-
Menubuatkan Waktunya bagi Pemerintahan DuniaPemerintahan Dunia yang Mendatang—Kerajaan Allah
-
-
21 Artinya, ”pohon” raksasa yang bersifat lambang itu ditebang dan jatuh dengan keras menimpa bumi. Hanya ”tunggul” pohon itu, yang dibiarkan berdiri, tetapi diikat dengan rantai dari besi dan tembaga untuk mencegah pertumbuhannya selama ”tujuh masa” yang diperintahkan itu. Sesungguhnya, yang terjadi adalah bahwa Nebukadnezar yang perkasa telah turun dari takhta kerajaannya. ”Yang ... berkuasa atas kerajaan manusia” memaksakan hal ini dengan membuat raja Babel ini menjadi gila, merobah hatinya dari hati seorang manusia yang penuh kuasa dalam pemerintahan menjadi hati binatang, lembu, yang makan rumput di padang. Agaknya para pejabat istana Nebukadnezar mengingat mimpi itu dan tafsir yang diberikan oleh Daniel dan merasa takut untuk menggantikan dia dengan seseorang lain untuk takhta itu. Tetapi Allah Yang Mahatinggilah yang secara khusus menyimpan takhta kerajaan itu supaya Nebukadnezar dipulihkan kepada takhta itu pada akhir ”tujuh masa” yang ditetapkan itu.—Daniel 5:18-21.
-
-
Menubuatkan Waktunya bagi Pemerintahan DuniaPemerintahan Dunia yang Mendatang—Kerajaan Allah
-
-
23. Mengapakah penyakit raja itu tidak mengartikan kejatuhan Babel?
23 Dengan direndahkannya Raja Nebukadnezar ini, apakah itu berarti bahwa Kerajaan Babel telah jatuh? Sama sekali tidak! Menurut perintah dari Allah Yang Mahatinggi kerajaan ini harus terus berkuasa selama beberapa puluh tahun lagi sebagai Kuasa Dunia Ketiga, sama seperti tunggul yang terikat dari pohon raksasa dalam mimpi Nebukadnezar. Nabi Daniel terus melayani sebagai hamba dari raja yang menjadi gila itu, sebagai ”penguasa atas seluruh wilayah Babel dan menjadi kepala semua orang bijaksana di Babel.” Juga, ketiga rekan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya, terus ikut dalam mengurus administrasi dari seluruh wilayah itu. (Daniel 1:11-19; 2:48, 49; 3:30) Sudah tentu keempat orang Yahudi yang terkemuka yang menjadi buangan di Babel ini telah menghitung waktu sejak sakitnya raja dan menanti-nantikan saatnya untuk menyambutnya kembali dalam keadaan waras kepada takhta kerajaannya sebagai penguasa Kafir yang telah mengambil pelajaran yang baik bahwa ”Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendakiNya.” Pada akhir ”tujuh masa” itu hal ini terjadi.
24. Pada saat ia dipulihkan apa yang dikatakan oleh raja itu mengenai Yang Mahatinggi?
24 Raja itu sendiri berkata kepada kita apa yang terjadi, ”Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaanNya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaanNya turun temurun. Semua penduduk bumi dianggap remeh; Ia berbuat menurut kehendakNya terhadap bala tentara langit dan penduduk bumi; dan tidak ada seorangpun yang dapat menolak tanganNya dengan berkata kepadaNya, ’Apa yang Kaubuat?’”—Daniel 4:34, 35.
25. Jadi tunggul pohon itu mengalami kelepasan apa pada waktu itu?
25 Pada saat itu, sehubungan sehubungan dengan penggenapan mimpi nubuat itu kepada Nebukadnezar sendiri, maka rantai dari besi dan tembaga di sekeliling yang mengikat tunggul pohon raksasa telah disentakkan dan dibuang. ”Tujuh masa” yang aksara telah berakhir, dan raja yang sama akan dipulihkan kepada kekuasaan. Nebukadnezar mencatat hal ini, seraya ia berkata lebih lanjut, ”Pada waktu akal budiku kembali kepadaku, kembalilah juga kepadaku kebesaran dan kemuliaanku untuk kemasyhuran kerajaanku. Para menteriku dan para pembesarku menjemput aku lagi; aku dikembalikan kepada kerajaanku, bahkan kemuliaan yang lebih besar dari dahulu diberikan kepadaku.” (Daniel 4:36) Sungguh ’mujizat penyembuhan’ telah dilakukan oleh Allah Yang Mahatinggi.—Daniel 4:2; Kisah 4:22.
26. Orang-orang Ibrani manakah agaknya ikut menyambut raja itu, dan mengapa?
26 Tentulah sangat pantas bahwa Daniel, Hananya, Misael dan Azarya sebagai ”para pembesar” berada di antara mereka yang menyambut raja yang dipulihkan itu sebagai tanda loyalitas mereka kepadanya dan bahwa mereka telah memelihara kepentingan-kepentingan kerajaannya selama ia menderita sakit mental. (Bandingkan 2 Samuel 19:11-15.) Keempat orang penyembah Allah Yehuwa ini menaruh minat yang khusus akan akibat pengalaman raja yang telah direndahkan itu atas dirinya sendiri di tangan Allah mereka. Lebih dari pada semua yang lain-lain dalam pelayanan di istana raja, mereka menghargai pengakuan Nebukadnezar mengenai Kedaulatan Semesta dari ’Penguasa’ Yang Mahatinggi, yang oleh Nebukadnezar disebut ”Raja Sorga,” yang memerintah selama-lamanya. Mereka mengerti bagaimana Raja surgawi ini mengembalikan kekuasaan sebagai raja kepada seseorang yang selama ”tujuh masa” merupakan ”orang yang paling kecil sekali” dari umat manusia yang telah direndahkan di bawah martabat manusia sehingga sama seperti binatang di padang. (Daniel 4:17) Mereka mengerti apa yang Yehuwa lakukan!
-