Para Penatua, Berilah Keputusan yang Adil-Benar
”Berilah perhatian kepada perkara-perkara di antara saudara-saudaramu dan berilah keputusan yang adil [”adil-benar”, NW].”—ULANGAN 1:16.
1. Sehubungan dengan pengadilan, pendelegasian wewenang apa yang telah berlangsung, dan apa artinya ini bagi hakim-hakim manusiawi?
SEBAGAI Hakim Tertinggi, Yehuwa telah mendelegasikan wewenang yuridis kepada Putra-Nya. (Yohanes 5:27) Selanjutnya, sebagai Kepala sidang Kristen, Kristus menggunakan hamba yang setia dan bijaksana serta Badan Pimpinannya untuk mengangkat para penatua, yang kadang kala harus bertindak sebagai hakim. (Matius 24:45-47; 1 Korintus 5:12, 13; Titus 1:5, 9) Sebagai hakim bawahan, mereka bertanggung jawab mengikuti dengan saksama teladan dari Hakim-Hakim surgawi, Yehuwa dan Yesus Kristus.
Kristus—Hakim Teladan
2, 3. (a) Nubuat apa mengenai Mesias memperlihatkan sifat-sifat Kristus sebagai Hakim? (b) Pokok-pokok apa yang khususnya patut diperhatikan?
2 Mengenai Kristus sebagai Hakim, secara nubuat ditulis, ”Roh [Yehuwa] akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan [”pengetahuan”, NW] dan takut akan [Yehuwa]; ya, kesenangannya ialah takut akan [Yehuwa], Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan [”adil-benar”, NW], dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri [”bumi”, NW] dengan kejujuran.”—Yesaya 11:2-4.
3 Perhatikan dalam nubuat tersebut sifat-sifat yang memungkinkan Yesus ’menghakimi dunia dengan adil [”adil-benar”, NW].’ (Kisah 17:31) Ia menghakimi selaras dengan roh Yehuwa, hikmat ilahi, pengertian, nasihat, dan pengetahuan. Perhatikan pula, ia menghakimi dalam takut akan Yehuwa. Maka, ”takhta pengadilan Kristus” adalah wakil dari ”takhta pengadilan Allah”. (2 Korintus 5:10; Roma 14:10) Ia berhati-hati dalam menghakimi perkara-perkara sesuai dengan cara Allah menghakiminya. (Yohanes 8:16) Ia tidak menghakimi hanya berdasarkan penampilan atau berdasarkan kabar angin. Ia menghakimi dengan kejujuran terhadap orang-orang yang lembut dan yang tertindas. Benar-benar Hakim yang mengagumkan! Dan betapa teladan yang baik bagi manusia yang tidak sempurna yang diminta untuk bertindak dalam kemampuan yuridis dewasa ini!
Hakim-Hakim Dunia
4. (a) Apa salah satu fungsi dari ke-144.000 selama pemerintahan Milenium dari Kristus? (b) Nubuat apa memperlihatkan bahwa beberapa dari antara kaum terurap akan diangkat sebagai hakim ketika masih di bumi?
4 Alkitab menunjukkan bahwa kaum terurap Kristen yang relatif sedikit, dimulai dengan ke-12 rasul, akan menjadi rekan-rekan hakim bersama Yesus Kristus selama Milenium. (Lukas 22:28-30; 1 Korintus 6:2; Wahyu 20:4) Sisa dari kaum terurap Israel rohani di bumi juga telah dihakimi dan dipulihkan pada tahun 1918-19. (Maleakhi 3:2-4) Berkenaan dengan pemulihan Israel rohani, telah dinubuatkan, ”Aku akan mengembalikan para hakimmu seperti dahulu, dan para penasihatmu seperti semula.” (Yesaya 1:26) Maka, seperti yang telah Ia lakukan ”semula” bagi Israel jasmani, Yehuwa telah memberikan kepada kaum sisa yang dipulihkan, para hakim serta para penasihat yang adil-benar.
5. (a) Siapa yang ”ditetapkan menjadi hakim-hakim” setelah pemulihan Israel rohani, dan bagaimana mereka digambarkan dalam buku Wahyu? (b) Oleh siapa para pengawas terurap sekarang dibantu dalam pekerjaan yuridis, dan bagaimana mereka dilatih menjadi hakim yang lebih baik?
5 Pada mulanya, ’orang-orang berhikmat’ yang ”ditetapkan menjadi hakim-hakim”, semuanya adalah orang tua-tua atau penatua yang terurap. (1 Korintus 6:4, 5, NW) Para pengawas terurap yang setia dan direspek di dalam buku Wahyu digambarkan berada di tangan kanan Yesus, yaitu berada di bawah pengawasan dan bimbingannya. (Wahyu 1:16, 20; 2:1) Sejak tahun 1935 kaum terurap telah menerima dukungan yang loyal dari ”kumpulan besar” yang terus bertambah, yang harapannya adalah untuk melewati ”kesusahan yang besar” serta hidup selama-lamanya di bumi firdaus. (Wahyu 7:9, 10, 14-17) Seraya ”perkawinan Anak Domba” mendekat, semakin banyak dari golongan ini diangkat oleh Badan Pimpinan terurap untuk melayani sebagai penatua dan hakim di lebih dari 66.000 sidang Saksi-Saksi Yehuwa seluas bumi.a (Wahyu 19:7-9) Melalui sekolah-sekolah khusus, mereka dilatih menangani tanggung jawab dalam masyarakat ”dunia baru”. (2 Petrus 3:13) Sekolah Pelayanan Kerajaan, yang diadakan pada akhir tahun 1991 di banyak negeri, menekankan pada cara menangani kasus-kasus pengadilan dengan benar. Para penatua yang melayani sebagai hakim harus meniru Yehuwa dan Yesus Kristus, yang mengadili dengan benar serta adil.—Yohanes 5:30; 8:16; Wahyu 19:1, 2.
Hakim-Hakim yang ’Hidup dengan Hormat dan Takut’
6. Mengapa para penatua yang melayani sebagai panitia pengadilan perlu ’hidup dengan hormat dan takut’?
6 Jika Kristus sendiri mengadili dengan rasa takut kepada Yehuwa dan dengan bantuan roh-Nya, terlebih lagi seharusnya para penatua yang tidak sempurna! Apabila mereka ditugaskan melayani dalam panitia pengadilan, mereka perlu ’hidup dengan hormat dan takut’, datang kepada ’Bapa yang tanpa memandang muka menghakimi’ untuk membantu mereka mengadili dengan adil-benar. (1 Petrus 1:17, NW) Mereka perlu mengingat bahwa mereka berurusan dengan nyawa manusia, ’jiwa’ manusia, sebagai ”orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya”. (Ibrani 13:17) Mengingat hal ini, pasti mereka juga bertanggung jawab di hadapan Yehuwa atas segala kesalahan yuridis yang mereka lakukan, yang seharusnya dapat dihindari. Dalam komentarnya atas Ibrani 13:17, J. H. A. Ebrard menulis, ”Merupakan tugas sang gembala untuk menjaga jiwa-jiwa yang menjadi tanggung jawabnya, dan . . . ia harus bertanggung jawab atas mereka semua, juga atas orang-orang yang telah hilang akibat kesalahannya. Ini merupakan perintah yang serius. Baiklah setiap rohaniwan dari firman mempertimbangkan, bahwa ia telah dengan sukarela melaksanakan tanggung jawab jabatan yang sangat berat ini.”—Bandingkan Yohanes 17:12; Yakobus 3:1.
7. (a) Apa yang perlu diingat oleh para hakim zaman modern, dan apa seharusnya tujuan mereka? (b) Pelajaran apa seharusnya diperoleh para penatua dari Matius 18:18-20?
7 Para penatua yang bertindak dalam fungsi yuridis perlu mengingat bahwa Hakim yang sesungguhnya atas setiap perkara adalah Yehuwa dan Yesus Kristus. Ingat apa yang diberitahukan kepada para hakim di Israel, ”Bukanlah untuk manusia kamu memutuskan hukum, melainkan untuk [Yehuwa], yang ada beserta kamu, bila kamu memutuskan hukum. Sebab itu, kiranya kamu diliputi oleh rasa takut kepada [Yehuwa]. . . . Hendaklah kamu berbuat demikian, dan [”agar”, NW] kamu tidak akan bersalah.” (2 Tawarikh 19:6-10) Dengan rasa takut yang hormat, para penatua yang mengadili suatu kasus perlu berbuat semaksimal mungkin untuk memastikan bahwa Yehuwa benar-benar ’bersama mereka dalam perkara pengadilan’. Keputusan mereka seharusnya secara saksama mencerminkan cara Yehuwa dan Kristus mempertimbangkan kasus tersebut. Apa yang mereka secara simbolis ’ikat’ (temukan bersalah) atau ’lepaskan’ (temukan tak bersalah) di bumi seharusnya telah diikat atau dilepaskan di surga—sebagaimana diungkapkan dalam apa yang ditulis dalam Firman Allah. Jika mereka berdoa kepada Yehuwa dalam nama Yesus, Yesus akan ”ada di tengah-tengah mereka” untuk membantu mereka. (Matius 18:18-20, catatan kaki NW; The Watchtower, 15 Februari 1988, halaman 9) Suasana saat berlangsungnya pemeriksaan kasus pengadilan hendaknya memperlihatkan bahwa Yesus benar-benar berada di tengah-tengah mereka.
Gembala-Gembala Sepenuh Waktu
8. Apa seharusnya yang menjadi perhatian utama para penatua, sebagaimana dicontohkan Yehuwa, dan Kristus Yesus? (Yesaya 40:10, 11; Yohanes 10:11, 27-29)
8 Para penatua tidaklah menghakimi sepenuh waktu. Mereka adalah gembala-gembala sepenuh waktu. Mereka adalah penyembuh, bukannya pemberi hukuman. (Yakobus 5:13-16) Pemikiran dasar di balik kata Yunani untuk pengawas (e·piʹsko·pos) adalah pelindung. The Theological Dictionary of the New Testament menyatakan, ”Menambah kata gembala [di 1 Petrus 2:25], istilah [e·piʹsko·pos] memaksudkan tugas penggembalaan yakni melindungi atau menjaga.” Ya, tanggung jawab utama mereka adalah menjaga domba-domba serta melindungi mereka, menjaga mereka tetap di dalam kawanan.
9, 10. (a) Bagaimana Paulus menandaskan tugas utama dari para penatua, maka pertanyaan apa yang perlu diajukan? (b) Apa yang dinyatakan secara tidak langsung dengan kata-kata Paulus di Kisah 20:29, maka bagaimana caranya para penatua perlu berupaya mengurangi kasus-kasus pengadilan?
9 Ketika berbicara kepada para penatua di sidang Efesus, rasul Paulus memberi penekanan pada tempatnya, ”Jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik [”pengawas”, NW] untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri.” (Kisah 20:28) Paulus menyoroti penggembalaan, bukannya pemberian hukuman. Ada baiknya beberapa penatua merenungkan pertanyaan berikut: ’Dapatkah kita menghemat banyaknya waktu yang diperlukan untuk memeriksa dan menangani kasus-kasus pengadilan apabila kita memberikan lebih banyak waktu serta usaha untuk penggembalaan?’
10 Memang, Paulus memperingatkan terhadap ”serigala-serigala yang ganas”. Tetapi bukankah ia mencela orang-orang ini karena ’tidak memperlakukan kawanan itu dengan lemah lembut’? (Kisah 20:29, NW) Dan meskipun ia menyatakan secara tidak langsung agar para pengawas mengeluarkan ”serigala-serigala” ini, tidakkah kata-katanya memperlihatkan bahwa para penatua perlu memperlakukan anggota-anggota lain dari kawanan tersebut ”dengan lemah lembut”? Jika seorang domba menjadi lemah secara rohani dan berhenti melayani Allah, apa yang ia butuhkan—dipukul atau disembuhkan, dihukum atau digembalakan? (Yakobus 5:14, 15) Karena itu, para penatua hendaknya dengan tetap tentu menjadwalkan waktu untuk penggembalaan. Hal ini akan membawa hasil yang baik berupa lebih sedikit waktu digunakan dalam kasus-kasus pengadilan yang menghabiskan banyak waktu, yang melibatkan kristiani yang telah melakukan dosa. Pastilah, para penatua harus terutama prihatin untuk menyediakan suatu sumber kelegaan dan penyegaran, dengan demikian memajukan perdamaian, ketenangan, dan kesejahteraan di antara umat Yehuwa.—Yesaya 32:1, 2.
Melayani sebagai Gembala-Gembala dan Hakim-Hakim yang Membawa Kebaikan
11. Mengapa para penatua yang melayani dalam panitia pengadilan perlu bertindak tanpa pandang bulu dan dengan ”hikmat yang dari atas”?
11 Penggembalaan secara lebih intensif sebelum seorang kristiani mengambil langkah yang salah kemungkinan besar akan mengurangi kasus-kasus pengadilan di antara umat Yehuwa. (Bandingkan Galatia 6:1.) Namun, karena dosa dan ketidaksempurnaan manusia, para pengawas Kristen dari waktu ke waktu mungkin harus menghadapi kasus-kasus perbuatan salah. Prinsip-prinsip apa seharusnya membimbing mereka? Prinsip-prinsip ini tidak berubah sejak zaman Musa atau masa awal kekristenan. Kata-kata Musa yang ditujukan kepada para hakim di Israel masih berlaku, ”Berilah perhatian kepada perkara-perkara di antara saudara-saudaramu dan berilah keputusan yang adil [”adil-benar”, NW] . . . Dalam mengadili jangan pandang bulu.” (Ulangan 1:16, 17) Tidak pandang bulu adalah karakteristik dari ”hikmat yang dari atas”, hikmat yang sangat penting bagi para penatua yang melayani dalam panitia pengadilan. (Yakobus 3:17; Amsal 24:23) Hikmat demikian akan membantu mereka melihat perbedaan antara kelemahan dengan kejahatan.
12. Dalam arti apa para hakim perlu menjadi tidak hanya adil-benar tetapi juga baik?
12 Para penatua harus ’memberi keputusan yang adil-benar’, selaras dengan standar-standar Yehuwa sehubungan dengan apa yang benar dan yang salah. (Mazmur 19:10) Namun, seraya mereka berusaha menjadi orang yang adil-benar, mereka juga perlu berupaya menjadi orang yang baik, dalam arti yang berbeda yang Paulus nyatakan dalam Roma 5:7, 8. Memberi komentar atas ayat-ayat ini, sebuah artikel dengan judul ”Adil-Benar”, dalam Insight on the Scriptures menyatakan, ”Penggunaan kata Yunaninya memperlihatkan bahwa pribadi yang patut diperhatikan, atau dibedakan karena kebaikan yaitu seseorang yang penuh kebajikan (ingin melakukan apa yang baik atau yang membawa manfaat bagi orang lain) serta dermawan (secara aktif memperlihatkan kebaikan-kebaikan demikian). Pribadi itu tidak sekadar memperhatikan apa yang dituntut keadilan melainkan berbuat lebih, dimotivasikan oleh timbang rasa yang menyeluruh kepada orang-orang lain serta ingin memberi manfaat serta bantuan bagi mereka.” (Jilid 2, halaman 809) Para penatua yang tidak hanya adil-benar tetapi juga baik akan memperlakukan orang-orang yang berbuat dosa dengan timbang rasa yang baik hati. (Roma 2:4) Mereka hendaknya ingin memperlihatkan kemurahan hati serta belas kasihan. Mereka harus melakukan sebisa-bisanya untuk membantu orang yang berbuat salah melihat perlunya bertobat, bahkan meskipun pada mulanya ia tampaknya tidak menanggapi upaya mereka.—Efesus 4:32–5:1; Yakobus 2:13; Yudas 22, 23.
Sikap Sepatutnya Saat Pemeriksaan
13. (a) Ketika seorang penatua bertindak sebagai hakim, ia tidak boleh berhenti menjadi apa? (b) Nasihat apa oleh Paulus berlaku pula pada saat pemeriksaan pengadilan?
13 Jika suatu situasi menuntut pemeriksaan pengadilan, para pengawas sepatutnya tidak lupa bahwa mereka tetap adalah gembala-gembala, berurusan dengan domba-domba Yehuwa, di bawah ”Gembala yang baik”. (Yohanes 10:11) Nasihat yang Paulus berikan untuk bantuan tetap tentu kepada domba yang berada dalam kesukaran berlaku juga saat pemeriksaan pengadilan. Ia menulis, ”Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan. Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.”—Galatia 6:1, 2.b
14. Bagaimana seharusnya para penatua memandang pemeriksaan-pemeriksaan pengadilan, dan bagaimana seharusnya sikap mereka terhadap seorang yang berbuat salah?
14 Sebaliknya daripada menganggap diri mereka sendiri sebagai hakim yang unggul, yang bertemu untuk menjatuhkan penghukuman, para penatua yang melayani dalam panitia pengadilan seharusnya memandang pemeriksaan itu sebagai aspek lain dari tugas penggembalaan mereka. Salah seorang dari domba-domba Yehuwa sedang dalam kesulitan. Apa yang dapat mereka lakukan untuk menyelamatkan dia? Apakah sudah terlalu terlambat untuk membantu domba ini yang telah tersesat dari kawanan? Kami harap tidak. Para penatua hendaknya memelihara pandangan yang positif berkenaan memperlihatkan belas kasihan bila hal ini patut. Bukannya mereka perlu merendahkan standar-standar Yehuwa jika suatu dosa serius telah dilakukan. Tetapi kesadaran mereka akan keadaan apa pun yang memperingan akan membantu mereka mengulurkan belas kasihan jika memungkinkan. (Mazmur 103:8-10; 130:3) Sayangnya, beberapa orang yang berbuat salah demikian keras kepala dalam sikap mereka sehingga para penatua harus memperlihatkan ketegasan, namun tidak pernah kasar.—1 Korintus 5:13.
Tujuan dari Pemeriksaan Pengadilan
15. Bila masalah serius muncul antara individu-individu, apa yang pertama-tama perlu dipastikan?
15 Jika problem yang serius timbul antara individu-individu, para penatua yang bijaksana mula-mula akan memeriksa apakah orang-orang yang terlibat telah berupaya menyelesaikan masalah itu secara pribadi, sesuai dengan Matius 5:23, 24 atau Matius 18:15. Jika ini gagal, mungkin nasihat oleh satu atau dua penatua akan cukup. Tindakan yuridis dibutuhkan hanya jika suatu dosa yang serius telah dilakukan yang dapat mengarah kepada pemecatan. (Matius 18:17; 1 Korintus 5:11) Harus ada bukti yang kuat dari Alkitab untuk membentuk panitia pengadilan. Jika sebuah panitia dibentuk, penatua-penatua yang paling memenuhi syarat harus dipilih untuk kasus yang khusus itu. (Lihat Menara Pengawal, 15 September 1989, halaman 18.)
16. Apa yang para penatua upayakan tercapai dengan mengadakan pemeriksaan pengadilan?
16 Apa yang para penatua upayakan tercapai dengan mengadakan pemeriksaan pengadilan? Pertama-tama, mustahil untuk berlaku adil-benar kecuali jika kebenarannya diketahui. Sebagaimana di Israel, masalah-masalah serius perlu ’diperiksa baik-baik’. (Ulangan 13:14; 17:4) Jadi, salah satu tujuan dari tindakan pemeriksaan adalah untuk mencari tahu fakta-fakta dari kasus tersebut. Namun ini dapat dan harus dilaksanakan disertai kasih. (1 Korintus 13:4, 6, 7) Ketika fakta-faktanya telah diketahui, para penatua akan melakukan apa yang perlu dilakukan untuk melindungi sidang dan mempertahankan di dalamnya standar-standar Yehuwa yang tinggi serta menjaga agar roh-Nya tetap tercurah dengan bebas. (1 Korintus 5:7, 8) Namun, salah satu tujuan dari tindakan pemeriksaan adalah untuk menyelamatkan seorang pedosa yang ada dalam bahaya, jika memungkinkan.—Bandingkan Lukas 15:8-10.
17. (a) Bagaimana seharusnya seorang tertuduh diperlakukan selama pemeriksaan, dan dengan tujuan apa? (b) Apa yang dituntut di pihak anggota-anggota panitia pengadilan?
17 Seorang tertuduh tidak pernah boleh diperlakukan selain sebagai seorang domba milik Allah. Ia harus diperlakukan dengan lemah lembut. Jika suatu dosa (atau dosa-dosa) telah dilakukan, tujuan para hakim yang adil-benar adalah untuk membantu si pedosa memperbaiki diri, mengerti kesalahan dari haluannya, bertobat, dan dengan demikian direbut dari ”jerat Iblis”. Hal ini akan menuntut ”seni mengajar”, ’menuntun dengan lemah lembut’. (2 Timotius 2:24-26; 4:2) Bagaimana jika si pedosa menyadari ia telah berdosa, benar-benar tertusuk hatinya, dan memohon pengampunan dari Yehuwa? (Bandingkan Kisah 2:37.) Jika panitia yakin bahwa ia secara tulus menginginkan bantuan, biasanya tidak perlu untuk memecatnya.—Lihat The Watchtower, 1 Januari 1983, halaman 31, paragraf 1.
18. (a) Bilamana panitia pengadilan perlu memperlihatkan ketegasan dalam memecat seorang pelanggar? (b) Mengingat situasi yang memilukan hati apa seharusnya para penatua upayakan sebisa-bisanya demi membantu domba yang tersesat?
18 Di lain pihak, jika para anggota panitia pengadilan berhadapan dengan kasus yang jelas dari kemurtadan tanpa penyesalan, atas kehendak sendiri memberontak melawan hukum-hukum Allah, atau kejahatan semata-mata, tugas mereka adalah untuk melindungi anggota-anggota lain dari sidang dengan memecat si pelanggar yang tidak bertobat itu. Panitia pengadilan tidak wajib untuk berulang kali bertemu dengan orang yang berbuat salah atau mendikte kata-kata untuk ia ucapkan, berupaya memaksa dia untuk bertobat, jika jelas ia tidak memperlihatkan kesedihan ilahi.c Dalam tahun-tahun belakangan ini pemecatan seluas dunia telah mencapai kira-kira 1 persen dari jumlah penyiar. Itu berarti dari antara kira-kira seratus domba yang tetap berada dalam kawanan, satu hilang—setidak-tidaknya untuk sementara waktu. Pertimbangkan waktu serta upaya yang dibutuhkan untuk membawa kembali satu orang ke dalam kawanan, tidakkah memilukan hati mengetahui bahwa puluhan ribu ’diserahkan kembali kepada Setan’ setiap tahunnya?—1 Korintus 5:5.
19. Apa yang tidak boleh dilupakan para penatua yang melayani dalam panitia pengadilan, maka apa yang akan menjadi tujuan mereka?
19 Para penatua yang mulai menangani kasus pengadilan perlu mengingat bahwa kebanyakan kasus perbuatan dosa dalam sidang menyangkut kelemahan, bukannya kejahatan. Mereka tidak pernah boleh melupakan ilustrasi Yesus tentang domba yang hilang, yang ia akhiri dengan kata-kata, ”Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.” (Lukas 15:7) Sungguh, ”Tuhan [”Yehuwa”, NW] . . . menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” (2 Petrus 3:9) Dengan bantuan Yehuwa, semoga panitia pengadilan di seluruh dunia berupaya sebisa-bisanya untuk menghasilkan sukacita di surga dengan membantu orang-orang yang berbuat salah melihat perlunya bertobat serta menetapkan langkah mereka kembali ke jalan yang sempit yang menuju kehidupan kekal.—Matius 7:13, 14.
[Catatan Kaki]
a Untuk kedudukan para penatua di antara domba-domba lain sehubungan dengan tangan kanan Kristus, lihatlah buku Wahyu—Klimaksnya yang Menakjubkan Sudah Dekat!, diterbitkan oleh the Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc., halaman 136, catatan kaki.
c Lihat The Watchtower, 1 September 1981, halaman 26, paragraf 24, atau wIN No. 37, halaman 10, paragraf 24.
Pertanyaan Ulangan
◻ Dengan mengikuti teladan Gembala yang Agung serta Gembala yang Baik, apa yang seharusnya menjadi perhatian utama para penatua?
◻ Dengan cara apa para penatua dapat berupaya keras mengurangi jumlah kasus pengadilan?
◻ Dalam arti apa para hakim perlu menjadi tidak hanya adil-benar tetapi juga baik?
◻ Bagaimana seharusnya seorang yang berbuat salah diperlakukan saat pemeriksaan, dan dengan tujuan apa?
◻ Mengapa pemecatan menjadi upaya terakhir jika upaya lainnya gagal?
[Gambar di hlm. 16]
Jika penggembalaan yang sepatutnya dilakukan, banyak kasus pengadilan dapat dihindari
[Gambar di hlm. 18]
Bahkan saat pemeriksaan pengadilan, para penatua perlu berupaya memperbaiki seorang yang berbuat salah dengan semangat lemah lembut