Kenetralan Kristen Menjelang Perang Allah
”Tetapi mengenai seorang nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat nabi itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh TUHAN [Yehuwa, NW].”—Yer. 28:9.
1. Mengapa kata-kata Yeremia 27:9 yang melarang ilmu gaib cocok dengan keadaan dunia dewasa ini?
”MENGENAI kamu, janganlah kamu mendengarkan nabi-nabimu, juru-juru tenungmu, juru-juru mimpimu, tukang-tukang ramalmu dan tukang-tukang sihirmu yang berkata kepadamu: ’Janganlah kamu mau takluk kepada raja Babel!’” Walaupun telah lama diucapkan pada masa Kekaisaran Babel, kata-kata tersebut cocok dengan keadaan dunia dewasa ini. Dalam hal apa? Oleh karena dunia ini masih banyak juru mimpi, tukang ramal, juru tenung dan tukang sihir. (Yer. 27:9) Tempat-tempat yang menjadi ibukota di dunia, seperti Washington, D.C., sangat dikenal dengan banyaknya ahli spiritisme, dan tokoh-tokoh politik yang kebingungan sangat ingin berkonsultasi dengan mereka. Para tukang ramal, juru tenung, perantara roh, para penafsir mimpi dan orang-orang yang meramalkan kejadian di masa depan memberi nasihat dan saran kepada para pejabat pemerintah. Karena itu pelaku-pelaku ilmu gaib dapat menghasilkan pengaruh yang penting atas pergolakan politik dunia. Namun ahli-ahli ilmu gaib ini tidak langsung mencampuri urusan politik.
2. Karena Alkitab meramalkan perkembangan dunia, apakah kita ikut mencampuri urusan politik, dan jawaban apa yang disediakan oleh 1 Yohanes 2:15-17 atas pertanyaan itu?
2 Ada sebuah buku kuno yang menasihatkan para pembacanya untuk menjauhi segala bentuk ilmu gaib, tapi buku itu sendiri memuat banyak ramalan tentang perkembangan dunia di abad kedua puluh. Banyak disebut tentang pergolakan politik di jaman kita. Tetapi, apakah buku ini ikut mencampuri urusan politik di jaman kita? Apakah buku ini menganjurkan para pembacanya untuk berkecimpung dalam kancah politik manusia, supaya ikut mempengaruhi para penguasa politik? Kepada para tokoh politik yang mau menuduh bahwa Alkitab berbuat demikian, kami menjawab, Tidak! Dalam salah satu buku terakhir dari Alkitab rasul Kristen Yohanes menulis,
”Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”—1 Yoh. 2:15-17.
Buku yang terakhir sekali dari Alkitab, yang juga ditulis oleh rasul Yohanes, menerangkan bagaimana dunia ini beserta urusan politiknya akan lenyap.
3. Sikap apa yang didesak oleh para pemimpin agama atas orang Kristen terhadap politik, dan siapa yang mereka tunjuk untuk mencari dukungan dari contoh Alkitab?
3 Akan tetapi, ada para pemimpin agama, bahkan paus, uskup dan uskup agung yang menyatakan bahwa semua dan setiap orang Kristen berkewajiban untuk ikut aktif dalam urusan politik dunia ini. Karena menginginkan dukungan dari contoh Alkitab, mereka akan menunjuk para nabi Ibrani di jaman dulu, seperti Yeremia putra Hilkia dari abad ketujuh sebelum Masehi. Sebenarnya, kata-kata Yeremia 27:9, yang dikutip di awal artikel ini sebagian dari hal-hal yang Allah Yehuwa suruh untuk diucapkan oleh Yeremia kepada para utusan diplomatik dari kerajaan Edom, Moab, Ammon, Tirus dan Sidon. (Yer. 27:1-4) Maka, karena ”hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa” di Harmagedon kini makin dekat, marilah kita periksa hal-hal yang berhubungan dengan perbuatan Allah menggunakan Yeremia pada masa itu dulu. Apakah contoh Yeremia memberi izin bagi orang Kristen sejati dewasa ini untuk melangkahi prinsip kenetralan yang ditaati oleh Kristus dan untuk berkecimpung dalam kancah politik duniawi? Marilah kita cari tahu.
4. Pada tahun pertama pemerintahan Yoyakim, apa yang Yehuwa katakan melalui Yeremia, akan Ia lakukan atas bait dan Yerusalem bila keadaan tetap seperti yang disebutkan?
4 Kisahnya mulai pada tahun 628 S.M., atau 21 tahun sebelum orang Babel membinasakan Yerusalem. Masa ini adalah tahun pertama pemerintahan Yoyakim, raja ketiga dari urutan terakhir yang mendapat nubuat dari Yeremia tentang Raja Nebukhadnezar dari Babel dan tentang ”piala” Yehuwa yang harus disodorkan kepada lebih dari 20 raja dan kerajaan, termasuk Edom, Moab, Ammon, Tirus dan Sidon. (Yer. 25:1-3) Sang nabi mencatat tanggal kejadiannya bagi kita:
”Pada permulaan pemerintahan Yoyakim, anak Yosia raja Yehuda, datanglah firman ini dari TUHAN [Yehuwa], bunyinya: ’Beginilah firman TUHAN: ”Berdirilah di pelataran rumah TUHAN dan katakanlah kepada penduduk segala kota Yehuda, yang datang untuk sujud di rumah TUHAN, segala firman yang Kuperintahkan untuk kaukatakan kepada mereka. Janganlah kaukurangi sepatah katapun! Mungkin mereka mau mendengarkan dan masing-masing mau berbalik dari tingkah langkahnya yang jahat, sehingga Aku menyesal akan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka oleh karena perbuatan-perbuatan mereka yang jahat. Jadi katakanlah kepada mereka: ’Beginilah firman TUHAN: ”Jika kamu tidak mau mendengarkan Aku, tidak mau mengikuti Taurat-Ku yang telah Kubentangkan di hadapanmu, dan tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hambaKu, para nabi, yang terus-menerus Kuutus kepadamu,—tetapi kamu tidak mau mendengarkan—maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi.”’”’”—Yer. 26:1-6.
5. Dengan mengucapkan berita tadi, mengapakah Yeremia tidak mencampurkan imamat dengan urusan politik?
5 Yeremia seorang imam, namun, dengan mentaati perintah ilahi ini, ia tidak mencoba mencampurkan imamat dengan kenegaraan. Ia hanya memberikan peringatan dari Yehuwa demi kepentingan bangsa itu. Ia menyerukannya kepada para penguasa pemerintah dan orang banyak supaya mereka mengindahkan peringatan ilahi itu. Yehuwa berhak dan berkewajiban memperingatkan Kerajaan Yehuda sebab rakyatnya terikat dalam perjanjian nasional dengan Dia sebagai Allah mereka. Dalam TauratNya yang diberikan kepada mereka melalui Musa Ia memperingatkan bangsa itu tentang akibatnya jika mereka melanggar perjanjian ini, antara Allah dan manusia. Jadi nabi Allah, Yeremia, tidak mencoba mencampurkan imamat dengan kenegaraan, tapi hanya memberikan kepada orang banyak suatu peringatan dari Allah yang mengadakan ikatan perjanjian dengan mereka. Jika mereka melangkahi perjanjian ini lebih jauh, bait di Yerusalem akan kehilangan tabut perjanjian Yehuwa seperti yang terjadi dulu di Silo.
6. Yehuwa tidak memberi penugasan apa kepada Yeremia sehingga mereka tidak boleh mencampuri urusan politik Susunan Kristen, dan, sehubungan dengan Susunan Kristen, kata-kata Yesus yang mana diindahkan oleh golongan ini?
6 Apa yang Yeremia lakukan pada waktu itu bukanlah merupakan contoh yang diikuti oleh kaum ulama Susunan Kristen yang mencampuri urusan politik nasional. Anggota-anggota dari golongan Yeremia menyadari bahwa mereka tidak berhak mencampuri urusan politik bangsa atau blok bangsa-bangsa manapun, sekalipun itu bangsa-bangsa Susunan Kristen. Mereka tahu bahwa Susunan Kristen tidak memiliki perjanjian dengan Yehuwa, walaupun adanya pengakuan yang sebaliknya. Mungkin Susunan Kristen mengaku diri berada dalam perjanjian baru yang diperantarai oleh Pribadi yang lebih besar dari pada Musa, Yesus Kristus, tetapi kenyataan membuktikan bahwa pengakuan itu palsu belaka. Karena itu golongan Yeremia tahu betul bahwa mereka tidak mendapat penugasan dari Allah Yehuwa untuk memberi petunjuk kepada bangsa-bangsa Susunan Kristen atau untuk ikut aktif dalam urusan politik bangsa-bangsa tersebut. Karena dengan setia menyatakan peringatan Yehuwa kepada Susunan Kristen maupun kepada bangsa-bangsa bukan-Kristen, bukan berarti mereka ikut dalam urusan politik duniawi. Mereka tidak mengasihi ”dunia dan apa yang ada di dalamnya”, melainkan tetap berpaut pada kata-kata Yesus, ”Mereka bukan dari dunia.” (Yoh. 17:14, 16; 1 Yoh. 2:15) Mereka netral dalam arti yang sesungguhnya, dengan tidak ikut dalam segala macam urusan politik.
REAKSI KEAGAMAAN
7. Dalam menutup pembelaannya di hadapan mahkamah di Yerusalem, apa yang Yeremia katakan, menurut Yeremia 26:12-15?
7 Para imam lain dan mereka yang disebut ”nabi-nabi” menyeret Yeremia ke hadapan sidang pengadilan yang diadakan oleh para pangeran dan ke hadapan orang banyak di jalan masuk ke bait. Mereka menuduh dia mengucapkan kata-kata yang bersifat menghasut, ”Orang ini patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah bernubuat tentang kota ini, seperti yang kamu dengar dengan telingamu sendiri.” (Yer. 26:7-11) Dalam menutup pembelaannya, Yeremia berkata kepada mahkamah di Yerusalem itu, ”Hanya ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa jika kamu membunuh aku, maka kamu mendatangkan darah orang yang tak bersalah atas kamu dan atas kota ini dan penduduknya, sebab TUHAN [Yehuwa] benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu.”—Yer. 26:12-15.
8. Bagaimanakah kaum ulama Susunan Kristen bertindak serupa dengan ”orang-orang patriotik” di Yerusalem terhadap golongan Yeremia?
8 Alangkah hebatnya semangat nasionalisme yang diperlihatkan oleh orang-orang ini, yang bermaksud menumpahkan darah Yeremia! Pasti suasana di ruang pengadilan itu sangat terasa, seperti yang baru-baru ini juga, terasa di beberapa pengadilan akibat pernyataan orang-orang yang bersifat patriotik. Pernyataan Yehuwa yang menganjurkan supaya mereka berubah, sama sekali tidak digubris. Mereka tidak mempedulikan kesalahan yang mereka perbuat di hadapanNya, sehingga hati nurani mereka menjadi tidak bersuara. Hal serupa telah dihadapi oleh golongan Yeremia yang terurap di jaman modern. Para pemimpin agama Susunan Kristen mengajukan tuntutan yang sama supaya tindakan drastis diambil. Mereka ambil pimpinan dalam tekad untuk membunuh golongan Yeremia, dengan maksud supaya mereka bebas dari tusukan-tusukan hati nurani yang buruk.
9. Dalam perkara yang dihadapi oleh Yeremia apakah hakim-hakim yang terdiri dari para pangeran itu mengalah kepada tekanan dari kalangan agama, dan bagaimanakah mereka ingin menghindari malapetaka?
9 Di antara para pangeran yang berusaha melepaskan Yeremia dari hukuman mati terdapat Ahikam putra Safan. Para pangeran ini tidak mengalah kepada tekanan agama. Mereka mengakui Yeremia benar-benar juru bicara Yehuwa. Mereka tidak ingin kalau sampai Yehuwa meminta mereka mempertanggungjawabkan darah hambaNya yang tidak bersalah. Mereka mengambil keputusan untuk bersimpati kepada Yeremia bahwa tidak bersalah! Pembelaannya membuat mereka teringat akan contoh-contoh yang pernah terjadi dalam sejarah. Misalnya, mereka hampir 100 tahun lebih dekat kepada hal-hal yang telah dinubuatkan oleh Mikha atas Yehuda dan Yerusalem. Raja Hizkia terhindar dari hutang darah karena tidak membunuh Mikha yang menurut sangkaan orang telah mengucapkan kata-kata yang menghasut, yang membahayakan Negara. ”Dan,” demikian kata para penatua yang menyatakan supaya persoalan Yeremia ditangani dengan berhati-hati, ”kita mendatangkan malapetaka yang begitu besar atas diri kita sendiri”.—Yer. 26:16-19, 24; Mi. 3:9-12.
10. Bagaimana tindakan Raja Yoyakim terhadap nabi Uria bertolak belakang dengan tindakan Raja Hizkia?
10 Bertentangan dengan sikap Raja Hizkia yang mencamkan peringatan Yehuwa melalui Mikha, sikap lain diperlihatkan oleh cicit Hizkia, Yoyakim sendiri, di Yerusalem pada tahun pemerintahannya yang pertama! Tahun pertama pemerintahannya menjadi masa yang berdarah sebab ia menyuruh Uria putra Semaya dibunuh. Untuk meluputkan diri dari amarah Raja Yoyakim, nabi Uria sempat melarikan diri ke Mesir. Tetapi, tanpa adanya laporan mengenai persetujuan yang diadakan dengan Mesir untuk menyerahkan Uria, raja yang penuh dendam itu menyuruh orang-orangnya untuk memburu Uria dan secara paksa menyeretnya kembali ke negeri Yehuda untuk menderita kematian martir. (Yer. 26:20-23) Jadi belakangan, masih dalam tahun pertama pemerintahan raja baru itu, Yeremia mempunyai alasan tambahan untuk membuat hal-hal yang diperintahkan oleh Yehuwa. Dalam hubungan ini, hendaknya diperhatikan bahwa Firaun Nekho telah menjadikan Yoyakim raja atas Yehuda. (2 Raj. 23:34, 35) Jadi mungkin Firaun Nekho telah bekerja sama dengan Raja Yoyakim dalam berbuat kejahatan.
11. Maka malapetaka apa yang didatangkan oleh Yoyakim bagi dirinya?
11 Yoyakim memang mendatangkan malapetaka atas dirinya. Pada tahun kedelapan dari pemerintahan Raja Nebukhadnezar, ia mengepung Yerusalem dan menjadikan Yoyakim raja yang takluk kepada Babel, kuasa dunia yang baru itu. Tiga tahun kemudian Yoyakim mengalami kematian yang terjadi sebelum waktu yang wajar. Mayatnya dicampakkan di luar tembok Yerusalem untuk ”dikubur secara penguburan keledai”. Tepat sebagaimana yang telah dinubuatkan oleh Yeremia. (Yer. 22:18, 19; 2 Taw. 36:5-8; 2 Raj. 24:1-6) Alangkah mengerikan!
12. Seperti Yeremia dulu, bagaimana golongan Yeremia dewasa ini diluputkan dari maut yang direncanakan oleh unsur agama?
12 Seperti halnya Yeremia putra Hilkia, golongan Yeremia dari abad ke-20 telah diluputkan dari maut. Tidak dalam semua kasus, dan tidak di semua negeri, mahkamah pengadilan mengalah kepada keinginan yang jahat dari unsur-unsur agama yang berkuasa dalam Susunan Kristen. Ada para hakim yang mengakui hak-hak dan kebebasan beragama dari golongan Yeremia yang berada di bumi untuk mewakili organisasi Allah Yehuwa, yang digambarkan seperti istriNya. Jadi apa yang terjadi benar-benar seperti apa yang diuraikan dalam Wahyu 12:15, 16. Unsur-unsur demokrasi yang populer, yakni ”bumi”, memberi bantuan kepada para utusan dari ”perempuan” Allah dan menghambat usaha antek-antek agama dari Setan si Iblis yang menginginkan agar golongan Yeremia mengalami kebinasaan selama-lamanya.
13. Apa yang terus dilakukan oleh golongan Yeremia, dengan tidak berkompromi dalam sengketa apa?
13 Golongan Yeremia terus mengumumkan segala sesuatu yang Allah perintahkan untuk mereka umumkan kepada imbangan modern dari Yehuda dan Yerusalem, maupun kepada semua bagian politik lainnya dari sistem dunia sekarang ini. Walaupun mereka dipaksa bekerja ”di bawah tanah” di beberapa tempat, mereka bukan bermaksud untuk menggulingkan pemerintahan-pemerintahan yang ada guna memaksakan supaya apa yang mereka umumkan menjadi kenyataan. Mereka tahan segala macam tekanan yang dilancarkan untuk membuat mereka berkompromi dengan berbagai partai politik. Mereka tidak mau meninggalkan pendirian Kristen yang netral terhadap urusan politik.
14. Golongan Yeremia menyadari bahwa pertempuran itu milik siapa, dan setelah pertempuran selesai, tempat tinggal yang bagaimanakah bumi ini nanti?
14 Jadi, tanpa kenal kompromi, mereka tidak pernah menjadi ”bagian dari dunia”. Mereka tahu betul bahwa Allah Yehuwa Yang Mahakuasa dapat mengurus diriNya sendiri. Peperangan itu akan dilakukan olehNya! Bukan mereka yang harus bertempur! Mereka tetap teguh dalam ketulusan hati Kristen. Mereka yakin bahwa ”peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa” telah mendekat, sebab bala tentara roh-roh jahat dengan kekuatan gaibnya sedang mengumpulkan para pemimpin bumi kepada situasi dunia yang secara lambang disebut Harmagedon. (Why. 16:13-16) Jadi golongan Yeremia bersukacita bahwa kenetralan Kristennya yang tak tergoyahkan justru menunjang kedaulatan universal dari Yehuwa. Betapa menyenangkan bumi ini nanti bagi golongan Yeremia dan rekan-rekan Kristen mereka yang netral setelah mereka menyaksikan kemenangan kedaulatan Yehuwa di Harmagedon!
KOMPLOT MELAWAN PRIBADI YANG YEHUWA TETAPKAN SEBAGAI RAJA DAN HAMBA
15. Mengapakah tepat bahwa pada masa sekarang sedang diadakan komplot internasional yang terbesar sepanjang sejarah manusia, dan menurut Wahyu 14:12 ini akan berarti apa bagi orang-orang Kristen yang takut akan Allah?
15 Tetapi sekaranglah saatnya bagi orang-orang Kristen yang benar-benar berdasarkan Alkitab untuk diuji secara khusus mengenai kenetralan dan ketulusan hati. Sekaranglah saatnya sedang diadakan komplot internasional yang terbesar sepanjang sejarah manusia, karena sekaranglah masa berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa yang kini beranggotakan 154 bangsa. Mengapa PBB dinamakan suatu komplot atau persekongkolan internasional? Karena ia suatu organisasi buatan manusia untuk selama mungkin melawan dan menahan pemerintahan yang sah dari kerajaan Yehuwa melalui KristusNya. Yang mana akan menang, kerajaan Mesias dari Yehuwa atau Perserikatan Bangsa-Bangsa? Keamanan dan perdamaian semua orang terlibat dalam persoalan ini. Dalam nubuat mengenai betapa gawatnya keadaan pada waktu Perserikatan Bangsa-Bangsa bertindak sebagai pelindung dunia, Wahyu 14:12 berkata, ”Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.”—Bandingkan Yesaya 8:12, 13.
16. Komplot internasional apa diadakan 19 abad yang lampau, dan penggenapan permulaan dari Mazmur 2:1-4 menunjuk pada apa?
16 Sembilan belas abad yang lalu ada sebuah komplot internasional atau usaha bersama melawan Kristus sendiri. Allah mengizinkannya sampai Yesus dibunuh sebagai martir. (Kis. 3:13; 4:27; 13:28, 29; 1 Tim. 6:13) Hal ini telah dinubuatkan dalam Mazmur 2:1-4. Mazmur ini maupun sebagian penggenapannya 19 abad yang lalu menunjuk pada komplot internasional melawan Yehuwa dan KristusNya pada masa sekarang, pada waktu kuasa sepenuhnya atas ”Pemerintahan dunia” dijalankan oleh Keduanya.—Why. 11:15-18.
17. Saksi-Saksi Yehuwa menyadari bahwa organisasi dunia yang ada sekarang bekerja melawan siapa, dan sikap yang bagaimana mereka terus pertahankan, yang mereka pegang sejak tahun 1919?
17 Orang-orang Kristen sejati akan mengenai komplot internasional yang dewasa ini sedang beraksi melawan Yehuwa dan KristusNya. Dengan demikian mereka akan tetap bertahan dalam kenetralan Kristen, berpegang teguh pada pendirian yang telah mereka ambil sejak tahun 1919 yang lalu di Cedar Point (Ohio) pada kebaktian yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Siswa-Siswa Alkitab Internasional, yang menganjurkan kerajaan Yehuwa melalui Kristus, sebaliknya dari pada Liga Bangsa-Bangsa yang diusulkan itu, sebagai sarana untuk perdamaian dan keamanan dunia. Liga ini sekarang telah diganti oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kedudukan mereka sama dengan kedudukan yang akan diambil oleh Yeremia masa kini, karena ia telah memberikan peringatan ilahi mengenai komplot serupa yang melawan pemerintahan dari ”hamba” yang juga menjadi raja atas penetapan Yehuwa.
18. Pada tahun pertama pemerintahan Yoyakim, Yeremia disuruh untuk membuat apa dan kepada siapa ia harus mengirim benda-benda tersebut disertai dengan suatu pesan?
18 Oleh karena itu, nubuat Yeremia, pasal 27, mempunyai arti masa kini bagi kita. Catatan nabi itu berbunyi demikian:
”Arakian, maka pada permulaan kerajaan Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, datanglah firman ini dari pada Tuhan kepada Yermia, bunyinya: Demikianlah Tuhan sudah berfirman kepadaku: Perbuatkanlah akan dirimu beberapa tali dan kuk, kenakanlah dia pada tengkukmu. Lalu kirimkanlah dia kepada raja Edom dan kepada raja Moab dan kepada raja bani Ammon dan kepada raja Tsur dan kepada raja Sidon oleh tangan segala utusan yang sudah datang ke Yerusalem menghadap Zedekia, raja Yehuda. Dan suruhlah mereka itu menyampaikan kepada tuan-tuannya: Demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam, Allah bani Israel: Begini hendaklah kamu bersembah kepada tuan-tuanmu.”—Yer. 27:1-4, Klinkert.
19. Menurut teks Ibrani yang biasa, kapankah Yeremia mendapat pesan dari Yehuwa, dan pada kesempatan manakah ia bertindak sesuai dengan pesan tersebut?
19 Perlu kita perhatikan bahwa ada dua raja disebut yang memerintah atas Yehuda dan Yerusalem, mula-mula Yoyakim, kemudian saudaranya Zedekia, yang memerintah setelah Yoyakim dan Putranya Yoyakhin. Bila nama Yoyakim memang benar di Yeremia 27:1, maka Yeremia memperoleh nubuatnya dalam tahun 628 S.M. dan menyimpannya selama 11 tahun sebelum ia bertindak. Tetapi tiga buah manuskrip Ibrani serta versi Siria dan Arab dari Yeremia 27:1 memuat ”Zedekia” dan bukan ”Yoyakim”, dan nama pertama inilah yang digunakan dalam banyak terjemahan Alkitab modern.a Jadi bagaimanapun juga, tindakan Yeremia untuk mentaati perintah Yehuwa dilakukannya dalam pemerintahan Raja Zedekia pada waktu kedatangan para utusan dari lima negeri tetangga, Edom, Moab, Ammon, Tirus dan Sidon, yang tiba di Yerusalem untuk berunding dengan Raja Zedekia. Pada waktu itu Nebukhadnezar sudah menjadi raja Babel paling sedikit delapan tahun dan telah menawan Raja Yoyakin ke Babel dan menempatkan pamannya Zedekia di atas tahta di Yerusalem. Sebagai raja bawahan Zedekia harus setia kepada Babel.
20. Gerakan macam apakah yang diwakili oleh kedatangan lima utusan itu, dan mengapa mereka disuruh untuk tidak mendengarkan kata-kata dari para ahli ilmu gaib?
20 Kedatangan para utusan dari lima negara tetangga merupakan tindakan untuk berkomplot. Itu adalah gerakan komplot. Dari apa yang harus dikatakan oleh Yeremia kepada para utusan itu, sudah nyata bahwa suatu komplot sedang diadakan untuk menimbulkan pemberontakan bersama melawan Raja Nebukhadnezar. Para peramal dan orang-orang yang mempraktekkan ilmu gaib menyokong gerakan tersebut. Itu sebabnya mengapa Yeremia disuruh untuk mengatakan kepada para utusan itu, ”Mengenai kamu, janganlah kamu mendengarkan nabi-nabimu, juru-juru tenungmu, juru-juru mimpimu, tukang-tukang ramalmu dan tukang-tukang sihirmu yang berkata kepadamu: Janganlah kamu mau takluk kepada raja Babel! Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu dengan maksud menjauhkan kamu dari atas tanahmu, sehingga kamu Kuceraiberaikan dan menjadi binasa.”—Yer. 27:9, 10.
21. Pada waktu dulu, roh-roh jahat mendesak bangsa-bangsa yang terlibat untuk berbuat apa?
21 Sama seperti dewasa ini, roh-roh jahat sedang membimbing penguasa-penguasa politik ke Harmagedon, ke ”peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa”, maka pada waktu itu dulu roh-roh yang sama telah menganjurkan pemerintahan-pemerintahan politik dari negeri-negeri yang diwakili oleh para utusan itu, untuk mencetuskan suatu pemberontakan bersama melawan ”hamba” Yehuwa, yaitu Nebukhadnezar. (Why. 16:13-16) Masuk akallah, bahwa bangsa-bangsa itu tidak menentang haluan Raja Zedekia ketika ia betul-betul berontak dalam tahun pemerintahannya yang kesembilan.
22. Sewaktu Yeremia menyampaikan pesan dari Yehuwa kepada para utusan itu, mengapa ia bukan mencampuri urusan politik, dan bagaimana Yehuwa menandaskan kedaulatanNya dalam pesan tersebut?
22 Ketika Yeremia menyampaikan pesan-pesan dari Yehuwa kepada utusan-utusan dari koalisi lima-negara itu, ia sama sekali tidak ikut berpolitik, karena Allahnya, Yehuwa, adalah ”Raja bangsa-bangsa” dan sedang berbuat baik kepada kelima bangsa itu dengan memberikan peringatan yang menyangkut kepentingan nasional mereka. Sambil menandaskan kedaulatan universalNya, Yehuwa menyuruh Yeremia untuk berkata kepada mereka,
”Akulah yang menjadikan bumi, manusia dan hewan yang ada di atas muka bumi dengan kekuatanKu yang besar dan dengan lenganKu yang terentang, dan Aku memberikannya kepada orang yang benar di mataKu. Dan sekarang, Aku menyerahkan segala negeri ini ke dalam tangan hambaKu, yakni Nebukadnezar, raja Babel; juga binatang di padang telah Kuserahkan supaya tunduk kepadanya. Segala bangsa akan takluk kepadanya dan kepada anaknya [Evil-merodakh] dan kepada cucunya [Belsyazar], sampai saatnya juga tiba bagi negerinya sendiri, maka banyak bangsa dan raja-raja yang besar akan menaklukkannya.”—Yer. 27:5-7; 2 Raj. 25:27; Dan. 5:1, 11, 18, 22.
23. Perbudakan di bawah kuasa Babel berlangsung berapa lama, dan apa yang akan menimpa bangsa-bangsa yang menolak perintah Yehuwa?
23 Jadi, atas perintah Yehuwa, untuk waktu yang cukup lama—tepatnya 70 tahun—bangsa-bangsa yang telah ditelan oleh Kerajaan Babel harus menanggung beban perbudakan. Perbudakan demikian digambarkan oleh tali pengikat dan gandar yang dibuat oleh Yeremia atas perintah Yehuwa untuk diberikan kepada para utusan asing yang mengunjungi Raja Zedekia. Pemberontakan oleh bangsa-bangsa itu tidak akan bisa mematahkan perintah Allah.
”’Tetapi bangsa dan kerajaan yang tidak mau takluk kepada Nebukadnezar, raja Babel, . . . maka bangsa itu akan Kuhukum dengan pedang, kelaparan dan penyakit sampar, demikianlah firman TUHAN, sampai mereka Kuserahkan ke dalam tangannya.’”—Yer. 27:8.
24. Mengapa Yesus, yang bertindak sebagai Hamba dan Raja yang ditetapkan oleh Yehuwa, kini harus memerintah di tengah-tengah para musuhnya?
24 Dewasa ini, pada zaman golongan Yeremia, sama seperti dulu pada zaman Raja Zedekia, adalah lebih baik untuk mengindahkan nasihat dari Tuhan Yang Berdaulat atas alam semesta dari pada mendengarkan roh-roh jahat. (Yer. 27:9-11) Kita tentu tidak ingin terjerat dalam komplot internasional yang melawan Hamba-Raja yang ditetapkan oleh Yehuwa, yaitu Yesus Kristus. Para penguasa politik, khususnya dari Susunan Kristen, telah diberitahu melalui cukup banyak pengumuman oleh golongan Yeremia yang terurap, namun mereka lebih suka untuk tetap bergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa. (Yer. 27:12-15; Why. 17:12, 13) Mereka mati-matian mempertahankan kedaulatan nasional dan menolak mentah-mentah untuk menyerahkan tengkuk ke bawah kuk kerajaan Hamba-Raja yang ditetapkan oleh Yehuwa. Tanpa mempedulikan akhir Masa Bangsa-Bangsa pada tahun 1914, para penguasa politik tidak mengakui bahwa mereka sedang mengadakan komplot sedunia untuk melawan pemerintahan dunia dari Hamba-Raja yang ditetapkan oleh Yehuwa. Namun sama seperti Zedekia telah diizinkan menjadi raja Yehuda oleh Nebukhadnezar ”hamba” Yehuwa, maka demikian pula halnya dengan penguasa-penguasa politik dewasa ini, termasuk penguasa-penguasa Susunan Kristen. Mereka telah diizinkan untuk menjalankan urusan-urusan politik sejak tahun 1914. Karena itu, Hamba-Raja yang ditetapkan oleh Yehuwa, kini harus memerintah di tengah-tengah para musuhnya, yang berkomplot melawan dia.
25. (a) Karena para penguasa tidak mau mengindahkan, kepada siapakah golongan Yeremia berpaling membawa pesan tersebut? (b) Andai kata para nabi yang mengucapkan kata-kata penghiburan itu dulu memang diutus oleh Yehuwa, apa yang disuruh untuk mereka doakan mengenai perkakas-perkakas yang masih tinggal?
25 Karena para penguasa politik telah menunjukkan bahwa mereka menolak untuk menyerahkan tengkuk di bawah ”kuk” Hamba Yehuwa, yaitu PutraNya yang telah bertahta di surga, maka apa yang harus dilakukan oleh golongan Yeremia? Mereka berpaling kepada banyak orang, kepada tiap-tiap orang. Golongan Yeremia harus menyingkapkan kepada orang banyak siapa yang memprakarsai komplot tersebut.
”Beginilah firman TUHAN: ’Janganlah dengarkan perkataan nabi-nabimu yang bernubuat kepadamu: Sesungguhnya, perkakas-perkakas rumah TUHAN tidak berapa lama lagi akan dibawa kembali dari Babel! Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu. Janganlah kamu mendengarkan mereka, takluklah kepada raja Babel, maka kamu akan hidup. Mengapa kota ini harus menjadi reruntuhan? Jika memang mereka itu nabi dan jika ada firman TUHAN pada mereka, baiklah mereka mendesak kepada TUHAN semesta alam, supaya perkakas-perkakas yang masih tinggal dalam rumah TUHAN dan dalam istana raja Yehuda dan di Yerusalem itu jangan diangkut ke Babel.’”—Yer. 27:16-18.
26. Dari ada segera dikembalikan, apa yang harus terjadi dengan perkakas-perkakas yang masih tinggal, sesuai dengan ucapan Yehuwa?
26 Bait dengan tiang-tiangnya masih berdiri di Yerusalem. Di halaman luarnya masih ada kubah air berukuran besar yang dinamakan ”laut” dan masih ada kereta-kereta untuk kubah-kubah kecil yang dapat dipindah-pindahkan serta banyak peralatan lain yang digunakan oleh imam-imam dan orang-orang Lewi. Bagaimana dengan semua perlengkapan ini?
”Sungguh, beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel, tentang perkakas-perkakas yang masih tinggal itu di rumah TUHAN dan di istana raja Yehuda dan di Yerusalem: ’Semuanya akan diangkut ke Babel dan akan tinggal di sana sampai kepada hari Aku memperhatikannya lagi, demikianlah firman TUHAN, lalu membawanya kembali ke tempat ini.’”—Yer. 27:19-22.
27. (a) Apa artinya ucapan Yehuwa sehubungan dengan komplot internasional ini? (b) Maka supaya dalam Orde Baru kita ikut menikmati hasil-hasil kemenangan dari panglima perang yang Yehuwa lantik, haluan apa yang kita harus tempuh?
27 Apakah artinya ucapan Yehuwa ini? Begini: Bahwa komplot internasional yang melawan pemerintahan ”hamba” Yehuwa akan gagal. Para nabi agama dan ahli klenik yang meramalkan masa depan akan terbukti palsu, dan telah menyesatkan orang-orang yang mudah percaya ke dalam kebinasaan. Demi keselamatan kita, janganlah mendengarkan mereka. Kepercayaan kita janganlah kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa atau kepada organisasi internasional lain manapun juga, melainkan kepada Hamba-Raja yang Ia lantik sendiri, Yesus Kristus. Dalam kenetralan Kristen terhadap urusan-urusan politik dan pertikaian-pertikaian dunia ini, kita akan menyerahkan tengkuk kita ke bawah kuk dari dia yang telah Yehuwa tunjuk, yang akan Ia dukung sebagai panglima perang dalam ”peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa” di Harmagedon. Dengan menempuh haluan ini, kita akan ikut menikmati hasil-hasil kemenangannya yang gemilang dalam orde baru Yehuwa yang benar.
[Catatan Kaki]
a Lihat The Bible in Living English (Byington); The Jerusalem Bible; The New English Bible; The New American Bible, dengan kata-kata pembukaan ayatnya dalam kurung patah dan nama ”Zedekia” dalam catatan kaki; Revised Standard Version; An American Translation; Moffatt; Good News Bible; dan Alkitab Terjemahan Baru Bahasa Indonesia.