Alkitab
Definisi: Firman yang tertulis dari Allah Yehuwa kepada umat manusia. Ia menggunakan kira-kira 40 sekretaris manusia dalam jangka waktu 16 abad untuk mencatatnya, tetapi Allah sendiri dengan aktif memimpin penulisannya melalui roh-Nya. Jadi, Alkitab diilhamkan Allah. Sebagian besar catatan tersebut terdiri dari pernyataan-pernyataan yang sebenarnya dari Yehuwa dan perincian mengenai ajaran dan kegiatan Yesus Kristus, Putra Allah. Di sini, kita menemukan pernyataan-pernyataan tentang tuntutan-tuntutan Allah bagi hamba-hamba-Nya dan apa yang akan Ia lakukan untuk melaksanakan maksud-tujuan-Nya yang mulia bagi bumi. Untuk memperdalam penghargaan kita terhadap hal-hal ini, Yehuwa juga melestarikan dalam Alkitab suatu catatan yang memperlihatkan apa yang akan terjadi jika pribadi-pribadi dan bangsa-bangsa mendengarkan Allah dan bekerja selaras dengan maksud-tujuan-Nya, maupun akibatnya jika mereka berbuat sekehendak mereka. Melalui catatan sejarah yang dapat dipercaya ini, Yehuwa memberi tahu kita cara Ia berurusan dengan umat manusia serta kepribadian-Nya sendiri yang menakjubkan.
Alasan-alasan untuk memperhatikan Alkitab
Alkitab sendiri mengatakan bahwa asalnya dari Allah, Pencipta umat manusia
2 Tim. 3:16, 17: ”Segenap Tulisan Kudus diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menegur, untuk meluruskan perkara-perkara, untuk mendisiplin dalam keadilbenaran, agar abdi Allah menjadi cakap sepenuhnya, diperlengkapi secara menyeluruh untuk setiap pekerjaan yang baik.”
Pny. 1:1: ”Suatu penyingkapan oleh Yesus Kristus, yang Allah berikan kepadanya, supaya hal-hal yang pasti akan segera terjadi diperlihatkan kepada budak-budaknya.”
2 Sam. 23:1, 2: ”Kata-kata Daud putra Isai . . . Roh Yehuwa-lah yang berbicara melalui aku, dan firmannya ada pada lidahku.”
Yes. 22:15: ”Inilah firman Tuan Yang Berdaulat, Yehuwa yang berbala tentara.”
Kita tentu berharap bahwa berita Allah kepada segenap umat manusia tersedia di seluruh bola bumi. Alkitab, secara keseluruhan atau sebagian, telah diterjemahkan ke dalam kira-kira 1.800 bahasa. Jumlah terbitannya bermiliar-miliar. The World Book Encyclopedia mengatakan, ”Alkitab adalah buku yang paling banyak dibaca dalam sejarah. Kemungkinan juga yang paling berpengaruh. Lebih banyak jumlah Alkitab yang telah disiarkan daripada buku lain mana pun. Alkitab juga telah lebih sering diterjemahkan ke dalam lebih banyak bahasa daripada buku-buku lain mana pun.”—(1984), Jil. 2, hlm. 219.
Nubuat Alkitab menjelaskan makna keadaan-keadaan dunia
Banyak pemimpin dunia mengakui bahwa umat manusia berada di ambang bencana. Alkitab menubuatkan keadaan-keadaan ini lama berselang dan menjelaskan maknanya serta apa hasil akhirnya. (2 Tim. 3:1-5; Luk. 21:10, 11, 31) Alkitab memberi tahu apa yang harus kita lakukan untuk dapat selamat melewati kebinasaan dunia yang sudah dekat, dengan kesempatan untuk mendapatkan hidup kekal di bawah keadaan-keadaan yang adil-benar di bumi ini.—Zef. 2:3; Yoh. 17:3; Mz. 37:10, 11, 29.
Alkitab memungkinkan kita untuk mengerti tujuan hidup ini
Alkitab menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Dari mana asalnya kehidupan? (Kis. 17:24-26) Mengapa kita ada di sini? Apakah hanya untuk hidup beberapa tahun, mendapatkan sebanyak mungkin dari kehidupan ini, dan kemudian mati?—Kej. 1:27, 28; Rm. 5:12; Yoh. 17:3; Mz. 37:11; Mz. 40:8.
Alkitab memperlihatkan bagaimana kita dapat memperoleh hal-hal yang justru sangat diinginkan oleh para pencinta keadilbenaran
Alkitab memberi tahu kita di mana kita bisa mendapatkan teman-teman yang baik yang benar-benar saling mengasihi (Yoh. 13:35), apa yang dapat menjamin bahwa kita akan mendapat cukup banyak makanan bagi diri sendiri dan keluarga kita (Mat. 6:31-33; Ams. 19:15; Ef. 4:28), bagaimana kita dapat berbahagia meskipun keadaan-keadaan yang sulit mengelilingi kita.—Mz. 1:1, 2; 34:8; Luk. 11:28; Kis. 20:35.
Alkitab menjelaskan bahwa Kerajaan Allah, pemerintahan-Nya, akan menyingkirkan sistem yang fasik sekarang ini (Dan. 2:44), dan di bawah pemerintahan-Nya umat manusia akan dapat menikmati kesehatan yang sempurna dan hidup kekal.—Pny. 21:3, 4; bandingkan Yesaya 33:24.
Pasti buku yang mengaku berasal dari Allah, yang menjelaskan makna keadaan-keadaan dunia maupun tujuan hidup ini, dan yang memperlihatkan bagaimana problem-problem kita akan dipecahkan patut diperhatikan.
Bukti-bukti bahwa Alkitab terilham
Alkitab penuh dengan nubuat-nubuat yang menunjukkan pengetahuan yang terperinci tentang masa depan—sesuatu yang mustahil bagi manusia
2 Ptr. 1:20, 21: ”Nubuat dalam Tulisan-Tulisan Kudus tidak muncul dari penafsiran pribadi apa pun. Karena nubuat tidak pernah dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi manusia mengatakan apa yang berasal dari Allah seraya mereka dibimbing oleh roh kudus.”
◼ Nubuat: Yes. 44:24, 27, 28; 45:1-4: ”Yehuwa . . . Pribadi yang mengatakan kepada air yang dalam, ’Menguaplah; dan semua sungaimu akan kukeringkan’; Pribadi yang mengatakan mengenai Kores, ’Dialah gembalaku, dan segala sesuatu yang aku sukai akan ia laksanakan sepenuhnya’; bahkan firmanku mengenai Yerusalem, ’Ia akan dibangun kembali’, dan mengenai bait, ’Fondasimu akan diletakkan.’ Inilah firman Yehuwa kepada orang yang diurapinya, kepada Kores, yang tangan kanannya kupegang, untuk menaklukkan bangsa-bangsa di hadapannya, supaya aku membuka ikatan pada pinggang raja-raja; untuk membuka di hadapannya pintu-pintu berdaun dua, supaya pintu-pintu gerbang tidak tertutup, ’Aku akan berjalan di depanmu, dan bukit-bukit akan kuratakan. Pintu-pintu tembaga akan kuhancurkan, dan palang-palang besi akan kutebas. . . . Demi hambaku, Yakub, dan demi Israel, orang pilihanku, aku memanggil engkau dengan namamu.’” (Tulisan-tulisan Yesaya diselesaikan kira-kira menjelang tahun 732 SM.)
◻ Penggenapan: Kores masih belum dilahirkan ketika nubuat itu ditulis. Orang-orang Yahudi baru dibawa ke pembuangan di Babilon pada tahun 617-607 SM, dan Yerusalem serta baitnya baru dibinasakan pada tahun 607 SM. Secara terperinci nubuat itu digenapi mulai tahun 539 SM. Kores mengalihkan aliran air Sungai Efrat menjadi suatu danau buatan, pintu-pintu air dari Babilon dibiarkan terbuka secara sembrono selama pesta pora di kota, dan Babilon jatuh ke tangan orang-orang Media dan Persia di bawah Kores. Setelah itu, Kores membebaskan tawanan-tawanan Yahudi dan menyuruh mereka kembali ke Yerusalem dengan perintah untuk membangun kembali bait Yehuwa di sana.—The Encyclopedia Americana (1956), Jil. III, hlm. 9; Light From the Ancient Past (Princeton, 1959), Jack Finegan, hlm. 227-229; ”Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat” (Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc., 1991), hlm. 282, 285, 296.
◼ Nubuat: Yer. 49:17, 18: ”’Edom akan menjadi sesuatu yang mencengangkan. Setiap orang yang melewatinya akan memandang dengan tercengang dan bersuit oleh karena semua tulahnya. Sama seperti ketika Sodom dan Gomora serta kota-kota tetangganya diruntuhkan,’ kata Yehuwa, ’tidak seorang pun akan tinggal di sana.’” (Yeremia selesai mencatat nubuat-nubuatnya menjelang tahun 580 SM.)
◻ Penggenapan: ”Mereka [orang-orang Edom] diusir dari Palestina pada abad ke-2 SM oleh Yudas Makabe, dan pada tahun 109 SM Yohanes Hirkanus, pemimpin Makabe, memperluas kerajaan Yehuda sehingga meliputi bagian barat negeri-negeri Edom. Pada abad pertama SM, ekspansi Romawi menyapu habis sisa-sisa terakhir kemerdekaan Edom . . . Setelah kehancuran Yerusalem oleh orang-orang Romawi pada tahun 70 M . . . nama Idumea [Edom] lenyap dari sejarah.” (The New Funk & Wagnalls Encyclopedia, 1952, Jil. 11, hlm. 4114) Perhatikan bahwa penggenapannya terus berlaku sampai zaman kita. Sama sekali tidak dapat dikatakan bahwa nubuat ini ditulis setelah kejadian-kejadian itu.
◼ Nubuat: Luk. 19:41-44; 21:20, 21: ”Ia [Yesus Kristus] memandang kota itu [Yerusalem] dan menangisinya, katanya, . . . ’Masanya akan datang ke atasmu sewaktu musuh-musuhmu akan membangun di sekelilingmu sebuah pertahanan dengan kayu-kayu runcing, lalu mengepung engkau dan membuat engkau menderita dari setiap sisi, dan mereka akan menghempaskan engkau serta anak-anakmu yang ada padamu ke tanah, dan mereka tidak akan meninggalkan sebuah batu di atas batu yang lain padamu, karena engkau tidak menyadari waktunya, bilamana engkau diperiksa.’” Dua hari kemudian, ia menasihati murid-muridnya, ”Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh bala tentara yang berkemah, kemudian ketahuilah bahwa penghancuran atasnya sudah dekat. Kemudian hendaklah orang-orang yang di Yudea mulai melarikan diri ke pegunungan, dan hendaklah orang-orang yang berada di tengah-tengah kota itu mengundurkan diri.” (Nubuat ini diucapkan oleh Yesus Kristus pada tahun 33 M.)
◻ Penggenapan: Yerusalem memberontak terhadap Roma, dan pada tahun 66 M bala tentara Romawi di bawah Cestius Gallus menyerang kota itu. Tetapi, seperti dilaporkan oleh sejarawan Yahudi Yosefus, panglima Romawi ”tiba-tiba menarik pasukannya, meninggalkan harapan meskipun ia tidak menderita kekalahan, dan mengundurkan diri dari Kota itu tanpa alasan apa pun yang masuk akal”. (Josephus, the Jewish War, Penguin Classics, 1969, hlm. 167) Hal ini memberikan kesempatan kepada umat Kristen untuk lari dari kota, yang mereka lakukan, pindah ke Pela di seberang Sungai Yordan, menurut Eusebius Pamfilus dalam karyanya, Ecclesiastical History. (Diterjemahkan oleh C.F. Crusé, London, 1894, hlm. 75) Kemudian sekitar waktu perayaan Paskah tahun 70 M, Jenderal Titus mengepung kota itu, suatu pagar keliling yang panjangnya 7,2 km didirikan hanya dalam tiga hari, dan setelah lima bulan Yerusalem jatuh. ”Yerusalem sendiri secara sistematis dihancurkan dan Bait ditinggalkan dalam bentuk puing-puing. Bukti-bukti arkeologis memperlihatkan kepada kita sekarang betapa efektifnya kehancuran bangunan-bangunan Yahudi di seluruh negeri itu.”—The Bible and Archaeology (Grand Rapids, Mich.; 1962), J. A. Thompson, hlm. 299.
Isinya secara ilmiah benar sehubungan dengan hal-hal yang baru ditemukan belakangan oleh para peneliti
Asal Mula Alam Semesta: Kej. 1:1: ”Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Pada tahun 1978, astronom Robert Jastrow menulis, ”Sekarang kita menyadari bagaimana bukti-bukti astronomi mengarah kepada pandangan Alkitab tentang asal mula dunia ini. Perinciannya berbeda, tetapi unsur-unsur pokok dalam kisah Kejadian secara astronomi dan dalam Alkitab sama; rantai kejadian-kejadian yang mengarah kepada manusia mulai secara tiba-tiba dan mencolok pada suatu saat tertentu dalam waktu, dalam sekilas cahaya dan energi.”—God and the Astronomers (New York, 1978), hlm. 14.
Bentuk Planet Bumi: Yes. 40:22: ”Ada Pribadi yang tinggal di atas lingkaran bumi.” Pada zaman dahulu pendapat yang umum ialah bumi ini datar. Baru 200 tahun setelah ayat Alkitab ini ditulis, sebuah sekolah filsuf Yunani berargumentasi bahwa bumi mungkin seperti bulatan, dan kira-kira 300 tahun kemudian seorang astronom Yunani menghitung perkiraan radius bumi. Tetapi, pandangan bahwa bumi bulat bukan pandangan umum bahkan setelahnya. Baru pada abad ke-20 manusia dapat mengadakan perjalanan dengan pesawat terbang, dan kemudian ke ruang angkasa dan bahkan ke bulan, dengan demikian memberikan kepada mereka suatu pandangan yang jelas tentang ”lingkaran” cakrawala bumi.
Kehidupan binatang: Im. 11:6: ”Terwelu, . . . pemamah biak.” Meskipun hal ini sudah lama diserang oleh beberapa kritikus, kelinci yang memamah biak akhirnya diamati oleh seorang Inggris bernama William Cowper pada abad ke-18. Cara mereka melakukan hal itu dengan luar biasa digambarkan pada tahun 1940 dalam Proceedings of the Zoological Society of London, Jil. 110, Seri A, hlm. 159-163.
Keselarasan isinya penting
Hal ini terutama demikian mengingat fakta bahwa buku-buku Alkitab dicatat oleh kira-kira 40 orang yang profesinya berbeda-beda seperti raja, nabi, gembala, pemungut cukai, dan dokter. Mereka menulisnya selama jangka waktu 1.610 tahun; jadi tidak ada kesempatan untuk bersekongkol. Namun, tulisan-tulisan mereka selaras, bahkan dalam perincian yang terkecil. Untuk dapat menghargai sejauh mana bagian-bagian Alkitab terjalin dengan selaras, Saudara harus membaca dan mempelajarinya sendiri.
Bagaimana kita dapat yakin bahwa Alkitab tidak diubah?
”Dalam sejumlah MSS. [manuskrip] kuno yang mendukung suatu tulisan, dan dalam tahun-tahun yang telah berlalu antara tulisan yang asli dan MSS. yang mendukungnya, Alkitab ternyata mempunyai kelebihan yang pasti dibandingkan dengan tulisan-tulisan klasik [dari Homer, Plato, dan yang lain-lain]. . . . Secara keseluruhan MSS. klasik hanya sedikit sekali dibandingkan dengan Alkitab. Tidak ada buku kuno lain yang mendapat dukungan begitu kuat selain Alkitab.”—The Bible From the Beginning (New York, 1929), P. Marion Simms, hlm. 74, 76.
Sebuah laporan yang diterbitkan pada tahun 1971 memperlihatkan bahwa terdapat kira-kira 6.000 salinan yang ditulis dengan tangan, yang berisi seluruh atau sebagian Kitab-Kitab Ibrani; yang paling tua berasal dari abad ketiga SM. Untuk Kitab-Kitab Yunani Kristen, terdapat kira-kira 5.000 salinan dalam bahasa Yunani, yang tertua berasal dari awal abad kedua M. Juga terdapat banyak salinan terjemahan masa awal ke dalam bahasa-bahasa lain.
Dalam kata pengantar ketujuh jilid The Chester Beatty Biblical Papyri, Sir Frederick Kenyon menulis, ”Kesimpulan yang pertama dan paling penting yang didapat dengan memeriksanya [papirus-papirus itu] adalah kesimpulan yang memuaskan sehingga mereka meneguhkan kebenaran yang penting dari naskah-naskah yang ada. Tidak ada perubahan yang mencolok atau penting yang kelihatan dalam Perjanjian Lama ataupun Perjanjian Baru. Tidak ada hal-hal penting yang dihilangkan atau penambahan kalimat-kalimat, dan tidak ada perubahan yang mempengaruhi fakta-fakta atau doktrin-doktrin penting. Variasi naskah menyangkut soal-soal kecil, misalnya urutan kata-kata atau kata-kata yang tepat yang digunakan . . . Tetapi hal yang paling penting ialah penegasan mereka, sebagai bukti yang lebih kuno daripada yang ada pada saat ini, mengenai integritas naskah-naskah yang ada pada kita.”—(London, 1933), hlm. 15.
Memang benar, ada terjemahan Alkitab yang lebih berpaut erat pada apa yang terdapat dalam bahasa-bahasa aslinya daripada terjemahan-terjemahan lain. Alkitab-Alkitab saduran zaman modern bersifat terlalu bebas, kadang-kadang mengubah arti yang semula. Ada penerjemah-penerjemah yang membiarkan kepercayaan pribadi mereka mewarnai terjemahan mereka. Tetapi, kelemahan-kelemahan ini dapat terlihat dengan membandingkannya dengan berbagai terjemahan lain.
Jika Seseorang Mengatakan—
’Saya tidak percaya kepada Alkitab’
Saudara dapat menjawab, ’Namun, Anda percaya bahwa ada suatu Allah, bukan? . . . Bolehkah saya bertanya, apa yang ada dalam Alkitab yang sulit Anda terima?’
Atau Saudara dapat mengatakan, ’Bolehkah saya bertanya, Apakah Anda selalu merasa demikian? . . . Saya mendengar orang-orang mengatakan hal itu, meskipun mereka belum mempelajari Alkitab dengan saksama. Tetapi, karena Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa beritanya berasal dari Allah sendiri dan bahwa Ia menawarkan kepada kita hidup kekal jika kita percaya dan hidup selaras dengan apa yang dikatakannya, tidakkah Anda setuju bahwa akan bermanfaat jika Anda sedikitnya memeriksanya untuk mengetahui apakah pernyataan tersebut benar atau tidak? (Gunakan bahan di hlm. 43-46.)’
’Isi Alkitab saling bertentangan’
Saudara dapat menjawab, ’Saya mendengar orang-orang lain mengatakan hal itu kepada saya, tetapi tidak seorang pun pernah dapat menunjukkan kepada saya apa sebenarnya pertentangan itu. Dan pada waktu saya sendiri membaca Alkitab, secara pribadi saya tidak pernah melihat adanya pertentangan. Dapatkah Anda memberikan contoh kepada saya?’ Kemudian mungkin menambahkan, ’Apa yang memang saya dapati ialah bahwa banyak orang sama sekali tidak pernah dapat menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang terpikirkan karena membaca Alkitab. Misalnya, dari mana Kain mendapat istri? (Gunakan bahan di halaman 316, 317.)’
’Alkitab ditulis oleh manusia’
Saudara dapat menjawab, ’Memang benar. Kira-kira 40 orang ikut menulisnya. Tetapi Alkitab diilhamkan oleh Allah.’ Kemudian mungkin menambahkan: (1) ’Apa artinya hal itu? Bahwa Allah membimbing penulisannya, sama seperti seorang pengusaha menyuruh sekretarisnya menulis surat untuk dia.’ (2) ’Gagasan menerima berita dari seseorang di luar angkasa seharusnya tidak mengherankan kita. Bahkan manusia telah mengirim berita dan gambar-gambar dari bulan. Bagaimana mereka melakukan hal itu? Dengan menggunakan hukum-hukum yang lama berselang berasal dari Allah sendiri.’ (3) ’Tetapi bagaimana kita dapat yakin bahwa apa yang ada dalam Alkitab benar-benar berasal dari Allah? Alkitab berisi keterangan yang tidak mungkin berasal dari sumber manusia. Apa misalnya? Perincian tentang masa depan; dan hal ini selalu terbukti saksama sepenuhnya. (Untuk contoh-contoh, lihat halaman 43-45, juga halaman 136-140, di bawah judul ”Hari-Hari Terakhir”.)’
’Setiap orang mempunyai penafsiran sendiri tentang Alkitab’
Saudara dapat menjawab, ’Dan jelas bahwa tidak semuanya benar.’ Kemudian mungkin menambahkan: (1) ’Memutarbalikkan Alkitab supaya cocok dengan gagasan sendiri dapat mengakibatkan kerugian yang permanen. (2 Ptr. 3:15, 16)’ (2) ’Dua hal dapat membantu kita mengerti Alkitab dengan benar. Pertama, pertimbangkan ikatan kalimat (ayat-ayat di sekitarnya) suatu pernyataan. Kemudian, bandingkan ayat-ayat dengan pernyataan-pernyataan lain dalam Alkitab yang membahas pokok yang sama. Dengan cara demikian kita membiarkan Firman Allah sendiri membimbing pikiran kita, dan penafsirannya bukan dari kita sendiri tetapi dari Allah. Itulah cara yang dipakai dalam publikasi-publikasi Saksi-Saksi Yehuwa.’ (Lihat halaman 333, 334, di bawah judul ”Saksi-Saksi Yehuwa”.)
’Alkitab tidak praktis untuk zaman kita’
Saudara dapat menjawab, ’Dan kita berminat akan hal-hal yang praktis untuk kita sekarang, bukan?’ Kemudian mungkin menambahkan: (1) ’Apakah Anda setuju bahwa mengakhiri peperangan adalah praktis? . . . Tidakkah Anda setuju bahwa jika orang-orang belajar hidup bersama dalam damai dengan orang-orang dari bangsa-bangsa lain, hal ini merupakan suatu permulaan yang baik? . . . Alkitab justru menubuatkan hal itu. (Yes. 2:2, 3) Sebagai hasil dari pendidikan Alkitab, hal ini sedang terjadi dewasa ini di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa.’ (2) ’Lebih banyak yang dibutuhkan—dilenyapkannya semua orang dan bangsa yang menimbulkan peperangan. Apakah hal demikian pernah akan terjadi? Ya, dan Alkitab menjelaskan bagaimana. (Dan. 2:44; Mz. 37:10, 11)’
Atau Saudara dapat mengatakan, ’Saya menyadari keprihatinan Anda. Jika suatu buku petunjuk tidak praktis, tentu bodoh jika kita menggunakannya, bukan? Kemudian mungkin menambahkan, ’Apakah Anda setuju bahwa sebuah buku yang memberikan nasihat yang baik yang memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan keluarga yang bahagia, praktis? . . . Teori-teori dan praktek-praktek yang menyangkut kehidupan keluarga sering kali berubah, dan hasil yang kita lihat dewasa ini tidak baik. Namun, orang-orang yang mengetahui dan menerapkan apa yang Alkitab katakan mempunyai keluarga yang mapan dan bahagia. (Kol. 3:12-14, 18-21)’
’Alkitab adalah sebuah buku yang baik, tetapi tidak ada yang disebut kebenaran mutlak’
Saudara dapat menjawab, ’Memang setiap orang tampaknya mempunyai pendapat yang berbeda. Dan meskipun seseorang berpikir ia telah memecahkan suatu hal, sering kali ia mendapati bahwa sedikitnya ada suatu faktor lain yang tidak ia pertimbangkan. Namun, ada pribadi yang mempunyai kemampuan yang tidak terbatas demikian. Siapakah Dia? . . . Ya, Pencipta alam semesta.’ Kemudian mungkin menambahkan: (1) ’Itulah sebabnya Yesus Kristus mengatakan kepada-Nya, ”Firmanmu adalah kebenaran.” (Yoh. 17:17) Kebenaran itu ada dalam Alkitab. (2 Tim. 3:16, 17)’ (2) ’Allah tidak ingin kita mencari-cari dalam ketidaktahuan; Ia mengatakan bahwa kehendak-Nya ialah agar kita mempunyai pengetahuan yang saksama tentang kebenaran. (1 Tim. 2:3, 4) Dengan cara yang benar-benar memuaskan Alkitab menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti . . . ’ (Untuk membantu orang-orang, Saudara mungkin pertama-tama harus membahas bukti tentang kepercayaan akan adanya Allah. Lihat halaman 51-57, di bawah judul ”Allah”.)
’Alkitab adalah buku orang kulit putih’
Saudara dapat menjawab, ’Memang benar, mereka telah mencetak banyak salinan Alkitab. Tetapi Alkitab tidak mengatakan bahwa satu rumpun bangsa (ras) lebih baik daripada rumpun bangsa lain.’ Kemudian mungkin menambahkan: (1) ’Alkitab berasal dari Pencipta kita, dan Ia tidak berat sebelah. (Kis. 10:34, 35)’ (2) ’Firman Allah menawarkan kepada orang-orang dari segala bangsa dan suku kesempatan untuk hidup kekal di atas bumi ini di bawah Kerajaan-Nya. (Pny. 7:9, 10, 17)’
Atau Saudara dapat mengatakan, ’Sama sekali tidak! Pencipta umat manusia adalah pribadi yang memilih orang-orang yang akan Ia ilhami untuk menulis ke-66 buku Alkitab. Dan jika Ia memilih untuk menggunakan orang-orang kulit putih, itu adalah tanggung jawab-Nya. Tetapi berita Alkitab tidak terbatas bagi orang-orang kulit putih saja.’ Kemudian mungkin menambahkan, (1) ’Perhatikan apa yang dikatakan Yesus . . . (Yoh. 3:16) ”Setiap orang” termasuk orang-orang dari warna kulit apa pun. Selain itu, sebelum naik ke surga, Yesus mengucapkan kata-kata perpisahan ini kepada murid-muridnya . . . (Mat. 28:19)’ (2) ’Menarik sekali Kisah 13:1 berbicara tentang seorang pria bernama Niger, yang artinya ”hitam”. Ia adalah salah seorang nabi dan guru dari sidang di Antiokhia, Siria.’
’Saya hanya percaya kepada Alkitab Terjemahan Baru’
Saudara dapat menjawab, ’Jika Anda memilikinya, saya ingin menyampaikan sesuatu kepada Anda yang saya dapati sangat menganjurkan.’
Atau Saudara dapat mengatakan, ’Banyak orang menggunakan terjemahan itu, dan saya secara pribadi juga memilikinya.’ Kemudian mungkin menambahkan: (1) ’Tahukah Anda bahwa Alkitab mula-mula ditulis dalam bahasa Ibrani, Aram, dan Yunani? . . . Apakah Anda dapat membaca dalam bahasa-bahasa itu? . . . Jadi, kita berterima kasih bahwa Alkitab telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.’ (2) ’Dalam daftar ini (”Tabel Buku-Buku Alkitab”, dalam NW) ditunjukkan bahwa Kejadian, buku pertama dalam Alkitab, selesai ditulis pada tahun 1513 SM. Apakah Anda tahu bahwa, setelah Kejadian ditulis, baru setelah kira-kira 2.900 tahun berlalu seluruh Alkitab diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris? Dan, setelah kurang lebih 400 tahun berlalu terjemahan Alkitab bahasa Indonesia (Melayu) selesai dibuat’. (3) ’Bahasa Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Kita telah melihat hal itu juga, bukan? . . . Oleh karena itu, kita menghargai terjemahan-terjemahan modern yang dengan saksama menyatakan kebenaran-kebenaran yang sama seperti semula dalam bahasa yang kita pakai dewasa ini.’
’Anda mempunyai Alkitab Anda sendiri’
Lihat judul utama ”Terjemahan Dunia Baru”.