Menghormati Allah Sumber Harapan
”Demikianlah firman [Yehuwa]: . . . siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah.”—1 SAMUEL 2:30.
1. Apa alasan yang kita miliki untuk ingin menghormati Yehuwa? (1 Timotius 1:17; Wahyu 4:11)
MENGINGAT prospek yang dapat kita miliki, berdasarkan Alkitab, memang benar-benar cocok dan masuk akal bagi kita untuk menghormati ”Allah, sumber harapan”, ”Allah yang memberi harapan”. (Roma 15:13, TB; New World Translation) Mengapa demikian? Bagaimana kita, yang hanya manusia yang sangat kecil, tidak sempurna, dapat menghormati Pencipta Agung dari seluruh alam semesta? Dan apakah Ia akan menghormati kita sebagai balasan?
2. Bagaimana perasaan Yesus berkenaan penghormatan yang diberikan kepada Allah?
2 Kita dapat belajar dari apa yang terjadi dengan Yesus. Tidak seorang pun dari kita akan menyangkal bahwa, Yesus selalu ingin agar Bapanya dihormati, dimuliakan. (Yohanes 5:23; 12:28; 15:8) Sebenarnya, Yesus mengritik orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang ’memuliakan Allah dengan bibir mereka, padahal hati mereka jauh dari padaNya’. Harap perhatikan, dalam hal mereka tidak menghormati Allah, tersangkut motif dan tindakan yang tidak benar. (Matius 15:7-9) Namun, dapatkah kita mengatakan bahwa dalam hal Kristus menghormati Allah, harapannya tersangkut? Dan bagaimana tanggapan Yehuwa karena telah dihormati?
3. Bagaimana kita tahu bahwa Yesus berharap kepada Yehuwa?
3 Yesus memperhatikan baik-baik kata-kata Daud di Mazmur 16:10, ”Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang KudusMu [”orangmu yang loyal”, NW] melihat kebinasaan.” Karena ia mempunyai harapan akan dibangkitkan, Yesus Kristus dapat mengucapkan kata-kata yang menggemparkan ini kepada seorang penjahat yang dipakukan di sampingnya, ”Sesungguhnya aku berkata kepadamu hari ini, Engkau akan ada bersama-sama dengan aku dalam Firdaus.” (Lukas 23:39-43, NW) Penjahat itu tidak lama kemudian mati, jadi tiga hari kemudian ia tidak dapat, menyaksikan diteguhkannya harapan Yesus untuk dibangkitkan. Namun seorang saksi mata melaporkan, ”Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi.” (Kisah 2:31, 32) Ini suatu kenyataan.
4. Penghormatan apa yang layak Yesus dan yang ia terima? (Wahyu 5:12)
4 Banyak dari rakyat biasa yang Yesus layani tahu bahwa ia layak mendapat respek, atau penghormatan. (Lukas 4:15; 19:36-38; 2 Petrus 1:17, 18) Kemudian ia mati seperti seorang penjahat. Apakah itu mengubah keadaan? Tidak, karena Yesus mendapat perkenan Allah kepada siapa ia berharap. Jadi, Yehuwa menghidupkannya kembali. Kenyataan bahwa ”Allah, sumber pengharapan” menghidupkan kembali PutraNya dan memberinya peri tidak berkematian di alam roh membuktikan bahwa sang Bapa terus menghormati PutraNya. Paulus mengatakan, ”Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.”—Ibrani 2:7, 9; Filipi 2:9-11.
5. Dengan cara istimewa apa Yesus dihormati, yang menghasilkan penghormatan tambahan apa bagi Allah?
5 Yesus, yang telah menghormati Yehuwa, menyebutkan suatu cara istimewa bagaimana Bapa menghormati dia. Ketika muncul di hadapan rasul-rasulnya yang setia. ia menyatakan, ”KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah dan jadikanlah murid-murid dari segala bangsa, baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus . . . Ketahuilah! aku menyertai kamu senantiasa sampai kesudahan sistem ini.” (Matius 28:18-20, NW) Jadi Bapa memberikan penghormatan tambahan kepada Putra dengan memberinya wewenang yang unik. Ini akan digunakan demi kepentingan manusia yang akan melakukan pekerjaan yang mendatangkan kehormatan kepada Pribadi yang dihormati oleh Yesus dengan usaha keras. Maka, apakah ini, berarti bahwa kita manusia tidak sempurna dengan suatu cara dapat menghormati sang Bapa dan sebaliknya akan dihormati oleh Dia?
Manusia Menghormati Allah
6. Apakah patut untuk ingin dihormati, tetapi apa bahayanya dalam hal ini? (Lukas 14:10)
6 Kebanyakan manusia hampir tidak pernah berpikir untuk menghormati Allah lebih dulu, karena mereka lebih berminat untuk mendapatkan kehormatan bagi diri sendiri. Ada yang mungkin bahkan mengatakan bahwa wajar bagi kita untuk ingin dihormati. Ada benarnya hal ini, karena memang wajar untuk ingin mempunyai reputasi yang baik, dan memperoleh kehormatan tertentu dari ini. (1 Timotius 3:2, 13; 5:17; Kisah 28:10) Namun, keinginan untuk mendapat penghormatan dari manusia dengan mudah dapat dibesar-besarkan. Ini terbukti dari banyak orang yang mengejar kemasyhuran tidak soal dengan cara apapun atau yang mau melakukan apa saja agar tidak kehilangan muka.
7. Mengapa dihormati oleh manusia begitu terbatas nilainya?
7 Bila saudara memikirkan tentang hal itu, penghormatan yang terbesar sekalipun dari manusia cepat berlalu, karena semua tidak lama kemudian akan mati. Ya, beberapa pahlawan mungkin akan diingat dan dihormati untuk suatu waktu, tetapi kebanyakan dari orang yang sudah mati dilupakan. Berapa banyak orang yang mengetahui nama dari orangtua kakek-nenek mereka atau mengetahui siapa para pemimpin bangsa mereka seratus tahun yang lalu? Sebenarnya, tidak soal apakah seseorang hidup atau tidak, ini tidak mengubah keadaan. Ia hanya suatu titik debu halus pada neraca waktu, suatu titik air yang lembut dalam arus kehidupan. Dan meskipun ia dihormati sebentar setelah mati, ia tidak sadar akan hal itu. (Ayub 14:21; 2 Tawarikh 32:33; Pengkhotbah 9:5; Mazmur 49:13, 21) Satu-satunya hal yang dapat membuat ia berbeda ialah mempunyai harapan yang Allah berikan, menghormati Dia, dan kemudian dihormati olehNya. Kita dapat melihat ini dalam kehidupan dua orang yang sejaman di Israel purba.
8. Eli jatuh ke dalam jerat apa dalam hal memberikan hormat?
8 Salah satu ialah Eli. Ia melayani Allah dalam kedudukan yang unik sebagai imam besar selama 40 tahun dan juga mendapat hak istimewa untuk menjadi hakim di Israel. (1 Samuel 1:3, 9; 4:18) Meskipun demikian, lambat-laun ia memperlihatkan kelemahan sehubungan dengan anak-anaknya Hofni dan Pinehas. Walaupun menjadi imam, mereka menyalahgunakan kedudukan mereka dengan mencuri bagian-bagian dari korban dan melakukan hubungan seks yang imoral. Ketika, ayah mereka hanya mengritik mereka dengan lemah, bahwa Eli ’menghormati anak-anaknya lebih dari padaKu’ Yehuwa berjanji untuk meneruskan imamat Harun, tetapi Ia akan mencabut keluarga Eli dari kedudukan imam besar. Mengapa? Allah menjelaskan, ”Siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah.”—1 Samuel 2:12-17, 29-36; 3:12-14.
9. Bagaimana Samuel diberi kesempatan untuk menghormati Yehuwa?
9 Bertentangan dengan itu ialah Samuel. Saudara mungkin tahu bahwa ketika ia masih kecil orangtuanya telah membawanya untuk melayani di kemah suci di Silo. Pada suatu malam Yehuwa berbicara kepada anak itu. Saudara pasti akan senang membaca kisah ini di 1 Samuel 3:1-14, sambil membayangkan anak ini dibangunkan, bukan oleh suara gemuruh, tetapi oleh suara rendah yang ia salah kira adalah suara Eli yang sudah lanjut usia. Kemudian pikirkan betapa menakutkan bagi Samuel muda tentunya yang harus memberitahu imam besar yang sudah lanjut usia itu tentang keputusan Allah untuk menghukum keluarga Eli. Namun Samuel melakukan itu; ia menghormati Allah dengan berlaku taat.—1 Samuel 3:18, 19.
10. Sebagai sambutan karena dihormati, bagaimana Allah menghormati Samuel?
10 Samuel menghormati Yehuwa selama bertahun-tahun sebagai nabi, dan Allah menghormati dia. Perhatikan ini di 1 Samuel 7:7-13. Yehuwa segera menjawab doa Samuel yang memohonkan bantuan untuk mengalahkan orang-orang Filistin. Tidakkah saudara merasa akan dihormati mendapat pengakuan ilahi sedemikian? Ketika putra-putra Samuel tidak mengikuti jejaknya, Allah tidak menolaknya seperti Ia menolak Eli. Ini terbukti karena Samuel berbuat sedapat mungkin untuk menghormati Allah. Yang memperlihatkan hal ini lebih lanjut ialah, Samuel tidak setuju ketika rakyat meminta seorang raja manusia. (1 Samuel 8:6, 7) Allah menggunakan Samuel untuk mengurapi Saul dan juga Daud. Pada waktu Samuel meninggal, Israel menghormati dia dengan berkabung. Tetapi, yang lebih penting, Allah menghormatinya dengan menyebutkan dia dalam Alkitab bersama orang-orang beriman yang akan mendapat berkat kebangkitan dan perkara-perkara baik yang Allah sediakan bagi mereka. (Mazmur 99:6; Yeremia 15:1; Ibrani 11:6, 16, 32, 39, 40) Apakah ini tidak menunjukkan bahwa menghormati ”Allah, sumber pengharapan” sangat berharga?
Apakah Saudara Mau Menghormati ”Allah, Sumber Pengharapan”?
11, 12. Apa yang perlu kita pertimbangkan berkenaan menghormati Yehuwa, dan apa satu cara kita dapat melakukan hal itu?
11 Kejadian mengenai Yesus dan Samuel, yang adalah dua contoh saja dari Alkitab, meneguhkan bahwa manusia dapat menghormati ”Allah, sumber pengharapan” mereka dan menaruh ini di tempat yang paling utama dalam kehidupan. Dan dua kejadian itu menunjukkan bahwa dengan berbuat demikian kita dengan tepat dapat mencari dan memperoleh penghormatan dari Allah. Namun bagaimana saudara dapat melakukan ini dengan keyakinan yang masuk akal bahwa saudara akan menyenangkan Allah, akan dihormati olehNya, dan akan memperoleh harapan saudara yang didasarkan Alkitab?
12 Mempunyai rasa takut yang sungguh-sungguh, penuh respek, untuk tidak membuat Allah tidak senang adalah satu cara. (Maleakhi 1:6) Kemungkinan besar kita segera menyetujui pernyataan itu. Namun, ingat putra-putra Eli. Jika saudara bertanya kepada mereka apakah mereka ingin menghormati Allah dengan takut yang disertai respek kepadaNya, kemungkinan besar mereka akan mengatakan ya. Problem timbul dalam mewujudkan keinginan untuk menghormati Allah dengan takut kepadaNya dalam tindak-tanduk kita sehari-hari.
13. Lukiskan bagaimana keinginan untuk menghormati Allah dengan takut kepadaNya dapat membantu kita.
13 Jika kita menghadapi keadaan yang menggiurkan di mana kita dapat mencuri atau melakukan perbuatan seks yang tidak patut tanpa diketahui oleh umum, apakah keinginan kita untuk menghormati Allah akan mempengaruhi tindakan kita? Kita sepatutnya memupuk perasaan, ’Meskipun perbuatan salah itu dapat tetap dirahasiakan, menyerah kepada dosa sedemikian merupakan celaan bagi ”Allah, sumber pengharapan” yang namaNya saya sandang.’ Dan kenyataannya ialah bahwa perbuatan salah tidak akan tetap tersembunyi untuk selamanya, sama seperti apa yang terjadi atas hal-hal yang dilakukan oleh putra-putra Eli. Ini dikuatkan oleh kata-kata Paulus mengenai ”hukuman Allah yang adil”, ”Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman”.—Roma 2:5-8.
14. Apa suatu cara lain bagaimana kita dapat menghormati Allah, dan apa yang dapat kita tanyakan pada diri sendiri?
14 Sebaliknya, Paulus menyebutkan peran serta dalam ”berbuat baik”, yang menghormati Allah dan menghasilkan ”kemuliaan, kehormatan” dariNya. Perbuatan utama semacam ini pada jaman sekarang ialah yang disebutkan oleh Yesus di Matius 28:19, 20 (NW), ’Jadikanlah murid-murid dari semua bangsa, baptislah mereka dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu.’ Di seluruh dunia, jutaan dari Saksi-Saksi Yehuwa aktif dalam pekerjaan pengabaran dan pengajaran yang menghormati Allah ini. Banyak yang bahkan berusaha keras untuk menjadi rohaniwan-rohaniwan sepenuh waktu sebagai perintis-perintis, secara tetap ataupun selama liburan dari pekerjaan duniawi atau sekolah. Sambil mengingat ini, kita masing-masing dapat memikirkan, dan memperoleh manfaat darinya, bila kita merenungkan bagaimana sikap kita dalam pekerjaan ini. Saudara dapat bertanya, misalnya, ’Apakah saya menghormati ”Allah, sumber pengharapan” dengan ambil bagian sepenuhnya dalam pekerjaan pengabaran?’
15. Apa yang terjadi atas beberapa orang Kristen sehubungan dengan menghormati Yehuwa melalui pelayanan umum?
15 Ada orang-orang Kristen yang selama bertahun-tahun menjadi pemberita-pemberita yang aktif namun sedikit demi sedikit mengendur. Mereka sudah merasa puas dengan hanya mengambil bagian kecil atau secara tidak tetap tentu dalam pekerjaan penting menjadikan murid. Kita tidak maksudkan pribadi-pribadi yang mempunyai keterbatasan fisik dan yang mengendur karena pengaruh usia tua. Sama sekali terlepas dari orang-orang sedemikian, kita melihat adanya pengenduran di kalangan Saksi-Saksi tertentu dari berbagai usia. Menarik bahwa Paulus tidak menyebutkan kelompok usia tertentu ketika ia memperingatkan orang-orang Kristen terhadap ’kejemuan’. Sebaliknya, tidak soal usia seseorang, inti persoalannya ialah bahwa peran serta yang tetap tentu dalam pelayanan menuntut usaha. Seperti yang jelas terjadi pada jaman Paulus, ada yang dewasa ini berdalih, ’Saya telah melakukan bagian saya selama bertahun-tahun, jadi sekarang biarlah orang-orang Kristen yang baru berusaha keras.’—Galatia 6:9; Ibrani 12:3.
16. Mengapa kita dapat memperoleh manfaat dari pemeriksaan diri dalam hal ini?
16 Mereka yang telah dipengaruhi cara berpikir demikian pasti hanya suatu minoritas, tetapi saudara dapat bertanya, ’Apakah saya dengan jujur mengakui adanya kecenderungan sedemikian dalam hal saya sendiri? Bagaimana bagian saya dalam pelayanan dibandingkan pada masa lampau?’ Tidak soal apakah kita mengendur atau tidak, kita semua hendaknya ingat bahwa ”Allah, sumber pengharapan” kita berjanji untuk memberikan ’kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera kepada semua orang yang berbuat baik’. (Roma 2:10) Paulus menggunakan kata Yunani yang berarti ”melakukan sesuatu, menghasilkan, bekerja”. Betapa penting agar kita menghindari apa yang telah menimpa orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, yang hanya menghormati Allah dengan kata-kata saja! (Markus 7:6; Wahyu 2:10) Sebaliknya, bila dari hati kita dengan aktif ambil bagian dalam pelayanan umum, kita meneguhkan kepada diri sendiri dan orang-orang lain bahwa kita memang mempunyai harapan yang nyata. Kita menghormati Pencipta dan Pemberi kehidupan kita. Dan kita akan siap untuk dihormati olehNya sekarang dan untuk selama-lamanya.—Lukas 10:1, 2, 17-20.
Dengan Harta Kita
17, 18. Apa cara lain bagaimana kita dapat menghormati Allah, dan mengapa keengganan untuk berbuat demikian tidak benar?
17 Mengenai satu cara lain untuk dapat menghormati ”Allah, sumber pengharapan” kita, Amsal 3:9 mengatakan, ”Muliakanlah [Yehuwa] dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu.” Spurrell menerjemahkan ayat ini, ”Muliakanlah Yehuwa dengan kekayaanmu, dan dengan yang terbaik dari semua pertambahanmu.”—A Translation of the Old Testament Scriptures from the Original Hebrew.
18 Karena berbagai pendeta telah mempunyai nama buruk untuk ketamakan mereka yang tiada terhingga dan gaya hidup yang mewah, banyak pribadi ragu-ragu untuk menyumbang gereja-gereja dan organisasi-organisasi agama yang tujuannya jelas nampaknya hanya untuk mendapatkan kekayaan. (Wahyu 18:4-8) Namun, penyalahgunaan sedemikian, tidak membuat tidak berlakunya Amsal 3:9. Selaras dengan nasihat terilham, bagaimana kita dapat menggunakan ’harta’ kita untuk ’memuliakan Yehuwa’, ”Allah, sumber pengharapan” kita?
19. Lukiskan bagaimana beberapa orang telah menerapkan Amsal 3:9.
19 Saksi-Saksi Yehuwa mendapati bahwa dengan makin bertambahnya jumlah orang yang menyambut berita Kerajaan, ini menuntut diperbesarnya Balai-Balai Kerajaan atau dibangunnya balai-balai baru. Maka, inilah satu cara untuk ’memuliakan Yehuwa dengan hartamu’. Tua dan muda ambil bagian dalam melakukan ini, seperti misalnya dengan secara pribadi memutuskan untuk menyumbang kepada dana pembangunan. Untuk berpaut kepada tekad yang tidak terlihat oleh orang lain sedemikian dibutuhkan disiplin pribadi atau bahkan pengorbanan tertentu, khususnya jika perencanaan dan penyelesaian dari suatu proyek pembangunan berlangsung sampai jangka waktu yang panjang. (2 Korintus 9:6, 7) Meskipun demikian, menggunakan dana dengan cara ini benar-benar menghormati Yehuwa, karena Balai-Balai Kerajaan adalah tempat orang-orang Kristen beribadat kepadaNya dan tempat mereka serta rekan-rekan mereka memperoleh pengetahuan tentang Allah. Kata-kata Yesus di Matius 6:3, 4 memberi kita alasan yang baik untuk percaya bahwa Allah akan menghormati mereka yang menghormati Dia.
20. (a) Mengapa pemeriksaan diri patut dilakukan dalam menerapkan Amsal 3:9? (b) Pertanyaan-pertanyaan apa yang dapat kita ajukan kepada diri sendiri?
20 Namun hati-hati: Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, yang menurut Yesus tidak menaruh penghormatan kepada Allah di tempat utama, berusaha keras agar merekalah orang-orang pertama yang mendapat manfaat dari kekayaan. Jadi nasihat di Matius 15:4-8 menganjurkan agar kita mengadakan pemeriksaan diri dalam hal ’memuliakan Yehuwa dengan harta kita’. (Yeremia 17:9, 10) Sebagai contoh, seorang Kristen yang telah menjadi agak kaya melalui usaha bisnisnya mungkin akan membenarkan diri terus bekerja sepenuh waktu dengan maksud mendapatkan lebih banyak uang lagi. Ia mungkin berdalih, ’Orang-orang lain memasuki dinas perintis atau pindah untuk melayani ke tempat-tempat yang lebih membutuhkan tenaga pemberita-pemberita, tetapi cara saya yang khusus untuk melayani Allah ialah dengan mendapatkan lebih banyak uang dan kemudian memberikan sumbangan yang besar.’ Sumbangannya mungkin sangat berguna. Namun sebaiknya ia bertanya, ’Apakah gaya hidup saya secara pribadi mencerminkan bahwa menggunakan uang untuk menghormati Allah adalah motif utama saya dalam mendapatkan lebih banyak uang lagi?’ (Lukas 12:16-19; bandingkan Markus 12:41-44.) Dan, ’Dapatkah saya mengatur urusan-urusan saya agar secara pribadi saya dapat ambil bagian yang lebih besar dalam pekerjaan yang paling penting untuk jaman kita—memberitakan kabar baik?’ Sebenarnya, tidak soal keadaan kita dalam kehidupan, kita dapat memeriksa motif dan tindakan kita dan bertanya ’Bagaimana saya dapat lebih sepenuhnya menghormati Pemberi kehidupan dan ”Allah, sumber pengharapan” saya?’
21. Prospek apa yang kita miliki jika kita menghormati Yehuwa sekarang?
21 Yehuwa tidak akan mengecewakan kita. Benar-benar suatu prospek yang menyenangkan bahwa Ia, sekarang dan terus di masa depan, akan mengatakan berkenaan kita apa yang Ia katakan tentang Israel yang setia, ”Oleh karena engkau berharga di mataKu dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau”! (Yesaya 43:4) Pribadi yang sama itu menjanjikan ”hidup kekal kepada mereka yang . . . mencari kemuliaan, kehormatan”. Janji ini Ia tujukan kepada mereka yang dengan tekun ”berbuat baik”. Benar-benar ”Allah, sumber pengharapan”!
Bagaimana Saudara Akan Menjawab?
◻ Dalam hal manusia menghormati Yehuwa, apa yang dapat kita pelajari dari teladan Yesus?
◻ Bagaimana Eli dan Samuel berbeda dalam hal menghormati Allah?
◻ Apa beberapa cara bagaimana saudara dapat menambah penghormatan yang saudara berikan kepada Allah, dan tanggapan apa yang akan saudara terima?
◻ Masa depan apa menantikan mereka yang mendahulukan menghormati ”Allah, sumber pengharapan” kita?
[Kotak di hlm. 28]
SURAT-SURAT MENGENAI SUMBANGAN
Berikut ini beberapa kutipan dari surat-surat yang diterima oleh kantor Lembaga Menara Pengawal di Brooklyn, New York:
”Nama saya Abijah. Saya berumur sembilan tahun. Saya ingin memberi saudara $4 untuk saudara-saudara yang membangun Balai-Balai Kerajaan. Mereka dapat menggunakan ini untuk kayu atau permen, saya tidak keberatan.”—Oregon.
’Saya melampirkan cek pribadi saya. Saya sudah berumur lebih dari 96 tahun dan sangat sulit mendengar, tetapi saya benar-benar senang menabung uang saya untuk ini. Ya, saya hanya mempunyai mobil bekas, dan saya tidak melewatkan musim dingin di Florida atau Kalifornia. Saya hanya dapat berbuat begitu sedikit agar kabar baik dari Kerajaan ini dikabarkan dengan mengetuk pintu-pintu. Tetapi dengan menabung uang saya dan mengirimkan sebagian kepada saudara, saya merasa bahwa saya masih ambil bagian dalam hal itu.’—Ohio.
’Terima kasih atas segala sesuatu yang saudara lakukan untuk Balai Kerajaan. Uang ini [$5] ialah untuk membantu saudara mengurus buku-buku dan Menara Pengawal untuk kami baca. Uang ini dari celengan [yang terbuat dari tanah liat] saya. Terima kasih untuk brosur School yang memberitahu kami tentang bahaya obat-obat bius.’
”Saya lampirkan sebuah cek. Dua ratus dollar daripadanya ialah untuk Dana Pembangunan Balai Kerajaan. Sisanya harap digunakan untuk apa saja yang saudara rasa cocok guna memajukan pekerjaan pengabaran.”—Missouri.