PASAL EMPAT BELAS
Saudara Bisa Mendapat Manfaat dari Perjanjian Baru
1. Tugas ganda apa yang dilaksanakan Yeremia?
YEHUWA memberi Yeremia tugas ganda. Bagian pertama dari tugasnya adalah ”mencabut, merobohkan, membinasakan, dan meruntuhkan”. Bagian lainnya adalah ”membangun dan menanam”. Sang Nabi melaksanakan bagian yang pertama dengan menyingkapkan kefasikan orang Yahudi yang angkuh, mengumumkan penghakiman Allah atas mereka dan juga atas Babilon. Namun, Yeremia juga menubuatkan harapan untuk masa depan. Ia menubuatkan pembangunan dari apa yang Allah maksudkan untuk dibangun dan penanaman dari apa yang Ia maksudkan untuk ditanam. Misalnya, Yeremia memenuhi bagian kedua dari tugasnya sewaktu ia mengarahkan beritanya pada pemulihan orang-orang Yahudi ke negeri asal mereka.—Yer. 1:10; 30:17, 18.
2. Mengapa Yehuwa melaksanakan penghukuman atas umat-Nya, dan sampai sejauh mana?
2 Fakta bahwa Yeremia mengumumkan pemulihan tidak berarti bahwa belum apa-apa Allah sudah memanjakan umat-Nya atau mengompromikan standar keadilan-Nya. Tidak, Ia akan melaksanakan penghukuman atas orang-orang Yahudi yang suka memberontak. (Baca Yeremia 16:17, 18.) Pada zaman Yeremia, hanya segelintir orang di Yerusalem yang ”menjalankan keadilan” atau ”mengupayakan kesetiaan”, dan kesabaran Yehuwa sudah sampai pada batasnya. Ia mengatakan, ”Aku sudah jemu merasa menyesal.” (Yer. 5:1; 15:6, 7) Orang-orang Yahudi itu sudah ”kembali kepada kesalahan bapak-bapak leluhur mereka yang mula-mula, yang tidak mau menaati” firman Yehuwa. Lagi pula, mereka membuat Allah marah dengan mengadakan hubungan zina dengan allah-allah palsu. (Yer. 11:10; 34:18) Yehuwa akan mengoreksi umat-Nya, bahkan mendera mereka, ”sampai taraf yang patut”. Sebagai hasilnya, sejumlah individu mungkin akan menjadi sadar dan kembali kepada-Nya.—Yer. 30:11; 46:28.
3. Mengapa Saudara hendaknya memerhatikan nubuat tentang perjanjian baru?
3 Allah menggunakan Yeremia untuk menubuatkan sesuatu yang akan mendatangkan manfaat yang jauh lebih luas dan langgeng—suatu perjanjian baru. Seraya membahas tulisan-tulisan nubuat Yeremia, kita punya banyak alasan untuk berfokus pada aspek yang gemilang ini: perjanjian baru. Perjanjian ini akan menggantikan perjanjian yang telah dibuat dengan Israel setelah mereka keluar dari Mesir, dengan Musa sebagai perantaranya. (Baca Yeremia 31:31, 32.) Saat menetapkan Perjamuan Malam Tuan, Yesus Kristus berbicara tentang perjanjian baru ini, sehingga pastilah hal itu menarik perhatian kita. (Luk. 22:20) Rasul Paulus menyebutkan perjanjian ini ketika menulis kepada orang Ibrani. Ia mengutip nubuat Yeremia dan menandaskan pentingnya perjanjian baru. (Ibr. 8:7-9) Tetapi, apa tepatnya yang dimaksud dengan perjanjian baru itu? Mengapa perjanjian itu menjadi perlu? Siapa saja yang terlibat, dan bagaimana Saudara secara pribadi mendapat manfaatnya? Mari kita periksa.
MENGAPA ADA PERJANJIAN BARU?
4. Apa yang dicapai oleh perjanjian Hukum?
4 Untuk memahami perjanjian baru, pertama-tama kita harus memahami tujuan dari perjanjian yang sebelumnya, perjanjian Hukum. Perjanjian itu akan mencapai sejumlah tujuan yang bagus bagi bangsa itu yang sedang menantikan Benih yang dijanjikan, yang akan menjadi sarana untuk memberkati banyak orang. (Kej. 22:17, 18) Sewaktu orang Israel menerima perjanjian Hukum, mereka menjadi ”milik [Allah] yang istimewa”. Di bawah perjanjian ini, suku Lewi akan menyediakan imam-imam bagi bangsa itu. Ketika membuat perjanjian nasional antara diri-Nya dan Israel di Gunung Sinai, Yehuwa menyebutkan ”suatu kerajaan imam dan suatu bangsa yang kudus” namun tidak menyingkapkan kapan dan melalui sarana apa hal ini akan dicapai. (Kel. 19:5-8) Sebelum hal itu terwujud, perjanjian itu membuat jelas bahwa orang Israel tidak dapat menaati semua aspek dari Hukum itu. Jadi, perjanjian itu membuat dosa mereka nyata. Itulah sebabnya, di bawah Hukum, orang Israel harus mempersembahkan korban secara rutin untuk menutup dosa mereka. Namun jelaslah, dibutuhkan sesuatu yang lebih, korban yang sempurna yang tidak perlu dipersembahkan berulang kali. Ya, ada kebutuhan yang sangat nyata untuk memperoleh pengampunan dosa yang permanen.—Gal. 3:19-22.
5. Mengapa Yehuwa menubuatkan perjanjian baru?
5 Dengan demikian, kita dapat mulai mengerti mengapa, bahkan sewaktu perjanjian Hukum masih berlaku, Allah menyuruh Yeremia bernubuat tentang perjanjian yang lain, perjanjian baru. Karena kasih dan kebaikan-Nya, Yehuwa ingin menyediakan bantuan yang permanen bagi lebih dari satu bangsa. Melalui Yeremia, Allah mengatakan mengenai orang-orang yang terlibat dalam perjanjian di masa depan ini, ”Aku akan mengampuni kesalahan mereka, dan dosa mereka tidak akan kuingat lagi.” (Yer. 31:34) Meskipun janji itu diberikan di zaman Yeremia, hal itu merupakan harapan yang gemilang bagi seluruh umat manusia. Mengapa demikian?
6, 7. (a) Bagaimana perasaan beberapa orang tentang keadaan mereka yang berdosa? (b) Mengapa merenungkan perjanjian baru dapat membesarkan hati Saudara?
6 Kita masih belum sempurna dan sering menyadari kenyataan ini. Hal ini dilukiskan oleh pengalaman seorang saudara yang sedang berjuang melawan kelemahan pribadi yang sulit. Ia berkomentar, ”Sewaktu sedang kambuh, aku merasa sangat terpuruk. Aku merasa tidak akan pernah bisa memperbaiki apa yang telah kulakukan. Sulit sekali rasanya untuk berdoa. Aku mengawali dengan kata-kata, ’Yehuwa, saya tidak tahu apakah Engkau akan mendengar doa ini, tapi . . . ’” Orang-orang yang mengalami kekambuhan atau yang berbuat dosa merasa seakan-akan ”kumpulan awan” menghalangi doa-doa mereka sehingga tidak sampai kepada Allah. (Rat. 3:44) Yang lain dihantui kenangan buruk perbuatan salah di masa lalu, bertahun-tahun setelah kejadiannya. Bahkan orang-orang Kristen teladan bisa jadi mengucapkan hal-hal yang belakangan mereka sesali.—Yak. 3:5-10.
7 Kita hendaknya tidak berpikir bahwa kita tidak akan pernah melakukan hal-hal yang buruk. (1 Kor. 10:12) Bahkan rasul Paulus menyadari bahwa ia berbuat salah. (Baca Roma 7:21-25.) Sehubungan dengan hal ini, perjanjian baru perlu dipikirkan. Allah berjanji bahwa salah satu aspek utama perjanjian baru adalah bahwa Ia tidak akan lagi mengingat dosa. Sungguh suatu manfaat yang tak terbandingkan! Yeremia pastilah sangat tergugah sewaktu menubuatkan hal itu, dan kita juga dapat tergugah seraya kita belajar lebih banyak tentang perjanjian baru dan melihat bagaimana kita bisa memperoleh manfaat dari perjanjian itu.
Mengapa Allah menetapkan suatu perjanjian baru?
APA PERJANJIAN BARU ITU?
8, 9. Untuk mewujudkan pengampunan dosa, Yehuwa harus mengorbankan apa?
8 Seraya Saudara belajar untuk mengenal Yehuwa lebih baik, Saudara akan semakin menyadari bahwa Ia sangat baik dan berbelaskasihan kepada manusia yang tidak sempurna. (Mz. 103:13, 14) Ketika menubuatkan perjanjian baru itu, Yeremia menandaskan bahwa Yehuwa akan ”mengampuni kesalahan mereka” dan tidak mengingat dosa lagi. (Yer. 31:34) Saudara dapat membayangkan bahwa Yeremia mungkin telah bertanya-tanya bagaimana Allah akan mewujudkan pengampunan itu. Setidaknya ia dapat mengerti bahwa sewaktu berbicara tentang perjanjian baru, Allah memaksudkan bahwa akan ada persetujuan, atau kontrak, antara Dia dan manusia. Dengan satu atau lain cara, melalui perjanjian itu, Yehuwa akan mewujudkan apa yang Ia ilhamkan kepada Yeremia untuk disampaikan, termasuk pengampunan. Perinciannya akan diketahui saat Allah menyingkapkan lebih lanjut maksud tujuan-Nya, termasuk apa yang akan dilakukan sang Mesias.
9 Saudara mungkin pernah melihat orang tua yang memanjakan anak-anak mereka, tidak mendisiplin mereka. Apakah Yehuwa seperti itu? Tentu tidak! Hal ini jelas dari cara perjanjian baru dilaksanakan. Allah tidak membatalkan dosa, tetapi dengan cermat memenuhi standar keadilan-Nya sendiri dengan menyediakan dasar yang sah untuk mengampuni dosa, disertai pengorbanan yang besar di pihak-Nya. Saudara dapat memahami hal ini dengan memerhatikan apa yang ditulis Paulus sewaktu membahas perjanjian baru. (Baca Ibrani 9:15, 22, 28.) Paulus menyebut tentang ’melepaskan melalui tebusan’ dan mengatakan bahwa ”jika darah tidak dicurahkan tidak akan ada pengampunan”. Dalam hal perjanjian baru, ini tidak memaksudkan darah lembu jantan atau kambing seperti yang dipersembahkan sebagai korban di bawah Hukum. Ya, perjanjian baru diberlakukan oleh darah Yesus. Berdasarkan korban yang sempurna itu, Yehuwa dapat ’mengampuni kesalahan dan dosa’ secara permanen. (Kis. 2:38; 3:19) Tetapi, siapa yang akan terlibat dalam perjanjian baru ini dan memperoleh pengampunan? Bukan bangsa Yahudi. Yesus berkata bahwa Allah akan menolak orang Yahudi, orang-orang yang mempersembahkan korban binatang di bawah Hukum, dan Ia akan berpaling kepada bangsa lain. (Mat. 21:43; Kis. 3:13-15) Bangsa itu adalah ”Israel milik Allah”, yang terdiri dari orang-orang Kristen yang diurapi roh kudus. Pada dasarnya, perjanjian Hukum diadakan antara Allah dan Israel jasmani, sedangkan perjanjian baru antara Allah Yehuwa dan Israel rohani, dengan Yesus sebagai Perantaranya.—Gal. 6:16; Rm. 9:6.
10. (a) Siapakah ”tunas” bagi Daud? (b) Bagaimana manusia dapat memperoleh manfaat dari ”tunas” itu?
10 Yeremia menggambarkan Pribadi yang akan datang, sang Mesias, sebagai ”tunas” bagi Daud. Hal itu cocok. Meskipun selama Yeremia melayani sebagai nabi, pohon dinasti Daud telah ditebang. Namun, tunggulnya belum mati. Ketika tiba waktunya, Yesus lahir dari garis keturunan Raja Daud. Ia dapat disebut ”Yehuwa Adalah Keadilbenaran Kita”, yang menonjolkan kepedulian Allah yang dalam terhadap sifat itu. (Baca Yeremia 23:5, 6.) Yehuwa mengizinkan Putra satu-satunya yang diperanakkan mengalami penderitaan di bumi dan mati. Kemudian, Yehuwa—selaras dengan keadilan—dapat memberlakukan nilai korban tebusan dari ”tunas” bagi Daud sebagai dasar pengampunan. (Yer. 33:15) Hal ini membuka jalan bagi sejumlah orang untuk dinyatakan ”adil-benar untuk kehidupan” dan diurapi dengan roh kudus, menjadi pihak dalam perjanjian baru tersebut. Sebagai bukti lebih jauh dari kepedulian Allah terhadap keadilbenaran, orang-orang lain yang tidak langsung terlibat dalam perjanjian itu dapat dan memang memperoleh manfaat darinya, sebagaimana yang akan kita lihat.—Rm. 5:18.
11. (a) Di mana hukum perjanjian baru ditulis? (b) Mengapa ”domba-domba lain” berminat akan hukum perjanjian baru?
11 Apakah Saudara ingin mengetahui aspek-aspek lain yang khas dalam perjanjian baru? Satu perbedaan utama antara perjanjian itu dan perjanjian Hukum Musa adalah di mana perjanjian itu ditulis. (Baca Yeremia 31:33.) Sepuluh Perintah dalam perjanjian Hukum ditulis pada dua lempeng batu, yang akhirnya lenyap. Sebagai kontras, Yeremia menubuatkan bahwa hukum dari perjanjian baru akan ditulis dalam hati manusia, dan itu akan bertahan. Orang-orang yang menjadi pihak dalam perjanjian baru, orang-orang Kristen terurap, benar-benar menghargai hukum ini. Bagaimana dengan orang-orang yang secara tidak langsung terlibat dalam perjanjian baru tersebut, ”domba-domba lain”, yang berharap untuk hidup kekal di bumi? (Yoh. 10:16) Mereka ini juga suka akan hukum Allah. Dapat dikatakan, mereka seperti orang-orang asing di Israel, yang menerima dan mendapat manfaat dari Hukum Musa.—Im. 24:22; Bil. 15:15.
12, 13. (a) Apa hukum perjanjian baru itu? (b) Di bawah ”hukum Kristus”, mengapa Saudara tidak merasa terpaksa melayani Allah?
12 Bagaimana Saudara akan menjawab jika ditanya, ’Hukum apakah itu yang ditulis dalam hati orang-orang Kristen terurap?’ Hukum ini juga disebut ”hukum Kristus”, yang pertama-tama diberikan kepada orang Israel rohani, yang terlibat dalam perjanjian baru itu. (Gal. 6:2; Rm. 2:28, 29) Saudara dapat meringkaskan ”hukum Kristus” dengan satu kata: kasih. (Mat. 22:36-39) Bagaimana anggota kaum terurap membuat hukum itu tertulis dalam hati mereka? Dua cara utamanya adalah dengan mempelajari Firman Allah dan menghampiri Yehuwa dalam doa. Dengan demikian, kedua aspek ibadat sejati itu sepatutnya menjadi fitur tetap dalam kehidupan semua orang Kristen sejati, bahkan mereka yang tidak terlibat dalam perjanjian baru tetapi ingin memperoleh manfaatnya.
13 ”Hukum Kristus” disebut sebagai ”hukum yang sempurna yang berkaitan dengan kemerdekaan” dan ”hukum dari umat yang merdeka”. (Yak. 1:25; 2:12) Banyak yang lahir di bawah Hukum Musa, tetapi tidak ada yang terlahir dalam perjanjian baru atau di bawah hukum Kristus. Tidak seorang pun yang menaati hukum Kristus dipaksa untuk melayani Allah. Sebaliknya, mereka senang mengetahui bahwa hukum Allah dapat ditulis dalam hati dan bahwa manfaat kekal dari perjanjian yang dinubuatkan Yeremia tersedia bagi manusia dewasa ini.
Bagaimana Allah mewujudkan pengampunan melalui perjanjian baru? Bagaimana Saudara dapat belajar tentang hukum yang tertulis dalam hati?
PENERIMA MANFAAT PERJANJIAN BARU
14. Siapa yang jelas-jelas mendapat manfaat dari perjanjian baru?
14 Sewaktu mengetahui bahwa ke-144.000 terlibat dalam perjanjian baru, ada orang yang mungkin mengira bahwa hanya mereka ini yang mendapat manfaatnya. Barangkali mereka berpikir demikian karena hanya orang-orang terurap yang ambil bagian dari lambang-lambang pada Peringatan kematian Kristus setiap tahun, yang menggunakan anggur sebagai lambang ’darah perjanjian’. (Mrk. 14:24) Namun, ingat bahwa orang-orang yang terlibat dalam perjanjian baru harus menjadi rekan-rekan bersama Yesus sebagai ”benih” Abraham, yang melaluinya semua bangsa akan diberkati. (Gal. 3:8, 9, 29; Kej. 12:3) Dengan satu atau lain cara, melalui perjanjian baru itu, Yehuwa akan menggenapi janji-Nya untuk memberkati seluruh umat manusia melalui ”benih” Abraham.
15. Menurut nubuat, peranan apa yang akan dimiliki kaum terurap?
15 Yesus Kristus, bagian utama dari benih Abraham, melayani sebagai Imam Besar, dan ia menyediakan korban yang sempurna yang memungkinkan pengampunan kesalahan dan dosa. (Baca Ibrani 2:17, 18.) Namun, lama berselang Allah menunjuk ke ”suatu kerajaan imam dan suatu bangsa yang kudus” di masa depan. (Kel. 19:6) Dalam Israel jasmani, imam-imam berasal dari satu suku, dan raja-raja berasal dari suku lain. Jadi, bagaimana bangsa raja-imam yang dijanjikan ini akan terwujud? Rasul Petrus mengalamatkan suratnya yang pertama kepada orang-orang yang disucikan oleh roh. (1 Ptr. 1:1, 2) Ia menyebut orang-orang tersebut sebagai ”keimaman kerajaan, bangsa yang kudus, umat untuk milik yang istimewa”. (1 Ptr. 2:9) Maka, orang-orang Kristen terurap dalam perjanjian baru itu akan melayani sebagai imam-imam bawahan. Bayangkan apa artinya itu! Kita setiap hari berjuang di bawah pengaruh dosa, yang masih ”berkuasa sebagai raja”. Orang-orang yang melayani sebagai imam-imam bawahan mengalami hal yang sama. (Rm. 5:21) Mereka mengetahui bagaimana perasaan orang yang berbuat salah dan yang bergulat dengan rasa bersalah. Jadi, bersama Kristus, mereka akan dapat bersimpati terhadap kita seraya kita mengatasi kecenderungan untuk berdosa.
16. Anjuran apa yang bisa diperoleh ”kumpulan besar” dari Penyingkapan 7:9, 14?
16 Di Penyingkapan 7:9, 14, ”kumpulan besar” tampak ”mengenakan jubah putih”, yang menyiratkan kedudukan yang bersih di hadapan Allah. Agar dapat selamat melewati ”kesengsaraan besar”, kumpulan besar itu sekarang sedang dibentuk. Karena itu, bahkan sekarang mereka mendapatkan kedudukan yang adil-benar hingga taraf tertentu di hadapan Allah. Mereka dinyatakan adil-benar sebagai sahabat Yehuwa. (Rm. 4:2, 3; Yak. 2:23) Betapa menakjubkan manfaat itu! Jika Saudara bagian dari kumpulan besar itu, Saudara dapat yakin bahwa Allah bersedia membantu seraya Saudara berjuang untuk tetap bersih di mata-Nya.
17. Dalam arti apa Yehuwa tidak lagi ’mengingat’ dosa?
17 Apa yang terjadi dengan dosa orang-orang yang diperkenan Allah? Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Yehuwa berfirman melalui Yeremia, ”Aku akan mengampuni kesalahan mereka, dan dosa mereka tidak akan kuingat lagi.” (Yer. 31:34) Allah melakukan hal ini bagi kaum terurap atas dasar korban Yesus. Dengan cara yang sama, Allah dapat mengampuni dosa kumpulan besar atas dasar ’darah perjanjian’ yang sama. Kata-kata Yeremia bahwa Allah tidak akan ’mengingat’ lagi dosa tidak menyiratkan bahwa Dia tidak dapat mengingat dosa karena memang lupa. Sebaliknya, hal itu menunjukkan bahwa setelah Yehuwa memberikan disiplin yang dibutuhkan dan mengampuni pedosa yang bertobat, Allah tidak lagi membiarkan dosa masa lalu memengaruhi sikap-Nya terhadap orang tersebut. Pikirkan dosa Raja Daud berkenaan Bat-syeba dan Uria. Daud menerima disiplin dan mengalami konsekuensi dosa-dosanya. (2 Sam. 11:4, 15, 27; 12:9-14; Yes. 38:17) Namun, Allah tidak terus meminta pertanggungjawaban Daud atas dosa-dosa tersebut. (Baca 2 Tawarikh 7:17, 18.) Sebagaimana ditunjukkan dalam perjanjian baru, setelah Yehuwa mengampuni dosa, berdasarkan korban Yesus, Ia tidak mengingatnya lagi.—Yeh. 18:21, 22.
18, 19. Perjanjian baru memuat pelajaran apa tentang pengampunan?
18 Maka, perjanjian baru menonjolkan aspek yang luar biasa dari cara Yehuwa bertindak terhadap manusia yang berdosa, baik kaum terurap, yang terlibat dalam perjanjian itu, maupun orang-orang yang memiliki harapan di bumi. Saudara dapat percaya bahwa setelah Yehuwa mengampuni dosa Saudara, Ia tidak akan mengungkit-ungkitnya lagi. Dengan demikian, janji Allah tentang perjanjian baru memberi pelajaran bagi kita masing-masing. Tanyai diri Saudara, ’Apakah saya berupaya meniru Yehuwa dengan tidak mengungkit-ungkit pelanggaran orang lain, kesalahan yang saya katakan sudah saya maafkan?’ (Mat. 6:14, 15) Hal ini berlaku bagi pelanggaran yang kecil maupun yang sangat serius, seperti dosa zina yang dilakukan suami atau istri Kristen. Jika pihak yang tidak bersalah setuju mengampuni pezina yang bertobat, bukankah ia sepatutnya tidak ’mengingat’ lagi dosa tersebut? Memang, melupakan kesalahan mungkin tidak mudah bagi kita, namun itu adalah salah satu cara kita dapat meniru Yehuwa.a
19 Kita dapat menerapkan pelajaran sehubungan dengan perjanjian baru bahkan terhadap orang yang dipecat namun bertobat dan diterima kembali. Bagaimana kalau orang itu telah merugikan Saudara dan merusak reputasi Saudara dengan satu atau lain cara? Sekarang ia diterima kembali ke dalam sidang. Bagaimana Yeremia 31:34 akan memengaruhi pikiran dan tanggapan pribadi kita? Apakah kita akan mengampuni si pelanggar dan tidak mengungkit-ungkit lagi kesalahannya? (2 Kor. 2:6-8) Ya, itulah yang hendaknya diupayakan dalam kehidupan sehari-hari oleh semua orang yang menghargai perjanjian baru.
Bagaimana Saudara dapat menerapkan pelajaran tentang pengampunan yang dilukiskan dalam perjanjian baru?
BERKAT-BERKAT PERJANJIAN BARU, SEKARANG DAN DI MASA DEPAN
20. Bagaimana sikap Saudara berbeda dengan banyak orang di zaman Yeremia?
20 Pada zaman Yeremia, banyak orang Yahudi seakan-akan mengatakan, ”Yehuwa tidak akan melakukan yang baik.” (Zef. 1:12) Meskipun mereka punya pengetahuan tentang siapa Yehuwa dan seperti apa Dia, mereka merasa bahwa Ia tidak akan bertindak; Ia juga tidak mengharapkan mereka hidup selaras dengan standar-standar-Nya. Namun, Saudara tahu bahwa tidak satu hal pun yang luput dari perhatian Allah. Saudara memiliki rasa takut yang penuh respek dan pasti ingin menahan diri dari berbuat jahat. (Yer. 16:17) Saudara juga tahu bahwa Yehuwa adalah Bapak yang penuh kebajikan. Ia mencatat segala perbuatan baik kita, tidak soal orang lain melihatnya atau tidak.—2 Taw. 16:9.
21, 22. Mengapa Saudara tidak lagi harus diberi tahu, ”Hendaklah kamu mengenal Yehuwa”?
21 Sebuah aspek penting perjanjian baru adalah ini: ”Aku akan menaruh hukumku dalam diri mereka, dan dalam hati mereka aku akan menuliskannya. Aku akan menjadi Allah mereka, . . . Mereka tidak lagi akan mengajar rekan dan saudaranya, dengan mengatakan, ’Hendaklah kamu mengenal Yehuwa!’ sebab mereka semua akan mengenal aku”. (Yer. 31:33, 34) Kaum terurap di bumi dewasa ini telah memperlihatkan bahwa mereka memiliki hukum Allah di dalam diri mereka. Mereka mencintai kebenaran yang terdapat di dalamnya, ketimbang mengandalkan pengajaran manusia mana pun. Dan, dengan senang hati mereka telah berbagi pengetahuan Alkitab dengan orang-orang yang tergabung dalam kumpulan besar. Maka, orang-orang yang berpengharapan hidup di bumi juga telah belajar mengenal dan mengasihi Yehuwa. Mereka dengan rela tunduk kepada pengarahan-Nya dan memercayai janji-janji-Nya. Saudara mungkin seperti itu. Saudara mengenal Dia dengan baik dan memiliki hubungan pribadi dengan-Nya. Sungguh manfaat yang besar!
22 Bagaimana Saudara bisa memperkuat hubungan Saudara dengan Yehuwa? Saudara pasti ingat saat-saat ketika Saudara merasa Ia menjawab doa Saudara. Melalui pengalaman demikian, Saudara memperdalam penghargaan Saudara akan Allah seperti apakah Dia. Saudara mungkin pernah merasakan bantuan-Nya ketika Saudara teringat akan sebuah ayat yang membantu Saudara menghadapi kesusahan. Ingatlah selalu pengalaman seperti itu. Seraya Saudara terus mempelajari Firman-Nya, pengetahuan Saudara tentang Dia akan terus bertambah—manfaat yang tidak ada habisnya.
23. Bagaimana dengan mengenal Yehuwa, Saudara akan dibebaskan dari keresahan yang tidak perlu?
23 Tetapi, perjanjian baru berkaitan dengan berkat lain yang dapat kita alami sekarang. Mengenal Yehuwa sebagai pribadi yang menyediakan pengampunan selaras dengan perjanjian itu dapat membantu kita bebas dari perasaan bersalah yang berkepanjangan. Misalnya, orang yang melakukan aborsi sebelum mengetahui standar Allah mungkin masih merasa bersalah dan sedih karena mereka dengan sengaja mengakhiri kehidupan manusia yang sedang berkembang. Yang lain merasa begitu karena mereka merenggut nyawa orang dalam peperangan. Korban tebusan Yesus—dasar utama perjanjian baru—menyediakan pengampunan bagi orang-orang yang benar-benar bertobat. Karena itu, tidakkah semestinya kita diyakinkan bahwa jika Yehuwa mengampuni dosa kita, Ia memandang masalahnya selesai? Kita tidak perlu terus mengingat-ingat dosa yang telah diampuni sepenuhnya oleh Yehuwa.
24. Bagaimana Yeremia 31:20 dapat membuat Saudara berbesar hati?
24 Kita mendapatkan bukti yang sangat jelas tentang pengampunan Yehuwa di Yeremia 31:20. (Baca.) Puluhan tahun sebelum zaman Yeremia, Yehuwa menghukum kerajaan Israel sepuluh suku di utara (diwakili oleh Efraim, suku yang terkemuka) karena mereka menyembah berhala. Mereka dibawa ke pembuangan. Namun, Allah menunjukkan kasih sayang yang lembut kepada orang-orang dari bangsa itu. Ia masih memperlakukan mereka seperti ”seorang anak yang diperlakukan dengan kasih sayang”. Sewaktu Ia teringat akan mereka, usus-Nya ”bergejolak”, yang berarti bahwa perasaan-perasaan-Nya yang paling dalam tergugah. Catatan ini, yang terdapat dalam konteks perjanjian baru, menunjukkan betapa limpah pengampunan Yehuwa terhadap orang-orang yang bertobat dari kesalahannya di masa lalu.
25. Mengapa Saudara bisa bersyukur kepada Yehuwa untuk perjanjian baru?
25 Janji Yehuwa untuk mengampuni dosa melalui perjanjian baru akan tercapai sepenuhnya pada akhir Pemerintahan Milenium Kristus. Yesus Kristus, bersama dengan ke-144.000 imam bawahan, akan memulihkan manusia yang loyal ke kesempurnaan. Setelah ujian terakhir, umat manusia akan menjadi anggota keluarga universal Yehuwa dalam arti yang sepenuhnya. (Baca Roma 8:19-22.) Selama berabad-abad, semua orang telah mengerang di bawah beban dosa. Namun, manusia ciptaan Yehuwa akan memiliki ”kemerdekaan yang mulia sebagai anak-anak Allah”, kemerdekaan dari dosa dan kematian. Oleh karena itu, yakinlah bahwa melalui pengaturan perjanjian baru yang pengasih, Saudara dapat memperoleh manfaat yang limpah. Saudara bisa mendapat manfaat sekarang dan selama-lamanya melalui ”tunas” bagi Daud dan menikmati ”keadilbenaran di negeri”.—Yer. 33:15.
Mengapa Saudara bisa mendapat manfaat dari perjanjian baru sekarang dan di masa depan?
a Kesediaan Allah untuk mengampuni digambarkan dalam tindakan Hosea terhadap Gomer. Lihat komentar tentang Hosea 2:14-16 dalam buku Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa, halaman 128-130.