Pasal 2
Penguasa Yang Mengetahui Kesudahannya dari Semula
1. Berbeda dengan penguasa-penguasa politik, ke mana kita harus berpaling untuk dapat mengetahui masa depan?
SEPANJANG zaman mulai dari pemerintahan Babilon kuno hingga sekarang, penguasa-penguasa politik selalu berkonsultasi kepada ahli-ahli nujum atau dukun untuk mengetahui masa depan. Mereka menyelidiki ilmu pengetahuan tentang masa depan dari alam gaib, untuk membantu mereka memerintah rakyat mereka dengan sukses. Sejarah politik hingga dua puluh lima tahun terakhir dari abad kedua puluh ini, membuktikan bahwa segala pengetahuan yang mereka peroleh dengan cara demikian ternyata sama sekali tidak berguna bagi mereka. Maka situasi politik dunia kacau-balau. Penguasa-penguasa umat manusia tidak tahu lagi ke arah mana mereka harus berpaling. Bangsa-bangsa berada dalam keadaan cemas dan penguasa-penguasa memerintah dengan tangan besi, dan umat manusia mempunyai cukup alasan untuk merasa takut akan keadaan yang lebih buruk. Tiada seorangpun di bumi ini dapat memecahkan masalah-masalah mereka. Sesungguhnya satu-satunya jalan yang terbaik bagi mereka adalah meninggalkan semua ahli nujum, dukun sumber-sumber okultisme mereka yang memberikan keterangan yang menyesatkan. Mereka harus berpaling kepada Penguasa Tertinggi dari alam semesta, Allah yang Maha Tinggi, sumber dari pemerintahan dunia yang akan datang!
2. Kesanggupan apakah dalam menubuatkan yang menentukan bukti keilahian?
2 Tiada seorangpun, baik ahli sejarah atau orang yang banyak mengetahui, dapat menyangkal bahwa sejak semula bangsa-bangsa di dunia mempunyai dewa-dewa mereka, baik yang nampak maupun yang tidak. Kita masih ingat bagaimana tidak lama setelah Perang Dunia II berakhir pada tahun 1945, Kaisar Jepang menyangkal bahwa ia adalah seorang dewa keturunan dewi matahari Amaterasu, namun demikian hingga sekarang masih banyak penganut agama tradisionil menyembah Kaisar di negeri matahari terbit itu. Dewa-dewa atau ilah-ilah dari bangsa-bangsa ini mempunyai pula nabi-nabinya di atas bumi. Misalnya, pada abad kesepuluh Sebelum Masehi, nabi dari dewa Baal berjumlah empat ratus lima puluh orang di negeri Israel di Timur Tengah, pada waktu pemerintahan Raja Ahab dan Ratu Izebel sebagaimana dilaporkan dalam buku Raja-Raja pertama, pasal delapan belas ayat dua puluh dua. Nabi-nabi itu sering meramalkan masa depan atas nama ilah mereka. Bila nubuat yang diucapkan atas nama ilah demikian ternyata tidak benar, maka terbuktilah ilah itu palsu adanya, sebenarnya bukan suatu allah. Sesungguhnya, bukti dari suatu ilah yang sejati terletak pada kesanggupannya untuk menggenapkan ramalan-ramalannya.
3. Nabi-nabi seharusnya merupakan saksi-saksi bagi allah mereka dalam hal apa?
3 Bila diuji secara kritis berdasarkan nubuatan ini, siapa yang sebenarnya terbukti sebagai Allah yang sejati, Allah yang hidup dan benar? Nabi-nabi dari semua ilah bangsa-bangsa berdiri sebagai saksi untuk memberikan fakta-fakta tentang ilah mereka dan untuk menunjuk kepada ramalan-ramalan yang telah digenapkan oleh ilah mereka. Pernahkah ada di antara ilah-ilah nasional demikian yang mengucapkan nubuat yang benar-benar berharga dewasa ini, yang tergenap di zaman modern kita ini? Adakah seorang atau suatu tokoh sejarah, yang dapat memberikan bukti mengenai salah satu nubuat demikian? Tidak ada seorangpun! Tetapi ada satu Allah yang bersedia untuk diuji dalam soal nubuat ini untuk membuktikan bahwa Dia adalah Allah satu-satunya yang hidup dan benar yang mengetahui masa depan dan dapat meramalkan masa depan yang ramalanNya semua tergenap dan terbukti benar. Ia bahkan dapat mengajukan saksi-saksiNya dengan bukti-bukti sejarah untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Allah yang mengucapkan nubuatan yang benar. Siapakah gerangan Dia? Siapakah namaNya?
4-6. Tantangan apakah dikemukakan Yesaya 43:9 kepada allah-allah nasional?
4 Salah satu nabiNya yang hidup pada abad kedelapan sebelum Masehi bernama Yesaya bin Amos, seorang penduduk atau warga Kerajaan Yehuda di Timur Tengah. Roh ilham datang atasnya dan dengan demikian dia digunakan sebagai penyambung lidah untuk menyampaikan tantangan berikut ini pada segala ilah bangsa-bangsa, ia berkata,
5 ”Biarlah berhimpun bersama-sama segala bangsa-bangsa, dan biarlah berkumpul suku-suku bangsa! Siapakah di antara mereka [ilah bangsa-bangsa] yang dapat memberitahukan hal-hal ini, yang dapat mengabarkan kita hal-hal yang dahulu? Biarlah mereka [sebagai ilah-ilah] membawa saksi-saksinya, supaya mereka [sebagai ilah-ilah] ternyata benar; biarlah orang [bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa] mendengarnya dan berkata, ’Benar demikian!’”—Yesaya 43:9.
6 Dengan kata-kata ini, semua ilah bangsa-bangsa ditantang berkenaan kesanggupan mereka bernubuat. Siapa di antara ilah-ilah nasional demikian telah dapat menyatakan secara nubuat apa yang diramalkan dalam ayat-ayat sebelumnya di pasal nubuatan Yesaya ini? Siapa di antara ilah-ilah nasional tersebut dapat memberitahukan di muka hal-hal yang bakal terjadi di masa depan yang kekal ini? Belum lagi mengenai hal-hal yang masih jauh di masa depan?
7. Siapa yang harus melayani sebagai saksi-saksi mereka dan siapa yang akan mendengar mereka?
7 Biarlah ilah-ilah nasional ini mengajukan saksi-saksi mereka di bumi untuk memberikan kesaksian bahwa ilah-ilah tersebut telah menyampaikan nubuat tentang hal ini secara saksama, untuk membuktikan melalui saksi-saksi ini bahwa mereka adalah ilah yang sejati, yang dapat dipercaya dan patut untuk disembah sebagai ilah-ilah yang mempunyai kesanggupan untuk meramalkan masa depan secara tepat. Atau, biarlah himpunan bangsa-bangsa di bumi ini mendengarkan kesaksian-kesaksian para ilah itu dan menimbang apa yang telah diucapkan para saksi-saksi itu, lalu mengakui apakah kesaksian tersebut benar, merupakan fakta sejarah. Ilah-ilah nasional yang mendapat tantangan itu terbukti tidak sanggup mengajukan saksi-saksi demikian. Mereka tidak mempunyai saksi-saksi mengenai kesaksian siapa kita bisa berkata, ”Memang benar!”
8. Si penantang memperkenalkan dirinya sebagai siapa?
8 Dan sekarang kita akan mendengarkan pernyataan dari Dia yang menantang ilah-ilah itu: Menurut Alkitab terjemahan bahasa Jawa atau Batak, si penantang memperkenalkan dirinya dengan mengatakan, ”’Kamu inilah saksi-saksiKu’, demikian firman TUHAN [Yehuwah, Alkitab bahasa Jawa; Jahowa; Alkitab bahasa Batak], ’dan hambaku yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepadaKu dan mengerti bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah aku tidak ada lagi. Aku, Akulah TUHAN [Yehuwa] dan tidak ada juruselamat selain daripadaKu. Akulah yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan bukannya allah asing yang ada di antaramu. Kamulah saksi-saksiKu,’ demikian firman TUHAN [Yehuwa], ’dan Akulah Allah. Juga seterusnya Aku tetap Dia, dan tidak ada yang dapat melepaskan dari tanganKu: Aku melakukannya, siapakah yang dapat mencegahnya?’”—Yesaya 43:10-13; lihat juga terjemahan New World Translation of the Holy Scriptures.
9. Siapakah yang dibuat oleh Yehuwa sebagai saksi-saksiNya, dan cara bagaimana?
9 Secara terang-terangan Dia yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan tantangan demikian memperkenalkan diriNya dengan nama Yehuwa. Ilah-ilah yang mendapat tantangan itu tidak sanggup mengajukan saksi-saksi mereka untuk memberikan bukti tentang keilahian mereka, sedangkan Yehuwa sanggup mengajukan saksi-saksiNya. Saksi-saksiNya sedang beraksi. Ia telah memperlengkapi mereka, dan Ia menyebut mereka dan mengingatkan mereka bagaimana mereka telah menjadi saksi-saksiNya. Siapakah gerangan mereka? Yehuwa menyebut mereka sebagai suatu kesatuan, sebagai suatu kelompok disebut ”HambaKu yang telah Kupilih.” Mereka menonjol sekali di tengah-tengah segala bangsa yang allah mereka ditantang oleh Yehuwa. Saksi-saksi Yehuwa merupakan hambaNya sendiri, umat pilihanNya sendiri. Dan supaya umat atau bangsa itu dapat menjadi saksi-saksiNya dengan suara bulat, Yehuwa menjadikannya sebagai kelompok hambaNya agar mereka dapat mengenalNya dan percaya kepadaNya dan dengan demikian mengerti bahwa Dia adalah Allah yang sama yang kekal dan tidak berobah. Dengan cara ini mereka memenuhi syarat untuk melayani sebagai saksi-saksiNya di hadapan segala bangsa di dunia yang menyembah berhala.
10. Cara bagaimana tidak ada ilah yang dijadikan sebelum Yehuwa?
10 Sebelum Allah ini, Yehuwa, tidak ada satu tokoh atau benda yang dijadikan sebagai suatu allah. Ini bukan berarti bahwa Allah Yehuwa sendiri dijadikan oleh seseorang lain. Seandainya seperti golongan ateis modern, kita tetap berkukuh berpendapat bahwa Allah Yehuwa dijadikan, kita tentu harus bertanya, Siapakah yang menjadikan Allah Yehuwa? Ini membawa kepada pertanyaan, Kalau begitu siapakah yang menjadikan dia yang menjadikan Yehuwa? Juga, Siapakah yang menjadikan tokoh yang menjadikan Allah Yehuwa? Sesungguhnya, pertanyaan demikian tidak ada habis-habisnya. Misteri tentang Allah ini hanya akan menjadi ruwet saja, tiada akan memuaskan pikiran yang cerdas. Masalah siapa yang menjadikan hanya akan terjawab bila kita tiba kepada suatu Pencipta yang dia sendiri tidak diciptakan yang selalu ada, yang tidak mempunyai suatu permulaan. Nabi Musa, seorang dari saksi-saksi yang bersama-sama merupakan kelompok hamba Yehuwa itu, memecahkan masalah ini dengan cara yang paling sederhana dan menghemat waktu, berkata kepada Tuhan Yehuwa, Pencipta langit dan bumi, ’Dari kekal sampai kekal Engkau jua Allah.”—Mazmur 91:1, 2.
11. Sebelum Yehuwa, mengapa tidak ada sesuatu yang dijadikan sebagai allah?
11 Mengapa, kalau begitu, Allah Yehuwa mengatakan, ”Sebelum Aku tidak ada Allah yang dijadikan.” (Yesaya 43:10) Oleh karena bangsa-bangsa penyembah berhala di dunia telah menjadikan sendiri ilah-ilah mereka yang palsu, tetapi bukan mereka yang menjadikan Yehuwa. Mereka bukannya hidup sebelum Yehuwa ketika mereka menciptakan ilah-ilah palsu bikinan mereka sendiri. Yehuwa sebagai Pencipta dari bumi yang berpenduduk sudah ada sebelum bangsa manapun juga di atas bumi. Oleh karena itu tidak ada ilah apapun juga ciptaan dari bangsa-bangsa penyembah berhala itu yang ada sebelum Allah Yehuwa.
12. Mengapa tidak akan ada sesuatu yang dijadikan sebagai allah sesudah Yehuwa?
12 Bukan itu saja, tetapi kata Yehuwa ’sesudah Akupun tidak akan ada ilah yang lain.’ Oleh karena Yehuwa adalah Allah kekal sampai kekal, Dia tidak pernah akan lenyap. Karena mereka tidak kekal, bangsa-bangsa penyembah berhala akan lenyap dari bumi yaitu pada waktu sengsara besar di bumi di waktu yang dekat ini. Sedangkan Allah Yehuwa yang kekal akan tetap ada selama-lamanya. Karena itu bangsa-bangsa itu tidak akan ada sesudah Yehuwa, tetapi Dia yang ada sesudah mereka. Sebab itu mustahil bagi bangsa-bangsa penyembah berhala itu untuk terus menciptakan ilah-ilah palsu mereka sesudah Yehuwa. Ilah-ilah bikinan mereka akan musnah bersama-sama dengan mereka. (Yesaya 2:18-21) Tetapi Yehuwa Allah yang sejati yang bernubuat hidup kekal selama-lamanya. Demikian juga saksi-saksiNya yang setia akan hidup kekal selama-lamanya, untuk dapat terus bersuara dan bersaksi tentang keaslian dari Allah mereka yang bernama Yehuwa.
13. Dalam hal-hal apakah selanjutnya tidak ada ilah-ilah sesudah Yehuwa?
13 Banyak dari bangsa-bangsa yang kuno, Babilon, Asyur, Medo-Persia, Edom (Idumea), Moab, Ammon dan lain-lainnya telah lama lenyap, dan ilah-ilah bikinan mereka lenyap bersama dengan mereka. Berkenaan dengan ilah-ilah nasional itu, Allah Yehuwa dapat berkata, ”Sesudah Aku tidak akan ada lagi. Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari padaKu.”—Yesaya 43:10, 11.
MENGAJUKAN SAKSI-SAKSI
14, 15. Bagaimana Yehuwa telah mengadakan saksi-saksiNya, melakukan hal ini tanpa bantuan?
14 Untuk dapat mempunyai saksi-saksi, Allah yang tiada bermula ini yang tidak mempunyai PenciptaNya sendiri tentu harus melakukan, mengatakan atau meramalkan sesuatu, dan ini di hadapan peninjau-peninjau atau di hadapan orang-orang yang dapat menerima manfaat dari hal-hal demikian. Dia memang mengadakan saksi-saksi dengan melakukan sesuatu bagi mereka, agar mereka dapat secara jujur mengatakan sesuatu mengenai Dia. Sesungguhnya Ia menyelamatkan saksi-saksi ini sebagaimana Ia meramalkan akan dilakukanNya. Dan inipun dilakukanNya tanpa bantuan ”ilah” manapun juga, dengan cara demikian jelas Ia membuktikan bahwa Dia adalah Allah satu-satunya yang hidup dan benar. Inilah yang selanjutnya dikemukakanNya dalam kata-kata berikut dari nabi Yesaya,
15 ”’Akulah yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan bukannya allah asing yang ada di antaramu. Kamulah saksi-saksiKu,’ demikian firman TUHAN (Yehuwa; NW), ’dan Akulah Allah. Juga seterusnya Aku tetap Dia, dan tidak ada yang dapat melepaskan dari tanganKu; Aku melakukannya, siapakah yang dapat mencegahnya?’”—Yesaya 43:12, 13.
16. Orang-orang yang diselamatkan seharusnya menganggap keselamatan merek datang dari siapa?
16 Orang-orang yang diselamatkan tidak dapat menganggap bahwa keselamatan mereka berasal dari orang lain kecuali Dia yang telah mengatakan sebelumnya bahwa Ia akan melakukannya. Usaha penyelamatanNya telah disiarkanNya. Karena itu orang-orang yang diselamatkanNya wajib untuk menjadi saksi-saksiNya, supaya dapat membenarkan apa yang hanya didengar orang lain. Ia telah membuktikan diriNya sebagai Allah, dan itu sebabnya Ia bukan suatu ilah tanpa saksi-saksi yang sah mengenai kebenaran ini.
17. Bila Ia bertindak, mengapa tidak seorangpun sanggup menolaknya??
17 Lagi pula, Ia adalah Allah yang Mahakuasa, karena tidak seorangpun dapat menyelamatkan diri sendiri atau menyelamatkan orang lain dari jangkauan tangan Yehuwa. Bila Yehuwa bertindak, tidak seorangpun sanggup menolak atau merubah keadaan. Apa yang dinubuatkannya, Dia cukup berkuasa untuk menggenapkannya.
18. Bagaimana Yehuwa mengulangi penyelamatan, tapi dalam ukuran yang lebih besar?
18 Pernah sebelumnya, pada tahun 1513 S.M., Yehuwa telah menyelamatkan kelompok ”hamba” saksi-saksiNya, dan Ia dapat melakukannya sekali lagi bahkan dalam ukuran lebih besar. Ia pernah menyelamatkan Israel dari cengkeraman Imperium Mesir, ketika merupakan kuasa dunia yaitu, Kuasa Dunia Pertama menurut catatan Alkitab. Bahkan belakangan Kerajaan Babel, yaitu Kuasa Dunia Ketiga menurut sejarah Alkitab, tidak berdaya menahan tangan Yehuwa untuk melakukan penyelamatan kedua kali terhadap hambaNya. Dengan melihat ke depan pada suatu penyelamatan demikian pada abad ke enam S.M., Allah yang Mahakuasa selanjutnya menyampaikan melalui nabiNya Yesaya dua abad sebelum waktunya, ”Beginilah firman TUHAN [Yehuwa], Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: ’Oleh karena kamu Aku mau menyuruh orang ke Babel dan mau membuka semua palang-palang pintu penjara, dan sorak-sorai orang Kasdim menjadi keluh kesah. Akulah TUHAN [Yehuwa], Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel.’”—Yesaya 43:14, 15.
19. Bagaimana Yehuwa, sang Pembebas membuat pelaut-pelaut dari Kaldea meratap tangis?
19 Demikianlah seolah-olah kelepasan dari Israel, umat-Nya yang tertawan telah terjadi, Allah yang bertanggung jawab sebagai terciptanya bangsa itu berkata mengenai diriNya sendiri sebagai Penebus mereka, Pembebas mereka dari Kuasa Dunia Babel. Demi kepentingan mereka Ia akan mengirimkan gabungan angkatan perang bangsa Media dan Persia, di bawah Koresy Agung, untuk menumbangkan Imperium Babel pada tahun 539 S.M. Semua kapal dari Babel yang berada di sungai Eufrat, baik kapal militer maupun kapal dagang tidak sanggup mencegah kejatuhan Babel. Bukan sorak-sorai kemenangan, melainkan ratap tangis yang terdengar dari pelaut-pelaut itu. Betapa tidak karena kapal-kapal mereka akhirnya kandas ketika ahli strategi militer Koresy itu berhasil mengalihkan aliran sungai Eufrat sehingga pasukan-pasukannya dengan berjalan di dasar sungai yang dangkal itu berhasil memasuki kota melalui pintu gerbang di sungai?
20. Bagi siapakah Koresy Agung membuka jeruji-jeruji penjara, dan bagaimana?
20 Sebagai suatu kuasa dunia politik, Babel kuno telah menolak untuk melepaskan cengkeramannya atas bangsa Israel yang berada di pembuangan, seribu enam ratus kilometer jauhnya dari tanah leluhur mereka yang kini menjadi sunyi senyap, yaitu Yerusalem dan negeri kerajaan Yehuda. Tetapi ketika melaksanakan peranannya yang telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya (44:28–45:4), Koresy si penakluk itu bertindak untuk membukakan jeruji-jeruji penjara dan membebaskan orang-orang Israel di pembuangan yang mendambakan kebebasan itu sehingga mereka dapat pulang ke negeri mereka yang sunyi-senyap itu pada tahun 537 S.M. Sebagai penggenap nubuat, Allah Yehuwa seolah-olah membiarkan Dirinya berhutang kepada Koresy sang pembebas itu. Sebagai Penebus bangsa Israel ia memberikan pahala secukupnya kepada Koresy.—Yesaya 43:3, 4.
21. Maka siapakah yang membuktikan Dirinya sebagai Raja dari Israel yang merdeka?
21 Sejak waktu kota Yerusalem dan baitnya dihancurkan secara menyedihkan sekali oleh tentara Babel pada tahun 607 S.M., raja-raja Israel tidak lagi duduk di atas ”takhta Yehuwa” di ibu kota tersebut. (1 Tawarikh 29:23, NW) Tetapi dengan menyelamatkan umatNya dari pembuangan di Negeri Babel pada tahun 537 S.M., Allah Yehuwa ingin membuktikan bahwa Ia masih tetap sebagai Raja surgawi mereka. (Yesaya 52:7; Matius 5:35) Allah mereka, bukan satu makhluk manusia, yang menjadi raja mereka. Mereka pertama-tama merupakan warga milik Dia. Mereka berhutang keloyalan kepadaNya, sebagaimana mereka juga berhutang budi kepada Dia karena dibebaskan dari Babel, dan bukan kepada makhluk perantara manusiawiNya, Koresy orang persia itu. Dia telah menubuatkan pembebasan mereka dari Babel, pemenjara mereka, dan Dia tidak pernah dapat mengingkari janji yang telah diucapkanNya. Maka, sejak itu bukan hanya nenek moyang mereka saja, tetapi mereka sendiri juga menjadi saksi-saksiNya.
22, 23. (a) Sehubungan dengan apa Yehuwa sepatutnya dapat mengatakan, ”Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian”? (b) Di manakah saksi-saksiNya atas fakta ini?
22 Seandainya semua itu tidak membuktikan bahwa Dialah Allah yang hidup dan yang sejati, apalagi yang masih dituntut dari padaNya? Sejak mula sampai akhir, sejak zaman-zaman dahulu sampai zaman-zaman yang akan datang hanya Dialah yang memegang peranan di bidang Keilahian. Saksi-Saksi di bumi atas Keilahiannya tidak kurang jumlahnya. Dengan penuh yakin dari kedudukannya yang tertinggi sebagai Allah, Ia dapat mengucapkan tantangan selanjutnya di hadapan dewa-dewa (allah-allah) segala bangsa,
23 ”Beginilah firman TUHAN [Yehuwa], Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: ’Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari padaKu. Siapakah seperti Aku? Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan membentangkannya kepadaKu! Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal yang akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah mereka memberitahukannya kepada kami! Janganlah gentar dan janganlah takut, sebab memang dari dahulu telah Kukabarkan dan Kuberitahukan hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksiKu! Adakah Allah selain dari padaKu? Tidak ada gunung batu yang lain, tidak ada Kukenal!’”—Yesaya 44:6-8.
24, 25. Mengapakah merupakan suatu kehormatan untuk dipanggil sebagai saksi-saksiNya?
24 Bagaimana perasaan kita sekarang mengenai hal ini? Apakah kita merasa suatu kehormatan jika Allah dari Alkitab yaitu, Yehuwa, berkata kepada kita, ”Kamu adalah saksi-saksiKu”? Kita mempunyai alasan untuk merasakan ini sebagai suatu kehormatan, karena ini menempatkan kita pada suatu golongan yang sangat dihormati.
25 Nabi Yesaya sendiri adalah salah seorang dari saksi Yehuwa, bukan? Pastilah buku nubuat dari Yesaya yang panjangnya enam puluh enam pasal, dan begitu banyak kutipan dari padanya seperti yang terdapat dalam Kitab Suci Kristen yang terilham, dari Matius sampai Wahyu, semuanya membuktikan bahwa Yesaya memang menonjol sebagai seorang saksi dari Yehuwa. Lalu bagaimana mengenai Yesus Kristus sendiri? Adakah yang di sorga atau di bumi menyangkal bahwa ia juga seorang saksi dari Yehuwa? Tidak ada seorangpun di mana saja dan kapan saja, yang dapat lebih menonjol dari pada dia sebagai seorang saksi. Karena dilahirkan sebagai orang Yahudi atau Israel, Yesus Kristus sesungguhnya adalah anggota bangsa kepada siapa kata-kata dari Yesaya 43:10 ditujukan, ”’Kamu inilah saksi-saksiKu’ demikian firman TUHAN [Yehuwa] ’dan hambaKu yang telah Kupilih.’” Setidak-tidaknya rasul Yohanes menyebut dia ”Yesus Kristus saksi yang setiawan.” Dan Yohanes juga mengutip kata-kata Yesus yang telah dibangkitkan, ”Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah.”—Wahyu 1:5; 3:14.
SAKSI-SAKSI YEHUWA ZAMAN MODERN
26, 27. (a) Mengapakah orang-orang Kristen sejati juga harus menjadi saksi-saksi Yehuwa? (b) Dari organisasi imperium apa Ia telah membebaskan mereka?
26 Karena Yesus Kristus adalah saksi Yehuwa dan mengaku demikian, maka apakah salah bahwa murid-murid Kristus yang setia dewasa ini menyebut dirinya sebagai saksi-saksi Yehuwa? Tentu saja tidak! Orang-orang ini, yang dengan setia meniru Yesus Kristus, berusaha hidup sesuai dengan panggilan sebagai saksi-saksi Yehuwa dengan cara memberikan kesaksian seluas dunia tentang Dia dan Kerajaannya, selaras dengan ucapan nubuat Yesus dalam Matius 24:14. Yehuwa, untuk siapa mereka menjadi saksi, adalah Dia yang mereka sembah satu-satunya Allah yang hidup dan benar. Mereka mengakui Dia sebagai Yang menyelamatkan mereka dari suatu organisasi agama-politik yang jauh lebih berkuasa dari pada negeri Babel kuno di tepi sungai Eufrat, yaitu dari apa yang disebut dalam buku terakhir, Babel Besar.
27 Banyak penyelidik Alkitab berpikir bahwa Babel Besar itu melambangkan Gereja Katolik Roma, dengan ibu kotanya Roma yang mempunyai tujuh bukit itu. Orang lain lagi menafsirkannya sebagai organisasi Susunan Kristen yang telah berlumuran darah dengan segala mashab-mashab agamanya yang bersifat babel atau kacau. Tetapi Alkitab memperlihatkan bahwa Babel Besar merupakan imperium agama palsu sedunia, termasuk Susunan Kristen.—Wahyu 14:8; 17:3 sampai 18:4.
28. Siapakah Kores yang Lebih Besar, dan bagaimana dia seperti seekor burung rajawali?
28 Kekristenan Alkitab, bukan Susunan Kristen, sama sekali terpisah dan berbeda dari Babel Besar. Dewasa ini ada banyak orang-orang Kristen sejati yang dapat memberikan kesaksian bagi Yehuwa bahwa Ia telah menyelamatkan mereka dari imperium agama sedunia yaitu Babel Besar. Mereka mengetahui dari nubuat-nubuat Alkitab bahwa Yehuwa meramalkan usaha penyelamatan di zaman modern ini, sebagaimana telah dibayangkan juga dengan diselamatkannya suatu sisa orang-orang Israel dari Babel purbakala pada tahun 537 S.M. Mereka mengetahui bahwa untuk menyelamatkan mereka Yehuwa telah menggunakan orang yang telah diurapiNya dengan roh suciNya pada saat baptisan di Sungai Yordan, yaitu Yesus Kristus. Orang yang diurapi ini adalah yang digambarkan oleh Koresy, dan ia bergerak cepat bagaikan seekor rajawali untuk menyelamatkan saksi-saksi Yehuwa di zaman modern dari cengkeraman Babel Besar. Saksi-saksiNya yang telah dibebaskan itu bersyukur kepada Yehuwa karena telah mendatangkan Koresy yang Lebih Besar itu untuk menukik bagaikan burung buas atas Babel Besar dan membebaskan mereka dari penjara agamanya.
29, 30. Apakah yang dapat dibuktikan oleh saksi-saksi Yehuwa sehubungan dengan rencanaNya?
29 Iman dari saksi-saksi yang telah diselamatkan ini pada Yehuwa sebagai Allah telah dikuatkan. Mereka sendiri telah mengetahui bahwa Ia telah menubuatkan pembebasan mereka lama sebelumnya dan bahwa Ia sebenarnya telah melaksanakannya. Bagi mereka memang sangat menguatkan iman untuk mengetahui bahwa rencana yang lama berselang telah ditetapkanNya, benar-benar telah dilaksanakan dengan sukses yang gemilang dewasa ini. Bertanyalah kepada mereka, dan mereka akan memberikan kesaksian betapa Allah mereka telah menepati pernyataan nubuatanNya di Yesaya 46:8-11, di mana kita baca,
30 ”Ingatlah hal itu dan jadilah malu, pertimbangkanlah dalam hati, hai orang-orang pemberontak! Ingatlah hal-hal yang terdahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku, yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: ’KeputusanKu akan sampai, dan segala kehendakKu akan Kulaksanakan, yang memanggil burung buas dari timur, dan orang yang melaksanakan putusanKu dari negeri yang jauh. Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya.’”
DIA YANG MENGETAHUI AKHIRNYA DARI PERMULAAN
31, 32. Bagaimana Yehuwa memegang rencanaNya melawan Asyur?
31 Ini adalah Allah yang tak terkalahkan dengan siapa semua bangsa-bangsa di bumi harus berurusan dewasa ini. Oleh karena Ia adalah Allah yang mempunyai rencana yang tidak mungkin salah, maka Ia adalah Pribadi Ilahi yang ”memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana.” (Yesaya 46:10) Sudah waktunya bahwa bangsa-bangsa di bumi mulai bersikap serius terhadap Allah Yehuwa ini dan mempertimbangkan rencanaNya yang bertujuan yang jelas tertulis dalam Alkitab. Ia sanggup untuk mengadu kekuatan dengan kuasa dunia manapun juga yang ada dewasa ini, tidak soal betapa hebatnya dipersenjatai dengan senjata-senjata nuklir. Pada abad keenam S.M., Ia mengalahkan Kuasa Dunia Babel yang dengan tidak mengenal ampun menindas saksi-saksiNya. Sebelum peristiwa itu Ia juga pernah mengalahkan penyerang lain atas saksi-saksiNya, yakni Kuasa Dunia Asyur, dan mengirim sisa dari pasukan penyerbu dalam keadaan terhuyung-huyung kembali ke ibu kotanya yakni Niniwe dalam kekalahan militer. Sebagaimana dicatat dalam Yesaya 14:24-27, Ia menubuatkan apa yang akan dilakukannya terhadap Asyur yang gemar berperang itu,
32 ”TUHAN semesta alam telah bersumpah, firmanNya: ’Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana: Aku akan membinasakan orang Asyur dalam negeriKu dan menginjak-injak mereka di atas gunungKu; kuk yang diletakkan mereka atas umatKu akan terbuang dan demikian juga beban yang ditimpakan mereka atas bahunya.’ Itulah rancangan yang telah dibuat mengenai seluruh bumi, dan itulah tangan yang teracung terhadap segala bangsa. TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah dapat menggagalkannya? TanganNya telah teracung, siapakah dapat membuatnya ditarik kembali?”
33, 34. Bagaimana Yehuwa melaksanakan rencanaNya mempengaruhi Sanherib?
33 Dewasa ini, lebih dari 2.700 tahun kemudian, adalah hak dan kehormatan kita untuk bertanya, apakah peristiwa-peristiwa terjadi sebagaimana dipikirkan oleh Yehuwa dan tergenap sebagaimana Ia rencanakan pada diriNya sendiri? Apakah Yehuwa yang berbalatentara mematahkan serangan Asyur di dalam Negeri Perjanjian milik Yehuwa sendiri dan menginjak-injaknya di daerah pegunungan di negeri tersebut? Untuk jawabannya, kita cukup memandang kembali kejadian pada malam tersebut pada tahun 732 S.M. Utusan Raja Sanherib pada waktu menyampaikan usul perdamaiannya yang terakhir kepada Yerusalem. Kemudian melalui nabiNya Yesaya, Yehuwa menyampaikan jawabanNya yang menantang kepada Sanherib yang pada waktu itu sedang mengepung kota Libnah, kira-kira tiga puluh dua kilometer sebelah barat Yerusalem. Kemudian seratus delapan puluh lima ribu tentara pasukan Sanherib beristirahat pada malam hari untuk kemudian tidur demikian nyenyaknya sehingga mereka sama sekali tidak bangun lagi. Dengan satu pukulan maut yang tidak bersuara malaekat Yehuwa telah menghabiskan mereka.
34 Pada waktu bangun di pagi hari, Sanherib yang sombong itu tentu terkejut sekali melihat pemandangan di perkemahan militernya. Dalam keadaan patah semangat, akhirnya disadarinya juga bahwa ia tidak dapat dengan sukses melawan Allah seperti Yehuwa itu. Maka dengan sekedar pasukan-pasukan yang masih tertinggal setelah malam yang mengerikan itu, ia lari tergesa-gesa meninggalkan negeri Yehuda kembali ke Niniwe, ibu kota Asyur. Jika Yehuwa dapat melakukan penyembelihan terhadap pasukan-pasukan Sanherib pada kejauhan tiga puluh dua kilometer atau lebih dari Yerusalem, apalagi yang dapat dilakukan Allah ini atas pasukan-pasukan tentara Asyur bila berhadapan langsung dalam suatu pertempuran di kota Yerusalem? Terlalu ngeri bagi Sanherib untuk membayangkan hal ini. Ia tidak pernah berani lagi mencoba-coba mengancam kota milik Yehuwa, Raja yang Agung itu.—Yesaya 36:1 sampai 37:38; 2 Tawarikh 32:20-22.
35. Untuk melaksanakan rencana apa tanganNya sekarang diulurkan?
35 Di sini dalam kejadian yang sesungguhnya dari sejarah purbakala terdapat bahan-bahan yang cukup untuk direnungkan oleh Kuasa Dunia Amerika-Inggris modern, ya, bagi bangsa-bangsa blok Komunis, dan juga segala bangsa-bangsa dewasa ini tidak soal warna politik mereka masing-masing. Mereka akan berurusan dengan Allah yang sama dengan Pribadi yang telah menjalankan rencanaNya sendiri terhadap Raja Sanherib penguasa dari Kuasa Dunia Asyur, yang pernah mengungguli seluruh dunia selama abad kedelapan dan ketujuh S.M. Allah yang sama ini, Yehuwa, telah menyatakan pendapatNya mengenai segala bangsa yang kini berada di pentas dunia abad kedua puluh ini, dan apa yang telah dipikirkanNya mengenai mereka, pasti akan disaksikan pada zaman ini oleh generasi kita. Rencana pribadiNya sendiri telah disampaikanNya kepada kita. Kita dapt melihatnya tertulis di halaman-halaman Alkitab, dan siapa di atas bumi dewasa ini yang sanggup untuk menggagalkan rencanaNya? TanganNya yang mahakuasa kini telah teracung untuk pelaksanaan keputusan penghukumanNya, dan bahkan gabungan segala bangsa tidak akan dapat memalingkan tanganNya dan menghindarkan kebinasaan.
KEPASTIAN DARI JANJINYA YANG BAIK
36. Mengapa pikiran dan rencanaNya sehubungan pemerintahan tidak merupakan ide yang sia-sia?
36 Dewasa ini umat manusia terancam oleh kehancuran karena Perang Dunia Ketiga yang menggunakan tenaga nuklir dan penghancuran lingkungan dalam manusia sendiri. Maka apa yang dapat dilakukan sehubungan dengan rencana Yehuwa berkenaan suatu pemerintahan sedunia? Sejak pertama kali manusia salah langkah dan mulai menempuh haluan yang ingin merdeka-sendiri dan tidak mau diperintah oleh Bapa Surgawinya, Allah Yehuwa telah memikirkan tentang suatu pemerintahan sedunia sebagai satu-satunya jawaban guna memecahkan masalah-masalah umat manusia yang semakin bertambah. Allah Yehuwa langsung menetapkan suatu pemerintahan demikian yang meliputi seluruh bola bumi, dengan Ia sendiri sebagai Penguasa Tertinggi. Pikiran dan rencanaNya bukan sekedar gagasan pikiran yang kosong. Ia mengetahui dengan tepat bagaimana caranya melaksanakan apa yang Ia pikirkan dan rencanakan sehingga menjadi kenyataan. Ia mengetahui bagaimana pikiran dan rencanaNya akan terlaksana, dan Ia mengetahui bagaimana hasil kesudahannya. Ia memiliki segenap kuasa dan tenaga dinamis dengan mana hasil akhir yang mulia itu akan tercapai. Maka Ia disebut sebagai ”yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian.” Ialah penguasa yang mengetahui kesudahannya sejak semula. (Yesaya 46:10) Oleh karena pengetahuanNya yang saksama mengenai masa depan berkenaan apa yang akan Ia lakukan, maka Ia adalah ”Tuhan [Yehuwa] yang melakukan semuanya ini, yang telah diketahui sejak semula.”—Kisah 15:17, 18; Amos 9:12.
37, 38. Apa yang diperlihatkan oleh Kejadian 3:15 dan Wahyu 11:15-18 mengenai pengetahuan Yehuwa sehubungan dengan pemerintahan?
37 Dalam buku yang pertama denan mana Alkitab mulai, di Kejadian 3:15, Penguasa yang Mahakuasa dari seluruh alam semesta, telah mengumumkan gagasan utamanya mengenai pemerintahan sedunia yang merupakan kebutuhan vital dari seluruh penduduk bumi. Dalam buku penutup dengan mana Alkitab berakhir, di Wahyu 11:15-18, Penguasa yang berhak atas seluruh umat manusia memberikan suatu uraian secara nubuat mengenai saatnya Ia akan mengambil alih kedudukanNya sebagai penguasa yang telah lama terkatung-katung itu, dengan mengatakan:
38 ”Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: ’Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapiNya (”benih” perempuan yang dinubuatkan dalam Kejadian 3:15, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.’ Dan kedua puluh empat tua-tua, yang duduk di hadapan Allah di atas takhta mereka, tersungkur dan menyembah Allah, sambil berkata: ’Kami mengucap syukur kepadaMu, ya Tuhan, Allah Yang Mahakuasa, yang ada dan yang sudah ada, karena Engkau telah memangku kuasaMu yang besar dan telah mulai memerintah sebagai raja dan semua bangsa telah marah, tetapi amarahMu telah datang, dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada hamba-hambaMu, nabi-nabi dan orang-orang kudus, dan kepada mereka yang takut akan namaMu, kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar dan untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi.’”
39. Dengan cara apakah Yehuwa harus menyatakan kerajaanNya kepada kita?
39 Jika kita melihat situasi dunia dewasa ini, tidakkah kita merasa bahwa waktunya telah tiba bagi Tuhan Allah yang Mahakuasa untuk mendatangkan kebinasaan atas orang-orang yang membinasakan dunia ini? Tentu kita tidak ingin bumi ini dihancurkan sedemikian rupa di mana kita umat manusia tidak dapat lagi hidup di atasnya! Maka adalah mutlak perlu supaya ”kerajaan dunia ini” menjadi kerajaan dari Tuhan Allah yang Mahakuasa, bersama dengan ”Kristusnya” sebagai sesama rekanNya dalam pemerintahan. Ia harus memerintah sebagai raja untuk selama-lamanya, dan Ia harus memproklamirkan kedudukannya sebagai Raja bagi kita semua di atas bumi dengan menghancurkan orang-orang merusak hak milikNya, yakni bola bumi ini. Wahyu 11:15 menyebut hal ini sebagai suatu hal yang mutlak akan terjadi, seakan-akan sudah terjadi. Pernyataan tersebut merupakan suatu janji Ilahi yang tidak mungkin ditarik kembali. Janji itu tidak akan gagal!
40. Mengapakah janjiNya, yang lebih besar dari pada janjiNya kepada Israel, pasti?
40 Ini merupakan suatu janji pemberian Allah yang meramalkan sesuatu yang baik bagi semua orang dari generasi kita yang mendambakan suatu dunia umat manusia yang bersatu-padu, di bawah pemerintahan sedunia yang dipimpin oleh seseorang yang menepati janjiNya. Memang hal-hal yang dijanjikanNya nampak sulit untuk dipercayai. Ia kini menjanjikan hal-hal yang jauh lebih hebat dari pada apa yang dijanjikan kepada umat Yehuwa yaitu Israel, lebih dari lima belas abad Sebelum Masehi. Sekalipun demikian, Yehuwa cukup berkuasa untuk menggenapkan hal-hal seperti itu yang jauh lebih hebat.
41, 42. Agar Yosua 21:44, 45 dapat dicatat, Yehuwa melakukan perbuatan-perbuatan besar apakah?
41 Untuk membebaskan bangsaNya yang diperbudak yaitu Israel, Yehuwa terpaksa mematahkan cengkeraman Kuasa Dunia Mesir. Kemudian Ia memisahkan air Laut Merah bagi bangsaNya yang telah dibebaskan sehingga dapat menyeberang dasar laut yang kering. Kemudian Ia membiarkan air laut menenggelamkan seluruh pasukan berkuda Mesir dan kereta-kereta kuda mereka yang mengejar, bersama dengan Firaun mereka yang angkuh. Empat puluh tahun kemudian Yehuwa membendung air dari Sungai Yordan untuk memungkinkan umatNya menyeberang memasuki Negeri Perjanjian. Kemudian selama enam tahun Ia berjuang bagi mereka, meruntuhkan tembok-tembok kota Yerikho dan menaklukkan sebagian besar terbesar dari negeri itu supaya dapat dibagi-bagikan kepada kedua belas suku Israel. Meskipun demikian besarnya halangan-halangan dihadapi, Allah, yang mustahil berdusta menepati janjiNya kepada umatNya. Sebagai kesaksian fakta sejarah tersebut, hakim Yusak sebagai pengganti nabi Musa mencatat kata-kata berikut yang patut dikenang,
42 ”Semua musuhnya diserahkan TUHAN kepada mereka. Dari segala yang baik dijanjikan TUHAN kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi.”—Yosua 21:44, 45; 23:10.
43. Waktu apakah mendekat manakala kita akan menyaksikan, ”Benar demikian!”?
43 Kini makin dekatlah hari yang besar itu manakala anggota-anggota generasi kita yang masih hidup akan dapat menyaksikan bahwa tidak satupun dari segala janji-janji baik Allah berkenaan dengan suatu pemerintahan sedunia yang adil telah gagal. Ia akan membuat semua janjiNya tergenap. Maka dengan penuh keyakinan kepada Dia kita dapat menyelidiki janji-janjiNya yang menakjubkan berkenaan pemerintahan sedunia. Betapa berbahagia kita bila akhirnya kita dapat menjadi saksi-saksiNya dan mengatakan berkenaan janjiNya, ”Benar demikian!”—Yesaya 43:9, 10.