”Mengerjakan Pekerjaan Suci tentang Injil”
”Oleh sebab anugerah yang dikaruniakan Allah kepadaku, . . . aku menjadi pesuruh Kristus Yesus untuk orang kafir, akan mengerjakan pekerjaan suci tentang Injil Allah.”—Rm. 15:15, 16, Bode.
1, 2. Mengapa tutur kata dan tingkah laku kita penting mendapat perhatian?
NAMA BAIK seseorang tergantung pada tingkah laku dan tutur katanya. Orang lain melihat apa yang dilakukannya dan mendengar ucapan-ucapannya, dan atas dasar itulah mereka sering menarik kesimpulan, orang macam apa dia sebenarnya dan bagaimana prinsip hidup yang dianutnya. Raja Salomo menulis, ”Anak-anakpun sudah dapat dikenal dari pada perbuatannya, apakah bersih dan jujur kelakuannya.”—Ams. 20:11; Mat. 7:16-20.
2 Apa hubungannya hal ini dengan kehidupan seorang Kristen? Nah, apakah orang-orang lain dapat melihat dari tingkah laku dan tutur kata kita, bahwa kita melayani Yehuwa, Allah yang benar? Menurut Alkitab, Allah itu suci dan tidak bercacat cela. Semua prinsipNya adil dan mendatangkan kebaikan. (Yes. 6:3; Ayb. 34:10; Ul. 32:4) Maka, jika kita benar-benar menghayati sifat-sifat Allah itu, seharusnya ini terlihat dari kehidupan kita.—Ef. 5:1.
3, 4. (a) Akibat apa yang dihasilkan oleh ibadat dan sejarah Israel? (b) Orang-orang lain mestinya mendapat pengaruh apa dengan mengamati Kekristenan?
3 Apabila seseorang menjalankan ibadat yang benar, orang lain akan mendapat pengaruh yang baik. Sebagai contoh, beberapa waktu lamanya Yehuwa berhubungan secara khusus dengan bangsa Israel. FirmanNya kepada mereka, ”Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN [Yehuwa, NW], Allahmu, kudus.” (Im. 19:2; bandingkan dengan Keluaran 19:5, 6.) Hukum-hukum yang mengatur pantangan dalam hal makanan, kebersihan serta kesehatan dan ahlak (moral) yang Allah berikan kepada bangsa Israel melindungi mereka terhadap segala macam kebiasaan najis dari bangsa-bangsa lain di sekitar mereka. Banyak bangsa lain dapat melihat keunggulan ibadat yang benar dan bagaimana Allah membimbing serta melindungi bangsa Israel. Mereka menjadi terkesan, dan banyak yang tergerak untuk juga menyembah Yehuwa.—1 Raj. 8:41, 42; 10:1; Rut 1:16.
4 Bila orang-orang Kristen sejati hidup selaras dengan bimbingan firman Allah, pasti ini juga akan membawa manfaat yang sama. Karena melihat perubahan yang terjadi dalam pola hidup orang-orang Kristen itu dan ”perbuatan-perbuatan baik” mereka, orang-orang lain akan ”memuliakan Allah”. (1 Ptr. 2:12, 15; 3:1, 2; Tit. 2:7, 8; 1 Tes. 4:11, 12) Tetapi Alkitab menjelaskan bahwa Kekristenan bukanlah menitikberatkan sekedar bagaimana orang harus menjadi manusia yang berahlak baik dan berbudi luhur, yang mencerminkan ”buah-buah roh”. (Gal. 5:22, 23; Ef. 4:22-24) Memang hal itu merupakan segi penting dari kehidupan orang Kristen, namun ada pula suatu kegiatan istimewa yang wajib dilakukan oleh setiap pengikut Yesus yang sejati.
”PEKERJAAN SUCI TENTANG INJIL”
5. (a) Hal lain apa yang penting bagi kita mengingat teladan Yesus? (b) Mengapa kegiatan ini penting?
5 Sejak masa kanak-kanak hingga dewasa, Yesus memuliakan Bapa surgawinya. Cara hidup dan kepribadian Yesus menjadi teladan sehingga banyak yang bergaul dengannya tergerak untuk memuliakan Allah. (Luk. 2:49, 52) Segera sesudah dibaptis, Yesus ”memulai pekerjaanNya”. Ia bekerja keras dan pergi ke mana-mana untuk ”memberitakan Injil Kerajaan Allah”. (Luk. 3:23; Mat. 4:17, 23) Ia bahkan melatih orang-orang lain untuk turut serta dalam pekerjaan ini, kemudian mengutus mereka untuk mengajar. (Luk. 10:1, 8, 9) Mula-mula pekerjaan pengabaran dan ”menjadikan” murid hanya dilakukan di kalangan bangsa Yahudi. Tetapi kemudian pekerjaan itu meluas, sebab seperti diterangkan oleh rasul Paulus di Roma 15:8, 9, Allah menghendaki supaya semua bangsa di dunia dibantu untuk memuliakan Dia.
6, 7. ”Pekerjaan suci” apa yang dilakukan oleh rasul Paulus?
6 Paulus sendiri bekerja keras untuk tujuan tersebut. Di Roma 15:16 ia menyebut dirinya sebagai ”pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi”. ’Pelayanan’ apa gerangan yang dimaksudkan? Paulus menambahkan bahwa ia ”mengerjakan pekerjaan suci tentang Injil Allah, supaya orang-orang kafir itu menjadi suatu persembahan yang berkenan kepada Allah”. Apa artinya ini?
7 Di Roma 15:16 ini terdapat satu-satunya penggunaan kata kerja bahasa Yunani (hierourgounta) dalam Alkitab yang berarti ’mengerjakan atau melakukan sesuatu yang suci’.a Jadi maksud Paulus, ia sedang giat dalam pekerjaan suci atau kudus, yakni penyebarluasan kabar baik dari Allah, amanat Kristen, kepada orang-orang bukan Yahudi. Mereka yang menyambut kabar baik dan menjadi Kristen, diumpamakan seperti korban yang dipersembahkan kepada Allah, persembahan yang berkenan kepada Yehuwa dan diberkati dengan rohNya.—Rm. 1:1, 16.
8. Bagaimana Paulus melaksanakan pekerjaan ini di kalangan orang Yahudi?
8 Cara bagaimana Paulus dan orang-orang lain mengerjakan ”pekerjaan suci tentang Injil Allah” ini, mengabarkan amanat Kristen? ”Injil” dapat menyelamatkan jiwa, maka mereka perlu menemui sebanyak mungkin orang. Karena Paulus sendiri orang Yahudi, ia kadang-kadang berbicara kepada orang Yahudi yang berhimpun di sinagoga-sinagoga. (Kis. 13:14-42; 14:1; 18:4) Namun apakah ia dan orang Kristen lainnya dapat menyampaikan berita itu kepada ”orang-orang kafir”, yaitu orang-orang bukan bangsa Yahudi?
9. Cara-cara apa yang dapat digunakan oleh orang-orang Kristen yang mula-mula untuk membantu orang-orang bukan Yahudi?
9 Orang Kristen tentu dapat berbicara kepada orang-orang lain di tempat-tempat umum, seperti pasar. (Kis. 17:17-22) Tetapi dengan cara itu saja tidak mungkin untuk bertemu dengan semua orang. Bagaimana jika kita mengunjungi orang-orang di rumah seperti dilakukan oleh murid-murid Yesus ketika ia mengutus mereka untuk mengabar ke berbagai kota? (Mat. 10:5-13; Luk. 9:2-6) Cara ini juga digunakan oleh orang-orang Kristen abad pertama, seraya dengan semangat ’mengerjakan pekerjaan suci’ untuk menyebarluaskan agama Kristen kepada semua bangsa.
10. Bukti mana memperlihatkan bahwa kesaksian dari rumah ke rumah dilakukan untuk menemukan dan membantu orang-orang yang tidak beriman?
10 Hal ini dapat disimpulkan dari ucapan Paulus ketika ia berbicara di hadapan beberapa orang yang menjadi penatua di sidang Efesus. Paulus menyebutkan mengenai pekerjaan pengabarannya, tatkala ia mulai memperkenalkan Kekristenan kepada mereka. Ia mengatakan, ”Aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.” (Kis. 20:20, 21) Jelaslah Paulus sedang membicarakan usahanya untuk mulai mengabar kepada mereka ketika mereka masih belum beriman dan perlu bertobat serta menaruh iman akan Yesus. Paulus mendatangi rumah dari orang-orang yang belum beriman. Ia tidak ragu-ragu untuk mengabar kepada orang lain sekalipun belum dikenalnya, karena ia melakukan ”pekerjaan suci” yang diperkenan dan akan diberkati oleh Allah.
11. (a) Bagaimana orang-orang Kristen pada zaman sekarang melaksanakan ”pekerjaan suci” ini? (b) Mengapa penting ikut dalam pengabaran dari rumah ke rumah?
11 Juga di zaman modern ini Saksi-Saksi Yehuwa giat memberi kesaksian dari rumah ke rumah sebagai cara utama untuk mendekati orang dan mengabarkan kebenaran dari Allah. Tentu saja segala kesempatan akan selalu dimanfaatkan oleh tiap orang Kristen yang menyadari kewajiban serta hak kehormatannya untuk menyampaikan ’kabar baik’ itu. Dalam suasana tidak resmi apabila cocok, mereka memberi kesaksian kepada sanak saudara, teman sekolah, rekan sekerja, tetangga dan bahkan orang-orang yang sama sekali tidak dikenal. Di negeri-negeri tertentu tidak mungkin atau kurang bijaksana mendatangi orang dari rumah ke rumah, karena tekanan-tekanan dari kalangan agama yang fanatik atau pembatasan yang terlalu ketat dari pihak penguasa. Namun, orang-orang Kristen sejati akan mencari jalan apapun juga untuk memberikan kesaksian. Tetapi di tempat-tempat lain tidak terdapat keadaan ekstrim seperti itu. Maka Saksi-Saksi Yehuwa di sana secara sistematis mengunjungi tiap rumah. Dengan demikian diberikan ’kesaksian yang saksama’ dan banyak orang berhasil dihubungi yang dengan cara lain belum tentu dapat bertemu dengan orang-orang Kristen sejati dan mendengar ’kabar baik’ itu.—Kis. 4:19, 20; 20:21; bandingkan dengan Yehezkiel 9:3, 4.
APAKAH INI CARA EFEKTIF UNTUK MEMBERI KESAKSIAN?
12-14. Apa yang menunjukkan bahwa pengabaran dari rumah ke rumah memang berhasil?
12 Tetapi apakah cara penginjilan seperti itu masih efektif untuk ”mengerjakan pekerjaan suci tentang Injil”? Jawabannya adalah YA, dan sudah terbukti! Pada tahun 1977 sebuah majalah bernama Social Compass memuat artikel mengenai ”Saksi-Saksi Yehuwa di Jepang”, karangan Bryan Wilson, seorang ahli kemasyarakatan dari Inggris. Dalam tulisannya ia mengatakan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa ”jauh lebih tekun dalam pekerjaan penginjilan dari pada lain-lain” golongan ’agama baru’ di Jepang. Juga, ia mengadakan penelitian yang menunjukkan,
”Sebagian besar [58,3%] dari mereka yang menjadi Saksi mengatakan bahwa minat mereka mulai timbul setelah dikunjungi di rumahnya oleh” salah seorang Saksi Yehuwa.
13 Bahkan para pengikut agama lain yang menolak ajaran berdasarkan Alkitab yang disebarluaskan oleh Saksi-Saksi Yehuwa yang pergi dari rumah ke rumah mengakui bahwa itu memang efektif. Kami mengutip,
”Barangkali [gereja-gereja] terlalu mengabaikan apa yang merupakan kesibukan utama Saksi-Saksi itu—kunjungan ke rumah-rumah, yang tergolong sebagai metode kerasulan dari gereja yang mula-mula. Sedangkan gereja-gereja tidak jarang membatasi diri mereka pada . . . pengabaran di tempat-tempat kebaktian mereka, [para Saksi itu] meniru cara para rasul yang pergi dari rumah ke rumah.”—”El Catholicismo”, terbitan dari Bogotá, di Kolombia, 14 Sept. 1975.
’Umat Katolik seharusnya meniru cara penginjilan Saksi-Saksi Yehuwa, demikian diserukan kepada para peserta pertemuan pertama dari Kongres Nasional mengenai Penginjilan.’—S.k. ”Tribune” dari kota Minneapolis, A.S., 29 Agust. 1977.
14 Kegiatan penginjilan dari rumah ke rumah sudah menjadi ciri khas dari Saksi-Saksi Yehuwa, sehingga di banyak negeri sering kali penghuni rumah akan membukakan pintu dan mengatakan, ”O, saudara tentu dari Saksi Yehuwa, ya?” Meskipun tidak berkembang menjadi diskusi Alkitab, kunjungan itu sendiri sudah mencapai sasarannya. Perhatian orang diarahkan kepada nama suci dari Allah yang selayaknya dipermuliakan. Dan penghuni rumah itu akan mengingat bahwa hamba-hamba Allah telah membawa berita dari Dia ke rumahnya. (Mat. 6:9; Yes. 12:4; Yeh. 33:6-9, 29) Tetapi, seperti ditunjukkan oleh kutipan-kutipan di atas, sering kali ada lebih banyak hasil.
15. Bagaimana pekerjaan yang berhasil ini dilakukan di beberapa tempat apabila di sana terdapat rintangan?
15 Cara kesaksian dari-orang-ke-orang di rumah-rumah terbukti sangat berguna dan efektif untuk menghubungi orang-orang, sehingga Saksi-Saksi Yehuwa benar-benar aktif dalam kegiatan ini, meskipun menghadapi keadaan yang sulit. Misalnya, di salah satu negeri di Afrika pihak penguasa melarang kegiatan ini yang sebenarnya murni dari Alkitab. Orang-orang Kristen di negeri itu tahu bahwa cara penginjilan ini sangat berguna, bahwa mereka harus ’lebih taat kepada Allah sebagai penguasa dari pada manusia’, dan bahwa mereka harus menerapkan nasehat Yesus untuk bersikap ”cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati”. (Kis. 5:29; Mat. 10:16, 17) Apa yang akan mereka lakukan?
Mereka mengatur agar beberapa orang rekan membagi jalan atau daerah tertentu menurut nomor-nomor rumah. Seorang rekan akan mengerjakan semua rumah yang nomornya berakhir dengan angka 2 (2, 12, 22, 32, dst.) dan akan mengunjungi rumah-rumah yang ia mau, kapan saja cocok. Rekan lain mendapat rumah-rumah yang nomornya berakhir dengan angka 3 (3, 13, dst.) dan mengunjungi rumah-rumah tersebut pada hari yang lain. Dengan demikian mereka berhasil memberikan kesaksian dengan saksama.
Berbagai cara pendekatan lain dapat digunakan. Misalnya, seorang saudara membawa keranjang kecil berisi telur atau buah-buahan untuk dijajakan kepada penghuni rumah, tetapi dengan harga lebih tinggi dari pada harga pasar. Tentu barang dagangannya tidak banyak laku, tetapi dengan cara itu mudah untuk memulai suatu percakapan mengenai harga-harga yang makin membubung tinggi, kesulitan-kesulitan hidup di zaman sekarang, dan kemudian jika cocok, mengenai penggenapan nubuat Alkitab.
Atau, seorang Kristen yang ingin membeli sayuran menggunakan cara ini untuk mendekati orang-orang yang berada di ”daerah penugasan”nya. Sebelum pergi ke pasar ia mendatangi rumah-rumah yang di halamannya ditanam sayuran, untuk menanyakan apakah ia boleh membelinya. Entah dibeli atau tidak, sering kali percakapan dapat dimulai dengan menggunakan bahan-bahan pemikiran dari Alkitab.
Dengan cara-cara seperti itu orang-orang Kristen di sana menghindarkan gangguan dari oknum-oknum partai yang dulunya selalu menteror mereka apabila mengabar dari rumah ke rumah. Selain itu kesaksian yang saksama pun diberikan di lingkungan tersebut.
16. Penyesuaian-penyesuaian apa lagi dapat diadakan agar Saksi-Saksi terus berhasil menggunakan cara pengabaran ini?
16 Di tempat lain mungkin perlu penyesuaian yang berbeda. Selama waktu yang sudah-sudah, kunjungan dari rumah ke rumah mungkin biasanya dilakukan pada pagi hari, manakala kebanyakan orang ada di rumah. Tetapi jika keadaan sudah lain dan di pagi hari kebanyakan orang sedang bekerja, apakah hal itu berarti bahwa metode pengabaran dari rumah ke rumah sekarang kurang praktis? Tidak, karena kalau bukan dengan cara itu, dengan cara mana lagi kita bisa menemui orang—di tiap rumah dan bahkan di tiap pavilyun—sehingga mereka mendapat kesempatan untuk menerima faedah dari ’kabar baik’ itu? Mungkin lebih baik untuk berkunjung siang atau petang hari, pada waktu anggota-anggota keluarga ada di rumah. Tujuan kita adalah untuk menemui sebanyak mungkin orang.—Bandingkan dengan Kisah 16:13.
17. Mengingat teladan Paulus, bagaimana kita sendiri dapat mengadakan penyesuaian sambil melaksanakan pekerjaan ini?
17 Rasul Paulus rela menyesuaikan cara-cara pendekatannya, supaya cocok dengan pihak yang mendengarnya. Ia berkata, ”Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.” (1 Kor. 9:19-23) Penyesuaian yang serupa dapat berguna sekarang. Misalnya, bagaimana jika kebanyakan orang di daerah saudara bersikap acuh tak acuh terhadap agama dan Alkitab? Apakah saudara akan merobah cara pendekatan saudara?
Seorang saksi di Belgia menceritakan pengalamannya, ’Biasanya saya sudah menyiapkan Alkitab dalam keadaan terbuka di tangan saya. Hanya saya tidak langsung mengatakan kepada penghuni rumah bahwa buku ini adalah Alkitab. Lalu saya katakan, ”Ketika menunggu Tuan untuk membuka pintu, saya membaca apa yang tertulis di sini . . . ’Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.’ [Mat. 5:5] Apakah Tuan pikir masih ada orang-orang yang lemah lembut di sekitar sini?” Biasanya suatu percakapan dimulai dan kemudian Alkitab lebih mudah diterima.’
PEKERJAAN YANG DIRESTUI OLEH ALLAH
18. Dari mana kita tahu bahwa Allah menaruh perhatian kepada ”pekerjaan suci tentang Injil”?
18 Di seluruh bumi orang-orang Kristen yang sejati berminat sekali akan ”pekerjaan suci tentang Injil”. Demikian juga Allah Yehuwa. Menurut Paulus penganut-penganut Kristen baru yang dihasilkan karena ia melakukan pekerjaan tersebut diumpamakan seperti persembahan yang menyenangkan bagi Allah, yang mencurahkan roh suciNya atas mereka.—Rm. 15:16.
19. Bagaimana pekerjaan ini bisa berhasil sekalipun kebanyakan orang tidak mau menaruh perhatian?
19 Sampai sekarang Allah terus berkenan dan memberkati pekerjaan pengabaran ini, termasuk kegiatan penting dari rumah ke rumah untuk menemukan dan membantu orang lain. Sebagai contoh, seorang pelayan Tuhan mengunjungi sidang-sidang di wilayah yang luas di negara bagian Maryland (A.S.). Ia ikut bersama seorang saudari ke pelajaran Alkitab di rumah seseorang. ia menceritakan,
”Saya bertanya kepada nyonya rumah, apa yang mendorongnya untuk belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa. Ia menjawab bahwa dahulu ia sering membuka Alkitab secara sembarangan, dengan jarinya menunjuk ke suatu ayat dan membacanya. Tetapi ia jarang mengerti apa yang dibacanya.
”Pada suatu hari ia mengalami krisis dalam rumah tangga, sehingga menjadi putus asa. Lalu seperti biasa ia membuka lagi Alkitabnya dan menunjuk suatu ayat. Tetapi ia tidak mengerti ayat itu, dan menangis karena kecewa. Ia berdoa kepada Allah untuk mengirimkan seseorang yang bisa membantu dia mengerti FirmanNya. Baru saja ia selesai berdoa, bel pintu berdering. Ketika ia membuka pintu ternyata tamunya seorang Saksi Yehuwa, dan kata-kata pertama yang keluar dari mulut orang itu ialah, ’Apakah Nyonya ingin untuk lebih mengerti Alkitab?’ Langsung saja Nyonya rumah ini menarik saudari tersebut ke dalam rumahnya dan segera mulai belajar Alkitab secara teratur.”
20-23. Berkat-berkat apa yang dapat dihasilkan bila kita makin sering ikut dalam pengabaran dari rumah ke rumah?
20 Meskipun kebanyakan dari orang-orang yang dijumpai kelihatannya menolak ’kabar baik’ yang dibawa kepada mereka, selalu ada saja hasil yang dicapai.
Di sebuah desa di pedalaman Afrika Selatan, seorang gadis remaja berkunjung dari rumah ke rumah pada suatu Sabtu sore. Sambutan semua orang dingin sekali, sebab penduduk setempat sudah dihasut oleh sebuah organisasi agama di daerah itu yang menimbulkan prasangka melawan usaha dari Kristen Saksi-Saksi Yehuwa untuk membantu. Satu demi satu pintu-pintu ditutup di depan hidungnya. Nampaknya pekerjaan yang dilakukannya sia-sia.
Tetapi tanpa sepengetahuannya, di seberang jalan ada seorang wanita tua yang mengamat-amati dia dari balik jendela. Wanita itu terkesan melihat ketabahan yang ditunjukkan oleh Saksi tersebut meskipun diperlakukan demikian ketusnya. Gadis Kristen ini jelas berbeda dibandingkan dengan remaja-remaja lain.
Ketika rumahnya mendapat giliran untuk dikunjungi oleh saudari ini, wanita tua tersebut mengundangnya masuk. Meskipun saudari kebanyakan bicara bahasa Inggris dan wanita itu bahasa Afrikaans, mereka berkomunikasi mengenai suatu berita penting dari Alkitab untuk zaman sekarang. Beberapa waktu kemudian seorang penginjil yang berbahasa Afrikaans mengunjunginya, dan wanita itu senang untuk belajar Alkitab secara teratur.
21 Sesungguhnya berkat Allah atas ”pekerjaan suci tentang Injil” ini bisa dirasakan dari banyak segi. Seorang hamba Tuhan yang bertugas keliling mengunjungi sidang-sidang di wilayah New Orleans, Louisiana (A.S.). Ia menulis sebagai berikut, ”Semangat menginjil makin hari makin bertambah kuat. Delapan atau sembilan sidang yang terakhir kami kunjungi telah mencurahkan lebih banyak waktu dalam kegiatan pengabaran. Karena usaha yang meningkat ini, makin banyak ditemukan orang-orang yang berminat akan ’kabar baik’. Dan karena para saudara dan saudari lebih sibuk memberitakan ’kabar baik’, di sidang-sidang suasana yang rukun dan penuh sukacita benar-benar lebih menonjol.”
22 Suasana rukun dan penuh sukacita seperti itu juga bertambah dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan keluarga orang-orang Kristen yang aktip mengabarkan ’kabar baik’ itu, seraya mereka merasakan berkat-berkat Allah. Bukannya mereka tidak menghadapi problem dan kekuatiran hidup. Kita menyadari bahwa hal ini tidak dapat dihindarkan selama kita masih belum sempurna dan selama tata-masyarakat jahat yang sekarang ini berlangsung. Tetapi jika seorang Kristen menjadi lebih sibuk dalam ”pekerjaan suci tentang Injil” yang diberikan oleh Allah ini, pastilah kehidupannya akan menjadi semakin berarti, semakin ”kaya”, semakin bahagia. (Kis. 20:35) Ini bukannya hanya teori, tetapi kenyataan. Begitulah yang dialami oleh rasul Paulus. Begitulah yang dialami oleh jutaan Saksi Yehuwa dewasa ini. Saudarapun akan mengalaminya.
23 Orang-orang lain juga akan melihat orang Kristen macam apa saudara. Mereka akan memperhatikan saudara ikut dalam pekerjaan memberitakan ’kabar baik’. Mereka akan melihat betapa damai dan sukacitanya hidup saudara karena melakukan hal ini maupun kegiatan-kegiatan Kristen lainnya. Mereka akan memperhatikan bahwa saudara memiliki kepribadian Kristen dan ”buah roh” yang saudara perlihatkan dengan berbagai cara. (Ef. 4:24; Gal. 5:22, 23) Ya, saudara akan memperlihatkan kepada banyak orang lain bahwa saudara berhasil, karena Allah yang saudara sembah adalah Allah yang suci.
24. Perasaan apa yang dapat saudara alami dengan ikut sepenuhnya dalam pekerjaan ini?
24 Sesudah berbicara mengenai ”mengerjakan pekerjaan suci tentang Injil” itu, Paulus selanjutnya mengatakan, ”Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah.” (Rm. 15:17) Marilah kita semua sebagai orang Kristen bekerja demikian rupa, sehingga kita pun dapat bersukacita karena Kristus Yesus.
[Catatan Kaki]
a Beberapa penterjemah menyalin hierourgounta dengan ungkapan ”bertindak sebagai imam”, atau ungkapan yang serupa. Bandingkan dengan Lukas 1:8 yang menggunakan kata kerja yang seakar sehubungan dengan Zakharia, ayah Yohanes Pembaptis.