”Gembala Yang Baik” dan ”Kawanan Kecil”
”Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.”—Luk. 12:32.
1. Daud, penulis mazmur, maupun nabi Yesaya mengibaratkan Yehuwa dengan apa dalam kedudukan sebagai pengurus?
RAJA DAUD yang dulunya seorang pemuda gembala Betlehem, membuka salah satu mazmurnya yang terilham dengan kata-kata berikut, ”TUHAN [Yehuwa] adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” (Mzm. 23:1) Nabi Yesaya, yang juga penulis Alkitab, mengibaratkan Yehuwa sebagai gembala, ”Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternakNya dan menghimpunkannya dengan tanganNya.” (Yes. 40:11) Tetapi Yehuwa mempunyai gembala bawahan. Dengan tepat Ia menyebutnya ”hambaKu Daud”.
2. (a) Siapakah Daud yang atasnya Yehezkiel 37:24, 25 tergenap? (b) Bagaimana Yesus mengenakan nubuat Zakharia 13:7, dan mengapa demikian?
2 Ratusan tahun setelah Raja Daud meninggal, Yehuwa mengilhami seorang lagi penulis Alkitab, Yehezkiel, untuk bernubuat, ”Maka hambaKu Daud akan menjadi rajanya, dan mereka semuanya akan mempunyai satu gembala. . . . dan hambaKu Daud menjadi raja mereka untuk selama-lamanya.” (Yeh. 37:24, 25) Pasti nubuat ini memaksudkan Daud yang lebih besar, Yesus Kristus, sebagai gembala bawahan Yehuwa. Pada malam 14 Nisan 33 M., ketika Yesus Kristus dikhianati dan ditangkap serta diperiksa di hadapan para musuhnya, tergenaplah nubuat Zakharia 13:7, ”’Hai pedang, bangkitlah terhadap gembalaKu, terhadap orang yang paling karib kepadaKu!’, demikianlah firman TUHAN [Yehuwa] semesta alam. ’Bunuhlah gembala, sehingga domba-domba tercerai-berai!’” Yesus Kristus sendiri menunjukkan bahwa nubuat ini akan tergenap dengan cara demikian.—Mat. 26:31; Mrk. 14:27.
3, 4. (a) Mengapa dosa tetap berada atas orang-orang Yahudi yang membantah Yesus sehubungan dengan penyembuhan yang ia lakukan atas pria yang buta sejak lahir? (b) Belakangan, pada waktu hari raya musim dingin, yakni pentahbisan bait, mengapa Yesus tidak menggolongkan orang-orang Yahudi yang membantah dia sebagai ”domba-domba”-nya?
3 Maka sangat patut dan bukan mengada-ada, ketika Yesus Kristus mengibaratkan dirinya dengan ”gembala yang baik”. (Yoh. 10:6, 11, 14) Kejadian ini sehubungan dengan penyembuhan yang ia lakukan atas seorang yang buta sejak lahir. Orang-orang yang tidak beriman di antara bangsanya sendiri membantah dia dalam hal ini, dan mereka bertanya, ”Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?” Apa yang menyusul pertanyaan berisi tantangan ini? ”Jawab Yesus kepada mereka: ’Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: ”Kami melihat,” maka tetaplah dosamu.’” (Yoh. 9:40, 41) Beberapa waktu kemudian, selama hari raya pentahbisan bait di Yerusalem, pada musim dingin (Desember) tahun 32 M., Yesus berkata kepada beberapa orang Yahudi yang mengelilingi dia.
4 ”Pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama BapaKu, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-dombaKu. Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu. BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.”—Yoh. 10:19-30.
5. Di Yohanes 10:1-5, dengan apakah Yesus mempersamakan sang pelopor yang akan memperkenalkan dia kepada Israel?
5 Orang-orang yang tidak beriman itu bukan hanya menolak kesaksian dari pekerjaan-pekerjaan Yesus yang membuktikan siapa dia. Mereka juga menolak kesaksian orang yang memelopori kedatangan Yesus, pria yang memperkenalkan Yesus kepada orang Israel sebagai Mesias atau Kristus. Yesus menyebut perlunya bagi gembala yang sejati memiliki bukti diri atau bukti kepercayaan sedemikian, sewaktu ia mengatakan, ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.”—Yoh. 10:1-5.
”KANDANG DOMBA DAN ”PENJAGA” PINTU
6. Mengapakah ”kandang domba” simbolik yang ke dalamnya ”penjaga” pintu memperkenalkan dia bukan penyelenggaraan Perjanjian Taurat?
6 Apa artinya ”kandang domba” dan ”penjaga” pintu, sedangkan Yesus dulunya bekerja sebagai tukang kayu di Nazaret dan tidak pernah menggembalakan domba-domba yang aksara? Pertama-tama, ”kandang domba” tidaklah melambangkan penyelenggaraan Perjanjian Taurat yang Allah Yehuwa tetapkan atas bangsa Israel melalui Musa sebagai perantara. Tentu Yesus tidak perlu diantar ke dalam penyelenggaraan Perjanjian Taurat oleh seorang Yahudi yang seolah-olah bertindak sebagai ”penjaga” pintu. Yesus lahir di dalam penyelenggaraan tersebut. Galatia 4:4, 5 berkata, ”Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat.” Untuk menebus mereka, Yesus mengalami kematian.
7. (a) Pada hari manakah di tahun 33 P.U., Yehuwa menghapuskan penyelenggaraan Perjanjian Taurat dengan Israel, dan mengapa? (b) Sejak hari Pentakosta 33 P.U., mengapa tidak ada lagi penyelenggaraan Perjanjian Taurat supaya dari dalamnya Yesus dapat menuntun orang-orang Yahudi?
7 Untuk mempersembahkan harga tebusan kepada Allah, Yesus dibangkitkan pada hari ketiga dari kematiannya tahun 33 M. Pada hari ke-40 sejak kebangkitannya, Yesus naik ke surga. Sepuluh hari setelah itu tibalah hari raya musim panas orang Yahudi, yaitu Pentakosta, tanggal 6 Sivan 33 M. Pada hari itu Allah menggunakan dia untuk mencurahkan roh suci atas murid-muridnya yang menunggu di Yerusalem. Ini berarti bahwa ia telah menghadap hadirat Allah untuk mempersembahkan nilai pengorbanannya berupa kehidupan manusia sempurna, guna menebus semua manusia yang terjual di bawah dosa, termasuk orang Yahudi. Sesuai dengan ini, pada hari itu Allah Yehuwa menghapuskan Perjanjian Taurat dan menggantikannya dengan perjanjian baru yang telah dijanjikan, yang diadakan bukan dengan orang Yahudi tetapi dengan murid-murid Yesus Kristus, sang Pengantara, yakni mereka yang diperanakkan dengan roh. (Kol. 2:13, 14) Dengan demikian tidak ada lagi Perjanjian Taurat Yahudi supaya dari dalamnya Gembala Yesus dapat menuntun orang-orang Yahudi yang beriman.
8. (a) Jadi, apakah yang digambarkan oleh ”kandang domba” itu? (b) Maka, apakah yang dinanti-nantikan oleh keturunan darah daging dari Abraham?
8 Sesuai dengan hal di atas, pertanyaan berikut makin mendesak untuk memperoleh jawaban. Apa sebenarnya yang dilambangkan oleh ”kandang domba” yang Yesus sebutkan di Yohanes 10:1? Pastilah ini menggambarkan sesuatu yang lebih awal dan lebih luas jangkauannya serta lebih bertahan lama daripada Perjanjian Taurat tahun 1513 S.M. Ini tak lain dari perjanjian Abraham. Sewaktu patriark Abraham menyeberangi Sungai Efrat memasuki Negeri Perjanjian pada tahun 1943 S.M., janji Allah mulai berlaku atas dia dan bakal keturunannya, ”Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” (Kej. 12:3) Bertahun-tahun kemudian, Abraham membuktikan kerelaan mempersembahkan Ishak putranya sebagai korban. Allah menambahkan kepada janjiNya, ”Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firmanKu.” (Kej. 22:17, 18) Sejak itu keturunan Abraham menanti-nantikan ”keturunan” itu. Jadi ”kandang domba” melambangkan penyelenggaraan Perjanjian Abraham. Orang-orang yang diibaratkan seperti domba-domba di dalam kandang ini tentu menggambarkan mereka yang menantikan datangnya ”keturunan” yang dijanjikan.
9. Siapakah yang tidak dibiarkan oleh ”penjaga” pintu masuk ke dalam ”kandang domba”?
9 Apakah orang-orang bersifat domba ini mengetahui sebelumnya atau tidak tentang ”keturunan” itu, mereka akan menyambutnya bila telah diberitahu dan diperkenalkan kepada mereka. Siapapun yang mencoba menguasai ”domba-domba” ini dengan cara palsu untuk mencari keuntungan tak lain dari ”pencuri dan . . . perampok”. ”Penjaga” pintu kandang domba tentu tidak akan mengantar masuk Kristus atau Mesias palsu seperti itu. Yang dapat melewati ”penjaga” pintu dan masuk lewat ”pintu” tak lain dari ”gembala” yang sejati, ”keturunan” Abraham.
10. Ternyata siapakah ”penjaga” pintu itu, dan sesuai dengan nubuat mana?
10 Namun, siapakah ”penjaga” pintu ini? Ternyata ia adalah Yohanes Pembaptis, seorang pria dari keluarga imam, suku Lewi. Allah telah berjanji akan mengutus seorang pelopor sebelum datangnya ”keturunan” Abraham yang dijanjikan. Di Maleakhi 3:1 dinubuatkan, ”’Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang,’ firman TUHAN [Yehuwa] semesta alam.” (Mrk. 1:1-11) Karena itu Yohanes mengharap-harapkan datangnya ’keturunan Abraham’ yang dijanjikan dan, sesuai dengan itu, ia adalah salah seorang yang bersifat domba seperti halnya orang-orang yang berada dalam kandang domba yakni penyelenggaraan Perjanjian Abraham. Tetapi, Yohanes dibunuh setelah setahun atau lebih pelayanannya yang istimewa. Jadi ia tidak hidup terus sampai Pentakosta 33 M. untuk menjadi salah seorang dari ”kawanan kecil” waris-waris terurap dari kerajaan surga.—Mat. 11:11-14; 14:1-12; Luk. 12:32; Gal. 3:16.
11. (a) Bagaimana Yesus meneguhkan Yohanes Pembaptis sebagai pelopor yang datang sebelum dia? (b) Yesus menjadi ”utusan” dari perjanjian mana sewaktu mendampingi Tuhan Yehuwa ke bait?
11 Sewaktu membahas peranan yang dimainkan oleh Yohanes Pembaptis dalam perwujudan maksud-tujuan Yehuwa, Yesus berkata kepada orang Yahudi, ”Karena tentang dia ada tertulis: ’Lihatlah, Aku menyuruh utusanKu mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalanMu di hadapanMu.’” (Mat. 11:10) Jadi Yesus mengenakan nubuat Maleakhi 3:1 kepada Yohanes Pembaptis pribadi yang diutus sebagai pelopor bagi Yehuwa dan bagi ”malaikat Perjanjian”-Nya. Yesus Kristus yang turut mendampingi Tuhan Yehuwa untuk mengadakan pemeriksaan atas bait, bertindak sebagai malaikat [utusan], bukan bagi Perjanjian Taurat, tapi bagi Perjanjian Abraham. Orang-orang di dalam penyelenggaraan Perjanjian Abraham yang beriman kepada nubuat-nubuat Yehuwa menanti-nantikan datangnya ”malaikat” [utusan] ini, yakni Mesias.
12. Apa yang Yohanes Pembaptis katakan tentang cara bagaimana ia ”mengenal” pribadi utama dari ’keturunan Abraham’?
12 Mengenai pribadi utama dari ’keturunan Abraham’, Yohanes Pembaptis berkata, ”Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia [roh suci] tinggal di atasNya. Dan akupun tidak mengenalNya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: ’Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atasNya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.’ Dan aku telah melihatNya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.”—Yoh. 1:31-34.
13. (a) Kapankah Yohanes Pembaptis membuka ”pintu” bagi Gembala sejati? (b) ’Keturunan Abraham’ yang bagaimanakah ditunjuk oleh Yohanes pada waktu itu?
13 Yesus tidak menghindar, tetapi memang masuk melalui ”pintu” ke dalam kandang domba. Pada usia 30 tahun ia menemui Yohanes Pembaptis untuk dibaptiskan dalam air. Setelah 40 hari dicobai di padang gurun, dengan yakin ia kembali ke tempat Yohanes Pembaptis berada bersama beberapa muridnya. Sementara Yesus menghampiri ”penjaga” pintu simbolik dari kandang domba Perjanjian Abraham, Yohanes melihatnya datang dan berseru, ”Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” (Yoh. 1:29, 36) Bukan Anak domba yang menghapus dosa bangsa Israel, tetapi ”Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia”. Maka Yohanes Pembaptis membuka ”pintu” simbolik bagi Gembala sejati yang memiliki bukti diri atau bukti kepercayaan yang diberikan oleh Allah Yehuwa, Gembala Agung. Sewaktu mengarahkan perhatian para muridnya kepada Yesus yang datang menghampiri, Yohanes menunjuk bukan semata-mata kepada seorang Yahudi yang bersunat dan keturunan jasmani dari Abraham yang dulu hidup di bumi. Tidak, melainkan kepada Yang Diurapi, yang diperanakkan dengan roh sebagai keturunan Allah Yehuwa, Abraham Yang Lebih Besar. Dialah pribadi yang utama atau yang pertama dari ”keturunan” Abraham Surgawi. Dari Abraham Surgawi semua bangsa di bumi akan mendapat berkat.
14. (a) Sewaktu menghampiri ”kandang domba”, apakah Yesus mencari orang-orang Yahudi dan orang-orang lain dari umat manusia pada umumnya? (b) Bagaimanakah seorang gembala di Timur Tengah dapat memanggil dombanya masing-masing?
14 Karena itu, Yesus layak diterima masuk oleh ”penjaga” pintu ke dalam ”kandang domba” simbolik, penyelenggaraan Perjanjian Abraham. Dialah gembala sejati. Ia datang bukan mencari orang Yahudi atau orang-orang lain dari umat manusia pada umumnya, tapi mencari orang-orang yang bersama dia membentuk ’keturunan Abraham’ yang bersifat majemuk. Melalui mereka berkat akan datang atas segala bangsa. Mayoritas orang Yahudi jasmani menolak dia, tetapi sekelompok sisa orang Yahudi jasmani menerima. Merekalah ”domba-domba” yang mendengarkan suaranya. Jadi sewaktu ia memanggil ”domba-dombanya masing-masing menurut namanya”, domba-domba itu menyambut, dan ia menuntunnya ke padang rumput. Di Timur Tengah dulu gembala memberi nama pada setiap domba.
15. (a) Bagaimana sang gembala menyerukan panggilan kepada segenap kawanan domba, dan mengapa mereka tidak akan disesatkan untuk mengikuti ”orang asing”? (b) Bagi siapakah ini menjadi teladan yang aman untuk diikuti dewasa ini?
15 Tetapi, bila gembala ingin mengumpulkan segenap kawanan domba, ia akan menyerukan panggilan yang biasa ia pakai misalnya suara gemeretak, Dr-r-r-r-r-rt dengan tinggi nada dan jenis suara yang tidak bisa dihasilkan oleh gembala lain. Itulah sebabnya, ”jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia”, sebab mereka mengenali suaranya yang tak dapat ditiru. Telinga mereka cukup tajam untuk mengenali siapa ”orang asing” dan yang mencoba meniru-niru. Mereka tidak mau disesatkan untuk mengikuti orang yang mencurigakan seperti itu, dan barangkali ”orang asing” yang merancang kejahatan. Ini menjadi contoh yang baik untuk diikuti dengan saksama oleh orang-orang bersifat domba yang membentuk ”kawanan kecil”. Bagi mereka Abraham yang Lebih Besar berkenan memberikan Kerajaan itu.
16. Mengapa orang Yahudi tidak memahami perbandingan yang Yesus buat mengenai gembala dan kawanan domba?
16 Apakah kita dewasa ini mengerti makna ucapan Yesus pada waktu itu? Orang-orang Yahudi yang tidak percaya yang berada dalam penyelenggaraan Perjanjian Taurat, tidak memahami betapa cocok perbandingan yang Yesus buat. Uraian itu menyatakan, ”Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya.” (Yoh. 10:6) Mereka tidak mengenal suara Gembala Mesias, dan ia tidak mengenal mereka atau memanggil nama mereka masing-masing. Karena kebutaan yang mereka ciptakan sendiri, mereka tidak sanggup mengenali dia. Semoga kita dewasa ini tidak seperti mereka.
”PINTU KE DOMBA-DOMBA ITU”
17. Menurut Yohanes 10:7-10 Yesus mengibaratkan dirinya dengan corak lain apa sehubungan dengan kandang domba?
17 Kemudian Yesus menggunakan kata-kata kiasan lain untuk melukiskan corak lain yang sangat penting. ”Maka kata Yesus sekali lagi: ’Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.’”—Yoh. 10:7-10.
18. (a) Siapakah di bumi yang mencoba bertindak sebagai penjaga pintu bagi Yesus ”pintu” simbolik itu? (b) Golongan mana yang Yesus sebut sebagai salah satu corak dari ”masa penutup sistem dunia,” dan apakah golongan ini bertindak sebagai penjaga pintu bagi ”pintu” yaitu Yesus?
18 Baik kita perhatikan bahwa Yesus tidak menyebut ”penjaga” pintu sehubungan dengan dirinya sebagai ”pintu”. Ia tidak menyebut adanya apa yang disebut ”wakil Kristus”, kepala suatu sekte agama yang mengaku diri tak dapat bersalah. Yesus berkata, ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh. 14:6) Memang, pada waktu Yesus memberikan nubuatnya yang cukup panjang mengenai ”tanda kehadiran[-nya] dan tanda masa penutup sistem dunia”, ia menubuatkan tentang ”hamba yang setia dan bijaksana”, yang ”diangkat oleh tuannya atas . . . segala miliknya [milik tuannya]”. (Mat. 24:3, NW; 24:45-47) Tetapi ini memaksudkan segolongan ”hamba” yang terdiri atas para pengikutnya yang setia dan bijaksana. Kepada mereka ia akan mempercayakan pengawasan atas segala miliknya yang kelihatan di bumi, khususnya selama ”masa penutup sistem dunia”. Akan tetapi, penetapan tugas ini tidak menjadikan golongan ”hamba” itu sebagai ”penjaga” pintu bagi Yesus.
19. Seberapa besarkah ”kawanan” yang dibentuk oleh orang-orang yang berada dalam kandang domba yakni penyelenggaraan Perjanjian Abraham, dan melalui jalan masuk mana mereka memperoleh keselamatan”
19 Yesuslah ”pintu” simbolik bagi para pengikutnya yang bersifat domba, yang bersama dia membentuk golongan ’keturunan Abraham’. Jadi mereka berada dalam ”kandang domba” yakni penyelenggaraan Perjanjian Abraham. Semua para pengikut ini membentuk hanya suatu ”kawanan kecil”, dalam arti relatif, 144.000, yang tunduk kepadanya sebagai Gembala. Mereka seolah-olah membentuk ke-12 suku Israel rohani, dan mereka berdiri di atas bukit Sion rohani bersama Yesus Kristus, ”Anak domba” Allah. (Luk. 12:32; Why. 7:1-8; 14:1-5) Atas keselamatan mereka untuk memperoleh warisan surgawi, mereka berhutang bukan kepada seseorang yang disebut wakil Kristus, tetapi kepada pribadi yang menjadi ”pintu ke domba-domba itu.” Sebab Yesus berkata, ”Barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.” (Yoh. 10:9) Sebagai salah seorang dari ”kawanan kecil” yang memiliki harapan surgawi, rasul Paulus menyebut tentang ”Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.”—Rm. 5:1, 2; Ef. 2:18; 3:12.
20. Bagaimana gembala bawahan Yehuwa bertolak belakang dengan ”Mesias-Mesias palsu dan nabi-nabi palsu yang ”datang menggantikan” dia?
20 Dalam nubuatnya tentang ”masa penutup sistem dunia”, Yesus menubuatkan bahwa ”Mesias-Mesias palsu dan nabi-nabi palsu” akan muncul dengan tipu daya yang besar. Mereka ini telah ”datang sebelum [datang menggantikan, NW]” Kristus yang sejati, dan orang-orang yang disesatkan serta mengikuti penipu-penipu tersebut telah dicuri dengan cara-cara agama dan disembelih serta dibinasakan secara rohani, kalau tidak secara jasmani. (Mat. 24:3, 24, 25; Yoh. 10:8, 10) Sebaliknya, Yesus datang sebagai penyelamat kehidupan, dan untuk memungkinkan umat manusia menikmati kehidupan yang lebih melimpah dari pada yang mereka miliki sekarang. Kehidupan tersebut akan sempurna selama-lamanya dan dilingkungi oleh persediaan-persediaan yang penuh rasa aman yang diadakan oleh Allah Yehuwa, Gembala Agung atas semua makhluk. Maka, Yesus Kristus, Gembala bawahanNya yang suka berkorban-diri, patut kita ikuti, jika kita ingin memperoleh hidup kekal sebagai ”domba-domba” Allah.