Buku Alkitab Nomor 40—Matius
Penulis: Matius
Tempat Penulisan: Palestina
Selesai Ditulis: ± 41 M.
Masa yang Ditinjau: 2 S.M.–33 M.
1. (a) Janji apa yang Yehuwa berikan kepada manusia sejak di Eden? (b) Bagaimana harapan akan Mesias menjadi lebih kuat di antara orang-orang Yahudi?
SEJAK pemberontakan di Eden, Yehuwa telah memberikan janji yang penuh penghiburan bahwa Ia akan menyediakan pembebasan bagi semua pencinta keadilan melalui Benih ”perempuan”-Nya. Menurut maksud-tujuan-Nya Benih ini, atau Mesias, akan muncul dari bangsa Israel. Selama berabad-abad, Ia mengatur agar banyak sekali nubuat dicatat melalui penulis-penulis bangsa Ibrani terilham, yang menunjukkan bahwa Benih itu akan menjadi Penguasa dalam Kerajaan Allah dan bahwa ia akan bertindak untuk menyucikan nama Yehuwa, membersihkan nama itu selama-lamanya dari cela yang ditimpakan ke atasnya. Banyak rincian telah disediakan melalui nabi-nabi ini tentang dia yang akan memulihkan nama Yehuwa dan yang akan membebaskan kita dari ketakutan, penindasan, dosa, dan kematian. Setelah Kitab-Kitab Ibrani selesai ditulis, harapan akan Mesias menjadi sangat kuat di antara orang-orang Yahudi.
2. Ketika Mesias muncul, bagaimana keadaan-keadaan cocok sekali untuk menyebarkan kabar baik?
2 Sementara itu keadaan dunia telah berubah. Allah telah menggerakkan bangsa-bangsa dalam mempersiapkan kedatangan Mesias, dan membuat keadaan sangat cocok untuk menyebarkan berita tentang hal itu seluas-luasnya. Kuasa dunia kelima, yaitu Yunani, telah menyediakan suatu bahasa sehari-hari, sarana komunikasi universal di antara bangsa-bangsa. Roma, kuasa dunia keenam, telah mempersatukan bangsa-bangsa jajahannya menjadi kekaisaran sedunia dan telah membangun jalan-jalan sehingga semua tempat dalam kekaisaran itu dapat dicapai. Banyak orang Yahudi telah tercerai-berai di seluruh kekaisaran ini, sehingga orang-orang lain juga mengetahui bahwa orang-orang Yahudi mengharapkan kedatangan Mesias. Dan kini, lebih dari 4.000 tahun sesudah janji yang diberikan di Eden, Mesias telah muncul! Benih yang telah lama dijanjikan sudah datang! Peristiwa-peristiwa paling penting dalam sejarah manusia sampai saat itu disingkapkan sewaktu Mesias dengan setia melaksanakan kehendak Bapanya di atas bumi ini.
3. (a) Persediaan apa diberikan Yehuwa untuk mencatat rincian kehidupan Yesus? (b) Apa yang khas dari masing-masing Injil, dan mengapa keempat Injil ini semuanya perlu?
3 Sudah tiba lagi waktunya untuk membuat tulisan-tulisan terilham yang mencatat peristiwa-peristiwa penting ini. Roh Yehuwa mengilhamkan empat pria yang setia untuk menulis catatan yang berbeda, dengan demikian memberikan empat kesaksian bahwa Yesus adalah Mesias, Benih dan Raja yang dijanjikan, dan memberikan keterangan-keterangan terinci tentang kehidupannya, pelayanannya, kematiannya, dan kebangkitannya. Catatan ini dinamakan Injil, kata ”injil” berarti ”kabar baik.” Meskipun keempat injil mempunyai persamaan dan sering kali menceritakan peristiwa-peristiwa yang sama, keempat buku itu sama sekali bukan merupakan salinan satu dari yang lain. Ketiga Injil pertama sering disebut sinoptik, artinya ”berpandangan sama,” karena buku-buku itu mempunyai cara yang sama untuk mengisahkan kehidupan Yesus di atas bumi. Tetapi masing-masing dari empat penulis—Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes—menceritakan tentang Kristus menurut cara mereka sendiri. Setiap penulis mempunyai tema khusus dan tujuan tersendiri, mencerminkan kepribadian masing-masing, dan mempertimbangkan para pembaca mereka yang langsung. Makin sering kita menyelidiki tulisan-tulisan mereka, makin tinggi penghargaan kita atas ciri-ciri yang berbeda dari masing-masing tulisan dan bahwa keempat buku terilham tersebut merupakan catatan kehidupan Kristus Yesus yang terpisah, saling melengkapi, dan selaras.
4. Apa yang diketahui tentang penulis Injil yang pertama?
4 Orang pertama yang menulis kabar baik tentang Kristus adalah Matius. Namanya mungkin adalah bentuk singkatan dari bahasa Ibrani ”Mattithiah,” yang berarti ”Karunia Yehuwa.” Ia salah seorang dari ke-12 rasul yang dipilih Yesus. Sewaktu sang Guru berkeliling ke seluruh tanah Palestina mengabar dan mengajar tentang Kerajaan Allah, Matius mempunyai hubungan yang akrab sekali dengan dia. Sebelum menjadi murid Yesus, Matius seorang pemungut cukai, suatu pekerjaan yang sangat dibenci oleh orang Yahudi, karena terus mengingatkan bahwa mereka tidak merdeka melainkan di bawah jajahan kekaisaran Roma. Selain itu Matius dikenal sebagai Lewi dan adalah putra Alfeus. Ia segera menerima undangan Yesus untuk mengikuti dia.—Mat. 9:9; Mrk. 2:14; Luk. 5:27-32.
5. Bagaimana Matius terbukti sebagai penulis Injil yang pertama?
5 Biarpun Injil yang ditulis Matius tidak menyebutnya sebagai penulis buku ini, banyak bukti dari sejarawan gereja pada masa awal menunjukkan bahwa dialah penulisnya. Mungkin tidak satu pun buku kuno yang dengan jelas dan dengan suara bulat menyatakan siapa penulisnya selain buku Matius. Mulai dari Papias Hierapolis (awal abad kedua M.) dan seterusnya, kita memiliki deretan saksi yang mula-mula membuktikan bahwa Matius-lah yang menulis Injil ini dan bahwa buku ini adalah bagian yang asli dari Firman Allah. Cyclopedia dari McClintock dan Strong menyatakan: ”Bagian-bagian dari buku Matius dikutip oleh Justin Martyr, oleh pengarang surat kepada Diognetus (lihat dalam Justin Martyr oleh Otto, jil. ii), oleh Hegesippus, Irenæus, Tatian, Athenagoras, Theofilus, Clement, Tertullian, dan Origen. Bukan saja dari bahannya, melainkan cara mengutipnya, dari permohonan yang tenang sebagai wewenang resmi, dari tidak adanya petunjuk sama sekali tentang keragu-raguan, sehingga kami menganggapnya sebagai bukti bahwa buku yang kita miliki itu tidak mengalami perubahan yang mendadak.”a Fakta bahwa Matius seorang rasul dan dengan demikian memiliki roh Allah, meyakinkan bahwa apa yang ia tulis merupakan catatan yang dapat dipercaya.
6, 7. (a) Kapan dan dalam bahasa apa Injil Matius mula-mula ditulis? (b) Apa yang menunjukkan bahwa Injil itu ditulis terutama bagi orang-orang Yahudi? (c) Berapa kali New World Translation memuat nama Yehuwa dalam Injil ini, dan mengapa?
6 Matius menulis bukunya di Palestina. Tahun penulisan yang tepat tidak diketahui, tetapi tulisan-tulisan pada akhir beberapa manuskrip (semuanya sesudah abad kesepuluh M.) mengatakan bahwa penulisan itu terjadi pada tahun 41 M. Ada bukti yang menunjukkan bahwa Matius mula-mula menulis Injilnya dalam bahasa Ibrani yang populer pada waktu itu dan kemudian menerjemahkannya ke dalam bahasa Yunani. Dalam buku De Viris inlustribus (Mengenai Orang-Orang yang Terkenal), pasal III, Jerome mengatakan: ”Matius, yang disebut juga Lewi, dan yang dari seorang pemungut cukai menjadi rasul, pertama dari semua Pengarang Injil, menyusun Injil tentang Kristus di Yudea dalam bahasa dan huruf-huruf Ibrani untuk kepentingan orang-orang disunat yang percaya.”b Jerome menambahkan bahwa teks Ibrani Injil ini terpelihara sampai zamannya (abad keempat dan kelima M.) dalam perpustakaan yang dikumpulkan Pamphilus di Kaisarea.
7 Pada permulaan abad ketiga, Origen, sewaktu membahas Injil-Injil, seperti yang dikutip oleh Eusebius berkata bahwa ”yang pertama ditulis . . . menurut Matius, . . . yang diberitakan bagi mereka yang berasal dari agama Yahudi yang menjadi percaya, disusun demikian dalam bahasa Ibrani.”c Buku itu ditulis khususnya untuk bangsa Yahudi terbukti dari silsilahnya, yang memperlihatkan garis keturunan Yesus yang sah mulai dari Abraham, dan melalui banyak acuan ke Kitab-Kitab Ibrani yang menunjuk ke muka kepada kedatangan Mesias. Masuk akal untuk percaya bahwa Matius menggunakan nama ilahi Yehuwa dalam bentuk Tetragramaton sewaktu ia mengutip bagian dari Kitab-Kitab Ibrani yang memuat nama itu. Itu sebabnya buku Matius dalam New World Translation memuat nama Yehuwa 18 kali, seperti juga halnya terjemahan Ibrani asli dari buku Matius oleh F. Delitzsch pada abad ke-19. Matius pasti memiliki sikap yang sama seperti Yesus terhadap nama ilahi dan tidak terikat pada takhayul orang Yahudi yang umum untuk tidak menggunakan nama tersebut.—Mat. 6:9; Yoh. 17:6, 26.
8. Bagaimana fakta bahwa Matius seorang bekas pemungut cukai terlihat dari isi Injilnya?
8 Karena Matius dulunya seorang pemungut cukai, dengan sendirinya ia sangat teliti pada waktu menyebut tentang uang, angka, dan nilai. (Mat. 17:27; 26:15; 27:3) Ia sangat menghargai kemurahan Allah yang mengizinkan dia, seorang pemungut cukai yang hina, menjadi pelayan kabar baik dan teman dekat dari Yesus. Itu sebabnya, dari penulis-penulis Injil hanya Matius yang menceritakan kepada kita bagaimana Yesus berulang kali menekankan pentingnya kemurahan daripada korban persembahan. (9:9-13; 12:7; 18:21-35) Matius sangat terbina oleh kemurahan Yehuwa dan dengan tepat mencatat beberapa ucapan Yesus yang paling menghibur: ”Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.” (11:28-30) Alangkah menyegarkan kata-kata lembut ini bagi bekas pemungut cukai, yang pasti dianggap hina oleh sesama bangsanya!
9. Tema dan cara persembahan apa merupakan ciri dari Matius?
9 Matius khususnya menandaskan bahwa tema ajaran Yesus adalah ”Kerajaan Sorga.” (4:17) Bagi Matius, Yesus adalah Raja-Pengabar. Ia sering menggunakan istilah ”Kerajaan” (lebih dari 50 kali) sehingga Injilnya dapat disebut Injil Kerajaan. Matius lebih mementingkan penyajian yang logis dari ceramah dan khotbah umum Yesus daripada urutan kronologis yang tepat. Dalam 18 pasal yang pertama, penjelasan Matius tentang tema Kerajaan menyebabkan ia menyimpang dari urutan kronologis. Namun sepuluh pasal yang terakhir (19 sampai 28) pada umumnya mengikuti urutan kronologis dan juga terus menandaskan Kerajaan.
10. Berapa banyak dari isinya hanya terdapat di buku Matius, dan jangka waktu mana yang diliputi oleh Injil tersebut?
10 Empat puluh dua persen dari catatan Injil Matius tidak terdapat dalam salah satu dari ketiga Injil yang lain.d Ini termasuk paling sedikit sepuluh perumpamaan, atau ilustrasi: Lalang di ladang (13:24-30), harta yang terpendam (13:44), mutiara yang tinggi nilainya (13:45, 46), pukat (13:47-50), hamba yang tidak berbelas kasihan (18:23-35), para pekerja dan uang dinar (20:1-16), bapa dengan kedua anaknya (21:28-32), perkawinan putra raja (22:1-14), sepuluh anak dara (25:1-13), dan talenta (25:14-30). Secara keseluruhan, buku itu memberikan keterangan sejak Yesus lahir, tahun 2 S.M., sampai pertemuannya dengan murid-muridnya sedikit waktu sebelum ia naik ke surga, tahun 33 M.
ISI KITAB MATIUS
11. (a) Bagaimana Injil itu dimulai secara logis, dan peristiwa-peristiwa yang mula-mula apa diceritakan? (b) Matius menarik perhatian kita kepada beberapa penggenapan nubuat mana?
11 Memperkenalkan Yesus dan berita tentang ”Kerajaan Sorga” (1:1–4:25). Memang masuk akal bahwa Matius mulai dengan silsilah Yesus, membuktikan hak Yesus yang sah sebagai ahli waris Abraham dan Daud. Dengan demikian perhatian para pembaca keturunan Yahudi diarahkan. Kemudian kita membaca kejadian tentang pemindahan janin Yesus secara mukjizat, kelahirannya di Betlehem, kunjungan para ahli nujum, pembunuhan anak-anak di bawah umur dua tahun secara membabi buta oleh Herodes, pelarian Yusuf dan Maria ke Mesir bersama bayi mereka, dan kemudian kembalinya mereka untuk menetap di Nazaret. Matius dengan saksama menarik perhatian pembaca kepada penggenapan-penggenapan nubuat yang meneguhkan bahwa Yesus adalah Mesias yang telah dinubuatkan.—Mat. 1:23—Yes. 7:14; Mat. 2:1-6—Mi. 5:2; Mat. 2:13-18—Hos. 11:1 dan Yer. 31:15; Mat. 2:23—Yes. 11:1, catatan kaki NW.
12. Apa yang terjadi pada pembaptisan Yesus dan segera setelahnya?
12 Catatan Matius kemudian melompat hampir 30 tahun. Di padang gurun Yudea, Yohanes Pembaptis sedang memberitakan: ”Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Mat. 3:2) Ia membaptis orang-orang Yahudi yang bertobat di Sungai Yordan dan memperingatkan orang Farisi dan Saduki tentang murka yang akan datang. Yesus datang dari Galilea dan dibaptis. Segera roh Allah turun ke atasnya, dan ada suara dari sorga mengatakan: ”Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (3:17) Yesus kemudian dibawa ke padang gurun, tempat ia digoda oleh Setan si Iblis, sesudah berpuasa 40 hari. Tiga kali ia menolak Setan dengan mengutip dari Firman Allah, dan pada akhirnya mengatakan: ”Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: ’Engkau harus menyembah Tuhan [”Yehuwa,” NW], Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!’”—4:10.
13. Kampanye yang bersemangat apa kemudian diadakan di Galilea?
13 ”Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” Kata-kata yang bersemangat ini lalu diumumkan di Galilea oleh Yesus yang diurapi. Ia memanggil empat orang nelayan untuk mengikuti dia menjadi ”penjala manusia,” dan ia bepergian dengan mereka ”berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.”—4:17, 19, 23.
14. Dalam Khotbah di Bukit, Yesus berbicara tentang kebahagiaan apa, dan apa yang ia katakan tentang kebenaran?
14 Khotbah di Bukit (5:1–7:29). Ketika orang banyak mulai mengikuti dia, Yesus mendaki bukit itu, duduk, dan mulai mengajar murid-muridnya. Ia memulai khotbah yang menggetarkan dengan sembilan ’kebahagiaan’: Berbahagialah orang yang miskin (”yang sadar akan kebutuhan rohaninya,” NW), orang yang berdukacita, orang yang lemah lembut, orang yang lapar dan haus akan kebenaran, orang yang murah hati, orang yang suci hati, orang yang suka damai, orang yang dianiaya karena kebenaran, orang yang dicela, dan dianiaya serta difitnah segala yang jahat. ”Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga.” Ia menyebut murid-muridnya ”garam dunia” dan ”terang dunia” dan menjelaskan kebenaran, yang begitu berbeda dengan formalitas para ahli Taurat dan orang Farisi, yang dituntut untuk dapat memasuki Kerajaan sorga. ”Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”—5:12-14, 48.
15. Apa yang Yesus katakan tentang doa dan tentang Kerajaan?
15 Yesus memperingatkan terhadap pemberian dan doa yang munafik. Ia mengajar murid-muridnya berdoa untuk pembenaran nama Bapa, agar Kerajaan-Nya datang, dan untuk pemeliharaan mereka sehari-hari. Dalam seluruh khotbahnya Yesus mengutamakan Kerajaan. Ia memperingatkan mereka yang mengikuti dia agar jangan khawatir tentang apa pun atau jangan bekerja untuk kekayaan materi semata-mata, karena Bapa mengetahui kebutuhan mereka yang sebenarnya. ”Tetapi,” katanya, ”teruslah cari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semua hal lain ini akan ditambahkan kepadamu.”—6:33, NW.
16. (a) Apa nasihat Yesus tentang hubungan dengan orang-orang lain, dan apa yang dikatakannya tentang orang-orang yang menaati dan yang tidak menaati kehendak Allah? (b) Khotbahnya mempunyai pengaruh apa?
16 Sang Guru memberikan nasihat tentang hubungan dengan orang lain, dengan berkata: ”Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” Sedikit orang yang menemukan jalan kehidupan adalah mereka yang melakukan kehendak Bapanya. Pelaku-pelaku kejahatan akan dikenal dari buah-buah mereka dan akan ditolak. Yesus menyamakan orang-orang yang menaati kata-katanya seperti ”orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.” Pengaruh apa yang dihasilkan oleh khotbah ini atas orang banyak yang mendengarkan? Mereka ’takjub mendengar pengajarannya,’ karena ia mengajar ”sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.”—7:12, 24-29.
17. Bagaimana Yesus menunjukkan kuasanya sebagai Mesias dan keprihatinan pengasih apa yang ia nyatakan?
17 Perluasan pengabaran Kerajaan (8:1–11:30). Yesus mengadakan banyak mukjizat—menyembuhkan orang sakit kusta, lumpuh, dan yang dirasuk setan. Bahkan ia menunjukkan kuasanya atas angin dan ombak dengan meredakan angin topan, dan ia membangkitkan seorang gadis dari kematian. Alangkah besar belas kasihan Yesus terhadap orang banyak itu ketika ia melihat mereka terlantar dan tercerai-berai, ”seperti domba yang tidak bergembala”! Seperti yang ia katakan kepada murid-muridnya, ”Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”—9:36-38.
18. (a) Petunjuk dan nasihat apa yang Yesus berikan kepada para rasulnya? (b) Mengapa ”angkatan ini” dikatakan celaka?
18 Yesus memilih dan memberikan tugas kepada 12 rasul. Ia memberikan kepada mereka petunjuk-petunjuk yang jelas tentang bagaimana mereka harus melakukan pekerjaan dan menandaskan doktrin pengajaran mereka yang utama: ”Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.” Ia memberikan kepada mereka nasihat yang bijaksana dan pengasih: ”Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.” ”Hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” Mereka akan dibenci dan dianiaya, bahkan oleh anggota-anggota keluarga yang dekat, tetapi Yesus memperingatkan mereka: ”Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” (10:7, 8, 16, 39) Mereka pergi untuk mengajarkan dan memberitakan dalam kota-kota penugasan mereka! Yesus memperkenalkan Yohanes Pembaptis sebagai utusan yang dikirim sebelum dia, ”Elia” yang dijanjikan, tetapi ”angkatan (generasi) ini” tidak mau menerima baik Yohanes maupun dia, Anak manusia. (11:14, 16) Maka celakalah generasi dan kota-kota ini yang tidak bertobat pada waktu menyaksikan perbuatan-perbuatannya yang penuh kuasa! Tetapi mereka yang menjadi murid-muridnya akan memperoleh kesegaran jiwa.
19. Ketika orang Farisi mempersoalkan tingkah lakunya pada hari Sabat, bagaimana Yesus mencela mereka?
19 Orang Farisi dibuktikan salah dan dicela (12:1-50). Orang Farisi berusaha mencari kesalahan Yesus mengenai soal hari Sabat, tetapi ia membuktikan tuduhan mereka tidak benar dan melancarkan kecaman pedas dengan mengutuk kemunafikan mereka. Ia mengatakan kepada mereka: ”Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.” (12:34) Tidak ada tanda lain yang diberikan kepada mereka kecuali tanda nabi Yunus: Anak manusia akan berada dalam perut bumi selama tiga hari dan malam.
20. (a) Mengapa Yesus berbicara dengan perumpamaan? (b) Ia kemudian memberikan perumpamaan yang mana tentang Kerajaan?
20 Tujuh perumpamaan Kerajaan (13:1-58). Mengapa Yesus berbicara dengan perumpamaan? Kepada murid-muridnya ia menjelaskan: ”Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.” Ia menyebut murid-muridnya berbahagia karena mereka melihat dan mendengar. Betapa menyegarkan petunjuk yang ia kemudian berikan kepada mereka! Setelah ia menjelaskan perumpamaan tentang penabur benih, Yesus memberikan perumpamaan tentang lalang di ladang, biji sesawi, ragi, harta terpendam, mutiara yang sangat berharga, dan pukat—semuanya menggambarkan sesuatu yang berhubungan dengan ”Kerajaan Sorga.” Namun, banyak orang yang tidak percaya kepadanya dan Yesus mengatakan kepada mereka: ”Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.”—13:11, 57.
21. (a) Mukjizat-mukjizat apa yang dilakukan Yesus, dan hal itu membuat dia dikenal sebagai apa? (b) Penglihatan apa diberikan sehubungan dengan kedatangan Anak manusia dalam Kerajaannya?
21 Pelayanan dan mukjizat-mukjizat selanjutnya dari ”Kristus” (14:1–17:27). Yesus sangat sedih menerima laporan bahwa Yohanes Pembaptis dipenggal kepalanya atas perintah Herodes Antipas yang berkepribadian lemah itu. Secara mukjizat ia memberi makan lebih dari 5.000 orang; berjalan di atas air; membantah kecaman selanjutnya dari orang Farisi, yang ia katakan, ’melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyang mereka’; menyembuhkan orang yang dirasuk setan, ”orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain”; dan sekali lagi memberi makan lebih dari 4.000 orang, dengan hanya tujuh potong roti dan beberapa ekor ikan. (15:3, 30) Menjawab pertanyaan Yesus, Petrus mengenali dia, dengan berkata: ”Engkau adalah Mesias [”Kristus,” NW], Anak Allah yang hidup!” Yesus memuji Petrus dan mengatakan: ”Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku.” (16:16, 18) Yesus kemudian mulai berbicara tentang kematiannya yang sudah dekat dan tentang kebangkitannya pada hari ketiga. Tetapi ia juga berjanji bahwa beberapa dari murid-muridnya ”tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam KerajaanNya.” (16:28) Enam hari kemudian, Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes ke sebuah gunung yang tinggi untuk melihat dia berubah rupa (transfigurasi) dalam kemuliaan. Dalam penglihatan, mereka melihat Musa dan Elia berbicara dengan dia, dan mereka mendengar suara dari langit berkata: ”Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” Setelah turun dari gunung, Yesus memberitahukan mereka bahwa ”Elia” yang dijanjikan itu telah datang, dan mereka mengerti bahwa ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.—17:5, 12.
22. Nasihat apa diberikan Yesus mengenai pengampunan?
22 Yesus menasihati murid-muridnya (18:1-35). Ketika berada di Kapernaum, Yesus berbicara dengan murid-muridnya tentang kerendahan hati, sukacita yang besar karena menemukan kembali domba yang tersesat, dan cara menyelesaikan perselisihan di antara saudara-saudara. Petrus bertanya: ”Berapa kali aku harus mengampuni saudaraku?” dan Yesus menjawab: ”Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Untuk menandaskan hal ini, Yesus memberikan perumpamaan tentang seorang hamba yang dihapus utangnya oleh tuannya sebanyak 60 juta dinar. Hamba ini kemudian memasukkan seorang temannya ke dalam penjara hanya karena berutang 100 dinar, dan sebagai akibatnya, hamba yang tidak berbelas kasihan itu dimasukkan juga ke dalam penjara.e Yesus menandaskan pokok yang penting: ”Maka BapaKu yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”—18:21, 22, 35.
23. Apa penjelasan Yesus tentang perceraian dan jalan menuju kehidupan?
23 Hari-hari terakhir pelayanan Yesus (19:1–22:46). Peristiwa-peristiwa silih berganti semakin cepat dan ketegangan memuncak seraya para ahli Taurat dan orang Farisi makin marah karena pelayanan Yesus. Mereka datang untuk mencari kesalahannya dalam soal perceraian tetapi gagal; Yesus memperlihatkan bahwa satu-satunya alasan yang dibenarkan Alkitab untuk perceraian adalah perzinahan. Seorang pemuda kaya datang kepada Yesus serta menanyakan jalan menuju kehidupan kekal, tetapi ia pergi dengan sedih sewaktu diberi tahu bahwa ia harus menjual segala hartanya dan menjadi pengikut Yesus. Setelah memberikan perumpamaan tentang pekerja-pekerja dan mata uang dinar, Yesus sekali lagi berbicara tentang kematiannya dan kebangkitannya, dan ia berkata: ”Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”—20:28.
24. Pada pekan terakhir kehidupan Yesus sebagai manusia, pertemuan yang bagaimana terjadi dengan para penentang agamais, dan bagaimana ia menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka?
24 Kemudian Yesus memasuki pekan terakhir kehidupannya sebagai manusia. Ia memasuki Yerusalem dengan penuh kemenangan sebagai ’Raja dan menunggangi seekor keledai.’ (21:4, 5) Ia membersihkan bait dari para penukar uang dan pedagang-pedagang lain, dan kebencian musuh-musuhnya memuncak ketika ia berkata kepada mereka: ”Pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (21:31) Perumpamaannya yang tegas tentang kebun anggur dan tentang pesta perkawinan tepat mengenai sasaran. Dengan terampil ia menjawab pertanyaan orang Farisi tentang pajak dengan mengatakan kepada mereka untuk membayar kembali ”kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” (22:21) Demikian pula ia membalikkan suatu pertanyaan menjerat yang diajukan oleh orang-orang Saduki dan menjunjung harapan kebangkitan. Sekali lagi orang Farisi datang kepadanya dengan pertanyaan mengenai Taurat, dan Yesus berkata kepada mereka bahwa hukum terbesar adalah mengasihi Yehuwa sepenuhnya, dan hukum kedua adalah mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Yesus kemudian bertanya kepada mereka, ’Bagaimana mungkin Kristus dapat menjadi putra Daud dan juga Tuannya?’ Tidak seorang pun dapat menjawab, dan sesudah itu tidak seorang pun berani menanyakan sesuatu kepadanya.—22:45, 46.
25. Bagaimana Yesus dengan keras mengutuk para ahli Taurat dan orang Farisi?
25 ’Celakalah kamu, hai orang munafik’ (23:1–24:2). Ketika berbicara kepada orang banyak di bait, Yesus sekali lagi mengutuk para ahli Taurat dan orang Farisi. Mereka bukan saja tidak memenuhi syarat untuk masuk ke dalam Kerajaan tetapi dengan segala tipu daya mereka berusaha menghalangi orang lain untuk masuk. Seperti kuburan yang dilabur putih, mereka dari luar kelihatan bagus, tetapi di dalamnya penuh dengan kecurangan dan kebusukan. Yesus mengakhiri dengan menyatakan penghukuman ini terhadap Yerusalem: ”Rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi.” (23:38) Ketika meninggalkan bait, Yesus menubuatkan kehancurannya.
26. Tanda nubuat apa diberikan Yesus tentang kehadirannya dalam kemuliaan sebagai raja?
26 Yesus memberikan ’tanda kehadirannya’ (24:3–25:46). Di atas Bukit Zaitun, murid-muridnya bertanya kepadanya tentang ’tanda kehadirannya dan akhir sistem ini.’ Sebagai jawaban Yesus menunjuk kepada suatu zaman perang, ’bangsa melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan,’ kekurangan makanan, gempa bumi, bertambahnya kejahatan, pengabaran ’kabar baik tentang Kerajaan’ seluas dunia, pengangkatan ”hamba yang setia dan bijaksana” dan banyak corak lain dari tanda majemuk itu yang menandakan ’kedatangan Anak Manusia dalam kemuliaannya untuk bersemayam di atas takhta kemuliaannya.’ (24:3, 7, 14, 45-47; 25:31) Yesus mengakhiri nubuat yang penting ini dengan perumpamaan tentang sepuluh anak dara dan tentang talenta, yang mengemukakan berkat-berkat menyenangkan bagi orang yang waspada dan setia, serta perumpamaan tentang domba dan kambing, yang menunjukkan bahwa orang-orang yang bersifat kambing akan ”masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.”—25:46.
27. Peristiwa-peristiwa apa menandai hari terakhir Yesus di bumi?
27 Peristiwa-peristiwa pada hari terakhir Yesus (26:1–27:66). Setelah merayakan Paskah, Yesus memulai sesuatu yang baru bersama rasul-rasulnya yang setia, mengundang mereka untuk ambil bagian dari roti yang tidak beragi dan anggur sebagai lambang dari tubuhnya dan darahnya. Kemudian mereka pergi ke Getsemani, tempat Yesus berdoa. Di sanalah Yudas datang dengan pasukan bersenjata dan mengkhianati Yesus dengan sebuah ciuman munafik. Yesus digiring kepada imam besar, dan imam-imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama mencari saksi-saksi palsu terhadap Yesus. Tepat seperti yang dinubuatkan Yesus, Petrus menyangkal dia ketika mendapat ujian. Yudas, dengan menyesal sekali, melemparkan uang hasil pengkhianatannya ke dalam bait dan pergi menggantung diri. Pagi harinya Yesus dihadapkan kepada gubernur Roma Pilatus, yang menyerahkan dia untuk digantung di tiang siksaan, karena desakan orang banyak yang dihasut para imam, mereka berteriak: ”Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!” Para prajurit gubernur mengolok-olok jabatan rajanya dan kemudian menggiringnya ke Golgota, tempat ia digantung di tiang siksaan di antara dua penjahat, dengan tulisan di atas kepalanya yang berbunyi, ”Inilah Yesus Raja orang Yahudi.” (27:25, 37) Setelah berjam-jam tersiksa, Yesus akhirnya wafat kira-kira pada jam tiga siang dan kemudian dikuburkan dalam makam baru milik Yusuf dari Arimatea. Itulah hari yang penuh dengan peristiwa-peristiwa yang paling penting sepanjang sejarah!
28. Dengan berita paling baik apa Matius membuat klimaks dari catatannya, dan dengan perintah apa itu diakhiri?
28 Kebangkitan Yesus dan petunjuk-petunjuk terakhir (28:1-20). Lalu Matius membuat suatu klimaks dalam catatannya dengan berita yang paling baik. Yesus yang mati telah dibangkitkan—ia hidup kembali! Pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Maria Magdalena dan ”Maria yang lain” datang ke kuburan dan diberi tahu malaikat tentang fakta yang menggembirakan ini. (28:1) Untuk menegaskan hal itu, Yesus sendiri menampakkan diri kepada mereka. Para musuh bahkan mencoba untuk menyembunyikan fakta itu, menyuap para prajurit yang menjaga kuburan supaya mengatakan, ”bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.” Kemudian, di Galilea, Yesus mengadakan pertemuan lain dengan para muridnya. Perintah apa yang ia berikan ketika meninggalkan mereka? Demikianlah perintahnya: ”Pergilah, jadikanlah murid dari segala bangsa dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Apakah mereka mendapat bimbingan dalam pekerjaan pengabaran ini? Ucapan terakhir Yesus yang dicatat Matius memberikan kita kepastian ini: ”Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”—28:13, 19 (NW), 20.
MENGAPA BERMANFAAT
29. (a) Cara bagaimana Matius menjembatani Kitab-Kitab Ibrani dengan Kitab-Kitab Yunani? (b) Hak istimewa apa yang dinikmati Yesus yang masih terbuka bagi umat Kristiani zaman sekarang?
29 Buku Matius, yang pertama dari keempat Injil, memang dengan sangat baik menjembatani Kitab-Kitab Ibrani dengan Kitab-Kitab Yunani Kristen. Tak diragukan, buku ini memperkenalkan Mesias dan Raja dari Kerajaan Allah yang dijanjikan, memberitahukan syarat-syarat untuk menjadi pengikutnya, dan mengemukakan pekerjaan yang masih harus dilakukan oleh mereka di bumi. Mula-mula Yohanes Pembaptis, kemudian Yesus dan akhirnya murid-muridnya pergi mengabarkan, ”Kerajaan Sorga sudah dekat.” Lebih lanjut, perintah Yesus berlaku sampai akhir dari susunan segala perkara: ”Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” Pada waktu itu, dan sekarang pun demikian, benar-benar hak istimewa yang besar dan menakjubkan untuk berperan serta dalam pekerjaan Kerajaan, termasuk ’menjadikan murid dari segala bangsa,’ bekerja mengikuti pola teladan sang Guru.—3:2; 4:17; 10:7; 24:14; 28:19, NW.
30. Bagian mana dari Matius khususnya diakui nilai praktisnya?
30 Injil Matius benar-benar ’kabar baik.’ Beritanya yang terilham merupakan ”kabar baik” bagi orang-orang yang mengindahkannya pada abad pertama Masehi, dan Allah Yehuwa telah memeliharanya sebagai ’kabar baik’ sampai sekarang. Bahkan orang-orang yang bukan Kristiani telah tergerak untuk mengakui kekuatan Injil ini, seperti misalnya pemimpin orang Hindu, Mohandas (Mahatma) Gandhi, yang berkata: ”Jika negeri tuan dan negeriku bersama-sama menaati ajaran yang diberikan Kristus dalam Khotbah di Bukit, kita sudah memecahkan masalah-masalah bukan saja dari kedua negeri kita, melainkan juga dari seluruh dunia.” Pada kesempatan lain Gandhi berkata: ”Minumlah dari sumber air yang dalam yang diberikan kepada anda dalam Khotbah di Bukit . . . Karena pengajaran dari Khotbah tersebut bermanfaat bagi setiap orang.”f
31. Siapa yang sungguh-sungguh menghargai nasihat dalam buku Matius, dan mengapa bermanfaat untuk mempelajari Injil ini berulang kali?
31 Namun, seluruh dunia, termasuk bagian yang mengaku diri Kristen, terus menghadapi masalah. Hanya satu golongan minoritas kecil umat Kristiani sejati yang menghargai, mempelajari, dan menerapkan Khotbah di Bukit dan semua nasihat lain yang bagus dari kabar baik menurut Matius dan dengan demikian memperoleh manfaat yang tak ternilai. Sangatlah berfaedah untuk berulang kali mempelajari nasihat-nasihat Yesus yang bagus tentang hal mencari kebahagiaan sejati, dan tentang moral dan perkawinan, kuasa kasih, doa yang diperkenan, perbedaan antara harta rohani dan harta materi, mencari Kerajaan lebih dahulu, menghargai perkara-perkara suci dan kewaspadaan serta ketaatan. Matius pasal 10 memberikan petunjuk-petunjuk Yesus untuk dinas pelayanan bagi orang-orang yang melakukan pekerjaan pemberitaan kabar baik tentang ”Kerajaan Sorga.” Semua perumpamaan Yesus memberikan pelajaran-pelajaran penting bagi semua orang ’yang mempunyai telinga untuk mendengar.’ Selanjutnya, nubuat-nubuat Yesus, seperti nubuatnya yang terinci tentang ’tanda kehadirannya,’ memberikan harapan yang kuat dan keyakinan akan masa depan.—5:1–7:29; 10:5-42; 13:1-58; 18:1–20:16; 21:28–22:40; 24:3–25:46.
32. (a) Ceritakan bagaimana penggenapan nubuat membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias. (b) Penggenapan-penggenapan ini memberikan kita keyakinan yang kuat apa sekarang?
32 Injil Matius penuh dengan nubuat-nubuat yang sudah tergenap. Banyak kutipannya dari Kitab-Kitab Ibrani yang terilham dimaksudkan untuk menunjukkan penggenapan nubuat-nubuat ini. Semuanya merupakan bukti yang tidak dapat disangkal bahwa Yesus adalah Mesias itu, karena tidak mungkin untuk mengatur segala keterangan ini sebelumnya. Bandingkan, misalnya, Matius 13:14, 15 dengan Yesaya 6:9, 10; Matius 21:42 dengan Mazmur 118:22, 23; dan Matius 26:31, 56 dengan Zakharia 13:7. Penggenapan-penggenapan seperti itu juga memberikan kepada kita keyakinan yang kuat, bahwa semua nubuat yang Yesus sendiri berikan, yang dicatat oleh Matius, pada waktunya akan tergenap seraya maksud-tujuan Yehuwa yang mulia tentang ”Kerajaan Sorga” terlaksana dengan baik.
33. Dalam pengetahuan dan pengharapan apa para pencinta kebenaran sekarang dapat bersukacita?
33 Betapa tepatnya Allah menubuatkan kehidupan sang Raja Kerajaan itu, bahkan sampai keterangan yang sekecil-kecilnya! Alangkah saksamanya Matius yang terilham mencatat penggenapan nubuat-nubuat ini dengan setia! Jika orang-orang yang mencintai kebenaran merenungkan semua penggenapan nubuat dan janji yang dicatat dalam buku Matius, mereka benar-benar dapat merasa gembira karena pengetahuan dan harapan akan ”Kerajaan Sorga” adalah sarana Yehuwa untuk menyucikan nama-Nya. Kerajaan di bawah Kristus Yesus inilah yang akan memberikan berkat-berkat kehidupan dan kebahagiaan yang tak terkatakan bagi orang yang lemah lembut dan orang yang lapar secara rohani ”pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaanNya.” (Mat. 19:28) Semua ini terdapat dalam kabar baik yang menggairahkan ”yang disampaikan oleh Matius.” (BIS)
[Catatan Kaki]
a Cetak Ulang 1981, Jil. V, halaman 895.
b Terjemahan dari teks bahasa Latin yang diedit oleh E. C. Richardson dan diterbitkan dalam rangkaian ”Texte und Untersuchungen zur Geschichte der altchristlichen Literatur,” Leipzig, 1896, Jil. 14, halaman 8, 9.
c The Ecclesiastical History, VI, XXV, 3-6.
d Introduction to the Study of the Gospels, 1896, B. F. Westcott, halaman 201.
e Pada zaman Yesus, satu dinar sama dengan gaji satu hari; jadi 100 dinar sama dengan kira-kira sepertiga dari gaji satu tahun. Enam puluh juta dinar sama dengan gaji yang harus dikumpulkan selama ribuan kali masa hidup.—Insight on the Scriptures, Jil. 1, halaman 614.
f Mahatma Gandhi’s Ideas, 1930, oleh C. F. Andrews, halaman 96.