Buku Alkitab Nomor 14—2 Tawarikh
Penulis: Ezra
Tempat Penulisan: Yerusalem (?)
Selesai Ditulis: ± 460 S.M.
Masa yang Ditinjau: 1037–537 S.M.
1. Kapankah Ezra selesai menulis buku Tawarikh, dan dengan tujuan apa?
KARENA buku Satu dan Dua Tawarikh pada mulanya jelas merupakan satu buku, argumen-argumen yang dikemukakan dalam pasal terdahulu mengenai latar belakang, penulis, waktu penulisan, sifat kanonik, dan autentisitas berlaku untuk kedua buku. Menurut bukti-bukti yang telah dikemukakan, Ezra selesai menulis buku Dua Tawarikh kira-kira tahun 460 S.M., kemungkinan di Yerusalem. Ezra bermaksud melindungi bahan-bahan sejarah agar tidak hilang. Bantuan dari roh suci, bersama dengan keterampilannya sebagai sejarawan dalam mengumpulkan bahan dan memilih rincian-rinciannya, memungkinkan Ezra menyusun catatan yang saksama dan permanen. Ia menyimpan apa yang ia anggap sebagai fakta sejarah untuk masa mendatang. Hasil karya Ezra sangat cocok untuk zaman itu, karena seluruh tulisan suci dalam bahasa Ibrani yang telah dicatat selama berabad-abad sudah waktunya dikumpulkan.
2. Mengapa tak ada alasan untuk meragukan kesaksamaan buku Tawarikh?
2 Orang Yahudi di zaman Ezra mendapat manfaat yang besar dari tawarikh Ezra yang terilham itu. Tawarikh tersebut ditulis untuk mengajar mereka dan menganjurkan ketekunan. Melalui penghiburan Alkitab, mereka dapat memperoleh harapan. Mereka mengakui buku Tawarikh sebagai bagian dari kanon Alkitab. Mereka tahu buku ini dapat dipercaya. Mereka dapat membandingkannya dengan tulisan-tulisan terilham lainnya dan tulisan-tulisan sejarah dunia yang dikutip Ezra. Mereka membiarkan tulisan-tulisan sejarah dunia yang tidak terilham musnah, tetapi mereka dengan hati-hati memelihara buku Tawarikh. Para penerjemah Septuagint memasukkan buku Tawarikh sebagai bagian Alkitab Ibrani.
3. Bagaimana ayat-ayat lain menunjukkan bahwa buku Tawarikh itu autentik?
3 Kristus Yesus dan para penulis Kitab-Kitab Yunani Kristen mengakuinya sebagai buku yang autentik dan terilham. Yesus pasti mengingat peristiwa-peristiwa seperti yang tercatat di 2 Tawarikh 24:21 ketika ia mengutuk Yerusalem sebagai pembunuh dan perajam nabi-nabi dan hamba-hamba Yehuwa. (Mat. 23:35; 5:12; 2 Taw. 36:16) Ketika Yakobus menyebut Abraham sebagai ”sahabat Allah [”Yehuwa,” NW],” ia mungkin mendapat sebutan itu dari ucapan Ezra di 2 Tawarikh 20:7. (Yak. 2:23) Buku ini juga memuat nubuat-nubuat yang telah tergenap dengan tepat.—2 Taw. 20:17, 24; 21:14-19; 34:23-28; 36:17-20.
4. Penemuan arkeologi apa yang membuktikan autentisitas buku Dua Tawarikh?
4 Arkeologi juga membuktikan autentisitas buku Dua Tawarikh. Dari hasil penggalian di tempat Babel purba ditemukan tablet-tablet tanah liat yang berhubungan dengan masa pemerintahan Nebukadnezar, yang salah satu di antaranya menyebut ”Yaukin, raja negeri Yahudi,” itu adalah ”Yoyakhin, raja negeri Yehuda.a Hal ini cocok sekali dengan catatan Alkitab bahwa Yoyakhin dibawa sebagai tawanan ke Babel, pada tahun ketujuh pemerintahan Nebukadnezar.
5. Jangka waktu mana ditinjau dalam Dua Tawarikh, dan mengapa sejarah Yehuda yang disorot dan bukan sejarah kerajaan sepuluh suku?
5 Catatan buku Dua Tawarikh menuturkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Yehuda sejak pemerintahan Salomo, yang mulai tahun 1037 S.M., sampai dekrit Raja Kores pada tahun 537 S.M. untuk membangun kembali rumah Yehuwa di Yerusalem. Dalam kisah sejarah selama 500 tahun ini, kerajaan sepuluh suku hanya disinggung bila bersangkutan dengan kejadian-kejadian di negeri Yehuda, dan penghancuran kerajaan sebelah utara pada tahun 740 S.M. bahkan tidak disebutkan. Apa sebabnya? Karena imam Ezra terutama menaruh perhatian kepada ibadat Yehuwa di tempatnya yang layak, di rumah-Nya di Yerusalem, dan kepada kerajaan dari garis keturunan Daud dengan siapa Yehuwa telah mengadakan perjanjian-Nya. Jadi, Ezra memusatkan perhatian kepada kerajaan sebelah selatan dalam mendukung ibadat sejati dan dalam menantikan penguasa yang akan datang dari Yehuda.—Kej. 49:10.
6. Dalam hal-hal apa Dua Tawarikh bersifat membina dan membangkitkan semangat?
6 Ezra mengambil sudut pandangan yang menggembirakan. Dari ke-36 pasal dari buku Dua Tawarikh, 9 pasal pertama membahas tentang pemerintahan Salomo, dan 6 di antaranya khusus mengenai persiapan untuk pembangunan dan penahbisan rumah Yehuwa. Catatan ini sama sekali tidak menyebut mengenai kemurtadan Salomo. Dari antara 27 pasal sisanya, 14 pasal menceritakan mengenai lima raja yang pada dasarnya mengikuti teladan Daud dalam memberikan pembaktian yang eksklusif kepada ibadat Yehuwa: Asa, Yosafat, Yotam, Hizkia, dan Yosia. Bahkan di dalam 13 pasal yang lain, Ezra dengan saksama menonjolkan kebaikan dari raja-raja yang fasik. Ia selalu menitikberatkan peristiwa-peristiwa yang bertalian dengan pemulihan dan pemeliharaan ibadat sejati. Betapa membina semua hal ini!
ISI BUKU DUA TAWARIKH
7. Bagaimana Yehuwa membuat Salomo ’luar biasa besar’?
7 Kejayaan pemerintahan Salomo (1:1–9:31). Seraya kisah dalam buku Dua Tawarikh dimulai, kita melihat bagaimana Salomo, putra Daud, semakin kuat dalam kedudukannya sebagai raja. Yehuwa menyertai dia dan terus ”menjadikan kekuasaannya luar biasa besarnya.” Ketika Salomo mempersembahkan korban di Gibeon, Yehuwa menampakkan diri kepadanya pada malam hari dan berkata: ”Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu.” Salomo memohon pengetahuan dan hikmat agar dapat memerintah umat Yehuwa dengan benar. Karena permintaan yang tidak mementingkan diri ini, Allah berjanji akan memberikan kepada Salomo bukan hanya hikmat dan pengetahuan tetapi juga harta benda dan kekayaan dan kemuliaan ”sebagaimana belum pernah ada pada raja-raja sebelum engkau dan tidak akan ada pada raja-raja sesudah engkau.” Demikian besarnya kekayaan yang melimpah ke dalam kota sehingga menjelang waktu Salomo ”membuat banyaknya emas dan perak di Yerusalem sama seperti batu.”—1:1, 7, 12, 15.
8. Bagaimana pekerjaan pembangunan bait itu berlangsung, dan apa beberapa rincian dari pembangunan tersebut?
8 Salomo mengerahkan pekerja-pekerja untuk membangun rumah Yehuwa, dan Raja Hiram dari Tirus membantu dengan mengirimkan kayu dan seorang pekerja ahli. ”Pada tahun keempat pemerintahan [Salomo],” pembangunan dimulai, dan pekerjaan itu selesai tujuh setengah tahun kemudian, pada tahun 1027 S.M. (3:2) Di bagian depan bait itu sendiri terdapat sebuah serambi yang besar setinggi 53,4 meter. Dua buah tiang raksasa dari tembaga didirikan di depan serambi muka itu, yang satu diberi nama Yakhin, artinya ”Semoga [Yehuwa] Menegakkan dengan Kukuh,” dan yang lain dinamakan Boas, yang rupanya berarti ”Dalam Kekuatan.” (3:17) Rumah itu sendiri terhitung kecil, panjangnya kira-kira 26,7 meter, tingginya 13,4 meter dan lebarnya 8,9 meter, tetapi dinding-dinding dan langit-langitnya dilapisi emas; ruangan yang paling dalam, ruangan Maha Kudus, dihiasi indah sekali dengan emas. Di dalamnya juga terdapat dua kerub dari emas, satu pada setiap sisi ruangan; sayap-sayap kerub itu terbentang dan ujungnya bertemu di tengah.
9. Lukiskan perabot-perabot dan perlengkapan dari halaman dan dari bait itu sendiri.
9 Di halaman dalam, terdapat sebuah mezbah tembaga yang besar sekali. Panjangnya 9 meter, lebarnya 9 meter dan tingginya 4,5 meter. Sebuah benda lain di halaman bait yang menarik perhatian adalah laut tuangan, sebuah baskom raksasa dari tembaga yang berada di atas punggung 12 lembu tembaga yang mukanya menghadap ke luar, pada masing-masing arah terdapat tiga ekor. Laut ini dapat memuat ”tiga ribu bat” (66.000 liter) air, yang digunakan oleh para imam untuk membasuh diri. (4:5) Di dalam halaman bait itu juga terdapat sepuluh baskom tembaga yang lebih kecil yang diletakkan di atas kereta-kereta dorong dari tembaga yang dihiasi, dan di dalam air inilah benda-benda yang diperlukan untuk korban bakaran dibasuh. Baskom-baskom kecil ini diisi dengan air dari laut tuangan dan didorong ke mana saja air diperlukan. Selain itu, ada pula sepuluh kaki dian dari emas dan banyak peralatan lain, ada yang terbuat dari emas dan ada pula dari tembaga, untuk ibadat di bait.b
10. Apa yang terjadi ketika Tabut dibawa masuk ruang Maha Kudus?
10 Akhirnya, setelah bekerja tujuh setengah tahun, rumah Yehuwa selesai. (1 Raj. 6:1, 38) Hari penahbisan bait adalah saat untuk membawa masuk lambang kehadiran Yehuwa ke dalam ruangan yang paling dalam dari gedung yang mempesonakan itu. Para imam membawa ”tabut perjanjian [Yehuwa] itu ke tempatnya, di ruang belakang rumah itu, di tempat maha kudus, tepat di bawah sayap kerub-kerub.” Kemudian apa yang terjadi? Seraya para penyanyi dan pemain musik dari suku Lewi memuji dan mengucap syukur kepada Yehuwa dalam paduan suara, rumah itu dipenuhi dengan awan, dan para imam tidak tahan berdiri untuk melayani karena ”kemuliaan [Yehuwa]” memenuhi rumah Allah yang benar. (2 Taw. 5:7, 13, 14) Demikianlah Yehuwa memperlihatkan perkenan-Nya atas bait itu dan menunjukkan kehadiran-Nya di tempat itu.
11. Doa apa yang dipanjatkan oleh Salomo, dan apa yang ia minta?
11 Sebuah panggung tembaga setinggi kira-kira 1,4 meter dibuat untuk peristiwa itu, dan ditempatkan di halaman dalam dekat mezbah tembaga yang besar. Dari tempat yang tinggi ini, Salomo dapat dilihat oleh khalayak ramai yang berkumpul untuk menyaksikan penahbisan bait. Sesudah pertunjukan mukjizat dari kehadiran Yehuwa dengan awan kemuliaan, Salomo berlutut di hadapan kumpulan orang banyak dan memanjatkan doa syukur dan puji-pujian yang mengharukan, yang mencakup serangkaian permintaan dengan penuh kerendahan hati memohon pengampunan dan berkat. Sebagai penutup, ia memohon: ”Ya, Allahku, kiranya mataMu terbuka dan telingaMu menaruh perhatian kepada doa yang dipanjatkan di tempat ini. Ya [Yehuwa] Allah, janganlah Engkau menolak orang yang telah Kauurapi, ingatlah akan segala kasih setiaMu kepada Daud, hambaMu itu.”—6:40, 42.
12. Bagaimana Yehuwa menjawab doa Salomo, dan dengan suasana bahagia apa perayaan 15 hari itu berakhir?
12 Apakah Yehuwa mendengarkan doa Salomo ini? Segera setelah Salomo selesai berdoa, api turun dari langit dan membakar persembahan bakaran dan korban, dan ”kemuliaan [Yehuwa]” memenuhi rumah itu. Hal ini mendorong seluruh rakyat sujud menyembah dan mengucap syukur kepada Yehuwa, ”sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya.” (7:1, 3) Kemudian diadakan suatu korban yang sangat besar bagi Yehuwa. Penahbisan yang lamanya satu minggu disusul dengan satu minggu Pesta Pengumpulan Panen dan kemudian satu hari sabat untuk berhenti bekerja. Setelah perayaan selama 15 hari yang penuh kebahagiaan dan menguatkan secara rohani ini, Salomo menyuruh orang-orang kembali ke rumah masing-masing ”sambil bersukacita dan bergembira.” (7:10) Yehuwa sendiri juga senang. Ia meneguhkan kembali perjanjian Kerajaan dengan Salomo, pada waktu yang sama memperingatkan mengenai akibat-akibat yang mengerikan dari ketidaktaatan.
13. (a) Pekerjaan pembangunan apa menyusul setelah bait dibangun? (b) Bagaimana ratu dari Syeba menyatakan diri setelah melihat kerajaan Salomo?
13 Sekarang Salomo mengadakan pekerjaan pembangunan yang sangat besar di seluruh wilayah kekuasaannya. Ia tidak hanya membangun istana bagi dirinya tetapi juga kota-kota berbenteng, kota-kota perbekalan, kota-kota kereta kuda dan kota-kota untuk pasukan berkuda, serta segala sesuatu yang ingin ia bangun. Ini merupakan puncak masa kemakmuran dan perdamaian karena raja maupun rakyat sadar akan ibadat Yehuwa. Bahkan ratu dari Syeba, yang tinggal lebih dari 1.900 kilometer jauhnya, mendengar tentang kemakmuran dan hikmat Salomo. Ia menempuh perjalanan yang jauh dan sukar untuk menyaksikan sendiri. Apakah ia dikecewakan? Sama sekali tidak, karena ia mengaku: ”Aku tidak percaya perkataan-perkataan mereka sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh, setengah dari hikmatmu yang besar itu belum diberitahukan kepadaku; engkau melebihi kabar yang kudengar. Berbahagialah orang-orangmu, dan berbahagialah para pegawaimu ini.” (9:6, 7) Tidak ada raja lain di bumi yang melebihi Salomo dalam kekayaan dan hikmat. Ia memerintah 40 tahun lamanya di Yerusalem.
14. Mengapa kemuliaan Israel begitu cepat dilucuti?
14 Pemerintahan Rehabeam dan Abia (10:1–13:22). Pemerintahan yang bengis dan menindas dari Rehabeam, putra Salomo, menyebabkan sepuluh suku di sebelah utara di bawah pimpinan Yerobeam memberontak pada tahun 997 S.M. Akan tetapi, para imam dan kaum Lewi dari kedua kerajaan berpihak kepada Rehabeam, karena mereka lebih loyal kepada perjanjian Kerajaan daripada nasionalisme. Tidak lama kemudian Rehabeam meninggalkan hukum Yehuwa, dan Raja Sisak dari Mesir datang menyerbu, memasuki Yerusalem dan merampas semua perbendaharaan rumah Yehuwa. Betapa menyedihkan bahwa kira-kira 30 tahun sesudah didirikan, bangunan megah yang begitu indah ini habis dilucuti kemuliaannya! Alasannya: Segenap bangsa telah ”berubah setia terhadap [Yehuwa].” Untunglah Rehabeam kemudian merendahkan dirinya, sehingga Yehuwa tidak mendatangkan kebinasaan total atas bangsa itu.—12:2.
15. Peperangan-peperangan apa yang terjadi setelah kematian Rehabeam, dan mengapa Yehuda ternyata lebih unggul dari Israel?
15 Setelah Rehabeam mati, Abia, salah seorang dari ke-28 putranya, diangkat sebagai raja. Pemerintahan Abia yang lamanya tiga tahun ditandai dengan peperangan yang berdarah melawan Israel di sebelah utara. Jumlah tentara Yehuda setengah dari jumlah tentara Yerobeam, 400.000 melawan 800.000. Selama peperangan-peperangan yang dahsyat yang terjadi kemudian, banyak prajurit Israel gugur sehingga tinggal kurang dari separuhnya, dan setengah juta penyembah lembu emas dibinasakan. Para putra Yehuda ternyata unggul karena mereka bersandar ”kepada [Yehuwa], Allah nenek moyang mereka.”—13:18.
16. Bagaimana Yehuwa menjawab doa Asa yang sangat mendesak itu?
16 Raja Asa yang takut akan Allah (14:1–16:14). Abia diganti oleh putranya Asa. Asa seorang penganjur ibadat sejati. Ia mengadakan aksi untuk membersihkan seluruh negeri dari penyembahan berhala. Tetapi, lihat! Yehuda sekarang diancam oleh suatu angkatan perang yang dahsyat terdiri dari satu juta orang Etiopia. Asa berdoa: ”Tolonglah kami ya [Yehuwa], Allah kami, karena kepadaMulah kami bersandar dan dengan namaMu kami maju melawan pasukan yang besar jumlahnya.” Yehuwa menjawab dengan memberikan kepadanya kemenangan yang gemilang.—14:11.
17. Bagaimana Asa dianjurkan untuk memulihkan ibadat di negeri Yehuda, tetapi ia dihardik karena berbuat apa?
17 Roh Yehuwa turun ke atas Azarya untuk memberi tahu Asa: ”[Yehuwa] beserta dengan kamu bilamana kamu beserta dengan Dia. Bilamana kamu mencariNya, Ia berkenan ditemui olehmu.” (15:2) Karena merasa sangat dianjurkan, Asa memulihkan ibadat di Yehuda, dan rakyat membuat perjanjian bahwa barangsiapa yang tidak mau mencari Yehuwa akan dihukum mati. Akan tetapi, ketika Baesa, raja Israel, membuat rintangan-rintangan untuk mencegah mengalirnya orang Israel ke negeri Yehuda, Asa melakukan kesalahan besar dengan membayar Benhadad, raja Aram, untuk berperang melawan Israel, sebaliknya dari berpaling kepada Yehuwa meminta bantuan. Untuk itu Yehuwa menghardik Asa. Meskipun demikian, Asa ternyata ”sepenuh hati sepanjang umurnya.” (15:17, NW) Ia meninggal pada tahun ke-41 dari pemerintahannya.
18. (a) Bagaimana Yosafat memperjuangkan ibadat sejati, dan dengan hasil apa? (b) Bagaimana ikatan perkawinannya hampir mengakibatkan celaka?
18 Pemerintahan yang baik dari Yosafat (17:1–20:37). Yosafat, putra Asa, melanjutkan usaha membasmi penyembahan berhala dan memulai suatu kampanye pendidikan yang istimewa dengan menyuruh guru-guru pergi ke semua kota di negeri Yehuda, mengajarkan kitab Taurat Yehuwa kepada rakyat. Setelah itu terdapat suatu masa yang penuh kemakmuran dan perdamaian, dan Yosafat terus ”makin kuat, menjadi luar biasa kuat,” (17:12) Tetapi kemudian ia mengadakan ikatan perkawinan dengan Raja Ahab yang fasik dari Israel dan pergi untuk membantu dia berperang melawan Aram yang semakin kuat, tanpa mengindahkan nabi Yehuwa, Mikha. Ia nyaris mati ketika Ahab gugur dalam pertempuran di Ramot-Gilead. Nabi Yehuwa, Yehu, menghardik Yosafat karena mengadakan persekutuan dengan Ahab yang jahat. Sesudah itu Yosafat mengangkat hakim-hakim di seluruh negeri dan ia menginstruksikan mereka untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dengan takut akan Allah.
19. Pada klimaks pemerintahan Yosafat, bagaimana peperangan itu ternyata peperangan Allah?
19 Kini tibalah klimaks dari pemerintahan Yosafat. Pasukan gabungan dari Moab, Amon, dan penduduk Pegunungan Seir menyerbu Yehuda dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Mereka datang berduyun-duyun melalui padang gurun En-Gedi. Segenap bangsa menjadi takut. Yosafat dan seluruh Yehuda, termasuk ”keluarga mereka dengan isteri dan anak-anak mereka,” berdiri di hadapan Yehuwa dan mencari Dia dalam doa. Roh Yehuwa turun atas Yahaziel dari suku Lewi, yang berseru kepada khalayak ramai yang berkumpul: ”Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman [Yehuwa] kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah. Besok haruslah kamu turun menyerang mereka. . . . [Yehuwa] akan menyertai kamu.” Pagi-pagi sekali mereka bangun. Yehuda berbaris dengan para penyanyi suku Lewi di depan. Yosafat menganjurkan mereka: ”Percayalah kepada [Yehuwa] . . . Percayalah kepada nabi-nabinya, dan kamu akan berhasil!” Para penyanyi dengan riang menyanjung Yehuwa, ”bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya!” (20:13, 15-17, 20, 21) Yehuwa memperlihatkan kemurahan-Nya secara menakjubkan. Ia memasang perangkap bagi pasukan-pasukan tentara yang datang menyerbu, sehingga mereka saling membunuh. Ketika tiba di menara pengawal di padang gurun, Yehuda yang riang gembira itu hanya melihat mayat-mayat bergelimpangan. Ya, peperangan ini peperangan Allah! Sampai akhir pemerintahannya yang lamanya 25 tahun, Yosafat tetap setia kepada Yehuwa.
20. Malapetaka-malapetaka apa menandai pemerintahan Yoram?
20 Pemerintahan yang jahat dari Yoram, Ahazia, dan Atalya (21:1–23:21). Yoram putra Yosafat, membuat permulaan yang buruk dengan membunuh semua saudaranya. Namun, Yehuwa membiarkan dia hidup karena perjanjian-Nya dengan Daud. Edom mulai memberontak. Dari suatu tempat tertentu Elia mengirim sepucuk surat memperingatkan Yoram bahwa Yehuwa akan mendatangkan celaka yang dahsyat atas rumahnya dan bahwa ia akan mati secara mengerikan. (21:12-15) Tepat seperti dinubuatkan, orang Filistin dan orang Arab menyerbu, menjarah Yerusalem, dan Raja Yoram mati karena suatu penyakit usus yang menjijikkan, setelah memerintah selama delapan tahun.
21. Hal-hal buruk apa yang dihasilkan oleh kekuasaan Atalya di Yehuda, tapi bagaimana Yoyada berhasil memulihkan takhta Daud?
21 Satu-satunya putra Yoram yang masih hidup yaitu Ahazia (Yoahas) menggantikan dia tetapi ia mendapat pengaruh buruk dari ibunya, Atalya, putri Ahab dan Izebel. Setelah satu tahun pemerintahannya diakhiri oleh Yehu yang membasmi seluruh keluarga Ahab. Kemudian Atalya membunuh cucu-cucunya dan merebut takhta. Tetapi salah seorang putra Ahazia selamat. Ia adalah Yoas yang berumur satu tahun, yang disembunyikan ke rumah Yehuwa oleh Yosabat, bibinya. Atalya memerintah selama enam tahun, dan kemudian suami Yosabat, yaitu imam besar Yoyada, dengan berani mengambil Yoas yang masih kecil itu dan mengatur agar ia dinyatakan sebagai raja, sebagai salah seorang dari ”anak-anak Daud.” Ketika tiba di rumah Yehuwa, Atalya mengoyak pakaiannya dan berteriak, ”Khianat, khianat!” Tetapi sia-sia belaka. Yoyada menyuruh dia dilempar ke luar bait dan dibunuh.—23:3, 13-15.
22. Bagaimana pemerintahan Yoas mulai dengan baik tetapi berakhir dengan buruk?
22 Pemerintahan Yoas, Amazia, dan Uzia pada mulanya baik tetapi akhirnya menjadi buruk (24:1–26:23). Yoas memerintah untuk 40 tahun, dan selama Yoyada masih hidup untuk memberikan pengaruh yang baik, ia bertindak dengan baik. Ia bahkan menaruh minat kepada rumah Yehuwa dan menyuruh agar bait diperbarui. Tetapi ketika Yoyada meninggal, Yoas dipengaruhi oleh pangeran-pangeran Yehuda sehingga berbalik dari ibadat Yehuwa dan menyembah tonggak-tonggak suci dan berhala. Ketika roh Allah menggerakkan Zakharia putra Yoyada untuk menghardik Raja Yoas, ia menyuruh nabi ini dirajam sampai mati. Tidak lama sesudah itu suatu pasukan kecil dari tentara Aram datang menyerbu, dan tentara Yehuda yang jauh lebih besar jumlahnya tidak berhasil mengusir mereka karena Yehuda telah ”meninggalkan [Yehuwa], Allah nenek moyang mereka.” (24:24) Pegawai-pegawai Yoas sendiri kemudian memberontak dan membunuh dia.
23. Pola ketidaksetiaan apa yang ditiru oleh Amazia?
23 Amazia menggantikan Yoas, ayahnya. Ia memulai pemerintahannya yang 29 tahun itu dengan baik tetapi belakangan tidak lagi mendapat perkenan Yehuwa karena ia mendirikan dan menyembah berhala-berhala orang Edom. ”Allah telah menentukan akan membinasakan engkau,” demikian nabi Yehuwa memperingatkan dia. (25:16) Tetapi, Amazia menjadi sombong dan menantang Israel di sebelah utara. Tepat seperti difirmankan Yehuwa, ia menderita kekalahan yang memalukan di tangan orang Israel. Setelah kekalahan itu, pemberontak-pemberontak bangkit dan membunuh dia.
24. Bagaimana kekuatan dari Uzia menjadi kelemahannya, dan dengan akibat apa?
24 Putra Amazia yaitu Uzia mengikuti jejak bapanya. Ia memerintah dengan baik selama bagian terbesar dari 52 tahun kekuasaannya, dan menjadi terkenal sebagai genius dalam kemiliteran, sebagai seorang yang membangun menara-menara, dan ”yang suka pada pertanian.” (26:10) Ia memperlengkapi dan memekanisasi tentaranya. Tetapi, justru kekuatannya menjadi titik kelemahannya. Ia menjadi tinggi hati dan dengan lancang mengambil alih tugas imam untuk mempersembahkan kemenyan di bait Yehuwa. Karena itu, Yehuwa mengutuk dia dengan penyakit kusta. Akibatnya, ia terpaksa hidup di pengasingan, jauh dari rumah Yehuwa dan juga dari istana raja, tempat putranya Yotam menghakimi rakyat sebagai penggantinya.
25. Mengapa Yotam mencapai sukses?
25 Yotam melayani Yehuwa (27:1-9). Tidak seperti ayahnya, Yotam tidak ”menduduki bait Yehuwa.” Sebaliknya, ”ia melakukan apa yang benar di mata Yehuwa.” (27:2, NW) Selama pemerintahannya yang 16 tahun itu, ia melakukan banyak pembangunan dan ia berhasil menumpas pemberontakan orang Amon.
26. Ahas jatuh kepada kejahatan-kejahatan besar apa yang belum pernah terjadi sebelumnya?
26 Raja Ahas yang jahat (28:1-27). Ahas, putra Yotam, ternyata menjadi raja yang paling jahat dari antara ke-21 raja Yehuda. Ia bahkan sampai mempersembahkan putra-putranya sendiri sebagai korban bakaran kepada ilah-ilah kafir. Akibatnya Yehuwa meninggalkan dia, menyerahkannya kepada bala tentara Aram, Israel, Edom, dan Filistin. Demikianlah Yehuwa merendahkan Yehuda karena Ahas ”membiarkan kebiadaban berlaku di Yehuda dan berubah setia kepada [Yehuwa].” (28:19) Ahas menjadi lebih jahat lagi, mempersembahkan korban kepada ilah-ilah orang Aram karena dalam peperangan ternyata orang Aram lebih unggul daripada dia. Ia menutup pintu-pintu rumah Yehuwa dan menggantikan ibadat Yehuwa dengan ibadat ilah-ilah kafir. Pemerintahan Ahas berakhir setelah 16 tahun, suatu masa yang tidak terlalu singkat.
27. Bagaimana Hizkia memperlihatkan semangat bagi ibadat Yehuwa?
27 Raja Hizkia yang setia (29:1–32:33). Hizkia putra Ahas, memerintah selama 29 tahun di Yerusalem. Tindakannya yang pertama adalah membuka dan memperbaiki pintu-pintu rumah Yehuwa. Lalu ia mengumpulkan para imam dan kaum Lewi, memberi mereka petunjuk-petunjuk untuk membersihkan bait dan menyucikannya bagi dinas Yehuwa. Ia menyatakan bahwa ia ingin mengadakan perjanjian dengan Yehuwa untuk memadamkan murka-Nya yang menyala-nyala. Ibadat Yehuwa dilanjutkan kembali secara besar-besaran.
28. Perayaan yang sangat besar apa diadakan oleh Hizkia di Yerusalem, dan bagaimana rakyat menyatakan kegembiraan mereka?
28 Suatu Perayaan Paskah yang sangat besar direncanakan, namun karena tidak ada waktu untuk mempersiapkannya pada bulan pertama, suatu peraturan dari Taurat dimanfaatkan, dan perayaan itu diadakan pada bulan kedua dari tahun pertama pemerintahan Hizkia. (2 Taw. 30:2, 3; Bil. 9:10, 11) Baginda raja bukan saja mengundang seluruh Yehuda untuk hadir tetapi juga seluruh Israel, dan meskipun beberapa orang di Efraim, Manasye, dan Zebulon mencemoohkan undangan itu, yang lain-lain merendahkan diri dan datang ke Yerusalem bersama segenap suku Yehuda. Setelah Perayaan Paskah, Perayaan Roti yang Tidak Beragi diadakan. Betapa menggembirakan pesta tujuh hari lamanya ini! Peristiwa ini begitu membina, sehingga seluruh jemaah meneruskan perayaan itu tujuh hari lagi. ”Besarlah kesukaan di Yerusalem, karena sejak Salomo bin Daud, raja Israel, tidak pernah terjadi peristiwa semacam itu di Yerusalem.” (2 Taw. 30:26) Rakyat yang telah dipulihkan secara rohani segera membasmi habis penyembahan berhala di seluruh negeri Yehuda dan Israel. Hizkia sendiri mengatur agar rakyat memberikan lagi sumbangan-sumbangan materi untuk kaum Lewi dan dinas di bait.
29. Bagaimana Yehuwa memberkati kepercayaan Hizkia yang sepenuhnya kepada Dia?
29 Kemudian Sanherib raja Asyur menyerbu negeri Yehuda dan mengancam Yerusalem. Hizkia tetap tabah, memperbaiki pertahanan kota, dan menjawab tantangan musuh. Dengan percaya sepenuhnya kepada Yehuwa, ia terus berdoa memohon bantuan. Secara dramatis Yehuwa menjawab doa yang penuh iman ini. Ia kemudian ”mengirim malaikat yang melenyapkan semua pahlawan yang gagah perkasa, pemuka dan panglima yang ada di perkemahan raja Asyur.” (32:21) Sanherib pulang dengan perasaan malu. Bahkan ilah-ilahnya tidak dapat membantu dia agar tidak hilang muka, karena belakangan ia dibunuh di mezbah dari ilah-ilah tersebut oleh putra-putranya sendiri. (2 Raj. 19:7) Secara mukjizat Yehuwa memperpanjang umur Hizkia, dan ia akhirnya mendapat banyak kekayaan dan kejayaan, segenap Yehuda menghormatinya pada waktu ia wafat.
30. (a) Manasye kembali kepada kejahatan apa, tetapi apa yang terjadi setelah ia bertobat? (b) Apa yang terjadi pada pemerintahan Amon yang singkat?
30 Manasye dan Amon memerintah dengan fasik (33:1-25). Manasye putra Hizkia berbalik kepada jalan-jalan yang jahat dari kakeknya, Ahas, dengan menghapus segala kebaikan yang telah dilakukan selama pemerintahan Hizkia. Ia membangun panggung-panggung, mendirikan tonggak-tonggak suci, dan bahkan mengorbankan putra-putranya kepada ilah-ilah palsu. Akhirnya Yehuwa mendatangkan raja Asyur untuk menyerang Yehuda, dan Manasye digiring sebagai tawanan ke Babel. Di sana ia bertobat atas dosa-dosanya. Ketika Yehuwa menunjukkan belas kasihan dengan memulihkan dia kepada kedudukan sebagai raja, Manasye berusaha melenyapkan ibadat hantu-hantu dan memulihkan agama yang benar. Akan tetapi, ketika Manasye meninggal setelah memerintah 55 tahun lamanya, putranya Amon naik takhta dan dengan jahat memajukan kembali ibadat palsu. Setelah dua tahun, ia dibunuh oleh pegawai-pegawainya sendiri.
31. Apa hal-hal yang menonjol dalam pemerintahan Yosia yang berani?
31 Pemerintahan Yosia yang berani (34:1–35:27). Yosia, putra Amon, yang masih sangat muda mengadakan upaya yang berani untuk memulihkan kembali ibadat sejati. Ia menyuruh agar mezbah-mezbah para Baal dan patung berhala dihancurkan, dan ia memperbaiki rumah Yehuwa, tempat ditemukan ”kitab Taurat [Yehuwa], yang diberikan dengan perantaraan Musa,” yang kemungkinan besar adalah salinan asli. (34:14) Namun, Yosia yang adil diberi tahu bahwa malapetaka akan menimpa negeri karena kemurtadan yang telah terjadi, tetapi tidak pada zamannya. Pada tahun ke-18 dari pemerintahannya, ia mengatur suatu perayaan Paskah yang istimewa. Setelah memerintah 31 tahun, Yosia menemui ajalnya dalam suatu upaya yang sia-sia untuk mencegah pasukan tentara Mesir agar jangan melewati negeri mereka dalam perjalanan menuju Sungai Efrat.
32. Bagaimana empat raja yang terakhir menjerumuskan Yehuda kepada kesudahannya yang celaka?
32 Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin, Zedekia, dan penghancuran Yerusalem (36:1-23). Kejahatan dari empat raja Yehuda yang terakhir dengan cepat menjerumuskan bangsa tersebut kepada kesudahannya yang celaka. Yoahas putra Yosia hanya memerintah tiga bulan lamanya dan diturunkan dari takhta oleh Firaun Nekho dari Mesir. Ia diganti oleh saudaranya, Elyakim, yang namanya diganti menjadi Yoyakim. Selama pemerintahannya Yehuda menjadi jajahan dari kuasa dunia yang baru, Babel. (2 Raj. 24:1) Ketika Yoyakim memberontak, Nebukadnezar datang ke Yerusalem untuk menghukum dia pada tahun 618 S.M., tetapi Yoyakim meninggal tahun itu juga, setelah memerintah selama 11 tahun. Ia diganti oleh Yoyakhin, putranya yang berumur 18 tahun. Setelah memerintah kurang dari tiga bulan, ia menyerah kepada Nebukadnezar dan dibawa sebagai tawanan ke Babel. Nebukadnezar kemudian menobatkan putra Yosia yang ketiga, paman Yoyakhin yang bernama Zedekia. Zedekia memerintah dengan buruk selama 11 tahun, dan tidak mau ”merendahkan diri di hadapan nabi Yeremia, yang datang membawa pesan [Yehuwa].” (2 Taw. 36:12) Para imam maupun rakyat telah berlaku sangat tidak setia dan menajiskan rumah Yehuwa.
33. (a) Bagaimana keadaan sunyi senyap selama 70 tahun dimulai, ”untuk menggenapi firman Yehuwa”? (b) Dekrit bersejarah mana dicatat dalam dua ayat terakhir dari Dua Tawarikh?
33 Akhirnya, Zedekia memberontak melawan Babel, dan kali ini Nebukadnezar tidak memberi ampun lagi. Kemarahan Yehuwa sudah penuh, dan tidak ada lagi penyembuhan. Yerusalem jatuh, baitnya dirampok dan dibakar, dan orang-orang yang masih hidup setelah pengepungan selama 18 bulan digiring sebagai tawanan ke Babel. Yehuda ditelantarkan. Demikianlah, pada tahun 607 S.M. ini juga, negeri tersebut mulai ditelantarkan ”untuk menggenapi firman Yehuwa yang diucapkan Yeremia . . . hingga genaplah tujuh puluh tahun.” (36:21, NW) Penulis buku Tawarikh kemudian melompati masa kosong hampir 70 tahun ini untuk menulis di dalam dua ayat terakhir dekrit bersejarah dari Kores pada tahun 537 S.M. Para tawanan Yahudi akan dibebaskan! Yerusalem harus didirikan kembali!
MENGAPA BERMANFAAT
34. Apa yang ditandaskan dalam bahan-bahan sejarah yang dipilih Ezra, dan bagaimana ini bermanfaat bagi bangsa itu?
34 Buku Dua Tawarikh lebih meneguhkan kesaksian dari saksi-saksi lain mengenai masa yang bersejarah ini, tahun 1037-537 S.M. Selain itu, buku ini memberikan keterangan tambahan yang sangat berharga yang tidak terdapat dalam catatan-catatan sejarah kanonik lain, misalnya dalam 2 Tawarikh pasal 19, 20, dan 29 sampai 31. Bahan-bahan yang dipilih Ezra menandaskan unsur-unsur dasar dan yang permanen dalam sejarah bangsa Israel, seperti imamat dan dinasnya, bait, dan perjanjian Kerajaan. Ini bermanfaat untuk mempersatukan segenap bangsa dalam pengharapan akan Mesias dan Kerajaannya.
35. Pokok-pokok penting apa dibuktikan dalam ayat-ayat penutup dari buku Dua Tawarikh?
35 Ayat-ayat penutup dari buku Dua Tawarikh (36:17-23) memberikan bukti yang meneguhkan atas penggenapan Yeremia 25:12 dan selain itu, memperlihatkan bahwa 70 tahun penuh harus dihitung antara saat Yehuda dihancurkan sama sekali sampai dipulihkannya ibadat Yehuwa di Yerusalem pada tahun 537 S.M. Karena itu keadaan sunyi senyap ini mulai pada tahun 607 S.M.c—Yer. 29:10; 2 Raj. 25:1-26; Ezr. 3:1-6.
36. (a) Nasihat-nasihat yang tegas apa terdapat dalam buku Dua Tawarikh? (b) Bagaimana ini meneguhkan pengharapan akan Kerajaan?
36 Buku Dua Tawarikh memuat nasihat-nasihat yang tegas bagi orang yang berjalan dalam iman Kristen. Begitu banyak raja Yehuda yang pada mulanya baik, tetapi kemudian menyeleweng ke jalan-jalan yang buruk. Betapa menguatkan catatan sejarah ini menggambarkan bahwa keberhasilan bergantung pada kepercayaan kepada Allah! Karena itu patut menjadi peringatan bagi kita untuk tidak menjadi ”orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.” (Ibr. 10:39) Bahkan Raja Hizkia yang setia menjadi tinggi hati setelah sembuh dari penyakitnya, dan hanya karena ia segera merendahkan diri maka ia terhindar dari murka Yehuwa. Buku Dua Tawarikh mengagungkan sifat-sifat Yehuwa yang menakjubkan dan menjunjung tinggi nama dan kedaulatan-Nya. Seluruh sejarah ini disajikan dari sudut pandangan pembaktian yang eksklusif kepada Yehuwa. Karena juga menandaskan mengenai garis keturunan diraja dari Yehuda, buku ini menguatkan pengharapan kita untuk melihat ibadat yang murni ditinggikan kelak dalam Kerajaan yang kekal dari Kristus Yesus, ”anak Daud” yang loyal.—Mat. 1:1; Kis. 15:16, 17.
[Catatan Kaki]