-
Haruskah Mesias Menderita dan Mati?Sedarlah!—1983 (No. 9) | Sedarlah!—1983 (No. 9)
-
-
”Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya . . . Tetapi dia tertikam oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh . . . Tetapi [Yehuwa] telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. . . . Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umatKu ia kena tulah. . . . Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umumnya akan lanjut, dan kehendak [Yehuwa] akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hambaKu itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan dia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut . . . sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.”
-
-
Haruskah Mesias Menderita dan Mati?Sedarlah!—1983 (No. 9) | Sedarlah!—1983 (No. 9)
-
-
Suatu Paradoks Dijelaskan
Tetapi jika Mesias harus menderita dan mati untuk menghapus dosa dari orang-orang lain, bagaimana dia dapat memerintah sebagai raja, sebagaimana telah dinubuatkan juga oleh Yesaya? Yesaya sendiri menyinggung tentang apa yang kelihatannya paradoks (bertentangan) ini sewaktu dia berbicara tentang Mesias: ”Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah . . . umurnya akan lanjut,” dan ”ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut.” Bagaimana sesuatu yang kelihatan paradoks demikian dapat sungguh-sungguh terjadi? Bagaimana mungkin seseorang ”umurnya akan lanjut” setelah ”menyerahkan nyawanya ke dalam maut”?
Seperti yang pernah ditanyakan oleh seorang hamba Allah yang lain, ”Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi?” (Ayub 14:14) Alkitab Ibrani menjawab Ya secara tegas! Alkitab mencatat bukan hanya kejadian-kejadian ketika nabi-nabi Allah menghidupkan kembali orang-orang mati, tetapi juga memberi tahu tentang suatu masa manakala ”banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun.”—Daniel 12:2; bandingkan 1 Raja 17:17-24; 2 Raja 4:32-37; 13:20, 21.
Jadi agar Firman Allah digenapi, Mesias juga harus dihidupkan kembali atau dibangkitkan. Hanya dengan cara ini dia akan dapat memerintah sebagai raja dan mendatangkan lebih banyak berkat bagi umat manusia. Demikianlah kata-kata Daud secara tepat dapat dikenakan kepadanya: ”Sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati.”—Mazmur 16:10.
-