”Teruslah Berjaga-jaga”
”Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.”—Mat. 26:41.
1, 2. (a) Pada peristiwa manakah Yesus mengatakan kepada rasul-rasulnya supaya ’berjaga-jaga’? (b) Tetapi bagaimanakah sambutan para rasul?
PADA peristiwa manakah Yesus mengucapkan kata-kata tersebut? Pada saat yang paling genting dalam kehidupannya di bumi—pada malam ia dikhianati, ditahan, diadili dan dihukum mati. Hari itu ternyata akan menjadi hari yang paling penting dalam sejarah umat manusia. Peristiwa-peristiwa yang bakal terjadi, akan mendatangkan keselamatan bagi seluruh umat manusia. Pada hari itu, Yesus menyerahkan kehidupannya sebagai korban. Sebagai seorang Putra yang telah melayani dengan setia sampai akhir, ia dapat melaporkan kepada Bapanya pada saat sebelum kematiannya, ”Sudah selesai.”—Yoh. 19:30.
2 Namun, apa yang dilakukan oleh rasul-rasul Yesus? Mereka baru saja bersama dengan Majikan mereka ketika ia memperkenalkan Peringatan dari kematiannya. Meskipun tidak menyadari betapa pentingnya hal itu, mereka tahu bahwa ini adalah peristiwa yang sangat serius. Namun, di taman Getsemani, waktu ia berdoa di sana, mereka tertidur! Ia telah mengatakan kepada mereka, ”Hatiku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan teruslah berjaga-jaga dengan Aku.” Tetapi, bukan hanya satu kali, melainkan tiga kali, ia kembali dan mendapati mereka sedang tidur. Pada kali ketiga, Yesus berseru, ”Pada saat semacam ini kamu tidur dan beristirahat! Lihat, saatnya sudah tiba.” Dan pada saat itu, musuh-musuhnya menangkap dia!—Mat. 26:36-47.
3. (a) Mengapa kini adalah saat yang paling penting untuk tetap waspada? (b) Mengapa kegagalan untuk memperhatikan Wahyu 16:15 mengakibatkan bencana?
3 Dewasa ini, kita berada di ambang suatu peristiwa penting lain dalam sejarah umat manusia—”sengsara besar”, yang akan mencapai puncaknya di ”peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa” di Harmagedon. (Mat. 24:21; Why. 7:14; 16:14, 16) Seperti belum pernah terjadi, kinilah saatnya untuk tetap waspada! Meskipun demikian, nubuatan yang sama menggambarkan peperangan yang akan datang, memberi peringatan tentang orang-orang yang boleh jadi tidak tetap waspada. Peringatan ini disisipkan tepat di antara keterangan mengenai ”peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa” dan ”Harmagedon”. Tuhan Yesus Kristus sendirilah yang memberikan peringatan, ”Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya.” Mereka yang melayani sebagai imam Allah dewasa ini, dan juga ’perhimpunan besar’, harus waspada agar tidak kehilangan pakaian pengenal mereka. Dan apa yang mengindentifisir mereka sebagai hamba-hamba Allah dewasa ini? Ya, itulah pekerjaan mereka yang bergairah pada waktu mereka berbicara kepada orang-orang di rumah mereka dan di tempat-tempat umum, dan mempraktekkan dalam kehidupan mereka prinsip-prinsip Kristen yang bagus yang juga mereka anjurkan kepada orang orang lain. Jika seorang hamba Allah tertidur secara rohani, maka akibatnya akan memalukan. Tanda pengenalnya sebagai seorang saksi dari Allah yang benar akan dicabut. Hal ini berarti bencana pada saat ”peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa”.—Why. 16:14-16.
MELAWAN RASA KANTUK SECARA ROHANI
4. Apakah ancaman utama bagi susunan dunia dewasa ini?
4 Keadaan-keadaan di bumi, belum pernah lebih berbahaya dari pada sekarang. Para pemimpin politik mengakui fakta ini. Di seluruh bumi, kekacauan dan kekerasan tumbuh bagaikan jamur. Bahkan dari sudut pandangan duniawi, susunan sekarang ini merosot dengan cepat, dan berada dalam bahaya kehancuran di masa depan yang telah dinubuatkan. Tetapi dari sudut pandangan Allah, di manakah susunan ini berada? Yehuwa menyatakan Ia akan menghancurkan sampai berkeping-keping pada waktu keadaan masih ’berjalan seperti biasanya’. (Dan. 2:44, 45) Hal itu harus segera terjadi, karena keadaan begitu cepat memburuk pada abad kejahatan dan ketakutan ini.
5. Apa yang ditekankan Yesus ketika berbicara tentang ”kesudahan dunia”?
5 Tuhan Yesus Kristus dengan jelas menubuatkan tentang zaman kita. Berulang kali dalam nubuatan-nubuatan ini, ia menekankan perlunya untuk tetap waspada. Berikut ini adalah beberapa ucapannya, seperti tertulis di berbagai ayat:
”Karena itu teruslah berjaga-jaga, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.”—Mat. 24:42, NW.
”Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”—Mat. 24:44.
”Karena itu, teruslah berjaga jaga, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”—Mat. 25:13, NW.
”Hati-hatilah kamu! Aku sudah terlebih dahulu mengatakan semuanya ini kepada kamu.”—Mrk. 13:23.
”Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba.”—Mrk. 13:33.
”Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang.”—Mrk. 13:35.
”Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!”—Mrk. 13:37.
”Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang.”—Luk. 12:37.
”Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.””—Luk. 12:40.
”Hari Tuhan . . . dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa.”—Luk. 21:34-36.
6. Apa yang ditekankan Yesus berkenaan ”apa yang harus segera terjadi”?
6 Juga, dalam wahyunya yang terakhir mengenai ”apa yang harus segera terjadi”, Yesus sekali lagi menekankan tentang kedatangannya yang tak disangka-sangka,
”Aku akan segera datang kepadamu . . . Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu.”—Why. 2:16; 3:11.
”Sesungguhnya Aku datang segera. . . . Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upahKu . . . Ya, Aku datang segera!” (Why. 22:7, 12, 20)
Sebagai sambutan atas pernyataan terakhir dari Majikan kita ini, pasti kita masing-masing ikut bersama rasul Yohanes mengatakan, ”Amin, datanglah, Tuhan Yesus!”
7. Mengapa kita harus tetap waspada?
7 Jangan salah! Dunia ini bergerak dengan cepat menuju akhirnya yang dinubuatkan. Dunia ini sedang sekarat. Jelas bahwa banyak kota-kota besar berada di ambang kematian. Tetapi Yehuwa akan bertindak sebelum kota-kota tersebut mati secara wajar. Kita harus tetap berjaga-jaga, siap menghadapi hari besar yang telah dijelaskan oleh begitu banyak nabi dari Yehuwa.—Yes. 2:12, 17; Yer. 30:7; Yl. 2:11; Am. 5:18-20.
8. (a) Mengapa kita harus ’menunggu’ Yehuwa? (Zef. 2:3) (b) Keadaan apa dalam PBB mengharuskan kita untuk tetap berjaga-jaga?
8 Nabi Zefanya, seorang pangeran dalam garis keturunan Daud, menyatakan,
”Oleh karena itu tunggulah Aku—demikianlah firman TUHAN—pada hari Aku bangkit sebagai saksi. Sebab keputusanKu ialah mengumpulkan bangsa-bangsa dan menghimpunkan kerajaan-kerajaan untuk menumpahkan ke atas mereka geramKu, yakni segenap murkaKu yang bernyala-nyala, sebab seluruh bumi akan dimakan habis oleh api cemburuKu [gairahku, NW].” (Zef. 3:8)
Hari ’murka Yehuwa yang bernyala-nyala’ makin mendekat dengan penuh bahaya. Nubuatan besar dari Yesus sendiri mengenai ”kesudahan dunia”, kini telah digenapi secara luar biasa dalam abad ke-20 ini sejak tahun 1914. Dengan jelas kita melihat unsur-unsur militer dari ”pembinasa keji”, yaitu suatu organisasi PBB, siap membinasakan dunia Susunan Kristen. Kekuatan sosialis tidak menyembunyikan kebencian mereka terhadap agama—yang mereka sebut ”candu masyarakat”. Jangan salah! Pada waktu yang ditentukan Allah, ”tanduk” dari binatang buas yang berwarna merah, yaitu PBB, akan berbalik melawan imperium dunia agama palsu—penghujat nama Yehuwa sejak zaman dulu—untuk menghancurkan dan membinasakannya.—Mat. 24:15; Why. 17:3-6, 16.
9. Mengapa ”sengsara besar” akan merupakan suatu masa ujian iman bagi umat Allah di bumi?
9 Tak diragukan lagi, ”sengsara besar” akan merupakan masa ujian iman bagi umat Allah sendiri di bumi. Karena ”kesepuluh tanduk” juga akan berperang melawan Tuhan Yesus Kristus, yang adalah ”Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja”. (Why. 17:14) Kuasa-kuasa dunia tidak dapat mengganggu dia di surga, jadi siapa yang akan mereka serang kalau bukan wakil-wakilnya yang setia di bumi, terutama kaum sisa yang terurap dari saksi-saksi Yehuwa? Tetapi mereka tidak akan berhasil! ”Anak Domba akan mengalahkan mereka. . . (juga) mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia”. Wahyu 19:11-21 memberikan perincian tentang ditaklukkannya kekuatan politik dari bumi oleh ”Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan”.
PARA PENUNGGANG KUDA
10. Mengapa kita dapat yakin bahwa Yesus akan menang demi kepentingan kita?
10 Penakluk yang perkasa di Harmagedon akan berperang dari surga. Rasul Yohanes melihatnya mengendarai seekor kuda putih, sebagai lambang peperangan yang adil-benar. Ia mengatakan, ”Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: ’Yang Setia dan Yang Benar’, Ia menghakimi dan berperang dengan adil.” Peperangan itu menghasilkan berkat bagi para pencinta kebenaran. (Why. 19:11) Beberapa pasal sebelumnya, dalam buku Wahyu, Yohanes menulis suatu penglihatan lain mengenai penunggang kuda yang sama, dengan kata-kata ini, ”Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.” (Why. 6:2) Ini adalah penglihatan mengenai kehadiran Yesus dalam kuasa Kerajaan pada tahun 1914, bukan sebagai bayi yang tidak berdaya dalam palungan, atau suatu tubuh yang tak bernyawa pada tiang, tetapi sebagai prajurit yang paling perkasa yang pernah bertarung di medan peperangan. (Why. 11:15; Mat. 25:31) Kita dapat yakin sepenuhnya bahwa ”Raja di atas segala raja” ini akan menang demi kepentingan kita.
11. (a) Mengapakah para penunggang kuda lain dalam Wahyu 6, kurang unggul dalam hal kemenangan? (b) Apa yang telah dicapai oleh ”kuda merah padam”, dan sejak kapan?
11 Namun, dalam penglihatan itu terlihat pula penunggang-penunggang kuda lainnya. Tidak disebutkan mengenai kemenangan mereka, tetapi sebaliknya, mengenai orang-orang yang menjadi korban mereka. Kemenangan hanya diperuntukkan bagi penunggang kuda putih, karena kebenaran akan menang bersama-sama dia. Tetapi apa yang dikatakan Yohanes mengenai para penunggang kuda lainnya? ”Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar.” (Why. 6:4) Ini adalah gambaran tentang peperangan yang paling dahsyat, yang menumpahkan banyak darah yang pertama kali meletus pada tahun 1914. Para ahli sejarah menyebutnya sebagai ”Perang Besar”. Tetapi, pembantaiannya empat kali lebih besar pada waktu ”pedang yang besar” digunakan dalam Perang Dunia II yang menimbulkan bencana besar pada tahun 1939 sampai 1945. Dan kekerasan terus melanda seluruh dunia. Sejak tahun 1914 dan seterusnya, tidak pernah ada perdamaian yang sejati, karena kuda merah terus memacu dengan menakutkan. Meskipun Saksi-Saksi Yehuwa bersikap netral terhadap peperangan itu, mereka ikut menderita secara langsung atau tidak langsung akibat kekerasan, penganiayaan dan kesukaran yang menyertai diambilnya ”damai sejahtera dari atas bumi”.
12. Apa yang dilambangkan oleh penunggang kuda yang ketiga, dan bagaimana hal ini mempengaruhi umat Allah sendiri?
12 Yohanes yang waspada, melihat seorang penunggang kuda lain lagi dalam penglihatan itu. ”Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: ’Mari!’ Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya. Dan aku mendengar seperti ada suara . . . berkata: ’Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu.’” (Why. 6:5, 6) Penunggang kuda yang ketiga ini melambangkan bela kelaparan, dan bersamaan dengan kelaparan timbul pula penjatahan makanan, seperti pada masa peperangan total. Bahkan kebutuhan-kebutuhan pokok seperti gandum dan jelai, terbatas persediaannya. Orang-orang yang kaya menjadi gelisah, takut kalau barang-barang mewah seperti ’minyak dan anggur’ diambil dari mereka. Sejak tahun 1914, penunggang kuda ini telah menjelajahi bumi dan menimbulkan kerusakan. Inflasi, harga-harga yang membubung tinggi, sistim keuangan yang goyah dan krisis energi, semuanya ada hubungannya dengan derap langkah kuda ini. Meskipun demikian, seharusnya umat Yehuwa sendiri jangan merasa kecil hati karena jatah yang berkurang atau kesukaran ekonomi yang terpaksa harus mereka tahan untuk sementara. Ingatlah, penunggang kuda putih berada di depan, dan akan mengakhiri hal-hal itu.
13. Apa yang ditimbulkan oleh penunggang kuda yang keempat, dan apa akibatnya atas umat Yehuwa?
13 Namun, seorang penunggang kuda lain muncul pula. Yohanes menggambarkannya sebagai berikut: ”Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning [pucat, NW] dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut [Hades, NW] mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.” (Why. 6:8) Inilah penunggang kuda yang terakhir dan yang mengerikan, karena ia mendatangkan Penyakit yang memautkan atas bumi. Bencana itu mulai setelah Perang Dunia I, ketika ia membunuh kira-kira 20 juta orang dengan flu Spanyol pada tahun 1918-1919. Dan penunggang kuda ini masih terus memacu. Meskipun kemajuan-kemajuan di bidang obat-obatan patut dipuji, umat manusia tetap ditimpa berbagai-bagai penyakit dewasa ini. Penggunaan pil dan obat-obatan lainnya membubung tinggi. Tetapi serangan jantung, tekanan darah tinggi, kanker, penyakit kelamin, dan penderitaan lain yang tak terhitung banyaknya, terus menghantar orang ke dalam cengkeraman Hades, kuburan umum semua umat manusia. Terutama pada ”akhir zaman” ini, Hades (dalam bahasa Ibrani Sheol) tidak mengatakan ”Cukup!” (Ams. 30:15, 16) Sebagai manusia yang cenderung untuk sakit, umat Yehuwa telah menderita pula akibat derap langkah maut dari kuda pucat itu. Tetapi mereka mengetahui sebab-sebab dari penyakit jasmani mereka. Dan karena mengetahui bahwa tebusan Yesus akan segera menghapuskan semua penyakit—bahkan Maut, si penunggang kuda itu sendiri, mereka diperlengkapi untuk dapat bertahan dengan sukacita. Meskipun mereka mungkin telah menjadi korban dari Hades (kuburan), bagi mereka, kebangkitan dalam susunan baru yang adil-benar sudah pasti.—Yoh. 5:28, 29.
14. Mengapa kita seharusnya bersyukur untuk penglihatan ini, dan bagaimana ini semestinya menggerakkan kita?
14 Derap para penunggang kuda itu nyata sekali dewasa ini. Peperangan total, kekurangan makanan, penyakit dan kematian yang meningkat, kini merupakan ancaman bagi seluruh umat manusia. Tetapi hanya mereka yang memiliki mata iman melihat kuda putih, dengan penunggangnya ”Raja di atas segala raja” yang berkemenangan mutlak, Pemanah yang bermahkota. Betapa bersyukurnya kita seharusnya untuk penglihatan yang menguatkan iman ini! Semestinya ini menggerakkan kita untuk memberi kesaksian mengenai perkara-perkara ini. Dalam hal ini kita dapat loyal kepada tugas kita dari Yehuwa dengan mengikuti teladan Yesus, yang disebut ”Saksi yang setia dan benar”.—Why. 3:14; 19:11.
JANGANLAH DISIMPANGKAN!
15. Mengapa kita pertama-tama harus mempercayai Firman Allah dari pada ucapan manusia?
15 Dunia ini tidak percaya bahwa akhirnya sudah dekat. Dunia ini ingin agar kita juga tidak mempercayainya. Namun, siapakah yang akan saudara percayai—ucapan mereka atau Firman Allah? Firman Allah inilah yang menjelaskan bahwa kita berada pada ”kesudahan dunia”. Senjata-senjata nuklir dari ”dewa benteng” sekalipun—yang dipuja-puja oleh ”raja dari negeri utara”—tak dapat bertahan terhadap ”Raja di atas segala raja” yang berkemenangan mutlak.—Dan. 11:38, 45.
16. Nasehat bagus apa disampaikan Paulus dalam Roma 13:11, 12, dan bagaimana sambutan kita?
16 Rasul Paulus memberikan nasehat yang bagus kepada siapa saja yang mungkin telah mengantuk, dengan berkata,
”Saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya. Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!” (Rm. 13:11, 12)
Bagi kita sudah jelas apa yang dengan senjata-senjata terang itu, karena kita mendapat hak kehormatan besar untuk menggunakannya dalam memberitakan ”Injil Kerajaan” di seluruh dunia sebagai kesaksian.—Mat. 24:14; Ef. 6:11-17.
17. Bagaimana kita dapat menghindari ”perbuatan-perbuatan kegelapan”?
17 Namun, bagaimana dengan ”perbuatan-perbuatan kegelapan”? Ini adalah perbuatan-perbuatan dunia, perkara-perkara yang senang dilakukan oleh orang-orang yang materialistis tanpa memikirkan Allah dan jalanNya yang terang. Jadi kita harus menghindarinya. ”Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.” (Rm. 13:13) Ini adalah perkara-perkara duniawi yang akan masuk ke dalam kehidupan Kristen kita dan ke dalam sidang, jika kita membiarkan hal itu. Terhadap perkara-perkara ini kita harus waspada. Di negara-negara yang lebih makmur, orang-orang pada umumnya mengutamakan kesenangan dan perkara-perkara materi. Di banyak tempat, hari-hari kerja makin lebih pendek, dan oleh karena itu kasih akan kesenangan makin besar, dan tekanan-tekanan dilancarkan atas umat Allah untuk menjadi seperti dunia. Apakah kita akan menghadapi tantangan ini dengan semangat Kristen yang rela berkorban?
18. Bagaimana kita akan dilindungi dengan mengutamakan perkara-perkara rohani?
18 Jika kita giat dalam dinas Allah, tetap waspada dan berjaga-jaga dalam dinas itu, maka kita tidak akan mempunyai waktu untuk terjerat ke dalam ”pesta pora dan kemabukan”, serta ”percabulan dan hawa nafsu”. Kasih kita kepada Yehuwa dan dinasNya, dan menaruhnya di tempat pertama merupakan perlindungan. (Mat. 6:33) Dengan menaruh pikiran kita pada hal-hal rohani, dan dengan memperkembangkan buah-buah roh, kita akan bersikap rendah hati dan penuh pengertian dalam hubungan kita dengan keluarga dan saudara-saudara kita. Kita akan menghindari ”perselisihan dan iri hati”.
19, 20. (a) Teladan bagus apa yang ditinggalkan Yesus untuk kita? (b) Bagaimana kita akan mendapat manfaat dengan memperhatikan Roma 13:14?
19 Rasul Paulus melanjutkan, ”Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” (Rm. 13:14) Betapa bagusnya teladan yang kita miliki dalam Tuhan Yesus Kristus! Sepanjang pelayanannya di bumi, ia tetap waspada untuk hak kehormatan besar melakukan kehendak Yehuwa. Ia tidak pernah menyimpang sedikit pun dari dinasnya yang sepenuh jiwa untuk mengumumkan nama Bapanya kepada orang-orang lain. Bahkan sampai pada hari ia harus mati, betapa dia tidak mementingkan diri dan rela berkorban dengan menggunakan setiap saat yang cocok dari saat-saat terakhirnya untuk memberikan petunjuk-petunjuk yang penting dan bermanfaat kepada para muridnya! (Yohanes ps. 13 sampai ps. 17) Menjelang akhir hayatnya pada tiang siksaan, Yesus menolak obat bius yang dapat meringankan penderitaannya. Ia ingin tetap sadar sebagai seorang yang memelihara integritas sampai akhir.—Mat. 27:34.
20 Semoga kita semua tergolong bersama orang-orang yang ”mengenakan Tuhan Yesus Kristus”, dengan mengikuti jejaknya dengan setia. (1 Ptr. 2:21; Mat. 16:24, 25) Dengan sebelumnya merencanakan hal-hal rohani, dan bukan hal-hal jasmani, kita dapat tetap waspada sepenuhnya dalam dinas Yehuwa seperti halnya Yesus. Karena itu biarlah kita tetap berjaga-jaga, mengisi kehidupan kita dengan dinas Kerajaan, terus hingga tiba ”Putera Manusia” untuk melaksanakan penghukuman. Betapa besar pahala yang kita peroleh kelak!