Pasal Dua Belas
Jangan Takut kepada Asiria
1, 2. (a) Dari sudut pandang manusia, mengapa tampaknya Yunus mempunyai alasan yang masuk akal untuk enggan menerima tugasnya, yaitu membawa berita kepada orang Asiria? (b) Bagaimana reaksi orang Niniwe terhadap berita yang disampaikan Yunus?
PADA pertengahan abad kesembilan SM, nabi Ibrani Yunus, putra Amitai, mengambil risiko untuk pergi ke Niniwe, ibu kota Imperium Asiria. Ia mempunyai berita yang sangat penting untuk disampaikan. Yehuwa mengatakan kepadanya, ”Bangkitlah, pergilah ke Niniwe, kota besar itu, dan umumkanlah kepadanya bahwa kejahatan mereka telah naik ke hadapanku.”—Yunus 1:2, 3.
2 Sewaktu mula-mula menerima tugasnya, Yunus lari ke arah yang berlawanan, menuju Tarsyis. Ditinjau dari sudut pandang manusia, Yunus mempunyai alasan untuk merasa enggan. Asiria adalah bangsa yang kejam. Perhatikan bagaimana seorang raja Asiria memperlakukan musuh-musuhnya, ”Aku memenggal-menggal anggota tubuh para perwira . . . Banyak tawanan kubakar dengan api, dan banyak yang kubawa hidup-hidup. Beberapa dari mereka kupotong tangannya dan jari-jarinya, yang lain-lain kupotong hidungnya.” Namun, ketika akhirnya Yunus menyampaikan berita dari Yehuwa, orang Niniwe bertobat dari dosa mereka dan pada waktu itu Yehuwa tidak jadi membinasakan kota tersebut.—Yunus 3:3-10; Matius 12:41.
Yehuwa Mengambil ”Tongkat”
3. Bagaimana reaksi orang Israel terhadap peringatan yang disampaikan oleh nabi-nabi Yehuwa berbeda dengan reaksi orang Niniwe?
3 Apakah orang Israel memberikan sambutan ketika Yunus menyampaikan berita kepada mereka? (2 Raja 14:25) Tidak. Mereka membelakangi ibadat murni. Malah, mereka sudah menyimpang sangat jauh sampai mereka ”membungkuk kepada seluruh bala tentara langit dan melayani Baal”. Selain itu, ”mereka terus melewatkan putra-putri mereka melalui api dan mempraktekkan tenung dan mencari pertanda, dan mereka terus menjual diri mereka untuk melakukan apa yang buruk di mata Yehuwa, untuk menyakiti hatinya”. (2 Raja 17:16, 17) Tidak seperti orang Niniwe, Israel tidak menyambut ketika Yehuwa mengirimkan nabi-nabi untuk memperingatkan mereka. Oleh karena itu, Yehuwa memutuskan untuk bertindak lebih keras.
4, 5. (a) Apa yang dimaksud dengan ”orang Asiria”, dan bagaimana Yehuwa menggunakan dia sebagai ”tongkat”? (b) Kapan Samaria jatuh?
4 Beberapa waktu setelah kunjungan Yunus ke Niniwe, agresi Asiria berkurang.a Namun, pada permulaan abad kedelapan SM, Asiria kembali tampil sebagai kekuatan militer, dan Yehuwa menggunakan hal ini dengan cara yang luar biasa. Nabi Yesaya menyampaikan peringatan Yehuwa kepada kerajaan Israel di utara, demikian, ”Ha, orang Asiria, tongkat kemarahanku, dan tongkat pengecamanku yang ada di tangan mereka! Aku akan mengutus dia untuk melawan bangsa yang murtad, dan aku akan mengeluarkan perintah kepada dia untuk melawan orang-orang yang kumurkai, untuk mengambil banyak jarahan, untuk mengambil banyak rampasan, dan untuk menjadikannya tempat untuk diinjak-injak seperti tanah liat di jalan.”—Yesaya 10:5, 6.
5 Benar-benar penghinaan bagi orang Israel! Allah memakai suatu bangsa kafir—”orang Asiria”—sebagai ”tongkat” untuk menghukum mereka. Pada tahun 742 SM, Raja Syalmaneser V dari Asiria mengepung Samaria, ibu kota bangsa Israel yang murtad. Dari posisinya yang strategis di atas bukit yang tingginya kira-kira 90 meter, Samaria dapat bertahan terhadap musuh ini selama tiga tahun. Tetapi, tidak ada strategi manusia yang dapat menghalangi maksud-tujuan Allah. Pada tahun 740 SM, Samaria jatuh, diinjak-injak Asiria.—2 Raja 18:10.
6. Dengan cara bagaimana orang Asiria bertindak melebihi apa yang Yehuwa maksudkan untuknya?
6 Sekalipun orang Asiria digunakan Yehuwa untuk memberikan pelajaran kepada umat-Nya, mereka sendiri tidak mengakui Yehuwa. Oleh karena itu, Dia selanjutnya mengatakan, ”Walaupun [orang Asiria] tidak bermaksud demikian, dia akan cenderung berbuat demikian; walaupun hatinya tidak demikian, dia akan mengatur siasat, sebab yang ada di dalam hatinya adalah untuk memusnahkan, dan untuk melenyapkan tidak sedikit bangsa.” (Yesaya 10:7) Yehuwa bermaksud menjadikan Asiria sebagai alat di tangan ilahi. Tetapi, Asiria cenderung untuk menjadi sesuatu yang lain. Hatinya mendesaknya untuk merencanakan sesuatu yang lebih besar—menaklukkan dunia yang dikenal pada waktu itu!
7. (a) Jelaskan pernyataan ”Bukankah para pembesarku juga adalah raja-raja?” (b) Apa yang harus diperhatikan oleh mereka yang mengabaikan Yehuwa dewasa ini?
7 Banyak kota di luar Israel telah ditaklukkan oleh Asiria; kota-kota ini sebelumnya diperintah oleh raja-raja. Sekarang para mantan raja ini harus tunduk sebagai pembesar-pembesar bawahan kepada raja Asiria, sehingga dia benar-benar dapat menyombongkan diri, begini, ”Bukankah para pembesarku juga adalah raja-raja?” (Yesaya 10:8) Allah-allah palsu dari kota-kota utama milik bangsa-bangsa ini tidak dapat menyelamatkan para penyembah mereka dari kebinasaan. Allah-allah yang disembah penduduk Samaria, seperti Baal, Molekh, dan anak-anak lembu emas, tidak akan melindungi kota itu. Karena telah meninggalkan Yehuwa, Samaria tidak berhak untuk mengharapkan campur tangan-Nya. Siapa pun yang mengabaikan Yehuwa dewasa ini, perhatikanlah nasib Samaria! Mengenai Samaria dan kota-kota lain yang telah ia taklukkan, Asiria dapat menyombongkan diri, dengan mengatakan, ”Bukankah Kalno sama seperti Karkhemis? Bukankah Hamat sama seperti Arpad? Bukankah Samaria sama seperti Damaskus?” (Yesaya 10:9) Mereka semua dianggap sama oleh Asiria—jarahan.
8, 9. Mengapa kesombongan Asiria benar-benar keterlaluan sewaktu ia berencana untuk menaklukkan Yerusalem?
8 Namun, kesombongan Asiria sudah keterlaluan. Ia berkata, ”Setiap kali tanganku menjamah kerajaan-kerajaan dari allah yang tidak bernilai, yang patung ukirannya lebih banyak daripada yang ada di Yerusalem dan Samaria, masakan aku tidak akan melakukan terhadap Yerusalem dan berhala-berhalanya sebagaimana yang kulakukan terhadap Samaria dan semua allahnya yang tidak bernilai?” (Yesaya 10:10, 11) Kerajaan-kerajaan yang sudah dikalahkan Asiria memiliki jauh lebih banyak berhala daripada Yerusalem ataupun Samaria. Ia berpikir, ’Apa yang mencegah aku untuk memperlakukan Yerusalem seperti aku memperlakukan Samaria?’
9 Dasar pembual! Yehuwa tidak akan mengizinkan dia merebut Yerusalem. Memang, Yehuda tidak mempunyai catatan yang bersih dalam hal mendukung ibadat yang sejati. (2 Raja 16:7-9; 2 Tawarikh 28:24) Yehuwa telah memperingatkan bahwa Yehuda, karena ketidaksetiaannya, akan banyak menderita selama penyerbuan Asiria. Tetapi, Yerusalem akan luput. (Yesaya 1:7, 8) Sewaktu Asiria menyerbu, Hizkia-lah raja di Yerusalem. Hizkia tidak seperti bapaknya, Ahaz. Pada bulan pertama dari masa pemerintahannya, Hizkia membuka kembali pintu-pintu bait dan memulihkan ibadat yang murni.—2 Tawarikh 29:3-5.
10. Apa yang Yehuwa janjikan sehubungan dengan Asiria?
10 Jadi, rencana serangan Asiria terhadap Yerusalem tidak mendapat persetujuan Yehuwa. Yehuwa berjanji akan mengadakan perhitungan dengan kuasa dunia yang suka menghina itu, kata-Nya, ”Pasti terjadi bahwa pada waktu Yehuwa mengakhiri semua pekerjaannya di Gunung Zion dan di Yerusalem, aku akan membuat perhitungan atas akibat dari sikap tinggi hati raja Asiria serta matanya yang congkak dan sombong.”—Yesaya 10:12.
Maju ke Yehuda dan Yerusalem!
11. Mengapa Asiria berpikir bahwa Yerusalem akan menjadi mangsa yang empuk?
11 Delapan tahun setelah kerajaan utara jatuh pada tahun 740 SM, raja Asiria yang baru, Sanherib, maju untuk menyerang Yerusalem. Yesaya secara puitis menggambarkan rencana angkuh Sanherib, demikian, ”Aku akan menyingkirkan batas-batas bangsa-bangsa, dan barang-barangnya yang disimpan akan kujarah, dan seperti orang kuat, aku akan menundukkan penduduknya. Seperti menjangkau sebuah sarang, tanganku akan menjangkau kekayaan bangsa-bangsa; dan sama seperti pada waktu orang mengumpulkan telur-telur yang telah ditinggalkan, aku pun akan meraup bahkan seluruh bumi, dan tidak ada satu pun yang akan mengibas-ngibaskan sayapnya atau membuka mulutnya atau menciap-ciap.” (Yesaya 10:13, 14) Sanherib berpikir bahwa kota-kota lain telah jatuh dan Samaria sudah tidak ada lagi, jadi Yerusalem akan menjadi mangsa yang empuk! Kota ini mungkin akan memberikan sedikit perlawanan, namun dengan mudah, boleh dikata tanpa bunyi ciapan, penduduknya akan ditaklukkan dengan cepat, kekayaan mereka akan diambil, seperti telur-telur diambil dari sarang yang ditinggalkan.
12. Menurut Yehuwa, apa sudut pandang yang benar sehubungan dengan bualan-bualan Asiria?
12 Namun, Sanherib melupakan sesuatu. Samaria yang murtad memang patut menerima hukuman itu. Akan tetapi, di bawah pemerintahan Raja Hizkia, Yerusalem sekali lagi menjadi kubu bagi ibadat yang murni. Siapa pun yang ingin menjamah Yerusalem harus berurusan dengan Yehuwa! Dengan marah Yesaya bertanya, ”Apakah kapak akan meninggikan diri atas orang yang menggunakannya, atau gergaji mengagungkan diri atas orang yang menggerak-gerakkannya, seolah-olah tongkat menggerak-gerakkan orang-orang yang mengangkatnya, seolah-olah tongkat mengangkat dia yang bukan kayu?” (Yesaya 10:15) Imperium Asiria hanyalah sebuah alat di tangan Yehuwa, sama seperti kapak, gergaji, atau tongkat yang digunakan tukang kayu, tukang gergaji, atau gembala. Betapa lancangnya tongkat itu karena ia merasa lebih besar daripada pemakainya!
13. Jelaskan apa yang dimaksud dan apa yang terjadi dengan (a) ”orang-orangnya yang gemuk”. (b) ’lalang-lalang dan semak-semak berduri’. (c) ”kemuliaan hutannya”.
13 Apa yang akan terjadi dengan Asiria? ”Tuan yang benar, Yehuwa yang berbala tentara, akan terus mengirim penyakit yang melemahkan kepada orang-orangnya yang gemuk, dan di bawah kemuliaannya, sesuatu yang terbakar akan terus menyala seperti kobaran api. Maka Terang Israel akan menjadi api, dan Pribadi Kudusnya, suatu nyala api; dan itu akan berkobar dan memakan habis lalang-lalangnya dan semak-semak berdurinya dalam satu hari. Kemuliaan hutannya dan kebun buah-buahannya akan Ia akhiri, bahkan dari jiwa sampai ke daging, dan itu akan menjadi seperti merananya orang yang sakit-sakitan sampai mati. Dan pohon-pohon yang masih tersisa di hutannya—jumlahnya akan begitu sedikit sehingga seorang anak pun dapat menuliskannya.” (Yesaya 10:16-19) Ya, Yehuwa meraut ”tongkat” itu, yaitu Asiria, sehingga menjadi kecil! ”Orang-orangnya yang gemuk”, yaitu tentara Asiria yang kekar, akan ditimpa ”penyakit yang melemahkan”. Mereka tidak akan kelihatan begitu kuat! Seperti lalang-lalang dan semak-semak berduri, para prajuritnya akan dibakar oleh Terang Israel, Allah Yehuwa. Dan ”kemuliaan hutannya”, yaitu perwira-perwira militernya, akan menemui akhir mereka. Sewaktu Yehuwa selesai berurusan dengan Asiria, perwira yang tersisa hanya tinggal sedikit sekali sehingga seorang anak pun dapat menghitung mereka dengan jarinya!—Lihat juga Yesaya 10:33, 34.
14. Gambarkan gerak maju pasukan Asiria di tanah Yehuda pada tahun 732 SM.
14 Akan tetapi, orang-orang Yehuda yang tinggal di Yerusalem pada tahun 732 SM pasti sulit untuk percaya bahwa Asiria akan dikalahkan. Pasukan Asiria yang sangat besar terus maju. Dengarlah nama kota-kota Yehuda yang telah jatuh, ”Ia telah datang ke Ayat . . . Migron . . . Mikhmash . . . Geba . . . Rama . . . Gibeah-Saul . . . Galim . . . Laisya . . . Anatot . . . Madmena . . . Gebim . . . Nob.” (Yesaya 10:28-32a)b Akhirnya para penyerbu tiba di Lakhis, yang jauhnya hanya 50 kilometer dari Yerusalem. Segera pasukan Asiria mengancam kota itu. ”Dengan gerakan mengancam ia mengacung-acungkan tangannya kepada gunung putri Zion, bukit Yerusalem.” (Yesaya 10:32b) Apa yang dapat menghentikan Asiria?
15, 16. (a) Mengapa Raja Hizkia membutuhkan iman yang kuat? (b) Apa dasar iman Hizkia bahwa Yehuwa akan menolongnya?
15 Di dalam istananya di kota itu, Raja Hizkia menjadi resah. Ia mengoyak pakaiannya dan menyelubungi dirinya dengan kain goni. (Yesaya 37:1) Dia mengutus beberapa orang menemui nabi Yesaya untuk bertanya kepada Yehuwa demi Yehuda. Mereka segera kembali dengan membawa jawaban Yehuwa, demikian, ”Jangan takut . . . aku pasti akan membela kota ini.” (Yesaya 37:6, 35) Namun, orang Asiria masih mengancam dan sangat yakin akan kekuatan mereka.
16 Iman—itulah yang akan menguatkan Raja Hizkia melewati krisis ini. Iman adalah ”bukti yang jelas dari kenyataan-kenyataan walaupun tidak kelihatan”. (Ibrani 11:1) Itu berarti melihat di balik apa yang kelihatan. Tetapi, iman didasarkan atas pengetahuan. Hizkia tentunya ingat bahwa Yehuwa pernah mengucapkan kata-kata yang menghibur ini, ”Jangan takut, hai, umatku yang tinggal di Zion, oleh karena orang Asiria . . . Sebentar lagi—dan pengecaman akan berakhir, serta kemarahanku, pada waktu mereka terkikis. Yehuwa yang berbala tentara pasti akan mengayunkan cambuk kepadanya sebagaimana pada waktu kekalahan Midian di gunung batu Oreb; dan tongkatnya akan direntangkan ke atas di laut, dan ia pasti akan mengangkatnya dengan cara seperti yang dilakukannya kepada Mesir.” (Yesaya 10:24-26)c Ya, umat Allah pernah berada dalam situasi-situasi yang sulit. Kekuatan nenek moyang Hizkia kalah jauh dibandingkan dengan keperkasaan bala tentara Mesir di Laut Merah. Berabad-abad sebelum zaman Hizkia, Gideon menghadapi jumlah tentara yang jauh lebih besar sewaktu Midian dan Amalek menyerbu Israel. Namun, Yehuwa menyelamatkan umat-Nya pada kedua kesempatan tersebut.—Keluaran 14:7-9, 13, 28; Hakim 6:33; 7:21, 22.
17. Bagaimana kuk yang dibebankan Asiria ”dihancurkan”, dan mengapa?
17 Apakah Yehuwa akan mengulangi apa yang telah Dia lakukan pada kesempatan-kesempatan sebelumnya? Ya. Yehuwa berjanji, ”Pasti terjadi pada hari itu bahwa tanggungan yang ia bebankan akan meninggalkan bahumu, dan kuknya meninggalkan lehermu, dan kuk itu akan dihancurkan karena minyak.” (Yesaya 10:27) Kuk yang dibebankan Asiria akan diangkat dari bahu dan leher umat perjanjian Allah. Sesungguhnya, kuk itu akan ”dihancurkan”—dan itulah yang terjadi! Dalam satu malam, malaikat Yehuwa membunuh 185.000 tentara Asiria. Ancaman disingkirkan, dan orang Asiria meninggalkan tanah Yehuda untuk selamanya. (2 Raja 19:35, 36) Mengapa? ”Karena minyak”. Ini bisa jadi memaksudkan minyak yang digunakan untuk mengurapi Hizkia sebagai raja keturunan Daud. Dengan demikian, Yehuwa menggenapi janji-Nya, ”Aku pasti akan membela kota ini untuk menyelamatkannya demi diriku dan demi Daud, hambaku.”—2 Raja 19:34.
18. (a) Apakah nubuat Yesaya mempunyai lebih dari satu penggenapan? Jelaskan. (b) Organisasi apa dewasa ini dapat disamakan dengan Samaria zaman dahulu?
18 Catatan Yesaya yang dibicarakan dalam pasal ini berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Yehuda lebih dari 2.700 tahun yang lalu. Tetapi, peristiwa-peristiwa itu sangat relevan dewasa ini. (Roma 15:4) Apakah ini berarti bahwa para pelaku utama dalam narasi yang mendebarkan ini—penduduk Samaria dan Yerusalem serta Asiria—ada padanannya di zaman modern? Ya, benar. Seperti Samaria yang menyembah berhala, Susunan Kristen mengaku menyembah Yehuwa, tetapi dia murtad sampai ke akar-akarnya. Dalam An Essay on the Development of Christian Doctrine, John Henry Cardinal Newman, seorang Katolik Roma, mengakui bahwa benda-benda yang selama berabad-abad digunakan Susunan Kristen seperti kemenyan, lilin, air suci, jubah imam, dan patung, ”semuanya memiliki asal-usul kafir”. Sama seperti Yehuwa tidak senang dengan penyembahan berhala di Samaria, Dia pun tidak senang dengan ibadat Susunan Kristen yang berbau kafir.
19. Peringatan apa telah disampaikan kepada Susunan Kristen, dan oleh siapa?
19 Selama bertahun-tahun, Saksi-Saksi Yehuwa memperingatkan Susunan Kristen mengenai ketidaksenangan Yehuwa. Misalnya pada tahun 1955, khotbah umum berjudul ”Susunan Kristen atau Kekristenan—Yang Mana Adalah ’Terang Dunia’?” disampaikan di seluas dunia. Khotbah ini dengan gamblang menerangkan bagaimana Susunan Kristen telah menyimpang dari doktrin dan praktek Kekristenan sejati. Setelah itu, salinan-salinan dari ceramah yang ampuh ini dikirimkan kepada para pemimpin agama di banyak negeri. Sebagai suatu organisasi, Susunan Kristen gagal memperhatikan peringatan itu. Karena itu, Yehuwa mau tidak mau harus mendisiplin dia dengan ”tongkat”.
20. (a) Siapa yang akan bertindak sebagai Asiria zaman modern, dan bagaimana ia akan digunakan sebagai ”tongkat”? (b) Sampai sejauh mana Susunan Kristen akan didisiplin?
20 Siapa yang akan Yehuwa gunakan untuk mendisiplin Susunan Kristen yang suka memberontak? Kita menemukan jawabannya di buku Penyingkapan pasal 17. Di situ kita diperkenalkan kepada sundal ”Babilon Besar”, yang menggambarkan semua agama palsu di dunia, termasuk Susunan Kristen. Sundal itu menunggangi seekor binatang buas berwarna merah marak yang mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. (Penyingkapan 17:3, 5, 7-12) Binatang buas itu menggambarkan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa.d Sebagaimana bangsa Asiria dahulu menghancurkan Samaria, binatang buas berwarna merah marak itu ”akan membenci sundal itu dan akan menghancurkan dia dan membuatnya telanjang, dan akan memakan habis bagian-bagiannya yang berdaging dan akan membakar dia seluruhnya dengan api”. (Penyingkapan 17:16) Oleh karena itu, Asiria zaman modern (bangsa-bangsa yang tergabung dalam PBB) akan menghantam Susunan Kristen dengan suatu pukulan keras dan akan meremukkan dia sampai binasa.
21, 22. Siapa yang akan memotivasi binatang buas untuk menyerang umat Allah?
21 Apakah Saksi-Saksi yang setia dari Yehuwa akan binasa bersama Babilon Besar? Tidak. Allah tidak marah terhadap mereka. Ibadat yang murni akan tetap ada. Namun, binatang buas yang membinasakan Babilon Besar juga melayangkan pandangannya dengan rakus ke arah umat Yehuwa. Pada saat itu, yang dilaksanakan binatang itu bukanlah kehendak Yehuwa, melainkan kehendak oknum yang lain. Siapakah dia? Setan si Iblis.
22 Yehuwa menyingkapkan rancangan Setan yang angkuh, demikian, ”Pada hari itu pastilah timbul niat dalam hatimu [Setan], dan engkau pasti akan memikirkan rancangan yang mencelakakan; dan engkau akan berkata, ’Aku akan . . . mendatangi orang-orang yang hidup tenang, yang tinggal dengan aman, mereka semuanya tinggal tanpa tembok [perlindungan] . . . ’ Tujuanmu adalah untuk mendapat jarahan yang besar dan untuk melakukan banyak perampasan.” (Yehezkiel 38:10-12) Setan akan berpikir, ’Ya, mengapa aku tidak menggerakkan bangsa-bangsa untuk menyerang Saksi-Saksi Yehuwa? Mereka lemah, tanpa perlindungan, dan tidak mempunyai pengaruh politik. Mereka tidak akan memberikan perlawanan. Betapa mudahnya untuk mengambil mereka, seperti mengambil telur-telur dari sarang yang tidak dijaga!’
23. Mengapa Asiria zaman modern tidak bisa memperlakukan umat Allah seperti ia memperlakukan Susunan Kristen?
23 Tetapi awas, hai, bangsa-bangsa! Ketahuilah bahwa jika kalian menjamah umat Yehuwa, kalian akan berurusan dengan Allah sendiri! Yehuwa mengasihi umat-Nya, dan Dia akan berjuang demi mereka sebagaimana Dia berjuang demi Yerusalem pada zaman Hizkia. Ketika Asiria zaman modern berupaya untuk melenyapkan hamba-hamba Yehuwa kelak, ia sebenarnya berperang melawan Allah Yehuwa dan Anak Domba, Yesus Kristus. Itulah perang yang tidak dapat dimenangkan oleh Asiria. ”Anak Domba itu akan menaklukkan mereka,” kata Alkitab, ”karena ia adalah Tuan atas segala tuan dan Raja atas segala raja.” (Penyingkapan 17:14; bandingkan Matius 25:40.) Seperti Asiria pada zaman dahulu, binatang buas berwarna merah marak itu akan ”menuju kebinasaan”. Tidak ada yang akan takut kepadanya lagi.—Penyingkapan 17:11.
24. (a) Sebagai persiapan masa depan, orang-orang Kristen sejati bertekad untuk melakukan apa? (b) Bagaimana Yesaya melihat jauh ke depan? (Lihat kotak di halaman 155.)
24 Orang-orang Kristen sejati dapat menyongsong masa depan tanpa rasa takut jika mereka tetap memelihara hubungan yang erat dengan Yehuwa dan jika mereka berupaya melakukan kehendak-Nya sebagai hal utama dalam kehidupan mereka. (Matius 6:33) Dengan demikian, mereka ”tidak takut yang jahat”. (Mazmur 23:4) Melalui mata iman, mereka akan melihat tangan Allah yang perkasa diangkat tinggi-tinggi, bukan untuk menghukum mereka, tetapi untuk melindungi mereka dari musuh-musuh-Nya. Dan, telinga mereka akan mendengar kata-kata yang menenteramkan hati, ”Jangan takut.”—Yesaya 10:24.
[Catatan Kaki]
b Supaya jelas, Yesaya 10:28-32 dibahas sebelum Yesaya 10:20-27.
c Untuk pembahasan Yesaya 10:20-23, lihat ”Yesaya Melihat Jauh ke Depan”, di halaman 155.
d Keterangan tambahan mengenai identitas sundal dan binatang buas berwarna merah marak tersebut terdapat di pasal 34 dan 35 dari buku Wahyu—Klimaksnya yang Menakjubkan Sudah Dekat!, diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.
[Kotak/Gambar di hlm. 155, 156]
YESAYA MELIHAT JAUH KE DEPAN
Yesaya pasal 10 khususnya berbicara tentang bagaimana Yehuwa akan menggunakan penyerbuan Asiria untuk melaksanakan penghukuman atas Israel dan tentang janji-Nya untuk membela Yerusalem. Karena ayat 20 sampai 23 terletak di tengah-tengah nubuat ini, bisa dianggap bahwa ayat-ayat tersebut secara umum digenapi dalam periode yang sama. (Bandingkan Yesaya 1:7-9.) Namun, kata-katanya menunjukkan bahwa ayat-ayat ini mempunyai penerapan yang lebih spesifik di masa kemudian pada waktu Yerusalem juga harus mempertanggungjawabkan dosa-dosa penduduknya.
Raja Ahaz berupaya mencari keamanan dengan meminta bantuan Asiria. Nabi Yesaya menubuatkan bahwa di kemudian hari, orang-orang yang selamat dari antara keturunan Israel tidak akan pernah lagi mengejar haluan yang sebodoh itu. Yesaya 10:20 mengatakan bahwa mereka akan ”bersandar pada Yehuwa, Pribadi Kudus Israel, dalam kebenaran”. Tetapi, ayat 21 memperlihatkan bahwa hanya sejumlah kecil yang akan berbuat demikian, dikatakan, ”Hanya suatu sisa akan kembali.” Ini mengingatkan kita kepada putra Yesaya, Syear-yasyub, yang merupakan suatu tanda di Israel dan yang namanya berarti ”Hanya Suatu Sisa Akan Kembali”. (Yesaya 7:3) Ayat 22 dari pasal 10 memperingatkan akan datangnya ”pembasmian” yang telah diputuskan. Pembasmian semacam itu bersifat adil-benar karena merupakan hukuman yang setimpal bagi bangsa yang suka memberontak. Sebagai akibatnya, dari antara bangsa yang padat penduduknya ”sebanyak butir-butir pasir di laut”, hanya suatu sisa yang akan kembali. Ayat 23 memperingatkan bahwa pembasmian yang mendatang ini akan mempengaruhi seluruh negeri. Kali ini Yerusalem pun tidak akan luput.
Ayat-ayat ini dengan jelas menggambarkan apa yang terjadi pada tahun 607 SM pada waktu Yehuwa menggunakan Imperium Babilonia sebagai ”tongkat”-Nya. Seluruh negeri itu, termasuk Yerusalem, jatuh ke tangan si penyerbu. Orang-orang Yehuda dibawa sebagai tawanan ke Babilon selama 70 tahun. Namun setelah itu, ada orang-orang—sekalipun ”hanya suatu sisa”—yang kembali untuk memulihkan ibadat sejati di Yerusalem.
Nubuat di Yesaya 10:20-23 digenapi lebih lanjut pada abad pertama, sebagaimana diperlihatkan di Roma 9:27, 28. (Bandingkan Yesaya 1:9; Roma 9:29.) Paulus menjelaskan bahwa secara rohani, ”sisa” dari orang-orang Yahudi ”kembali” kepada Yehuwa pada abad pertama M, yaitu sejumlah kecil orang Yahudi yang menjadi pengikut Yesus Kristus dan mulai menyembah Yehuwa ”dengan roh dan kebenaran”. (Yohanes 4:24) Orang-Orang Kafir yang percaya kemudian bergabung dengan mereka dan terbentuklah suatu bangsa rohani, ”Israel milik Allah”. (Galatia 6:16) Pada kesempatan inilah kata-kata Yesaya 10:20 digenapi, bahwa suatu bangsa yang dibaktikan kepada Yehuwa ”tidak akan pernah” berpaling lagi dari Dia untuk mencari bantuan dari manusia.
[Gambar di hlm. 147]
Sanherib berpikir bahwa mengumpulkan bangsa-bangsa sama mudahnya seperti mengumpulkan telur dari sebuah sarang