-
Makna Dari Kedua Buku Raja-RajaMenara Pengawal—1985 (Seri 11) | Menara Pengawal—1985 (Seri 11)
-
-
PADA suatu kesempatan ketika Yesus berbicara di kota kediamannya, Nazaret, ia mengatakan sesuatu yang membangkitkan reaksi keras yang mengejutkan. Penduduk Nazaret rupanya heran mengapa ia tidak mengadakan mujizat-mujizat di sana sama banyak seperti yang ia lakukan di kota-kota lain. Ketika mengatakan kepada mereka alasannya, Yesus menggunakan dua contoh Alkitab. Inilah apa yang ia katakan,
”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kataKu ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.” (Lukas 4:24-27) Mereka yang mendengarkan kata-kata ini menjadi marah sekali dan berusaha membunuh Yesus. Mengapa reaksi mereka begitu keras?
-
-
Makna Dari Kedua Buku Raja-RajaMenara Pengawal—1985 (Seri 11) | Menara Pengawal—1985 (Seri 11)
-
-
Perbandingan yang Tidak Menyenangkan
Pertama-tama, mengapa penduduk Nazaret begitu kesal ketika Yesus menyebutkan kedua mujizat yang dilakukan lebih dari 900 tahun sebelumnya oleh Elia dan Elisa? Ya, Yesus jelas sedang membandingkan orang-orang Nazaret itu dengan orang-orang Israel dari kerajaan Israel sebelah utara pada jaman Elia dan Elisa, dan menurut kedua buku Raja-Raja, Israel tidak berada dalam keadaan rohani yang baik pada waktu itu. Orang-orang Israel telah beralih kepada penyembahan Baal dan menganiaya nabi-nabi Yehuwa. Elia sebenarnya melarikan diri dari orang-orang di negerinya sendiri ketika seorang janda di Sarfat, di suatu negeri asing, menerimanya dan memberinya makan. Itulah saat ketika ia mengadakan mujizat yang disebut Yesus. (1 Raja 17:17-24) Israel masih tersangkut dalam ibadat Baal ketika Elisa menyembuhkan panglima Siria, Naaman, dari penyakit kustanya.—2 Raja 5:8-14.
Penduduk Nazaret merasa tidak senang karena dibandingkan dengan orang-orang Yahudi yang terpengaruh kekafiran pada jaman itu. Apakah perbandingan yang Yesus buat dapat dibenarkan? Jelas demikian. Sama seperti kehidupan Elia berada dalam bahaya di Israel, kehidupan Yesus kini juga dalam bahaya. Catatan menceritakan kepada kita, ”Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.” Namun Yehuwa melindungi Yesus, sebagaimana Ia dahulu melindungi Elia.—Lukas 4:28-30.
-