Kaum Remaja Bertanya . . .
Bagaimana Saya Dapat Memilih Film yang Baik?
SEORANG bintang film veteran generasi lampau dikutip mengatakan, ”Orang . . . bertanya pada saya mengapa sekarang saya tidak suka nonton lagi. Begitu banyak film yang rendah moralnya.” Ia lebih suka untuk sama sekali tidak pergi ke bioskop sebagai rekreasi.
Seorang remaja putri bernama Denise mempunyai pendapat yang sama, namun ia menyarankan jalan keluar yang tidak begitu drastis. ”Biasanya tidak banyak yang dapat ditonton,” ia menerangkan. ”karena kebanyakan berisi kekerasan. Maka saya benar-benar memilih apa yang saya tonton.”
Tiada sangsi lagi anda juga dari waktu ke waktu senang menonton film. Maka dapat dimengerti jika anda tidak menolak film sebagai bentuk pilihan rekreasi bagi anda. Tetapi sebagaimana diperlihatkan pada artikel ”Does It Matter Which Movies I See?” dalam Awake!, terbitan 22 Juli 1990—dan yang lebih jelas lagi bila dilihat pada kolom-kolom hiburan dalam surat kabar manapun—sedikit sekali film yang dibuat dewasa ini cocok untuk ditonton oleh remaja Kristiani. Hal ini tidak boleh dipandang ringan, karena film-film yang anda tonton mencerminkan norma-norma yang anda hargai. Film-film itu menunjukkan pergaulan macam apa yang anda senangi, bahasa yang bagaimana yang anda terima, norma seks yang anda dukung.
Alkitab mendesak agar kita ”membenci yang jahat”. (Mazmur 97:10) Dapatkah anda benar-benar berbuat demikian jika anda secara tetap menelan berdosis-dosis pembunuhan, penganiayaan, dan kekerasan yang keji, atau pertunjukan imoralitas seks secara terang-terangan? Tentu tidak. Remaja yang benar-benar menghargai prinsip-prinsip ilahi berusaha mengikuti nasihat Alkitab di Filipi 4:8, ”Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” lni tidak perlu berarti bahwa anda harus menjauhi semua film, melainkan anda harus benar-benar memilih apa yang anda tonton. Bagaimana anda dapat berbuat demikian?
Penggolongan—Petunjuk yang Selalu Benar?
Di Amerika Serikat, film-film digolongkan menurut standar yang ditetapkan oleh Motion Picture Association of America (Ikatan Perfilman Amerika). Sebuah lambang huruf menunjukkan apakah film itu dianggap pantas ditonton oleh masyarakat umum, apakah penyertaan orang-tua disarankan, atau apakah film itu hanya boleh ditonton orang-orang dewasa. Cara bagaimana sebuah film mempertunjukkan seks dan kekerasan, penyalahgunaan alkohol dan narkotik, bahasa kotor, dan semacamnya, biasanya merupakan dasar untuk menentukan penggolongan tersebut.
Sekalipun sistem penggolongan demikian memang mempunyai kekurangan, dan sering tidak konsisten, sistem tersebut paling tidak memberikan gambaran kepada yang berminat untuk menonton mengenai isi sebuah film dan apakah film tersebut pantas untuk ditonton atau tidak. Jika sistem yang sama ada di negeri anda, pasti ada manfaatnya. Orang-tua anda mungkin akan menggunakan penggolongan ini sebagai pedoman dalam menentukan film-film mana yang boleh anda tonton.
Akan tetapi, penggolongan bisa menyesatkan. Ingat: Mereka yang menetapkan penggolongan mungkin tidak menganut norma-norma yang didasarkan atas Alkitab. Dan dengan norma-norma moral dunia yang semakin memburuk, banyak film yang dianggap mengejutkan beberapa tahun yang lalu sekarang dianggap cukup baik untuk masyarakat umum.
Remaja DeMarlo mengalami hal ini ketika ia menonton sebuah film yang pada mulanya ia kira cukup baik. Ternyata film itu penuh dengan ”makian dan kekerasan”. Jadi walaupun penggolongan yang diumumkan mungkin berguna, itu tidak patut dijadikan satu-satunya patokan untuk memutuskan apa yang dapat ditonton. Alkitab memperingatkan, ”Orang yang tidak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya.”—Amsal 14:15.
Memeriksa Sebuah Film
Pedoman lain apa lagi yang dapat anda gunakan? Ulasan dan iklan film juga dapat memberi gambaran mengenai isi sebuah film. Tetapi sekali lagi, anda perlu berhati-hati. Suatu ulasan film sekedar mencerminkan pendapat satu orang saja. Dan iklan mungkin dengan sengaja menutupi adanya adegan-adegan yang tidak senonoh dalam sebuah film.
Seorang remaja bernama Connie mengatakan, ”Ternyata bahwa dengan mengetahui pemain-pemain utamanya saya dapat mengira-ngira apa yang akan digambarkan oleh sebuah film.” Rekan-rekan Kristiani yang menganut norma-norma Alkitab yang sama mungkin mengetahui apakah sebuah film cukup baik. Dan manajer bioskop atau penjual karcis mungkin dapat memberikan keterangan apa adanya. Akan tetapi, pada umumnya orang cenderung menceritakan apa yang mereka nikmati pada sebuah film. Sebaiknya tanyakan apa yang jelek mengenai film itu’? Tanyakan secara spesifik. Cari tahu apakah ada adegan kekerasan yang mengerikan, adegan seks yang terang-terangan, atau yang menggambarkan pengaruh hantu-hantu.
Orang-tua anda dapat juga menjadi sumber nasihat yang baik. Vanessa yang masih muda berkata, ”Saya biasanya meminta nasihat orang-tua saya. Jika mereka mengatakan boleh, saya akan pergi menonton film itu.”
Hal yang sama berlaku dalam hal menyewa kaset video. Selain itu, periksa kotak atau sampulnya dengan teliti. Apakah ada sesuatu pada gambar dan kata-katanya yang menunjukkan bahwa film tersebut tidak baik untuk ditonton? Kalau demikian, jangan diambil! Juga mungkin ada gunanya bicara dengan penjaga toko yang sudah pernah melihat film itu. Amsal 14:16 mengatakan, ”Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan; orang bebal tidak memperhatikan dan jatuh dengan kepalanya dulu.”—The New English Bible.
Keluar, Matikan
Akan tetapi, bagaimana jika anda sudah menyewa sebuah kaset video dan ternyata isinya tidak baik untuk ditonton? Jalan keluarnya sederhana: Matikan! Hal ini mungkin tidak mudah. Perasaan anda mungkin sudah terlibat dalam jalan ceritanya atau dengan tokoh-tokohnya. Anda mungkin sangat ingin mengetahui bagaimana film tersebut berakhir. Tetapi memalingkan diri dari kejahatan jelas adalah tindakan yang bijaksana.—Bandingkan Matius 5:29, 30.
Situasinya bisa menjadi lebih tidak enak jika anda menonton bersama teman-teman anda dan filmnya ternyata tidak pantas untuk ditonton. Seorang remaja bernama Joseph pernah berada dalam situasi ini. Iklan menyebutnya sebagai film yang ”harus-dilihat”. Akan tetapi, Joseph mengingat kembali, ”Pada lima menit pertama sudah ada tiga adegan kekerasan dan adegan telanjang.” Joseph dengan sopan memberi tahu teman-temannya bahwa ia akan keluar dari ruangan bioskop, lalu meninggalkan tempat itu. Apakah ia merasa malu akan hal ini? Joseph berkata, ”Tidak, sama sekali tidak. Saya pertama-tama teringat akan Yehuwa dan keinginan untuk menyenangkan Dia.”
Memang, tekanan rekan-rekan sebaya terhadap sikap demikian bisa jadi besar. Tekanan bahkan mungkin datang dari para remaja yang dibesarkan oleh orang-tua Kristiani, namun hati nurani remaja-remaja seperti itu telah menjadi tumpul karena terlalu banyak menonton film yang mutunya diragukan. (1 Timotius 4:2) Mereka mungkin menuduh anda berlaku tidak seimbang atau terlalu suci. Tetapi daripada menyerah kepada tekanan teman sebaya, ”peganglah hati nurani yang murni”. (1 Petrus 3:16, NW) Apa yang penting bukan bagaimana pendapat teman-teman anda mengenai anda melainkan bagaimana pendapat Yehuwa mengenai anda! Dan jika teman-teman anda mengganggu anda karena mengikuti hati nurani anda, sudah waktunya untuk mencari teman-teman yang baru. (Amsal 13:20) Anda adalah penjaga utama dari mata, telinga dan hati kiasan anda.—Bandingkan Ayub 12:11; 31:1; Amsal 4:23.
Memelihara Hati Nurani yang Baik
Georgia yang masih muda mempunyai kebiasaan menyelinap ke dalam bioskop untuk melihat film-film yang dilarang bagi anak-anak seumur dia. Namun, seraya waktu berlalu gadis ini mulai menginginkan hubungan yang baik dengan Allah. Ia tidak lagi menonton film-film yang meragukan dan ia mencari hal-hal lain yang menyenangkan bersama teman-teman Kristianinya. Georgia berkata, ”Saya tidak lagi merasakan beban yang memberati hati nurani saya. Dan sekarang saya bisa tidur enak karena saya memiliki perasaan bersih di dalam.”
Apakah anda ingin bersih di mata Sang Pemeriksa hati, Allah Yehuwa? (Amsal 17:3) Kalau demikian waspadalah terhadap apa yang anda masukkan ke dalam hati. Jangan membuka diri kepada tontonan kekerasan yang berlebih-lebihan, penyalahgunaan seks, atau kata-kata kotor; perkara-perkara ini hanya akan membuat perasaan anda tumpul mengenai apa yang benar dan membuat hati anda jahat. Jadilah seperti pemazmur yang berdoa, ”Lalukanlah mataku dari pada melihat yang hampa.”—Mazmur 119:37.
Dengan berlaku hati-hati dan selektif, anda bukan saja dapat melindungi diri sendiri dari pengaruh yang membahayakan tetapi anda dapat menikmati ”perasaan bersih” yang disebutkan oleh Georgia yang masih muda itu. Dan tidak ada efek istimewa Hollywood manapun yang dapat menandingi perasaan itu!
[Blurb di hlm. 23]
Banyak film yang dianggap mengejutkan beberapa tahun yang lalu sekarang dianggap cukup baik
[Gambar di hlm. 22]
Orang-tua anda mungkin tahu apakah film yang diiklankan berbahaya