”Piala” yang Harus Diminum oleh Segala Bangsa di Tangan Allah
1. Mengingat masa depan yang menggelisahkan, kita tergugah untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan apa berkenaan minuman yang harus diteguk oleh umat manusia?
BETAPA menggelisahkan perkembangan dunia dalam generasi kita ini! Menurut orang-orang yang mengetahui ke mana dunia ini bergerak, apa yang disebut ”nasib bangsa-bangsa” sama sekali tidak menyenangkan untuk direnungkan. Pasti ini suatu minuman pahit yang harus diminum oleh umat manusia. Karena usaha-usaha manusia yang dalam keadaan nekad untuk mengelakkan bencana dunia terus menerus gagal, kita tergugah untuk bertanya, apakah Allah, sebagai Pribadi Yang Lebih Cerdas, ikut campur dalam hal ini?
2. Bagaimana judul Mazmur 75 dan ayatnya yang kedelapan dan sembilan menyatakan sesuatu yang penting bagi kita sekarang?
2 Di sini teringat suatu pernyataan penting dalam lagu kuno. Menurut judulnya, lagu ini dinyanyikan menurut melodi yang berjudul ”Jangan Memusnahkan”. Penggubah lagu ini seorang Israel, dan bangsanya tidak mengalami kehancuran bersama bangsa-bangsa di sekeliling mereka, melainkan berkat Sang Pemelihara Ilahi, mereka bangkit kembali. Jadi ada lagu yang cocok untuk zaman kita. Ayat yang kedelapan dan kesembilan kini menarik perhatian kita, karena bunyinya demikian, ”Tetapi Allah adalah Hakim: direndahkanNya yang satu dan ditinggikanNya yang lain. Sebab sebuah piala ada di tangan TUHAN [Yehuwa, NW], berisi anggur berbuih, penuh campuran bumbu; Ia menuang dari situ; sungguh, ampasnya akan dihirup dan diminum oleh semua orang fasik di bumi.”—Mzm. 75:1, 8, 9.
3. Mengingat minuman yang harus diteguk oleh bangsa-bangsa, bagaimana mereka dalam pandangan Yehuwa, dan bagaimana caranya agar kita tidak ikut minum bersama mereka?
3 ”Piala” yang akan diminum oleh segala bangsa di masa depan yang dekat ini berisi minuman paling pahit yang pernah mereka minum. Hal ini diperlihatkan oleh pelajaran yang dapat kita tarik dari sejarah kuno dan modern. Bahwa segala bangsa harus meneguk minuman yang memuakkan itu, menegaskan bahwa Allah, ”Raja bangsa-bangsa”, menganggap mereka orang-orang ”fasik”. (Mzm. 75:9; Yer. 10:7) Jadi, dari tanganNya, mereka akan dipaksa untuk meminum bahkan ampas dari ”piala” yang berisi anggur yang berbuih dan penuh campuran bumbu itu. Tapi bagaimana dengan kita yang mengharapkan suatu masa depan yang bahagia? Bagaimana caranya agar kita tidak ikut meneguk minuman yang memautkan dari ”piala” itu bersama bangsa-bangsa yang terkutuk itu? Logisnya, kita perlu mendengarkan nasehat apapun yang diberikan oleh Pribadi yang mengulurkan ”piala” itu kepada bangsa-bangsa pada waktu yang Ia tetapkan dan kemudian segera bertindak selaras dengan nasehat itu. Apakah kita akan melakukannya?
4. Daerah manakah yang dipengaruhi oleh keadaan yang mencekam pada zaman Yeremia?
4 Keadaan dunia sekarang serupa dengan keadaan yang terdapat pada lebih dari 20 bangsa selama tahun-tahun terakhir kehidupan Yeremia. Bagian-bagian dunia yang ketika itu terpengaruh ialah daratan Afrika, Asia dan Eropa. Dewasa ini, daerah itu didiami oleh bangsa-bangsa Timur Tengah penghasil minyak. Keadaan di tempat itu kini masih ”panas” sama seperti di zaman Yeremia.
5. Bagaimana saat diberikannya nubuat Yeremia, pasal 25 dicatat bagi kita?
5 Di sana, pada waktu itu, seseorang yang oleh dunia mungkin disebut ”yang telah ditakdirkan”, tampil di panggung dunia. Namanya yang panjang, yaitu Nebukhadnezar, berarti ”Nebo Adalah Pelindung Terhadap Kemalangan [atau, Pelindung perbatasan]”. Orang yang sangat penting ini, putra Nabopolasar, menjadi penguasa Babel pada tahun 625 S.M. Pada tahun yang sama diucapkan suatu nubuat yang penting tentang dia. Nubuat itu disampaikan, bukan oleh seorang ahli nujum di negeri itu yang menjadi tempat para peramal bintang, melainkan oleh Pencipta dari bintang-bintang, Yehuwa, Allah nabi Yeremia. Saat diberikannya nubuat itu dicatat dalam Yeremia 25:1, 2, ”Firman yang datang kepada Yeremia tentang segenap kaum Yehuda dalam tahun keempat pemerintahan Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, yaitu dalam tahun pertama pemerintahan Nebukadnezar, raja Babel. Firman itu telah disampaikan oleh nabi Yeremia kepada segenap kaum Yehuda dan kepada segenap penduduk Yerusalem.” Tahun keempat dari pemerintahan Yoyakim jatuh pada tahun 625 S.M.
6. Bagaimana nubuat Yeremia 25:8-14 menjadi latar belakang bagi penglihatan tentang keranjang buah ara?
6 Nubuat ini sebenarnya diberikan delapan tahun sebelum Yeremia mendapat penglihatan mengenai keranjang berisi buah ara di bait Yerusalem. (Yer. 24:1-3) Bagaimana nubuat pendahuluan ini menjadi latar belakang bagi penglihatan tersebut, dan apa yang dikatakannya?
”Sebab itu beginilah firman TUHAN [Yehuwa, NW] semesta alam: ’”Oleh karena kamu tidak mendengarkan perkataan-perkataanKu, sesungguhnya, Aku akan mengerahkan semua kaum dari utara”—demikianlah firman TUHAN—”menyuruh memanggil Nebukadnezar, raja Babel, hambaKu itu; Aku akan mendatangkan mereka melawan negeri ini, melawan penduduknya dan melawan bangsa-bangsa sekeliling ini, yang akan Kutumpas dan Kubuat menjadi kengerian, menjadi sasaran suitan dan menjadi ketandusan untuk selama-lamanya. Aku akan melenyapkan dari antara mereka suara kegirangan dan suara sukacita, suara pengantin laki-laki dan pengantin perempuan, bunyi batu kilangan dan cahaya pelita. Maka seluruh negeri ini akan menjadi reruntuhan dan ketandusan [telantar, NW], dan bangsa-bangsa ini akan menjadi hamba kepada raja Babel tujuh puluh tahun lamanya.”’
”’Kemudian sesudah genap ketujuh puluh tahun itu,’ demikianlah firman TUHAN, ’maka Aku akan melakukan pembalasan kepada raja Babel dan kepada bangsa itu oleh karena kesalahan mereka, juga kepada negeri orang-orang Kasdim, dengan membuatnya menjadi tempat-tempat yang tandus untuk selama-lamanya. Aku akan menimpakan kepada negeri ini segala apa yang Kufirmankan tentang dia, yaitu segala apa yang tertulis dalam kitab ini seperti yang telah dinubuatkan Yeremia tentang segala bangsa itu. Sebab merekapun juga akan menjadi hamba kepada banyak bangsa-bangsa dan raja-raja yang besar, dan Aku akan mengganjar mereka setimpal dengan pekerjaan mereka dan setimpal dengan perbuatan tangan mereka.’”—Yer. 25:8-14.
”NEBUKHADREZAR, RAJA BABEL, HAMBAKU ITU”
7. Nama siapakah yang layak ditakuti dewasa ini seperti nama Nebukhadnezar, dan bilamanakah bangsa-bangsa akan takut kepadanya?
7 Dewasa ini apakah nama dari seseorang yang ditakuti oleh segala bangsa sama seperti nama Nebukhadnezar yang ditakuti di antara segala bangsa pada zaman dahulu, mulai tahun yang ke-23 sejak Yeremia bernubuat? (Yer. 25:3) Tidak! Tak seorangpun di abad ke-20 ini yang akan memasuki sejarah modern seperti Raja Nebukhadnezar kuno. Memang, dalam Roma 13:1, 6, rasul Paulus mengatakan bahwa orang-orang Kristen yang mentaati hukum membayar pajak kepada ”pemerintah yang di atasnya” karena kalangan berwenang ini adalah ”pelayan-pelayan [bahasa Yunani, leitourgoi] Allah”. Namun, tak seorang politikus pun dewasa ini yang secara nubuat dapat disebut ”hambaKu” oleh Allah Yehuwa. (Yer. 25:9; 27:6) Satu-satunya yang dapat disebut ’hamba’ untuk menggenapi nubuat melalui Yeremia ini ialah hamba Yehuwa yang terbesar di seluruh alam semesta. Pribadi itu adalah Yesus Kristus, PutraNya yang kini sangat ditinggikan. Kepadanya Yehuwa memberikan nama yang lebih tinggi dari pada nama makhluk lain manapun di surga dan di bumi. (Yes. 42:1; Flp. 2:5-11) Memang sekarang penguasa-penguasa dunia tidak takut terhadap Yesus Kristus seperti terhadap Nebukhadnezar. Namun, mereka akan takut juga kepadanya dalam ’peperangan pada hari besar Allah Yang Mahakuasa’ yang mendatang di Harmagedon.—Why. 16:13-16.
8. Mengapa Yehuwa menyebut Nebukhadnezar ”hambaKu”, dan sehubungan dengan dia, apa yang harus dianggap sebagai suatu gambaran yang menyangkut kita dewasa ini?
8 Mengapa Yehuwa menyebut Raja Nebukhadnezar ”hambaKu”? Karena Ia menggunakan Nebukhadnezar untuk menghukum umat Yehuda yang tidak sudi mendengarkan kepada nabi-nabiNya. Penghukuman melalui raja Babel ini juga diteruskan ke negara-negara sekitarnya yang memperlakukan umat Yehuwa dengan jahat karena mereka benci kepada Dia. Namun ini tidak berarti bahwa Nebukhadnezar menjadi gambaran dari Yesus Kristus, yang hanya menyembah Yehuwa saja sebagai Allah. Tugas yang Nebukhadnezar laksanakan atas perintah Yehuwa untuk menghukum bangsa-bangsa yang bersalah, inilah yang menjadi gambaran. Ini menggambarkan penaklukan dunia oleh Yesus Kristus sebagai Pemimpin Pelaksana Penghukuman yang Yehuwa perintahkan selama ’sengsara besar’ yang akan datang. Pada waktu itu segala bangsa yang menentang akan dilumatkan menjadi debu di bawah kaki Hamba Yehuwa yang paling tinggi. Jadi bangsa-bangsa ini (termasuk bangsa-bangsa Susunan Kristen) menjadi imbangan modern dari bangsa-bangsa kuno tersebut yang ditaklukkan oleh Kuasa Dunia Babel. Itulah sebabnya persoalan ini sangat penting kita perhatikan dewasa ini.
9. Jangka waktu lain manakah yang dimulai pada awal ”tujuh puluh tahun” sunyi senyapnya Yehuda secara total, dan bagaimana jangka waktu itu tidak pernah terputus?
9 Kekuatan militer Babel telah menggilas tanah kerajaan Yehuda hingga sunyi senyap selama 70 tahun. (Yer. 25:11, 12; 29:10; Dan. 9:1, 2; 2 Taw. 36:17-21) Sunyi senyapnya negeri Yehuda dan Yerusalem secara total selama tujuh dasa warsa itu dimulai pada musim gugur bulan Tisyri tahun 607 S.M. Kejadian yang tragis ini ada hubungannya dengan tahun 1914 M yang jauh lebih tragis. Hubungan apa? Karena pada musim gugur tahun itu ”tujuh masa” bangsa-bangsa Kafir, yang dimulai dengan sunyi senyapnya Yehuda pada tahun 607 S.M., mencapai akhirnya setelah berlangsung 2.520 tahun. (Luk. 21:24; Dan. 4:16, 23, 25, 32) ”Zaman bangsa-bangsa (Kafir)”, atau Zaman Kafir, meliputi suatu jangka waktu dan selama itu, Yehuwa, Yang Berdaulat Atas Seluruh Alam Semesta, mengijinkan bangsa-bangsa Kafir untuk berkuasa atas dunia tanpa campur tangan dari kerajaan MesiasNya. Setelah Nebukhadnezar menghancurkan Yerusalem pada tahun 607 S.M., kerajaan bayangan Allah di bumi tidak pernah dipulihkan kembali di Yerusalem yang ada di bumi, di tangan keluarga Raja Daud. Dengan demikian kuasa-kuasa dunia Kafir dapat berkuasa penuh atas bumi tanpa rintangan.
10. Meskipun Koresy menggulingkan dinasti Nebukhadnezar pada tahun 539 S.M., bagaimana Yehuda dan bangsa-bangsa lainnya tetap tunduk kepada raja Babel selama 70 tahun?
10 Koresy Agung, orang Persia yang menaklukkan Babel, tidak memulihkan kerajaan keluarga Daud di Yerusalem. Memang ia mengalahkan Babel Kafir pada tahun 539 S.M., atau kira-kira dua tahun sebelum berakhirnya ke”tujuh puluh tahun” sunyi senyapnya negeri Yehuda. Ia menyatakan diri sebagai ”raja Babel” dan mula-mula tidak mengubah kebijaksanaan politik dinasti Raja Nebukhadnezar dari Babel. Jadi bangsa-bangsa yang ditaklukkan oleh Nebukhadnezar tetap tunduk kepada ”raja Babel” selama 70 tahun. Baru pada tahun ke-70 sejak sunyi senyapnya Yehuwa, Koresy Agung membebaskan orang-orang Yahudi yang tertawan dari perhambaan raja Babel dan membiarkan mereka kembali ke tanah air mereka untuk membangun kembali negeri yang telantar dan ibukota nasional Yerusalem serta baitnya. (Ezr. 1:1 sampai 3:2) Dengan cara ini Yehuwa meminta pertanggungjawaban dari orang-orang Babel atas ”kesalahan” yang telah mereka lakukan terhadap Allah Israel.—Yer. 25:12.
MENGULURKAN ”PIALA” ITU KEPADA SEGALA BANGSA
11. Perkembangan-perkembangan apa di surga menyebabkan segala sesuatunya di bumi tidak sama lagi sejak 1914 M.?
11 Dengan berakhirnya Zaman Kafir pada tahun 1914, kita tahu bahwa hari manakala Yehuwa akan meminta pertanggungjawaban kepada bangsa-bangsa Kafir atas ”kesalahan mereka” sudah dekat. Dunia tidak pernah sama lagi sejak 1914. Ahli-ahli sejarah dunia tidak dapat menjelaskan mengapa. Namun alasannya hanyalah bahwa kira-kira pada tanggal 4/5 Oktober 1914, atau 2.520 tahun setelah Yehuda dan Yerusalem disunyisenyapkan dengan kemenangan Babel, berakhirlah Zaman penguasaan dunia oleh orang-orang Kafir tanpa campur tangan ilahi. Ketika itu, Allah Yehuwa tidak memulihkan di bumi bayangan dari kerajaanNya dengan menetapkan seorang ahli waris jasmani dari Raja Daud di atas ”takhta Yehuwa” di Yerusalem. (1 Taw. 29:23, NW) Sebaliknya, karena ”pemerintahan atas dunia” kini menjadi kerajaan dari Tuhan Allah, Yehuwa menyebabkan kerajaanNya lahir dari organisasi surgawiNya, dan mengundang PutraNya, Yesus Kristus, Ahli Waris Daud duduk di atas takhta surgawi di sebelah kananNya. (Why. 11:15; 12:1-5) Sejak itu keturunan Raja Daud ini ikut memerintah dunia bersama Allah Yehuwa di tengah-tengah musuhnya, sebelum ia menginjak-injak mereka sampai binasa.
12. Bagaimana golongan Yeremia menyampaikan ”piala” itu kepada bangsa-bangsa?
12 Sebagai akibatnya, masih ada sebuah ”piala” yang harus diminum oleh bangsa-bangsa Kafir di tangan Allah. Terutama sejak tahun 1919, golongan Yeremia telah menarik perhatian bangsa-bangsa kepada ”piala” ini. Dengan memberikan peringatan sebelumnya, golongan Yeremia secara lambang telah menyampaikan piala Yehuwa kepada bangsa-bangsa. Ini digambarkan secara nubuat dalam Yeremia pasal 25. Sang nabi berkata,
”Beginilah firman TUHAN [Yehuwa, NW], Allah Israel, kepadaku: ’Ambillah dari tanganKu piala berisi anggur kehangatan amarah ini dan minumkanlah isinya kepada segala bangsa yang kepadanya Aku mengutus engkau, supaya mereka minum, menjadi terhuyung-huyung dan bingung [bertindak seperti pria-pria yang menjadi gila, NW] karena pedang yang hendak Kukirimkan ke antaranya.’
”Maka aku mengambil piala itu dari tangan TUHAN, lalu meminumkan isinya kepada segala bangsa yang kepadanya TUHAN mengutus aku, yakni kepada Yerusalem dan kota-kota Yehuda, beserta raja-rajanya dan pemuka-pemukanya, untuk membuat semuanya itu menjadi reruntuhan, ketandusan dan sasaran suitan dan kutuk seperti halnya pada hari ini.”—Yer. 25:15-18.
13. Apa yang dimaksud dengan ”pedang” yang Yehuwa kirimkan di antara segala bangsa?
13 Apa yang dimaksud dengan ”pedang” yang hendak Yehuwa kirimkan di antara bangsa yang disebutkan dalam Yeremia 25:18-26? Itu adalah peperangan yang Allah ijinkan bagi ’hamba’Nya, Nebukhadnezar, untuk menaklukkan segala bangsa.
14. Ke manakah ”pedang” itu pertama-tama ditujukan, dan raja-raja manakah merasakan akibatnya, dan bagaimana?
14 ”Pedang” simbolis itu mula-mula menyerang kerajaan bayangan Yehuwa di negeri Yehuda. (Yer. 25:29) ”Raja-raja” Yerusalem yang merasakan pukulan-pukulan ”pedang” itu adalah (1) Yoyakim, putra Yosia; (2) Yoyakhin (Yekhonya), putra Yoyakim; dan (3) Zedekia, putra Yosia dan paman Yoyakhin. Pukulan pertama yang dilancarkan atas Raja Yoyakim pada tahun 620 S.M., empat tahun setelah nubuat Yeremia mengenai ”pedang” dan ”piala” tersebut, menjadikan Yoyakim raja bawahan yang disumpah untuk takluk kepada Nebukhadnezar. Pukulan kedua dilancarkan pada tahun 617 S.M., dan mengakibatkan Yoyakhin yang masih muda itu disingkirkan dari kedudukannya sebagai raja atas Yerusalem dan menjadi tawanan di Babel. Pukulan ketiga dan terakhir menghancurkan Yerusalem beserta baitnya pada tahun 607 S.M. dan membuang Raja Zedekia yang telah mengingkari sumpahnya ke Babel, untuk mati di sana sebagai tawanan yang buta dan tidak mempunyai putra. Pada pertengahan bulan Kamariah Tisyri tahun 607 S.M., Yerusalem dan kota-kota Yehuda ditinggalkan sunyi senyap.
15. Siapa yang juga harus minum dari ”piala” itu di tangan Yehuwa, dan siapakah yang paling akhir akan meminumnya?
15 Bukan Yerusalem saja yang harus meneguk minuman pahit dari Allah. Dalam Yeremia 25:19-26 nabi itu menyebutkan lebih dari 20 raja atau kerajaan, dan kepada semuanya ini ia mengulurkan ”piala berisi anggur kehangatan amarah” Yehuwa. Ia mulai dengan Firaun dari Mesir beserta hamba-hambanya yang disusul oleh sederetan penguasa-penguasa nasional, dan kemudian mengakhirinya dengan mengatakan, ”Juga raja Sesakh akan meminumnya sesudah mereka.” Para penyelidik menganggap ”Sesakh” sebagai nama samaran untuk Babel (Babilon). Rajanya yang dikutuk ini ternyata adalah raja terakhir dari dinasti Nebukhadnezar, yakni Nabonidus beserta Belsyazar, putranya yang memerintah bersama. Belsyazar harus minum ”piala” Yehuwa pada tahun 539 S.M., ketika ia dibunuh setelah kejatuhan Babel ke tangan Koresy, orang Persia. Dengan menggunakan nama samaran Sesakh, Yeremia menghindari untuk terang-terangan menyebut Babel pada waktu itu.
16. Bagaimana beberapa bangsa mungkin menolak untuk minum dari ”piala” itu, namun apa yang harus Yeremia katakan?
16 Beberapa dari kerajaan-kerajaan yang disebutkan itu boleh jadi mengadakan perlawanan terhadap Nebukhadnezar yang agresif untuk mencegah terlaksananya keputusan Yehuwa. Namun, untuk mengajar mereka, nabi Yeremia diperintahkan untuk mengatakan, ”Beginilah firman TUHAN [Yehuwa, NW] semesta alam: ’Kamu wajib meminumnya! Sebab sesungguhnya di kota [Yerusalem] yang namaKu telah diserukan di atasnya Aku akan mulai mendatangkan malapetaka; masakan kamu ini akan bebas dari hukuman?’” Menjawab pertanyaanNya sendiri, Yehuwa berkata, ”’Kamu tidak akan bebas dari hukuman, sebab Aku ini mengerahkan pedang [penaklukan oleh tentara Babel] ke atas segenap penduduk bumi,’ demikianlah firman TUHAN semesta alam.”—Yer. 25:28, 29.
17. Bagaimana bangsa-bangsa memperlihatkan penolakan mereka untuk minum dari ”piala” itu, tetapi apakah ini berguna?
17 Sejak tahun 1919 M. bangsa-bangsa tidak mau minum dari ”piala” simbolis, yaitu berita Yehuwa tentang murka ilahi, yang disampaikan oleh golongan Yeremia. Mereka mengambil tindakan menentang Saksi-Saksi Yehuwa, baik golongan Yeremia maupun suatu ”kumpulan besar” rekan-rekan yang bekerja sama, bahkan melarang mereka serta penyebaran bebas berita-berita Alkitab yang tercetak. Namun semua ini sia-sia! Digerakkan oleh roh Yehuwa, saksi-saksiNya yang taat mengadakan perhimpunan dan melakukan pengabaran Kerajaan di bawah tanah. Dengan demikian mereka lebih mentaati Allah dari pada manusia yang menentang Allah. (Kis. 4:19; 5:29) Di masa depan yang dekat kaum politik yang menentang itu akan menyadari bahwa meskipun mereka memaksa Saksi-Saksi Yehuwa bekerja di bawah tanah, tak dapat tidak, para penguasa duniawi harus minum dari ”piala” yang ada di tangan Allah sendiri. Ini akan terjadi dalam ’peperangan pada hari besar Allah Yang Mahakuasa’ di tempat yang secara lambang disebut Harmagedon.—Why. 16:13-16.
18. Bagi siapakah hari itu akan menjadi ”besar”, dan golongan Yeremia menolak untuk melakukan apa?
18 Hari itu akan menjadi ”besar” bagi Yehuwa. Saat yang menggembirakan bagi Dia, karena Ia akan berperang demi kedaulatan di seluruh alam semesta. Sebagai Panglima Tertinggi, Ia akan mengutus Yesus Kristus, PutraNya yang akan menaklukkan dunia, ke medan peperangan untuk mendapatkan kemenangan yang jauh lebih besar dari pada kemenangan apapun yang diperoleh Nebukhadnezar, raja Babel kuno. (Why. 19:11-21) Hal ini akan membuat Yehuwa bersorak lebih gembira dari pada para pengirik anggur sewaktu mereka mempersiapkan anggur yang akan menyukakan hati Allah dan manusia. (Why. 19:11-15; Hak. 9:12, 13) Golongan Yeremia yakin akan kemenangan Yehuwa di Harmagedon. Karena itu mereka tidak mau berdiam diri mengenai pembenaran kedaulatan Yehuwa yang mendatang ini, meskipun para penguasa bangsa-bangsa duniawi tidak senang dengan minuman yang pahit itu.
19. Dari apa yang Yehuwa katakan, berapa banyakkah yang diberitakan oleh golongan Yeremia dengan berani?
19 Dengan berani golongan Yeremia dewasa ini mentaati perintah yang diberikan kepada nabi pada zaman dulu pada tahun pertama pemerintahan Penguasa Nebukhadnezar atas Babel, ”Dan engkau ini [Yeremia], nubuatkanlah segala firman ini kepada mereka. Katakanlah kepada mereka: ’TUHAN [Yehuwa, NW] akan menengking dari tempat tinggi dan memperdengarkan suaraNya dari tempat pernaunganNya yang kudus; Ia akan mengaum hebat terhadap tempat penggembalaanNya, suatu pekik, seperti yang dipekikkan pengirik-pengirik buah anggur, terhadap segenap penduduk bumi.’”—Yer. 25:30.
MINUMAN YANG MEMBUAT BANGSA-BANGSA ”BERTINGKAH SEPERTI ORANG GILA”
20. Patutkah golongan Yeremia disebut ’sekedar mengeluh menantikan malapetaka’ mengingat arti dari kemenangan Yehuwa bagi bangsa-bangsa?
20 Pekik kemenangan Yehuwa akan menggema di segenap surga dan bumi. Golongan Yeremia beserta rekan-rekan mereka tak henti-hentinya menyatakan hal ini meskipun kemenangan bagi Yehuwa berarti bencana bagi segala bangsa. Maka patutkah golongan Yeremia dianggap ’sekedar mengeluh menantikan malapetaka’? Tidak! Jika demikian, Allah Yehuwa, yang memberi mereka berita itu juga akan disebut sekedar mengeluh menantikan malapetaka. Dengan penuh belas kasihan Ia memberi peringatan sebagai berikut, ”Beginilah firman TUHAN [Yehuwa, NW] semesta alam: ’Sesungguhnya, malapetaka akan menjalar dari bangsa ke bangsa, suatu badai besar akan berkecamuk dari ujung-ujung bumi. Maka pada hari itu akan bergelimpangan orang-orang yang mati terbunuh oleh TUHAN dari ujung bumi sampai ke ujung bumi. Mereka tidak akan diratapi, tidak akan dikumpulkan dan tidak akan dikuburkan; mereka akan menjadi pupuk di ladang.’”—Yer. 25:32, 33.
21. Mengapa tepat bahwa Yehuwa yang memerintahkan pembantaian atas orang-orang yang dibunuh pada waktu perluasan kerajaan Nebukhadnezar?
21 Dengan kata-kata itu Yehuwa menubuatkan serangan kemenangan Nebukhadnezar atas bangsa-bangsa yang akan dimasukkan ke dalam Imperium Babel. Jadi Ia akan membiarkan Nebukhadnezar menyapu bersih bangsa demi bangsa, mematahkan semua perlawanan dengan pedang penghukuman yang Yehuwa taruh di tangannya. Dengan demikian pembantaian orang-orang ini oleh para penakluk yang datang dari Babel dilakukan atas perintah Yehuwa. Ia sendiri menyebut korban-korban penyerangan Babel sebagai ”orang-orang yang mati terbunuh oleh Yehuwa”. Dialah Pribadi yang membuat bangsa-bangsa minum dari ”piala” itu, minuman yang membuat mereka ”bertingkah seperti orang gila”. Apakah dalam hal ini manusia akan mengakuinya sebagai perbuatan Allah Yehuwa atau tidak, sejarah dunia sangat jelas menunjukkan bahwa Raja Nebukhadnezar meluaskan Imperium Babel sehingga meliputi suatu wilayah yang lebih luas dari pada wilayah kuasa-kuasa dunia sebelumnya. Pasti ada campur tangan Yehuwa dalam hal itu, karena justru pada tahun-tahun pertama pemerintahan Nebukhadnezar, Ia menubuatkan perluasan Imperium Babel.—Yer. 25:1, 2; 32:1, 2; 52:29; 2 Raj. 25:8; Yer. 52:12; Dan. 2:37, 38; 4:20-25.
22. Mengapa kita tidak ingin termasuk di antara orang-orang yang dibantai oleh Yehuwa dalam ’sengsara besar’ mendatang?
22 Kini, bagaimana dengan ”orang-orang yang mati terbunuh oleh Yehuwa” dalam ’sengsara besar’ mendatang yang akan mencapai puncaknya pada ’perang hari besar Allah Yang Mahakuasa’ di Harmagedon? Inginkah kita termasuk di antara mereka? Tidak! Karena bila kita dibinasakan olehNya berarti kita mengalami penghukuman di tanganNya.
23. Bagaimana ditunjukkan dengan gambaran bagian mana dari dunia ini yang akan jatuh lebih dulu dalam ’sengsara besar’ dan mengapa bagian itu dulu?
23 Pada saat pecahnya ’sengsara besar’ semua bangsa yang terkutuk akan berbaris melawan Allah dari golongan Yeremia. Dalam barisan itu akan termasuk bangsa-bangsa Susunan Kristen, karena mereka ada di antara para penentang dan penindas Saksi-Saksi Yehuwa. Susunan Kristenlah bagian pertama dari dunia ini yang akan jatuh, karena ia memang imbangan zaman modern dari kerajaan Yehuda dan Yerusalem yang murtad. Untuk menggambarkan hal itu, kerajaan Yehudalah yang pertama-tama harus minum dari ”piala” berisi ”anggur kehangatan amarah ini”. Yehuwa mengatakan bahwa ’kota yang atasnya nama[Nya] telah disebut’ akan lebih dahulu ditimpa oleh malapetaka internasional itu. (Yer. 25:29) Susunan Kristen yang tidak meniru Kristus akan memikul tanggung jawab paling besar di hadapan Allah dan Kristus, maka dari padanyalah malapetaka dunia akan mulai, seperti suatu reaksi berantai. ”Badai besar” itu bersifat simbolis dan tak dapat dihentikan sekalipun manusia berusaha menyebarkan bahan-bahan kimia ke atas awan-awan dari pesawat terbang.
24. Apa artinya bahwa badai besar itu datang ”dari ujung-ujung bumi” dan berapa banyakkah korban yang berjatuhan?
24 ”Badai besar” simbolis itu akan datang ”dari ujung bumi”, sebab ia akan muncul dari luar kerajaan bangsa-bangsa yang terkutuk itu. (Yer. 6:22) Dalam penggenapan modernnya ia sebenarnya datang dari Sumber surgawi yang tak kelihatan, sehingga benar-benar ”perbuatan Allah”. Sama seperti air bah zaman Nuh membanjiri seluruh bumi, ”badai besar” itu, yang melanda seluruh bumi, pastilah akan menumpuk korban-korbannya dari satu ujung bumi ke ujung yang lain. Bagaimana golongan Yeremia dan ”kumpulan besar” rekan-rekan mereka yang selamat dapat menguburkan mayat-mayat itu semuanya? Yehuwa akan perlu menggunakan kuasaNya untuk menyingkirkan mayat-mayat tersebut.—Why. 19:11-21.
25. Mengingat Yeremia 25:34-38, siapakah yang lebih baik kesudahannya sebagai orang yang ”mengeluh”?
25 Pada ”hari pembalasan Allah kita”, lebih baik berada di antara orang-orang yang oleh para pengejek disebut ’sekedar mengeluh menantikan malapetaka’, dari pada di antara orang-orang yang akan ditimpa malapetaka itu sendiri dalam ’sengsara besar’. (Yes. 61:2; Why. 7:14, 15; Mat. 24:21-30) ”Mengeluh dan berteriaklah, hai para gembala!” kata Yehuwa melalui Yeremia. ”Berguling-gulinglah dalam debu, hai pemimpin-pemimpin kawanan kambing domba! Sebab sudah genap waktunya kamu akan disembelih, dan kamu akan rebah seperti domba jantan pilihan. Maka bagi para gembala tidak akan ada lagi kelepasan, dan bagi para pemimpin kawanan kambing domba tidak akan ada lagi keluputan. Dengar! para gembala berteriak, para pemimpin kawanan kambing domba mengeluh! Sebab TUHAN [Yehuwa, NW] telah merusakkan padang gembalaan mereka, dan sunyi sepilah padang rumput yang sentosa, oleh karena murka TUHAN yang menyala-nyala itu. Seperti singa Ia meninggalkan semak belukar persembunyianNya, sebab negeri mereka sudah menjadi ketandusan [sesuatu yang mencengangkan, NW], oleh karena pedang yang dahsyat, oleh karena murkaNya yang menyala-nyala.”—Yer. 25:34-38.
26. Dalam nubuat itu, siapakah ”gembala-gembala” dan ”para pemimpin kawanan” itu?
26 Apakah nubuat ini mengingatkan kita kepada para pendeta yang disebut pastor atau gembala-gembala rohani dan jemaat gereja mereka yang disebut ”kawanan”? Mungkin demikian, tetapi di sini Yehuwa bukan menegur para pemimpin agama dari bangsa-bangsa. Dalam Alkitab Ibrani para penguasa pemerintahan disebut sebagai gembala dan rakyat mereka disebut kawanan. Jadi ”para pemimpin kawanan” itu adalah para pangeran atau para bangsawan yang terkemuka dari kawanan nasional. Pastilah ini yang dimaksudkan dalam Yeremia 25:34-38, karena di seluruh pasal itu, mana ada disebutkan tentang imam-imam dan orang-orang Lewi? Di sini dilukiskan bahwa Yeremia mendapat perintah untuk menyampaikan ”piala” Yehuwa kepada ’raja-raja’, ’pemuka-pemuka’, dan ”semua kerajaan”. (Yer. 25:18-26) ”Malapetaka” dunia dan ”badai besar” yang mendatang akan menimpa, bukan hanya kaum pendeta dan pemimpin-pemimpin agama lain, tetapi juga, pada akhirnya, unsur-unsur pemerintahan politik dari dunia ini.
27. Siapakah yang digambarkan oleh raja Sesakh yang harus minum dari ”piala” itu paling akhir?
27 Jadi ”raja Sesakh”lah yang paling akhir akan minum dari ”piala” itu. Nubuat yang dinyatakan dalam Yeremia 51:41 berbicara seakan-akan hal ini telah terlaksana. Katanya, ”Betapa Sesakh direbut, dan negeri pujian seluruh bumi diduduki! Betapa Babel menjadi kengerian di antara bangsa-bangsa!”—Yer. 25:26; 27:7.
28. Siapakah yang lebih dikuatirkan oleh ”gembala-gembala” dan ”para pemimpin” itu, dan bagaimana padang gembalaan mereka dirampas?
28 Hanya karena mementingkan diri maka para ”gembala” politik dan ”para pemimpin” akan ”mengeluh”, yang, bergulingan di tanah. Pada waktu Tuhan Yang Berdaulat, Yehuwa, meminta pertanggungjawaban dari mereka selama ’sengsara besar’ mereka akan menyadari dengan perasaan ngeri bahwa harinya telah tiba bagi mereka untuk dibantai dan diceraiberaikan. Andai kata ada jalan keluputan atau tempat berlindung, mungkin mereka tidak akan merasa perlu ”mengeluh”. Sebenarnya mereka tidak begitu peduli apa yang terjadi atas ”kawanan” nasional itu, tetapi lebih menguatirkan hukuman atas diri mereka sendiri. Pekerjaan mereka dengan gaji yang sangat besar dan kedudukan mereka yang tinggi harus lenyap! ”Padang gembalaan” mereka, yaitu dunia ini, yang menjadi tempat mereka memeras kawanan nasional mereka, akan dirampas, dihancurkan. Yang dulunya suatu tempat tinggal yang begitu ”sentosa” untuk menikmati kehidupan yang menguntungkan bagi diri mereka sendiri—kini menjadi sunyi senyap. Keheningan maut meliputi ”kawanan” mereka.
29. Pada waktu itu, bagaimana Yehuwa akan menjadi seperti singa muda yang berani, dan akibat apa yang ditimbulkan oleh ”pedang” yang diayunkan itu?
29 Karena ini akan menimbulkan ”suatu kejutan” seluas dunia, api kemarahan Yehuwa pastilah bernyala dengan hebatnya. Pada waktu itu Dia tidak akan seperti singa yang tinggal di lembah sungai yang terpaksa keluar dari sarangnya karena air yang meluap dari Sungai Yordan. Tidak, tetapi pada waktu itu ’Yehuwa semesta alam’ akan bagaikan singa yang berani dan meninggalkan ’persembunyiannya’ untuk menyerang meskipun ada penjaga-penjaga domba di padang rumput. Melalui Hamba dan PutraNya, Yesus Kristus, Ia mengayunkan ”pedang” pada ’perang hari besar Allah Yang Mahakuasa’. (Yer. 25:30, 38) Akibat pukulan-pukulan yang memautkan dari ’pedangNya yang dahsyat’, gembala-gembala duniawi dan para pemimpinnya tidak akan pernah bangun kembali!
30. Sesuai dengan apa yang kita dengar dengan telinga yang percaya kepada nubuat Yehuwa, apa yang harus kita lakukan sekarang?
30 Dengarkan! Dengan telinga yang percaya kepada nubuat Yehuwa, apakah saudara mendengar keluhan yang makin lama makin keras? Melalui pengeras suara ”akhir zaman” ini, merambat dari masa depan yang telah dinubuatkan, terdengar suara keluhan semua ”gembala” nasional, bersama teriakan kesakitan ”para pemimpin” kawanan manusia yang ibarat domba itu. Maka, apa yang harus kita lakukan, sebagai pendengar? Ini: Selama jalan keluputan masih terbuka dan selama masih ada satu tempat perlindungan untuk melarikan diri, marilah kita bertindak! Marilah kita berlindung dan menyelamatkan diri dalam kerajaan Yehuwa di bawah pimpinan GembalaNya yang terlantik, Yesus Kristus.—Yeh. 34:23, 24; Yer. 23:5, 6.
(Rangkaian artikel mengenai nubuat Yeremia akan dilanjutkan dalam brosur terbitan-terbitan berikut.)