Pengetahuan yang Saksama mengenai Allah dan Putra-Nya Membimbing kepada Kehidupan
”Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenai Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”—YOHANES 17:3.
1. Mengapa pengetahuan yang saksama mengenai Allah dan Yesus Kristus begitu penting?
PENGETAHUAN yang saksama mengenai Allah dan PutraNya, Yesus Kristus, penting bagi orang-orang yang mendambakan kehidupan kekal. ”[Allah] menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan [yang saksama, NW] akan kebenaran.” (1 Timotius 2:4) Pengetahuan demikian dari Firman Allah yang terilham, Alkitab, akan memperlengkapi kita untuk mengenal siapa Allah dan apa kewajiban kita terhadapNya. (2 Timotius 3:16, 17; 1 Yohanes 2:17) Hal ini juga akan memungkinkan kita untuk menyatakan dengan tepat siapa Yesus Kristus itu dan hubungan kita dengan dia.—Mazmur 2:12; Filipi 2:5-11.
2. Apa yang mungkin terjadi karena tidak ada pengetahuan yang saksama?
2 Tanpa pengetahuan yang saksama, kita dapat terjerat oleh ajaran-ajaran sesat yang diperkembangkan oleh musuh Allah, Setan si Iblis, yang adalah ”pendusta dan bapa segala dusta.” (Yohanes 8:44) Karena itu, jika suatu doktrin bertentangan dengan Firman Allah, jika itu suatu dusta, maka mempercayai dan mengajarkannya berarti mencela Yehuwa dan membuat kita menentang Dia. Jadi kita perlu memeriksa Alkitab dengan teliti agar dapat membedakan kebenaran dari kepalsuan. (Kisah 17:11) Kita tidak ingin seperti mereka yang ”selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran.”—2 Timotius 3:1, 7.
3. Apa ajaran yang jelas dari Alkitab mengenai Allah, Yesus Kristus, dan roh suci?
3 Seperti telah kita lihat dalam artikel sebelumnya, doktrin Tritunggal bukanlah ajaran Alkitab. Dalam firman Allah sendiri, Ia dengan jelas memberitahu kita bahwa Ia adalah Pencipta semua perkara dan bahwa ciptaanNya yang pertama di surga adalah PutraNya. (Wahyu 4:11; Kolose 1:15, 16) Allah mengutus PutraNya ke bumi sebagai manusia untuk menyediakan korban tebusan, yang menjadi dasar untuk pengampunan bagi dosa umat manusia, dan untuk memberi penerangan lebih lanjut mengenai Allah dan maksud-tujuanNya kepada orang-orang yang tulus. (Matius 20:28; Yohanes 6:38) Namun, ajaran yang sederhana dan jelas, bahwa Allah dan Kristus adalah dua pribadi yang berbeda, dan bahwa roh suci bukan suatu pribadi melainkan tenaga aktif Allah, telah diputarbalikkan selama berabad-abad. Sebagai gantinya, ajaran Tritunggal telah menjadi doktrin asasi dari Susunan Kristen.
”Aku dan Bapa Adalah Satu”
4. Mengapa pernyataan yang dibuat oleh gereja-gereja mengenai Yohanes 10:30 tidak benar?
4 Gereja-gereja sering mengutip Yohanes 10:30 untuk mencoba mendukung Tritunggal, meskipun ayat tersebut sama sekali tidak menyebutkan mengenai pribadi yang ketiga. Dalam ayat itu Yesus berkata: ”Aku dan Bapa adalah satu.” Tetapi apakah Yesus memaksudkan bahwa ia adalah Allah Yang Mahatinggi itu sendiri, hanya dalam wujud yang berbeda? Tidak, tidak mungkin karena Yesus selalu berkata bahwa ia adalah Putra Allah, lebih rendah daripada Dia dan tunduk kepada Dia. Maka, apa yang Yesus maksudkan di Yohanes 10:30?
5, 6. (a) Apa yang dimaksudkan Yesus bahwa ia dan Bapanya adalah satu? (b) Bagaimana hal ini digambarkan sehubungan dengan murid-murid Yesus?
5 Yesus maksudkan bahwa ia satu dalam pikiran dan maksud-tujuan dengan Bapanya. Hal ini jelas dari Yohanes 17:21, 22, ketika Yesus berdoa kepada Allah agar murid-muridnya ”semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita . . . supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu.” Apakah Yesus berdoa agar semua muridnya akan menjadi satu pribadi? Tidak, ia sedang berdoa agar mereka bersatu, mempunyai pikiran dan maksud-tujuan yang sama, seperti Yesus dan Allah.
6 Gagasan yang sama dinyatakan di 1 Korintus 1:10, ketika Paulus menyatakan agar orang-orang Kristen ’seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara mereka, tetapi sebaliknya agar mereka erat bersatu dan sehati sepikir.’ Jadi ketika Yesus berkata bahwa dia dan Bapanya satu, ia tidak bermaksud bahwa Mereka adalah pribadi yang sama. Demikian pula, ketika ia berkata agar murid-muridnya harus menjadi satu ia tidak maksudkan bahwa mereka adalah pribadi yang sama.
Siapa Gerangan ”Firman”?
7. (a) Apa yang diakui Susunan Kristen mengenai Yohanes 1:1? (b) Apa yang tertulis di Yohanes 1:1 yang langsung memperlihatkan bahwa Tritunggal sama sekali tidak disinggung?
7 Tetapi, bagaimana mengenai Yohanes 1:1, yang mengatakan: ”Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”? Yohanes 1:14 memberitahu kita bahwa ”Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita.” Susunan Kristen mengatakan bahwa ”Firman” (bahasa Yunani, loʹgos) ini yang datang ke bumi sebagai Yesus Kristus adalah Allah Yang Mahatinggi itu sendiri. Namun, perhatikan bahwa di Yohanes 1:1 dikatakan ”Firman itu bersama-sama dengan Allah.” Seseorang yang berada bersama orang lain tidaklah sama dengan orang lain tersebut. Jadi ayat ini menyebutkan dua pribadi yang berbeda. Juga, pribadi ketiga dari suatu Tritunggal sama sekali tidak disebutkan.
8. Bagaimana terjemahan-terjemahan lain dari Alkitab menerjemahkan bagian terakhir dari Yohanes 1:1?
8 Kata-kata dalam bagian terakhir dari Yohanes 1:1 yang bunyinya ”Firman itu adalah Allah,” dinyatakan agak berbeda dalam terjemahan-terjemahan lain. Beberapa di antaranya menyatakan sebagai berikut:
1808: ”dan firman itu suatu allah.” The New Testament, in an Improved Version, Upon the Basis of Archbishop Newcome’s New Translation: With a Corrected Text, London.
1864: ”dan suatu allah adalah Firman itu.” The Emphatic Diaglott, oleh Benjamin Wilson, New York dan London.
1935: ”dan Firman itu ilahi.” The Bible—An American Translation, oleh J. M. P. Smith dan E. J. Goodspeed, Chicago.
1935: ”Logos itu ilahi.” A New Translation of the Bible, oleh James Moffatt, New York.
1975: ”dan suatu allah (atau, semacam ilahi) adalah Firman itu.” Das Evangelium nach Johannes, oleh Siegfried Schulz, Göttingen, Jerman.
1978: ”dan sejenis ilahi adalah Logos.” Das Evangelium nach Johannes, oleh Johannes Schneider, Berlin.
1979: ”dan suatu allah itulah Logos.” Das Evangelium nach Johannes, oleh Jurgen Becker, Würzburg, Jerman.
Juga, pada tahun 1950 New World Translation of the Christian Greek Scriptures, yang diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc., menerjemahkan kalimat tersebut, ”dan Firman itu suatu allah.”
9. Dalam naskah Yunani, apa yang terdapat di depan kata benda the·osʹ (allah) yang pertama di Yohanes 1:1, yang memperlihatkan bahwa yang dimaksud adalah Allah yang mahakuasa?
9 Apakah terjemahan-terjemahan tersebut sesuai dengan bentuk tata bahasa dari Yohanes 1:1 dalam bahasa Yunani? Ya, memang. Dalam Yohanes 1:1 kata benda dalam bahasa Yunani the·osʹ (allah) muncul dua kali. Yang pertama memaksudkan Allah yang mahatinggi, dengan siapa Firman itu berada—”Firman itu [loʹgos] bersama-sama dengan Allah [suatu bentuk dari the·osʹ].” The·osʹ yang pertama ini didahului oleh bentuk kata sandang tertentu bahasa Yunani ho. Kata benda the·osʹ dengan kata sandang tertentu ho di depannya menunjukkan kepada suatu pribadi yang berbeda, dalam hal ini Allah yang mahatinggi—”Firman itu bersama-sama dengan Allah [bahasa Inggris: (the) God].”
10. Mengenai the·osʹ yang kedua di Yohanes 1:1, apa yang ditunjukkan dengan dihilangkannya kata sandang ho?
10 Tetapi dalam bagian kedua dari Yohanes 1:1, terjemahan-terjemahan seperti yang disebutkan dalam paragraf 8 menerjemahkan the·osʹ yang kedua (suatu kata benda predikat) sebagai ”ilahi” atau ”suatu allah” dan bukan ”Allah.” Mengapa? Karena the·osʹ yang kedua adalah kata benda predikat tunggal yang muncul di depan kata kerja dan tanpa kata sandang tertentu ho dalam bahasa Yunani. Dalam ayat ini, bentuk kalimat demikian menunjuk kepada ciri atau sifat dari subyeknya. Hal itu menonjolkan sifat dari Firman, bahwa ia adalah ”ilahi,” ”suatu allah,” tetapi bukan Allah yang mahakuasa. Ini selaras dengan banyak ayat yang memperlihatkan bahwa ”Firman” itu adalah jurubicara Allah, diutus ke bumi oleh Allah. Seperti dinyatakan Yohanes 1:18: ”Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah [Anak yang diciptakan di surga oleh Allah yang mahakuasa], yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang [datang ke bumi sebagai manusia Yesus dan] menyatakannya [Allah yang mahakuasa].”
11. Apa contoh Alkitab mengenai penyisipan kata sandang ”suatu” oleh penerjemah, yang tidak terdapat dalam bahasa Yunani, dan mengapa hal ini dilakukan?
11 Dalam banyak ayat Alkitab lain para penerjemah dari bahasa Yunani ke dalam bahasa lain, menyisipkan kata sandang ”suatu” di depan kata benda predikat meskipun dalam naskah bahasa Yunani tidak ada kata sandang demikian. Sisipan kata sandang ini dalam terjemahan menunjukkan ciri atau sifat kata bendanya. Misalnya, di Markus 6:49, ketika murid-murid melihat Yesus berjalan di atas air, terjemahan King James mengatakan, ”mereka mengira itu adalah suatu roh” (bahasa Yunani, phanʹta·sma). New World Translation dengan lebih tepat menerjemahkan kalimat tersebut, ”Mereka mengira: ’Itu suatu hantu!’” Dengan cara yang sama, terjemahan yang benar dari Yohanes 1:1 memperlihatkan bahwa Firman itu bukan ”Allah,” tetapi ”suatu allah.”
12. Penggunaan yang sama apa dari kata sandang tidak tentu ”suatu” terdapat di Yohanes 8:44?
12 Dua contoh serupa terdapat di Yohanes pasal 8, ayat 44 (NW). Di ayat itu Yesus, ketika berbicara tentang Iblis, mengatakan: ”Ia adalah seorang pembunuh manusia sejak semula . . . ia adalah seorang pendusta dan bapa segala dusta.” Serupa dengan Yohanes 1:1, dalam bahasa Yunani asli kata benda predikat dalam kedua pernyataan ini (”pembunuh manusia,” ”pendusta”) mendahului kata kerja dan tidak memakai kata sandang tertentu. Dalam masing-masing keadaan, sifat atau ciri dari si Iblis sedang digambarkan dan dalam banyak terjemahan bahasa modern, perlu untuk menyisipkan kata sandang tidak tentu (”suatu,” bahasa Inggris: ”a”) untuk menyampaikan hal ini. Jadi, terjemahan King James menerjemahkan ungkapan ini, Ia seorang pembunuh . . . ia seorang pendusta dan bapa dari dusta.”—Lihat juga Markus 11:32; Yohanes 4:19; 6:70; 9:17; 10:1, 13, 21; 12:6.
”Tuhanku dan Allahku”
13, 14. Mengapa Tomas dapat menyapa Yesus ”Allahku” tanpa memaksudkan bahwa Yesus adalah Yehuwa?
13 Para penganut Tritunggal juga mengutip Yohanes 20:28 untuk mendukung pernyataan mereka. Di ayat itu Tomas mengatakan kepada Yesus: ”Ya Tuhanku dan Allahku!” Seperti ditunjukkan di atas, tidak ada keberatan bahwa Tomas menyapa Yesus sebagai suatu allah. Hal itu akan selaras dengan fakta bahwa Yesus, sebelum menjadi manusia, pasti suatu allah, yaitu, suatu pribadi ilahi yang berkuasa. Dan pasti demikian halnya sejak kematian dan kebangkitannya kepada kehidupan di surga. Yesus bahkan mengutip dari Mazmur untuk memperlihatkan bahwa orang yang berkuasa disebut sebagai ”allah.” (Mazmur 82:1-6; Yohanes 10:34, 35) Rasul Paulus menulis bahwa ada ”banyak ’allah’ dan banyak ’tuhan.’” (1 Korintus 8:5) Bahkan Setan disebut ”ilah zaman [”sistem,” NW] ini.”—2 Korintus 4:4.
14 Kedudukan Kristus jauh lebih tinggi daripada manusia yang tidak sempurna, atau Setan. Jika makhluk-makhluk demikian dapat disebut sebagai ”allah,” pasti Yesus juga dapat, dan memang, disebut sebagai suatu allah. Karena kedudukannya yang unik sehubungan dengan Yehuwa, Yesus adalah ”allah yang anak tunggal” (Yohanes 1:18, NW), ”Allah yang Perkasa” (Yesaya 9:5), dan ”suatu allah” (Yohanes 1:1, NW). Jadi tidak ada salahnya Tomas menyapa Yesus dengan cara itu. Tomas memaksudkan bahwa Yesus adalah suatu allah bagi dia, suatu pribadi ilahi yang berkuasa. Tetapi ia tidak mengatakan bahwa Yesus adalah Yehuwa. Itu sebabnya mengapa Tomas mengatakan, Allah”ku” dan bukan Allah ”yang Mahakuasa” [bahasa Inggris: ”the” God].
15. Bagaimana ayat 31 dari Yohanes pasal 20 dengan jelas memperkenalkan siapa Yesus?
15 Hanya tiga ayat kemudian, di Yohanes 20:31, Alkitab menyatakan: ”Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah.” Semua keraguan mengenai apa yang mungkin dimaksud oleh Tomas, disingkirkan dalam ayat ini. Penulis Alkitab Yohanes dengan jelas mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah, bukan Allah yang mahakuasa itu sendiri.
Tidak Setara dengan Allah
16. Pengakuan apa yang dibuat orang Yahudi, dan bagaimana Yesus membantahnya?
16 Ayat lain yang digunakan oleh gereja-gereja adalah Yohanes 5:18. Dikatakan bahwa orang Yahudi bermaksud membunuh Yesus karena ”Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah.” Siapa yang mengatakan bahwa Yesus membuat dirinya sama dengan Allah? Bukan Yesus. Ia segera menjelaskan ini di ayat berikutnya (19) dengan mengatakan: ”Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diriNya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya.” Jadi Yesus tidak mengaku bahwa dialah Allah yang mahakuasa atau bahwa ia setara dengan Dia. Ia menunjukkan kepada orang-orang Yahudi bahwa mereka keliru, bahwa ia bukan Allah, tetapi bahwa ia adalah Anak Allah, dan sebagai juru-bicara Allah, ia tidak dapat bertindak atas prakarsanya sendiri. Dapatkah kita membayangkan Allah yang mahakuasa dari semesta alam mengatakan bahwa Ia tidak dapat melakukan sesuatu atas prakarsaNya sendiri? Jadi orang Yahudi melancarkan tuduhan, dan Yesus membantah hal tersebut.
17. (a) Apa kesaksian yang jelas dari Firman Allah sendiri yang terilham mengenai siapa Yehuwa, Yesus Kristus, dan roh suci? (b) Apa yang harus dilakukan dengan ayat manapun yang mungkin ditunjuk oleh para penganut Tritunggal dalam usaha untuk mencoba membenarkan kepercayaan mereka?
17 Maka, dari kesaksian Allah dalam FirmanNya sendiri yang terilham, dari kesaksian Yesus, dan dari kesaksian murid-murid Yesus, bukti-bukti yang begitu berlimpah dengan jelas menunjukkan bahwa Allah yang mahakuasa dan Yesus Kristus adalah dua pribadi yang berbeda, Bapa dan Anak. Bukti tersebut juga dengan jelas menunjukkan bahwa roh suci bukan pribadi ketiga dari suatu Tritunggal tetapi adalah tenaga aktif Allah. Sia-sia untuk mengutip ayat-ayat terlepas dari ikatan kalimatnya atau mencoba memutarbalikkannya untuk mendukung ajaran Tritunggal. Ayat-ayat manapun harus selaras dengan selebihnya dari kesaksian Alkitab yang jelas.
Mengapa Ajaran Tritunggal Berkembang?
18. Dari mana asalnya doktrin Tritunggal?
18 Dengan memeriksa halaman 15, ”Perkembangan Sejarah dari Doktrin Tritunggal,” saudara akan melihat bahwa ajaran Tritunggal berakar pada kekafiran. Itu bukan ajaran Alkitab, tetapi diambil alih oleh Susunan Kristen pada abad keempat. Akan tetapi, lama sebelumnya, ada allah-allah tritunggal di Babel purba, Mesir, dan tempat-tempat lain di jaman purba. Jadi, Susunan Kristen telah memasukkan konsep kafir ke dalam ajarannya. Hal ini diprakarsai oleh kaisar Roma Konstantin, yang tidak berminat pada kebenaran mengenai hal ini tetapi ingin mengokohkan kekaisarannya yang terdiri dari orang-orang kafir dan orang-orang Kristen yang murtad. Ajaran Tritunggal sama sekali bukan perkembangan dari ajaran Kristen, tetapi menjadi bukti bahwa Susunan Kristen telah murtad dari ajaran Kristus dan sebagai gantinya menerima ajaran kafir.
19. Mengapa doktrin Tritunggal berkembang?
19 Mengapa doktrin demikian berkembang? Pasti, kepentingan Allah tidak dimajukan dengan mengacaukan Dia, AnakNya, dan roh suciNya dan membuatnya suatu misteri. Dan juga tidak akan ada manfaatnya untuk membuat orang bingung. Sebaliknya, semakin bingung orang mengenai Allah dan maksud-tujuanNya, Setan si Iblis, musuh Allah, ’ilah dunia ini,’ yang berusaha ’membutakan pikiran orang yang tidak percaya’ akan semakin senang. (2 Korintus 4:4, NW) Karena doktrin demikian menyebabkan seolah-olah para ahli teologia saja yang dapat memahami ajaran-ajaran Alkitab, hal itu juga memenuhi keinginan para pemimpin agama-agama Susunan Kristen. Ini membantu mereka untuk terus menguasai kaum awam.
20. (a) Apa kebenaran sederhana mengenai ajaran Tritunggal? (b) Memperoleh pengetahuan saksama mengenai kebenaran yang memerdekakan berarti apa bagi kita?
20 Padahal, kebenaran mengenai hal ini begitu sederhana sehingga seorang anak saja dapat memahaminya. Seorang anak kecil mengetahui bahwa ia tidak sama dengan bapanya tetapi bahwa mereka dua orang yang berbeda. Demikian pula, apabila Alkitab mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, itulah yang dimaksudkan. Itu adalah kebenaran yang sederhana, sedangkan doktrin Tritunggal tidak. Doktrin tersebut suatu dusta. Karena itu asal-usulnya pasti dari ”yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia.” (Wahyu 12:9) Tetapi kebenaran yang sederhana dan menyegarkan mengenai Allah, AnakNya Yesus Kristus, dan roh suci Allah yang penuh kuasa, membebaskan manusia dari perbudakan kepada ajaran-ajaran palsu yang berakar pada kekafiran dan dicetuskan oleh Setan. Seperti yang Yesus katakan kepada para pencari kebenaran yang tulus: ”Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:32) Memperoleh pengetahuan saksama tentang kebenaran yang memerdekakan, dan juga bertindak selaras dengannya, ”[berarti, NW] hidup yang kekal.”—Yohanes 17:3.
Bagaimana Saudara Akan Menjawab?
◻ Mengapa pengetahuan saksama mengenai Allah dan PutraNya begitu penting?
◻ Apa yang Yesus maksudkan ketika ia berkata, ”Aku dan Bapa adalah satu”?
◻ Bagaimana Yohanes 1:1 membedakan antara Firman dan Allah?
◻ Mengapa Tomas dengan sepatutnya dapat menyapa Yesus ”Allahku”?
◻ Bagaimana asal-usul doktrin Tritunggal, dan siapa pencetusnya?
[Kotak di hlm. 15]
Perkembangan Sejarah dari Doktrin Tritunggal
The New Encyclopædia Britannica, 1985, Micropædia, Jilid 11, halaman 928, menyatakan di bawah pokok Tritunggal: ”Kata Tritunggal maupun doktrin yang jelas [mengenai hal itu] tidak ada dalam Perjanjian Baru. Yesus dan pengikut-pengikutnya juga tidak pernah bermaksud menentang Shema [dasar kepercayaan orang Yahudi] dalam Perjanjian Lama: ’Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!’ (Ul. 6:4)” Ensiklopedia ini juga menyatakan: ”Doktrin ini berkembang secara bertahap selama beberapa abad dan melalui banyak perdebatan. . . . Konsili di Nicea pada tahun 325 menyatakan perumusan yang menentukan bagi doktrin tersebut dalam pengakuannya bahwa Anak adalah ’dari zat yang sama . . . seperti Bapa,’ meskipun sedikit sekali yang dibicarakan mengenai Roh Suci. . . . Menjelang akhir abad ke-4 . . . doktrin Tritunggal pada dasarnya mengambil bentuk yang sampai sekarang dipertahankan.”
New Catholic Encyclopedia, 1967, Jilid 14, halaman 299, mengakui: ”Perumusan ’satu Allah dalam tiga Pribadi’ tidak ditetapkan dengan tegas, dan pasti tidak dilebur sepenuhnya dalam kehidupan Kristen dan pengakuan imannya, sebelum akhir abad ke-4. . . . Di antara Bapa-Bapa Rasuli, tidak ada bahkan sedikit pun yang mendekati sikap atau pandangan seperti itu.”
Jadi, doktrin Tritunggal tidak berdasarkan Alkitab, tetapi dengan resmi diterima pada Konsili Nicea tahun 325 M. Doktrin tersebut memasukkan gagasan kafir yang mempunyai asal-usul lama berselang di Babel dan Mesir jaman purba dan digunakan di negeri-negeri lain juga. Sejarawan Will Durant menyatakan dalam The Story of Civilization: Part III, halaman 595: ”Kekristenan tidak membuang kekafiran; melainkan menerimanya. . . . Dari Mesirlah gagasan mengenai suatu tritunggal ilahi muncul.”
Dalam An Encyclopedia of Religion, yang diedit oleh Vergilius Ferm, 1964, di halaman 793 dan 794, di bawah kata ”tiga serangkai,” didaftar allah-allah tritunggal dari agama-agama Babel, Budha, Hindu, Norse [dewa orang Norwegia], Tao, dan agama-agama lain, termasuk dari Susunan Kristen. Misalnya, dikatakan bahwa di India, ”Tiga Serangkai yang agung terdiri dari Brahma, sang Pencipta, Wisnu, sang Pemelihara dan Syiwa, sang Pemusnah. Ini menggambarkan lingkaran kehidupan, sama seperti tiga serangkai Babel yaitu Anu, Enlil dan Ea menggambarkan unsur-unsur kehidupan, udara, air, tanah.”
Di British Museum London terdapat peninggalan hasil karya manusia yang memperlihatkan allah-allah tritunggal kuno, seperti Isis, Harpokratēs, and Neptis dari Mesir. Sebuah publikasi dari Departemen Barang-Barang Antik Abad Pertengahan dan Jaman Kuno yang diterbitkan oleh museum tersebut menyatakan hal berikut yang terukir pada perhiasan kuno: ”[Bagian] depan, dewa-dewa Mesir Horus-Baït (berkepala burung elang), Buto-Akori (ular), dan Hator (berkepala katak). [Bagian] belakang, sajak Yunani ’Satu Bait, satu Hathor, satu Akori; kekuasaan mereka adalah satu. Terpujilah, bapa dunia, terpujilah, dewa berbentuk-tiga!’ Jadi dewa-dewa tersebut dinyatakan sebagai tiga perwujudan dari satu kuasa, kemungkinan dewa matahari.”
Sejarah meneguhkan bahwa ajaran Tritunggal dipinjam dari kekafiran dan sudah ada berabad-abad sebelum Yesus datang ke bumi. Lama setelah kematiannya, hal itu dikembangkan oleh mereka yang dipengaruhi oleh filsafat kafir dan yang telah murtad dari ibadat sejati dari Allah yang diajarkan oleh Yesus dan para rasul.
[Gambar di hlm. 13]
Yesus berdoa bagi murid-muridnya agar mereka menjadi satu dalam pikiran dan maksud-tujuan seperti dia dan Bapanya satu adanya