Kita Dapat ’Bersukacita Semasa Hari-Hari Kita’
”Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setiaMu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami.”—Mazmur 90:14.
1. Bagaimana Yehuwa memperlihatkan bahwa Ia ingin agar umatNya berbahagia?
ALLAH YEHUWA ingin agar umatNya berbahagia. Ia tahu bahwa sukacita yang sepenuh hati penting supaya seseorang dapat hidup dengan senang dan sehat. (Amsal 17:22) Selaras dengan itu, sebagai Allah yang pemurah dan pengasih, Yehuwa menyediakan bimbingan yang akan memupuk perasaan sukacita apabila hal itu diterapkan dalam kehidupan.
2. Mengapa orang-orang Kristen yang sejati dapat yakin berkenaan doa memohon sukacita?
2 Meskipun menghadapi tekanan-tekanan hidup dalam susunan perkara yang jahat, Saksi-Saksi Yehuwa, sebagai orang-orang Kristen yang sejati, dapat berdoa memohonkan sukacita. Sukacita ini suatu buah dari roh suci Allah, dan Ia mengaruniakan roh itu kepada umatNya yang berbakti dan setia yang memintanya. (Lukas 11:13; Galatia 5:22, 23) Mereka dapat juga menyatakan perasaan-perasaan yang serupa dengan ini, yang dengan sungguh-sungguh diucapkan oleh nabi Musa, ”Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami.” (Mazmur 90:14) Mereka yang percaya kepada Yehuwa dapat merasa yakin bahwa Ia akan menjawab permohonan-permohonan yang sungguh-sungguh demikian.—1 Yohanes 5:13-15.
3. Jika kita ingin ’bersukacita semasa hari-hari kita’, dua faktor utama apa harus diperhatikan?
3 Namun, selain doa ada dua faktor utama yang harus diingat jika kita ingin ’bersukacita semasa hari-hari kita’. Hal ini ditonjolkan ketika umat Allah pada jaman purba diberitahu bahwa mereka akan ditimpa bencana jika mereka tidak ’mendengarkan suara TUHAN [Yehuwa], . . . dan tidak berpegang pada perintahNya’ dan jika mereka tidak ”mau menjadi hamba kepada TUHAN [Yehuwa], . . . dengan sukacita dan gembira hati”. (Ulangan 28:45-47) Jadi, jika kita ingin bahagia sepanjang hidup kita, kita harus (1) mentaati Yehuwa dan (2) melayani Dia dengan penuh sukacita.
4. (a) Apa yang Yehuwa sediakan agar umatNya dapat melayani Dia dengan hati penuh sukacita? (b) Kata-kata bijaksana apa dapat kita pertimbangkan, dengan hasil apa?
4 Yehuwa menyediakan dorongan dan bantuan yang dibutuhkan umatNya untuk melayani Dia dengan hati penuh sukacita. Selain itu, dengan murah hati Ia menyediakan bimbingan yang dapat dipercaya yang menambah sukacita. Misalnya, perhatikan bagaimana kata-kata bijaksana yang terdapat dalam bagian-bagian tertentu dari buku Amsal dalam Alkitab dapat menghasilkan sukacita yang dalam. Memang, jika diterapkan dalam kehidupan, nasihat sedemikian dapat membuat kita ’bersukacita semasa hari-hari kita’.
Sukacita dalam Keluarga
5. (a) Apa yang diharapkan Yehuwa dari para orangtua? (b) Berkenaan ketaatan, apa pengaruh yang dapat dihasilkan oleh anak-anak dalam suatu keluarga?
5 Untuk memperoleh dan memelihara kebahagiaan keluarga, perlu untuk mentaati Allah, untuk merasa peka terhadap nasihat yang terdapat dalam FirmanNya. Misalnya, Yehuwa mengharapkan agar para orangtua berusaha sebaik-baiknya dalam melatih anak-anak mereka. Dalam hal ini sang ayah harus mengambil pimpinan, tetapi sang ibu hendaknya ikut serta dengan aktif. (Amsal 22:6; 31:1) Dan bagaimana dengan anak-anak? Seorang anak ”yang mengolok-olok ayah, dan enggan mendengarkan ibu” pasti tidak akan bahagia dan akan mendatangkan kesedihan, bukan sukacita, bagi orangtuanya. (Amsal 30:17; 17:21) Sebaliknya, anak-anak baik laki-laki maupun perempuan yang bijaksana yang dengan patuh menerima disiplin dari orangtua yang saleh dan hidup selaras dengan prinsip-prinsip Alkitab mendatangkan sukacita dan kehormatan bagi suatu keluarga.—Amsal 10:1; 15:20; 23:15, 16.
6, 7. (a) Nasihat apa diberikan di Amsal 23:22-25, dan apa hasilnya bila hal itu diikuti? (b) Nasihat untuk ’membeli kebenaran dan jangan menjualnya’ berarti apa?
6 Orangtua yang saleh yang membesarkan anak-anak mereka sedemikian rupa sehingga mereka digerakkan untuk mengejar haluan yang benar mempunyai alasan untuk memiliki sukacita yang sejati. Mengenai hal ini kita diberitahu dalam Alkitab, ”Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau, dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua. Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian. Ayah seorang yang benar akan bersorak-sorak; yang memperanakkan orang-orang yang bijak akan bersukacita karena dia. Biarlah ayahmu dan ibumu bersukacita, biarlah beria-ria dia yang melahirkan engkau.”—Amsal 23:22-25.
7 Seorang anak yang bijaksana akan mentaati ajaran-ajaran rohani dari ayahnya yang adalah seorang Kristen dan tidak akan mengabaikan apa yang dikatakan ibunya yang saleh, meskipun mungkin mulai lanjut usianya. Bagaimanapun juga, seorang dewasa yang bertanggung jawab masih dapat belajar sesuatu dari orangtuanya yang sudah lanjut usia. Nasihat untuk ’membeli kebenaran dan jangan menjualnya’ jelas berarti berpegang teguh kepada prinsip-prinsip yang benar sebagai bimbingan dalam kehidupan. Seorang anak yang cenderung kepada kebenaran tidak akan meninggalkan kebenaran demi kesenangan, kekayaan atau kehormatan. Dan pasti suatu keluarga yang semua anggotanya bersandar kepada Yehuwa akan memiliki sukacita yang tahan lama.—Ulangan 10:20, 21.
Memelihara Sukacita Meskipun Adanya Orang-Orang yang Jahat
8, 9. Seperti diperlihatkan di Amsal 2:10-14, bagaimana menggunakan hikmat ilahi dapat melindungi kita dari orang-orang jahat?
8 Ketaatan kepada nasihat Yehuwa membantu kita untuk memelihara sukacita di bawah berbagai keadaan. Misalnya, dengan menggunakan hikmat ilahi, kita dapat memperoleh perlindungan terhadap orang-orang jahat. Alkitab menyatakan, ”Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu; kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau supaya engkau terlepas dari jalan yang jahat, dari orang yang mengucapkan tipu muslihat, dari mereka yang meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang gelap; yang bersukacita melakukan kejahatan, bersorak-sorak karena tipu muslihat yang jahat.”—Amsal 2:10-14.
9 Perkenan Yehuwa ada di atas mereka yang menghargai hikmat yang sejati dan membiarkan hati mereka dipengaruhi olehnya. Mereka dengan bijaksana menghindari pergaulan dengan siapapun ”yang mengucapkan tipu muslihat”, yaitu, hal-hal yang bertentangan dengan apa yang benar dan baik. Kesanggupan berpikir yang baik dan pengertian yang benar akan melindungi kita terhadap mereka yang menolak hikmat ilahi, yang mendapatkan kesenangan dengan berbuat jahat dan berusaha merusak orang-orang lain.—Bandingkan Amsal 4:16.
10. Bagaimana pelanggaran orang yang jahat dapat menjerat dia?
10 Orang yang jahat mungkin ”bersukacita melakukan kejahatan”, tetapi siapa yang memiliki sukacita yang sejati? Suatu amsal lain menjawab, ”Orang yang jahat terjerat oleh pelanggarannya, tetapi orang benar akan bersorak dan bersukacita.” (Amsal 29:6) Ya, pelanggaran seorang yang jahat menjerat dia. Satu dosa dapat menjurus kepada dosa lain, dan bencana dapat datang ke atasnya dengan tidak terduga. Misalnya, ia mungkin mengatur siasat untuk mencelakakan orang lain, tetapi ternyata ’senjata makan tuan’. Di Israel jaman purba, seorang saksi palsu mungkin berusaha membunuh seorang yang tidak bersalah dengan bersaksi dusta tentang orang tersebut. Tetapi orang yang merencanakan hal itu sendiri akan dibunuh jika rencananya ketahuan.—Ulangan 19:16-21.
11. Mengapa orang yang cenderung kepada kebenaran dapat ”bersorak”?
11 Betapa jauh lebih baik keadaan dari orang yang benar! Ia tidak merencanakan kejahatan terhadap sesamanya atau mempraktekkan dosa. Karena itu, ia menghindar agar tidak dijerat oleh pelanggaran dan tidak menderita kesulitan yang menimpa orang yang jahat atau hukuman yang diakibatkan karena ketahuan sebagai seseorang yang merencanakan perbuatan jahat. Jadi orang yang cenderung kepada kebenaran ”akan bersorak dan bersukacita”. Antara lain, ia tidak diganggu oleh hati nurani yang bersalah. Selain itu, ia menikmati perkenan Allah, ”karena orang yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN [Yehuwa], tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat”.—Amsal 3:32.
Bersukacita Bila Musuh Mendapat Celaka?
12. Bagaimana hendaknya reaksi seorang Kristen jika musuhnya mendapat celaka? Mengapa?
12 Namun, bagaimana hendaknya reaksi seorang Kristen jika seorang musuh mendapat celaka? ”Jangan bersukacita,” kata sebuah amsal yang lain, ”kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok.” Mengapa? ”Supaya TUHAN [Yehuwa] tidak melihatnya dan menganggapnya jahat, lalu memalingkan murkanya dari pada orang itu.” (Amsal 24:17, 18) Kita harus menyingkirkan apa yang disebut sukacita karena dendam bila seorang musuh mengalami malapetaka. Karena mengharapkan bencana atas seorang musuh demi kepuasan pribadi adalah salah, seseorang yang bersukacita atas hal-hal tersebut akan harus bertanggung jawab kepada Yehuwa untuk dosanya. Sebenarnya, Allah dapat membaca hati dan karena itu mengetahui jika kita secara diam-diam bersukacita atas bencana yang menimpa orang lain. Jadi, semangat yang salah itu, meskipun tersembunyi dari sesama manusia kita, akan nyata bagi Yehuwa, yang mengatakan, ”HakKulah dendam dan pembalasan.” (Ulangan 32:35; Ibrani 10:30) Maka, Allah dapat menghukum orang yang merasa senang atas celaka yang menimpa orang lain.—Bandingkan Amsal 17:5.
13. Apa artinya Amsal 11:10?
13 Sebaliknya, kita diberitahu, ”Bila orang benar mujur, beria-rialah kota, dan bila orang fasik binasa, gemuruhlah sorak-sorai.” (Amsal 11:10) Bagaimana hal ini dapat dimengerti? Ya, orang-orang yang benar biasanya dikasihi dan mereka membuat sesama mereka bahagia. Tetapi tidak seorang pun senang kepada ”orang fasik”. Seorang yang jahat akan mengakibatkan ia dikucilkan. (Amsal 11:17) Selain itu, bila orang yang jahat mati mereka tidak akan diratapi oleh orang-orang pada umumnya, dan pasti tidak ada yang merasa sedih bila Yehuwa membinasakan orang-orang yang jahat ini. Sebaliknya, akan ada sukacita karena mereka telah disingkirkan. Apakah tingkah laku kita sedemikian rupa sehingga menambah sukacita atau membuat orang lain ”beria-ria”?
Hati yang Penuh Sukacita Suatu Berkat
14. Seperti telah dibahas sejauh ini, bagaimana mentaati Yehuwa memungkinkan kita untuk ’bersukacita semasa hari-hari kita’?
14 Mentaati Yehuwa memungkinkan kita untuk ’bersukacita semasa hari-hari kita’. Seperti telah diperhatikan, bila nasihat ilahi diterapkan dalam kehidupan, hubungan orangtua-anak adalah suatu hubungan yang bahagia. Menerima bimbingan Allah akan melindungi kita dari pengaruh buruk orang-orang jahat dan membuat kita bersukacita. Selain itu, mentaati petunjuk-petunjuk Yehuwa mencegah kita untuk tidak mengembangkan sikap yang salah terhadap bencana apapun yang menimpa orang-orang jahat, dan dengan demikian kita dapat memelihara sukacita. Ya, dengan mentaati Allah Yehuwa kita akan memiliki hati penuh sukacita. Hal ini sendiri merupakan suatu berkat.
15. Dari pada membiarkan ”kekuatiran” membuat hati kita ”membungkuk” dengan kesedihan, apa yang hendaknya kita lakukan, dan mengapa?
15 Raja Salomo yang bijaksana mengatakan, ”Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.” (Amsal 15:13) Memang, perasaan sukacita dan sedih dicerminkan pada wajah seseorang. Tentu, ada banyak kekuatiran dalam kehidupan dan hal ini membuat kita sangat sedih. ”Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang,” kat sebuah amsal yang lain, ”tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.” (Amsal 12:25) Jadi dari pada membiarkan ”kekuatiran” membuat hati kita ”membungkuk” dengan kesedihan, betapa bijaksana untuk mendekat kepada Yehuwa dengan merenungkan timbunan perkara-perkara baik, yaitu FirmanNya yang terilham! Pasti, hal ini dapat memulihkan sukacita dalam hati yang sedih tetapi benar.
16. (a) Bagaimana suatu laporan yang baik ”menggemukkan tulang”? (b) Meskipun ”hati yang gembira adalah obat yang manjur”, bagaimana hendaknya pandangan kita terhadap kegembiraan yang terus menerus?
16 Salomo juga mengatakan, ”Mata yang bersinar-sinar menyukakan hati, dan kabar yang baik menyegarkan tulang.” (Amsal 15:30) Kabar baik ”menyegarkan [menggemukkan, NW] tulang”, yaitu, mengisinya dengan sumsum. Jadi seluruh tubuh disegarkan, dan hati yang dipenuhi dengan sukacita dicerminkan pada waktu mata bersinar terang. Tekanan mental, atau ’patah semangat’ mempunyai akibat yang buruk secara jasmani, sedangkan ”hati yang gembira adalah obat yang manjur”. (Amsal 17:22) Meskipun demikian, hati hendaknya jangan terus-menerus dipenuhi dengan kegembiraan yang sia-sia, karena Salomo ’berkata tentang tertawa: ”Itu bodoh!”’ dan mengenai kegirangan: ”Apa gunanya?”’ (Pengkhotbah 2:2) Namun, seseorang pasti mendapat manfaat dari hati yang bersukacita karena melakukan kehendak Allah.
17, 18. (a) Mengapa seorang teman yang loyal dapat disamakan dengan ’minyak harum dan bau-bauan yang menyukakan hati’? (b) Bagaimana Yesus Kristus adalah Sahabat surgawi? (c) Pertanyaan pribadi apa diajukan?
17 Ketika menunjuk kepada hal lain lagi yang menghasilkan sukacita, sebuah amsal mengatakan, ”Minyak harum dan bau-bauan menggemari hati orang, demikianpun kemanisan sahabat dari karena nasihat hatinya.” (Amsal 27:9, Klinkert) Sama seperti minyak yang membuat rasa nyaman dan wewangian menyenangkan karena baunya yang harum, demikian pula halnya seorang teman yang loyal yang memberikan nasihat dengan maksud membantu membuat hati orang yang menerimanya bersukacita. Ada kemanisan dalam persahabatan sedemikian, karena mereka yang berbicara dengan terus terang dapat saling membantu untuk memperbaiki, membuat perbaikan-perbaikan dan menguatkan diri sendiri dalam bidang-bidang kehidupan di mana mereka lemah. Memang, mempunyai teman baik yang berpikir dan berbicara secara jujur dapat menjadi alasan untuk bersukacita.
18 Yesus Kristus yang dimuliakan merupakan Sahabat surgawi yang berbicara dengan terus terang, memberikan pesan-pesan kepada tujuh sidang yang disebutkan dalam Wahyu, pasal dua dan tiga. Pujian diberikan bila cocok, tetapi demikian pula dengan nasihat. Misalnya, sidang di Efesus tidak lagi memiliki semangat kasih Kristen untuk Yehuwa yang dimiliki pada mulanya. Tetapi Yesus berusaha menghidupkan kembali kasih itu. (Wahyu 2:1-7) Setiap orang Kristen di Efesus yang dengan sungguh-sungguh mempertimbangkan nasihat dari Sahabat surgawi ini dan mengambil langkah-langkah perbaikan dapat terus melayani Yehuwa dengan hati penuh sukacita. Apakah saudara secara pribadi melihat di bidang mana perlu diambil langkah-langkah perbaikan sehingga dapat membuktikan kasih saudara untuk Allah dengan dinas yang bermutu kepada Yehuwa?
Bersukacita dalam ”Pekerjaan Suci”
19. Mengapa hendaknya setiap orang yang berbakti kepada Yehuwa dengan tetap tentu membagikan ’kabar kesukaan’ kepada orang-orang lain?
19 Suatu pertanyaan lain: Apakah saudara ”mengerjakan pekerjaan suci tentang Injil Allah” (Bode) dengan sepenuh hati, secara tetap tentu dan dengan penuh sukacita. (Roma 15:16) Tidak ada kegiatan lain di bumi dewasa ini yang melebihinya. Justru itulah alasan utama mengapa sidang Kristen dapat tetap berdiri! (Matius 24:14; 28:19, 20) Jadi setiap orang yang berbakti kepada Yehuwa hendaknya tetap tentu membagikan ’kabar kesukaan’ kepada orang-orang lain. Dan pemberita-pemberita kerajaan yang aktif sering mempunyai pengalaman dan berkat-berkat dalam dinas Yehuwa yang begitu menguntungkan sehingga mereka tergerak untuk ”bersorak-sorai”.—Mazmur 90:14; Maleakhi 3:10.
20. Sering kali, bagaimana penyiar-penyiar sidang yang bergairah yang mempunyai tanggung jawab penting dari Alkitab menambah sukacita mereka dalam dinas Yehuwa?
20 Penyiar-penyiar sidang yang bergairah yang mempunyai tanggung jawab penting dari Alkitab, sering menambah sukacita mereka dengan memperbaiki mutu dari dinas mereka kepada Yehuwa. Selain itu, beberapa keluarga Kristen mendapatkan kepuasan sejati dengan melayani daerah-daerah yang membutuhkan lebih banyak pemberita kerajaan. Orang-orang lain menikmati pekerjaan kesaksian sepenuh waktu selama bulan-bulan tertentu dalam setahun, sedangkan saudara-saudara lain dapat dengan tetap tentu ikut dalam pelayanan sepenuh waktu. Yehuwa sangat senang dengan usaha-usaha yang sungguh-sungguh dan sepenuh hati demikian.—Markus 12:29, 30.
21. Lulusan-lulusan dari Sekolah Alkitab Gilead Menara Pengawal mempunyai alasan apa untuk bersukacita?
21 Banyak pria dan wanita Kristen telah lulus dari Sekolah Alkitab Gilead Menara Pengawal, dan mereka bersukacita menggunakan tenaga mereka untuk melayani Yehuwa dalam berbagai bagian dari bumi. Mereka senang menjadi rohaniwan-rohaniwan sepenuh waktu yang dapat membantu banyak orang untuk belajar tentang Allah Yehuwa dan maksud-tujuanNya yang menakjubkan. Misalnya, setelah menjadi utusan injil selama lebih dari dua puluh tahun di daerah tropis Afrika Barat, salah seorang dari mereka menulis, ”Apakah saya merasa bahwa sudah waktunya untuk berhenti dan membiarkan kaum muda mengambil alih? Tidak, karena menyaksikan berkat-berkat dan pertumbuhan organisasi Yehuwa membuat saya merasa seperti Kaleb, setelah dilindungi selama lebih dari empat puluh lima tahun, melalui pengembaraan di padang belantara dan memasuki Negeri Perjanjian. Ia mengatakan, ’Pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk.’ (Yosua 14:11) Meskipun ada kesulitan dan kesukaran, tahun-tahun yang telah lewat ini merupakan latihan dan persiapan yang bagus sekali untuk masa depan.”
22. Apa dinas Betel itu, dan bagaimana seorang wanita yang mendapat hak kehormatan dalam dinas tersebut menyatakan diri?
22 Hak kehormatan lain yang menyenangkan, yang terbuka bagi mereka yang memenuhi syarat, ialah melayani di Betel. Ini menyangkut pekerjaan yang secara langsung ada hubungannya dengan menerbitkan bacaan-bacaan Alkitab dan memajukan kepentingan-kepentingan kerajaan. Mereka yang mendapat hak kehormatan ini melayani sebagai bagian dari staf Betel dari Lembaga Menara Pengawal di New York, atau dengan keluarga-keluarga demikian di kantor-kantor cabang di seluruh dunia. Seorang wanita, yang mulai dinas sepenuh waktu di Swiss pada bulan Januari 1924 dan sekarang melayani sebagai anggota keluarga Betel di Republik Federasi Jerman menulis, ”Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Yehuwa untuk semua kebaikanNya terhadap saya, mengijinkan saya menikmati kehidupan yang bahagia dan kaya yang dipenuhi dengan kesempatan-kesempatan menakjubkan dalam dinasNya.” Ya, ia bersukacita dalam dinas Yehuwa.
23. Bagaimana saudara dapat membuktikan dari Alkitab bahwa mereka yang menaruh dinas Allah di tempat pertama mempunyai alasan untuk bersukacita?
23 Sesungguhnya, mereka yang menaruh dinas Yehuwa di tempat pertama dalam kehidupan selalu mempunyai alasan untuk bersukacita. Memang, kehidupan mereka tidak sama sekali bebas dari problem-problem yang umum bagi manusia. Tetapi Yehuwa telah menunjang mereka selama masa pencobaan. (1 Korintus 10:13; 2 Korintus 4:8, 9) Mereka berbahagia karena ’sukacita TUHAN [Yehuwa] adalah perlindungan mereka’. (Nehemia 8:11) Pertimbangkan: Musa ”lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah” dan diberkati dengan hak kehormatan besar. (Ibrani 11:23-29) Rut wanita Moab itu meninggalkan bangsa dan ilah-ilahnya, memilih untuk melayani Yehuwa, dan diberkati dengan menjadi nenek moyang dari Yesus Kristus. (Rut 1:14-17; 4:13-17; Matius 1:1, 5) Karena perhatian mereka yang besar terhadap ibadat yang sejati dan tetap tentu berada di bait, Simeon yang sudah tua dan terhormat serta Hana yang lanjut usia dan setia itu menikmati sukacita melihat Yesus sebagai anak-anak.—Lukas 2:25-38.
24. Atas dasar apa kita dapat ’bersukacita semasa hari-hari kita’?
24 Jadi kita dapat yakin bahwa hak-hak kehormatan besar dan berkat-berkat akan menjadi bagian kita, jika kita menaruh ibadat dan dinas Yehuwa di tempat pertama dalam kehidupan. (Matius 6:33) Dan bahkan jika menghadapi kesulitan-kesulitan seraya kita melakukan hal-hal ini, kita tahu bahwa Yehuwa ”turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia”. (Roma 8:28) Karena itu, semoga kita bertekad untuk mentaati Bapa surgawi kita dan melayani Dia dengan hati penuh sukacita. Pasti, jika kita memiliki kasih yang lengkap untuk Yehuwa, kita mempunyai alasan yang baik untuk ’bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kita’.—Mazmur 90:14.
Dapatkah saudara mengingat?
□ Jika kita ingin ’bersukacita semasa hari-hari kita’, dua faktor utama apa harus diingat?
□ Apa yang harus dilakukan para orangtua dan anak-anak jika mereka ingin menikmati sukacita dalam keluarga?
□ Bagaimana orang-orang Kristen dapat memelihara sukacita meskipun perlakuan dari orang-orang yang jahat?
□ Bagaimana hati yang penuh sukacita merupakan suatu berkat?
□ Apa beberapa dari hak-hak kehormatan yang penuh sukacita dalam dinas Yehuwa, dan dengan demikian hendaknya kita bertekad untuk melakukan apa?