! Dengarkan baik-baik pertanyaan mereka, karena pertanyaan merupakan sarana terbaik bagi anak kecil untuk belajar. Jika kita bendung pertanyaan-pertanyaannya, kita juga membendung perkembangan mental anak tersebut.
7. Bagaimana sebaiknya orang tua menjawab pertanyaan seorang anak, dan mengapa?
7 Tetapi hendaknya seperti rasul Paulus anda jangan lupa bahwa ”ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak.” (1 Korintus 13:11) Jawablah pertanyaan mereka sebaik mungkin, tetapi dengan sederhana dan singkat saja. Bila anak bertanya, ’Mengapa turun hujan?’ janganlah anda jawab terlalu panjang lebar. Mungkin cukup dengan mengatakan, ’Awannya mulai penuh dengan air, sehingga airnya jatuh.’ Perhatian anak tidak pernah lama, sebentar sudah berpindah ke hal lain. Maka sebagaimana anda memberikan kepadanya air susu dan berangsur-angsur makanan keras, berikanlah keterangan yang sederhana sampai anak itu dapat memahami penjelasan yang lebih terperinci.—Periksa juga Ibrani 5:13, 14.
8, 9. Cara bagaimana orang tua dapat mengajar anak secara setahap demi setahap untuk membaca?
8 Pelajaran anak-anak hendaknya diberikan secara bertahap. Seperti dikatakan, Timotius sudah kenal Alkitab sejak kecil. Rupanya apa yang masih teringat olehnya mengenai masa kecilnya adalah bahwa ia mendapat pelajaran Alkitab. Tentu pelajaran Alkitab demikian dilakukan secara bertahap, sama seperti seorang ayah atau ibu di zaman sekarang mulai mengajar anaknya membaca. Bacakan dahulu untuk anak anda. Bila masih kecil, pangkulah dia dan dengan tangan anda merangkulnya, bacakan dengan suara yang menyenangkan. Anak itu akan dihangatkan oleh rasa sukacita dan tenteram, dan pembacaan tersebut akan merupakan pengalaman yang menyenangkan, biarpun tidak banyak yang dimengertinya. Kemudian anda dapat mengajarkan abjad kepadanya, mungkin dalam bentuk permainan. Lalu menyusun kata-kata, dan akhirnya membuat kalimat dari kata-kata yang sudah dikenalnya. Dan sedapat mungkin, jadikanlah belajar sesuatu yang menyenangkan.
9 Sepasang suami-isteri, misalnya, biasa membaca bersama anak mereka yang berumur tiga tahun, sambil menunjuk tiap kata yang dibacakan, supaya anak itu dapat mengikuti mereka. Sewaktu-waktu mereka berhenti sejenak dan anak itu mengucapkan kata-kata selanjutnya, seperti ”Allah,” ”Yesus,” ”manusia,” ”pohon.” Lambat-laun anak itu dapat membaca sebagian besar dari kata-kata. Di samping membaca anak dapat belajar menulis, mula-mula huruf demi huruf, dan kemudian beberapa suku kata dan akhirnya seluruh kata. Betapa bangganya seorang anak bila dapat menulis namanya sendiri!
10. Mengapa lebih bijaksana untuk membantu anak-anak mengembangkan kemampuan mereka masing-masing?
10 Tiap anak berbeda, masing-masing dengan kepribadian tersendiri, dan harus dibantu mengembangkan diri sesuai dengan bakat kemampuan yang dimilikinya. Jika setiap anak dididik untuk memperkembangkan kemampuan, dan kelebihan yang dimiliki, ia tak perlu merasa iri atas prestasi yang dicapai oleh anak-anak lain. Tiap anak hendaknya dicintai dan dihargai karena sifatnya masing-masing. Memang anda harus membantunya mengatasi atau mengendalikan kecenderungan tidak baik yang timbul, tetapi jangan memaksakan anak itu mengikuti suatu ”cetakan” kepribadian tertentu. Bimbinglah agar sifat-sifat kepribadiannya sendiri yang baik dapat diperkembangkan sedapat-dapatnya.
11. Mengapa tidak bijaksana untuk menunjukkan kekurangan seorang anak dengan cara membanding-bandingkan dengan yang lain?
11 Orang tua dapat menimbulkan sifat persaingan yang tidak sehat dengan membanding-bandingkan seorang anak dengan anak yang lain, yaitu mana yang lebih baik dan mana yang kurang baik. Meskipun dari kecil anak-anak sudah memperlihatkan sifat mementingkan diri yang dibawa dari lahir, namun sebenarnya mereka tidak mengenal pangkat atau kedudukan, keunggulan di atas orang lain, dan sikap menganggap diri penting. Itu sebabnya Yesus menggunakan anak kecil sebagai contoh untuk menegur murid-muridnya, ketika pada sekali peristiwa mereka memperlihatkan semangat bersaing dan menganggap diri lebih penting. (Matius 18:1-4) Karena itu, jangan sekali-kali membanding-bandingkan seorang anak dengan anak yang lain untuk menunjukkan kelemahannya. Anak itu dapat menganggap cara demikian sebagai petunjuk bahwa ia tidak disukai. Mula-mula ia akan sakit hati, dan jika hal ini sering terjadi, lama-kelamaan ia akan bersikap memusuhi. Sebaliknya, anak yang selalu dipuji-puji seolah-olah lebih unggul dapat menjadi tinggi hati, sehingga akhirnya tidak disukai orang. Kasih sayang dan kemesraan anda sebagai orang tua janganlah ditentukan oleh kelebihan atau kekurangan tiap anak. Adanya variasi lebih menarik. Suatu orkes terdiri dari segala macam alat musik untuk menghasilkan variasi dan kelengkapan, namun seluruhnya harmonis. Demikian juga kepribadian yang berbeda menambah variasi yang menarik dalam keluarga, tetapi mereka akan tetap harmonis selama semua mengikuti prinsip-prinsip yang benar dari Pencipta.
BANTU ANAK ANDA UNTUK BERKEMBANG
12. Mengenai orang-orang dewasa, fakta-fakta apa memperlihatkan bahwa anak-anak membutuhkan pengarahan yang baik?
12 Menurut Firman Allah ”orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.” (Yeremia 10:23) Dengan sombong manusia menyangkal hal ini. Maka mereka menolak bimbingan Allah, menerima pendapat manusia, sehingga mengalami berbagai kesulitan, dan akibatnya terpaksa mengakui bahwa Allahlah yang benar. Allah Yehuwa memperingatkan bahwa ada jalan yang disangka orang betul, tetapi akhirnya menuju kepada maut. (Amsal 14:12) Sudah lama manusia mencoba menempuh jalan yang kelihatannya benar di mata mereka, dan akibatnya ada peperangan, kelaparan, penyakit dan kematian. Jika jalan yang nampaknya baik di mata orang yang dewasa dan berpengalaman akhirnya menuju maut, bagaimana mungkin akhirnya akan lebih baik bila seorang anak menempuh jalan yang kelihatan baik di matanya sendiri? Jika orang dewasa tidak sanggup menentukan langkah-langkahnya, bagaimana anak kecil yang masih tertatih-tatih jalannya, bisa menentukan jalan hidupnya? Allah Pencipta memberi bimbingan kepada orang tua maupun anak-anak melalui Firman-Nya.
13, 14. Bagaimana orang tua dapat mengajar anak-anak sesuai dengan nasihat di Ulangan 6:6, 7?
13 Kepada orang tua, Allah berfirman: ”Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Ulangan 6:6, 7) Kapan dan di mana saja, bila ada kesempatan yang cocok, orang tua harus mengajar anaknya. Ada baiknya jika keluarga dapat makan pagi bersama-sama, meskipun beberapa keluarga tergesa-gesa untuk bersiap-siap ke tempat kerja atau ke sekolah. Dengan doa terima kasih atas makanan, pikiran ditujukan kepada Allah Pencipta dan dapat disebutkan juga segi-segi rohani lain yang berguna bagi keluarga. Mungkin ada kesempatan untuk membicarakan bersama-sama apa yang akan dilakukan pada hari itu atau mengenai sekolah dan nasihat yang baik untuk mengatasi persoalan yang mungkin timbul sewaktu-waktu. Saat-saat hendak tidur, ”apabila engkau berbaring,” dapat merupakan saat-saat yang bahagia bagi anak-anak, jika orang tua memberikan sedikit lebih banyak perhatian kepada mereka. Bagi anak kecil cerita sebelum tidur besar sekali artinya dan seringkali praktis untuk mengajar anak-anak. Alkitab berisi bahan-bahan yang menarik sekali bagi anak kecil, tergantung bagaimana kepandaian dan semangat orang tua untuk menceritakannya. Pengalaman pribadi dari kehidupan anda sendiri, akan sangat menarik bagi anak-anak anda dan dapat memberikan beberapa pelajaran yang baik. Memang tidak mudah untuk tiap kali mencari cerita baru, tetapi sering anda akan mendapati bahwa anak-anak suka sekali mendengarkan cerita yang sama berulang kali. Anda akan dapati bahwa dengan menyediakan sedikit lebih banyak waktu, hubungan antara anda dan anak-anak senantiasa lebih terbuka. Berdoa bersama anak-anak sebelum tidur, dapat membantu untuk mulai menjalin hubungan dengan Dia yang terutama dapat membimbing dan melindungi mereka.—Efesus 3:20; Filipi 4:6, 7.
14 Di mana saja anda berada, ’duduk di rumah,’ atau ’di perjalanan,’ terdapat banyak kesempatan untuk mengajar anak anda dengan cara yang menarik dan jitu. Bagi anak-anak, sebagian pelajaran demikian dapat diberikan dalam bentuk permainan. Sepasang suami-isteri menceritakan bagaimana mereka melakukan ini supaya anak-anak mengingat apa yang dibahas di perhimpunan pelajaran Alkitab:
’Pada suatu petang kami membawa seorang anak laki-laki yang berumur enam tahun dan yang biasanya kurang menaruh perhatian selama perhimpunan. Dalam perjalanan menuju balai saya berkata: ”Ayo, kita bermain. Waktu pulang nanti siapa yang mengingat nyanyian-nyanyian yang kita nyanyikan dan hal-hal penting yang dibicarakan dalam perhimpunan.” Sewaktu pulang kami heran sekali. Anak laki-laki yang terkecil yang biasanya tidak memperhatikan selama perhimpunan mendapat kesempatan bicara yang pertama dan ternyata mengingat banyak hal. Lalu anak-anak kami menambahkan apa yang mereka ingat dan akhirnya kami berdua yang sudah dewasa juga. Mereka menganggapnya bukan sebagai tugas yang berat, tetapi hiburan yang menyenangkan.’
15. Cara bagaimana anak kecil dapat dianjurkan untuk memperbaiki prestasinya?
15 Semakin besar anak, mulailah ia mengemukakan pikirannya, menggambar-gambar, melakukan tugas-tugas tertentu, serta memainkan alat musik. Ia merasa dirinya mulai berhasil. Sedikit banyak, apa yang dilakukannya merupakan sebagian dari kepribadiannya, sehingga penting sekali baginya. Jika anda melihat hasil karyanya lalu mengatakan ’Bagus,’ bukan main senangnya. Carilah sesuatu yang patut dipuji mengenai pekerjaannya, maka besarlah hatinya. Jika anda mengritiknya secara kasar, anak itu pasti akan menjadi kecil hati. Boleh saja anda mengajukan pertanyaan mengenai suatu segi yang masih kurang jika perlu, tetapi janganlah seolah-olah menolak hasil pekerjaannya. Misalnya, daripada mengambil gambar yang dilukisnya dan mengerjakan kembali, anda dapat menggunakan kertas lain untuk menerangkan bagaimana ia dapat memperbaiki hasil karyanya. Dengan demikian ia dapat membetulkan gambarnya sendiri, jika ia mau. Dengan memuji usahanya, anda membantunya untuk bertumbuh; jika anda mencelanya, anda justru membuatnya patah semangat atau mematikan keinginannya untuk mencoba lagi. Ya, prinsip di Galatia 6:4 juga berlaku untuk anak-anak: ”Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.” Dalam hal anak-anak, terutama usahanya yang mula-mula perlu dipuji. Jika apa yang ia lakukan memang baik, ditinjau dari umurnya, pujilah dia! Jika kurang baik, setidak-tidaknya puji anak itu karena ia berusaha, dan anjurkan dia untuk mencoba kembali. Bagaimanapun juga, tidak mungkin seorang anak belajar berjalan tanpa jatuh-jatuh dahulu.
CARA BAGAIMANA MENGAJAR MENGENAI SEKS
16. Berdasarkan petunjuk Alkitab, bagaimana kiranya orang tua harus menjawab pertanyaan anak-anak mengenai masalah seks?
16 Anda selalu menjawab pertanyaan anak anda dan menganjurkan dia untuk berkomunikasi. Tetapi tiba-tiba ia bertanya mengenai seks. Haruskah anda jawab dengan terus terang atau perlukah anda kelabui dia, misalnya dengan mengatakan bahwa adiknya diperoleh dari rumah bersalin? Apakah anda akan memberikan penjelasan yang benar, atau membiarkan mereka mendapat penjelasan yang kurang lengkap, bahkan Alkitab berterus terang mengenai soal-soal yang berhubungan dengan seks atau alat kelamin. (Kejadian 17:11; 18:11; 30:16, 17; Imamat 15:2) Ketika mengajar umat-Nya mengenai pertemuan-pertemuan di mana Firman-Nya dibacakan, Allah berkata: ”Seluruh bangsa itu berkumpul, laki-laki, perempuan dan anak-anak . . . supaya mereka mendengarnya dan belajar.” (Ulangan 31:12) Dengan demikian anak-anak mendengar pembicaraan mengenai soal-soal ini dalam suasana serius, penuh respek, bukan dalam ”bahasa jalanan.”
17-19. Bagaimana caranya untuk setahap demi setahap memberi penjelasan mengenai masalah seks kepada anak-anak?
17 Sebenarnya penjelasan mengenai soal-soal seks tidak begitu sulit seperti dibayangkan oleh kebanyakan orang tua. Anak-anak cepat mulai memperhatikan tubuh mereka, bagian-bagian tubuh mereka yang berlainan. Sebutlah nama bagian-bagian tersebut satu persatu: kaki, tangan, hidung, perut, pantat, kemaluan. Anak itu tak akan malu, kecuali anda sendiri tiba-tiba berubah dan bersikap ”ssstttt” mengenai bagian kelamin. Kebanyakan orang tua takut bahwa mereka harus menerangkan segala sesuatunya, sekali anak mulai bertanya. Padahal pertanyaan itu sedikit demi sedikit saja, sesuai dengan tingkat perkembangan anak itu. Di tiap tahap perkembangan anak tersebut, anda hanya perlu memilih kata-kata yang paling cocok dan penjelasan yang umum dan sederhana saja.
18 Misalnya, pada suatu hari anak bertanya: ’Dari mana datangnya bayi’? Cukup dijawab begini saja: ’Bayi itu tumbuh di perut mamanya.’ Biasanya jawaban demikian sudah lebih dari cukup. Belakangan anak itu mungkin bertanya: ’Cara bagaimana bayi itu keluar dari perut?’ ’Ada lubang khusus untuk itu.’ Dan biasanya jawaban demikian cukup memuaskan anak, untuk sementara waktu.
19 Nantinya timbul pertanyaan lain: ’Bagaimana asal mulanya bayi itu?’ Dapat anda jawab begini: ’Ayahnya dan ibunya mula-mula menginginkan anak. Benih dari ayahnya bertemu dengan sel telur ibunya, lalu jadilah seorang bayi yang main lama makin besar. Sama seperti benih yang dimasukkan ke tanah akan bertumbuh menjadi bunga atau pohon.’ Jadi, ceritanya bersambung terus, tetapi tiap babak cerita hanya mengungkapkan secukupnya agar memuaskan keinginan tahu anak itu untuk sementara waktu. Kemudian hari ia mungkin bertanya, ’Cara bagaimana benih ayahnya masuk ke tubuh ibunya?’ Mungkin dapat anda jawab begini: ’Kamu tahu bagaimana bentuk badan anak laki-laki. Ia mempunyai kemaluan. Perempuan mempunyai lubang di tubuhnya di mana itu bisa dimasukkan. Begitulah benih mulai ditanam. Manusia memang dijadikan seperti itu, supaya bayi dapat tumbuh di perut ibunya, dan akhirnya keluar sebagai anak.’
20. Mengapa lebih baik orang tua sendiri yang memberikan penjelasan kepada anak-anak mengenai masalah seks?
20 Penjelasan yang jujur seperti ini pasti lebih baik daripada cerita bohong atau bersikap ”sssstttt” yang menimbulkan kesan bahwa itu suatu pokok pembicaraan yang menjijikkan. (Periksa juga Titus 1:15.) Juga lebih baik supaya anak mendengar fakta-fakta dari orang tua sendiri, sebab mereka dapat memberi penjelasan lebih jauh mengapa kelahiran bayi itu sepatutnya terjadi hanya dalam hubungan suami-isteri yang saling mencintai, serta menerima tanggung jawab untuk merawat dan menyayangi bayi itu. Dengan demikian pembicaraan dibawa ke suatu tingkatan yang lebih sehat dan mengandung unsur kerohanian, sebaliknya daripada mendapat kesan bahwa masalah ini tidak pantas dibicarakan.
MENERUSKAN PELAJARAN HIDUP YANG PALING PENTING
21. Kecenderungan apa yang terdapat pada anak-anak sehingga penting bagi orang tua untuk memberi teladan yang baik kepada mereka?
21 Pernah Yesus mengumpamakan masyarakat pada zamannya seperti ”anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: ’Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung.’” (Matius 11:16, 17) Permainan anak-anak meniru apa yang biasa dilakukan orang-orang dewasa, bagaimana kalau berpesta dan bagaimana kalau berkabung. Karena anak-anak senang untuk meniru-niru, teladan yang diberikan oleh orang tua besar peranannya dalam pendidikan anak-anak.
22. Bagaimana tingkah laku orang tua dapat mempengaruhi anak mereka?
22 Sejak lahir bayi anda belajar segala sesuatu dari anda—bukan saja apa yang anda katakan, tetapi cara anda mengatakannya, melalui nada suara anda pada waktu anda berbicara: kepada bayi anda sendiri, kepada teman hidup dan kepada orang-orang lain. Anak itu memperhatikan sikap orang tua satu sama lain, maupun terhadap anggota keluarga yang lain dan terhadap para tamu. Teladan yang anda berikan dalam hal-hal ini mengandung suatu pelajaran yang jauh lebih penting daripada misalnya belajar berjalan atau belajar berhitung atau mengetahui abjad. Ini meletakkan dasar untuk pengetahuan serta pengertiannya yang diperlukan agar benar-benar hidup bahagia. Teladan yang diberikan memudahkan anak untuk menerima patokan-patokan yang benar pada waktu ia cukup besar untuk diajar melalui tutur kata dan pembacaan.
23, 24. Jika orang tua menginginkan anak-anak mereka memenuhi persyaratan tertentu, apa yang mereka sendiri harus lakukan?
23 ”Jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih,” demikian anjuran rasul Paulus kepada orang-orang Kristen. Sebelum menyampaikan anjuran tersebut, ia sudah menjelaskan apa artinya menjadi seperti Allah: ”Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih . . .” (Efesus 4:31, 32; 5:1, 2) Kalau anak kecil terus mendengar suara-suara dan melihat tindak-tanduk yang mengajarkan sikap kejengkelan, seperti berteriak-teriak, ribut dan mengecam, tidak mau mengalah dan melampiaskan amarah, suatu sikap akan tertanam dalam hati anak itu yang susah dihapuskan. Tetapi jika anda bersikap lemah lembut dan tenggang-menenggang, jika anda mempunyai budi pekerti yang luhur dan prinsip-prinsip yang baik, pasti anak anda akan meniru anda. Bertingkah lakulah seperti anda menghendaki anak anda bertingkah laku. Jadilah teladan untuk ditiru anak-anak anda.
24 Janganlah orang tua menganut dua macam pedoman hidup, yang satu untuk dikhotbahkan dan yang lain untuk dilakukan, yang satu untuk anak-anak dan yang lain untuk mereka sendiri. Apa gunanya untuk mengajar anak anda bahwa ia tidak boleh berdusta, jika anda sendiri suka berdusta. Jika anda sering melanggar janji anda kepada mereka, masakan anda dapat mengharapkan anak anda memegang janji mereka kepada anda? Jika suami-isteri sendiri tidak saling menghormati, masakan anak anda bisa diharapkan menaruh respek kepada mereka? Jika anak itu tidak pernah melihat ayah atau ibunya menunjukkan kerendahan hati, bagaimana mungkin ia sendiri bisa bersikap rendah hati? Bahayanya jika orang tua memberikan kesan seolah-olah ia selalu benar adalah, anak itu mungkin akan percaya bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh orang tuanya itu benar—biarpun orang tua melakukan sesuatu yang salah atau memperlihatkan sikap-sikap yang tidak sempurna dan berdosa. Bicara tanpa berbuat berarti munafik seperti orang-orang Farisi, mengenai mereka Yesus berkata: ”Sebab itu taati dan turutilah semuanya yang mereka suruh kalian perbuat. Tetapi janganlah melakukan apa yang mereka perbuat, sebab mereka tidak menjalankan apa yang mereka ajarkan.” Maka itu, jika anda tidak menginginkan orang-orang Farisi kecil, janganlah anda sendiri menjadi Farisi yang besar!—Matius 23:3.
25. Bagaimana seharusnya anak-anak diajar mengenai kasih sayang?
25 Anak-anak belajar mengenai kasih sayang setelah melihatnya sendiri, dan mulai memperlihatkan kasih sayang sesudah mereka mendapat sendiri kasih sayang. Kasih sayang tak dapat dibeli. Orang tua dapat membanjiri anak-anak mereka dengan hadiah. Tetapi kasih sayang menyangkut hal rohani, dari hati dan bukan dari dompet, dan hadiah-hadiah saja tak pernah dapat menggantikan kasih sayang. Jika orang mencoba membeli kasih, nilai dari kasih akan turun. Jangan hanya memberikan hadiah-hadiah benda, tetapi terutama berikan dari diri anda, waktu anda, tenaga anda, kasih sayang anda. Anda akan menerima kembali sebanyak yang anda berikan. (Lukas 6:38) Di 1 Yohanes 4:19 dikatakan mengenai kasih kita kepada Allah: ”Kita mengasihi sebab Allah sudah terlebih dahulu mengasihi kita.”
26, 27. Bagaimana anak-anak dapat diajar menyadari betapa senangnya memberi?
26 Anak-anak belajar memberi dengan terlebih dahulu menerima. Mereka dapat dibantu menyadari betapa senangnya memberi, melayani dan membagi dengan orang lain. Bantulah mereka mengerti bahwa memberi itu berbahagia—entah memberi sesuatu kepada anda, kepada anak lain, atau kepada orang-orang dewasa. Seringkali orang dewasa menolak pemberian anak-anak karena anggapan salah bahwa mereka menunjukkan kasih sayang dengan membiarkan anak-anak menyimpan sendiri apa yang ingin mereka berikan. Pernah seseorang memberikan pengalaman sendiri:
”Dulu saya sering menolak apabila seorang anak menawarkan permen kepada saya. Saya mengira tindakan saya baik, karena saya tidak mau menerima apa yang paling disukai anak itu. Tetapi ketika saya menolak pemberiannya, saya lihat anak itu justru sedih. Barulah saya sadar, bahwa saya telah menolak kebaikan hatinya, menolak hadiahnya, dan menolak dia sendiri. Sejak itu saya selalu menerima pemberian demikian, supaya si anak mengetahui betapa senangnya untuk memberi.”
27 Pernah ada orang tua yang ingin mengajar anak mereka yang masih kecil supaya meniru orang yang digambarkan Alkitab di 1 Timotius 6:18, yaitu orang yang ”murah hati dan suka memberi.” Ketika akan menghadiri pertemuan untuk pelajaran Alkitab, mereka memberikan uang kepada anaknya untuk dimasukkan ke dalam kotak sumbangan. Dengan demikian anak itu mengerti perlunya untuk menyokong usaha-usaha kerohanian, serta membantu menyediakan perkara-perkara materi yang diperlukan.
28, 29. Bagaimana anak-anak dapat diajar betapa pentingnya untuk meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan?
28 Anak-anak belajar mengasihi dan bersifat murah hati, jika pelajaran yang diberikan disertai contoh yang bagus. Dengan cara ini mereka juga dapat belajar meminta maaf, apabila perlu. Ada orang tua berkata: ”Bila saya melakukan kesalahan terhadap anak saya, saya tidak segan-segan mengaku kesalahan saya. Secara singkat saya jelaskan mengapa saya membuat kesalahan dan bahwa saya telah bersalah. Dengan demikian mereka juga lebih mudah mengakui kesalahannya padaku, karena mengetahui bahwa saya pun tidak sempurna dan akan dapat mengerti.” Demikianlah misalnya pengalaman ketika seorang tamu yang belum dikenal mengunjungi suatu keluarga dan sang ayah memperkenalkan seluruh anggota keluarga kepadanya. Komentar tamu itu:
”Semuanya sudah diperkenalkan, kemudian masuk seorang anak kecil dengan muka tersenyum. Ayahnya berkata: ’Dan inilah si bungsu dengan baju kotor penuh coklat.’ Senyuman anak itu langsung hilang dan dari mukanya kelihatan bahwa ia tersinggung. Melihat anaknya hampir menangis karena malu, ayahnya segera merangkul dia dan berkata: ’Wah, ayah salah omong. Maafkan ayah nak.’ Anak itu terisak sebentar, lalu meninggalkan ruangan. Tetapi ia segera kembali, senyumnya bahkan lebih lebar ia sudah memakai baju yang bersih.”
29 Kerendahan hati demikian mempererat hubungan. Tentu saja, satu waktu orang tua dapat menjelaskan kepada anaknya, bagaimana dapat memiliki pandangan seimbang terhadap berbagai masalah kehidupan, baik yang kecil maupun yang besar. Orang tua harus mengajar anaknya untuk jangan terlalu serius menanggapi soal-soal kecil; supaya anaknya dapat tertawa atas kelakuannya sendiri, dan tidak mengharapkan terlalu banyak dari orang lain; sebab bukankah ia sendiri juga lebih senang jika orang tidak mengharapkan terlalu banyak daripadanya?
TANAMKAN NILAI-NILAI KEHIDUPAN YANG BENAR
30-32. Mengapa penting sekali bagi orang tua untuk mulai membantu anak mereka sejak kecil agar mengerti mengenai hal-hal yang paling berharga dalam kehidupan?
30 Banyak orang tua dewasa ini bingung mengenai nilai-nilai kehidupan yang harus dijadikan pegangan. Tidak heran mengapa banyak anak akhir-akhir ini tidak pernah dibekali dengan nilai-nilai kehidupan yang diperlukan. Ada orang tua yang bahkan mulai ragu-ragu akan hak mereka untuk membentuk sikap anak mereka. Jika orang tua tidak berbuat apa-apa, tugas tersebut akan diambil alih teman-teman, oleh para tetangga, atau oleh bioskop dan televisi. Jurang antara tua dan muda, pembangkangan kaum muda, penggunaan obat bius, kemerosotan ahlak dan revolusi seks—semua hal ini membuat orang tua takut. Padahal kepribadian anak itu sudah ditentukan sebelum masalah-masalah tersebut timbul dalam kehidupan.
31 Menurut suatu penyelidikan yang dimuat dalam sebuah majalah ilmiah, ”sebagian besar kepribadian seseorang sudah terbentuk sebelum anak mulai bersekolah. Bahkan, umumnya diakui bahwa anak-anak prasekolah mudah sekali dibentuk kepribadiannya. . . . Dan hasil penyelidikan kami menunjukkan bahwa apa yang dialami anak-anak itu semasa kecil mereka, yaitu sikap-sikap serta pengalaman yang diperolehnya, sering mempengaruhi tingkah laku anak itu untuk seumur hidupnya, yang kadang-kadang bahkan tidak mungkin dirubah lagi.”
32 Pola pertumbuhan yang bengkok bisa saja dirubah, tetapi ahli riset yang lain menerangkan apa yang terjadi jika tahun-tahun pertama yang paling berharga itu dibiarkan lewat begitu saja: ”Anak-anak masih dapat dibentuk kepribadiannya selama tujuh tahun pertama, tetapi makin lama anda harus merubah suasana kehidupannya secara drastis—dan kemungkinan bahwa anak itu masih dapat berubah makin kecil dengan berlalunya tiap tahun.”
33. Apakah ajaran-ajaran yang terpenting yang harus dimengerti oleh anak-anak?
33 Bukan main banyaknya pengertian dasar yang harus dipelajari dan dipahami oleh anak kecil. Tetapi yang paling penting adalah mengenai apa yang benar dan apa yang salah, apa yang baik dan apa yang tidak baik. Ketika menulis surat kepada orang-orang Kristen di kota Efesus, rasul Paulus menganjurkan mereka untuk benar-benar menggali pengetahuan yang saksama. Katanya: ”Kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.” (Efesus 4:13-15) Bila orang tua lamban membantu anak mereka untuk lebih mencintai kebenaran dan kejujuran, serta lebih senang akan apa yang baik dan benar, anak-anak itu seperti tidak mempunyai perlindungan terhadap kecerobohan dan kesesatan. Tanpa disadari orang tua, tahu-tahu masa prasekolah anak itu telah berlalu. Janganlah anda biarkan itu terjadi. Manfaatkan baik-baik tahun-tahun pertama yang penting untuk membina kepribadian anak itu, supaya anak anda menganut nilai-nilai kehidupan yang baik. Anda tak usah mengalami penyesalan di kemudian hari.—Amsal 29:15, 17.
34. Mengapa patokan-patokan yang tidak akan pernah berubah itu penting, dan apakah sumber yang terbaik dari patokan-patokan tersebut?
34 ”Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu,” demikian tulis rasul yang terilham, dan hal ini memang benar dalam soal patokan-patokan materi, emosi dan moral. (1 Korintus 7:31) Hampir tidak ada hal yang tetap stabil di dunia ini. Orang tua harus sadar bahwa sebagai manusia tidak sempurna, mereka pun dapat mengalami kegagalan dalam hal ini. Jika orang tua benar-benar memikirkan keselamatan dan kebahagiaan anak-anak mereka di kemudian hari, mereka akan memberikan pengarahan kepada anak-anak, menjelaskan nilai-nilai mana yang tidak akan pernah berubah. Caranya dengan mengajar kepada anak-anak sejak kecil bahwa pertanyaan apapun yang timbul, masalah apapun yang perlu dipecahkan, Alkitab, Firman Allah yang tertulis, memberikan jalan keluar yang pasti bermanfaat. Betapa pun membingungkan atau kaburnya keadaan yang sedang dihadapi, Firman Allah akan selalu menjadi ’pelita bagi kakinya, dan terang bagi jalannya.’—Mazmur 119:105.
35. Betapa pentingkah pendidikan anak-anak oleh orang tua mereka?
35 Ya, sekaranglah peluang emas bagi anda untuk mulai membubuh dasar di hati anak-anak anda, mengenal nilai-nilai kehidupan yang akan menjadi pedoman mereka di kemudian hari. Tiada tugas lebih utama, tiada pekerjaan lebih penting, daripada mendidik anak-anak anda. Saat untuk mulai harus sejak anak itu dilahirkan, sejak masa bayinya!
[Gambar di hlm. 117]
Tanamkan keinginan belajar