Pasal 10
Perjanjian Untuk Kerajaan Dibuat Dengan Daud
1. Jangka waktu manakah dijadwalkan di 1 Raja 6:1, dan kenapakah ukuran waktu ini cocok?
ALLAH mempunyai jadwal waktunya sendiri menurut ”maksud-tujuan kekal”Nya. Salah satu jangka waktu demikian dijadwalkan bagi kita di dalam kitab 1 Raja2 pasal enam, ayat satu, di mana tertulis: ”Dan terjadilah pada tahun keempatratus delapanpuluh sesudah orang Israel keluar dari tanah Mesir, pada tahun keempat sesudah Salomo menjadi raja atas Israel, dalam bulan Ziw, yakni bulan yang kedua, maka Salomo mulai mendirikan rumah bagi TUHAN [Yehuwa].” Ini adalah ukuran waktu yang patut, sebab dihitung semenjak orang2 Israel dibebaskan dari Mesir, di mana tidak lama gurun Sinai, hingga tatkala Raja Salomo putra Daud mulai membangun bait di Yerusalem. Ini adalah sejak 15 Nisan, 1513 Seb. P.U., hingga 1034 Seb. P.U., 1 Ziw (atau, Iyyar).—Bilangan 33:1-4; 1 Raja 6:37.
2, 3. (a) Apa sebab orang2 Israel berkelana begitu lama di gurun Sinai? (b) Berapa lamakah mereka makan waktu untuk menaklukkan Negeri Perjanjian, dan sesudah itu bagaimanakah mereka diperintah selama ber-abad2?
2 Memang, banyak hal telah terjadi sepanjang hampir lima abad tersebut. Karena kurang iman akan kemampuan Allah untuk menaklukkan bangsa2 yang di kala itu menghuni Negeri Perjanjian, maka orang2 Israel di wajibkan untuk berkelana di gurun Sinai sepanjang hampir empatpuluh tahun. Selama waktu itu orang2 Israel berusia lanjut yang telah memberontak terhadap penyerbuan ke Negeri Perjanjian di bawah pimpinan Allah pada tahun kedua dari keluarnya mereka telah mati semua. (Bilangan 13:1 sampai dengan 14:38) Pada akhir empatpuluh tahun Allah secara mujizat telah membawa mereka melintasi Sungai Yordan ke dalam Negeri Perjanjian, yakni negeri Kanaan.
3 Lalu, di bawah pimpinan Yosua, pengganti Musa, mulailah peperangan sepanjang beberapa tahun untuk menaklukkan negeri itu. Menurut kata2 dari Kaleb yang setia, putra Yefune dari suku Yehuda, tatkala pembagian tanah yang diduduki kepada para keluarga Israel, orang2 Israel sudah enam tahun lamanya menaklukkan negeri dan menyingkirkan para penghuninya. (Yosua 14:1-10) Sesudah itu Allah memberikan kepada orang2 Israel yang kini sudah menetap itu serangkaian hakim2 selama ber-abad2 hingga dimulainya perobahan dalam bentuk pemerintahan nasional pada zaman Samuel. Seorang ahli khronologi Yahudi pada sembilanbelas ratus tahun yang lampau secara singkat membentangkan masa ini bagi kita. Tatkala berbicara pada satu hari sabat di dalam sebuah rumah ibadat di Antiokhia di Pisidia, Asia Kecil, ahli khronologi ini berkata:
4, 5. (a) Jangka waktu manakah dijadwalkan oleh ahli khronologi itu dalam sejarah Israel sebelum mereka mempunyai hakim2? (b) Dengan peristiwa2 apakah jangka waktu itu mulai dan berakhir?
4 ”Hai orang2 Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah! Allah umat Israel ini telah memilih nenek moyang kita dan membuat umat itu menjadi besar, ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tanganNya yang luhur Ia telah memimpin mereka itu keluar dari negeri itu. Empatpuluh tahun lamanya Ia sabar terhadap tingkah laku mereka di padang gurun. Dan setelah membinasakan tujuh bangsa di tanah Kanaan, Ia mem-bagi2kan tanah itu kepada mereka untuk menjadi warisan mereka selama kira2 empatratus limapuluh tahun, (semuanya itu selama kira2 empatratus dan limapuluh tahun, NW). Sesudah itu Ia memberikan mereka hakim2 sampai pada zaman nabi Samuel. Kemudian mereka meminta seorang raja dan Allah memberikan kepada mereka Saul bin Kisy dari suku Benyamin, empatpuluh tahun lamanya.”—Kisah 13:14-21. Lihat juga English Revised Version Bible, diterbitkan di Inggris pada tahun 1884 P.U. Juga Douay Version Bible, diterbitkan tahun 1610 P.U. Serta, The Emphasised Bible, oleh J. B. Rotherham, diterbitkan tahun 1897 P.U.
5 Pembagian tanah kepada Kaleb dan orang2 Israel lainnya sebagai warisan terjadi pada tahun 1467 Seb. P.U. Kalau kita hitung mundur ”kira2 empatratus dan limapuluh tahun” maka datanglah kita kepada tahun 1918 Seb. P.U. Pada tahun inilah Ishak, putera Abraham dari Sara, lahir dan Allah memilih Ishak bukannya Ismael, putera Abraham yang lebih tua dari pembantu Sara yang berbangsa Mesir, Hagar. Dengan sumpah Allah telah meneguhkan kepada Ishak perjanjian yang dibuatNya dengan Abraham berkenaan hak-milik negeri Kanaan, dan kini ada akhir masa empatratus limapuluh tahun Allah membagikan Negeri Perjanjian tersebut kepada keturunan Ishak sebagai warisan. Dengan setia Allah Yehuwa berpegang kepada ”maksud-tujuan kekal”-nya untuk memberkati segenap umat manusia.
6. (a) Bagaimanakah Hakim Gideon menunjukkan loyalitas kepada kedaulatan Allah? (b) Bagaimanakah keadaan putera Gideon Abimelekh sebagai raja?
6 Selama masa kelimabelas orang hakim sejak Yosua hingga Samuel, orang2 Israel berusaha membujuk hakim keenam, Gideon, putera Yoas dari suku Manasye, untuk mendirikan satu dinasti penguasa dalam keluarganya daripada Allah Yehuwa sebagai Raja. Tetapi Gideon loyal kepada Penguasa yang Berdaulat dari Israel dan menolak tawaran untuk berkuasa, dengan berkata: ”Aku tidak akan memerintah kamu dan juga anakku tidak akan memerintah kamu, tetapi TUHAN (Yehuwa) yang memerintah kamu.” (Hakim 8:22, 23) Salah seorang di antara banyak putera Gideon, bernama Abimelekh (artinya ”Ayahku Adalah Raja”), mempengaruhi para tuan tanah dari Sikhem untuk melantik dia sebagai raja atas mereka. Ia ditimpa penghukuman2 Allah dan sesudah ia memerintah tiga tahun, seorang wanita menewaskannya dalam pertempuran—Hakim 9:1-57.
SEORANG RAJA ATAS SEGENAP ISRAEL
7. Kapankah dan bagaimanakah Israel sampai mendapat raja manusiawi yang dipilih oleh Allah, dan berapa lamakah ia memerintah?
7 Tatkala hakim kelimabelas, yakni Samuel sang nabi, berusia lanjut, para tua2 Israel mendapatkannya dengan permintaan: ”Angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa2 lain.” Samuel menganggap ini sebagai penolakan atas dirinya sebagai hakim yang diangkat Allah, tetapi Yehuwa berkata kepadanya: ”Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.” Allah berpesan kepada Samuel untuk memperingatkan orang2 Israel mengenai segala kesusahan yang akan mereka alami kalau mempunyai seorang raja manusia yang nampak, namun mereka tetap menyatakan bahwa mereka lebih menginginkan raja demikian. Allah, sebagai Tuhan yang Berdaulat atas Israel, melakukan pemilihan dari orang yang menjadi raja manusia pertama atas Israel. Ia mengutus Samuel untuk mengurapi Saul putera Kisy dari suku Benyamin untuk menjadi raja. Pada tahun 1117 Seb. P.U. Saul dilantik sebagai raja dikota Mizpah. ”Lalu bersoraklah seluruh bangsa itu, demikian: ’Hidup raja!’” Saul memerintah selama empatpuluh tahun.—1 Samuel 8:1 sampai dengan 10:25; Kisah 13:21.a
8. (a) Pada tahun kesebelas dari pemerintahan Saul, kelahiran apakah terjadi di Betlehem? (b) Apakah yang dinubuatkan oleh Mikha tentang Betlehem?
8 Pada tahun kesebelas dari pemerintahan Saul terjadilah satu peristiwa yang agaknya tidak berarti di dalam kota Betlehem di wilayah suku Yehuda. Isai orang Betlehem menjadi ayah dari putera kedelapan, yang dinamainya Daud. Tidaklah disangka oleh Raja ini pada suatu waktu akan menjadi begitu masyhur sehingga tempat lahirnya, Betlehem, pada suatu hari akan disebutkan ”kota Daud.” Tatkala itu tidak seorangpun mengetahui bahwa, kurang lebih tigaratus tahun kemudian, akan dinubuatkan mengenai kota Daud itu: ”Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum2 Yehuda, daripadamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” (Mikha 5:1; 5:2, NW) Nubuat ini dianggap oleh para pemimpin agama Yahudi dari abad pertama sebelum Penanggalan Umum kita sebagai nubuat yang berlaku kepada Mesias. Jadi ”benih” dari ”perempuan” Allah akan lahir di Betlehem.
9. Mengingat kebodohan Saul, Allah suruh Samuel untuk mengatakan apa kepada Saul tentang kerajaan itu, dan siapakah yang dipilih oleh Allah untuk takhta?
9 Akan tetapi, sebelum ini, sesudah Raja Saul memerintah dua tahun lamanya, ia terbawa oleh iman yang lemah dan bertindak angkuh, dan bodoh, dalam jabatan. ”Kata Samuel kepada Saul: ’Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN [Yehuwa], Allahmu, yang diperintahkanNya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk se-lama2nya. Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan dihatiNya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umatNya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu.’” (1 Samuel 13:1-14) ”Orang yang berkenan di hati [Allah]” belumlah lahir, sebab kata2 itu diucapkan ber-tahun2 sebelum Daud lahir di Betlehem. Dengan demikian nyatalah bahwa Allah yang Mahatinggi akan menerapkan kuasa dan haknya dan memilih sendiri seorang Israel guna pengganti Raja Saul. Dengan berbuat demikian ia akan tetap berpegang kepada ”maksud-tujuan kekal”nya berkenaan dengan Mesias.
10, 11. (a) Bagaimanakah Daud ditentukan untuk menjadi raja yang akan datang dari Israel? (b) Bagaimana Daud menimbulkan iri hati Saul sampai2 ingin membunuh, dan di manakah ia mula2 menjadi raja?
10 Tatkala Daud baru seorang gembala belasan tahun di Betlehem. Allah menunjuk dia sebagai orang yang berkenan kepada hatinya. Meskipun Daud bukan putra sulung dari Isai melainkan putera yang kedelapan, Allah mengutus Samuel ke Betlehem untuk mengurapi Daud menjadi raja yang akan datang dari Israel.
11 Daud memulai peranannya tatkala ia sendiri dari antara semua orang Israel menawarkan diri untuk menghadapi raksasa Filistin Goliat yang menantang di medan pertempuran dan membunuh dia dengan umban dan batu yang disasarkan kepada dahi Goliat. (1 Samuel 16:1 sampai dengan 17:58) Daud dikerahkan ke dalam balatentara Saul, dan ketenarannya bagi kaum itu menanjak melebihi sang raja. Ini membuat Saul sangat iri hati dan ia berusaha membunuh Daud supaya ia (Daud) tidak menghalangi salam seorang dari puteranya sendiri untuk bersemayam di tahta Israel. Akhirnya ia terluka parah dalam pertempuran, disusul jatuhnya atas pedangnya sendiri yang mempercepat kematiannya, dan berakhirlah pemerintahan Saul. Isyboset, putera Saul yang masih hidup, dijadikan raja oleh mereka yang berpaut kepada garis keluarga Saul, tetapi hanya atas sebelas suku bangsa Israel. Para warga suku Yehuda mengurapi Daud sebagai raja atas mereka di Hebron di wilayah Yehuda. Hal itu terjadi pada tahun 1077 Seb. P.U.—2 Samuel 2:1-11; Kisah 13:21, 22.
12. Kapankah dan bagaimanakah Daud dijadikan raja atas segenap Israel, dan pertanyaan apa timbul sekarang mengenai ”tongkat kerajaan” dan ”lambang pemerintahan”?
12 Putera Saul Isyboset bersemayam di takhta Israel mungkin selama tujuh tahun dan enam bulan dan kemudian ia dibunuh oleh para warganya. (2 Samuel 2:11 sampai dengan 4:8) Semua suku kini mengakui Daud sebagai orang pilihan Yehuwa dan mereka mengurapi Daud sebagai raja atas seluruh Israel, di Hebron. Ini terjadi pada tahun 1070 Seb. P.U. (2 Samuel 4:9 sampai dengan 5:5) Maka, sesuai dengan nubuat yang diucapkan oleh Yakub menjelang kematiannya seperti tercatat di Kejadian 49:10, maka ”tongkat kerajaan” dan ”lambang pemerintahan” telah datang kepada suku Yehuda. Berdasarkan apakah lambang2 diraja tersebut tiada ”beranjak dari Yehuda . . . sampai dia (Shiloh) datang”?
13. Bagaimanakah Daud benar2 orang ”yang terurap,” dan ia dijadikan gambaran nubuatan dari siapakah?
13 Karena tiga kali diurapi untuk kerajaan, sesungguhnya Raja Daud dapat dinamakan ”yang terurap” atau ”mesias” (bahasa Ibrani: ma·shiʹahh), seperti di 2 Samuel 19:21, 22; 22:51; 23:1. Secara istimewa Daud digunakan sebagai gambaran nubuatan dari Mesias yang terkemuka, ”benih” dari ”perempuan” surgawi Allah. (Lihat Yehezkiel 34:23.) Pada hakekatnya, Allah berkenan untuk memilih Daud agar ada dalam garis keturunan yang mencapai puncaknya dalam diri Mesias dari ”maksud-tujuan kekal” Allah. Bagaimana hal ini terjadi?
14. Kota manakah oleh Daud dijadikan ibukota dari seluruh Israel, dan benda suci apakah yang ditempatkannya di situ?
14 Tidak lama sesudah diurapi sebagai raja atas Israel yang dipersatukan kembali pada tahun 1070 Seb. P.U., Daud menaklukkan kota Yebus dari tangan orang2 Yebusi dan menamainya Yerusalem. Ke situlah di pindahkannya pemerintahannya dan dijadikan kota yang agak tinggi letaknya ini sebagai ibu kotanya, karena lebih sentral kedudukannya daripada Hebron, sebab ia berada di perbatasan wilayah2 Yehuda dan Benyamin. (Hakim 1:21; 2 Samuel 5:6-10; 1 Tawarikh 11:4-9) Tidak lama sesudah itu, Raja Daud menangani Tabut Perjanjian yang suci dari Yehuwa. Selama puluhan tahun Tabut ini dibiarkan pindah tempat dari Ruang yang Mahakudus dari kemah perhimpunan di Silo di wilayah Efraim (1 Samuel 1:24; 4:3-18; 6:1 sampai dengan 7:2) Daud berpendapat bahwa Tabut itu patut berada di ibukota. Maka disuruhnya Tabut itu dibawa dan ditempatkan dalam semua kemah dekat istananya.—2 Samuel 6:1-19.
15. Perjanjian apakah yang kini ditegakkan oleh Yehuwa terhadap Daud, dan karena penghargaan untuk apa di pihak Daud?
15 Akan tetapi Daud mulai merasa canggung, karena dia sebagai sekedar raja manusiawi tinggal dalam istana diraja sedangkan Tabut Yehuwa, Allah sejati dan Raja Israel yang sesungguhnya, tinggal dalam kemah yang sederhana. Untuk memulihkan keseimbangan yang patut, Daud menciptakan gagasan untuk membangun sebuah rumah yang layak, sebuah bait, bagi Allah yang Mahatinggi dan Berdaulat di semesta alam. Tetapi Yehuwa tidak menyetujui bahwa Daud yang membangun bait demikian. Dengan perantaraan Natan nabiNya ia berkata kepada Daud bahwa seorang puteranya yang bersifat damai akan mendapat kehormatan untuk membangun bait di Yerusalem. Lalu, sebagai penghargaan kepada pengabdian Daud yang penuh ikhlas kepada ibadat murni Allah, Yehuwa melakukan sesuatu yang takjub dengan orang ini yang ”berkenan kepada hatinya.” Dengan kerelaannya sendiri ia menegakkan suatu perjanjian terhadap Daud mengenai satu kerajaan yang kekal. Ia berkata:
”Diberitahukan TUHAN [Yehuwa] kepadamu: TUHAN akan memberikan keturunan (dinasti) kepadamu. Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian ber-sama2 dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi namaKu dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk se-lama2nya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anakKu. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak2 manusia. Tetapi kasih-setiaKu tidak akan hilang daripadanya, seperti yang Kuhilangkan daripada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk se-lama2nya.—2 Samuel 7:1-16; 1 Tawarikh 17:1-15.
16. Doa syukur apakah dipanjatkan oleh Daud kepada Yehuwa untuk ini?
16 Daud memanjatkan sebuah doa syukur dan mengakhirinya dengan kata2:
”Oleh sebab itu, ya TUHAN [Yehuwa], Engkaulah Allah dan segala firmanMulah kebenaran; Engkau telah menjanjikan perkara yang baik ini kepada hambaMu. Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hambaMu ini, supaya tetap ada di hadapanMu untuk se-lama2nya. Sebab, ya TUHAN [Yehuwa], Engkau sendirilah yang berfirman dan oleh karena berkatMu keluarga hambaMu ini diberkati untuk se-lama2nya.”—2 Samuel 7:18-29; 1 Tawarikh 17:16-27.
17. Perjanjian ini juga didukung oleh apa di pihak Allah?
17 Isi perjanjian kepada Daud tersebut didukung oleh sumpah Allah:
”TUHAN telah menyatakan sumpah setia kepada Daud, Ia tidak akan memungkirinya: ’Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu; jika anak2mu berpegang pada perjanjianKu, dan pada peraturan2Ku yang Kuajarkan kepada mereka, maka anak2 mereka se-lama2nya akan duduk di atas takhtamu.”—Mazmur 132:11, 12.
”Aku akan memelihara kasih-setiaKu bagi dia untuk se-lama2nya, dan perjanjianKu teguh bagi dia. Aku menjamin akan adanya anak-cucunya sampai se-lama2nya, dan takhtanya seumur langit. . . . Aku tidak akan melanggar perjanjianKu, dan apa yang keluar dari bibirKu tidak akan Kuubah. Sekali Aku bersumpah demi kekudusanKu, tentulah Aku tidak akan berbohong kepada Daud: Anak-cucunya akan ada untuk se-lama2nya, dan takhtanya seperti matahari di depan mataKu.”—Mazmur 89:29-37. Lihat juga Yeremia 33:20, 21.
18. Nubuat Yesaya mengumumkan bahwa kerajaan Daud akan memberikan dasar untuk kerajaan yang lebih besar manakah?
18 Menurut perjanjian kepada Raja Daud itu, kerajaannya harus memberikan dasar untuk kerajaan yang akan datang dari Mesias yang Lebih Besar. Itulah sebabnya nabi Yesaya, ber-abad2 kemudian, terilham untuk bernubuat: ’Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai-sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai se-lama2nya. Kecemburuan TUHAN [Yehuwa] semesta alam akan melakukan hal ini.”—Yesaya 9:5, 6. Lihat terjemahan sarjana bahasa Ibrani Rabbi Leopold Pheinkard Zunz, bahasa Jerman, edisi keenambelas dari tahun 1913 P.U. Lihat juga Yesaya 9:6, 7, AV; RS; NEB; Jerusalem Bible.
19. Menurut nubuat Mikha, ”anak” ini harus dilahirkan di kota mana, dan ini sebagai tanda pengenal dari siapa?
19 Menurut nubuat Micah 5:1 (Zunz; 5:2, AV; NW), anak-Mesias ini akan dilahirkan, putera diraja ini akan diberikan, di Betlehem di Efrata di dalam wilayah Yehuda. Tempat kelahiran manusiawi ini akan menjadi salah satu dari tanda2 pengenal mengenai Mesias sejati, ”benih” dari ”perempuan” Allah dalam arti kiasan. Betlehemlah, dan bukan kota diraja Yerusalem, adalah tempat kelahiran bapa leluhurnya, Raja Daud, dan sebab itu mendapat nama kota Daud.
DINASTI RAJA2 KETURUNAN DAUD
20. Berapa lamakah dinasti Daud berlangsung di atas takhta, dan berapa lamakah orang2 Israel mendapat raja?
20 Sebagai penggenapan perjanjian kerajaan terhadap Daud ini, menyusullah serentetan raja dari Yerusalem yang semuanya ada dalam garis keluarga Raja Daud. Dihitung sejak kerajaan Daud di Yerusalem pada tahun 1070 Seb. P.U. kerajaan ini dengan dinasti raja2 keturunan Daud di Yerusalem berlangsung selama 463 tahun, atau hingga 607 Seb. P.U. Jadi ini berarti bahwa, bila kita hitung sejak tahun 1117 Seb. P.U. tatkala nabi Samuel mengurapi Saul sebagai raja atas segenap Israel, bangsa Israel telah memiliki raja2 yang nampak selama 510 tahun. Akan tetapi, Yehuwa adalah Raja yang tidak nampak.
21. Apakah Daud naik ke sorga tatkala mati,dan menurut nubuat daud siapakah akan diundang untuk duduk di tangan kanan Allah?
21 Sebagai wakil diraja dari Allah yang telah memilih dan mengurapi dia menjadi raja atas Israel, Raja Daud bersemayam di atas ”takhta Yehuwa” di Yerusalem. (1 Tawarikh 29:23) Tetapi ia tidak duduk di tangan kanan Yehuwa, sebab takhta Yehuwa berada di surga. (Yesaya 66:1) Tatkala mati pada tahun 1037 Seb. P.U., Daud tidaklah naik ke sorga alam roh dan duduk di tangan kanan Yehuwa di atas sana. Ia tidaklah diundang untuk berbuat demikian; melainkan hingga abad pertama dari Penanggalan Umum kita orang2 Israel dapat menemukan dan menentukan tempat penguburan Daud. Malahan, Daud sendiri diilhami Allah untuk bernubuat, di Mazmur 110:1-4, bahwa keturunan Mesiasnya yang akan menjadi seperti Raja-Imam Melkisedek dia itulah yang akan diundang oleh Yehuwa untuk duduk di tangan kananNya di dalam sorga.
22. Bagaimanakah akhirnya Salomo dan kebanyakan dari para penggantinya di atas takhta, dan sejak kapankah Yerusalem tidak lagi mempunyai raja keturunan Daud di atas takhta?
22 Putra Daud yang masih muda, Salomo, menggantikan dia di atas takhta Yerusalem, ”takhta Yehuwa.” Menurut janji ilahi, ialah yang mendapat kehormatan untuk membangun bait di atas Gunung Moriah di Yerusalem, dan merampungkannya pada tahun 1027 Seb. P.U. (1 Raja 6:1-38) Tatkala Salomo lanjut usia ia menjadi tidak setia kepada Allah yang baitnya telah dibangunnya. Kebanyakan penggantinya di atas takhta Yerusalem juga menyeleweng. Yang terakhir dari raja2 salem adalah Zedekia. Karena Zedekia memberontak terhadap raja Babilon, yang telah menjadikan Zedekia sebagai raja di bawah kekuasaannya, ia digiring sebagai tawanan ke Babilon, namun meninggalkan kota Yerusalem dan baitnya yang takjub itu dalam keadaan puing. (2 Raja 24:17 sampai dengan 25:21) Tidak pernah lagi sejak tahun tragis, tahun 607 Seb. P.U. itu seorangpun raja keturunan Daud bersemayam di atas takhta Yerusalem.
23. Apakah perjanjian kerajaan gagal atau dibatalkan, dan jaminan apa diberikan oleh Allah melalui Yehezkiel tentang hal ini?
23 Apakah itu mengartikan bahwa perjanjian kerajaan terhadap Daud telah gagal atau telah dibatalkan? Sama sekali tidak! Allah telah memberi jaminan bahwa hal itu takkan terjadi. Kira2 tahun keempat sebelum Zedekia diturunkan dari takhta dan dibuang ke Babilon, Allah mengilhamkan nabinya Yehezkiel untuk berkata kepada raja terakhir di atas takhta Yerusalem ini:
”Dan hai engkau, raja Israel, orang fasik yang durhaka, yang saatmu sudah tiba untuk penghakiman terakhir, beginilah firman TUHAN [Yehuwa]: ’Jauhkanlah serbanmu dan buangkanlah mahkotamu! Tiada yang tetap seperti keadaannya sekarang. Puing, puing, puing akan Kujadikan dia! Inipun tidak akan tetap. Sampai ia datang yang berhak atasnya, dan kepadanya akan Kuberikan itu.’”—Yehezkiel 21:25-27.
24. Apakah yang dibikin menjadi rendah, dan kapankah kebalikannya akan terjadi, dan bagaimana?
24 Apakah kita dapat memahami maksudnya? Yehuwa sendiri akan membikin kerajaan dari keluarga diraja Daud di Yerusalem menjadi puing. Hal2 tidak akan sama lagi seperti dahulu. Kuasa2 pemerintahan Kafir yang rendah dalam penglihatan Allah akan ditaruh di atas, dan kerajaan duniawi dari umat pilihan Yehuwa akan dibikin rendah, takluk kepada kuasa2 dunia Kafir. Masa keunggulan dunia Kafir tanpa gangguan dari kerajaan gambaran Allah di Yerusalem akan berlangsung terus sampai datang dia ”yang berhak atasnya,” yaitu, Mesias sejati yang dijanjikan, dan Daulat Tuhan Yehuwa akan memberikan kerajaan kepadanya. Maka di kala itu kuasa2 dunia Kafir tiada lagi berada di tingkat tinggi untuk menguasai bumi. Kerajaan Mesias akan memegang pengawasan dunia. Maka, menurut perjanjian yang dibuat terhadap Daud, kerajaannya akan menjadi pemerintahan yang kekal-abadi. Takhtanya akan kokoh untuk se-lama2nya!
25. Meskipun kehancuran Yerusalem pada tahun 607 Seb. P.U., perjanjian2 dan maksud tujuan apakah tetap tegak?
25 Maka, biarpun hingga pada hari ini tiada takhta keturunan Daud yang dipulihkan kembali di Yerusalem di Timur Tengah, keadaannya tidaklah suram bagi mereka yang berharap kepada Mesias yang dijanjikan, ”benih” dari ”perempuan” surgawi Allah. Memang, menjelang musim gugur dari tahun 607 Seb. P.U. kota singgasana, Yerusalem, dan baitnya menjadi puing. Kota di dekatnya yakni Betlehem, kota Daud, menjadi puing oleh tangan para penakluk Babilon. Namun, perjanjian Hukum yang dibuat dengan Israel di Gunung Sinai di Arab terus berlangsung. Juga, perjanjian untuk kerajaan kekal yang ditegakkan terhadap Daud terus berlaku. ”Maksud-tujuan kekal” Allah berkenaan Mesiasnya tetap teguh. Perjanjian kerajaan Allah tidak akan gagal. Begitu pula maksud-tujuannya!
[Catatan kaki]
a Dalam Antiquities of the Jews, Buku 10, pasal 8, paragrap 4, Flavius Josephus dari abad pertama P.U. menyatakan duapuluh tahun bagi Raja Saul. Tetapi di Buku 6, pasal 14, paragrap 9, Josephus menulis: ”Kini Saul memerintah delapanbelas tahun selama Samuel masih hidup dan sesudah ia mati dua tahun,” dan kepada ini oleh beberapa naskah Josephus ditambahkan: ”dan duapuluh”; sehingga jumlahnya empatpuluh tahun.