-
Ladang yang Menghasilkan Gandum dan LalangMenara Pengawal—1982 (No. 47) | Menara Pengawal—1982 (No. 47)
-
-
5, 6. (a) Mengapa istilah ”Kerajaan Sorga” dalam perumpamaan ini tidak mungkin memaksudkan pemerintahan Kristus di surga? (b) Maka, perumpamaan kerajaan ini memaksudkan dan menggambarkan apa?
5 Di pantai Laut Galilea, tidak jauh dari rumah tempat ia menginap, Yesus mengemukakan perumpamaan ini kepada murid-muridnya dan kepada banyak sekali orang yang sedang berkumpul karena ingin tahu, dengan mengatakan, ”Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.”—Matius 13:24-26.
6 Dengan sekilas memandang perumpamaan-perumpamaan lain tentang kerajaan dalam Matius pasal 13 kita dibantu untuk mengerti bahwa istilah ”Kerajaan Sorga” yang digunakan dalam perumpamaan-perumpamaan ini tidak mungkin memaksudkan pemerintahan atau kerajaan Mesias yang sudah lengkap di surga. Dapatkah seseorang membayangkan ”lalang”, ”keburukan” seperti ragi (ayat 33; 1 Korintus 5:8) atau orang-orang yang disamakan seperti ”ikan” yang tidak baik (ayat 47-50) bergabung dengan Kristus dalam kerajaannya di surga? Tidak mungkin! Karena itu, perumpamaan-perumpamaan ini pastilah memaksudkan perkembangan-perkembangan yang baik dan buruk sehubungan dengan pemilihan calon rekan-rekan Kristus dalam ”Kerajaan Sorga”. Khususnya, perumpamaan tentang gandum dan lalang melukiskan suatu keadaan di antara orang-orang di bumi yang mengaku dipanggil untuk memerintah bersama Kristus dalam kerajaannya. Keadaan ini diizinkan untuk sementara waktu, sebelum diakhiri pada ”waktu menuai” yang bersifat simbolik.
-
-
Ladang yang Menghasilkan Gandum dan LalangMenara Pengawal—1982 (No. 47) | Menara Pengawal—1982 (No. 47)
-
-
MENABUR ”BENIH YANG BAIK”
9. Apa ”ladang” itu, dan mengapa Yesus menaburkan ”benih yang baik” di dalamnya?
9 Dengan maksud untuk mengumpulkan dari dunia ”orang-orang kudus” atau ”anak-anak Kerajaan” tersebut dalam jumlah tertentu, maka Yesus, ”tuan ladang” dari perumpamaan itu, menaburkan ”benih yang baik di ladangnya”. ”Ladang” ini adalah ”dunia [bahasa Yunani, koʹsmos]”, dunia umat manusia. Sejak masa pelayanan Yesus di bumi, umat manusia menjadi ”ladang yang sedang dikerjakan”, suatu ladang agama berupa kesempatan untuk menabur dan memupuk ”benih yang baik”, atau ”anak-anak Kerajaan”. (1 Korintus 3:9, BIS) Yesus dengan bergairah mempersiapkan bagian Yahudi dari ”ladang” itu selama pelayanannya di bumi. (Matius 9:35-38) Kemudian, sejak hari Pentakosta tahun 33 M., ia menanam ”benih yang baik”, pertama-tama di antara orang-orang Yahudi, dan akhirnya di seluruh dunia, atau ”ladang”.—Kisah 1:8.
10. Kemajuan apa yang dicapai oleh pekerjaan menabur di antara orang-orang Yahudi dan proselit?
10 Dalam menjelaskan ”benih yang baik”, Yesus mengatakan, ”Itu anak-anak Kerajaan.” Yang pertama-tama menjadi ”anak-anak Kerajaan” yang terurap dan diperanakkan dengan roh adalah rasul-rasul Yesus yang setia dan kira-kira seratus murid lainnya, pria dan wanita, yang menerima karunia roh suci pada hari Pentakosta tahun 33 M. di Yerusalem. (Kisah 1:13-15; 2:1-4) Pada hari yang sama itu, kira-kira 3.000 orang lainnya, baik orang Yahudi maupun proselit, ditambahkan kepada sidang Kristen yang baru didirikan itu. (Kisah 2:5-11, 41) Yehuwa memberkati pekerjaan penaburan ini dan ”tiap-tiap hari . . . menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan”, sehingga dalam waktu singkat ”jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki [kaum wanita mungkin belum termasuk]”. Tidak lama kemudian, kisah itu menambahkan, ”Makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan [teramatlah banyak, Bode], baik laki-laki maupun perempuan”. (Kisah 2:47; 4:4; 5:14) Pekerjaan menabur maju pesat di antara orang Yahudi dan proselit.
11. Bagaimana kemajuan dari penaburan ini di antara orang-orang Samaria dan bukan Yahudi?
11 Setelah mengatur agar benih-benih ditaburkan di antara orang Samaria (Kisah pasal 8), sang Penabur Yesus, melalui roh suci, memperluas pekerjaan menabur kepada orang bukan Yahudi yang tidak bersunat atau orang Kafir. (Kisah pasal 10; 13:1-5, 46, 47) Dalam beberapa puluh tahun sidang-sidang Kristen didirikan dari Afrika Utara sampai Laut Hitam dan dari Babel sampai Itali, bahkan juga mungkin sampai jauh ke sebelah barat. (Kisah 2:5-11; 1 Petrus 5:13; Roma 15:24; Kolose 1:5, 6, 23) Sebagai hasil dari penaburan yang bergairah, ”gandum itu tumbuh dan mulai berbulir [berbuah, Bode]”.—Matius 13:26.
-