Buku Alkitab Nomor 6—Yosua
Penulis: Yosua
Tempat Penulisan: Kanaan
Selesai Ditulis: ± 1450 S.M.
Masa yang Ditinjau: 1473–± 1450 S.M.
1. Situasi apa yang dihadapi Israel pada tahun 1473 S.M.?
SAAT itu tahun 1473 S.M. Suasananya amat dramatis dan mendebarkan. Orang Israel yang berkemah di Dataran Moab sedang bersiap memasuki Kanaan, Negeri Perjanjian. Daerah tersebut yang terletak di seberang Sungai Yordan diduduki banyak kerajaan kecil, yang masing-masing mempunyai bala tentara sendiri. Mereka terpecah belah dan menjadi lemah akibat penguasaan Mesir yang korup selama bertahun-tahun. Namun, bagi bangsa Israel, perlawanan yang harus dihadapi tampaknya sangat berat. Untuk dapat menaklukkan negeri itu, ada banyak kota berbenteng yang harus dikalahkan seperti Yerikho, Ai, Hazor, dan Lakhis. Mereka menghadapi saat yang genting. Pertempuran-pertempuran yang menentukan harus dipertarungkan dan dimenangkan, dan Yehuwa sendiri akan berperan dengan melakukan mukjizat-mukjizat yang hebat bagi umat-Nya, demi memenuhi janji-Nya untuk memberikan negeri itu sebagai tempat kediaman mereka. Tidak disangsikan, peristiwa-peristiwa yang menggetarkan hati ini, yang begitu menonjolkan cara Yehuwa berurusan dengan umat-Nya, harus dicatat, dan tentunya oleh seorang saksi mata. Siapa yang paling baik untuk itu kalau bukan Yosua sendiri, orang yang dilantik Yehuwa sebagai pengganti Musa!—Bil. 27:15-23.
2. Mengapa tepat sekali bahwa Yosua dipilih sebagai pemimpin maupun sebagai penulis?
2 Memang tepat sekali bahwa Yosua yang dipilih sebagai pemimpin dan pencatat peristiwa-peristiwa yang bakal terjadi. Ia mempunyai hubungan yang sangat akrab dengan Musa selama 40 tahun sebelumnya di padang gurun. Ia ”sejak mudanya menjadi abdi Musa,” yang membuktikan bahwa ia memenuhi syarat sebagai pemimpin rohani maupun militer. (Bil. 11:28; Kel. 24:13; 33:11; Yos. 1:1) Pada tahun ketika Israel meninggalkan Mesir, yakni 1513 S.M., ia memimpin bala tentara Israel dalam mengalahkan orang Amalek. (Kel. 17:9-14) Sebagai pendamping yang loyal dari Musa dan panglima perang yang tak kenal takut, ia adalah pilihan yang tepat untuk mewakili suku Efraim ketika satu orang dipilih dari setiap suku untuk tugas yang berbahaya yakni mengintai negeri Kanaan. Keberanian dan kesetiaannya dalam peristiwa itu memastikan bahwa ia akan memasuki Negeri Perjanjian. (Bil. 13:8; 14:6-9, 30, 38) Ya, Yosua, putra Nun, adalah ”seorang yang penuh roh,” seorang yang ”mengikut [Yehuwa] dengan sepenuh hatinya,” seorang yang ”penuh dengan roh kebijaksanaan.” Tidak mengherankan bahwa ”orang Israel beribadah kepada [Yehuwa] sepanjang zaman Yosua.”—Bil. 27:18; 32:12; Ul. 34:9; Yos. 24:31.
3. Apa yang membuktikan bahwa Yosua seorang hamba Yehuwa yang memang pernah hidup dan juga bahwa ia telah menulis buku yang memakai namanya?
3 Dilihat dari pengalaman, latihan, dan sifat-sifatnya yang teruji sebagai penyembah Yehuwa yang sejati, Yosua memang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai salah seorang penulis ’Alkitab yang diilhamkan oleh Allah.’ Yosua bukan semata-mata tokoh dalam dongeng tetapi seorang hamba Yehuwa yang benar-benar pernah hidup. Namanya disebut dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen. (Kis. 7:45; Ibr. 4:8) Masuk akal bahwa, sebagaimana Musa digunakan untuk menulis mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi semasa hidupnya, begitu pula Yosua, penggantinya, digunakan untuk menulis peristiwa-peristiwa yang ia saksikan sendiri. Bahwa buku itu ditulis oleh seseorang yang menyaksikan peristiwa-peristiwa tersebut diperlihatkan oleh Yosua 6:25. Tradisi bangsa Yahudi menyebut Yosua sebagai penulis buku ini, dan buku itu sendiri menyatakan: ”Yosua menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah.”—Yos. 24:26.
4. Bagaimana autentisitas buku Yosua telah dibuktikan oleh penggenapan nubuat maupun melalui kesaksian para penulis Alkitab yang kemudian?
4 Ketika Yerikho dihancurkan, Yosua mengucapkan suatu kutuk nubuat atas usaha membangun kembali kota tersebut, yang mengalami penggenapan yang istimewa pada zaman Ahab raja Israel, kira-kira 500 tahun kemudian. (Yos. 6:26; 1 Raj. 16:33, 34) Autentisitas buku Yosua selanjutnya dibuktikan oleh banyak referensi yang kemudian dibuat oleh para penulis Alkitab berkenaan dengan peristiwa-peristiwa yang dicatat di dalamnya. Berulang kali, pemazmur menunjuk kepada hal ini (Mzm. 44:2-4; 78:54, 55; 105:42-45; 135:10-12; 136:17-22), demikian juga Nehemia (Neh. 9:22-25), Yesaya (Yes. 28:21), rasul Paulus (Kis. 13:19; Ibr. 11:30, 31), dan Yakobus sang murid (Yak. 2:25).
5. (a) Jangka waktu manakah yang ditinjau oleh buku Yosua? (b) Mengapa nama Yosua sangat tepat?
5 Buku Yosua meninjau jangka waktu lebih dari 20 tahun lamanya, sejak orang Israel memasuki Kanaan pada tahun 1473 S.M. sampai kira-kira tahun 1450 S.M., rupanya tahun ketika Yosua meninggal. Nama Yosua (Ibrani, Yehoh·shuʹaʽ), yang artinya ”Yehuwa Adalah Keselamatan,” tepat sekali mengingat peranan Yosua sebagai pemimpin yang kelihatan dari Israel selama penaklukan atas negeri tersebut. Ia memberikan segala kepujian kepada Yehuwa sebagai Penyelamat. Dalam Septuagint buku itu disebut I·e·sousʹ (padanan kata untuk Yehoh·shuʹaʽ dalam bahasa Yunani), dan dari kata ini nama Yesus diambil. Dalam sifat-sifatnya yang bagus seperti ketabahan, ketaatan dan, integritas, Yosua memang contoh nubuat yang bagus sekali dari ”Tuhan kita, Yesus Kristus.”—Rm. 5:1.
ISI BUKU YOSUA
6. Buku Yosua terbagi ke dalam empat bagian mana?
6 Buku ini dibagi dalam empat bagian: (1) penyeberangan memasuki Negeri Perjanjian, (2) penaklukan negeri Kanaan, (3) pembagian negeri itu, dan (4) khotbah perpisahan Yosua. Segenap kisah dituturkan dengan hidup dan padat dengan drama yang mendebarkan.
7. Dorongan semangat dan nasihat apakah yang diberikan Yehuwa kepada Yosua?
7 Penyeberangan memasuki Negeri Perjanjian (1:1–5:12). Karena mengetahui ujian-ujian yang akan dihadapi, Yehuwa memberikan jaminan dan nasihat yang baik kepada Yosua sejak awal: ”Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh . . . Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah [”bacalah dengan suara rendah,” NW] itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu . . . sebab [Yehuwa], Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi.” (1:7-9) Yosua memberikan kemuliaan kepada Yehuwa sebagai Pemimpin dan Panglima yang sebenarnya dan segera mengadakan persiapan untuk menyeberangi Sungai Yordan seperti diperintahkan. Orang Israel menerima Yosua sebagai pengganti Musa, dan mereka bersumpah setia kepadanya. Maka, majulah mereka untuk menaklukkan Kanaan!
8. (a) Cara bagaimana Rahab memperlihatkan iman? (b) Bagaimana Yehuwa memperlihatkan Diri sebagai ”Allah yang hidup” di tengah-tengah Israel?
8 Dua orang diutus untuk mengintai Yerikho. Rahab, wanita pelacur itu memanfaatkan kesempatan untuk memperlihatkan imannya kepada Yehuwa dengan menyembunyikan kedua mata-mata itu dengan mempertaruhkan kehidupannya. Sebagai imbalan, kedua mata-mata itu bersumpah bahwa Rahab akan diselamatkan pada waktu Yerikho dihancurkan. Kedua mata-mata membawa kembali berita bahwa segenap penduduk negeri telah menjadi takut karena orang Israel. Mendapat laporan yang baik, Yosua segera pergi ke Sungai Yordan, yang airnya sedang pasang. Yehuwa kemudian memberikan bukti nyata bahwa Ia mendukung Yosua dan bahwa, sama seperti pada zaman Musa, ada ”Allah yang hidup” di tengah-tengah bangsa Israel. (3:10) Ketika para imam yang mengusung tabut perjanjian menginjakkan kaki dalam Sungai Yordan, air dari hulu sungai berhenti, sehingga orang Israel dapat menyeberang melalui dasar sungai yang kering. Yosua kemudian mengambil 12 batu dari tengah-tengah sungai sebagai tanda peringatan dan menaruh 12 batu yang lain di dalam sungai, tempat para imam berdiri. Setelah itu para imam berjalan melangkahi batu-batu tersebut dan air pasang lagi.
9. Apa yang selanjutnya terjadi di Gilgal?
9 Setelah menyeberang, orang Israel berkemah di Gilgal yang terletak antara Sungai Yordan dan kota Yerikho, dan di sini Yosua menumpuk batu-batu peringatan tadi sebagai kesaksian bagi generasi-generasi mendatang dan ”supaya semua bangsa di bumi tahu, bahwa kuat tangan [Yehuwa], dan supaya mereka selalu takut kepada [Yehuwa], Allahmu.” (4:24) (Yosua 10:15 menunjukkan bahwa sesudah itu Gilgal bisa jadi digunakan untuk beberapa waktu sebagai basis perkemahan.) Di sinilah putra-putra Israel disunat, karena sepanjang perjalanan melalui padang gurun tidak dilakukan penyunatan. Perayaan Paskah diadakan, manna berhenti, dan akhirnya orang Israel mulai makan hasil bumi dari negeri tersebut.
10. Bagaimana Yehuwa menginstruksikan Yosua mengenai perebutan kota Yerikho, dan tindakan dramatis apa yang menyusul?
10 Penaklukan negeri Kanaan (5:13–12:24). Kini sasaran pertama sudah cukup dekat untuk serangan mereka. Namun bagaimana caranya merebut kota Yerikho yang bertembok dan ”ditutup rapat-rapat”? (6:1, BIS) Yehuwa sendiri memberikan rincian prosedurnya, dengan mengutus ”Panglima Balatentara [Yehuwa]” untuk memberi petunjuk kepada Yosua. (5:14) Satu kali sehari selama enam hari berturut-turut, pasukan tentara harus berbaris mengelilingi kota dengan para prajurit di barisan depan, dan dalam sebuah pawai, disusul oleh para imam yang meniup terompet dari tanduk domba dan imam-imam lain yang mengusung tabut perjanjian. Pada hari ketujuh, mereka harus berjalan keliling tujuh kali. Dengan setia Yosua meneruskan petunjuk-petunjuk tersebut kepada umat Israel. Tepat sebagaimana diperintahkan, pasukan-pasukan tentara berbaris mengelilingi Yerikho. Sepatah kata pun tidak diucapkan. Tidak ada suara kecuali bunyi derap langkah dan tiupan terompet tanduk para imam. Kemudian, pada hari terakhir, setelah selesai melakukan putaran ketujuh, Yosua memberi aba-aba kepada mereka untuk bersorak. Mereka bersorak, ”sorak perang yang nyaring,” dan rubuhlah tembok-tembok kota Yerikho! (6:20, NW) Dengan serempak, mereka menyerbu ke dalam kota, menaklukkan, dan menumpasnya dengan membakar habis. Hanya Rahab yang setia dan keluarganya yang luput.
11. Bagaimana kekalahan pertama di Ai diperbaiki?
11 Kemudian maju menuju Ai di sebelah barat! Keyakinan akan kemenangan mudah berikutnya ternyata berubah menjadi kecemasan, karena orang Ai mengacaukan ke-3.000 tentara Israel yang dikirim untuk merebut kota tersebut. Apa yang terjadi? Apakah Yehuwa meninggalkan mereka? Dengan cemas Yosua bertanya kepada Yehuwa. Sebagai jawaban Yehuwa menyingkapkan bahwa bertentangan dengan perintah-Nya untuk menumpas habis segala sesuatu di kota Yerikho, ada seseorang dalam perkemahan yang tidak taat, mencuri sesuatu dan menyembunyikannya. Kecemaran ini harus disingkirkan dari perkemahan jika Israel ingin berhasil baik dengan berkat Yehuwa. Di bawah petunjuk ilahi, Akhan, si penjahat, diketemukan, dan ia beserta rumah tangganya dirajam sampai mati. Dengan dipulihkannya perkenan Yehuwa, orang Israel kini maju melawan Ai. Sekali lagi Yehuwa sendiri menyingkapkan strategi yang harus digunakan. Orang Ai dipancing ke luar kota mereka yang bertembok dan akhirnya mendapati diri terkepung. Kota mereka direbut dan dimusnahkan bersama seluruh penduduknya. (8:26-28) Tidak ada kompromi dengan pihak musuh!
12. Perintah ilahi apa yang kemudian dilaksanakan Yosua?
12 Sesuai perintah Yehuwa melalui Musa, Yosua kemudian membangun sebuah mezbah di Gunung Ebal dan menulis di atasnya ”salinan hukum.” (8:32) Kemudian ia membacakan segala perkataan Taurat, beserta berkat dan kutukannya, di hadapan himpunan segenap bangsa itu seraya mereka berdiri, setengahnya membelakangi Gunung Gerizim dan setengahnya lagi membelakangi Gunung Ebal.—Ul. 11:29; 27:1-13.
13. Apa akibatnya karena orang-orang Gibeon bertindak ”memakai akal”?
13 Karena gentar mendengar kemajuan pesat dari penyerbuan tersebut, sejumlah kerajaan kecil dari negeri Kanaan bersekutu dalam usaha menghentikan penyerbuan Yosua. Tetapi, ketika ’orang Gibeon mendengar apa yang telah dilakukan Yosua terhadap Yerikho dan Ai, mereka bertindak memakai akal.’ (Yos. 9:3, 4) Dengan pura-pura datang dari negeri yang jauh dari Kanaan, mereka mengadakan perjanjian dengan Yosua untuk ”membiarkan mereka hidup.” Sewaktu muslihat terbongkar, orang Israel menghormati perjanjian itu tetapi menjadikan orang Gibeon ”tukang belah kayu dan tukang timba air,” seperti ”hamba yang paling hina,” dengan demikian menggenapi sebagian kutukan Nuh yang terilham atas Kanaan, putra Ham.—Yos. 9:15, 27; Kej. 9:25.
14. Bagaimana Yehuwa mempertunjukkan di Gibeon bahwa Ia berperang untuk Israel?
14 Bahwa orang Gibeon bersekutu dengan Israel bukan soal remeh, karena ”Gibeon itu kota yang besar . . . bahkan lebih besar dari Ai, dan semua orangnya adalah pahlawan [”gagah berani,” NW].” (Yos. 10:2) Adoni-Zedek, raja Yerusalem, melihatnya sebagai ancaman terhadap dirinya sendiri dan kerajaan-kerajaan lain di Kanaan. Suatu contoh peringatan harus diberikan agar kota-kota lain tidak ikut berpihak kepada musuh. Maka Adoni-Zedek dan empat raja lain (yaitu dari kerajaan kota Hebron, Yarmut, Lakhis, dan Eglon) bersatu dan berperang melawan Gibeon. Untuk menghormati perjanjian persekutuan dengan orang Gibeon, sepanjang malam Yosua bergerak maju untuk membantu mereka dan mengacaukan tentara dari kelima raja tersebut. Sekali lagi Yehuwa ikut berperang sambil menggunakan kuasa dan tanda-tanda adimanusiawi, dengan akibat-akibat yang menghancurkan. Batu-batu es yang besar berjatuhan dari langit, membunuh lebih banyak musuh daripada dengan pedang pasukan tentara Israel. Lalu mukjizat yang paling istimewa, ”matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh.” (10:13) Dengan demikian, operasi pembersihan dapat dilaksanakan sampai selesai. Mungkin para cendekiawan dunia mencoba menyangkal peristiwa mukjizat ini, tetapi mereka yang beriman menerima catatan terilham ini, sadar sepenuhnya akan kuasa Yehuwa untuk mengendalikan tenaga alam semesta dan mengaturnya menurut kehendak-Nya. Karena sesungguhnya, ”yang berperang untuk orang Israel ialah [Yehuwa].”—10:14.
15. Lukiskan jalan penyerangan dan puncaknya di Hazor.
15 Setelah membunuh kelima raja itu, Yosua menghancurkan Makeda. Ia bergerak cepat ke arah selatan, menumpas habis Libna, Lakhis, Eglon, Hebron, dan Debir—yakni kota-kota yang terdapat di bukit-bukit di antara Laut Mati dan Laut Tengah. Menjelang waktu berita mengenai penyerbuan itu tersiar di seluruh Kanaan. Di daerah sebelah utara, Yabin, raja Hazor mengumumkan keadaan bahaya. Di seluruh negeri, sampai di daerah seberang-menyeberang Sungai Yordan, ia menyerukan kepada seluruh penduduk untuk bersatu melawan orang Israel. Ketika mereka berkemah di mata air Merom, di kaki Gunung Hermon, pasukan musuh ”seperti pasir di tepi laut banyaknya.” (11:4) Yehuwa sekali lagi memberikan jaminan kemenangan kepada Yosua dan merincikan strategi perang. Bagaimana hasilnya? Kekalahan besar lagi bagi musuh-musuh umat Yehuwa! Hazor dibakar habis dengan api, dan kota-kota sekutu mereka beserta raja-rajanya dibinasakan. Dengan demikian Yosua meluaskan daerah kekuasaan Israel sampai sepanjang dan selebar negeri Kanaan. Ada tiga puluh satu raja yang dikalahkan.
16. Pembagian-pembagian daerah apakah yang diadakan?
16 Pembagian tanah (13:1–22:34). Meskipun semua kemenangan ini, dengan dihancurkannya banyak kota benteng yang utama dan dengan perlawanan yang terorganisasi dipatahkan untuk sementara waktu, ”masih amat banyak yang belum diduduki.” (13:1) Akan tetapi, Yosua sekarang sudah mendekati usia 80 tahun dan masih ada pekerjaan besar lain yang perlu dilaksanakan—yaitu pembagian daerah sebagai warisan bagi sembilan suku dan juga separuh suku Manasye. Ruben, Gad, dan separuh suku Manasye telah menerima warisan tanah yaitu daerah di sebelah timur Sungai Yordan, dan suku Lewi, tidak menerima warisan apa-apa karena ”[Yehuwa], Allah Israel” yang menjadi warisan mereka. (13:33) Dengan bantuan imam Eleazar, Yosua kemudian menetapkan pembagian daerah di sebelah barat Sungai Yordan. Kaleb yang sudah berumur 85 tahun, yang bersemangat untuk melawan musuh-musuh Yehuwa sampai habis, meminta dan diberi daerah Hebron tempat kediaman orang Enak. (14:12-15) Setelah suku-suku itu menerima tanah warisan melalui undian, Yosua meminta kota Timnat-Serah di Pegunungan Efraim, dan ini diberikan kepadanya ”sesuai dengan titah [Yehuwa].” (19:50) Kemah pertemuan didirikan di Silo, yang juga terletak di daerah Pegunungan Efraim.
17. Persediaan apa yang dibuat untuk kota-kota perlindungan dan kota-kota tempat kediaman orang Lewi?
17 Enam kota perlindungan ditetapkan bagi orang yang membunuh dengan tidak sengaja, tiga kota di kedua sisi Sungai Yordan. Di sebelah barat Sungai Yordan, kota Kedes di Galilea, Sikhem di Efraim dan Hebron di kota bukit Yehuda. Yang di sebelah timur, ialah Bezer di daerah Ruben, Ramot di Gilead, dan Golan di Basan. Kota-kota ini ’dikhususkan’ [”diberikan status suci,” NW]. (20:7) Empat puluh delapan kota dengan padang-padang rumputnya ditetapkan sebagai tempat tinggal bagi orang Lewi melalui undian, dari jatah yang diberikan kepada suku-suku itu. Ini termasuk keenam kota perlindungan. Demikianlah Israel ”menduduki negeri itu dan menetap di sana.” Tepat sebagaimana telah dijanjikan Yehuwa, demikianlah ”semuanya terpenuhi.”—21:43, 45.
18. Krisis apa yang timbul antara suku-suku di sebelah timur dan di sebelah barat, dan bagaimana hal ini diatasi?
18 Para pejuang dari suku Ruben, Gad dan separuh suku Manasye, yang telah ikut bersama Yosua hingga waktu itu, sekarang kembali ke daerah warisan mereka di seberang Yordan, sambil membawa nasihat Yosua supaya tetap setia dan doa restunya. Dalam perjalanan mendekati Sungai Yordan, mereka mendirikan mezbah yang besar. Ini menimbulkan krisis. Karena tempat yang telah ditetapkan untuk ibadat Yehuwa adalah di kemah pertemuan di Silo, suku-suku di sebelah barat khawatir akan tindakan pengkhianatan dan ketidakloyalan, dan mereka bersiap memerangi orang-orang yang mereka anggap memberontak. Akan tetapi, pertumpahan darah dapat dihindarkan ketika dijelaskan bahwa mezbah itu bukan dimaksudkan untuk korban, melainkan hanya sebagai ”saksi antara kita [Israel di sebelah timur dan di sebelah barat Sungai Yordan], bahwa [Yehuwa] itulah Allah [yang benar, NW].”—22:34.
19, 20. (a) Khotbah perpisahan apa yang diberikan Yosua? (b) Persoalan apa yang ia kemukakan kepada Israel, dan bagaimana ia menandaskan pilihan benar yang harus diambil bagi Israel?
19 Khotbah perpisahan Yosua (23:1–24:33). ”Lama setelah [Yehuwa] mengaruniakan keamanan kepada orang Israel ke segala penjuru terhadap semua musuhnya, dan ketika Yosua telah tua dan lanjut umur,” ia memanggil seluruh Israel untuk berkumpul dan mendengarkan khotbah perpisahan yang membangkitkan semangat. (23:1) Yosua tetap rendah hati sampai akhir dan ia memberikan segala pujian kepada Yehuwa untuk kemenangan-kemenangan besar yang diperoleh atas bangsa-bangsa. Kini hendaklah semua tetap setia! ”Kuatkanlah benar-benar hatimu dalam memelihara dan melakukan segala yang tertulis dalam kitab hukum Musa, supaya kamu jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri.” (23:6) Mereka harus menjauhi ilah-ilah palsu dan ’demi nyawa mereka, bertekun mengasihi [Yehuwa], Allah mereka.’ (23:11) Tidak boleh ada kompromi dengan orang Kanaan yang masih tertinggal, demikian juga tidak boleh ada perkawinan atau persekutuan agama dengan mereka, karena ini akan mendatangkan murka Yehuwa yang menyala-nyala.
20 Dengan mengumpulkan semua suku di Sikhem dan memanggil para kepala yang mewakili mereka di hadapan hadirat Yehuwa, Yosua kemudian menuturkan kisah Yehuwa sendiri mengenai cara Ia berurusan dengan umat-Nya sejak Ia memanggil Abraham dan membawanya ke Kanaan sampai penaklukan dan pendudukan Negeri Perjanjian. Sekali lagi Yosua memperingatkan terhadap agama palsu dan menyerukan kepada Israel agar ’takut akan [Yehuwa] dan beribadah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia.’ Ya, ’beribadahlah kepada [Yehuwa]’! Kemudian ia menyatakan pokok persoalannya dengan tegas sekali: ”Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah . . . atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada [Yehuwa].” Dengan keyakinan seperti Musa, ia mengingatkan Israel bahwa Yehuwa, ”Dialah Allah yang kudus, Dialah Allah yang cemburu [”yang menuntut pembaktian eksklusif,” NW].” Jadi, ilah-ilah asing harus lenyap! Maka umat Israel tergerak untuk menyatakan secara serentak: ”Kepada [Yehuwa], Allah kita, kami akan beribadah, dan firmanNya akan kami dengarkan.” (24:14, 15, 19, 24) Sebelum menyuruh mereka pulang, Yosua mengadakan perjanjian dengan mereka, menulis perkataan ini dalam buku hukum Allah, dan mendirikan sebuah batu besar sebagai saksi. Kemudian Yosua meninggal dalam usia yang lanjut, yaitu 110 tahun, dan dikuburkan di Timnat-Serah.
MENGAPA BERMANFAAT
21. Nasihat yang bijaksana apakah di dalam buku Yosua sangat bermanfaat dewasa ini?
21 Pada waktu saudara membaca khotbah perpisahan Yosua berkenaan dinas yang setia, tidakkah hati saudara tergetar? Tidakkah saudara setuju dengan kata-kata Yosua yang disampaikan lebih dari 3.400 tahun lalu: ”Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada [Yehuwa]”? Atau jika saudara melayani Yehuwa di bawah keadaan-keadaan yang sukar atau terpisah dari hamba-hamba yang setia lainnya, tidakkah saudara mendapat dorongan semangat dari kata-kata Yehuwa kepada Yosua yang diucapkan pada awal perjalanan memasuki Negeri Perjanjian: ”Kuatkan dan teguhkanlah hatimu”? Lagi pula, tidakkah saudara mendapati betapa tidak ternilai manfaatnya untuk mematuhi nasihat-Nya agar ’membaca [Alkitab] dengan suara rendah [”renungkan,” TB] siang dan malam, agar perjalananmu berhasil’? Pasti, semua orang yang mengikuti nasihat yang bijaksana seperti ini akan mendapati bahwa itu memang sangat bermanfaat.—24:15; 1:7-9, NW.
22. Sifat-sifat penting apa dari ibadat sejati ditonjolkan?
22 Peristiwa-peristiwa yang dicatat dengan begitu hidup dalam buku Yosua bukan hanya sejarah masa lalu. Prinsip-prinsip yang saleh ditonjolkan—terutama sekali bahwa iman dan ketaatan yang mutlak kepada Yehuwa sangat penting untuk memperoleh berkat-Nya. Rasul Paulus menulis bahwa karena iman ”runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya,” dan karena iman ”Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka.” (Ibr. 11:30, 31) Demikian pula Yakobus mengutip Rahab sebagai teladan yang bermanfaat bagi umat Kristiani dalam menghasilkan perbuatan-perbuatan iman.—Yak. 2:24-26.
23. Peringatan-peringatan yang penuh kuasa apa terdapat dalam Yosua?
23 Peristiwa-peristiwa ajaib yang hebat yang dicatat di Yosua 10:10-14, ketika matahari tidak bergerak dan bulan berhenti, demikian pula banyak mukjizat lain yang dilakukan Yehuwa demi kepentingan umat-Nya, merupakan hal-hal luar biasa yang mengingatkan kita akan kesanggupan dan maksud-tujuan Yehuwa untuk mendatangkan pembinasaan terakhir atas semua penentang Allah yang fasik. Lembah Gibeon, medan pertempuran pada zaman Yosua maupun pada zaman Daud, dihubungkan oleh Yesaya dengan bangkitnya murka Yehuwa untuk melaksanakan penumpasan ini, ”untuk melakukan perbuatanNya—ganjil perbuatanNya itu; dan untuk mengerjakan pekerjaanNya—ajaib pekerjaanNya itu!”—Yes. 28:21, 22.
24. Bagaimana hubungan buku Yosua dengan janji-janji Kerajaan, dan jaminan apa yang diberikan bahwa ini ’semuanya akan terpenuhi’?
24 Apakah peristiwa-peristiwa dalam buku Yosua menunjuk ke muka kepada Kerajaan Allah? Tentu saja! Bahwa penaklukan dan pendudukan atas Negeri Perjanjian itu bertalian dengan sesuatu yang jauh lebih besar diperlihatkan oleh rasul Paulus: ”Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain. Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh [”sabat,” NW], bagi umat Allah.” (Ibr. 4:1, 8, 9) Mereka terus maju dalam memastikan untuk ”memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.” (2 Ptr. 1:10, 11) Sebagaimana diperlihatkan di Matius 1:5, Rahab menjadi salah seorang nenek moyang Kristus Yesus. Buku Yosua dengan demikian menyediakan mata rantai penting lain dalam catatan yang menuju kepada munculnya Keturunan atau Benih Kerajaan. Buku ini memberikan jaminan pasti bahwa janji-janji Yehuwa mengenai Kerajaan pasti akan digenapi. Ketika membahas tentang janji Allah kepada Abraham, Ishak, dan Yakub, dan yang diulangi kepada orang Israel, keturunan mereka, catatan menyatakan berkenaan zaman Yosua: ”Dari segala yang baik yang dijanjikan [Yehuwa] kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi.” (Yos. 21:45; Kej. 13:14-17) Demikian pula mengenai ”segala yang baik yang dijanjikan” Yehuwa tentang Kerajaan surga yang adil-benar—semuanya akan menjadi kenyataan!