Pasal Delapan
Diselamatkan dari Rahang Singa!
1, 2. (a) Bagaimana Darius, orang Media, mengorganisasi imperiumnya yang terus berkembang? (b) Uraikan tugas dan wewenang penguasa distrik.
BABILON telah jatuh! Kemuliaan selama hampir satu abad sebagai kuasa dunia lenyap dalam beberapa jam saja. Dimulailah suatu era baru—era Media dan Persia. Darius, orang Media yang menjadi raja menggantikan Belsyazar, kini menghadapi tantangan untuk mengorganisasi imperiumnya yang terus berkembang.
2 Salah satu tugas pertama yang Darius laksanakan adalah mengangkat 120 penguasa distrik. Konon, orang-orang yang menempati kedudukan ini kadang-kadang dipilih dari antara kerabat raja. Siapa pun mereka, setiap penguasa distrik memerintah atas satu distrik utama atau satu daerah yang lebih kecil di imperium itu. (Daniel 6:1) Tugasnya termasuk memungut pajak dan membayar upeti kepada istana kerajaan. Meskipun penguasa distrik berada di bawah pengawasan wakil raja yang berkunjung untuk melakukan pemeriksaan berkala, ia memiliki wewenang yang cukup besar. Gelarnya berarti ”pelindung Kerajaan”. Di provinsi yang diperintahnya, penguasa distrik dianggap sebagai raja bawahan, yang hampir berdaulat penuh.
3, 4. Mengapa Darius memperkenan Daniel, dan raja mengangkatnya untuk menduduki jabatan apa?
3 Apa peran Daniel dalam penyelenggaraan baru ini? Apakah Darius, orang Media itu, akan memensiun nabi Yahudi yang sudah berumur ini, yang kini sudah berusia sembilan puluhan? Sama sekali tidak! Darius pasti sadar bahwa Daniel telah dengan saksama menubuatkan kejatuhan Babilon dan ramalan demikian membutuhkan daya pengamatan adimanusiawi. Selain itu, Daniel sudah berpengalaman puluhan tahun dalam berurusan dengan berbagai kelompok tawanan di Babilon. Darius bermaksud menjaga hubungan damai dengan rakyat yang baru ditaklukkannya. Oleh karena itu, ia tentu menginginkan seseorang yang memiliki hikmat dan pengalaman seperti Daniel untuk mendampinginya. Dalam kedudukan apa?
4 Pasti sudah cukup mengejutkan jika Darius mengangkat Daniel, orang Yahudi buangan itu, menjadi penguasa distrik. Jadi, bayangkan kegemparan yang terjadi sewaktu Darius mengumumkan keputusannya untuk menjadikan Daniel salah seorang dari tiga pejabat tinggi yang akan mengawasi para penguasa distrik itu! Bukan itu saja, Daniel juga ”selalu lebih unggul”, lebih baik daripada rekan-rekan pejabat tinggi lainnya. Dia memang memiliki ”roh yang luar biasa”. Darius bahkan bermaksud memberikan jabatan perdana menteri kepadanya.—Daniel 6:2, 3.
5. Bagaimana reaksi para pejabat tinggi lainnya dan para penguasa distrik terhadap pengangkatan Daniel, dan mengapa?
5 Para pejabat tinggi lainnya dan para penguasa distrik pasti sangat marah. Ya, mereka tidak dapat menerima kenyataan bahwa Daniel—yang bukan orang Media atau Persia atau anggota keluarga kerajaan—memiliki kedudukan yang berwenang atas mereka! Bagaimana mungkin Darius mengangkat seorang asing pada kedudukan yang begitu tinggi, melebihi orang-orang senegerinya, bahkan keluarganya sendiri? Tindakan itu pasti kelihatannya tidak adil. Lagi pula, para penguasa distrik itu tentu memandang integritas Daniel sebagai hambatan yang tidak diinginkan terhadap praktek suap dan korupsi yang mereka lakukan. Namun, para pejabat tinggi dan penguasa distrik itu tidak berani mengemukakan masalah ini kepada Darius. Bagaimanapun, Darius sangat menyegani Daniel.
6. Apa upaya para pejabat tinggi dan penguasa distrik untuk mendiskreditkan Daniel, dan mengapa upaya ini terbukti sia-sia?
6 Maka, para politikus yang iri ini pun berkomplot. Mereka berupaya ”mencari-cari alasan untuk mempersalahkan Daniel sehubungan dengan kerajaan”. Apakah mungkin ada kekeliruan dalam cara dia menangani tanggung jawabnya? Apakah dia tidak jujur? Para pejabat tinggi dan penguasa distrik itu tidak dapat menemukan kelalaian atau keburukan apa pun dalam cara Daniel menangani tugas-tugasnya. ”Kita sama sekali tidak akan menemukan alasan untuk mempersalahkan Daniel ini,” mereka berargumentasi, ”kecuali dalam hal hukum Allahnya.” Maka, pria-pria yang licik ini pun merancang sebuah rencana jahat. Mereka pikir rencana ini dapat melenyapkan Daniel sekali untuk selamanya.—Daniel 6:4, 5.
SEBUAH RENCANA PEMBUNUHAN DIJALANKAN
7. Usulan apa yang diajukan oleh para pejabat tinggi dan penguasa distrik kepada raja, dan bagaimana mereka melakukannya?
7 Serombongan pejabat tinggi dan penguasa distrik datang ”bersama-sama menghadap” Darius. Ungkapan bahasa Aram ini mengandung gagasan kegemparan yang hebat. Tampaknya, orang-orang ini ingin memberikan kesan bahwa ada perkara yang sangat mendesak yang harus mereka sampaikan kepada Darius. Boleh jadi, mereka bernalar bahwa Darius tidak akan banyak mempertanyakan usulan mereka jika mereka menyampaikannya secara meyakinkan, dan seolah-olah sebagai perkara yang perlu segera ditangani. Oleh karena itu, mereka langsung menyatakan masalahnya dengan berkata, ”Semua pejabat tinggi kerajaan, penguasa daerah dan penguasa distrik, pejabat tinggi kerajaan dan gubernur, telah bermufakat untuk meneguhkan ketetapan kerajaan dan memberlakukan larangan, bahwa barang siapa yang selama tiga puluh hari ini, menyampaikan permohonan kepada allah atau manusia mana pun selain kepada engkau, ya, raja, akan dilemparkan ke lubang singa.”a—Daniel 6:6, 7.
8. (a) Mengapa Darius pasti akan tertarik dengan hukum yang diusulkan tersebut? (b) Apa sebenarnya motif para pejabat tinggi dan penguasa distrik?
8 Catatan sejarah meneguhkan bahwa raja-raja Mesopotamia biasa dianggap dan disembah sebagai pribadi ilahi. Maka, tidak diragukan Darius merasa tersanjung oleh usulan ini. Ia mungkin juga melihat sisi praktisnya. Ingatlah, bagi orang-orang yang tinggal di Babilon, Darius adalah orang asing dan pendatang baru. Hukum baru ini akan mengukuhkan dirinya sebagai raja, dan akan menganjurkan orang banyak yang tinggal di Babilon untuk menyatakan loyalitas serta mendukung rezim baru itu. Namun, sewaktu mengusulkan dekret itu, para pejabat tinggi dan penguasa distrik itu sama sekali tidak peduli dengan kesejahteraan raja. Motif mereka sebenarnya adalah ingin menjebak Daniel, karena mereka mengetahui kebiasaannya untuk berdoa kepada Allah tiga kali sehari di depan jendela terbuka yang terdapat di ruangan di atap rumahnya.
9. Mengapa hukum baru tersebut tidak akan menimbulkan masalah bagi kebanyakan orang non-Yahudi?
9 Apakah pembatasan doa ini akan menimbulkan masalah bagi semua komunitas agama di Babilon? Tidak selalu, khususnya karena larangan ini hanya berlaku selama satu bulan. Selain itu, bagi kebanyakan orang non-Yahudi, memberikan penyembahan kepada manusia untuk sementara waktu bukanlah tindakan kompromi. Seorang sarjana Alkitab menyatakan, ”Menyembah raja bukanlah permintaan yang aneh bagi bangsa-bangsa yang sangat suka menyembah berhala; oleh karena itu, sewaktu orang-orang Babilonia diperintahkan untuk memberikan kepada sang penakluk—Darius, orang Media—penghormatan yang seharusnya diberikan kepada allah, mereka dengan mudah menaati permintaan tersebut. Hanya orang Yahudi saja yang tidak senang dengan permintaan itu.”
10. Bagaimana orang Media dan Persia memandang hukum yang diberlakukan oleh raja mereka?
10 Bagaimanapun, tamu-tamu Darius itu mendesaknya untuk ”meneguhkan ketetapan itu dan menandatangani pernyataan tertulisnya, agar itu tidak dapat diubah, sesuai dengan hukum orang Media dan Persia, yang tidak dapat dibatalkan”. (Daniel 6:8) Di daerah Timur kuno, kehendak raja sering kali dianggap mutlak. Anggapan ini melestarikan konsep bahwa raja tidak dapat berbuat salah. Bahkan hukum yang dapat menyebabkan kematian orang yang tidak bersalah pun harus tetap berlaku!
11. Bagaimana dampak dekret Darius terhadap Daniel?
11 Tanpa teringat sedikit pun kepada Daniel, Darius menandatangani dekret tersebut. (Daniel 6:9) Tanpa sadar, ia sebenarnya sedang menandatangani surat kematian seorang pejabatnya yang paling penting. Ya, Daniel pasti terkena dampak dari dekret ini.
DARIUS TERPAKSA MENJATUHKAN PENGHUKUMAN
12. (a) Apa yang Daniel lakukan segera setelah dia mengetahui tentang hukum baru itu? (b) Siapa yang mengawasi Daniel, dan mengapa?
12 Tak lama kemudian, Daniel pun tahu tentang hukum pembatasan doa itu. Dia segera memasuki rumahnya dan pergi ke ruangan di atap, yang jendelanya terbuka menghadap Yerusalem.b Di sana, Daniel berdoa kepada Allah ”sebagaimana yang biasa ia lakukan sebelum adanya larangan itu”. Daniel mungkin mengira bahwa dia sendirian saja, tetapi orang-orang yang berniat jahat itu mengawasi dia. Tiba-tiba, mereka ”beramai-ramai masuk”, tentu dengan penuh semangat, sama seperti ketika mereka datang kepada Darius. Sekarang mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri—Daniel sedang ”menyampaikan permohonan dan meminta belas kasihan di hadapan Allahnya”. (Daniel 6:10, 11) Para pejabat tinggi dan penguasa distrik itu memperoleh semua bukti yang mereka perlukan untuk mendakwa Daniel di hadapan raja.
13. Apa yang dilaporkan musuh-musuh Daniel kepada raja?
13 Musuh-musuh Daniel dengan licik bertanya kepada Darius, ”Bukankah ada larangan yang telah engkau tanda tangani bahwa setiap orang yang menyampaikan permohonan kepada allah atau manusia mana pun selama tiga puluh hari selain kepada engkau, ya, raja, ia akan dilemparkan ke lubang singa?” Darius menjawab, ”Perkara ini telah ditetapkan dengan teguh sesuai dengan hukum orang Media dan Persia, yang tidak dapat dibatalkan.” Sekarang orang-orang yang berkomplot itu langsung mengutarakan inti permasalahannya. ”Daniel, salah seorang dari antara orang-orang buangan Yehuda, tidak mengindahkan engkau, ya, raja, ataupun larangan yang engkau tanda tangani, tetapi tiga kali sehari ia menyampaikan permohonannya.”—Daniel 6:12, 13.
14. Berdasarkan bukti yang ada, mengapa para pejabat tinggi dan penguasa distrik menyebut Daniel sebagai ”seorang dari antara orang-orang buangan Yehuda”?
14 Patut diperhatikan bahwa para pejabat tinggi dan penguasa distrik itu menyebut Daniel sebagai ”seorang dari antara orang-orang buangan Yehuda”. Jelaslah, mereka ingin menekankan bahwa Daniel, yang Darius angkat pada kedudukan yang begitu tinggi itu, sebenarnya tidak lebih daripada seorang budak Yahudi. Mereka yakin bahwa sebagai budak, Daniel pasti tidak lebih tinggi daripada hukum—tidak soal bagaimana perasaan raja terhadapnya!
15. (a) Bagaimana reaksi Darius terhadap kabar yang didengarnya dari para pejabat tinggi dan penguasa distrik? (b) Bagaimana para pejabat tinggi dan penguasa distrik selanjutnya memperlihatkan kebencian mereka terhadap Daniel?
15 Para pejabat tinggi dan penguasa distrik itu mungkin mengharapkan imbalan dari raja untuk hasil penyidikan mereka yang cerdik. Jika demikian, kejutan menanti mereka. Darius justru merasa sangat susah mendengar kabar yang mereka bawa. Sebaliknya daripada murka terhadap Daniel atau segera memasukkannya ke dalam lubang singa, Darius malah menghabiskan waktu sepanjang hari berjuang untuk melepaskan dia. Tetapi, upayanya sia-sia. Tak lama kemudian, orang-orang yang berniat jahat itu kembali, dan tanpa malu mereka menuntut darah Daniel.—Daniel 6:14, 15.
16. (a) Mengapa Darius merespek Allah yang Daniel layani? (b) Apa harapan Darius sehubungan dengan Daniel?
16 Darius merasa bahwa ia tidak mempunyai pilihan lain. Hukum itu tidak dapat dibatalkan, dan ”pelanggaran” Daniel pun tidak dapat diampuni. Yang dapat dikatakan Darius kepada Daniel hanyalah ”Allahmu, yang kaulayani tanpa henti, ia akan menyelamatkan engkau”. Darius tampaknya merespek Allah yang Daniel layani. Yehuwa-lah yang memberi Daniel kesanggupan untuk menubuatkan kejatuhan Babilon. Allah juga memberi Daniel ”roh yang luar biasa” yang membedakan dia dengan para pejabat tinggi lain. Barangkali Darius tahu bahwa puluhan tahun sebelumnya, Allah yang sama ini telah melepaskan tiga pemuda Ibrani dari tanur api. Kemungkinan besar, raja berharap bahwa Yehuwa kini akan melepaskan Daniel, karena Darius tidak dapat membatalkan hukum yang telah ditandatanganinya. Jadi, Daniel dijebloskan ke dalam lubang singa.c Kemudian, ”sebuah batu dibawa dan ditempatkan pada mulut lubang itu, dan raja memeteraikannya dengan cincin capnya dan dengan cincin cap para pembesarnya, agar dalam hal Daniel, tidak ada yang boleh diubah”.—Daniel 6:16, 17.
KEADAAN BERUBAH SECARA DRAMATIS
17, 18. (a) Apa yang memperlihatkan bahwa Darius gundah karena keadaan Daniel? (b) Apa yang terjadi sewaktu raja kembali ke lubang singa keesokan paginya?
17 Darius yang gundah kembali ke istananya. Tidak ada pemusik yang dibawa ke hadapannya, karena ia sedang tidak ingin dihibur. Sebaliknya, Darius terjaga sepanjang malam, berpuasa. ”Kantuknya lenyap.” Ketika fajar menyingsing, Darius bergegas pergi ke lubang singa. Ia berseru dengan suara sedih, ”Oh, Daniel, hamba Allah yang hidup, apakah Allah yang kaulayani tanpa henti sanggup menyelamatkan engkau dari singa-singa?” (Daniel 6:18-20) Yang membuatnya terkejut—dan sangat lega—rupanya ada sahutan!
18 ”Ya, raja, teruslah hidup sampai waktu yang tidak tertentu.” Dengan salam yang penuh respek ini, Daniel memperlihatkan bahwa dia tidak memendam kebencian terhadap raja. Dia sadar bahwa sumber penganiayaan yang sesungguhnya bukanlah Darius, melainkan para pejabat tinggi dan penguasa distrik yang dengki. (Bandingkan Matius 5:44; Kisah 7:60.) Daniel melanjutkan, ”Allahku mengutus malaikatnya dan menutup mulut singa-singa ini, sehingga mereka tidak membinasakan aku, sebab aku didapati tidak bersalah di hadapannya; dan juga di hadapanmu, ya, raja, aku tidak melakukan tindakan yang mencelakakan.”—Daniel 6:21, 22.
19. Bagaimana Darius telah dikelabui dan dimanipulasi oleh para pejabat tinggi dan penguasa distrik?
19 Kata-kata itu pasti membuat hati nurani Darius sungguh tersentak! Selama ini ia tahu bahwa Daniel tidak melakukan apa pun yang membuatnya patut dilemparkan ke dalam lubang singa. Darius sadar sepenuhnya bahwa para pejabat tinggi dan penguasa distrik itu telah berkomplot untuk membunuh Daniel dan bahwa mereka telah memanipulasi raja untuk mencapai tujuan mereka yang mementingkan diri itu. Dengan menegaskan bahwa ”semua pejabat tinggi kerajaan” telah menyetujui berlakunya dekret tersebut, mereka mencoba memberikan kesan bahwa Daniel pun telah dimintai persetujuan tentang persoalan tersebut. Darius akan berurusan dengan orang-orang licik ini belakangan. Akan tetapi, pertama-tama ia memerintahkan agar Daniel dikeluarkan dari lubang singa. Sungguh luar biasa, Daniel bahkan tidak terluka sedikit pun!—Daniel 6:23.
20. Apa yang terjadi dengan musuh-musuh Daniel yang berniat jahat itu?
20 Kini setelah Daniel selamat, ada urusan lain yang harus Darius selesaikan. ”Raja memberikan perintah, dan para laki-laki yang menuduh Daniel itu pun dibawa dan dilemparkan ke dalam lubang singa, bersama putra-putra dan istri-istri mereka; dan sebelum mereka mencapai dasar lubang, singa-singa itu sudah menerkam mereka dan meremukkan semua tulang mereka.”d—Daniel 6:24.
21. Sehubungan dengan anggota-anggota keluarga seorang pelaku kesalahan, perbedaan apa yang ada antara Hukum Musa dan hukum yang berlaku dalam beberapa budaya kuno?
21 Mungkin kelihatannya keterlaluan karena bukan saja para anggota komplotan itu yang dihukum mati, melainkan juga istri dan anak-anak mereka. Berbeda sekali dengan itu, Hukum yang Allah berikan melalui nabi Musa menyatakan, ”Jangan membunuh bapak karena anaknya, dan jangan membunuh anak karena bapaknya. Masing-masing harus dibunuh karena dosanya sendiri.” (Ulangan 24:16) Meskipun demikian, dalam beberapa budaya kuno, bukanlah hal yang aneh untuk mengeksekusi anggota keluarga bersama-sama si pelaku kesalahan dalam kasus kejahatan yang serius. Barangkali ini dilakukan agar anggota-anggota keluarga tidak membalas dendam di kemudian hari. Akan tetapi, apa yang terjadi atas keluarga para pejabat tinggi dan penguasa distrik itu pastilah bukan ulah Daniel. Kemungkinan besar, dia merasa susah atas malapetaka yang ditimpakan oleh orang-orang fasik ini kepada keluarga mereka.
22. Pengumuman baru apa yang Darius keluarkan?
22 Para pejabat tinggi dan penguasa distrik yang bersiasat itu kini telah tiada. Darius mengeluarkan pengumuman yang menyatakan, ”Aku mengeluarkan perintah bahwa, di setiap daerah kekuasaan kerajaanku, orang harus gemetar dan takut di hadapan Allahnya Daniel. Karena ia adalah Allah yang hidup serta Pribadi yang bertahan sampai waktu yang tidak tertentu, dan kerajaannya adalah kerajaan yang tidak akan binasa, dan daerah kekuasaannya ada untuk selama-lamanya. Ia menyelamatkan, melepaskan, dan mengadakan tanda serta keajaiban di langit dan di bumi, sebab ia telah menyelamatkan Daniel dari cakar singa.”—Daniel 6:25-27.
MELAYANI ALLAH TANPA HENTI
23. Contoh apa yang Daniel sediakan sehubungan dengan pekerjaan duniawinya, dan bagaimana kita dapat menjadi seperti dia?
23 Daniel menyediakan contoh yang bagus bagi semua hamba Allah zaman modern. Tingkah lakunya tidak pernah tercela. Dalam pekerjaan duniawinya, Daniel ”dapat dipercaya dan sama sekali tidak ada kelalaian atau keburukan yang ditemukan pada dirinya”. (Daniel 6:4) Dengan cara yang serupa, seorang Kristen hendaknya rajin dalam pekerjaannya. Hal ini tidak berarti menjadi seorang pelaku bisnis yang kejam yang dengan rakus mengejar kekayaan materi atau yang mencelakakan orang lain demi kenaikan pangkatnya sendiri. (1 Timotius 6:10) Alkitab menuntut agar seorang Kristen memenuhi kewajiban duniawinya dengan jujur dan sepenuh jiwa, ”seperti untuk Yehuwa”.—Kolose 3:22, 23; Titus 2:7, 8; Ibrani 13:18.
24. Bagaimana Daniel terbukti tidak pernah berkompromi dalam hal ibadat?
24 Dalam ibadatnya, Daniel tidak pernah berkompromi. Kebiasaannya berdoa sudah diketahui umum. Lagi pula, para pejabat tinggi dan penguasa distrik itu tahu benar bahwa Daniel sangat serius beribadat. Ya, mereka yakin bahwa dia akan tetap melakukan rutinitas ini sekalipun hukum melarangnya. Benar-benar contoh bagus bagi orang-orang Kristen zaman sekarang! Mereka pun memiliki reputasi sebagai orang-orang yang mendahulukan ibadat kepada Allah. (Matius 6:33) Hal ini hendaknya langsung terlihat oleh para pengamat, karena Yesus memerintahkan kepada para pengikutnya, ”Biarlah terangmu bersinar di hadapan manusia, agar mereka melihat perbuatan baikmu dan memuliakan Bapakmu yang di surga.”—Matius 5:16.
25, 26. (a) Apa yang mungkin disimpulkan beberapa orang tentang haluan tindakan Daniel? (b) Dalam pandangan Daniel, mengapa mengubah rutinitasnya sama saja seperti berkompromi?
25 Ada yang mungkin mengatakan bahwa Daniel bisa saja menghindari penganiayaan dengan berdoa kepada Yehuwa secara sembunyi-sembunyi selama 30 hari itu. Bagaimanapun, tidak dituntut posisi atau suasana khusus agar doa dapat didengar oleh Allah. Ia bahkan dapat memahami renungan hati. (Mazmur 19:14) Namun, bagi Daniel, perubahan apa pun dalam rutinitasnya sama seperti berkompromi. Mengapa?
26 Karena kebiasaannya berdoa sudah diketahui banyak orang, apa jadinya jika Daniel tiba-tiba menghentikan kebiasaan itu? Para pengamat bisa jadi menyimpulkan bahwa Daniel takut kepada manusia dan bahwa dekret raja lebih unggul daripada hukum Yehuwa. (Mazmur 118:6) Tetapi, melalui tindakannya, Daniel memperlihatkan bahwa Yehuwa menerima pengabdiannya yang eksklusif. (Ulangan 6:14, 15; Yesaya 42:8) Tentu, tindakan Daniel ini tidak mengartikan bahwa dia dengan tidak hormat mencemooh hukum raja. Namun, dia tidak menjadi pengecut dengan berkompromi. Daniel tetap saja berdoa di ruangan di atapnya ”sebagaimana yang biasa ia lakukan” sebelum adanya dekret raja.
27. Bagaimana hamba-hamba Allah dewasa ini dapat menjadi seperti Daniel dalam hal (a) tunduk kepada kalangan berwenang yang lebih tinggi? (b) menaati Allah sebagai penguasa sebaliknya daripada manusia? (c) berupaya hidup damai dengan semua orang?
27 Hamba-hamba Allah dewasa ini dapat belajar dari contoh Daniel. Mereka tetap ”tunduk kepada kalangan berwenang yang lebih tinggi”, menaati undang-undang di negara tempat mereka tinggal. (Roma 13:1) Akan tetapi, jika hukum manusia bertentangan dengan hukum Allah, umat Yehuwa mengikuti pendirian para rasul Yesus, yang dengan berani menyatakan, ”Kita harus menaati Allah sebagai penguasa sebaliknya daripada manusia.” (Kisah 5:29) Dengan melakukannya, tidak berarti orang-orang Kristen ini menganjurkan pemberontakan atau pembangkangan. Sebaliknya, tujuan mereka hanyalah hidup damai dengan semua orang sehingga mereka ”dapat terus hidup dengan tenang dan tenteram dengan penuh pengabdian yang saleh”.—1 Timotius 2:1, 2; Roma 12:18.
28. Bagaimana Daniel melayani Yehuwa ”tanpa henti”?
28 Dalam dua kesempatan Darius mengomentari bahwa Daniel melayani Allah ”tanpa henti”. (Daniel 6:16, 20) Akar kata bahasa Aram yang diterjemahkan ”tanpa henti” berarti ”bergerak dalam suatu lingkaran”. Kata itu menyatakan gagasan tentang siklus yang berkesinambungan, atau sesuatu yang berlangsung terus-menerus. Integritas Daniel seperti itu. Integritasnya membentuk suatu pola tertentu yang sudah dapat diduga sebelumnya. Sudah jelas apa yang akan Daniel lakukan bila dihadapkan dengan ujian, tidak soal besar ataupun kecil. Dia akan terus berada pada haluan yang telah ditempuhnya selama puluhan tahun sebelumnya—haluan loyalitas dan kesetiaan kepada Yehuwa.
29. Bagaimana hamba-hamba Yehuwa dewasa ini memperoleh manfaat dari haluan Daniel yang setia?
29 Hamba-hamba Allah zaman sekarang ingin mengikuti haluan Daniel. Sesungguhnya, rasul Paulus mengimbau semua orang Kristen untuk memperhatikan contoh orang-orang yang takut akan Allah di zaman dahulu. Karena beriman, mereka ”menjalankan keadilbenaran, memperoleh apa yang dijanjikan” dan—jelas, sehubungan dengan Daniel—”membungkam mulut singa”. Sebagai hamba Allah dewasa ini, marilah kita mempertunjukkan iman dan melayani tanpa henti seperti Daniel serta ”berlari dengan tekun dalam perlombaan yang ditetapkan bagi kita”.—Ibrani 11:32, 33; 12:1.
[Catatan Kaki]
a Keberadaan ”lubang singa” di Babilon diperkuat oleh bukti berupa inskripsi-inskripsi kuno yang memperlihatkan bahwa para penguasa dari Timur sering kali memelihara beraneka ragam binatang buas.
b Ruangan di atap adalah sebuah kamar pribadi tempat seseorang dapat menyendiri apabila ia tidak ingin diganggu.
c Lubang singa kemungkinan adalah sebuah ruangan di bawah tanah dengan lubang terbuka di bagian atasnya. Ruangan itu juga kemungkinan mempunyai pintu-pintu atau jeruji yang dapat ditarik ke atas agar binatang dapat masuk.
d Kata ”menuduh” merupakan terjemahan dari ungkapan bahasa Aram yang juga dapat diterjemahkan ”memfitnah”. Ini memperjelas niat jahat musuh-musuh Daniel.
APA YANG SAUDARA PAHAMI?
• Mengapa Darius, orang Media, memutuskan untuk menempatkan Daniel dalam kedudukan yang tinggi?
• Rencana licik apa yang dirancang oleh para pejabat tinggi dan penguasa distrik? Bagaimana Yehuwa menyelamatkan Daniel?
• Apa yang saudara pelajari dengan memperhatikan contoh kesetiaan Daniel?
[Gambar penuh di hlm. 114]
[Gambar penuh di hlm. 121]
[Gambar di hlm. 127]
Daniel melayani Yehuwa ”tanpa henti”. Bagaimana dengan saudara?