Disiplin yang Dapat Menghasilkan Buah yang Memberikan Damai
”Tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.”—IBRANI 12:11.
1, 2. (a) Menurut Ibrani 12:9-11, apa yang telah Allah sediakan dengan penuh kasih? (b) Apa satu contoh dari disiplin, dan hasil apa yang dapat diperoleh dari ini?
RENUNGKAN kembali masa kanak-kanak saudara. Dapatkah saudara mengingat orangtua saudara mendisiplin saudara? Kebanyakan dari kita masih ingat. Rasul Paulus menggunakan hal itu sebagai ilustrasi ketika ia mengulas tentang disiplin dari Allah, yang kita baca di Ibrani 12:9-11.
2 Disiplin yang bersifat kebapaan dari Allah, yang dapat mempengaruhi kehidupan rohani kita, mempunyai banyak bentuk. Salah satu ialah penyelenggaraanNya untuk mengeluarkan dari sidang Kristen seseorang yang tidak lagi ingin hidup menurut standar-standar Allah, atau yang menolak untuk berbuat demikian. Seseorang yang dengan cara demikian dihukum atau didisiplin dengan keras mungkin akan bertobat dan berbalik. Selama proses itu, sidang dari orang-orang yang loyal juga didisiplin dalam hal mereka belajar pentingnya menyelaraskan diri dengan standar-standar Allah yang tinggi.—1 Timotius 1:20.
3. Bagaimana reaksi beberapa orang terhadap gagasan pemecatan?
3 ’Tetapi,’ seseorang mungkin bertanya, ’apakah bukan sesuatu yang keras untuk memecat dan kemudian menolak berbicara kepada orang yang telah dipecat itu?’ Pandangan sedemikian muncul dalam suatu kasus pengadilan [duniawi] baru-baru ini yang menyangkut seorang wanita yang dibesarkan oleh orangtua yang adalah Saksi-Saksi Yehuwa. Orangtuanya telah dipecat. Ia sendiri tidak, tetapi atas kemauannya ia mengucilkan diri dengan menulis surat pernyataan mengundurkan diri dari sidang. Jadi, sidang hanya diberitahu bahwa ia tidak lagi salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa. Ia pindah, tetapi bertahun-tahun kemudian ia kembali dan mendapati bahwa Saksi-Saksi setempat tidak mau berbicara dengannya. Maka ia mengajukan masalah ini ke pengadilan. Bagaimana hasilnya, dan bagaimana hal ini akan mempengaruhi saudara? Untuk dapat mengerti masalah ini dengan benar, mari kita lihat apa yang Alkitab katakan mengenai soal pemecatan.
Mengapa Sikap Setegas Ini?
4. Apa yang kadang-kadang terjadi atas beberapa orang di sidang? (Galatia 6:1; Yudas 23)
4 Kebanyakan orang Kristen sejati dengan loyal mendukung Allah dan hukum-hukumNya yang benar. (1 Tesalonika 1:2-7; Ibrani 6:10) Namun, kadang kala ada yang menyimpang dari jalan kebenaran. Sebagai contoh, meskipun mendapat bantuan dari para penatua Kristen, ia mungkin melanggar hukum-hukum Allah dan tidak mau bertobat. Atau ia mungkin menolak iman dengan mengajarkan doktrin yang salah atau dengan mengucilkan diri dari sidang. Maka apa yang harus dilakukan? Hal-hal sedemikian terjadi bahkan pada waktu rasul-rasul masih hidup; jadi, mari kita lihat apa yang mereka tulis mengenai hal ini.
5, 6. (a) Nasihat yang bijaksana apa yang kita miliki berkenaan cara berurusan dengan mereka yang melakukan dosa serius dan tidak mau bertobat? (Matius 18:17) (b) Pertanyaan-pertanyaan apa muncul?
5 Ketika seorang pria di Korintus melakukan imoralitas dan tidak mau bertobat, Paulus memberitahu sidang: ”Jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.” (1 Korintus 5:11-13) Hal yang sama hendaknya berlaku terhadap mereka yang murtad, seperti misalnya Himeneus: ”Berkenaan seseorang yang memajukan suatu bidat, tolaklah dia setelah satu dua kali kaunasihati; karena mengetahui bahwa orang sedemikian telah sesat dan berdosa.” (Titus 3:10, 11, NW, lihat juga Bode; 1 Timotius 1:19, 20) Patut juga untuk menjauhkan diri dari orang yang menolak sidang: ”Orang-orang itu sudah keluar dari antara kita, tetapi mereka itu bukannya asal daripada kita; karena jikalau mereka itu daripada kita asalnya, tak dapat tiada bertekunlah mereka itu beserta dengan kita; tetapi mereka itu sudah keluar pergi supaya nyata bahwa orang-orang itu bukan semuanya daripada kita asalnya.”—1 Yohanes 2:18, 19, Bode.
6 Mudah-mudahan orang sedemikian akan bertobat sehingga ia dapat diterima kembali. (Kisah 3:19) Tetapi sementara itu, apakah orang-orang Kristen bisa bergaul secara terbatas dengannya, atau apakah mereka harus sama sekali menjauhi orang tersebut? Jika demikian, mengapa?
Putus Hubungan Sama Sekali?
7. Bagaimana tindakan kita berbeda terhadap dua golongan pedosa?
7 Orang-orang Kristen tidak menjauhkan diri dari sesama. Kita mempunyai hubungan yang normal dengan para tetangga, rekan sekerja, teman sekolah, dan orang-orang lain, dan memberi kesaksian kepada mereka sekalipun ada dari antara mereka yang adalah ’orang cabul, tamak, penipu, atau penyembah berhala.’ Paulus menulis bahwa kita tidak dapat menghindari mereka sama sekali, ’karena jika demikian kita harus meninggalkan dunia ini.’ Tetapi, ia menunjukkan bahwa keadaannya harus berbeda dengan seorang ”saudara” yang hidup seperti itu: ”Jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara [telah kembali kepada haluan seperti berikut ini]; dengan orang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.”—1 Korintus 5:9-11; Markus 2:13-17.
8. Nasihat apa yang diberikan rasul Yohanes mengenai menjauhkan diri?
8 Dalam tulisan rasul Yohanes, kita menemukan nasihat serupa yang menandaskan bahwa orang-orang Kristen harus sama sekali menjauhi orang-orang sedemikian: ”Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah . . . Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya. Sebab barangsiapa memberi salam [bhs. Yunani, khaiʹro] kepadanya, ia mendapat bagian [”turut juga,” BIS] dalam perbuatannya yang jahat.”a—2 Yohanes 9-11.
9, 10. (a) Apa yang terjadi atas para pelanggar hukum yang tidak mau bertobat di Israel, dan mengapa? (b) Bagaimana hendaknya perasaan kita terhadap penyelenggaraan yang ada dewasa ini berkenaan cara berurusan dengan orang-orang yang telah dipecat karena berdosa dan tidak mau bertobat? (2 Petrus 2:20-22)
9 Mengapa sikap setegas itu patut bahkan pada jaman sekarang? Nah, pikirkan mengenai pemutusan hubungan secara keras yang diperintahkan dalam Taurat Allah kepada Israel. Dalam berbagai soal yang serius, mereka yang sengaja melanggar hukum dijatuhi hukuman mati. (Imamat 20:10; Bilangan 15:30, 31) Bila itu terjadi, orang-orang lain, bahkan sanak keluarga, tidak dapat berbicara lagi dengan pelanggar hukum yang telah mati itu. (Imamat 19:1-4; Ulangan 13:1-5; 17:1-7) Walaupun orang-orang Israel yang loyal pada jaman dulu adalah orang-orang yang normal dengan emosi seperti kita, mereka tahu bahwa Allah adil dan pengasih dan bahwa TauratNya melindungi kebersihan moral dan rohani mereka. Jadi mereka dapat menerima bahwa peraturanNya untuk menghukum mati para pedosa pada dasarnya adalah suatu hal yang baik dan benar.—Ayub 34:10-12.
10 Kita juga dapat yakin bahwa peraturan Allah agar orang-orang Kristen memutuskan pergaulan dengan seseorang yang telah dipecat karena dosa dan tidak mau bertobat merupakan perlindungan yang bijaksana bagi kita. ”Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi.” (1 Korintus 5:7) Dengan juga menjauhi orang-orang yang sengaja mengucilkan diri, orang-orang Kristen dilindungi dari pandangan-pandangan yang kemungkinan besar bersifat mengritik, tidak menghargai, atau bahkan murtad.—Ibrani 12:15, 16.
Bagaimana dengan Sanak Keluarga?
11, 12. (a) Apa akibat atas sanak keluarga Israel bila seorang pedosa dihukum mati? (b) Gambarkan manfaat dari ketaatan.
11 Allah tentu tahu bahwa melaksanakan hukum-hukumNya yang benar berkenaan memutuskan hubungan dengan para pedosa sering melibatkan dan mempengaruhi sanak keluarga. Seperti disebutkan tadi, bila seorang pedosa Israel dihukum mati, pergaulan sebagai keluarga tidak mungkin ada lagi. Sebenarnya, jika seorang anak menjadi pemabuk dan gelojoh, orangtuanya harus membawanya ke hadapan hakim-hakim, dan jika ia tidak mau bertobat, orangtua harus ambil bagian dalam pelaksanaan penghukuman yang adil terhadapnya, ’untuk menghapuskan yang jahat itu dari tengah-tengah Israel.’ (Ulangan 21:18-21) Saudara dapat menyadari bahwa hal ini pasti tidak mudah bagi mereka. Bayangkan, juga, bagaimana perasaan saudara laki-laki, perempuan, atau kakek-nenek dari pedosa itu. Namun, dengan mendahulukan keloyalan kepada Allah mereka yang benar di atas kasih sayang keluarga dapat menyelamatkan kehidupan mereka.
12 Ingat kasus Korah, seorang pemimpin dalam pemberontakan melawan kepemimpinan Allah melalui Musa. Dalam keadilanNya yang sempurna, Yehuwa mengatur agar Korah harus mati. Tetapi semua orang yang loyal dinasihati: ”Baiklah kamu menjauh dari kemah orang-orang fasik ini dan janganlah kamu kena kepada sesuatu apapun dari kepunyaan mereka, supaya kamu jangan mati lenyap oleh karena segala dosa mereka.” Sanak keluarga yang tidak mau mendengarkan peringatan Allah mati bersama para pemberontak. Namun beberapa dari sanak keluarga Korah dengan bijaksana memilih untuk loyal kepada Yehuwa, yang menyelamatkan kehidupan mereka dan menghasilkan berkat-berkat di masa depan.—Bilangan 16:16-33; 26:9-11; 2 Tawarikh 20:19.
13. Bagaimana tanggapan orang-orang Kristen yang loyal jika seorang anggota keluarga dekat dipecat atau ia mengucilkan diri?
13 Pemecatan dari sidang Kristen tidak berarti kematian seketika, maka hubungan keluarga masih tetap berlanjut. Jadi, seorang pria yang dipecat atau mengucilkan diri mungkin masih tinggal serumah dengan istri Kristennya dan anak-anaknya yang setia. Respek kepada penghukuman Allah dan tindakan sidang akan menggerakkan istri dan anak-anak untuk menyadari bahwa karena haluan yang ia ambil, ia mengubah ikatan rohani yang dulu pernah ada di antara mereka. Namun, karena pemecatannya tidak mengakhiri hubungan darah atau perkawinan di antara mereka, kasih sayang dan urusan keluarga yang biasa dapat berlangsung terus.
14. Nasihat ilahi apa hendaknya mempengaruhi hubungan kita dengan sanak keluarga yang dipecat atau mengucilkan diri yang tinggal di luar lingkungan keluarga dekat kita?
14 Keadaannya berbeda jika orang yang dipecat atau mengucilkan diri itu seorang sanak keluarga yang tinggal di luar lingkungan keluarga dekat dan tidak tinggal serumah. Ada kemungkinan untuk hampir tidak mengadakan hubungan sama sekali dengan sanak keluarga tersebut. Bahkan jika ada beberapa masalah keluarga yang mengharuskan mereka saling berhubungan, hal ini pasti akan dijaga sesedikit mungkin, selaras dengan prinsip ilahi: ”Jangan bergaul dengan orang [”siapapun,” NW] yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir [atau bersalah dalam dosa serius lain]; . . . dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.”—1 Korintus 5:11.
15. Bagaimana sanak keluarga dapat mengendalikan pengaruh dari emosi dalam keadaan sedemikian? (Mazmur 15:1-5; Markus 10:29, 30)
15 Dapat dimengerti bahwa hal ini mungkin sulit karena hubungan emosi dan keluarga, seperti misalnya kasih kakek-nenek terhadap cucu-cucu mereka. Namun, ini merupakan ujian keloyalan kepada Allah, seperti dinyatakan oleh saudari yang kata-katanya dikutip di halaman 28. Setiap orang yang merasakan kesedihan dan sakit hati yang telah ditimbulkan oleh keluarga yang dipecat dapat memperoleh penghiburan dan dianjurkan oleh teladan yang diberikan oleh beberapa dari sanak keluarga Korah.—Mazmur 84:11-13.b
Keputusan Pengadilan
16-18. Keputusan apa yang dicapai dalam kasus pengadilan yang disebutkan sebelumnya, dan pendapat tambahan apa yang diberikan oleh pengadilan?
16 Saudara mungkin ingin mengetahui hasil dari kasus pengadilan yang menyangkut seorang wanita yang marah karena bekas kenalan-kenalannya tidak mau berbicara dengannya setelah ia memutuskan untuk menolak iman, mengucilkan diri dari sidang.
17 Sebelum kasus itu disidangkan, pengadilan distrik federal (di A.S.) secara singkat telah memberikan keputusan yang tidak menguntungkan dia. Keputusan itu didasarkan pada paham bahwa pengadilan tidak melibatkan diri dalam masalah disiplin yang dijalankan oleh gereja. Ia kemudian naik banding. Keputusan dari pengadilan banding federalc yang diambil dengan suara bulat didasarkan pada asas-asas hukum yang lebih luas dari hak-hak Amandemen Pertama (dari Undang-Undang Dasar A.S.): ”Karena kebiasaan menjauhkan diri merupakan bagian dari iman Saksi Yehuwa, kita mendapati bahwa ketentuan untuk ’dengan bebas menjalankan [ibadat]’ dalam Undang-Undang Dasar Amerika Serikat . . . membuat [dia] tidak mungkin menang perkara [dalam perkara ini]. Para terdakwa mempunyai hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk melakukan kebiasaan menjauhkan diri. Sesuai dengan itu, kami menegaskan” keputusan dari pengadilan distrik yang sebelumnya.
18 Pendapat pengadilan selanjutnya ialah: ”Menjauhkan diri adalah kebiasaan yang dilakukan oleh Saksi-Saksi Yehuwa menurut penafsiran mereka atas ayat [Alkitab], dan kami tidak boleh menafsirkan kembali ayat itu . . . Para terdakwa berhak untuk menjalankan kepercayaan agama mereka dengan bebas . . . Pengadilan pada umumnya tidak meneliti dengan cermat hubungan di antara para anggota (atau bekas anggota) dari suatu gereja. Gereja-gereja mendapat ruang gerak yang besar pada waktu mereka melaksanakan disiplin atas para anggota atau bekas anggota. Kami setuju dengan pandangan [bekas Mahkamah Agung A.S.] Hakim Jackson bahwa ’kegiatan-kegiatan [a]gama yang hanya menyangkut para anggota dari kepercayaan itu adalah dan harus bebas—hampir mutlak bebas seperti apapun juga.’ . . . Para anggota Gereja yang [ia] putuskan untuk ia tinggalkan menetapkan bahwa mereka tidak lagi ingin bergaul dengannya. Kami menganggap bahwa mereka bebas membuat pilihan itu.”
19, 20. Mengapa seseorang yang dipecat dari sidang tidak dapat memperoleh ganti rugi keuangan melalui pengadilan?
19 Pengadilan banding mengakui bahwa bahkan jika wanita itu merasa sangat sedih karena bekas kenalan-kenalannya memutuskan untuk tidak berbicara dengannya, ”mengijinkan dia mendapat ganti rugi untuk kerugian-kerugian emosi atau kerugian lain yang tidak jelas berarti membatasi Saksi-Saksi Yehuwa menjalankan agama dengan bebas, yang akan bertentangan dengan undang-undang . . . Jaminan berdasarkan undang-undang untuk menjalankan agama dengan bebas menuntut agar masyarakat bersifat toleran terhadap jenis kerugian yang diderita oleh [dia] sebagai hukuman yang patut untuk melindungi hak dari perbedaan agama yang dimiliki oleh semua warganegara.” Keputusan ini, sedikit banyak, mendapat bobot yang lebih besar lagi sejak ini disampaikan. Bagaimana? Wanita itu belakangan mengajukan permohonan kepada pengadilan tertinggi di negeri itu untuk menyidangkan kasus tersebut dan kemungkinan mengubah keputusan yang tidak menguntungkan dia. Tetapi pada bulan Nopember 1987, Mahkamah Agung Amerika Serikat menolak untuk berbuat demikian.
20 Jadi, kasus yang penting ini menetapkan bahwa seseorang yang dipecat atau mengucilkan diri tidak dapat memperoleh ganti rugi dari Saksi-Saksi Yehuwa dalam pengadilan duniawi karena telah dijauhi.d Mengingat sidang menerima petunjuk-petunjuk sempurna yang kita semua dapat baca dalam Firman Allah dan menerapkannya, orang itu merasa dirugikan akibat tindakannya sendiri.
Disiplin—Banyak Orang Mendapat Manfaat
21. Mengapa keseimbangan dibutuhkan dalam memandang soal pemecatan?
21 Beberapa orang luar, ketika mendengar tentang pemecatan, cenderung untuk bersimpati terhadap seorang pedosa yang tidak lagi dapat berbicara dengan para anggota sidang Kristen. Tetapi bukankah simpati sedemikian salah tempat? Pertimbangkan manfaat yang kemungkinan besar dapat diperoleh pedosa itu dan orang-orang lain.
22, 23. Gambarkan pentingnya dan nilai dari mentaati Allah dalam cara kita memandang orang-orang yang dipecat.
22 Sebagai contoh, di halaman 28 kita membaca komentar Lynette tentang keputusannya ’untuk sama sekali memutuskan semua hubungan’ dengan saudara perempuannya yang dipecat, Margaret. Ia dan sanak keluarga Kristennya ’percaya bahwa jalan Yehuwa adalah yang terbaik.’ Dan memang demikian!
23 Saudara perempuan Lynette belakangan mengatakan kepadanya: ’Jika engkau menganggap remeh pemecatan itu, saya tahu bahwa saya tidak akan mengambil langkah-langkah ke arah pemulihan kembali secepat yang saya lakukan. Karena sama sekali putus hubungan dengan orang-orang yang kita sayangi dan dari hubungan yang erat dengan sidang menimbulkan keinginan kuat untuk bertobat. Saya sadar betapa salah haluan saya dan betapa serius menyangkal Yehuwa.’
24. Bagaimana tanggapan seorang saudari terhadap pemecatan telah mempengaruhi dia dan orang-orang lain?
24 Dalam suatu kasus lain, orangtua Laurie dipecat. Tetapi ia mengatakan: ’Pergaulan saya dengan mereka tidak pernah putus justru bertambah akrab. Seraya waktu berjalan, saya menjadi makin tidak aktif. Saya sampai bahkan tidak menghadiri perhimpunan.’ Kemudian ia membaca bahan dalam The Watchtower tanggal 1 dan 15 September 1981 (atau wIN No. 37) yang menandaskan nasihat dari 1 Korintus 5:11-13 dan 2 Yohanes 9-11. ”Seolah-olah ada terang yang menyala dalam diri saya,” ia menulis. ’Saya tahu saya harus membuat perubahan. Saya sekarang lebih mengerti arti dari Matius 10:34-36. Keputusan saya tidak mudah diterima oleh keluarga saya, karena anak saya, yang berumur lima tahun, adalah satu-satunya anak laki-laki, dan mereka sangat mencintainya.’ Diharapkan bahwa putusnya hubungan sedemikian akan menyentuh hati orangtuanya, seperti telah terjadi atas Margaret. Meskipun demikian, disiplin yang diberikan membantu Laurie: ’Saya melakukan dinas pengabaran lagi. Perkawinan dan keluarga saya lebih kuat karena perubahan yang saya buat, dan demikian pula saya sendiri.’
25. Pandangan apa yang dimiliki seorang yang telah dipulihkan kembali atas disiplin dari Allah?
25 Atau pertimbangkan perasaan seseorang yang dipecat dan belakangan diterima kembali. Sandi menulis: ’Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada anda untuk artikel-artikel yang sangat membantu dan bersifat mengajar [yang disebut di atas] mengenai teguran dan pemecatan. Saya merasa bahagia bahwa Yehuwa cukup mengasihi umatNya untuk menjaga agar organisasiNya tetap bersih. Apa yang tampaknya keras bagi orang luar, selain perlu, juga suatu hal yang benar-benar pengasih. Saya bersyukur bahwa Bapa surgawi kita adalah Allah yang pengasih dan suka mengampuni.’
26. Buah kebenaran apa dapat dihasilkan dengan menerima disiplin? (Mazmur 94:10, 12)
26 Jadi Allah kita yang menuntut agar seorang pedosa yang tidak mau bertobat dipecat dari sidang juga dengan penuh kasih memperlihatkan bahwa seorang pedosa dapat diterima kembali dalam sidang jika ia bertobat dan berbalik. (Seorang yang mengucilkan diri dapat juga mengajukan permohonan untuk menjadi bagian dari sidang lagi.) Setelah itu ia dapat memperoleh penghiburan dari orang-orang Kristen yang akan meneguhkan kasih mereka untuknya. (2 Korintus 2:5-11; 7:8-13) Sesungguhnya, halnya tepat seperti Paulus tulis: ”Tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.”—Ibrani 12:11.
[Catatan Kaki]
a Yohanes di sini menggunakan khaiʹro, yang adalah salam seperti ”selamat pagi/siang” atau ”halo.” (Kisah 15:23; Matius 28:9) Ia tidak menggunakan a·spaʹzo·mai (seperti dalam ayat 13), yang berarti ”merangkul, dengan demikian menyalami, menyambut” dan bisa saja menyatakan salam yang sangat hangat, atau bahkan dengan pelukan. (Lukas 10:4; 11:43; Kisah 20:1, 37; 1 Tesalonika 5:26) Jadi petunjuk di 2 Yohanes 11 bisa saja berarti tidak mengatakan bahkan ”halo” kepada orang-orang sedemikian.—Lihat The Watchtower tanggal 15 Juli 1985, halaman 31.
b Untuk pembahasan mengenai sanak keluarga yang dipecat, lihat The Watchtower tanggal 15 September 1981, halaman 26-31 atau wIN No. 37, halaman 23-27.
c 819 F.2d 875 (9th Cir. 1987).
d Walaupun beberapa pribadi mengajukan gugatan, pengadilan tidak pernah memberikan keputusan yang merugikan Saksi-Saksi Yehuwa atas kebiasaan mereka untuk menjauhkan diri yang berdasarkan Alkitab.
Pokok-Pokok untuk Diingat
◻ Dalam hal apa saja pemecatan bisa merupakan suatu bentuk disiplin?
◻ Mengapa tindakan seorang Kristen terhadap orang-orang yang dipecat berbeda dari tindakannya terhadap para pedosa di dunia?
◻ Petunjuk Alkitab apa hendaknya kita ingat bahkan jika seorang sanak keluarga dipecat?
◻ Suatu pengadilan banding mencapai keputusan apa dalam kasus yang diajukan oleh seorang yang mengucilkan diri?
◻ Apa yang dapat kita pelajari dari beberapa pernyataan pribadi mengenai pemecatan?
[Blurb di hlm. 28]
”Memutuskan sama sekali semua hubungan kami dengan Margaret [saudara perempuan saya yang dipecat] menguji keloyalan kami kepada penyelenggaraan Yehuwa. Hal ini memberi keluarga kami kesempatan untuk memperlihatkan bahwa kami benar-benar percaya jalan Yehuwa adalah yang terbaik.”—Lynette.
[Kotak di hlm. 32]
Pengucilan—Apa Pengaruhnya?
Sejarawan Inggris Edward Gibbon menulis tentang patutnya dan dampak dari pemecatan sekitar jaman rasul-rasul:
”Merupakan hak yang tidak diragukan bagi setiap masyarakat untuk mengeluarkan dari kumpulannya dan tidak lagi memberikan manfaat-manfaat kepada anggota-anggotanya yang menolak atau melanggar peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dengan persetujuan umum. . . . Akibat dari pengucilan bersifat sementara [jasmani] maupun rohani. Orang Kristen yang menerima keputusan itu tidak memperoleh bagian apapun dalam persembahan [kepada Allah] dari mereka yang setia. Ikatan agama maupun persahabatan pribadi diputuskan.”