Yesus Kristus—Raja Berkemenangan kepada Siapa Bangsa-Bangsa Harus Memberi Pertanggung-Jawaban
1. Di Ibrani 1:8, 9, apakah yang Paulus tulis kepada orang-orang Kristen di Yerusalem untuk membuktikan bahwa Putra Allah jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat?
SEBELUM Yerusalem dibinasakan oleh orang-orang Romawi pada tahun 70 M., orang-orang Kristen di kota itu memerlukan bukti dari Kitab Ibrani yang terilham bahwa Yesus Kristus, Putra Allah, telah ditinggikan di atas malaikat-malaikat surgawi. Oleh karena itu sewaktu menulis kepada orang-orang Kristen abad pertama, rasul Paulus menarik perhatian mereka kepada kata-kata nubuatan yang ada hubungannya dengan Yesus Kristus yang telah dimuliakan itu, ”Engkau mencintai keadilan [kebenaran, NW] dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, AllahMu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutuMu.”—Ibr. 1:8, 9.
2. Mengapa Allah menjadi ’takhta’ dari PutraNya, dan dengan cara bagaimana?
2 Kerajaan yang diperintah oleh pencinta kebenaran dan pembenci kefasikan seperti itu, pasti akan sangat bermanfaat bagi kita semua di bumi. Oleh karena itu, tongkat yang digunakannya adalah ”tongkat kebenaran”. Tidak mengherankan bahwa Allah menyediakan suatu ’takhta’ baginya, karena Allah adalah satu-satunya Sumber dari kerajaannya dan yang mendukung dia sebagai raja. Semua bangsa di bumi tidak akan sanggup menggulingkan kerajaannya sama seperti mereka tidak akan sanggup untuk menyingkirkan Allah sebagai Yang Berdaulat di Alam Semesta dan sebagai ”Raja bangsa-bangsa”. Semua bangsa harus memberi pertanggungan-jawab sekarang terhadap PutraNya yang telah ditakhtakan.
3. Dari manakah Paulus telah mengutip kata-katanya di Ibrani 1:8, 9, dan ini membuktikan apakah?
3 Kata-kata yang ditulis kepada orang-orang Kristen di Ibrani berkenaan dengan Putra Allah yang telah dimuliakan ternyata dikutip dari Mazmur 45:7, 8. Ini membuktikan bahwa seluruh mazmur itu adalah suatu nubuatan. Dengan mempelajarinya kita akan memperoleh keterangan mengenai apa yang akan dilakukan oleh raja yang telah dilantik itu bagi kemuliaan Allah dan kebahagiaan kekal manusia.
4. Semangat yang dipancarkan oleh Mazmur 45 adalah berkenaan apakah?
4 Yang mencetuskan mazmur itu adalah para imam Lewi yang melayani di bait Allah di Yerusalem. Mazmur itu memang memancarkan kegairahan. Semangat dalam menyampaikan suatu pemerintahan yang baik di tangan penguasa yang benar dan tidak dapat disuap. Kejadian yang dilukiskan sungguh menggerakkan hati, karena penyanyi mazmur mencetuskan kata-kata berikut, ”Hatiku meluap dengan kata-kata indah, aku hendak menyampaikan sajakku kepada raja; lidahku ialah pena seorang jurutulis yang mahir.”—Mzm. 45:2.
5. ”Kata-kata indah” dari Mazmur 45 merupakan tema yang menonjol dari pengabaran siapa, dan sepatutnya mendapatkan pengumuman bagaimana?
5 ”Kata-kata indah” yang meluap dari hati penyanyi mazmur terilham itu telah terbukti menjadi ciri yang menonjol dari apa yang Yesus Kristus namakan sebagai ”Injil Kerajaan”. Begitu ”indah” berita Kerajaan ini sehingga layak untuk ”diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa”, karena ’kesudahan’ dari bangsa-bangsa akan tiba saatnya. (Mat. 24:14) Dewasa ini, apakah hati kita meluap dengan tema yang ”indah” mengenai kerajaan Allah melalui Kristus?
6. (a) ”Sajak” kita terutama adalah mengenai apa? (b) Dengan cara bagaimana ”lidah” kita akan menjadi seperti pena jurutulis yang ahli?
6 Apakah kita ikut serta dengan penyanyi mazmur itu dan berkata kepada semua orang yang mendengar, ”Sajakku kepada [mengenai seorang, NW] raja”? Kita tidak mempunyai alasan untuk merasa malu mengenai raja ini, yaitu Putra Allah sendiri yang telah dilantik. Jadi ’sajak’ kita yang terutama seharusnya adalah pembicaraan, pengajaran, dan pengabaran mengenai raja Almasih ini. Kita semata-mata bekerja untuk kepentingan Kerajaannya, dan bukan untuk kerajaan duniawi mana pun juga yang sedang mendekati malapetaka kehancurannya. Kita tergerak untuk menggunakan lidah kita dalam mengumumkan kerajaan Allah dan RajaNya yang telah diurapi. Apa yang diucapkan oleh lidah kita dalam mengumumkan kerajaan Allah dan RajaNya yang telah diurapi. Apa yang diucapkan oleh lidah kita ke luar seperti lancarnya tulisan yang dibuat dengan pena jurutulis yang ahli dalam menyalin Kitab Suci. Apa yang ke luar dari lidah kita, ingin pula kita tulis agar orang-orang lain bisa membacanya dengan sukacita. Malah lebih baik lagi, sekarang ini kita bisa mencetaknya dan menggunakan mesin cetak berkecepatan tinggi untuk menghasilkan jutaan salinan yang sama dalam banyak bahasa agar dapat disebarkan di antara para pembaca di seluruh dunia.
SAMBUTAN TERILHAM KEPADA SANG RAJA
7. Pertanyaan apa timbul sehubungan dengan lukisan yang diberikan dalam Mazmur 45:3?
7 Apakah raja yang diurapi oleh Allah cocok menurut selera kita? Sepantasnyalah demikian, bila kita menyukai gambaran yang diberikan oleh penyanyi mazmur itu yang menyambut dia dan membandingkannya dengan raja-raja terdahulu dalam dinasti Raja Daud di Yerusalem, dengan berkata, ”Engkau yang terelok di antara anak-anak manusia, kemurahan tercurah pada bibirmu, sebab itu Allah telah memberkati engkau untuk selama-lamanya.”—Mzm. 45:3.
8. Apakah yang menambahkan keelokan atau ketampanan Yesus Kristus?
8 Yesus Kristus adalah manusia yang sempurna, sama sempurnanya seperti manusia pertama Adam di taman Eden. Lukisan-lukisan para artis Susunan Kristen mengenai Yesus Kristus ketika berada di bumi, pastilah jauh menyimpang dari yang sesungguhnya. Keterangan dari penyanyi mazmur mengenai dirinya juga berbeda sekali dengan keterangan di Yesaya pasal 53, di mana ia digambarkan sebagai hamba Allah yang sedang menderita. Akan tetapi bila kita memandang dia dari siapa dia sebenarnya dan apa yang dilakukannya, sesungguhnya ia memiliki keelokan yang tidak bergantung kepada ketampanan wajah, namun tetap lebih tampan dari semua pria lain, bahkan dari Adam.
9. Apakah yang memberikan daya tarik kepada bibir Yesus Kristus, dan apakah yang akan menambah daya tarik pada bibir kita sendiri?
9 Bentuk bibir sang raja tentu sempurna. Namun apa yang keluar dari bibirnya yang membuatnya lebih menarik, dan daya tarik ini berasal dari Allah. Musuh-musuh yang bermaksud jahat menuduh bibirnya menghujat Allah. Akan tetapi, bahkan petugas-petugas keamanan yang dikirim untuk menangkap dia dan membawanya ke hadapan pengadilan terpaksa harus berkata kepada orang-orang yang orang-orang yang mengeritiknya, ”Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!” (Yoh. 7:46) Berita dari kerajaan Allah yang ia bicarakan memberi daya tarik pada bibirnya. Kita yang mengakuinya sebagai Guru tertarik kepada apa yang dikatakannya. Sebagai pengikutnya kita akan menambah daya tarik bibir kita bila kita mengulangi apa yang telah diucapkannya.
10. Mengapa Allah memberikan kepada Yesus Kristus berkat-berkatNya yang kekal, dan cara bagaimanakah berkat ini telah dinyatakan?
10 Raja yang elok dan menarik ini memiliki berkat kekal dari Allah. Halnya demikian karena ia suka membicarakan apa yang telah Allah ajarkan kepadanya. Ia mengabarkan dan mengajarkan kebenaran Allah tentang pemerintahan teokratis yang akan memberkati seluruh umat manusia. Ketika Yesus Kristus diadili serta dituntut hukuman mati dan gubernur Romawi Pontius Pilatus bertanya apakah ia seorang raja, ia menjawab tanpa gentar, ”Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suaraKu.” (Yoh. 18:37) Karena ia dengan setia menceritakan kebenaran tentang Kerajaan itu, Allah telah memberkatinya dengan membangkitkan dia dari kematian. Selain itu, Allah memberikan kepadanya kedudukan sebagai raja di surga, bukan saja atas warga-warga Israel dari Raja Daud, namun juga atas seluruh umat manusia. Berkat kekal yang tidak berkesudahan dari Allah atas dirinya, membawa pertanda baik bagi kita semua.
DIA YANG DILANTIK KEPADA SIAPA BANGSA-BANGSA HARUS MEMBERI PERTANGGUNG-JAWABAN
11. Sebelum kematiannya, apakah yang telah Yesus Kristus katakan kepada para pengikutnya mengenai kebencian dunia, dan mengapa bangsa-bangsa harus memberi pertanggung-jawaban kepadaNya dalam suatu peperangan yang hebat?
11 Ketika Yesus Kristus dahulu berada di bumi sebagai manusia sempurna, ia mempunyai musuh-musuh. Maka itu tidaklah mengherankan bahwa masih ada musuh-musuhnya di atas bumi setelah penobatannya sebagai raja di surga, sejak ”zaman bangsa-bangsa itu” genap pada tahun 1914. (Luk. 21:24) Beberapa jam sebelum dia mati syahid, dia berkata kepada murid-muridnya, ”Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.” (Yoh. 15:18) Dewasa ini dunia tidak berpaling kepada Yesus Kristus untuk mengasihinya. Bahkan Susunan Kristen tidak bersikap demikian. Penindasannya atas murid-murid yang sejati dari Kristus merupakan buktinya. Bangsa-bangsa di dunia ingin menghalangi Yesus Kristus yang telah ditakhtakan agar jangan sampai memerintah umat manusia. Mereka ingin agar pemerintahannya terbatas hanya di surga dan mempertahankan pemerintahan bumi bagi diri mereka sendiri untuk selama-lamanya. Jadi dengan demikian kebenaran, sifat rendah hati dan keadilan menjadi persoalan di sini. Karena bangsa-bangsa di dunia telah bersikap keras kepala sejak Zaman Bangsa-Bangsa berakhir pada tahun 1914, mereka harus menghadapi pembalasan dari Yesus Kristus dalam suatu peperangan yang dahsyat.
12. Apakah yang dikatakan oleh Mazmur 45:4-6 agar dilakukan sang Raja yang baru saja dilantik, karena mengetahui apa yang akan dihadapinya?
12 Apa yang akan dihadapi oleh raja Almasih yang baru ditakhtakan, telah diketahui oleh penyanyi mazmur di bawah ilham. Oleh karena itu, ia selanjutnya menulis dengan ”pena seorang jurutulis yang mahir”, ”Ikatlah pedangmu pada pinggang, hai pahlawan, dalam keagunganmu dan semarakmu! Dalam semarakmu itu majulah demi kebenaran, perikemanusiaan [kerendahan hati, NW] dan keadilan! Biarlah tangan kananmu mengajarkan engkau perbuatan-perbuatan yang dahsyat! Anak-anak panahmu tajam, menembus jantung musuh raja; bangsa-bangsa jatuh di bawah kakimu.”—Mzm. 45:4-6.
13. Cara bagaimana lukisan mazmur membantu kita untuk mengenali dia dalam penglihatan di Wahyu 6:1, 2, dan siapakah gerangan yang dimaksud di situ?
13 Anak panah memerlukan busur agar dapat ditembakkan. Oleh karena itu, lukisan penyanyi mazmur itu membantu kita untuk mengenali siapa yang digambarkan dalam Wahyu 6:1, 2, di mana rasul Kristen Yohanes membicarakan suatu penglihatan dan berkata, ”Maka aku melihat Anak Domba [Yesus Kristus] itu membuka yang pertama dari ketujuh meterai itu, dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan suara bagaikan bunyi guruh: ’Mari!’ Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.” Penunggang yang bermahkota di atas kuda putih itu dengan memegang panah menggambarkan Yesus Kristus yang telah dimuliakan sedang maju berperang melawan musuh-musuhnya. Kemenangan mutlak merupakan tujuannya. Penaklukannya akan mencakup seluas bumi.
14. Mengapa Raja yang baru dilantik itu adalah ”pahlawan” yang perkasa, seperti telah dinubuatkan di Yesaya 9:5?
14 Dalam martabat dan kemegahannya sebagai raja yang telah dilantik dengan resmi, Yesus Kristus mengangkat pedang peperangan bersiap-siap untuk menghadapi bangsa-bangsa yang melawannya di atas bumi. Sekarang ia bukan lagi manusia darah daging, namun penuh dengan kekuasaan surgawi, sehingga adalah ”pahlawan” yang perkasa. Nubuatan dari Yesaya 9:6 mengatakan bahwa salah satu dari gelarnya adalah ”Allah yang Perkasa”. Bangsa-bangsa zaman ini dengan segala senjata beratnya masih harus berkenalan dengannya sebagai pahlawan yang perkasa.
15. Berbeda dengan perjalanan kemenangannya memasuki Yerusalem, mengapa Yesus Kristus akan menunggang seekor kuda ketika mengadakan pembalasan terhadap bangsa-bangsa?
15 Seperti Raja Salomo dalam upacara pelantikannya, Yesus Kristus pernah menunggang seekor keledai perdamaian pada waktu ia dengan kemenangan memasuki Yerusalem, menawarkan diri kepada kota itu sebagai raja dari keturunan Daud. (Mat. 21:1-14; Za. 9:9) Tetapi tak lama lagi ia akan tampil demi kebenaran, kerendahan hati dan keadilan, ia seolah-olah akan menunggang kuda peperangan. Sudah sepatutnya demikian, karena ia harus melaksanakan suatu pembalasan atas diri mereka yang melanggar kebenaran, kerendahan hati dan keadilan.
16. Kebenaran apakah telah diinjak-injak oleh pemerintahan-pemerintahan nasional meskipun telah diperingatkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa?
16 Beberapa hari sesudah Yesus menunggang keledai memasuki Yerusalem, ia berkata kepada Gubernur Pilatus bahwa ia datang ke bumi untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran. Kebenaran ini terutama berkenaan dengan kerajaan Allah, sebagaimana telah ia beritahukan kepada Pilatus. (1 Tim. 6:13) Dewasa ini pemerintahan dari bangsa-bangsa sedang menginjak-injak kebenaran itu, meskipun Yehuwa melalui saksi-saksiNya telah memberitahukan mereka bahwa Zaman Bangsa-Bangsa untuk penguasaan dunia oleh mereka telah berakhir pada tahun 1914.
17. Yesus Kristus telah membela kepentingan golongan manakah, dan mengapa ia harus berperang untuk suatu susunan baru keadilan?
17 Para penguasa duniawi tidak memperlihatkan kerendahan hati di hadapan Allah. Mereka tidak bersedia untuk menyerah dengan damai kepada Raja yang berhak memerintah bumi, yaitu Yesus Kristus. Sedangkan Yesus sangat rendah hati kepada Allah dalam membela mereka yang rendah hati dan tiada berdaya di atas bumi, khususnya para pengikutnya yang senantiasa dianiaya. Pada ”hari-hari terakhir” ini, ketidakadilan manusia telah bertambah buruk dengan merajalelanya pelanggaran hukum di mana-mana secara menakutkan. Umat manusia harus diberi permulaan yang baru dengan keadilan. Oleh karena itu, Raja dan Panglima Perang Yesus Kristus harus maju demi keadilan dan berperang untuk mendirikan suatu susunan baru di atas seluruh bumi.—Yes. 26:9.
18. Peringatan apakah diberikan kepada bangsa-bangsa dengan kata-kata yang ditujukan kepada sang Raja, ”tangan kananmu mengajarkan engkau perbuatan-perbuatan yang dahsyat”, dan bagaimanakah pembantaian besar-besaran itu digambarkan dalam Mazmur 45:6?
18 Di zaman modern sudah lama tidak digunakan pedang dan panah dalam peperangan. Kekuatan-kekuatan militer yang super sekarang menggunakan bom-bom nuklir dan netron maupun peluru-peluru kendali antar benua. Namun, mereka seharusnya jangan berpikir bahwa Yesus Kristus yang telah dimuliakan tidak dapat mengejutkan mereka dengan senjata-senjata ilmiah yang bahkan lebih unggul lagi. Dalam Mazmur 45:5 diberikan peringatan kepada bangsa-bangsa bahwa tangan kanan Kristus akan mengajarkannya ”perbuatan-perbuatan yang dahsyat”. Peluru-peluru kendali adi-manusiawinya, tidak akan kalah cermat dari pada yang dibuat oleh tangan manusia dalam menghancurkan sasaran mereka di atas bumi. Dengan tujuan yang mematikan, peluru-peluru itu akan ”menembus jantung musuh raja”. Hasil dari pembantaian besar-besaran ini ditunjukkan oleh siaran berita peperangan, yaitu bahwa ”bangsa-bangsa jatuh” di bawah kaki dia yang bertarung demi kebenaran, kerendahan hati dan keadilan.—Mzm. 45:6.
19. Orang-orang yang ”terkejut” oleh gambaran yang demikian mengenai Kristus dan Bapa surgawinya, patut mengajukan pertanyaan apa mengenai bangsa-bangsa mereka sendiri? Dan cara bagaimanakah bumi yang telah dicemarkan dengan darah yang tidak bersalah akan dibersihkan?
19 Dewasa ini, orang-orang dari Susunan Kristen mungkin akan mengatakan bahwa gambaran yang demikian menampilkan Yesus Kristus sebagai penumpah darah dan Bapa surgawinya sebagai Allah yang kejam, haus akan darah. Orang-orang demikian akan berpura-pura merasa terkejut akan gambaran Allah dan Yesus Kristus dengan cara itu. Tetapi bagaimana perasaan, mereka mengenai bangsa-bangsa Susunan Kristen di mana mereka termasuk sebagai warga-warga yang patriotik? Apakah tangan bangsa-bangsa itu bersih dari noda-noda darah yang ditumpahkan bukan dalam peperangan teokratis, tetapi dalam peperangan yang tidak bersifat kristen? Ada baiknya bangsa-bangsa itu yang berhutang darah mengingat kembali, bahwa sesudah air bah yang memusnahkan seluruh penduduk bumi kecuali Nuh dan keluarganya yang berada dalam bahtera, Allah berkata kepada mereka, ”Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambarNya sendiri.” (Kej. 9:6) Susunan Kristen telah memimpin bangsa-bangsa itu dalam pertumpahan darah dengan peperangan-peperangan politik, perang-perang salib dan pengejaran orang-orang Kristen yang dengan sungguh-sungguh berpegang pada Alkitab. Cara bagaimanakah tanah yang telah dicemarkan dengan darah manusia bisa dibersihkan? Hanya dengan pertumpahan darah dari mereka yang berhutang darah agar neraca keadilan menjadi seimbang.
20. Bagaimanakah hal ini sesuai dengan hukum Allah berkenaan kota-kota perlindungan untuk pembunuh yang tidak sengaja, dan cara bagaimana bumi kita akan cocok untuk dijadikan Firdaus?
20 Hal ini sesuai dengan hukum Allah berkenaan kota-kota perlindungan yang telah didirikan di Israel bagi mereka yang telah membunuh dengan tidak sengaja. Melalui nabi Musa, Ia berkata, ”Jadi janganlah kamu mencemarkan negeri tempat tinggalmu, sebab darah itulah yang mencemarkan negeri itu, maka bagi negeri itu tidak dapat diadakan pendamaian oleh karena darah yang tertumpah di sana, kecuali dengan darah orang yang telah menumpahkannya. Maka janganlah najiskan negeri tempat kedudukanmu, yang di tengah-tengahnya Aku diam, sebab Aku, TUHAN, diam di tengah-tengah orang Israel.” (Bil 35:33, 34) Agar bumi kita ini yang telah dicemarkan dengan darah memenuhi syarat untuk dijadikan Firdaus sebagai tempat tinggal yang kekal bagi manusia, maka bumi harus dibersihkan. Darah orang tidak bersalah yang telah dicurahkan ke atasnya, harus ditebus dengan darah dari bangsa-bangsa yang dewasa ini sedang mengancam kita dengan perang dunia ketiga.
21. Mengapakah demi keadilan, Allah harus memberikan kemenangan kepada Kristus, dan apakah akan ada gunanya bila bangsa-bangsa menggabungkan kekuatan mereka di dalam Perserikatan Bangsa Bangsa?
21 Untuk alasan keadilan ini, semua bangsa tak lama lagi harus berhadapan dengan Yesus Kristus untuk suatu pembalasan. Ia harus menang atas mereka. Kalau tidak demikian maka tuntutan keadilan tidak akan bisa dipenuhi. Allah Yehuwa akan memberikan kepadanya kemenangan atas mereka. Gabungan kekuatan mereka dalam organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa, tidak akan meluputkan mereka dari kekalahan total. Mereka akan berperang melawan kepentingan-kepentingan kerajaan dari Anak Domba Allah yang pernah dikorbankan, dan mengenai hal ini buku terakhir dari Alkitab berkata, ”Mereka seia sekata, kekuatan dan kekuasaan mereka mereka berikan kepada binatang itu [Perserikatan Bangsa-Bangsa]. Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja.” (Why. 17:13, 14) Mengenai peperangan itu selanjutnya dapat kita baca,
22, 23. (a) Apakah yang selanjutnya dikatakan Wahyu 19:11-16, 19 mengenai peperangan itu? (b) Di manakah peperangan itu akan dipertarungkan, dan cara bagaimanakah darah orang-orang tidak bersalah yang telah ditumpahkan di bumi akan ditebus, sehingga bumi bersih kembali?
22 ”Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: ’Yang Setia dan Yang Benar’, Ia menghakimi dan berperang dengan adil. . . . di atas kepalaNya terdapat banyak mahkota . . . Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan namaNya ialah: ’Firman Allah.’ Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih. . . . Dan pada jubahNya dan pahaNya tertulis suatu nama, yaitu: ’Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan.
23 ”Dan aku melihat binatang itu dan raja-raja di bumi serta tentara-tentara mereka telah berkumpul untuk melakukan peperangan melawan Penunggang kuda itu dan tentaraNya.” (Why 19:11-16, 19) Karena bangsa-bangsa yang berkumpul itu berkeras untuk mempertahankan kedaulatan nasionalnya dan berusaha supaya pemerintahan manusia tetap ada atas seluruh bumi, mereka memaksakan terjadinya peperangan itu. Situasi dunia yang mereka kembangkan sehingga mencapai suatu klimaks adalah seperti kancah peperangan yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon. (Why. 16:14-16) Di sanalah ”peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa” dipertarungkan. Di sanalah darah bangsa-bangsa harus menebus darah semua orang yang tak bersalah dengan mana mereka telah mencemarkan bumi. Dengan demikian seluruh bumi akan dibersihkan agar Firdaus dapat didirikan di sini di seluas bumi.
24. Apakah akan ada bangsa yang luput dari hari pembalasan itu, dan kita secara pribadi patut prihatin akan hal apakah?
24 Alangkah hebatnya hari pembalasan itu atas semua bangsa di bumi, baik yang berada di dalam maupun di luar Susunan Kristen! Apakah akan ada bangsa yang luput dari hari tersebut? Itulah pertanyaan penting yang telah kita ajukan pada permulaan pembahasan ini. Dan sekarang jawabannya sudah pasti, Tidak! Sama sekali tidak ada! Itu sebabnya kita yang merupakan warga dari bangsa-bangsa yang akan hancur itu, perlu merasa prihatin. Kita harus mempunyai keinginan untuk mencari tahu bagaimana kita secara pribadi bisa selamat tanpa menanggung kesalahan.