Yehuwa Mencabut Pedang-Nya!
”Semua manusia akan mengetahui bahwa Aku, [Yehuwa], mencabut pedangKu dari sarungnya.”—YEHEZKIEL 21:5.
1. Terhadap siapakah Yehuwa mengayunkan pedang-Nya di Yehuda dan Israel?
PEDANG Yehuwa dengan sepantasnya membawa rasa ngeri kepada musuh-musuhNya. Tetapi ketika Ia mengayunkannya melawan para pelanggar hukum di kerajaan Yehuda dan Israel, apakah mereka mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi? Ya, mereka dibuat mengetahui bahwa Yehuwa telah mencabut pedang simbolis-Nya dari sarungnya.—Ezra 9:6-9; Nehemia 1:8; 9:26-30.
2. Apa yang Yehuwa katakan mengenai ’pedang-Nya,’ yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan apa?
2 Melalui nabi dan penjaga-Nya Yehezkiel, Allah mengatakan: ”Semua manusia akan mengetahui bahwa Aku, [Yehuwa], mencabut pedangKu dari sarungnya.” (Yehezkiel 21:5) Apakah kata-kata tersebut berlaku hanya pada jaman dahulu? Atau apakah ada artinya bagi kita?
Ramalan atas Penghukuman Yerusalem
3. Apa yang dikatakan Yehezkiel kepada para buangan di Babel, dan ini memiliki persamaan jaman modern apa?
3 Kereta perang Yehuwa bergerak lagi, dan tempat kedudukan Yehezkiel juga berubah. Halnya seolah-olah organisasi Surgawi Yehuwa yang bagaikan kereta perang berpindah ke tempat pengamatan di atas Bukit Zaitun. Dari sanalah Yesus meramalkan kehancuran yang menimpa Yerusalem pada tahun 70 M., suatu kehancuran yang menjadi pola nubuat dari akhir Susunan Kristen. (Markus 13:1-20) Dalam penglihatan, Yehezkiel sendiri telah dibawa pergi dari Sungai Kebar, tetapi oleh roh suci Allah sekarang ia dibawa kembali ke rumahnya di pembuangan di Babel. Di sana ia menceritakan kepada para buangan lainnya ’segala sesuatu yang Yehuwa telah perlihatkan kepadanya.’ Demikian pula, ”penjaga” yang terurap dari Yehuwa dan rekan-rekan saksi mereka dewasa ini mengumumkan segala sesuatu yang telah diperlihatkan kepada mereka oleh Penunggang kereta perang surgawi.—Yehezkiel 11:22-25.
4. Bagaimana tanggapan para buangan Yahudi terhadap tindakan-tindakan simbolis Yehezkiel?
4 Melalui tindakan-tindakan simbolis, Yehezkiel menunjukkan para buangan Yahudi bahwa celaka secara nasional tidak dapat dihindari. (Baca Yehezkiel 12:1-7.) Nabi itu membawa ”barang-barang seorang buangan” untuk menunjukkan sedikitnya barang-barang yang dapat dibawa oleh seorang buangan di atas bahunya. Kengerian segera akan terjadi di Yerusalem yang terkepung. Walaupun kebanyakan tidak mendengarkan peringatan demikian dengan serius, Yehezkiel harus mengatakan kepada umat itu: ”Tidak akan ditunda-tunda lagi.” Dewasa ini juga terdapat cemoohan atas peringatan-peringatan dan nubuat-nubuat ilahi, tetapi banyak yang dapat kita lakukan untuk membantu para pencari kebenaran menaruh keyakinan atas penggenapan-penggenapannya.—Yehezkiel 12:8-28.
5. Karena ’hari dari Yehuwa’ pasti datang, pengungkapan-pengungkapan apa perlu dilakukan?
5 Mereka yang tidak mendengarkan penjaga dari Yehuwa perlu mengetahui bahwa mereka akan merasakan ”pedang Allah.” Jadi, mereka yang bertanggung jawab atas salah pengertian perihal amannya Yerusalem dan Yehuda dicela. Nabi-nabi palsu dibandingkan seperti serigala yang menghancurkan dan ditunjukkan pula bahwa para pembohong menutupi keadaan tembok-tembok retak yang akan runtuh, atau proyek yang sia-sia, dari masyarakat. Nabiah-nabiah palsu juga dicela. ”Hari Yehuwa” pasti tiba, dan muka-Nya menentang orang-orang yang ’menyimpang daripada-Nya,’ yaitu orang-orang yang, ’mengundurkan diri dari mengikuti Allah.’ (NW) Jika kita telah membaktikan diri kepada Yehuwa tentu kita tidak pernah ingin mengundurkan diri dari dinas suci-Nya.—Yehezkiel 13:1–14:11.
6. Adakah manusia yang dapat menyelamatkan Yehuda dari jalannya yang sesat, dan ini mengajarkan apa kepada kita?
6 Siapa yang dapat menyelamatkan orang-orang yang sesat dari Yehuda? Bahkan Nuh, Daniel, dan Ayub yang benar tidak dapat menyelamatkan mereka ketika Allah membawa penghukuman atas tanah itu. Maka jika kita ingin mendapat keselamatan, kita harus memikul tanggung jawab pribadi di hadapan Allah dan melakukan kehendak-Nya.—Yehezkiel 14:12-23; Roma 14:12.
7. Yehuda disamakan dengan apa, namun apa yang Allah berikan kepada mereka yang setia?
7 Karena penduduknya yang tidak setia, Yehuda disamakan seperti pokok anggur liar dengan buah yang buruk sehingga hanya cocok untuk dibakar dalam api. (Yehezkiel 15:1-8) Ia juga disamakan dengan bayi terlantar yang diselamatkan oleh Allah dari Mesir dan dibesarkan sampai menjadi wanita dewasa. Yehuwa mengambilnya sebagai istri, tetapi ia berbalik kepada allah-allah palsu dan akan ditimpa kebinasaan karena perzinahan rohaninya. Namun, dengan orang-orang yang setia Allah akan membuat ’perjanjian yang kekal’—perjanjian baru dengan Israel rohani.—Yehezkiel 16:1-63; Yeremia 31:31-34; Galatia 6:16.
8. (a) Babel dan Mesir disamakan dengan apa? (b) Bagaimana hendaknya pelanggaran Zedekia atas janjinya menjadi pelajaran bagi kita?
8 Selanjutnya, para penguasa dari Babel dan Mesir disamakan dengan rajawali besar. Salah satu mematahkan puncak pohon aras dengan menurunkan Raja Yoyakhin dan menggantikannya dengan Zedekia. Walaupun Zedekia membuat janji setia kepada Nebukadnezar, ia mengingkarinya, dengan meminta bantuan militer dari penguasa Mesir, rajawali besar lainnya. Jika Zedekia dalam membuat janji tersebut melibatkan nama Allah, maka melanggarnya berarti mendatangkan cela atas Yehuwa. Karena kita tidak ingin bahkan berpikir untuk mencela nama Allah, kita hendaknya menahan diri agar tidak pernah melanggar janji kita. Betapa besar hak istimewa kita untuk menyandang nama ilahi sebagai Saksi-Saksi Yehuwa!—Yehezkiel 17:1-21.
9, 10. (a) Nubuat apa dicatat di Yehezkiel 17:22-24, tetapi apa yang perlu dilakukan jika kita ingin mengambil manfaat dari penggenapannya? (b) Siapa yang bertanggung jawab atas akibat-akibat tindakan kita?
9 Berikutnya muncullah nubuat yang membesarkan hati mengenai Mesias. (Baca Yehezkiel 17:22-24.) Di sini, ”yang masih muda” adalah Raja Mesias, Yesus Kristus. Ditanam oleh Yehuwa di Bukit Sion surgawi, ia akan menjadi ”pohon aras yang hebat,” sumber perlindungan dan berkat seraya ia berkuasa atas bumi. (Wahyu 14:1) Kita benar-benar dapat berbesar hati atas hal ini.
10 Tetapi jika kita ingin memperoleh manfaat dari penggenapan nubuat Mesias, kita harus memelihara hubungan yang baik dengan Yehuwa. Rekan-rekan buangan dari Yehezkiel rupanya menyangka bahwa mereka memiliki kedudukan yang baik di hadapan Allah dan menyalahkan nenek moyang mereka atas apa yang mereka derita. Tetapi sang nabi menunjukkan bahwa setiap orang bertanggung jawab atas tindakannya sendiri. (Yehezkiel 18:1-29; bandingkan Yeremia 31:28-30.) Berikutnya datang suatu himbauan. (Baca Yehezkiel 18:30-32.) Ya, Yehuwa bersifat pengasih dan pengampun terhadap orang-orang yang bertobat dan tidak suka terhadap kematian siapapun. Karena itu, Allah berkata: ’Bertobatlah, supaya kamu hidup.’—Bandingkan 2 Petrus 3:9.
11. Para penguasa Yehuda disamakan dengan apa, dan apa yang akan terjadi atasnya pada waktu ditikam oleh ”pedang” Yehuwa?
11 Dalam suatu nyanyian ratapan atas kejatuhan Yehuda, para penguasanya dibandingkan dengan singa muda. Raja Yoahas mati di pembuangan di Mesir, Yoyakim ditangkap oleh Nebukadnezar, dan Yoyakhin dibuang ke Babel. Kemudian Nebukadnezar mengangkat Zedekia di atas takhta Yehuda, tetapi ia memberontak. Pada akhirnya, seperti singa yang dikurung, Zedekia dibawa sebagai tawanan ke Babel. Sesuai dengan nyanyian ratapan yang bersifat nubuat, pada tahun 607 S.M., Yehuda menjadi pokok anggur yang mati, ”sehingga tiada lagi padanya cabang yang kuat, dan tiada tongkat kerajaan.” Ia telah ditikam oleh ”pedang” Yehuwa!—Yehezkiel 19:1-14; Yeremia 39:1-7.
12. (a) Seperti nenek moyang mereka, dalam kesalahan apa rekan-rekan Yehezkiel terlibat? (b) Mengapa orang-orang bertanya apakah Yehezkiel tidak sedang mengucapkan kata-kata sindiran, dan peringatan apa yang diberikan ini kepada kita?
12 Didekati oleh ”beberapa orang dari tua-tua Israel,” Yehezkiel berbicara mengenai pesan Allah. Ia menunjukkan bahwa walaupun Yehuwa menyelamatkan orang Israel dari Mesir dan memberikan mereka hukum-Nya, mereka menolak hal itu dan mempraktekkan penyembahan berhala. Karena rekan-rekan imam dari Yehezkiel juga terbukti melakukan hal-hal salah yang sama, Allah akan memberikan kepada mereka penghukuman. Rupanya dengan ragu-ragu namun bukan karena mereka tidak mengerti apa yang dikatakan Yehezkiel, mereka bertanya: ”Apakah ia tidak hanya mengucapkan kata-kata sindiran?” Mereka segera akan merasakan bahwa tidak ada yang bersifat sekedar sindiran atas berita-berita sang nabi. Ini hendaknya memperingatkan kita untuk tidak pernah mengambil sikap ragu-ragu terhadap penggenapan peringatan-peringatan Alkitab.—Yehezkiel 20:1-49.
Yehuwa sang Pejuang
13. ”Pedang” Allah menunjukkan apa, dan ”semua orang” akan tahu apa pada waktu pedang itu diayunkan?
13 Pada tahun ketujuh dari pembuangan (10 Ab, 611 S.M.), kurang dari dua setengah tahun sebelum ”peperangan pada hari [Yehuwa]” dimulai terhadap Yehuda dan Yerusalem. (Yehezkiel 13:5; 20:1) Perhatikan apa yang dikatakan oleh Yehuwa sang Pejuang pada waktu itu melalui Yehezkiel. (Baca Yehezkiel 21:1-5.) ”Pedang” Allah menunjukkan wakil di bumi yang akan Ia gunakan, tetapi itu juga dapat termasuk organisasi surgawi-Nya yang bagaikan kereta perang. ”Orang benar” dan ”orang fasik” penduduk Yehuda dan Israel, juga bangsa-bangsa yang mempunyai maksud buruk terhadap umat Allah, akan jatuh oleh ketajaman ”pedang” Allah. Sesungguhnya, ”semua manusia” akan mengetahui bahwa Yehuwalah yang berperang melawan mereka.
14. (a) Seperti Yehezkiel, kepada apakah saksi-saksi terurap dari Yehuwa membawa perhatian? (b) Apa yang menunjukkan bahwa para penguasa Susunan Kristen tidak akan luput dari ”pedang” Allah?
14 Seperti Yehezkiel, saksi-saksi Yehuwa yang terurap dewasa ini membawa perhatian kepada ”pedang” yang Yehuwa akan acungkan melawan para pengikut Susunan Kristen, daerah yang sekarang menjadi persamaan dari ”tanah Israel.” Tidak lama lagi ”pedang” tersebut akan dirasakan ”semua manusia dari selatan sampai utara,” oleh semua yang mempraktekkan ibadat palsu. Orang-orang yang merasa yakin pada jaman Yehezkiel tidak memiliki alasan untuk bersukacita, dengan menyimpulkan bahwa ”pedang” Yehuwa tidak akan ’menumpahkan darah’ mereka. ”Pedang” itu tidak menghiraukan tongkat lambang kekuasaan kerajaan Yehuda, sama seperti ia tidak menghiraukan ”segala macam kayu,” atau tongkat lainnya. Karena itu, tentu para penguasa Susunan Kristen tidak akan luput dari wakil pelaksana penghukuman Allah.—Yehezkiel 21:6-17.
15. Peristiwa apa yang melibatkan Nebukadnezar menunjukkan bahwa tidak ada yang dapat memalingkan ”pedang” Yehuwa?
15 Nubuat Yehezkiel melanjutkan untuk menunjukkan bahwa tidak ada yang dapat memalingkan ”pedang” Yehuwa, termasuk hantu-hantu. (Baca Yehezkiel 21:18-22.) Walaupun Raja Nebukadnezar akan menggunakan ilham-ilham yang berasal dari hantu-hantu, Yehuwa akan memastikan bahwa penguasa Babel ini akan maju berperang melawan Yerusalem, bukan melawan ibu kota Amon yang lebih lemah yaitu Raba. Dari sebuah tabung panah Nebukadnezar akan memilih sebuah panah yang ditandai untuk Yerusalem. Ia akan menggunakan terafim (kemungkinan patung-patung kecil dalam bentuk manusia) dan akan mencari petunjuk-petunjuk dari hati (liver) binatang yang telah dibunuh. Meskipun di bawah pengaruh berbagai ilham, ia akan mengambil jalan menuju ibu kota Yehuda dan mengepungnya. Memang, Nebukadnezar telah membuat perjanjian dengan Raja Zedekia. Tetapi karena mereka melanggar janji, Zedekia dan orang Yahudi lain akan ”ditangkap dengan kekerasan” dan dibawa sebagai buangan ke Babel.—Yehezkiel 21:23, 24.
16. (a) Apa yang terjadi sebagai penggenapan Yehezkiel 21:25-27? (b) Kapankah Jaman Orang Kafir mulai, dan dengan peristiwa apakah ia berakhir?
16 Dengan memberontak, Zedekia melukai diri sendiri dengan cara yang mematikan. (Baca Yehezkiel 21:25-27.) Ketika raja Yehuda diturunkan, ikat kepala dan mahkota kerajaan ditanggalkan. (2 Raja 25:1-7) Yang ”tinggi” dari kerajaan Yehuda ”direndahkan” dengan dihancurkannya dia pada tahun 607 S.M. Dengan demikian yang ”rendah” dari bangsa-bangsa kafir ”ditinggikan,” mereka dibiarkan menguasai bumi tanpa gangguan kerajaan Allah imbangan. (Ulangan 28:13, 15, 36, 43, 44) Maka mulailah ”jaman bangsa-bangsa”—Jaman Orang Kafir—yang berakhir pada tahun 1914 ketika Allah memberikan kerajaan kepada Yesus Kristus, ’yang berhak atasnya.’ (Lukas 21:20-24; Mazmur 110:1, 2; Daniel 4:15-28; 7:13, 14) Karena Yesus duduk di takhta surgawi, bangsa-bangsa kafir tidak dapat menginjak-injak apa yang dilambangkan oleh Yerusalem purba, Kerajaan dari keturunan Daud yang sah.—Ibrani 12:22.
17. ”Bohong” apa diumumkan oleh nabi-nabi Amon?
17 Nabi-nabi bangsa Amon berkata bahwa ibu kota Amon, Raba, akan terhindar dari pembinasaan oleh pedang Nebukadnezar. Tetapi ini merupakan suatu ’kebohongan,’ karena seluruh tanah Amon akan dihancurkan. Di jaman kita, Allah telah menyatakan bahwa kehancuran dari bangsa-bangsa akan menyusul kehancuran Susunan Kristen, sama seperti Raba dihancurkan setelah Yerusalem.—Yehezkiel 21:28-32; Wahyu 16:14-16.
Yerusalem Dituduh
18. Untuk dosa-dosa apa Yehezkiel mencela Yerusalem, dan bagaimana hendaknya reaksi kita atas ini?
18 Sekali lagi Yehezkiel menyampaikan firman Yehuwa, menyingkapkan Yerusalem untuk dosa-dosanya seperti pertumpahan darah, perzinahan, tingkah laku tidak senonoh, penipuan, dan melupakan Allah. Pemimpin-pemimpinnya yang berhutang darah telah menyalahgunakan kekuasaan sampai kepada tingkat pembunuhan melalui pengadilan, dan para pemfitnah melenyapkan musuh-musuh mereka dengan mengajukan tuduhan-tuduhan palsu. Untuk kesalahan-kesalahan demikian, penduduk Yerusalem akan diceraiberaikan. Pengetahuan akan hal ini hendaknya menguatkan tekad kita untuk menghindari penyalahgunaan kekuasaan, tingkah laku yang tidak senonoh, fitnah, dan perbuatan-perbuatan salah serius lainnya.—Yehezkiel 22:1-16.
19. Dengan cara apakah orang Yehuda akan dilebur, dan mengapa penghancuran mereka pasti?
19 Yehuwa juga akan menghanguskan orang Yehuda di dalam tungku perapian. Ini bukan untuk memurnikan mereka dalam proses pemurnian melainkan untuk meleburkan mereka dalam amarah-Nya yang berkobar. (Yehezkiel 22:17-22) Penghukuman ini pantas diterima oleh nabi-nabi yang berkomplot, imam-imam yang melanggar hukum, pangeran-pangeran yang serakah, dan umat yang tidak adil. Semuanya tercela. Karena tidak ada satu pria pun di antara mereka berdiri teguh untuk kebenaran, Allah akan menghancurkan mereka dengan api murka-Nya.—Yehezkiel 22:23-31.
Penghukuman yang Layak
20. Atas wanita simbolis apakah murka Allah akan dicurahkan, dan rincian apa yang dapat saudara berikan mengenai identitas mereka?
20 Pencurahan murka Allah berikutnya digambarkan kemudian sebagai penghukuman yang dilaksanakan terhadap dua wanita simbolis yang bersalah karena melakukan perzinahan rohani. Yang pertama adalah Ohola, kerajaan sepuluh suku dari Israel dengan Samaria sebagai ibu kota. Ia adalah ”yang tertua” karena terdiri dari kebanyakan suku-suku Israel termasuk keturunan anak-anak Yakub yang tertua, Ruben dan Simeon. Adik perempuannya adalah Oholiba, kerajaan dua suku Yehuda dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya. Ohola berarti ”kemahnya.” Oholiba berarti ”KemahKu ada di dalamnya,” yang cocok karena kemah Allah atau bait, ada di Yehuda.—Yehezkiel 23:1-4.
21. Ke manakah Ohola mencari perlindungan, yang memberikan peringatan apa bagi kita?
21 Ohola (Israel) mati ketika ia dihancurkan oleh orang Asyur pada tahun 740 S.M. Apa sebabnya? (Baca Yehezkiel 23:5-7.) Ohola menyangkal imannya dan mencari perlindungan melalui hubungan politik, tetapi hal itu mengakibatkan ia mengikuti ibadat palsu dari sekutu-sekutunya, sehingga ’ia menajiskan diri dengan berhala-berhala mereka.’ Dengan menjadikan perzinahan rohani Ohola sebagai suatu peringatan, kita hendaknya menjaga terhadap hubungan duniawi apapun yang dapat menghancurkan iman kita.—Yakobus 4:4; 1 Yohanes 2:15-17.
22. Seperti Ohola dan Oholiba, apa yang sedang dilakukan Susunan Kristen, tetapi apa yang akan terjadi atasnya?
22 Karena menempuh haluan yang lebih berdosa dari kakak perempuannya, Oholiba (Yehuda) menderita kehancuran nasional di tangan orang Babel pada tahun 607 S.M. Anak-anaknya mati oleh pedang atau dibawa sebagai tawanan, dan ia dipermalukan di antara bangsa-bangsa. Seperti Ohola dan Oholiba, Susunan Kristen melakukan perzinahan rohani, suatu dosa di hadapan Allah yang diakui disembahnya. Protestanisme, dengan banyak sekte-sektenya, telah menajiskan dirinya dengan kuasa-kuasa komersial dan politik dunia lebih daripada kakak perempuannya, Katolik Roma. Dengan demikian, Yehuwa akan memastikan bahwa seluruh Susunan Kristen dihancurkan. Kemudian orang-orang akan tahu bahwa ia adalah Tuhan Yehuwa yang berdaulat. Hal itu akan menguatkan tekad kita untuk menolak ikatan-ikatan duniawi yang tidak patut jika kita mengingat bahwa sekutu-sekutu Susunan Kristen tidak lama lagi akan berbalik dan melaksanakan penghukuman Allah ke atasnya sebagai bagian utama Babel Besar, imperium agama palsu sedunia.—Yehezkiel 23:8-49; Wahyu 17:1-6, 15-18.
Orang-Orang Munafik Ternganga
23. Bagaimanakah Yerusalem digambarkan dalam berita Allah kepada Yehezkiel pada akhir Desember tahun 609 S.M., dan apa yang akan terjadi atasnya?
23 Pada hari yang sama, akhir bulan Desember, Nebukadnezar memulai pengepungan selama 18 bulan atas Yerusalem (10 Tebet, 609 S.M.), Allah memberikan kepada Yehezkiel berita bergambar lain. Di dalamnya, Yerusalem yang terkepung digambarkan seperti kuali untuk memasak tempat penduduk kota akan ’dididihkan.’ Kenajisan moral telah menyebabkan bagian dalam kuali simbolis tersebut ”berkarat.” ”Potong demi potong,” para pembuat salah akan dibawa ke luar Yerusalem, dan celaka atas mereka tidak akan berakhir sampai ia mengalami kehancuran. Yehuwa telah menghakimi Yerusalem sesuai dengan kejahatan-kejahatannya, dan ia harus dihancurkan sama seperti Susunan Kristen juga harus dihancurkan.—Yehezkiel 24:1-14.
24. (a) Mengapa Yehezkiel tidak menunjukkan kesedihan ketika istrinya mati? (b) Ketika ”pedang” Yehuwa turun ke atasnya, bagaimana Susunan Kristen akan bereaksi, dan apakah yang ia akan sadari dan ketahui?
24 Berikutnya, Yehezkiel harus bertindak dengan cara yang aneh. (Baca Yehezkiel 24:15-18.) Mengapa sang nabi tidak boleh menunjukkan kesedihan ketika istrinya mati? Untuk menunjukkan betapa akan kagetnya orang Yahudi, pada saat kehancuran Yerusalem, penduduknya, dan bait. Yehezkiel telah cukup banyak berbicara mengenai perkara itu dan tidak akan menceritakan pesan Allah lagi sampai kejatuhan Yerusalem dilaporkan kepadanya. Demikian pula, Susunan Kristen dan kaum rohaniwannya yang munafik akan ternganga pada saat kehancuran mereka. Dan setelah ”siksaan yang dahsyat” mulai, apa yang telah diutarakan oleh golongan penjaga yang terurap mengenai ajal mereka sudah akan cukup. (Matius 24:21) Tetapi ketika ”pedang” Allah diayunkan ke atas Susunan Kristen, kaum rohaniwan yang ternganga tersebut dan yang lain-lain ’harus mengetahui bahwa Ia adalah Yehuwa.’—Yehezkiel 24:19-27.
Apa Jawaban Saudara?
◻ Apa yang terjadi ketika Yehuwa mengayunkan ”pedang” milik-Nya terhadap Yehuda dan Israel?
◻ Pelajaran apa dapat kita tarik dari keingkaran Zedekia atas janjinya kepada Nebukadnezar?
◻ Apa yang diartikan oleh ”pedang” Allah?
◻ Peristiwa apa yang melibatkan Nebukadnezar menunjukkan bahwa tidak ada yang dapat memalingkan ”pedang” Yehuwa?
◻ Apa yang terjadi dalam penggenapan Yehezkiel 21:25-27?
◻ Yehezkiel yang tidak menunjukkan kesedihan ketika istrinya mati, memberikan bayangan atas apa?
[Gambar di hlm. 21]
Ketika Raja Zedekia melanggar janjinya kepada Nebukadnezar dan dibawa sebagai tawanan, nubuat apa mulai tergenap?