ALKITAB
Tulisan-Tulisan Kudus, Firman Yehuwa yang terilham, yang diakui sebagai buku yang paling terkemuka sepanjang masa oleh karena usianya yang sudah tua, jumlah sirkulasinya, jumlah bahasa terjemahannya, keunggulannya sebagai mahakarya sastra, dan nilainya yang luar biasa penting bagi seluruh umat manusia. Alkitab tidak bergantung pada buku-buku lain dan tidak meniru buku lain mana pun. Alkitab itu sendiri memang sudah unggul, sehingga pujian tertuju kepada Pengarangnya yang unik. Alkitab juga berbeda karena telah bertahan melewati kontroversi yang lebih keras dibandingkan dengan buku lain mana pun, mengingat ada banyak musuh yang membencinya.
Nama. Kata bahasa Inggris Bible diambil melalui bahasa Latin dari kata Yunani bi·bliʹa, yang artinya ”buku-buku kecil”. Kata ini selanjutnya berasal dari biʹblos, kata yang menunjukkan bagian dalam tanaman papirus yang digunakan untuk membuat semacam kertas yang primitif. Gebal, sebuah kota di Fenisia, yang terkenal karena perdagangan kertas papirusnya, dinamakan ”Biblos” oleh orang Yunani. (Lihat Yos 13:5, Rbi8, ctk.) Seraya waktu berlalu, kata bi·bliʹa digunakan untuk memaksudkan berbagai karya tulis, gulungan, buku, dan akhirnya koleksi buku kecil yang membentuk Alkitab. Yerome menyebut koleksi ini Biblioteka Divina, Perpustakaan Ilahi.
Yesus dan para penulis Kitab-Kitab Yunani Kristen menyebut koleksi tulisan suci itu sebagai ”Tulisan-Tulisan Kudus”, atau ”Tulisan-Tulisan yang kudus”, ”tulisan-tulisan kudus”. (Mat 21:42; Mrk 14:49; Luk 24:32; Yoh 5:39; Kis 18:24; Rm 1:2; 15:4; 2Tim 3:15, 16) Koleksi tersebut merupakan pernyataan tertulis dari Allah yang suka berkomunikasi, Firman Allah, dan hal ini nyata dari frasa-frasa seperti ”pernyataan dari mulut Yehuwa” (Ul 8:3), ”perkataan Yehuwa” (Yos 24:27), ”perintah Yehuwa” (Ezr 7:11), ”hukum Yehuwa”, ”pengingat dari Yehuwa”, ”titah-titah dari Yehuwa” (Mz 19:7, 8), ”firman Yehuwa” (Yes 38:4; 1Tes 4:15), ’ucapan Yehuwa’ (Mat 4:4). Berulang-ulang tulisan ini disebut sebagai ”pernyataan-pernyataan suci Allah”.—Rm 3:2; Kis 7:38; Ibr 5:12; 1Ptr 4:11.
Pembagian. Enam puluh enam buku, dari Kejadian sampai Penyingkapan, membentuk kanon Alkitab. Terpilihnya buku-buku ini, dan ditolaknya banyak buku lain, menjadi bukti bahwa Pengarang Ilahi tidak saja mengilhami penulisannya, tetapi juga dengan hati-hati menjaga agar buku-buku itu tetap terkumpul dan terpelihara dalam katalog suci. (Lihat APOKRIFA; KANON.) Tiga puluh sembilan di antara ke-66 buku Alkitab, yang membentuk tiga perempat isinya, dikenal sebagai Kitab-Kitab Ibrani, karena semua buku itu pada mulanya ditulis dalam bahasa Ibrani kecuali beberapa bagian kecil yang ditulis dalam bahasa Aram. (Ezr 4:8–6:18; 7:12-26; Yer 10:11; Dan 2:4b–7:28) Karena orang Yahudi menggabungkan beberapa di antara buku-buku ini, mereka hanya memiliki sejumlah 22 atau 24 buku, tetapi ini mencakup bahan yang sama. Tampaknya mereka juga mempunyai kebiasaan untuk membagi Kitab Suci menjadi tiga bagian—’hukum Musa, Kitab Para Nabi dan Mazmur’. (Luk 24:44; lihat KITAB-KITAB IBRANI.) Seperempat bagian terakhir Alkitab dikenal sebagai Kitab-Kitab Yunani Kristen, dan disebut demikian karena ke-27 buku yang membentuk bagian ini semula ditulis dalam bahasa Yunani. Penulisan, pengumpulan, dan penyusunan buku-buku ini dalam kanon Alkitab juga menunjukkan adanya pengawasan Yehuwa sejak permulaan sampai akhir.—Lihat KITAB-KITAB YUNANI KRISTEN.
Pembagian teks Alkitab menjadi pasal-pasal dan ayat-ayat (KJ mempunyai 1.189 pasal dan 31.102 ayat) tidak dilakukan oleh para penulis aslinya, tetapi merupakan sarana yang sangat berfaedah yang ditambahkan berabad-abad kemudian. Kaum Masoret membagi teks Kitab-Kitab Ibrani menjadi ayat-ayat; kemudian pada abad ke-13 Tarikh Masehi, pembagian pasal ditambahkan. Akhirnya pada tahun 1553, Alkitab Prancis terjemahan Robert Estienne diterbitkan sebagai Alkitab lengkap pertama dengan pembagian pasal dan ayat seperti yang ada sekarang ini.
Seluruh 66 buku Alkitab membentuk satu karya tunggal, utuh dan lengkap. Sebagaimana tanda pasal dan ayat hanyalah bantuan agar Alkitab lebih mudah dipelajari dan bukan untuk merusak keutuhannya, demikian pula pembagian Alkitab berdasarkan bahasa utama yang digunakan untuk menulis manuskrip-manuskrip yang sampai kepada kita. Karena itu, kita memiliki Kitab-Kitab Ibrani maupun Yunani. Dan kata ”Kristen” ditambahkan pada Kitab-Kitab Yunani untuk membedakannya dari Septuaginta Yunani, yang adalah Kitab-Kitab Ibrani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani.
”Perjanjian Lama” dan ”Perjanjian Baru”. Dewasa ini, Kitab-Kitab yang ditulis dalam bahasa Ibrani dan Aram umum disebut sebagai ”Perjanjian Lama”. Ini didasarkan atas apa yang tertulis di 2 Korintus 3:14 dalam banyak terjemahan modern. (TL, TB, BIS, NE, RS, JB) Istilah ini berasal dari kata Yunani di·a·theʹkes yang juga muncul di 32 tempat lain dalam teks Yunani yang memuat kata itu. Namun, rasul Paulus tidak sedang berbicara tentang Kitab-Kitab Ibrani dan Aram secara keseluruhan. Ia juga tidak memaksudkan bahwa tulisan-tulisan Kristen yang terilham merupakan suatu ”perjanjian baru”. Sang rasul sedang berbicara mengenai perjanjian Hukum yang lama, yang dicatat oleh Musa dalam Pentateukh dan yang hanya membentuk sebagian dari Kitab-Kitab pra-Kristen. Untuk alasan ini ia mengatakan dalam ayat berikutnya, ”apabila Kitab-Kitab Musa dibacakan”.
Oleh karena itu tidak ada dasar yang kuat untuk menyebut Kitab-Kitab Ibrani dan Aram sebagai ”Perjanjian Lama” dan Kitab-Kitab Yunani Kristen sebagai ”Perjanjian Baru”. Yesus Kristus sendiri menyebut kumpulan tulisan suci sebagai ”Tulisan-Tulisan Kudus”. (Mat 21:42; Mrk 14:49; Yoh 5:39) Rasul Paulus menyebutnya sebagai ”Tulisan-Tulisan yang kudus”, ”Tulisan-Tulisan Kudus”, dan ”tulisan-tulisan kudus”.—Rm 1:2; 15:4; 2Tim 3:15.
Pengarang. Tabel yang terdapat di sini memperlihatkan bahwa sekitar 40 sekretaris atau penulis manusia digunakan oleh satu Pengarang untuk mencatat Firman terilham Yehuwa. ”Segenap Tulisan Kudus diilhamkan Allah”, dan ini mencakup tulisan dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen beserta ”bagian-bagian lain dari Tulisan-Tulisan Kudus”. (2Tim 3:16; 2Ptr 3:15, 16) Ungkapan ”diilhamkan Allah” adalah terjemahan dari frasa Yunani the·oʹpneu·stos, yang artinya ”dinapaskan oleh Allah”. Dengan ’mengembuskan napas’ atas pria-pria yang setia, Allah membuat roh-Nya, atau tenaga aktif-Nya, bekerja atas mereka dan mengarahkan apa yang Ia ingin agar dicatat, karena, sebagaimana ada tertulis, ”nubuat tidak pernah dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi manusia mengatakan apa yang berasal dari Allah seraya mereka dibimbing oleh roh kudus”.—2Ptr 1:21; Yoh 20:21, 22; lihat ILHAM.
Roh kudus Allah yang tidak kelihatan ini adalah ”jari” simbolis-Nya. Karena itu, ketika orang-orang melihat Musa mengadakan perbuatan-perbuatan supernatural, mereka berseru, ”Ini adalah jari Allah!” (Kel 8:18, 19; bandingkan dengan kata-kata Yesus di Mat 12:22, 28; Luk 11:20.) Dalam pertunjukan kuasa ilahi yang serupa, ”jari Allah” memulai penulisan Alkitab dengan memahatkan Sepuluh Perintah pada lempeng-lempeng batu. (Kel 31:18; Ul 9:10) Oleh karena itu, merupakan hal yang sederhana bagi Yehuwa untuk menggunakan manusia sebagai penulis-Nya meskipun beberapa hanya ”orang biasa yang tidak terpelajar” dalam pelatihan skolastik (Kis 4:13), dan tidak soal orang tersebut bekerja sebagai gembala, petani, pembuat kemah, nelayan, pemungut pajak, tabib, imam, nabi, ataupun raja. Tenaga aktif Yehuwa memasukkan gagasan-gagasan ke dalam pikiran si penulis. Dan dalam beberapa kasus, tenaga aktif itu membiarkan si penulis mengutarakan pemikiran ilahi dengan kata-katanya sendiri, sehingga kepribadian dan sifat-sifatnya tercermin dalam tulisannya, tetapi pada waktu yang sama, kesatuan yang luar biasa sehubungan dengan tema dan maksud-tujuan dipertahankan dari permulaan sampai akhir. Hasilnya, Alkitab, yang mencerminkan pikiran dan kehendak Yehuwa, mengungguli tulisan manusia belaka dalam hal kekayaan dan ruang lingkup isinya. Allah Yang Mahakuasa memastikan agar Firman kebenaran-Nya yang tertulis tersedia dalam bahasa yang mudah dimengerti dan yang mudah diterjemahkan ke dalam bahasa mana pun.
Dibandingkan dengan Alkitab, tidak ada buku lain yang memerlukan waktu begitu lama untuk menyelesaikannya. Pada tahun 1513 SM, Musa memulai penulisan Alkitab. Tulisan suci lainnya ditambahkan kepada Tulisan-Tulisan Kudus yang terilham ini sampai suatu waktu setelah tahun 443 SM, sewaktu Nehemia dan Maleakhi menyelesaikan buku mereka. Kemudian ada selang waktu dalam penulisan Alkitab selama hampir 500 tahun, sampai rasul Matius menulis catatan sejarahnya. Hampir 60 tahun kemudian, Yohanes, rasul yang terakhir, menyumbangkan Injil dan tiga suratnya sehingga lengkaplah kanon Alkitab. Jadi, jangka waktu total yang tercakup untuk menghasilkan Alkitab adalah kira-kira 1.610 tahun. Semua penulisnya adalah orang Ibrani dan karena itu mereka adalah bagian dari umat ’yang dipercayakan dengan pernyataan-pernyataan suci Allah’.—Rm 3:2.
Alkitab bukanlah semacam bunga rampai atau koleksi fragmen-fragmen kesusastraan Yahudi dan Kristen yang heterogen dan tidak saling berhubungan. Sebaliknya, Alkitab adalah sebuah buku yang terorganisasi, berbagai segmennya sangat selaras dan saling berhubungan, yang benar-benar mencerminkan betapa teratur serta sistematisnya sang Pengarang-Penciptanya. Cara Allah berinteraksi dengan Israel, yaitu dengan memberi mereka kaidah hukum maupun peraturan-peraturan yang mengatur segala hal ihwal kehidupan dalam perkemahan bahkan sampai pada perincian-perincian kecil —hal-hal yang belakangan ditiru dalam kerajaan dinasti Daud maupun dalam penyelenggaraan sidang di antara orang Kristen abad pertama—mencerminkan dan menonjolkan aspek pengorganisasian dalam Alkitab.
Isi. Sehubungan dengan isinya, Buku Segala Buku ini menyingkapkan masa lalu, menjelaskan masa kini, dan menubuatkan masa depan. Penjelasan ini hanya dapat berasal dari Dia yang mengetahui akhir segala sesuatu sejak awalnya. (Yes 46:10) Alkitab dimulai dengan menceritakan penciptaan langit dan bumi, dan dilanjutkan dengan memberikan kisah yang ekstensif tentang kejadian-kejadian ketika bumi dipersiapkan menjadi tempat tinggal manusia. Kemudian penjelasan yang benar-benar ilmiah tentang asal usul manusia disingkapkan—bagaimana kehidupan muncul hanya dari Pemberi Kehidupan—fakta-fakta yang hanya dapat dijelaskan oleh sang Pencipta yang kini berperan sebagai Pengarang. (Kej 1:26-28; 2:7) Dengan kisah tentang mengapa manusia mati, diperkenalkanlah tema penting yang mengikat seluruh Alkitab. Tema ini, pembenaran kedaulatan Yehuwa dan penggenapan lengkap maksud-tujuan-Nya bagi bumi, melalui Kerajaan-Nya di bawah Kristus, sang Benih yang dijanjikan, tercakup dalam nubuat pertama mengenai ’benih wanita itu’. (Kej 3:15) Janji tentang ’benih’ ini baru disebutkan lagi lebih dari 2.000 tahun kemudian, ketika Allah memberi tahu Abraham, ”Melalui benihmu, semua bangsa di bumi pasti akan memperoleh berkat.” (Kej 22:18) Lebih dari 800 tahun kemudian, jaminan itu diulangi lagi kepada keturunan Abraham, yakni Raja Daud, dan seraya waktu terus berlalu, nabi-nabi Yehuwa membuat harapan yang berkobar ini tetap menyala-nyala dengan cemerlang. (2Sam 7:12, 16; Yes 9:6, 7) Lebih dari 1.000 tahun setelah Daud dan 4.000 tahun setelah nubuat yang pertama di Eden, muncullah Benih yang Dijanjikan itu, Yesus Kristus, ahli waris yang sah dari ”takhta Daud, bapaknya”. (Luk 1:31-33; Gal 3:16) Ketika diremukkan, atau dibunuh, oleh benih ”ular” yang ada di bumi, ”Putra dari Yang Mahatinggi” ini menyediakan harga tebusan untuk membeli kembali hak hidup keturunan Adam yang telah dihilangkan. Dengan demikian ia menyediakan satu-satunya sarana yang memungkinkan umat manusia memperoleh kehidupan abadi. Kemudian ia dibangkitkan ke surga dan di sana ia menunggu sampai tiba waktu yang ditentukan untuk mencampakkan ”ular yang semula, yang disebut Iblis dan Setan”, ke bumi ini, dan akhirnya memusnahkannya untuk selama-lamanya. Dengan demikian, tema luar biasa yang diumumkan di buku Kejadian dan yang diperkembangkan serta diperluas secara seimbang dalam seluruh Alkitab, dibawa menuju klimaks yang gemilang dalam pasal-pasal penutup buku Penyingkapan seraya maksud-tujuan Yehuwa yang agung menjadi nyata dengan perantaraan Kerajaan-Nya.—Pny 11:15; 12:1-12, 17; 19:11-16; 20:1-3, 7-10; 21:1-5; 22:3-5.
Melalui Kerajaan di bawah Kristus sebagai Benih yang Dijanjikan, kedaulatan Yehuwa akan dibenarkan dan nama-Nya akan disucikan. Selaras dengan tema ini, Alkitab lebih mengagungkan nama pribadi Allah dibandingkan dengan buku lain mana pun; nama tersebut muncul 6.973 kali pada bagian Kitab-Kitab Ibrani dalam Terjemahan Dunia Baru. Ini tidak termasuk penggunaan bentuk pendeknya, yakni ”Yah”, dan sering digunakannya nama itu sebagai bagian nama lain seperti ”Yehosyua”, yang artinya ”Yehuwa Adalah Keselamatan”. (Lihat YEHUWA [Pentingnya Nama Itu].) Kita tidak akan mengetahui nama sang Pencipta, sengketa besar menyangkut kedaulatan-Nya yang timbul karena pemberontakan di Eden, atau maksud-tujuan Allah untuk menyucikan nama-Nya serta membenarkan kedaulatan-Nya di hadapan semua ciptaan seandainya semua ini tidak disingkapkan dalam Alkitab.
Dalam perpustakaan yang terdiri dari 66 buku kecil ini, tema Kerajaan dan nama Yehuwa terjalin erat dengan keterangan mengenai banyak pokok. Apabila Alkitab berbicara tentang bidang-bidang pengetahuan seperti pertanian, arsitektur, astronomi, kimia, perdagangan, teknik, etnologi, pemerintahan, higiene, musik, puisi, filologi, dan siasat peperangan, hal-hal itu hanya berkaitan dengan perkembangan temanya dan bukan penjabaran yang terperinci. Meskipun demikian, Alkitab bagaikan gudang informasi bagi para arkeolog dan para paleograf (ahli tulisan kuno).
Sebagai karya sejarah yang akurat dan yang mengulas masa lalu secara sangat mendalam, Alkitab jauh mengungguli semua buku lainnya. Akan tetapi, Alkitab jauh lebih bernilai dalam bidang nubuat, karena meramalkan masa depan yang hanya dapat disingkapkan dengan saksama oleh Raja Kekekalan. Pergantian kuasa-kuasa dunia selama berabad-abad, bahkan kebangkitan dan keruntuhan akhir lembaga-lembaga yang ada sekarang, telah diuraikan sebelumnya dalam nubuat-nubuat jangka panjang yang terdapat dalam Alkitab.
Firman kebenaran Allah dengan cara yang sangat praktis memerdekakan manusia dari kebodohan, takhayul, filsafat manusia, dan tradisi manusia yang tidak masuk akal. (Yoh 8:32) ”Firman Allah itu hidup dan mengerahkan kuasa.” (Ibr 4:12) Tanpa Alkitab kita tidak akan mengenal Yehuwa, tidak akan mengetahui manfaat-manfaat yang menakjubkan dari korban tebusan Kristus, dan tidak akan mengerti persyaratan yang harus dipenuhi agar dapat memperoleh kehidupan abadi di dalam atau di bawah Kerajaan Allah yang adil-benar.
Alkitab adalah buku yang paling praktis dalam hal-hal lain juga, karena memberikan nasihat-nasihat yang bagus kepada orang Kristen mengenai caranya hidup sekarang, caranya melaksanakan pelayanan mereka, dan caranya selamat dari sistem ini yang anti-Allah dan suka mengejar kesenangan. Orang Kristen diberi tahu untuk ’berhenti dibentuk menurut sistem ini’ dengan mengubah pikirannya dari cara berpikir duniawi. Hal ini dapat mereka lakukan dengan memiliki sikap mental yang sama seperti ”yang juga ada dalam Kristus Yesus”, yaitu kerendahan hati, dan dengan menanggalkan kepribadian lama serta mengenakan kepribadian baru. (Rm 12:2; Flp 2:5-8; Ef 4:23, 24; Kol 3:5-10) Ini berarti mempertunjukkan buah roh Allah, ”kasih, sukacita, damai, kepanjangsabaran, kebaikan hati, kebaikan, iman, kelemahlembutan, pengendalian diri”—pokok-pokok bahasan yang banyak sekali ditulis di seluruh Alkitab.—Gal 5:22, 23; Kol 3:12-14.
Keautentikan. Kebenaran Alkitab telah diserang dari banyak sudut, tetapi tidak satu pun dari upaya-upaya ini berhasil meruntuhkan atau melemahkan kedudukannya sedikit pun.
Sejarah Alkitab. Sir Isaac Newton pernah berkata, ”Saya mendapati lebih banyak tanda keautentikan yang pasti di dalam Alkitab daripada di dalam sejarah sekuler mana pun.” (Two Apologies, karya R. Watson, London, 1820, hlm. 57) Berkenaan dengan pokok apa pun yang ingin diuji, integritasnya kepada kebenaran terbukti benar. Sejarahnya akurat dan dapat diandalkan. Misalnya, apa yang dikatakannya tentang kejatuhan Babilon ke tangan orang Media dan orang Persia tidak berhasil dibantah (Yer 51:11, 12, 28; Dan 5:28), demikian juga apa yang dikatakannya mengenai tokoh-tokoh seperti Nebukhadnezar dari Babilonia (Yer 27:20; Dan 1:1); Raja Syisyak dari Mesir (1Raj 14:25; 2Taw 12:2); Tiglat-pileser III dan Sanherib dari Asiria (2Raj 15:29; 16:7; 18:13); kaisar-kaisar Romawi: Agustus, Tiberius, dan Klaudius (Luk 2:1; 3:1; Kis 18:2); orang-orang Romawi seperti Pilatus, Feliks, dan Festus (Kis 4:27; 23:26; 24:27); ataupun apa yang dikatakannya tentang kuil Artemis di Efesus dan Areopagus di Athena (Kis 19:35; 17:19-34). Apa yang Alkitab katakan tentang hal-hal tersebut atau tentang tempat, orang, atau peristiwa lainnya, akurat dari segi sejarah dalam setiap perinciannya.—Lihat ARKEOLOGI.
Suku bangsa dan bahasa. Apa yang Alkitab katakan tentang suku bangsa dan bahasa umat manusia juga benar. Semua bangsa, tidak soal perawakan, kebudayaan, warna kulit, atau bahasa, adalah anggota dari satu keluarga manusia. Pembagian keluarga manusia menjadi tiga ras, yakni ras Yafetik, Hamitik, dan Semitik, yang semuanya adalah keturunan Adam melalui Nuh, sama sekali tidak bisa dibantah. (Kej 9:18, 19; Kis 17:26) Sir Henry Rawlinson mengatakan, ”Seandainya kita hanya menelusuri bahasa-bahasa, tanpa menggunakan catatan Alkitab, kita masih tetap dibimbing ke arah Dataran Syinar, sebagai pusat tempat berpencarnya bermacam-macam rumpun bahasa.”—The Historical Evidences of the Truth of the Scripture Records, karya G. Rawlinson, 1862, hlm. 287; Kej 11:2-9.
Nilai praktis. Ajaran-ajaran, contoh-contoh, dan doktrin-doktrin dalam Alkitab sangat praktis bagi manusia modern. Prinsip-prinsip yang adil-benar dan standar-standar moral yang tinggi yang dimuat dalam buku ini membuatnya jauh mengungguli semua buku lain mana pun. Alkitab tidak saja menjawab pertanyaan-pertanyaan yang penting, tetapi juga memberikan banyak saran praktis yang jika diikuti akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental penduduk bumi. Alkitab mengulas prinsip-prinsip tentang apa yang benar dan salah, yang berfungsi sebagai tolok ukur untuk urusan bisnis yang jujur (Mat 7:12; Im 19:35, 36; Ams 20:10; 22:22, 23), kerajinan (Ef 4:28; Kol 3:23; 1Tes 4:11, 12; 2Tes 3:10-12), tingkah laku moral yang bersih (Gal 5:19-23; 1Tes 4:3-8; Kel 20:14-17; Im 20:10-16), pergaulan yang membina (1Kor 15:33; Ibr 10:24, 25; Ams 5:3-11; 13:20), hubungan keluarga yang baik (Ef 5:21-33; 6:1-4; Kol 3:18-21; Ul 6:4-9; Ams 13:24). Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh William Lyon Phelps, seorang pendidik yang terkenal, ”Saya percaya bahwa pengetahuan tentang Alkitab tanpa perguruan tinggi lebih bernilai daripada perguruan tinggi tanpa Alkitab.” (The New Dictionary of Thoughts, hlm. 46) John Quincy Adams menulis mengenai Alkitab, ”Dari antara semua buku di dunia, [Alkitab]-lah yang memberikan sumbangan terbesar untuk membuat orang menjadi baik, berhikmat, dan bahagia.”—Letters of John Quincy Adams to His Son, 1849, hlm. 9.
Keakuratan ilmiah. Sehubungan dengan keakuratan ilmiah, Alkitab selaras dengan fakta-fakta. Tidak soal Alkitab sedang menjabarkan urutan kejadian yang progresif tentang persiapan bumi untuk dihuni manusia (Kej 1:1-31), mengatakan bahwa bumi ini bundar dan digantungkan pada ”ketiadaan” (Ayb 26:7; Yes 40:22), menggolongkan terwelu sebagai binatang pemamah biak (Im 11:6), atau menyatakan, ”jiwa makhluk ada di dalam darahnya” (Im 17:11-14), Alkitab benar secara ilmiah.
Kebudayaan dan kebiasaan. Mengenai pokok-pokok yang berkaitan dengan kebudayaan dan kebiasaan, dari segi apa pun Alkitab tidak didapati salah. Sehubungan dengan masalah politik, Alkitab selalu berbicara tentang seorang penguasa dengan menggunakan gelar yang tepat yang disandangnya pada masa penulisan. Misalnya, Herodes Antipas dan Lisanias disebut sebagai penguasa distrik (tetrark), Herodes Agripa (II) sebagai raja, dan Galio sebagai prokonsul. (Luk 3:1; Kis 25:13; 18:12) Pawai kemenangan pasukan tentara, diikuti para tawanan mereka, merupakan hal yang lazim selama zaman Romawi. (2Kor 2:14) Keramahtamahan yang diperlihatkan kepada orang yang tidak dikenal, cara hidup orang Timur, cara membeli tanah, prosedur hukum dalam membuat kontrak-kontrak, dan praktek sunat di antara orang Ibrani dan orang-orang lain yang disebutkan dalam Alkitab, dalam semua perincian ini Alkitab saksama.—Kej 18:1-8; 23:7-18; 17:10-14; Yer 9:25, 26.
Keterusterangan. Para penulis Alkitab memperlihatkan keterusterangan yang tidak ditemukan pada para penulis kuno lainnya. Sejak awal mula, Musa dengan terus terang melaporkan dosa-dosanya sendiri maupun dosa-dosa dan kesalahan bangsanya, dan kebijakan ini diikuti oleh para penulis Ibrani lainnya. (Kel 14:11, 12; 32:1-6; Bil 14:1-9; 20:9-12; 27:12-14; Ul 4:21) Dosa tokoh-tokoh besar seperti Daud dan Salomo tidak ditutup-tutupi tetapi dilaporkan. (2Sam 11:2-27; 1Raj 11:1-13) Yunus menceritakan ketidaktaatannya sendiri. (Yun 1:1-3; 4:1) Nabi-nabi lain juga memperlihatkan keterusterangan dan kejujuran yang sama. Para penulis Kitab-Kitab Yunani Kristen juga berupaya memberikan laporan yang benar seperti halnya dalam Kitab-Kitab Ibrani. Paulus menceritakan haluan hidupnya dahulu yang penuh dosa; kelalaian Markus untuk berpegang pada pekerjaan utusan injilnya; dan juga kesalahan rasul Petrus diceritakan. (Kis 22:19, 20; 15:37-39; Gal 2:11-14) Pelaporan yang jujur dan terbuka seperti itu menimbulkan keyakinan pada pernyataan Alkitab akan kejujuran dan kebenaran.
Integritas. Fakta-fakta memberikan bukti akan integritas Alkitab. Narasi Alkitab terjalin erat tanpa dapat dipisahkan dengan sejarah pada zaman itu. Instruksi yang terus terang dan benar disampaikan dengan cara yang sangat sederhana. Kesungguhan dan kesetiaan yang tulus dari para penulisnya, gairah mereka yang menyala-nyala bagi kebenaran, dan upaya mereka yang sungguh-sungguh untuk mencapai kesaksamaan dalam perincian-perinciannya, semua itulah yang kita harapkan terdapat dalam Firman kebenaran Allah.—Yoh 17:17.
Nubuat. Kalau ada satu hal yang dapat membuktikan Alkitab adalah Firman Yehuwa yang terilham, hal itu adalah nubuat. Ada banyak sekali nubuat jangka panjang di Alkitab yang telah digenapi. Untuk daftar yang memuat beberapa di antaranya, lihat buku ”Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”, hlm. 343-346.
Pelestarian. Dewasa ini, sejauh yang diketahui, naskah asli Tulisan-Tulisan Kudus sudah tidak ada lagi. Akan tetapi, Yehuwa memastikan agar salinan-salinan dibuat untuk menggantikan tulisan-tulisan asli yang sudah tua. Selain itu, sejak pembuangan di Babilon dan setelahnya, dengan pertumbuhan banyak komunitas Yahudi di luar Palestina, kebutuhan akan lebih banyak salinan Tulisan-Tulisan Kudus semakin bertambah. Kebutuhan ini dipenuhi oleh para penyalin profesional yang mengerahkan upaya luar biasa untuk mempertahankan keakuratan dalam manuskrip-manuskrip yang mereka tulis dengan tangan. Ezra adalah salah seorang di antara mereka, ”seorang penyalin yang mahir sehubungan dengan hukum Musa, yang telah diberikan Yehuwa”.—Ezr 7:6.
Selama ratusan tahun, salinan-salinan Tulisan-Tulisan Kudus yang ditulis dengan tangan terus dibuat. Selama masa itu, isi Alkitab diperluas dengan ditambahkannya Kitab-Kitab Yunani Kristen. Terjemahan Tulisan-Tulisan Kudus ini juga muncul dalam bahasa-bahasa lain. Malah, Kitab-Kitab Ibrani mendapat kehormatan sebagai buku penting pertama yang diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Dewasa ini, ribuan manuskrip dan terjemahan Alkitab ini masih ada.—Lihat MANUSKRIP ALKITAB; TERJEMAHAN ALKITAB.
Alkitab tercetak yang pertama, Alkitab Gutenberg, terbit pada tahun 1456. Dewasa ini, penyiaran Alkitab (lengkap atau sebagian) telah mencapai kira-kira empat miliar eksemplar dalam lebih dari 2.000 bahasa. Namun, untuk mencapai hal ini, ada banyak sekali tentangan dari segala sudut. Sesungguhnya, Alkitab mempunyai lebih banyak musuh dibandingkan dengan buku lain mana pun; para paus dan konsili-konsili bahkan melarang orang membaca Alkitab dengan ancaman hukuman ekskomunikasi. Ribuan orang yang mengasihi Alkitab kehilangan nyawa, dan ribuan salinan Alkitab dibakar dengan api. Salah seorang korban dalam perjuangan Alkitab untuk tetap hidup adalah penerjemah William Tyndale, yang pernah menyatakan dalam suatu diskusi dengan seorang klerus, ”Jika Allah masih mengizinkan saya hidup, dalam beberapa tahun saja saya akan membuat seorang bocah penarik bajak mengerti lebih banyak tentang Alkitab daripada kalian.”—Actes and Monuments, karya John Foxe, London, 1563, hlm. 514.
Segala penghargaan dan syukur atas terpeliharanya Alkitab meskipun adanya tentangan kejam selayaknya diberikan kepada Yehuwa, Pemelihara Firman-Nya. Fakta ini menambah makna kata-kata rasul Petrus yang mengutip pernyataan nabi Yesaya, ”Semua orang adalah seperti rumput, dan segenap kemuliaannya seperti bunga rumput; rumput menjadi layu dan bunganya gugur, tetapi perkataan Yehuwa tetap untuk selama-lamanya.” (1Ptr 1:24, 25; Yes 40:6-8) Karena itu, kita pada abad ke-21 ini, sebaiknya ”memperhatikan itu seperti memperhatikan pelita yang bersinar di tempat gelap”. (2Ptr 1:19; Mz 119:105) Orang yang ”kesenangannya ialah hukum Yehuwa, dan hukumnya ia baca dengan suara rendah siang dan malam” serta yang mempraktekkan hal-hal yang ia baca adalah orang yang berhasil dan berbahagia. (Mz 1:1, 2; Yos 1:8) Baginya semua hukum, pengingat, titah, perintah, dan keputusan hukum Yehuwa yang terdapat dalam Alkitab ”lebih manis daripada madu”, dan hikmat yang diperoleh darinya ”lebih diinginkan daripada emas, ya, daripada banyak emas yang dimurnikan”, karena hal itu berarti kehidupannya sendiri.—Mz 19:7-10; Ams 3:13, 16-18; lihat KANON.
[Tabel di hlm. 90]
TABEL BUKU-BUKU ALKITAB MENURUT TAHUN PENYELESAIANNYA
(Urutan penulisan buku-buku Alkitab dan hubungan antarbuku hanyalah perkiraan; beberapa tahun [dan tempat penulisan] tidak pasti. Simbol s. berarti ”sesudah”; seb., ”sebelum”; dan ±, ”kira-kira” atau ”kurang lebih”.)
Kitab-Kitab Ibrani (SM)
Buku: Kejadian
Penulis: Musa
Selesai Ditulis: 1513
Waktu yang Ditinjau: ”Pada mulanya” sampai 1657
Tempat Penulisan: Padang Belantara
Buku: Keluaran
Penulis: Musa
Selesai Ditulis: 1512
Waktu yang Ditinjau: 1657-1512
Tempat Penulisan: Padang Belantara
Buku: Imamat
Penulis: Musa
Selesai Ditulis: 1512
Waktu yang Ditinjau: 1 bulan (1512)
Tempat Penulisan: Padang Belantara
Buku: Ayub
Penulis: Musa
Selesai Ditulis: ± 1473
Waktu yang Ditinjau: Lebih dari 140 tahun antara 1657 dan 1473
Tempat Penulisan: Padang Belantara
Buku: Bilangan
Penulis: Musa
Selesai Ditulis: 1473
Waktu yang Ditinjau: 1512-1473
Tempat Penulisan: Padang Belantara/ Dataran Moab
Buku: Ulangan
Penulis: Musa
Selesai Ditulis: 1473
Waktu yang Ditinjau: 2 bulan (1473)
Tempat Penulisan: Dataran Moab
Buku: Yosua
Penulis: Yosua
Selesai Ditulis: ± 1450
Waktu yang Ditinjau: 1473-± 1450
Tempat Penulisan: Kanaan
Buku: Hakim-Hakim
Penulis: Samuel
Selesai Ditulis: ± 1100
Waktu yang Ditinjau: ± 1450-± 1120
Tempat Penulisan: Israel
Buku: Rut
Penulis: Samuel
Selesai Ditulis: ± 1090
Waktu yang Ditinjau: 11 tahun pemerintahan Hakim-Hakim
Tempat Penulisan: Israel
Buku: 1 Samuel
Penulis: Samuel; Gad; Natan
Selesai Ditulis: ± 1078
Waktu yang Ditinjau: ± 1180-1078
Tempat Penulisan: Israel
Buku: 2 Samuel
Penulis: Gad; Natan
Selesai Ditulis: ± 1040
Waktu yang Ditinjau: 1077-± 1040
Tempat Penulisan: Israel
Buku: Kidung Agung
Penulis: Salomo
Selesai Ditulis: ± 1020
Tempat Penulisan: Yerusalem
Buku: Pengkhotbah
Penulis: Salomo
Selesai Ditulis: seb. 1000
Tempat Penulisan: Yerusalem
Buku: Yunus
Penulis: Yunus
Selesai Ditulis: ± 844
Buku: Yoel
Penulis: Yoel
Selesai Ditulis: ± 820 (?)
Tempat Penulisan: Yehuda
Buku: Amos
Penulis: Amos
Selesai Ditulis: ± 804
Tempat Penulisan: Yehuda
Buku: Hosea
Penulis: Hosea
Selesai Ditulis: s. 745
Waktu yang Ditinjau: seb. 804-s. 745
Tempat Penulisan: (Distrik) Samaria
Buku: Yesaya
Penulis: Yesaya
Selesai Ditulis: s. 732
Waktu yang Ditinjau: ± 778-s. 732
Tempat Penulisan: Yerusalem
Buku: Mikha
Penulis: Mikha
Selesai Ditulis: seb. 717
Waktu yang Ditinjau: ± 777-717
Tempat Penulisan: Yehuda
Buku: Amsal
Penulis: Salomo; Agur; Lemuel
Selesai Ditulis: ± 717
Tempat Penulisan: Yerusalem
Buku: Zefanya
Penulis: Zefanya
Selesai Ditulis: seb. 648
Tempat Penulisan: Yehuda
Buku: Nahum
Penulis: Nahum
Selesai Ditulis: seb. 632
Tempat Penulisan: Yehuda
Buku: Habakuk
Penulis: Habakuk
Selesai Ditulis: ± 628 (?)
Tempat Penulisan: Yehuda
Buku: Ratapan
Penulis: Yeremia
Selesai Ditulis: 607
Tempat Penulisan: Dekat Yerusalem
Buku: Obaja
Penulis: Obaja
Selesai Ditulis: ± 607
Buku: Yehezkiel
Penulis: Yehezkiel
Selesai Ditulis: ± 591
Waktu yang Ditinjau: 613-± 591
Tempat Penulisan: Babilon
Buku: 1 dan 2 Raja-Raja
Penulis: Yeremia
Selesai Ditulis: 580
Waktu yang Ditinjau: ± 1040-580
Tempat Penulisan: Yehuda/Mesir
Buku: Yeremia
Penulis: Yeremia
Selesai Ditulis: 580
Waktu yang Ditinjau: 647-580
Tempat Penulisan: Yehuda/Mesir
Buku: Daniel
Penulis: Daniel
Selesai Ditulis: ± 536
Waktu yang Ditinjau: 618-± 536
Tempat Penulisan: Babilon
Buku: Hagai
Penulis: Hagai
Selesai Ditulis: 520
Waktu yang Ditinjau: 112 hari (520)
Tempat Penulisan: Yerusalem
Buku: Zakharia
Penulis: Zakharia
Selesai Ditulis: 518
Waktu yang Ditinjau: 520-518
Tempat Penulisan: Yerusalem
Buku: Ester
Penulis: Mordekai
Selesai Ditulis: ± 475
Waktu yang Ditinjau: 493-± 475
Tempat Penulisan: Syusyan, Elam
Buku: 1 dan 2 Tawarikh
Penulis: Ezra
Selesai Ditulis: ± 460
Waktu yang Ditinjau: Setelah 1 Tawarikh 9:44, 1077-537
Tempat Penulisan: Yerusalem (?)
Buku: Ezra
Penulis: Ezra
Selesai Ditulis: ± 460
Waktu yang Ditinjau: 537-± 467
Tempat Penulisan: Yerusalem
Buku: Mazmur
Penulis: Daud dan lain-lain
Selesai Ditulis: ± 460
Buku: Nehemia
Penulis: Nehemia
Selesai Ditulis: s. 443
Waktu yang Ditinjau: 456-s. 443
Tempat Penulisan: Yerusalem
Buku: Maleakhi
Penulis: Maleakhi
Selesai Ditulis: s. 443
Tempat Penulisan: Yerusalem
[Tabel di hlm. 92]
Kitab-Kitab Yunani Kristen (M)
Buku: Matius
Penulis: Matius
Selesai Ditulis: ± 41
Waktu yang Ditinjau: 2 SM-33 M
Tempat Penulisan: Palestina
Buku: 1 Tesalonika
Penulis: Paulus
Selesai Ditulis: ± 50
Tempat Penulisan: Korintus
Buku: 2 Tesalonika
Penulis: Paulus
Selesai Ditulis: ± 51
Tempat Penulisan: Korintus
Buku: Galatia
Penulis: Paulus
Selesai Ditulis: ± 50-52
Tempat Penulisan: Korintus atau Antiokhia Siria
Buku: 1 Korintus
Penulis: Paulus
Selesai Ditulis: ± 55
Tempat Penulisan: Efesus
Buku: 2 Korintus
Penulis: Paulus
Selesai Ditulis: ± 55
Tempat Penulisan: Makedonia
Buku: Roma
Penulis: Paulus
Selesai Ditulis: ± 56
Tempat Penulisan: Korintus
Buku: Lukas
Penulis: Lukas
Selesai Ditulis: ± 56-58
Waktu yang Ditinjau: 3 SM-33 M
Tempat Penulisan: Kaisarea
Buku: Efesus
Penulis: Paulus
Selesai Ditulis: ± 60-61
Tempat Penulisan: Roma
Buku: Kolose
Penulis: Paulus
Selesai Ditulis: ± 60-61
Tempat Penulisan: Roma
Buku: Filemon
Penulis: Paulus
Selesai Ditulis: ± 60-61
Tempat Penulisan: Roma
Buku: Filipi
Penulis: Paulus
Selesai Ditulis: ± 60-61
Tempat Penulisan: Roma
Buku: Ibrani
Penulis: Paulus
Selesai Ditulis: ± 61
Tempat Penulisan: Roma
Buku: Kisah
Penulis: Lukas
Selesai Ditulis: ± 61
Waktu yang Ditinjau: 33-± 61 M
Tempat Penulisan: Roma
Buku: Yakobus
Penulis: Yakobus
Selesai Ditulis: seb. 62
Tempat Penulisan: Yerusalem
Buku: Markus
Penulis: Markus
Selesai Ditulis: ± 60-65
Waktu yang Ditinjau: 29-33 M
Tempat Penulisan: Roma
Buku: 1 Timotius
Penulis: Paulus
Selesai Ditulis: ± 61-64
Tempat Penulisan: Makedonia
Buku: Titus
Penulis: Paulus
Selesai Ditulis: ± 61-64
Tempat Penulisan: Makedonia (?)
Buku: 1 Petrus
Penulis: Petrus
Selesai Ditulis: ± 62-64
Tempat Penulisan: Babilon
Buku: 2 Petrus
Penulis: Petrus
Selesai Ditulis: ± 64
Tempat Penulisan: Babilon (?)
Buku: 2 Timotius
Penulis: Paulus
Selesai Ditulis: ± 65
Tempat Penulisan: Roma
Buku: Yudas
Penulis: Yudas
Selesai Ditulis: ± 65
Tempat Penulisan: Palestina (?)
Buku: Penyingkapan
Penulis: Yohanes
Selesai Ditulis: ± 96
Tempat Penulisan: Patmos
Buku: Yohanes
Penulis: Yohanes
Selesai Ditulis: ± 98
Waktu yang Ditinjau: Setelah pendahuluan, 29-33 M
Tempat Penulisan: Efesus, atau di dekatnya
Buku: 1 Yohanes
Penulis: Yohanes
Selesai Ditulis: ± 98
Tempat Penulisan: Efesus, atau di dekatnya
Buku: 2 Yohanes
Penulis: Yohanes
Selesai Ditulis: ± 98
Tempat Penulisan: Efesus, atau di dekatnya
Buku: 3 Yohanes
Penulis: Yohanes
Selesai Ditulis: ± 98
Tempat Penulisan: Efesus, atau di dekatnya