”Hal-Hal Ini Harus Terjadi”
”Yesus mengatakan kepada mereka, ’ . . . Hal-hal ini harus terjadi, tetapi akhir itu masih belum.’”—MATIUS 24:4-6.
1. Pokok bahasan apa yang tentunya menarik minat kita?
SAUDARA tentu berminat akan kehidupan dan masa depan saudara. Jika demikian, tentunya saudara juga berminat akan pokok bahasan yang menarik perhatian C. T. Russell pada tahun 1877. Russell, yang belakangan mendirikan Lembaga Menara Pengawal, menulis The Object and Manner of Our Lord’s Return (Tujuan dan Cara Kembalinya Tuan Kita). Buku kecil setebal 64 halaman ini membahas kembalinya Yesus, atau kedatangannya di masa depan. (Yohanes 14:3) Sekali peristiwa sewaktu berada di Gunung Zaitun, para rasul bertanya tentang kembalinya Yesus, ”Kapankah hal-hal ini akan terjadi, dan apa yang akan menjadi tanda dari kehadiranmu [atau, ”kedatangan-Mu”, Terjemahan Baru] dan dari penutup sistem perkara?”—Matius 24:3.
2. Mengapa ada banyak pandangan yang bertolak belakang tentang nubuat Yesus?
2 Apakah saudara mengetahui dan memahami jawaban Yesus? Jawaban itu terdapat dalam tiga kitab Injil. Profesor D. A. Carson menyatakan, ”Tidak banyak pasal Alkitab yang menimbulkan banyak perdebatan di kalangan penafsir selain dari Matius 24 serta pasal-pasal yang serupa dengannya, yakni Markus 13 dan Lukas 21.” Kemudian, ia mengutarakan pendapatnya sendiri—salah satu dari antara pandangan-pandangan manusia yang bertolak belakang. Pada abad-abad terakhir ini, banyak pandangan semacam itu mencerminkan ketiadaan iman. Pihak-pihak yang mengutarakannya berpendapat bahwa Yesus tidak pernah mengatakan hal-hal yang kita baca dalam kitab-kitab Injil, bahwa kata-katanya telah disimpangkan, atau bahwa prediksinya telah gagal—pandangan-pandangan yang terbentuk oleh kritik tinggi. Seorang komentator bahkan mengulas Injil Markus ’melalui kacamata filsafat Buddha-Mahayana’!
3. Bagaimana Saksi-Saksi Yehuwa mengulas nubuat Yesus?
3 Bertentangan dengan hal itu, Saksi-Saksi Yehuwa mempercayai keautentikan dan keterandalan Alkitab, termasuk apa yang Yesus katakan kepada keempat rasul yang menyertainya di Gunung Zaitun tiga hari sebelum kematiannya. Sejak zaman C. T. Russell, umat Allah secara progresif telah memperoleh pemahaman yang semakin jelas tentang nubuat yang Yesus berikan itu. Dalam beberapa tahun terakhir, Menara Pengawal lebih memperjelas lagi pandangan mereka sehubungan dengan nubuat ini. Apakah saudara telah menyerap informasi itu, dengan melihat pengaruhnya atas kehidupan saudara?a Mari kita meninjaunya kembali.
Penggenapan Tragis Tak Lama Kemudian
4. Apa yang mungkin menjadi alasan para rasul bertanya kepada Yesus tentang masa depan?
4 Rasul-rasul tahu bahwa Yesus adalah sang Mesias. Jadi, ketika mereka mendengar dia menyebutkan tentang kematian, kebangkitan, dan kembalinya dia, mereka pastilah bertanya-tanya, ’Jika Yesus meninggal dan pergi, bagaimana ia dapat mewujudkan perkara-perkara menakjubkan yang diharapkan dari seorang Mesias?’ Selanjutnya, Yesus berbicara tentang kesudahan Yerusalem dan baitnya. Rasul-rasul mungkin bertanya-tanya, ’Kapan dan bagaimana hal itu akan terjadi?’ Agar dapat memahami perkara-perkara ini, rasul-rasul pun bertanya, ”Kapankah hal-hal ini akan terjadi, dan apa yang akan menjadi tanda apabila semua hal ini ditentukan untuk sampai kepada penutup?”—Markus 13:4; Matius 16:21, 27, 28; 23:37–24:2.
5. Bagaimana kata-kata Yesus tergenap pada abad pertama?
5 Yesus menubuatkan bahwa akan ada perang, bala kelaparan, sampar, gempa bumi, kebencian dan penganiayaan atas orang-orang Kristen, mesias-mesias palsu, dan meluasnya pemberitaan kabar baik Kerajaan. Kemudian, kesudahan itu akan datang. (Matius 24:4-14; Markus 13:5-13; Lukas 21:8-19) Yesus mengatakan hal ini sejak awal pada tahun 33 M. Pada dekade-dekade berikutnya, murid-muridnya yang tanggap dapat melihat jelas bahwa perkara-perkara yang telah dinubuatkan itu benar-benar terjadi secara mencolok. Ya, sejarah membuktikan bahwa tanda tersebut tergenap pada waktu itu, yang mengarah ke kesudahan sistem Yahudi di tangan bangsa Romawi pada tahun 66-70 M. Bagaimana terjadinya hal itu?
6. Perkembangan apa terjadi antara Romawi dan Yahudi pada tahun 66 M?
6 Pada musim panas yang terik di Yudea pada tahun 66 M, kelompok Zealot Yahudi memimpin serangan melawan pasukan penjaga Romawi di sebuah benteng dekat bait di Yerusalem, sehingga menyulut aksi kekerasan di berbagai tempat di negeri itu. Profesor Heinrich Graetz, dalam History of the Jews (Sejarah Orang-Orang Yahudi), menceritakan, ”Cestius Gallus, selaku Gubernur Siria, yang bertugas menjunjung kehormatan pasukan Romawi, . . . tidak tahan lagi menyaksikan aksi pemberontakan yang merebak di sekitarnya tanpa ada tindakan untuk menghentikannya. Ia menghimpun legiunnya, dan pangeran negeri-negeri tetangga dengan sukarela mengirimkan pasukannya.” Pasukan yang berkekuatan 30.000 personel ini mengepung Yerusalem. Setelah bertempur selama beberapa waktu, pasukan Yahudi mundur ke balik tembok dekat bait. ”Selama lima hari berturut-turut, pasukan Romawi menggempur tembok, tetapi selalu terpaksa mundur sewaktu menghadapi misil-misil orang Yudea. Baru pada hari keenam mereka berhasil merobohkan sebagian tembok utara di depan Bait.”
7. Mengapa pandangan murid-murid Yesus sangat berbeda dari pandangan kebanyakan orang Yahudi?
7 Bayangkan betapa bingungnya orang-orang Yahudi, karena selama ini mereka merasa bahwa Allah akan melindungi mereka dan kota suci mereka! Namun, murid-murid Yesus telah diperingatkan sebelumnya bahwa malapetaka menanti Yerusalem. Yesus telah menubuatkan, ”Hari-hari akan datang ke atasmu ketika musuh-musuhmu akan membangun di sekelilingmu sebuah kubu dengan kayu-kayu runcing dan mengepungmu dan membuatmu menderita dari setiap sisi, dan mereka akan mengempaskanmu dan anak-anakmu yang ada padamu ke tanah, dan mereka tidak akan meninggalkan batu di atas batu padamu.” (Lukas 19:43, 44) Tetapi, apakah itu berarti kematian bagi orang-orang Kristen yang berada di Yerusalem pada tahun 66 M?
8. Tragedi apa yang Yesus nubuatkan, dan siapakah ”orang-orang terpilih” yang untuknya hari-hari akan dipersingkat?
8 Ketika menjawab pertanyaan para rasul di Gunung Zaitun, Yesus meramalkan, ”Hari-hari itu akan merupakan hari-hari kesengsaraan seperti yang tidak pernah terjadi sejak awal ciptaan yang telah Allah ciptakan sampai waktu itu, dan tidak akan terjadi lagi. Sebenarnya, jika Yehuwa tidak mempersingkat hari-hari itu, tidak ada daging yang akan diselamatkan. Tetapi, oleh karena orang-orang terpilih yang telah dipilihnya ia telah mempersingkat hari-hari itu.” (Markus 13:19, 20; Matius 24:21, 22) Jadi, hari-hari akan dipersingkat dan ”orang-orang terpilih” akan diselamatkan. Siapakah mereka? Pasti bukanlah orang-orang Yahudi yang memberontak yang mengaku menyembah Yehuwa, namun menolak Putra-Nya. (Yohanes 19:1-7; Kisah 2:22, 23, 36) Orang-orang terpilih yang sejati pada waktu itu adalah orang-orang Yahudi maupun non-Yahudi yang memperlihatkan iman akan Yesus sebagai Mesias dan Juru Selamat. Allah telah memilih orang-orang demikian, dan pada hari Pentakosta 33 M, Ia telah membentuk mereka menjadi suatu bangsa rohani yang baru, ”Israel milik Allah”.—Galatia 6:16; Lukas 18:7; Kisah 10:34-45; 1 Petrus 2:9.
9, 10. Bagaimana hari-hari serangan pasukan Romawi ”dipersingkat”, dan apa hasilnya?
9 Apakah hari-hari memang ”dipersingkat” dan orang-orang terpilih-terurap di Yerusalem diselamatkan? Profesor Graetz mengulas, ”[Cestius Gallus] merasa bahwa merupakan langkah yang tidak bijaksana untuk melanjutkan pertempuran melawan para pejuang fanatik yang gigih dan melancarkan aksi militer yang berkepanjangan pada musim itu, sewaktu hujan musim gugur akan segera datang . . . dan dapat menghambat penyaluran perbekalan bagi pasukannya. Setelah menimbang hal tersebut, ia mungkin berpikir bahwa menarik mundur pasukan merupakan langkah yang arif.” Apa pun yang ada dalam benak Cestius Gallus pada waktu itu, pasukan Romawi mundur dari kota tersebut, dengan menanggung kerugian besar yang diakibatkan pasukan Yahudi yang mengejar.
10 Penarikan mundur pasukan Romawi secara tiba-tiba itu memungkinkan ”daging”—murid-murid Yesus yang terancam bahaya di Yerusalem—untuk diselamatkan. Sejarah mencatat bahwa sewaktu pintu kesempatan ini terbuka, orang-orang Kristen melarikan diri dari kawasan itu. Ini benar-benar membuktikan kesanggupan Allah untuk mengetahui sebelumnya masa depan dan untuk memastikan agar para penyembah-Nya selamat! Namun, bagaimana dengan orang-orang Yahudi yang tidak beriman yang tetap tinggal di Yerusalem dan Yudea?
Orang-Orang Sezaman akan Menyaksikannya
11. Apa yang Yesus katakan tentang ”generasi ini”?
11 Banyak orang Yahudi merasa bahwa sistem ibadat mereka, yang berpusat di bait, akan tetap jaya. Tetapi, Yesus berkata, ”Belajarlah dari pohon ara . . . pokok ini: Segera setelah cabang mudanya menjadi lembut dan mengeluarkan daun-daun, kamu tahu bahwa musim panas sudah dekat. Demikian pula kamu, apabila kamu melihat semua perkara ini, ketahuilah bahwa ia sudah dekat di pintu-pintu. Dengan sungguh-sungguh aku mengatakan kepadamu bahwa generasi ini sama sekali tidak akan berlalu sampai semua perkara ini terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanku sama sekali tidak akan berlalu.”—Matius 24:32-35.
12, 13. Apa yang pasti dipahami murid-murid sewaktu Yesus merujuk ”generasi ini”?
12 Pada tahun-tahun menjelang tahun 66 M, orang-orang Kristen akan melihat tergenapnya banyak elemen pendahuluan dari tanda majemuk itu—peperangan, kelaparan, bahkan pemberitaan kabar baik Kerajaan secara besar-besaran. (Kisah 11:28; Kolose 1:23) Namun, kapan kesudahan itu tiba? Apa yang Yesus maksudkan sewaktu berkata, ’Generasi ini [Yunani, genea] tidak akan berlalu’? Yesus sering kali menyebut massa orang-orang Yahudi yang menentang, termasuk para pemimpin agama, yang hidup sezaman dengannya, sebagai ”suatu generasi yang fasik dan penuh perzinaan”. (Matius 11:16; 12:39, 45; 16:4; 17:17; 23:36) Jadi, di Gunung Zaitun, sewaktu ia menyebut lagi ”generasi ini”, jelaslah ia tidak memaksudkan seluruh ras Yahudi sepanjang sejarah; ia juga tidak memaksudkan para pengikutnya, meskipun mereka adalah ”ras yang dipilih”. (1 Petrus 2:9) Yesus juga tidak mengatakan bahwa ”generasi ini” memaksudkan suatu periode waktu.
13 Sebaliknya, Yesus memaksudkan orang-orang Yahudi yang menentang pada waktu itu, yang akan mengalami penggenapan dari tanda yang ia berikan. Sehubungan dengan rujukan ”generasi ini” di Lukas 21:32, Profesor Joel B. Green menyatakan, ”Dalam Injil yang Ketiga, ’generasi ini’ (dan frase-frase yang terkait) selalu memaksudkan suatu kategori orang-orang yang menentang maksud-tujuan Allah. . . . [Itu mengacu] pada orang-orang yang dengan keras kepala menolak maksud-tujuan ilahi.”b
14. Apa yang dialami ”generasi” itu, tetapi mengapa orang-orang Kristen mengalami keadaan yang berbeda?
14 Generasi para penentang Yahudi yang fasik, yang dapat menyaksikan tergenapnya tanda itu, juga akan mengalami kebinasaan. (Matius 24:6, 13, 14) Dan, itulah yang terjadi! Pada tahun 70 M, pasukan Romawi datang kembali, dipimpin oleh Titus, putra Kaisar Vespasianus. Penderitaan orang-orang Yahudi yang lagi-lagi terkepung di dalam kota benar-benar tak terbayangkan.c Flavius Yosefus, saksi mata peristiwa itu, melaporkan bahwa sewaktu pasukan Romawi menghancurleburkan kota, sekitar 1.100.000 orang Yahudi telah tewas dan sekitar 100.000 orang dibawa sebagai tawanan, kebanyakan dari antaranya mati mengenaskan tidak lama kemudian karena kelaparan atau karena dijadikan mangsa di teater-teater Roma. Sesungguhnya, kesengsaraan pada tahun 66-70 M adalah kesengsaraan terbesar yang pernah dialami Yerusalem serta sistem Yahudi, dan kesengsaraan semacam itu tidak akan pernah terjadi lagi. Keadaan ini sungguh berbeda dengan apa yang dialami orang-orang Kristen yang telah mengindahkan nubuat peringatan Yesus dengan meninggalkan Yerusalem setelah pasukan Romawi mundur pada tahun 66 M! Orang-orang Kristen yang terurap, ”orang-orang terpilih”, benar-benar ”diselamatkan”, atau dilindungi, pada tahun 70 M.—Matius 24:16, 22.
Penggenapan Lain yang Akan Terjadi
15. Bagaimana kita dapat yakin bahwa nubuat Yesus akan mempunyai penggenapan yang lebih besar setelah tahun 70 M?
15 Akan tetapi, itu bukanlah akhir dari segala-galanya. Beberapa waktu berselang, Yesus telah menunjukkan bahwa setelah kota itu dihancurkan, ia akan datang dalam nama Yehuwa. (Matius 23:38, 39; 24:2) Ia kemudian memperjelas hal ini dalam nubuatnya yang disampaikan di Gunung Zaitun. Setelah menyebutkan datangnya ”kesengsaraan besar”, ia mengatakan bahwa setelah itu Kristus-Kristus palsu akan tampil, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa selama suatu periode yang panjang. (Matius 24:21, 23-28; Lukas 21:24) Mungkinkah ini berarti bahwa akan terjadi suatu penggenapan lain yang lebih besar? Fakta-faktanya menunjukkan demikian. Apabila kita membandingkan Penyingkapan 6:2-8 (yang ditulis setelah kesengsaraan di Yerusalem pada tahun 70 M) dengan Matius 24:6-8 dan Lukas 21:10, 11, kita melihat bahwa peperangan, kekurangan makanan, dan tulah dalam skala yang lebih besar akan terjadi. Penggenapan yang lebih besar dari kata-kata Yesus ini telah terjadi sejak pecahnya Perang Dunia I pada tahun 1914.
16-18. Apa yang kita harapkan akan terjadi?
16 Selama puluhan tahun, Saksi-Saksi Yehuwa telah mengajarkan bahwa sedang tergenapnya tanda itu membuktikan bahwa suatu ”kesengsaraan besar” masih akan terjadi. ”Generasi” yang fasik sekarang ini akan menyaksikan kesengsaraan itu. Tampaknya, akan ada lagi suatu tahap pembukaan (serangan atas semua agama palsu), seperti halnya serangan Gallus pada tahun 66 M mengawali kesengsaraan di Yerusalem.d Kemudian, setelah suatu selang waktu yang tidak ditentukan lamanya, kesudahan itu akan datang—pembinasaan dalam skala seluas dunia, sebanding dengan yang terjadi pada tahun 70 M.
17 Sewaktu merujuk pada kesengsaraan yang akan segera kita hadapi, Yesus berkata, ”Segera setelah kesengsaraan hari-hari itu [pembinasaan agama palsu] matahari akan digelapkan, dan bulan tidak akan memberikan cahayanya, dan bintang-bintang akan jatuh dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan diguncangkan. Dan kemudian tanda Putra manusia akan muncul di langit, dan kemudian semua suku di bumi akan memukul diri sambil meratap, dan mereka akan melihat Putra manusia datang di atas awan-awan langit dengan kuasa dan kemuliaan yang besar.”—Matius 24:29, 30.
18 Oleh karena itu, Yesus sendiri mengatakan bahwa ”setelah kesengsaraan hari-hari itu”, akan terjadi semacam fenomena langit. (Bandingkan Yoel 2:28-32; 3:15.) Ini akan terjadi secara tiba-tiba dan sedemikian mengejutkan umat manusia yang tidak taat sehingga mereka akan ”memukul diri sambil meratap”. Banyak orang akan ”menjadi pingsan karena takut dan menantikan perkara-perkara yang datang ke atas bumi yang berpenduduk”. Tetapi, tidak demikian halnya dengan orang-orang Kristen sejati! Mereka akan ’angkat kepala, karena pembebasan mereka sudah dekat’.—Lukas 21:25, 26, 28.
Segera, Penghakiman!
19. Bagaimana kita dapat menentukan kapan perumpamaan domba dan kambing akan tergenap?
19 Perhatikan bahwa Matius 24:29-31 menubuatkan bahwa (1) Putra manusia datang, (2) kedatangan ini akan disertai kemuliaan yang besar, (3) para malaikat akan menyertainya, dan (4) semua suku di bumi akan melihat dia. Yesus kembali menyebutkan aspek-aspek ini dalam perumpamaannya tentang domba dan kambing. (Matius 25:31-46) Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa perumpamaan ini berkaitan dengan waktu, setelah awal berkecamuknya kesengsaraan, manakala Yesus akan datang dengan para malaikatnya dan duduk di takhtanya untuk menghakimi. (Yohanes 5:22; Kisah 17:31; bandingkan 1 Raja 7:7; Daniel 7:10, 13, 14, 22, 26; Matius 19:28.) Siapa yang akan dihakimi, dan apa hasilnya? Perumpamaan itu memperlihatkan bahwa Yesus akan mengarahkan perhatiannya ke semua bangsa, seolah-olah mereka dikumpulkan persis di hadapan takhta surgawinya.
20, 21. (a) Apa yang akan terjadi dengan domba dalam perumpamaan Yesus? (b) Apa yang akan dialami kambing di masa depan?
20 Pria dan wanita yang bagaikan domba akan ditempatkan di sebelah kanan Yesus, yang melambangkan perkenannya. Mengapa? Karena mereka menggunakan kesempatan untuk berbuat baik kepada saudara-saudara Yesus—orang-orang Kristen terurap yang akan ambil bagian dalam Kerajaan surgawi Kristus. (Daniel 7:27; Ibrani 2:9–3:1) Selaras dengan perumpamaan tersebut, jutaan orang Kristen yang bagaikan domba telah mengenali saudara-saudara rohani Yesus dan berupaya mendukung mereka. Sebagai hasilnya, ”kumpulan besar” ini memiliki harapan yang berdasarkan Alkitab untuk selamat melampaui ”kesengsaraan besar” dan kemudian hidup selama-lamanya di Firdaus, wilayah bumi dari Kerajaan Allah.—Penyingkapan 7:9, 14; 21:3, 4; Yohanes 10:16.
21 Sungguh berbeda keadaan yang akan dialami para kambing! Menurut gambaran di Matius 24:30, mereka akan ”memukul diri sambil meratap” sewaktu Yesus datang. Dan, sepantasnyalah demikian, karena selama ini mereka telah menolak kabar baik Kerajaan, menentang murid-murid Yesus, dan memilih dunia yang sedang berlalu ini. (Matius 10:16-18; 1 Yohanes 2:15-17) Yesus-lah—bukannya murid mana pun di bumi—yang menentukan siapa sajakah yang tergolong kambing. Tentang mereka, ia berkata, ”Mereka ini akan pergi ke dalam kemusnahan abadi.”—Matius 25:46.
22. Bagian mana dari nubuat Yesus yang selayaknya kita cermati lebih lanjut?
22 Kemajuan kita dalam memahami nubuat di Matius pasal 24 dan 25 benar-benar menggetarkan. Akan tetapi, ada suatu bagian dari nubuat Yesus yang selayaknya kita cermati lebih lanjut—’perkara yang menjijikkan yang menyebabkan kehancuran yang berdiri di suatu tempat kudus’. Yesus mendesak para pengikutnya untuk menggunakan daya pengamatan sehubungan dengan hal ini dan siap siaga untuk mengambil tindakan. (Matius 24:15, 16) Apakah ”perkara yang menjijikkan” ini? Kapan ia berdiri di suatu tempat kudus? Dan, bagaimana hal ini berkaitan dengan prospek kehidupan kita sekarang dan di masa depan? Artikel berikut akan membahas hal ini.
[Catatan Kaki]
a Lihat artikel-artikel pelajaran dalam Menara Pengawal terbitan 15 Februari 1994; 15 Oktober dan 1 November 1995; serta 15 Agustus 1996.
b Pakar asal Inggris, G. R. Beasley-Murray, menyatakan pengamatannya, ”Ungkapan ’generasi ini’ seharusnya tidak sulit dipahami oleh para penafsir. Meskipun genea dalam bahasa Yunani kuno memang berarti kelahiran, keturunan, dan ras, . . . dalam [Septuaginta Yunani] kata itu sangat sering digunakan untuk menerjemahkan istilah Ibrani dôr, yang berarti era, usia umat manusia, atau generasi dalam pengertian orang-orang yang hidup sezaman. . . . Sehubungan dengan kata-kata Yesus, istilah ini berkonotasi ganda: di satu pihak, istilah itu selalu memaksudkan orang-orang yang hidup sezaman dengannya, dan di pihak lain, istilah itu selalu menyiratkan kritikan.”
c Dalam History of the Jews, Profesor Graetz mengatakan bahwa pasukan Romawi kadang-kadang memantek 500 tahanan dalam sehari. Tawanan-tawanan Yahudi lainnya dipenggal tangannya dan kemudian dikembalikan ke dalam kota. Bagaimana kondisi di sana? ”Uang sama sekali tidak bernilai karena tidak dapat digunakan membeli roti. Pria-pria berkelahi habis-habisan di jalanan demi memperebutkan makanan yang sangat menjijikkan, segenggam jerami, sepotong kulit binatang, atau sampah yang dilemparkan kepada anjing. . . . Mayat-mayat yang bergelimpangan kian bertambah jumlahnya sehingga udara musim panas yang terik menyebarkan penyakit yang mematikan, dan penduduk kota itu menjadi korban penyakit, kelaparan, serta pedang.”
d Artikel berikut akan membahas aspek ini pada kesengsaraan yang akan datang.
Ingatkah Saudara?
◻ Bagaimana Matius 24:4-14 tergenap pada abad pertama?
◻ Pada zaman para rasul, sebagaimana diramalkan di Matius 24:21, 22, bagaimana hari-hari dipersingkat dan daging diselamatkan?
◻ Apa yang mencirikan ”generasi” yang disebutkan di Matius 24:34?
◻ Bagaimana kita tahu bahwa nubuat yang diberikan di Gunung Zaitun akan mempunyai penggenapan lain yang lebih besar?
◻ Kapan dan bagaimana perumpamaan domba dan kambing akan tergenap?
[Gambar di hlm. 12]
Detail pada Gapura Titus di Roma, memperlihatkan jarahan dari pembinasaan Yerusalem
[Keterangan]
Soprintendenza Archeologica di Roma