-
Apakah Saudara Orang Yang Akan Dipilih Allah?Menara Pengawal—1983 (No. 56) | Menara Pengawal—1983 (No. 56)
-
-
4. (a) Siapa yang digunakan Allah untuk mengabarkan beritaNya? (b) Apa pengaruh dari dipilihnya orang-orang sedemikian oleh Allah atas orang-orang arif dari dunia ini?
4 ”Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.”—1 Korintus 1:26-29.
-
-
Apakah Saudara Orang Yang Akan Dipilih Allah?Menara Pengawal—1983 (No. 56) | Menara Pengawal—1983 (No. 56)
-
-
8. (a) Dari tingkat masyarakat apa kebanyakan orang Kristen yang mula-mula berasal? (b) Untuk mengabarkan berita Kerajaan kepada orang-orang yang layak, apa yang harus dilakukan murid-murid Yesus?
8 Bagaimana dengan orang-orang Kristen yang mula-mula? Seorang profesor sejarah menulis: ”Kebanyakan dari orang-orang Kristen yang mula-mula adalah orang-orang yang berasal dari kalangan yang sederhana, golongan pedagang-pekerja ahli dari tingkat yang lebih rendah di kota-kota besar.” (The Ancient World, karangan Joseph W. Swain) Pengikut-pengikut Kristus abad pertama memang orang-orang biasa, suatu fakta yang diperhatikan oleh musuh-musuh mereka. (Kisah 4:13; Yohanes 7:48) Namun hikmat yang dibicarakan oleh para pengikut Kristus mempermalukan orang-orang arif secara duniawi. Mereka tidak dapat mengerti rahasia suci Allah berkenaan Kristus dan Kerajaan itu; bagi mereka percakapan sedemikian adalah kebodohan. Seperti dikatakan Alkitab: ”Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya [hikmat ini], sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan [memakukan, NW] Tuhan yang mulia.”—1 Korintus 2:7, 8.
-