PASAL SEBELAS
’Gembala-Gembala yang Sesuai dengan Hatiku’
1, 2. (a) Apa yang bisa terjadi jika kawanan domba tidak dilindungi? (b) Apa saja pekerjaan seorang gembala di zaman Alkitab?
HIROYASU, seorang anak kecil di Jepang, dibelikan dua ekor domba oleh ibunya, satu jantan dan satu betina. Ia merawat mereka, dan si domba betina melahirkan dua anak domba setahun, sehingga kawanan domba itu semakin besar. Pada saat ia berusia 12 tahun, dombanya sudah berjumlah 12 atau 13 ekor. ”Pada suatu pagi, selagi saya masih tidur,” kenangnya, ”saya mendengar mereka mengembik-embik. Saya tidak langsung keluar. Ketika akhirnya saya keluar, ada segerombolan anjing liar berlarian dari anak-anak domba saya, yang perutnya telah terkoyak menganga. Dengan panik, saya mencari-cari sang induk. Saya menemukannya, masih bernapas, dalam genangan darah. Hanya si domba jantan yang selamat. Hati saya pun hancur. Seharusnya saya cepat-cepat ke luar memeriksa kawanan sewaktu pertama kali saya mendengar mereka. Mereka tak berdaya melawan anjing-anjing itu.”
2 Pada zaman Alkitab, setiap orang tahu betul pekerjaan seorang gembala. Ia membimbing kawanannya ke padang rumput dan memastikan bahwa hewan peliharaannya itu mendapat cukup makanan. Ia juga melindungi mereka terhadap para pemangsa dan mencari domba-domba yang tersesat. (1 Sam. 17:34-36) Sang gembala menuntun kawanannya untuk berbaring istirahat, tanpa gangguan. Ia juga membantu sang induk melahirkan anak-anaknya dan kemudian ia merawat mereka. Banyak penulis Alkitab, termasuk Yeremia, menggunakan metafora gembala untuk menggambarkan seorang pria yang bertanggung jawab mengurus orang-orang, entah sebagai penguasa mereka atau sebagai pengawas rohani bagi mereka.
3. Apa yang Yeremia maksudkan sewaktu ia menggunakan istilah ”gembala” dan ”menggembalakan”?
3 Beberapa orang di sidang Kristen mungkin menganggap para penatua sebagai gembala hanya sewaktu pria-pria ini mengunjungi saudara-saudara mereka untuk membantu dan menguatkan mereka. Namun, kita bisa melihat bahwa Yeremia menggunakan istilah ”gembala” dan ”menggembalakan” untuk semua aspek yang berkaitan dengan hubungan antara para pengawas Yehuda dan rakyat. Allah sering kali mengecam para pembesar, nabi, dan imam di Yehuda sebagai gembala yang buruk karena mereka tidak memerhatikan kepentingan rakyat biasa. (Yer. 2:8) Mereka menganiaya, menyesatkan, dan mengabaikan ”domba-domba” mereka selagi mengejar kepentingan diri sendiri. Secara rohani, umat Allah dibiarkan berada dalam keadaan telantar yang sangat parah. Yehuwa mengucapkan ”celaka” atas para gembala palsu tersebut, dan Ia meyakinkan umat-Nya bahwa Ia akan memberi mereka gembala-gembala yang peduli dan yang benar-benar melindungi kawanan.—Baca Yeremia 3:15; 23:1-4.
4. Siapa yang mengurus kawanan Allah dewasa ini, dan dengan semangat apa?
4 Janji Allah teristimewa digenapi atas Gembala Utama bagi domba-domba Yehuwa, Yesus, yang menjadi Kepala sidang Kristen. Ia menyebut dirinya ”gembala yang baik”, yang memperlihatkan keibaan hati sejati kepada orang-orang yang dibimbingnya. (Yoh. 10:11-15) Dewasa ini, Yehuwa menggunakan para gembala bawahan untuk memelihara kawanan-Nya di bumi, baik saudara-saudara terurap dari golongan budak yang setia dan bijaksana maupun para penatua yang bersungguh-sungguh dari ”kumpulan besar”. (Pny. 7:9) Para gembala ini berupaya mencerminkan semangat rela berkorban Yesus. Mereka ingin memberi makan dan menyayangi sidang jemaat, seperti halnya Kristus. Celakalah orang-orang yang mengabaikan atau memerintah atas saudara-saudara mereka atau yang bersikap kasar atau arogan terhadap mereka! (Mat. 20:25-27; 1 Ptr. 5:2, 3) Apa yang Yehuwa cari dalam diri para gembala Kristen dewasa ini? Apa yang dapat kita pelajari dari tulisan Yeremia tentang sikap dan motif yang selayaknya dimiliki para penatua dalam mengurus tanggung jawab mereka? Marilah kita memeriksa peranan mereka sebagai penyedia bantuan dan pemeliharaan yang protektif, sebagai guru di dalam maupun di luar sidang, dan sebagai hakim.
MENYEDIAKAN PEMELIHARAAN YANG PROTEKTIF
5-7. (a) Yehuwa mengharapkan domba-domba milik-Nya untuk dipelihara dengan cara apa, dan mengapa? (b) Bagaimana para penatua bisa memperlihatkan kasih yang sejati kepada saudara-saudara mereka, termasuk yang telah terpisah dari kawanan?
5 Rasul Petrus menyebut Yehuwa sebagai ’gembala dan pengawas jiwa kita’. (1 Ptr. 2:25) Sikap apa yang Allah perlihatkan terhadap ’domba-Nya’? Kita menemukan jawabannya dengan melihat ke zaman Yeremia. Setelah mengecam para gembala yang buruk, yang mencerai-beraikan dan menelantarkan kawanan, Yehuwa mengatakan bahwa Ia akan ”mengumpulkan” domba-domba-Nya, membawa mereka kembali ke padang rumput. Ia berjanji untuk mengangkat bagi mereka gembala-gembala yang baik, ’yang benar-benar akan menggembalakan mereka’ dan memastikan bahwa umat-Nya dilindungi dari musuh-musuh yang buas. (Yer. 23:3, 4) Ya, domba-domba Yehuwa tersebut berharga bagi-Nya. Domba-domba-Nya dewasa ini juga berharga. Ia telah membayar dengan harga yang sangat tinggi demi kesejahteraan kekal mereka.—1 Ptr. 1:18, 19.
6 Seperti halnya para gembala harfiah, para pengawas Kristen hendaknya tidak lalai dalam mengurus sidang jemaat. Jika Saudara melayani sebagai penatua, apakah Saudara berupaya mewaspadai tanda apa pun yang menunjukkan bahwa saudara-saudara di sidang sedang menderita, dan apakah Saudara rela untuk segera membantu mereka? Raja Salomo yang bijaksana menulis, ”Engkau harus sungguh-sungguh mengenal rupa kambing-dombamu. Tetapkanlah hatimu pada kawanan binatangmu.” (Ams. 27:23) Ayat itu menonjolkan kerajinan para gembala harfiah; namun, pada prinsipnya hal itu bisa diterapkan pada kepengurusan yang disediakan oleh para gembala rohani di sidang. Jika Saudara melayani sebagai penatua, apakah Saudara sungguh-sungguh melawan kecenderungan apa pun untuk mendominasi? Fakta bahwa Petrus menyebutkan ”memerintah atas mereka yang adalah milik pusaka Allah” membuktikan bahwa sangat besar kemungkinannya seorang penatua berbuat seperti itu. Bagaimana Saudara bisa turut menghasilkan apa yang dilukiskan di Yeremia 33:12? (Baca.) Orang tua tunggal, janda, keluarga tiri, lansia, dan anak muda mungkin memiliki kebutuhan khusus untuk diperhatikan dan dibantu.
7 Seperti yang mungkin dilakukan gembala terhadap domba-domba harfiah, gembala sidang kadang-kadang perlu mencari dan membantu individu-individu yang, karena satu atau lain alasan, terpisah dari kawanan. Untuk melakukannya, ia perlu memiliki sikap rela berkorban dan rendah hati. Seorang pengawas dengan sabar meluangkan waktu mengurus kebutuhan orang-orang yang dipercayakan kepadanya. Para penatua sebaiknya bertanya kepada diri sendiri dengan jujur, ’Sejauh apa saya berupaya membina serta membangun dan bukan mengecam serta mengkritik? Apakah saya dengan jujur ingin berbuat lebih baik?’ Sering kali dibutuhkan upaya berulang untuk membantu seseorang melihat sesuatu dari sudut pandang Allah. Jika seorang saudara atau saudari enggan menerima nasihat Alkitab (bukan pendapat pribadi si penatua), ingatlah sang Gembala dan Pengawas Agung, Yehuwa. Ia dengan sabar ”terus berbicara” kepada umat-Nya yang suka melawan dan berupaya membantu mereka. (Yer. 25:3-6) Kebanyakan umat Allah dewasa ini tidak mempraktekkan hal-hal buruk, tetapi jika ada yang membutuhkan nasihat, seorang penatua harus memberikannya dengan cara Yehuwa.
8. Bagaimana para gembala rohani meniru teladan Yeremia?
8 Selagi masih ada harapan bahwa orang Yahudi akan kembali kepada Yehuwa, Yeremia berdoa bagi mereka. Ia mengatakan kepada Allah, ”Ingatlah ketika aku berdiri di hadapanmu untuk mengatakan apa yang baik tentang mereka, untuk meredakan kemurkaanmu dari mereka.” (Yer. 18:20) Saudara bisa melihat dari kata-kata ini bahwa Yeremia sedang mencari hal baik dalam diri saudara-saudaranya, bukan berpikiran buruk tentang mereka. Dewasa ini, para pengawas Kristen hendaknya meniru sikap Yeremia sampai ada bukti yang jelas bahwa seseorang telah menetapkan hatinya untuk melakukan apa yang buruk dan tidak mau bertobat. Suatu langkah yang positif adalah memuji orang lain atas hal baik yang mereka lakukan dan berdoa untuk mereka dan bersama mereka.—Mat. 25:21.
Janji apa yang Allah buat melalui Yeremia tentang para gembala rohani? Bagaimana para pengawas Kristen menyediakan pemeliharaan yang protektif?
”MEREKA AKAN MEMBERIMU PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN”
9, 10. Mengapa menjadi gembala yang baik (penatua Kristen) berarti menjadi guru?
9 Selaras dengan apa yang kita baca di Yeremia 3:15, para gembala Kristen diminta untuk ’memberikan pengetahuan dan pemahaman’, yakni melayani sebagai guru. (1 Tim. 3:2; 5:17) Yehuwa menjanjikan kepada umat-Nya bahwa gembala yang baik akan melakukan hal itu. Dan, Ia menganjurkan orang Yahudi untuk menerima ajaran korektif dari nabi-Nya Yeremia. (Baca Yeremia 6:8.) Agar sehat, domba perlu diberi makan. Begitu pula, agar tetap sehat secara rohani, umat Allah perlu diberi makanan dan pengarahan dari Alkitab.
10 Sehubungan dengan mengajar, penatua memiliki peranan ganda—membantu orang yang sudah berada di dalam sidang dan membantu orang yang belum menjadi orang Kristen sejati. Tentang peranan yang disebutkan belakangan, ingatlah: Salah satu alasan utama didirikannya sidang jemaat Kristen adalah untuk memberitakan kabar baik Kerajaan Allah. Maka, para penatua haruslah penginjil yang bersemangat. (Yer. 1:7-10) Dengan begitu, mereka memenuhi tanggung jawab mereka sendiri terhadap Allah sekaligus menjadi teladan yang bagus bagi saudara-saudara. Jika Saudara seorang penatua, tidakkah Saudara merasa bahwa mengabar secara rutin dengan berbagai saudara-saudari memberi Saudara kesempatan untuk membantu mereka mengasah keterampilan mereka maupun keterampilan Saudara sendiri dalam mengajar? Dan, jika Saudara dengan bersemangat menjadi teladan dalam penginjilan, Saudara memberikan motivasi yang mutlak penting, yang bisa membantu seluruh sidang untuk maju.
11, 12. Jika seorang penatua ingin menjadi gembala yang baik, ia harus memberikan perhatian pada apa?
11 Apa yang para penatua katakan kepada sidang harus didasarkan atas Alkitab; dengan demikian, itu akan menjadi makanan rohani yang menyehatkan. Jadi, Saudara dapat mengerti bahwa untuk menjadi guru yang efektif, gembala sidang harus menjadi pelajar Firman Allah yang bersemangat. Kontraskan hal ini dengan penjelasan Yeremia tentang mengapa para pemimpin bangsanya tidak efektif; ia mengatakan, ”Para gembala telah berperilaku tanpa nalar, dan mereka tidak mencari Yehuwa. Itulah sebabnya mereka tidak bertindak dengan pemahaman, dan semua binatang gembalaan mereka telah berserakan.” (Yer. 10:21) Orang-orang yang seharusnya menjadi guru tidak mengikuti prinsip-prinsip Alkitab dan tidak mencari Allah. Maka, mereka tidak bisa bertindak dengan hikmat yang sejati. Yeremia mengumumkan kecaman yang bahkan lebih keras lagi terhadap orang-orang yang katanya nabi.—Baca Yeremia 14:14, 15.
12 Tidak seperti para gembala palsu, pengawas Kristen melakukan pelajaran pribadi dan meniru teladan Yesus. Maka, mereka bisa melayani sebagai gembala yang bijak bagi kawanan. Bisa sulit bagi mereka untuk menjadwalkan pelajaran rutin seperti itu, mengingat ada banyak hal yang menuntut waktu dan perhatian mereka. Tetapi jika Saudara melayani sebagai penatua, apakah Saudara benar-benar yakin bahwa pengajaran Saudara dapat bermanfaat dan benar, mencerminkan pengetahuan dan pemahaman, hanya jika Saudara mendasarkannya pada Firman Allah dan arahan golongan budak yang setia dan bijaksana? Jika Saudara merasa bahwa Saudara tidak giat seperti dulu dalam pelajaran pribadi, apa yang akan Saudara lakukan agar Saudara bisa tetap berbeda dengan para gembala palsu pada zaman Yeremia?
13. Apa yang membantu Yeremia menjadi guru yang baik, dan apa yang bisa dipelajari para gembala Kristen dewasa ini dari dia?
13 Yang menjadikan Yeremia sangat efektif sebagai guru adalah penggunaan ilustrasi. Tentu saja, ia diajar oleh Yehuwa. Betapa mengesankan melihat dia mencampakkan belanga tanah liat ke lantai dan mengumumkan bahwa dengan cara serupa, Yerusalem dan penduduknya akan dihancurkan! (Yer. 19:1, 10, 11) Contoh lainnya, Yeremia membuat sebuah kuk kayu dan mengenakannya untuk menggambarkan penderitaan orang-orang sebangsanya di bawah penaklukan yang kejam oleh Babilon. (Yer., psl. 27-28) Para penatua di sidang Saudara tidak diperintahkan oleh Allah untuk melaksanakan aksi sedramatis itu guna mengilustrasikan suatu pokok. Tetapi, tidakkah Saudara menghargai sewaktu mereka menggunakan ilustrasi dan pengalaman yang cocok dalam pengajaran mereka? Ibarat dan contoh yang cocok dan direncanakan baik-baik bisa sangat ampuh sekaligus memotivasi.
14. (a) Atas dasar apa Yeremia menyebutkan ”balsam di Gilead”? (b) Bagaimana para penatua Kristen membangun kesehatan rohani saudara-saudara mereka?
14 Betapa bersyukurnya kita atas pengajaran para gembala Kristen! Pada zamannya, Yeremia melihat perlunya penyembuhan rohani bagi bangsanya. Ia menanyakan, ”Apakah tidak ada balsam di Gilead? Atau apakah tidak ada tabib di sana?” (Yer. 8:22) Sesungguhnya, memang ada balsam harfiah di Gilead, bagian Israel sebelah timur Sungai Yordan. Minyak tanaman yang harum ini dikenal sebagai obat, sering digunakan untuk meredakan dan menyembuhkan luka. Tetapi, tidak ada penyembuhan rohani di sana. Mengapa? Yeremia menyatakan, ”Nabi-nabi menubuatkan kepalsuan; mengenai imam-imam, mereka menginjak-injak dengan kekuasaan mereka. Umatku sendiri menyukai cara-cara demikian.” (Yer. 5:31) Bagaimana dewasa ini? Tidakkah Saudara setuju bahwa memang ada ”balsam di Gilead”—ya, di sidang Saudara? Kita bisa menyamakan balsam yang menyejukkan dengan penghiburan yang diberikan para gembala Kristen yang penuh perhatian; mereka dengan pengasih menunjukkan prinsip-prinsip Alkitab kepada saudara-saudara, selalu membina, dan berdoa untuk mereka maupun bersama mereka.—Yak. 5:14, 15.
Aspek apa saja yang Saudara khususnya hargai dari pengajaran para penatua di sidang? Apa yang membuat pengajaran mereka efektif?
”INILAH FIRMAN YEHUWA”
15, 16. Mengapa kawanan harfiah maupun rohani membutuhkan perhatian?
15 Bayangkan sukacita seorang gembala harfiah yang kerja kerasnya selama berjam-jam terbayar ketika melihat kelahiran anak-anak domba yang sehat! Namun, ia tahu bahwa agar tumbuh sehat, anak-anak domba itu memerlukan perhatian. Sang gembala harus memastikan bahwa mereka mendapat cukup makanan. Anak domba terlahir dengan ekor panjang yang mungkin menyeret kotoran dan tanah. Gembala ingin agar hewannya bersih dan sehat, maka ia memendekkan ekor mereka, melakukannya dengan terampil agar mereka tidak kesakitan. Gembala rohani juga memberikan perhatian yang pengasih kepada para domba, para anggota sidang mereka. (Yoh. 21:16, 17) Para penatua juga sangat senang melihat para peminat mengambil langkah-langkah untuk menjadi orang Kristen sejati. Para pengawas Kristen ingin agar semua domba, tua maupun muda, sehat dan cukup makanan, sehingga mereka tidak pernah berhenti memberikan perhatian, dan turun tangan ketika dibutuhkan. Pekerjaan ini tentu termasuk mengingatkan saudara-saudara mereka tentang ”firman Yehuwa”, yakni apa yang diajarkan Alkitab.—Yer. 2:2, 5; 7:5-7; 10:2; Tit. 1:9.
16 Yeremia membutuhkan keberanian untuk mengumumkan berita dari Allah. Begitu pula para pengawas sidang, terutama sewaktu mereka harus berbicara untuk melindungi saudara-saudara mereka. Misalnya, bisa jadi seorang gembala rohani melihat bahwa ia perlu turun tangan untuk mencegah ’anak domba yang baru lahir’ atau bahkan ”domba” yang lebih dewasa tidak dicemari kotoran dari dunia Setan. Pihak yang berada dalam bahaya mungkin tidak meminta nasihat. Namun, bisakah seorang gembala yang tanggap diam saja sewaktu anggota kawanannya terjebak dalam kesulitan? Tentu tidak bisa! Ia juga tidak akan menganggap enteng situasi itu, berpura-pura semuanya baik-baik saja padahal itu bisa membuat rekan seimannya kehilangan hubungan damai dengan Yehuwa.—Yer. 8:11.
17. Kapan dan bagaimana seorang gembala harus memberikan perhatian khusus kepada setiap domba?
17 Jika seekor domba yang tidak waspada tergoda untuk menjauh dari kawanan, seorang gembala yang sigap akan segera membawanya kembali ke tempat yang aman. (Baca Yeremia 50:6, 7.) Demikian pula, kadang-kadang seorang pengawas mungkin harus berbicara secara tegas tetapi pengasih dengan orang yang melangkah ke situasi yang berbahaya. Misalnya, ia mungkin memerhatikan sepasang tunangan berada di tempat-tempat tertentu tanpa pendamping sehingga mereka dapat dengan mudah terbawa oleh nafsu. Seorang penatua yang baik hati dan berpengertian dapat membantu pasangan itu untuk menghindari situasi-situasi yang berbahaya seperti itu. Sambil berhati-hati agar tidak menuduh mereka, ia mungkin mengemukakan beberapa kemungkinan yang bisa berujung pada tingkah laku yang Yehuwa benci. Seperti Yeremia, para penatua yang setia mengutuk apa yang Allah kutuk. Dalam hal ini mereka meniru Yehuwa, yang, meski tidak kasar, mendesak umat-Nya melalui sang nabi, ”Janganlah melakukan hal yang memuakkan ini, yang kubenci.” (Yer. 5:7; 25:4, 5; 35:15; 44:4) Apakah Saudara sungguh-sungguh menghargai kepedulian yang diperlihatkan gembala yang pengasih kepada kawanan?
18. Hasil bagus apa saja yang diperoleh dari upaya para gembala rohani?
18 Tentu saja, tidak semua orang yang diberi nasihat oleh Yeremia mau mengindahkannya. Tetapi, ada beberapa yang mau. Misalnya, sewaktu Barukh, rekan dan sekretaris Yeremia, membutuhkan nasihat yang tegas, Yeremia siap memberikannya. (Yer. 45:5) Apa hasilnya? Barukh menikmati perkenan Allah dan luput dari kehancuran Yerusalem. Demikian pula dewasa ini, hasil-hasil positif dalam membantu rekan-rekan seiman bisa mendorong para penatua untuk ’terus mengerahkan diri’ dalam ’memberikan nasihat dan pengajaran’ yang menyelamatkan kehidupan.—1 Tim. 4:13, 16.
DISIPLIN ”SAMPAI TARAF YANG PATUT”
19, 20. Para penatua memiliki tanggung jawab apa dalam menangani para pelaku kesalahan?
19 Dewasa ini, para pengawas juga berperan sebagai hakim rohani. Meski tidak sering, para penatua mungkin harus menangani orang-orang yang sengaja mempraktekkan dosa, dengan maksud mengarahkan mereka kepada pertobatan. Yehuwa dengan baik hati tetapi terus terang mendorong para pelaku kesalahan untuk meninggalkan jalan-jalan mereka yang buruk. (Yer. 4:14) Tetapi, jika seseorang di dalam sidang tidak mau meninggalkan haluannya yang berdosa, para pengawas harus bertindak untuk melindungi kawanan dari pengaruh yang berpotensi merusak. Sebagaimana diperintahkan Alkitab, mereka mungkin harus memecat si pelaku kesalahan. Yehuwa mengharapkan para penatua menjunjung keadilan ilahi dalam situasi seperti itu. Raja Yosia yang baik memberikan teladan dalam hal ini. ”Ia membela tuntutan hukum orang yang menderita dan orang miskin.” Ia meniru kasih Allah akan keadilan. Maka, sehubungan dengan tindakan Yosia, Yehuwa bisa bertanya, ”Bukankah itu berarti mengenal aku?” Karena Yosia melaksanakan keadilan dan keadilbenaran, ”keadaannya baik”. Tidakkah Saudara merasa lebih aman ketika para penatua di sidang Saudara berupaya keras meniru teladan Yosia?—Yer. 22:11, 15, 16.
20 Yakinlah bahwa Yehuwa mendisiplin para pelaku kesalahan ”sampai taraf yang patut”. (Yer. 46:28) Demikian pula, bergantung pada situasi dan sikap yang diperlihatkan, para penatua mungkin harus menasihati, mendesak, atau menegur rekan seiman. Dan, bahkan mungkin dianggap perlu untuk memecat seorang pelaku kesalahan yang tidak mau bertobat. Jika demikian, para penatua tidak berdoa di depan umum bagi orang yang dipecat dan mengejar haluan yang berdosa; tidak ada gunanya melakukan hal itu.a (Yer. 7:9, 16) Namun, mereka akan meniru Allah dengan memperlihatkan kepada orang yang dipecat caranya ia bisa kembali memperoleh perkenan Yehuwa. (Baca Yeremia 33:6-8.) Meskipun pemecatan bisa jadi menyakitkan, kita bisa yakin bahwa standar-standar Allah adil-benar dan adil dan terbaik untuk semua.—Rat. 1:18.
21. Bagaimana seharusnya kondisi kawanan Allah, dan bagaimana Saudara bisa mendukung hal itu?
21 Jika para gembala sidang mengenali dan menerapkan standar-standar yang diilhami Allah, kawanan akan terpelihara, sehat, dan terlindung. (Mz. 23:1-6) Apa yang Yeremia katakan tentang sikap dan motif yang patut maupun tidak patut, dapat bermanfaat bagi para pengawas Kristen seraya mereka memenuhi tanggung jawab serius untuk mengurus domba Allah. Maka, kita masing-masing bisa bertanya, ’Apakah saya akan terus memperlihatkan penghargaan atas pengaturan Yehuwa untuk mengajar, membimbing, dan melindungi umat-Nya dengan mendukung para gembala yang ”benar-benar akan menggembalakan” kawanan dengan ”pengetahuan dan pemahaman”?’—Yer. 3:15; 23:4.
Dalam situasi apa saja para pengawas harus bertindak berani? Apa yang Yehuwa harapkan dari para penatua Kristen sewaktu mereka bertindak sebagai hakim?