PASAL EMPAT
Yehuwa—Allah Penubuat dan Penggenap
1, 2. (a) Mengapa beberapa orang merasa bahwa tidak ada yang sanggup mengendalikan situasi? (b) Bagaimana ke-12 nabi menggambarkan kepribadian Yehuwa?
BANYAK orang merasa bahwa kehidupan mereka semakin tak terkendali. Dan, dari berita yang mereka baca, mereka menyimpulkan bahwa seluruh umat manusia pun semakin tenggelam dalam keputusasaan. Upaya untuk mengatasi berbagai problem dunia tampaknya hanya memperkeruh situasi yang tanpa harapan. Patut diperhatikan, beberapa dari ke-12 nabi yang kita bahas menghadapi kekhawatiran serupa, dan mereka memberikan berita pengharapan yang bermanfaat bagi kita dan berguna untuk menghibur orang lain.—Mikha 3:1-3; Habakuk 1:1-4.
2 Pokok utama yang akan Saudara temukan dalam buku-buku nubuat ini ialah bahwa Yehuwa, Pribadi Yang Berdaulat di alam semesta, memiliki kesanggupan untuk sepenuhnya mengendalikan urusan manusia dan sangat berminat pada kesejahteraan kita. Bahkan, kita masing-masing dapat mengatakan, ”Ia berminat pada kesejahteraan saya.” Ke-12 nabi melukiskan gambaran yang menarik tentang ”Yehuwa yang berbala tentara”. Allah dapat ”menyentuh negeri, sehingga itu mencair”, namun Ia meyakinkan umat-Nya, ”Ia yang menjamah kamu berarti menjamah bola mataku.” (Zakharia 2:8; Amos 4:13; 9:5) Tidakkah hati Saudara dihangatkan ketika membaca ayat-ayat yang menggambarkan bagaimana Allah digerakkan oleh kasih dalam segala tindakan-Nya dan bagaimana Ia mempertunjukkan belas kasihan dan pengampunan? (Hosea 6:1-3; Yoel 2:12-14) Memang, tulisan para nabi ini tidak mengupas setiap aspek kepribadian Allah, yang hanya dapat diketahui dari seluruh 66 buku dalam Alkitab. Tetapi, ke-12 buku ini bagaikan jendela untuk melihat dengan jelas cara Allah bertindak dan kepribadian-Nya yang menarik hati.
3. Bagaimana ke-12 nabi membuat jelas bahwa Yehuwa adalah Allah yang memiliki maksud-tujuan?
3 Tulisan ke-12 nabi ini dapat mempertebal keyakinan kita akan keterandalan Yehuwa sebagai Penubuat masa depan dan Penggenap maksud-tujuan-Nya. Tulisan mereka meneguhkan bahwa Ia akhirnya akan mewujudkan firdaus di bumi di bawah pemerintahan Allah. (Mikha 4:1-4) Beberapa dari para nabi ini menggambarkan cara Yehuwa mempersiapkan jalan untuk kedatangan Mesias dan tebusan yang akan membebaskan manusia dari dosa dan kematian. (Maleakhi 3:1; 4:5) Mengapa kita perlu mengetahui ini semua?
PENGUASA PENGASIH YANG SANGGUP MEMEGANG KENDALI PENUH
4, 5. (a) Kebenaran mendasar apa tentang Allah yang ditandaskan oleh ke-12 nabi? (b) Bagaimana kemahakuasaan Yehuwa mempengaruhi Saudara?
4 Ingatlah tantangan yang dilontarkan terhadap Allah sehubungan dengan hak-Nya untuk memerintah, seperti yang dibahas di pasal sebelumnya. Pemberontakan melawan wewenang Yehuwa—dan kecurigaan akan motif-motif-Nya—membuat sejumlah makhluk di surga tidak menaati Allah dan mengacau di bumi. Jadi, jelaslah bahwa respek serta ketundukan kepada kedaulatan Yehuwa penting untuk ketertiban alam semesta dan perdamaian manusia. Maka, Yehuwa dengan bijaksana bertekad untuk membenarkan kedaulatan-Nya. Mari kita tinjau bagaimana ke-12 buku nubuat ini dapat membantu kita memahami hal ini dengan lebih jelas.
5 Sebagai utusan Yehuwa, para nabi menandaskan kedudukan Allah yang tinggi. Misalnya, untuk mengagungkan nama serta kedaulatan Allah Yang Mahakuasa, Amos menggunakan sebutan ”Tuan Yang Berdaulat” sebanyak 21 kali. Hal ini memperlihatkan bahwa Allah yang benar teramat agung dan tidak ada yang luput dari jangkauan-Nya. (Amos 9:2-5; lihat kotak ”Yehuwa Yang Mahakuasa”.) Yehuwa adalah satu-satunya Penguasa yang sah atas alam semesta, keunggulannya tak tertandingi oleh berhala yang tidak bernyawa. (Mikha 1:7; Habakuk 2:18-20; Zefanya 2:11) Kedudukan Yehuwa sebagai Pencipta segala sesuatu dengan sendirinya memberi Dia hak untuk menjalankan kekuasaan tertinggi atas segala sesuatu. (Amos 4:13; 5:8, 9; 9:6) Mengapa hal itu penting bagi Saudara?
6. Bagaimana setiap manusia terlibat dalam penggenapan maksud-tujuan Allah?
6 Jika Saudara pernah mengalami diskriminasi, ketidakadilan, atau prasangka, Saudara bisa merasa terhibur karena tahu bahwa Penguasa yang pengasih memedulikan kita semua. Yehuwa memiliki hubungan yang istimewa dengan satu bangsa pada zaman dahulu, namun ia memberitahukan niat-Nya untuk memberikan berkat kepada orang-orang dari segala bangsa dan bahasa. Ia adalah ”Tuan yang benar atas seluruh bumi”. (Mikha 4:13) Allah berjanji bahwa nama-Nya ”akan besar di antara bangsa-bangsa”. (Maleakhi 1:11) Karena Bapak surgawi kita secara tidak berat sebelah memperkenalkan diri-Nya, orang-orang ”dari segala bahasa bangsa-bangsa” dengan antusias menyambut undangan untuk menjadi penyembah-Nya.—Zakharia 8:23.
7. Mengapa makna nama Yehuwa sangat penting?
7 Pengetahuan tentang sifat-sifat Allah dan apa yang akan Ia lakukan terkait erat dengan nama-Nya. (Mazmur 9:10) Pada zaman Mikha, nama Yehuwa tercoreng karena banyak orang yang menyandang nama-Nya sangat tidak taat. Sang nabi diilhami untuk menandaskan ”keunggulan nama Yehuwa” dan menunjukkan bahwa ”orang yang memiliki hikmat yang praktis akan takut kepada nama [Allah]”. (Mikha 5:4; 6:9) Mengapa? Harapan yang Saudara andalkan untuk memiliki masa depan yang langgeng terkait dengan nama yang dalam maknanya itu, yaitu ”Ia Menyebabkan Menjadi”. Silakan baca Yoel 2:26 dan renungkan tentang alangkah bahagianya Saudara dapat menyandang nama itu dan memberi tahu orang lain tentang satu-satunya Allah yang dapat menjadi apa pun yang Ia inginkan demi manfaat semua ciptaan-Nya. Allah telah terbukti sebagai Pribadi yang memiliki kesanggupan tak terbatas untuk melaksanakan segala sesuatu. Buktinya bisa Saudara dapatkan dari penggenapan banyak nubuat yang dinyatakan oleh ke-12 nabi.
8. Dengan cara apa saja nama Yehuwa telah memotivasi Saudara?
8 Jutaan orang telah mendapat manfaat karena mengetahui bahwa Yehuwa dapat melaksanakan atau menggenapi apa pun yang Ia inginkan. Yoel menunjukkan hal itu melalui kata-kata terkenal yang dikutip oleh para penulis Kristen, ”Setiap orang yang berseru kepada nama Yehuwa akan selamat.” (Yoel 2:32; Kisah 2:21; Roma 10:13) Apakah kita setuju dengan pernyataan Mikha, yakni bahwa ”kami, kami akan berjalan dengan nama Yehuwa, Allah kami, sampai waktu yang tidak tertentu, ya, selama-lamanya”? (Mikha 4:5) Ya, selama masa penganiayaan atau ketika secara pribadi merasa susah hati, kita dapat dengan yakin ”berlindung dalam nama Yehuwa”.—Zefanya 3:9, 12; Nahum 1:7.
9. Seberapa besar kesanggupan Allah untuk mengendalikan para penguasa?
9 Seraya Saudara membaca buku-buku nubuat ini, Saudara dapat meneguhkan keyakinan Saudara bahwa Yehuwa sanggup mengendalikan bahkan para penguasa dan para pengambil keputusan yang kuat. Ia bisa menggerakkan mereka untuk bertindak sesuai dengan kehendak-Nya. (Amsal 21:1) Perhatikanlah Darius Agung dari Persia. Para musuh ibadat sejati meminta bantuannya untuk menghentikan pembangunan kembali bait Yehuwa di Yerusalem. Yang terjadi justru kebalikannya! Sekitar tahun 520 SM, Darius memberlakukan lagi dekret Kores dan mendukung pembangunan yang dikerjakan orang Yahudi. Sewaktu rintangan lain mengadang, Zerubabel, sang gubernur Yahudi, diberi tahu oleh Allah, ”’Bukan dengan pasukan militer, ataupun dengan kekuatan, tetapi dengan rohku,’ kata Yehuwa yang berbala tentara. Siapakah engkau, hai, gunung yang besar? Di hadapan Zerubabel engkau akan menjadi tanah yang datar.” (Zakharia 4:6, 7) Tidak ada yang bisa menghalangi Yehuwa membinasakan sistem fasik ini dan mewujudkan firdaus untuk dinikmati para penyembah-Nya.—Yesaya 65:21-23.
10. Seberapa jauh jangkauan kendali Allah, dan mengapa hal itu patut diperhatikan?
10 Pikirkan juga bahwa Yehuwa bisa mengendalikan kekuatan alam, yang dapat Ia gunakan untuk menghancurkan musuh-Nya jika Ia mau. (Nahum 1:3-6) Ketika menandaskan bahwa Yehuwa dapat melindungi umat-Nya, Zakharia menggunakan bahasa kiasan berikut ini, ”Yehuwa sendiri akan terlihat atas mereka, dan panahnya pasti akan keluar seperti kilat. Tuan Yang Berdaulat Yehuwa akan meniup tanduk, dan ia pasti akan pergi dengan badai selatan.” (Zakharia 9:14) Jadi, apakah sulit bagi Allah untuk membuktikan keunggulan-Nya atas bangsa-bangsa yang tidak saleh pada zaman kita? Sama sekali tidak!—Amos 1:3-5; 2:1-3.
PRIBADI YANG TAK PERNAH INGKAR JANJI
11, 12. (a) Mengapa Niniwe dianggap tidak terkalahkan? (b) Apa yang terjadi atas Niniwe, sesuai dengan firman nubuat Allah?
11 Bayangkan seandainya Saudara hidup pada abad kesembilan SM di daerah yang sekarang adalah Timur Tengah. Kota besar mana yang mungkin pernah Saudara dengar? Tentu saja Niniwe. Niniwe adalah kota yang terkenal di Asiria di sisi timur Sungai Tigris, sekitar 900 kilometer di sebelah timur laut Yerusalem. Saudara mungkin pernah mendengar kabar tentang betapa besarnya kota itu—kelilingnya kira-kira 100 kilometer! Orang yang pernah berkunjung ke Niniwe mengatakan bahwa kemegahannya menyaingi Babilon; ada banyak istana, kuil, jalan yang lebar, taman umum, dan sebuah perpustakaan yang mengagumkan. Selain itu, para ahli strategi militer berbicara tentang tembok-tembok luar dan dalamnya yang kokoh serta tak tertembus.
12 ”Tidak terkalahkan!” Pasti banyak yang berkata begitu tentang Niniwe. Tetapi, beberapa nabi dari bangsa Yehuda yang kecil berkukuh bahwa Yehuwa akan menghancurkan ”kota penumpahan darah” itu. Karena penduduknya menyambut berita Yunus, kota itu untuk sementara terluput dari penghukuman Allah. Tetapi, orang Niniwe kembali ke haluan lama mereka yang fasik. Nahum bernubuat, ”Niniwe . . . , sebilah pedang akan memusnahkanmu . . . Tidak ada kelegaan bagi malapetakamu yang hebat.” (Nahum 3:1, 7, 15, 19; Yunus 3:5-10) Kira-kira pada waktu yang sama, Allah menggunakan Zefanya untuk menubuatkan bahwa Niniwe akan menjadi tempat yang tandus dan telantar. (Zefanya 2:13) Mungkinkah kuasa politis yang tidak terkalahkan pada masa itu digulingkan sebagai penggenapan firman Yehuwa? Pertanyaan ini terjawab sekitar tahun 632 SM ketika orang Babilonia, Skit, dan Media mengepung Niniwe. Tiba-tiba terjadi banjir yang mengikis tembok-temboknya, dan para penyerang bisa menembus pertahanan kota. (Nahum 2:6-8) Kota yang semula perkasa itu dalam waktu singkat menjadi timbunan puing. Sampai hari ini, Niniwe tetap merupakan reruntuhan.a ”Kota yang sangat bersukacita” itu tidak sanggup menghentikan penggenapan firman Allah!—Zefanya 2:15.
13. Apa saja bukti penggenapan nubuat yang dapat Saudara peroleh dalam buku-buku ke-12 nabi?
13 Apa yang menimpa Niniwe baru satu contoh dari banyak nubuat yang digenapi. Lihatlah peta Timur Tengah modern. Dapatkah Saudara menemukan Ammon, Asiria, Babilon, Edom, atau Moab? Tidak! Meskipun bangsa-bangsa itu pernah berjaya, ke-12 nabi menubuatkan keruntuhan mereka. (Amos 2:1-3; Obaja 1, 8; Nahum 3:18; Zefanya 2:8-11; Zakharia 2:7-9) Satu demi satu, bangsa-bangsa itu lenyap. Yehuwa berfirman bahwa mereka akan musnah, dan itulah yang terjadi! Dan, apa yang dinubuatkan para nabi tentang suatu sisa orang Yahudi yang kembali dari penawanan di Babilon itu tergenap—benar-benar menjadi kenyataan!
14. Mengapa Saudara dapat dengan yakin memfokuskan kehidupan Saudara pada janji-janji Yehuwa?
14 Bagaimana bukti tentang kesanggupan Yehuwa untuk menubuatkan masa depan mempengaruhi keyakinan Saudara? Saudara dapat merasa pasti bahwa Yehuwa akan menepati janji-Nya; Ia Allah ”yang tidak dapat berdusta”. (Titus 1:2) Lagi pula, Allah memberitahukan apa yang perlu kita ketahui melalui Firman-Nya. Saudara dapat memfokuskan kehidupan Saudara pada melakukan kehendak Yehuwa dan pada kepastian firman nubuat-Nya. Nubuat dalam ke-12 buku para nabi bukan sekadar contoh tentang ramalan yang tergenap pada masa lalu. Banyak dari nubuat-nubuat itu sekarang sedang digenapi atau akan segera terwujud. Jadi, catatan dalam ke-12 buku ini dapat memperkuat keyakinan Saudara bahwa nubuat-nubuat tentang zaman kita dan masa depan akan digenapi. Perhatikanlah baik-baik.
BAPAK YANG PEDULI
15. Sewaktu Saudara berjuang menghadapi problem pribadi, bagaimana pengalaman Mikha dapat membantu?
15 Allah dapat diandalkan bukan hanya dalam soal masa depan bangsa-bangsa atau situasi di seluruh panggung dunia. Yehuwa menubuatkan dan menggenapi hal-hal yang dapat menyentuh kehidupan Saudara secara pribadi. Bagaimana? Nah, Saudara mungkin kadang-kadang berjuang untuk mengatasi problem pribadi. Tentu, yang Saudara butuhkan bukan hanya seseorang yang bisa memahami problem Saudara, melainkan orang yang dapat Saudara percayai untuk membantu Saudara. Pada abad kedelapan SM, Mikha tentu merasa sangat kesepian ketika menghadapi penduduk Yehuda yang angkuh. Dia mungkin merasa bahwa dialah orang setia terakhir di bumi, bahkan keluarganya tidak dapat dia percayai. Di mana-mana dia melihat orang yang haus darah, suka menipu, dan bejat. Meskipun demikian, Mikha merasa tenang karena Allah berjanji untuk memperhatikan hamba-hamba-Nya yang setia tidak soal apa yang mungkin orang lain lakukan. Saudara pun dapat terhibur oleh janji itu, khususnya jika sebagai penyembah Yehuwa, Saudara merasa sendirian atau sebagai kaum minoritas, terkepung oleh orang-orang yang tidak menghormati Allah.—Mikha 7:2-9.
16. Mengapa Saudara dapat yakin bahwa kebejatan serta penindasan tidak luput dari perhatian Allah dan Ia akan menyelamatkan orang adil-benar?
16 Seperti yang sering terjadi dewasa ini, kalangan yang kaya dan berkuasa di Yehuda dan Israel menjadi rakus dan tidak adil. Perbudakan ilegal terjadi akibat beban pajak yang berlebihan dan penyerobotan tanah. Orang miskin tidak dipedulikan, bahkan diperlakukan dengan kejam. (Amos 2:6; 5:11, 12; Mikha 2:1, 2; 3:9-12; Habakuk 1:4) Melalui para utusan-Nya, Allah menyatakan dengan jelas bahwa Ia tidak mentoleransi kebejatan serta penindasan dan akan menghukum para pelaku kesalahan yang tidak bertobat. (Habakuk 2:3, 6-16) Ia bernubuat bahwa Ia akan ”meluruskan perkara-perkara sehubungan dengan bangsa-bangsa perkasa” dan bahwa hamba-hamba-Nya yang diperkenan ”akan duduk, masing-masing di bawah tanaman anggurnya dan di bawah pohon aranya, dan tidak akan ada orang yang membuat mereka gemetar”. (Mikha 4:3, 4) Bayangkan kelegaan yang dihasilkan! Allah telah menubuatkan dan menggenapi banyak hal lain. Tidakkah Saudara yakin bahwa janji itu juga akan digenapi?
17, 18. (a) Mengapa Allah mengulurkan harapan kepada orang-orang? (b) Bagaimana seharusnya kita memandang disiplin dari Yehuwa?
17 Yehuwa menggenapi janji-janji-Nya tidak untuk memamerkan kesanggupan-Nya untuk meramal, seolah-olah untuk membuat manusia terkesan. Tindakan-Nya dimotivasi oleh kasih yang berprinsip, sebab ”Allah adalah kasih”. (1 Yohanes 4:8) Ingatlah kasus Hosea, yang hidup pada abad kedelapan SM. Seperti istri Hosea, Gomer, yang tidak setia kepadanya, orang Israel juga tidak setia kepada Yehuwa. Penyembahan berhala yang mereka lakukan sama seperti perzinaan; ibadat yang murni kepada Yehuwa mereka campur dengan penyembahan Baal. Secara kiasan mereka juga ”melakukan percabulan” dengan Asiria dan Mesir. Bagaimana reaksi Yehuwa? Hosea diminta untuk mencari istrinya yang tidak setia itu dan membawanya pulang. Yehuwa pun mencari umat-Nya, karena kasih. ”Dengan tali manusia aku terus menarik mereka, dengan tali kasih, . . . dengan lembut aku membawa makanan kepada setiap orang.” (Hosea 2:5; 11:4) Jika mereka menanggapinya dengan pertobatan yang tulus, mereka bisa memperoleh pengampunan Allah, sehingga hubungan mereka dengan Dia dapat dipulihkan. (Hosea 1:3, 4; 2:16, 23; 6:1-3; 14:4) Tidakkah Saudara terharu memperhatikan kasih sayang Yehuwa? Renungkanlah, ’Jika di masa lalu Yehuwa memperlihatkan kasih sayang demikian, bukankah saya dapat yakin akan kasih-Nya, kasih sayang-Nya yang lembut, tak berubah, dan tak pernah sirna?’—Hosea 11:8.
18 Ke-12 buku nubuat ini juga dapat membantu Saudara melihat bahwa kasih Allah mencakup koreksi. Yehuwa meyakinkan umat-Nya yang bersalah bahwa Ia ’tidak akan memusnahkan mereka sepenuhnya’. (Amos 9:8) Bilamana diperlukan, Allah tidak menahan hukuman, tetapi tentu kita merasa lega karena hukuman-Nya itu hanya sementara! Maleakhi 1:6 menyamakan Yehuwa dengan bapak yang pengasih. Saudara tahu bahwa seorang bapak akan mendisiplin anak-anaknya yang ia sayangi untuk mengoreksi mereka. (Nahum 1:3; Ibrani 12:6) Namun, karena kasih, Bapak surgawi kita lambat marah, dan Maleakhi 3:10, 16 menegaskan bahwa Ia akan memberikan pahala yang limpah kepada hamba-hamba-Nya.
19. Pemeriksaan diri apa yang patut kita lakukan?
19 Maleakhi mengawali bukunya dengan jaminan ini, ”’Aku mengasihi kamu sekalian,’ kata Yehuwa.” (Maleakhi 1:2) Sambil memikirkan jaminan Allah kepada Israel itu, renungkanlah, ’Adakah sesuatu yang saya lakukan yang menghalangi saya menikmati kasih Allah? Segi mana lagi dari kasih Allah yang ingin saya ketahui dan rasakan lebih sepenuhnya?’ Dengan memahami kasih Allah secara lebih mendalam, Saudara dapat semakin yakin akan kasih sayang-Nya yang tak lekang dimakan waktu.
PENGAMPUNAN MEMBUKA JALAN MENUJU KESELAMATAN
20. Bagaimana pengampunan Allah membuka jalan menuju keselamatan?
20 Seraya membaca buku-buku nubuat ini, Saudara akan melihat bahwa adakalanya Yehuwa menubuatkan malapetaka. Mengapa? Sering kali, hal itu dimaksudkan untuk menggugah umat-Nya agar bertobat. Karena itu, Ia membiarkan bangsa asing menghancurkan Samaria pada tahun 740 SM dan Yerusalem pada tahun 607 SM. Apa yang Allah nubuatkan tergenap, tetapi kemudian Ia memperbolehkan orang-orang yang bertobat untuk kembali ke negeri mereka. Ya, buku-buku ini menandaskan bahwa Allah dengan murah hati mengampuni serta memulihkan orang-orang yang berbalik dari dosa lalu datang kepada-Nya. (Habakuk 3:13; Zefanya 2:2, 3) Mikha tergerak untuk berseru, ”Siapakah Allah seperti engkau, pribadi yang mengampuni kesalahan dan mengabaikan pelanggaran dari sisa milik pusakanya? Ia pasti tidak akan bertahan dalam kemarahannya untuk selama-lamanya, sebab ia senang akan kebaikan hati yang penuh kasih.” (Mikha 7:18; Yoel 2:13; Zakharia 1:4) Penggenapan nubuat menegaskan hal tersebut.
21. (a) Apa yang ditunjukkan oleh ke-12 nabi tentang sang Mesias? (b) Nubuat mana tentang Mesias yang paling menarik bagi Saudara?
21 Sehubungan dengan dasar yang sah dan permanen untuk pengampunan yang abadi, Yehuwa menubuatkan kedatangan Mesias, yang akan mengorbankan kehidupan manusianya sebagai ”tebusan yang sepadan” bagi umat manusia yang berdosa. (1 Timotius 2:6) Amos menunjukkan pemulihan yang akan diwujudkan oleh sang Mesias, putra Daud. (Amos 9:11, 12; Kisah 15:15-19) Mikha bahkan menunjukkan tempat kelahiran Yesus, pribadi yang akan muncul untuk memberikan manfaat yang mendatangkan kehidupan bagi semua orang yang beriman akan korban tebusannya. (Mikha 5:2) Dan, Zakharia berbicara tentang ”Tunas”, yaitu Yesus, yang akan ”duduk dan berkuasa di atas takhtanya”. (Zakharia 3:8; 6:12, 13; Lukas 1:32, 33) Iman Saudara tentu akan dikuatkan dengan memeriksa lebih banyak nubuat seperti itu.—Lihat kotak ”Nubuat-Nubuat Utama tentang Mesias”.
22. Bagaimana keyakinan Saudara kepada Yehuwa diperkuat oleh apa yang disingkapkan ke-12 nabi tentang Dia?
22 Seraya Saudara membaca berita dari ke-12 nabi, Saudara akan semakin yakin sehubungan dengan kemenangan akhir di tangan Allah. Yehuwa adalah Pahlawan kita, dan Ia akan menegakkan keadilan yang sejati. Firman Allah akan bertahan. Ia mengingat perjanjian dengan umat-Nya, memperhatikan hamba-hamba-Nya, dan membebaskan mereka dari semua penindas. (Mikha 7:8-10; Zefanya 2:6, 7) Yehuwa belum berubah. (Maleakhi 3:6) Alangkah leganya kita karena tahu bahwa tidak ada kesulitan atau rintangan yang bisa menghalangi Allah mewujudkan maksud-tujuan-Nya! Apabila Ia mengatakan hari penghakiman-Nya akan datang, hari itu pasti datang. Karena itu, teruslah nantikan hari Yehuwa! ”Yehuwa akan menjadi raja atas seluruh bumi. Pada hari itu Yehuwa akan satu, dan namanya satu.” (Zakharia 14:9) Ia telah menubuatkannya; Ia akan menggenapinya.
a Pada bulan November 2002, sebelum perang di Irak, Profesor Dan Cruickshank berkunjung ke daerah itu. Ia memberikan laporan di televisi BBC, ”Di pinggiran kota Mosul terdapat reruntuhan kota Niniwe yang luas, yang—bersama Nimrud . . . digali dengan antusias oleh para arkeolog Inggris sejak tahun 1840-an. . . . Penyelidikan atas kota-kota Asiria ini tak lebih dari penemuan peradaban yang sudah lama hilang—yang hampir dianggap mitos—yang hanya dikenal dari gambaran yang singkat, samar-samar, dan tidak menyenangkan dalam Alkitab.”