Pasal 13
Mengapa Menempuh Kehidupan yang Saleh Mendatangkan Kebahagiaan
1. Mengapa kita dapat mengatakan bahwa jalan Yehuwa mendatangkan kebahagiaan?
YEHUWA adalah ”Allah yang bahagia”, dan Ia menginginkan saudara menikmati kehidupan. (1 Timotius 1:11) Dengan berjalan dalam jalan-Nya, saudara dapat memperoleh manfaat bagi diri saudara dan mengalami ketenangan yang dalam dan bertahan lama, seperti sungai yang terus mengalir. Berjalan dalam jalan Allah juga menggerakkan seseorang untuk melakukan tindakan keadilbenaran yang berkelanjutan, ”seperti gelombang-gelombang laut”. Hal ini mendatangkan kebahagiaan sejati.—Yesaya 48:17, 18.
2. Bagaimana orang-orang Kristen dapat berbahagia walaupun kadang-kadang mereka diperlakukan dengan kejam?
2 Beberapa orang mungkin membantah, ’Orang kadang-kadang menderita karena melakukan apa yang benar.’ Memang, dan itulah yang terjadi atas rasul-rasul Yesus. Akan tetapi, meskipun dianiaya, mereka bergirang dan terus ”menyatakan kabar baik tentang Kristus”. (Kisah 5:40-42) Kita dapat memperoleh pelajaran yang penting dari hal ini. Salah satunya adalah bahwa dengan menempuh kehidupan yang saleh tidak menjamin bahwa kita akan selalu diperlakukan dengan baik. ”Sebenarnya,” tulis rasul Paulus, ”semua orang yang berhasrat untuk hidup dengan pengabdian yang saleh dalam persekutuan dengan Kristus Yesus juga akan dianiaya.” (2 Timotius 3:12) Alasannya adalah karena Setan dan dunianya menentang mereka yang hidup dengan cara yang saleh. (Yohanes 15:18, 19; 1 Petrus 5:8) Namun kebahagiaan sejati tidak bergantung pada hal-hal yang bersifat luar. Sebaliknya, kebahagiaan berasal dari keyakinan bahwa kita melakukan apa yang benar dan karena itu memperoleh senyum perkenan Allah.—Matius 5:10-12; Yakobus 1:2, 3; 1 Petrus 4:13, 14.
3. Bagaimana ibadat Yehuwa seharusnya mempengaruhi kehidupan seseorang?
3 Ada orang-orang yang merasa bahwa mereka bisa mendapatkan perkenan Allah dengan sekali-sekali melakukan tindakan pengabdian namun dapat melupakan Dia di lain waktu. Ibadat sejati kepada Allah Yehuwa tidaklah seperti itu. Ibadat sejati mempengaruhi tingkah laku seseorang sepanjang waktu, dari hari ke hari, tahun demi tahun. Itulah sebabnya mengapa ibadat sejati juga disebut ”Jalan Itu”. (Kisah 19:9; Yesaya 30:21) Jalan hidup yang salehlah yang membuat kita berbicara dan bertindak selaras dengan Firman Allah.
4. Mengapa bermanfaat untuk membuat perubahan-perubahan agar dapat hidup sesuai dengan jalan-jalan Allah?
4 Pada saat pelajar-pelajar baru dari Alkitab melihat bahwa mereka perlu membuat beberapa perubahan agar dapat menyenangkan Yehuwa, mereka mungkin bertanya-tanya, ’Apakah kehidupan yang saleh benar-benar berguna untuk ditempuh?’ Saudara dapat yakin bahwa memang demikian. Mengapa? Karena ”Allah adalah kasih”, dan karena itu jalan-jalan-Nya dimaksudkan demi manfaat kita. (1 Yohanes 4:8) Allah juga berhikmat dan mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Karena Allah Yehuwa mahakuasa, Ia sanggup menguatkan kita untuk memenuhi keinginan kita untuk menyenangkan Dia dengan menghentikan suatu kebiasaan buruk. (Filipi 4:13) Mari kita membahas beberapa prinsip yang tercakup dalam kehidupan yang saleh dan melihat bagaimana menerapkannya mendatangkan kebahagiaan.
KEJUJURAN MENGHASILKAN KEBAHAGIAAN
5. Apa yang Alkitab katakan tentang berdusta dan mencuri?
5 Yehuwa adalah ”Allah kebenaran”. (Mazmur 31:5, NW) Pasti, saudara ingin mengikuti teladan-Nya dan dikenal sebagai orang yang selalu berkata benar. Kejujuran menghasilkan harga diri dan perasaan sejahtera. Akan tetapi, karena ketidakjujuran begitu umum dalam dunia yang berdosa ini, orang-orang Kristen memerlukan pengingat ini, ”Setiap orang di antara kamu berbicaralah kebenaran dengan sesamanya . . . Hendaklah orang yang mencuri jangan mencuri lagi, tetapi sebaliknya hendaklah ia bekerja keras . . . agar ia dapat memiliki sesuatu untuk dibagikan kepada seseorang yang membutuhkan.” (Efesus 4:25, 28) Para pekerja Kristen dengan jujur bekerja sesuai dengan jam kerja. Kecuali mendapat izin, mereka tidak akan mengambil barang-barang yang adalah milik majikan mereka. Tidak soal di tempat kerja, di sekolah, atau di rumah, seorang penyembah Yehuwa harus ”jujur dalam segala perkara”. (Ibrani 13:18) Siapa pun yang mempraktekkan dusta dan pencurian tidak dapat memperoleh perkenan Allah.—Ulangan 5:19; Penyingkapan 21:8.
6. Bagaimana kejujuran dari seseorang yang saleh dapat mendatangkan kemuliaan bagi Yehuwa?
6 Berlaku jujur menghasilkan banyak berkat. Selina adalah seorang janda miskin di Afrika yang mengasihi Allah Yehuwa dan prinsip-prinsip-Nya yang adil-benar. Suatu hari, ia menemukan sebuah tas berisi sebuah buku bank dan sejumlah besar uang. Dengan menggunakan buku petunjuk telepon, ia berhasil menemukan pemiliknya—seorang pengusaha toko yang baru dirampok. Pria itu sulit percaya ketika Selina, walaupun sedang sakit cukup parah, mengunjungi dia dan mengembalikan tas itu dengan selengkap isinya. ”Kejujuran seperti ini harus mendapat imbalan,” katanya sambil menyerahkan sejumlah uang kepada Selina. Terlebih penting lagi, pria ini memuji agama Selina. Ya, perbuatan-perbuatan yang jujur menambah keindahan ajaran Alkitab, memuliakan Allah Yehuwa, dan mendatangkan kebahagiaan kepada penyembah-penyembah-Nya yang jujur.—Titus 2:10; 1 Petrus 2:12.
KEMURAHAN HATI MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN
7. Apa yang salah dengan judi?
7 Kebahagiaan datang dengan berlaku murah hati, sedangkan orang-orang yang tamak tidak akan ”mewarisi kerajaan Allah”. (1 Korintus 6:10) Suatu bentuk ketamakan yang umum adalah judi, yang adalah upaya untuk menghasilkan uang melalui kerugian orang lain. Yehuwa tidak memperkenan orang-orang yang ”tamak akan keuntungan yang tidak jujur”. (1 Timotius 3:8) Bahkan apabila judi merupakan hal yang legal dan seseorang berjudi untuk hiburan, ia dapat menjadi kecanduan dan mengembangkan suatu praktek yang telah merusak kehidupan banyak orang. Judi sering mendatangkan kesulitan atas keluarga si penjudi, yang mungkin hanya ditinggali sedikit uang untuk membeli kebutuhan-kebutuhan seperti makanan dan pakaian.—1 Timotius 6:10.
8. Bagaimana Yesus memberikan teladan untuk kemurahan hati, dan bagaimana kita dapat berlaku murah hati?
8 Karena mengasihi kemurahan hati, orang-orang Kristen mendapatkan sukacita dalam menolong orang-orang lain, terutama rekan-rekan seiman yang berkekurangan. (Yakobus 2:15, 16) Sebelum Yesus datang ke bumi, ia mengamati kemurahan hati Allah terhadap umat manusia. (Kisah 14:16, 17) Yesus sendiri memberikan waktu, kemampuan, dan bahkan kehidupannya demi umat manusia. Karena itu, sangatlah tepat bahwa dia mengatakan, ”Ada lebih banyak kebahagiaan dalam memberi daripada dalam menerima.” (Kisah 20:35) Yesus juga memuji janda miskin yang dengan murah hati memasukkan dua uang logam yang kecil nilainya ke dalam peti perbendaharaan di bait, karena ia telah memberikan ”segenap penghidupannya”. (Markus 12:41-44) Bangsa Israel purba dan orang-orang Kristen abad pertama menyediakan teladan untuk kemurahan hati yang penuh sukacita dalam memberikan dukungan materi kepada sidang dan pekerjaan Kerajaan. (1 Tawarikh 29:9; 2 Korintus 9:11-14) Selain memberikan sumbangan materi demi tujuan-tujuan ini, orang Kristen di masa sekarang dengan bahagia mempersembahkan pujian kepada Allah dan menggunakan kehidupan mereka dalam dinas-Nya. (Roma 12:1; Ibrani 13:15) Yehuwa memberkati mereka karena menggunakan waktu, energi, dan sumber daya lain, termasuk uang mereka, untuk mendukung ibadat yang benar dan memajukan pekerjaan pemberitaan kabar baik Kerajaan di seluas dunia.—Amsal 3:9, 10.
FAKTOR-FAKTOR LAIN YANG MENAMBAH KEBAHAGIAAN
9. Apa yang salah dengan minum minuman beralkohol secara berlebihan?
9 Agar dapat berbahagia, orang-orang Kristen juga harus ’menjaga kesanggupan berpikir mereka’. (Amsal 5:1, 2, NW) Hal ini mengharuskan mereka membaca dan merenungkan Firman Allah dan bacaan-bacaan Alkitab yang sehat. Tetapi ada hal-hal yang harus dihindari. Contohnya, minum minuman beralkohol secara berlebihan dapat membuat seseorang tidak dapat mengendalikan pikirannya. Dalam keadaan demikian, banyak orang kemudian terlibat dalam perilaku yang amoral, melakukan kekerasan, dan mengakibatkan kecelakaan-kecelakaan yang memautkan. Tidak heran Alkitab mengatakan bahwa pemabuk tidak akan mewarisi Kerajaan Allah! (1 Korintus 6:10) Karena bertekad untuk tetap ”berpikiran sehat”, orang Kristen sejati menghindari pemabukan, dan hal ini membantu menambah kebahagiaan di antara mereka.—Titus 2:2-6.
10. (a) Mengapa orang-orang Kristen tidak menggunakan tembakau? (b) Manfaat apa yang datang dengan menghentikan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya kecanduan?
10 Tubuh yang bersih menyumbang kepada kebahagiaan. Namun, banyak orang menjadi kecanduan zat-zat yang membahayakan. Sebagai contoh, pertimbangkanlah penggunaan tembakau. Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan bahwa rokok ”membunuh tiga juta orang setiap tahun”. Menghentikan kebiasaan merokok bisa jadi sulit karena adanya gejala ketagihan yang bersifat sementara. Di lain pihak, banyak bekas perokok mendapati bahwa kesehatan mereka menjadi lebih baik dan ada lebih banyak uang untuk keperluan rumah tangga. Ya, mengatasi kebiasaan merokok atau kecanduan zat-zat berbahaya lainnya akan menyumbang kepada tubuh yang bersih, hati nurani yang murni, dan kebahagiaan sejati.—2 Korintus 7:1.
KEBAHAGIAAN DALAM PERKAWINAN
11. Apa yang dituntut untuk memiliki pernikahan yang sah, penuh hormat serta bertahan lama?
11 Mereka yang hidup bersama sebagai suami-istri hendaknya memastikan agar perkawinan mereka didaftarkan sepatutnya di catatan sipil. (Markus 12:17) Mereka juga perlu memandang ikatan pernikahan sebagai tanggung jawab yang serius. Memang, perpisahan mungkin menjadi perlu dalam kasus-kasus teman hidup dengan sengaja tidak memberikan biaya hidup, menganiaya secara ekstrem, atau nyata-nyata membahayakan kerohanian. (1 Timotius 5:8; Galatia 5:19-21) Tetapi kata-kata rasul Paulus di 1 Korintus 7:10-17 menganjurkan pasangan yang menikah untuk tetap bersama. Tentu saja, untuk mendapatkan kebahagiaan sejati mereka harus setia satu sama lain. Paulus menulis, ”Hendaklah pernikahan terhormat di antara semua, dan tempat tidur pernikahan tanpa kecemaran, karena Allah akan menghakimi orang yang melakukan percabulan dan pezina.” (Ibrani 13:4) Ungkapan ”tempat tidur pernikahan” menunjukkan hubungan seksual di antara pria dan wanita yang terikat secara sah satu sama lain dalam pernikahan. Tidak ada hubungan seksual lain, seperti misalnya pernikahan dengan lebih dari satu istri, dapat digambarkan sebagai ”penuh hormat di antara semua”. Selain itu, Alkitab mengutuk hubungan seksual pranikah dan homoseksualitas.—Roma 1:26, 27; 1 Korintus 6:18.
12. Apa beberapa akibat buruk dari percabulan?
12 Percabulan mungkin mendatangkan kesenangan fisik sesaat, tetapi hal itu tidak menghasilkan kebahagiaan sejati. Hal itu tidak menyenangkan Allah dan dapat merusak hati nurani seseorang. (1 Tesalonika 4:3-5) Akibat-akibat menyedihkan dari hubungan seksual yang tidak sah dapat berupa AIDS dan penyakit lain yang ditularkan melalui hubungan seksual. ”Pernah diperkirakan bahwa lebih dari 250 juta orang di seluas dunia setiap tahun tertular oleh gonore (kencing nanah), dan kira-kira 50 juta orang oleh sifilis,” demikian pernyataan sebuah laporan kesehatan. Terdapat juga problem berupa kehamilan yang tidak diinginkan. Federasi Internasional untuk Riset dan Informasi Keluarga Berencana melaporkan bahwa, di seluruh dunia, lebih dari 15 juta gadis berusia antara 15 sampai 19 tahun setiap tahun menjadi hamil, dan sepertiga dari antara mereka melakukan aborsi. Sebuah penelitian memperlihatkan bahwa di salah satu negara di Afrika, komplikasi akibat aborsi menyebabkan 72 persen kematian di antara gadis-gadis remaja. Beberapa orang yang melakukan percabulan mungkin luput dari penyakit atau kehamilan tetapi mereka tidak luput dari kehancuran secara emosi. Banyak yang kehilangan harga diri dan bahkan membenci diri mereka sendiri.
13. Problem-problem lain apa timbul akibat perzinaan, dan apa yang menantikan orang-orang yang terus melakukan percabulan dan perzinaan?
13 Walaupun dapat dimaafkan, perzinaan adalah dasar yang sah menurut Alkitab bagi pihak yang tidak bersalah untuk bercerai. (Matius 5:32; bandingkan Hosea 3:1-5.) Jika perbuatan amoral demikian mengakibatkan perpecahan dalam perkawinan, hal ini dapat meninggalkan luka emosi yang dalam pada diri teman hidup yang tidak bersalah dan pada diri anak-anak. Demi kebaikan keluarga manusia, Firman Allah menunjukkan bahwa penghakiman yang merugikan akan menimpa para pezina dan pelaku percabulan yang tidak bertobat. Selain itu, Firman Allah dengan jelas memperlihatkan bahwa orang-orang yang mempraktekkan perbuatan seksual yang amoral ”tidak akan mewarisi kerajaan Allah”.—Galatia 5:19, 21.
”BUKAN BAGIAN DARI DUNIA”
14. (a) Apa beberapa bentuk penyembahan berhala yang dihindari oleh seorang yang saleh? (b) Bimbingan apa disediakan di Yohanes 17:14 dan Yesaya 2:4?
14 Mereka yang ingin menyenangkan Yehuwa dan menikmati berkat-berkat Kerajaan menghindari penyembahan berhala dalam bentuk apa pun. Alkitab memperlihatkan bahwa adalah salah untuk membuat dan menyembah patung-patung, termasuk patung Kristus, atau patung Maria, ibu Yesus. (Keluaran 20:4, 5; 1 Yohanes 5:21) Jadi, orang-orang Kristen sejati tidak memuja ikon (lukisan yang dianggap suci), salib, dan patung. Mereka juga menghindari bentuk penyembahan berhala yang lebih samar-samar, seperti misalnya tindakan penyembahan kepada bendera dan menyanyikan lagu-lagu yang memuliakan negara. Pada waktu ditekan untuk melakukan tindakan semacam itu, mereka mengingat kembali kata-kata Yesus kepada Setan, ”Yehuwa Allahmu yang harus engkau sembah, dan kepada dia saja engkau harus memberikan dinas suci.” (Matius 4:8-10) Yesus mengatakan bahwa para pengikutnya ”bukan bagian dari dunia”. (Yohanes 17:14) Ini berarti bersikap netral dalam urusan-urusan politik dan hidup damai selaras dengan Yesaya 2:4, yang mengatakan, ”Ia [Allah Yehuwa] akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.”
15. Apa Babilon Besar, dan apa yang dilakukan oleh banyak pelajar baru dari Alkitab untuk keluar darinya?
15 ”Bukan bagian dari dunia” juga berarti memutuskan segala hubungan dengan ”Babilon Besar”, imperium agama palsu sedunia. Ibadat yang najis menyebar dari Babilon purba hingga ia menjalankan kekuasaan rohani yang mencelakakan atas manusia di seluas bumi. ”Babilon Besar” mencakup semua agama yang doktrin-doktrin dan praktek-prakteknya tidak selaras dengan pengetahuan tentang Allah. (Penyingkapan 17:1, 5, 15) Tidak seorang pun dari antara penyembah Yehuwa yang setia yang akan ikut dalam kegiatan antar agama dengan ambil bagian dalam ibadat bersama agama-agama lain atau dengan mengadakan pergaulan rohani bersama bagian mana pun dari Babilon Besar. (Bilangan 25:1-9; 2 Korintus 6:14) Oleh karena itu, banyak pelajar baru dari Alkitab mengirimkan surat pengunduran diri kepada organisasi agama tempat mereka tergabung. Hal ini telah mendekatkan diri mereka kepada Allah yang benar, sebagaimana dijanjikan, ”’Keluarlah dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu,’ kata Yehuwa, ’dan berhentilah menyentuh perkara yang najis’; ’dan aku akan menerima kamu.’” (2 Korintus 6:17; Penyingkapan 18:4, 5) Bukankah saudara sangat ingin diterima oleh Bapak surgawi kita?
MEMPERTIMBANGKAN PERINGATAN TAHUNAN
16. Mengapa orang-orang Kristen sejati tidak merayakan Natal?
16 Kehidupan yang saleh membebaskan kita dari peringatan hari-hari raya duniawi yang sering kali membebankan. Sebagai contoh, Alkitab tidak menyingkapkan tepatnya hari kelahiran Yesus. ’Saya kira Yesus lahir pada tanggal 25 Desember!’ mungkin beberapa orang berseru. Hal ini tidak mungkin karena Yesus mati pada musim semi tahun 33 M pada usia 33 1/2 tahun. Selain itu, pada saat kelahirannya, gembala-gembala sedang ”tinggal di tempat terbuka dan sedang menjalankan giliran jaga pada waktu malam atas kawanan mereka”. (Lukas 2:8) Di tanah Israel, akhir Desember adalah musim yang dingin dan banyak hujan, dan pada waktu itu domba-domba akan tetap berada dalam kandang pada malam hari agar terlindung dari cuaca musim dingin. Sebenarnya, tanggal 25 Desember dikhususkan oleh orang-orang Romawi sebagai hari kelahiran dewa matahari mereka. Berabad-abad setelah Yesus berada di bumi, orang-orang Kristen yang murtad mengadopsi tanggal ini sebagai peringatan kelahiran Kristus. Oleh karena itu, orang-orang Kristen sejati tidak merayakan Natal atau hari-hari raya lain yang didasarkan atas kepercayaan-kepercayaan agama yang palsu. Karena mereka memberikan pengabdian yang eksklusif kepada Yehuwa, mereka juga tidak memperingati hari-hari raya yang mengagungkan manusia-manusia yang berdosa atau bangsa-bangsa.
17. Mengapa umat yang saleh tidak merayakan hari kelahiran, dan mengapa anak-anak Kristen tetap berbahagia?
17 Alkitab hanya menyebutkan dua peringatan hari kelahiran secara spesifik, keduanya melibatkan pria-pria yang tidak melayani Allah. (Kejadian 40:20-22; Matius 14:6-11) Karena Tulisan-Tulisan Kudus tidak menyingkapkan tanggal kelahiran dari pria sempurna Yesus Kristus, mengapa kita harus memberikan perhatian istimewa kepada hari-hari kelahiran dari manusia yang tidak sempurna? (Pengkhotbah 7:1) Tentu, orang-tua yang saleh tidak akan menunggu suatu hari khusus untuk memperlihatkan kasih sayang kepada anak-anak mereka. Seorang gadis Kristen berusia 13 tahun menyatakan, ”Saya dan keluarga saya menikmati banyak kegembiraan. . . . Saya sangat akrab dengan orang-tua saya, dan sewaktu anak-anak lain menanyakan mengapa saya tidak merayakan hari raya, saya memberi tahu mereka bahwa saya merayakan setiap hari.” Seorang pemuda Kristen berusia 17 tahun mengatakan, ”Di rumah kami, pemberian hadiah berlangsung sepanjang tahun.” Hadiah yang diberikan secara spontan menghasilkan kebahagiaan yang lebih besar.
18. Hari peringatan apa yang Yesus perintahkan kepada para pengikutnya untuk diadakan setiap tahun, dan hal ini mengingatkan kita akan apa?
18 Bagi mereka yang mengejar kehidupan yang saleh, hanya ada satu hari setiap tahun yang harus diperingati secara khusus. Itu adalah Perjamuan Malam Tuhan, sering disebut Peringatan kematian Kristus. Sehubungan hal ini, Yesus memerintahkan para pengikutnya, ”Teruslah lakukan ini sebagai peringatan akan aku.” (Lukas 22:19, 20; 1 Korintus 11:23-25) Ketika Yesus memulai perjamuan ini pada malam 14 Nisan 33 M, ia menggunakan roti tidak beragi dan anggur merah, yang menggambarkan tubuh manusianya yang tidak berdosa dan darahnya yang sempurna. (Matius 26:26-29) Lambang-lambang ini disantap oleh orang-orang Kristen yang diurapi dengan roh kudus Allah. Mereka telah dibawa ke dalam perjanjian baru dan perjanjian untuk Kerajaan, dan mereka memiliki harapan surgawi. (Lukas 12:32; 22:20, 28-30; Roma 8:16, 17; Penyingkapan 14:1-5) Meskipun demikian, manfaat akan diterima oleh semua yang hadir pada malam yang bertepatan dengan tanggal 14 Nisan di kalender Yahudi purba. Mereka diingatkan tentang kasih yang diperlihatkan oleh Allah Yehuwa dan Yesus Kristus dalam korban tebusan yang mendamaikan yang membuat kehidupan kekal mungkin bagi mereka yang memiliki perkenan ilahi.—Matius 20:28; Yohanes 3:16.
PEKERJAAN DAN HIBURAN
19. Tantangan apa yang dihadapi oleh orang-orang Kristen dalam mencari nafkah?
19 Orang-orang Kristen sejati diwajibkan bekerja keras dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Melaksanakan hal ini mendatangkan perasaan puas pada diri kepala keluarga. (1 Tesalonika 4:11, 12) Tentu saja, jika pekerjaan seorang Kristen bertentangan dengan Alkitab, hal ini akan merampas kebahagiaannya. Namun, kadang-kadang sulit bagi seorang Kristen untuk mendapatkan pekerjaan yang selaras dengan standar-standar Alkitab. Sebagai contoh, ada pekerja yang dituntut untuk menipu pelanggan. Sebaliknya, banyak majikan yang akan membuat kelonggaran untuk membuat penyesuaian demi hati nurani seorang pekerja yang jujur, karena tidak ingin kehilangan pekerja yang dapat dipercaya. Akan tetapi, apa pun yang terjadi, saudara dapat merasa yakin bahwa Allah akan memberkati upaya saudara untuk mendapatkan pekerjaan yang dapat memberikan hati nurani yang bersih.—2 Korintus 4:2.
20. Mengapa kita hendaknya selektif dalam mencari hiburan?
20 Karena Allah ingin agar hamba-hamba-Nya berbahagia, kita perlu mengimbangi kerja keras dengan waktu istirahat dan rekreasi untuk menyegarkan diri. (Markus 6:31; Pengkhotbah 3:12, 13) Dunia Setan menganjurkan hiburan-hiburan yang tidak saleh. Tetapi untuk menyenangkan Allah, kita harus selektif dengan buku yang kita baca, acara radio dan musik yang kita dengarkan, dan konser, film, pagelaran, acara televisi dan video yang kita tonton. Jika hiburan yang kita pilih di masa lalu bertentangan dengan peringatan yang ada di ayat-ayat seperti Ulangan 18:10-12, Mazmur 11:5, dan Efesus 5:3-5, kita akan menyenangkan Yehuwa dan akan menjadi lebih berbahagia jika kita membuat penyesuaian.
RESPEK AKAN KEHIDUPAN DAN DARAH
21. Bagaimana hendaknya respek akan kehidupan mempengaruhi pandangan kita berkenaan aborsi, dan juga kebiasaan dan tingkah laku kita?
21 Untuk mendapatkan kebahagiaan sejati, kita perlu memandang kehidupan manusia sebagai sesuatu yang suci, sama seperti Yehuwa memandangnya. Firman-Nya melarang kita membunuh. (Matius 19:16-18) Sebenarnya, Hukum Allah kepada Israel memperlihatkan bahwa Ia memandang janin sebagai suatu kehidupan yang berharga—bukan sesuatu untuk dibinasakan (Keluaran 21:22, 23) Sehubungan dengan hal itu, kita tidak boleh memperlakukan kehidupan sebagai sesuatu yang tidak bernilai dengan menggunakan tembakau, menyalahgunakan tubuh kita dengan narkotik atau alkohol, atau mengambil risiko-risiko yang tidak perlu. Kita juga tidak boleh ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang membahayakan kehidupan ataupun mengabaikan peringatan-peringatan keselamatan, yang dapat mengakibatkan utang darah.—Ulangan 22:8.
22. (a) Apa pandangan ilahi berkenaan darah dan penggunaannya? (b) Darah siapa yang benar-benar menyelamatkan kehidupan?
22 Yehuwa memberi tahu Nuh dan keluarganya bahwa darah menggambarkan jiwa, atau kehidupan. Oleh karena itu, Allah melarang mereka memakan darah apa pun. (Kejadian 9:3, 4) Karena kita adalah keturunan mereka, hukum itu berlaku atas kita semua. Yehuwa memberi tahu orang Israel bahwa darah harus dicurahkan ke tanah dan tidak boleh digunakan untuk tujuan manusia sendiri. (Ulangan 12:15, 16) Dan hukum Allah tentang darah diulangi pada waktu orang-orang Kristen abad pertama diperintahkan untuk ”tetap menjauhkan diri . . . dari darah”. (Kisah 15:28, 29) Karena respek akan sucinya kehidupan, umat yang saleh tidak menerima transfusi darah, bahkan jika orang lain berkeras bahwa prosedur demikian akan menyelamatkan kehidupan. Banyak alternatif medis yang dapat diterima oleh Saksi-Saksi Yehuwa telah terbukti sangat efektif dan menghindarkan seseorang dari bahaya-bahaya akibat transfusi darah. Orang-orang Kristen mengetahui bahwa hanya darah Yesus yang tercurah yang benar-benar menyelamatkan kehidupan. Beriman akan hal itu mendatangkan pengampunan dan prospek kehidupan kekal.—Efesus 1:7.
23. Apa beberapa imbalan dari jalan hidup yang saleh?
23 Jelaslah, menempuh kehidupan yang saleh menuntut upaya. Hal ini dapat mengakibatkan ejekan dari anggota keluarga atau teman-teman. (Matius 10:32-39; 1 Petrus 4:4) Tetapi imbalan untuk menempuh kehidupan demikian jauh melebihi cobaan apa pun. Hal ini menghasilkan hati nurani yang bersih dan menyediakan pergaulan yang sehat dengan sesama penyembah Yehuwa. (Matius 19:27, 29) Kemudian, bayangkan pula hidup selama-lamanya dalam dunia baru Allah yang adil-benar. (Yesaya 65:17, 18) Dan betapa bersukacitanya untuk menuruti nasihat Alkitab sehingga membuat hati Yehuwa girang! (Amsal 27:11) Tidak heran bahwa menempuh kehidupan yang saleh mendatangkan kebahagiaan!—Mazmur 128:1, 2.
UJI PENGETAHUAN SAUDARA
Apa beberapa alasan mengapa menempuh kehidupan yang saleh mendatangkan kebahagiaan?
Kehidupan yang saleh bisa jadi menuntut perubahan-perubahan apa?
Mengapa saudara ingin menempuh kehidupan yang saleh?
[Gambar di hlm. 124, 125]
Kegiatan rohani yang diimbangi waktu santai menyumbang kepada kebahagiaan mereka yang menempuh kehidupan yang saleh