Mengambil Bagian dari Penghiburan yang Yehuwa Sediakan
”Harapan kami bagimu tidak goyah, karena mengetahui bahwa, sebagaimana kamu adalah orang-orang yang mengambil bagian dari penderitaan itu, dengan cara yang sama kamu juga akan mengambil bagian dari penghiburan itu.”—2 KORINTUS 1:7.
1, 2. Apa pengalaman banyak orang yang menjadi Kristen dewasa ini?
BANYAK orang yang sekarang membaca Menara Pengawal bertumbuh dewasa tanpa pengetahuan tentang kebenaran Allah. Barangkali demikian halnya keadaan saudara. Jika demikian, ingatlah apa yang saudara rasakan ketika mata pengertian saudara mulai terbuka. Misalnya, sewaktu saudara pertama kali mengerti bahwa orang mati tidak menderita melainkan tidak tahu apa-apa, tidakkah saudara merasa lega? Dan sewaktu saudara mengetahui harapan bagi orang mati, bahwa miliaran orang akan dibangkitkan kepada kehidupan dalam dunia baru Allah, bukankah saudara merasa terhibur?—Pengkhotbah 9:5, 10; Yohanes 5:28, 29.
2 Bagaimana dengan janji Allah untuk mengakhiri kefasikan dan mengubah bumi ini menjadi suatu firdaus? Sewaktu saudara mengetahui tentang hal ini, bukankah ini menghibur saudara dan memenuhi saudara dengan penantian yang sangat besar? Bagaimana perasaan saudara sewaktu saudara pertama kali mengetahui akan kemungkinan untuk tidak pernah mati melainkan selamat memasuki Firdaus di bumi kelak? Tidak diragukan saudara merasa tergetar. Ya, saudara telah menjadi penerima berita menghibur dari Allah yang kini diberitakan di seluas dunia oleh Saksi-Saksi Yehuwa.—Mazmur 37:9-11, 29; Yohanes 11:26; Penyingkapan 21:3-5.
3. Mengapa orang-orang yang membagikan berita yang menghibur dari Allah kepada orang-orang lain juga menderita kesengsaraan?
3 Akan tetapi, sewaktu saudara berupaya membagikan berita Alkitab kepada orang-orang lain, saudara juga mulai menyadari bahwa ”iman bukanlah milik semua orang”. (2 Tesalonika 3:2) Barangkali beberapa bekas teman saudara mengejek saudara karena menyatakan iman akan janji-janji Alkitab. Saudara bahkan mungkin mengalami penganiayaan karena terus mempelajari Alkitab dengan bergabung bersama Saksi-Saksi Yehuwa. Tentangan mungkin semakin gencar seraya saudara membuat perubahan untuk menyelaraskan kehidupan saudara dengan prinsip-prinsip Alkitab. Saudara mulai mengalami kesengsaraan yang Setan dan dunianya datangkan atas semua yang menerima penghiburan dari Allah.
4. Dengan cara-cara yang berbeda apa para peminat baru menanggapi kesengsaraan?
4 Sayang sekali, seperti yang dinubuatkan Yesus, kesengsaraan menyebabkan beberapa orang tersandung dan tidak lagi bergabung dengan sidang Kristen. (Matius 13:5, 6, 20, 21) Ada pula orang-orang yang bertekun mengalami kesengsaraan dengan memusatkan pikiran pada janji-janji yang menghibur yang mereka sedang pelajari. Akhirnya mereka membaktikan kehidupan mereka kepada Yehuwa dan dibaptis sebagai murid-murid dari Putra-Nya, Yesus Kristus. (Matius 28:19, 20; Markus 8:34) Tentu saja, kesengsaraan tidak berhenti saat seorang Kristen dibaptis. Misalnya, menjaga diri tetap murni mungkin merupakan perjuangan berat bagi orang yang memiliki latar belakang amoral. Orang-orang lain harus bergumul melawan tentangan yang terus-menerus dari anggota-anggota keluarga yang tidak seiman. Apa pun kesengsaraannya, semua yang dengan setia menempuh kehidupan yang berbakti kepada Allah dapat merasa yakin akan satu hal. Dengan cara yang sangat pribadi, mereka akan merasakan penghiburan dan bantuan Allah.
”Allah Segala Penghiburan”
5. Bersama dengan banyak cobaan yang diderita Paulus, apa yang ia juga alami?
5 Salah seorang yang sangat menghargai penghiburan yang Allah sediakan adalah rasul Paulus. Setelah melewati suatu masa yang khususnya penuh cobaan di Asia dan Makedonia, ia mengalami kelegaan besar ketika mendengar bahwa sidang Korintus dengan baik menanggapi suratnya yang berisi teguran. Ini menggerakkannya untuk menulis surat yang kedua kepada mereka, yang berisi pernyataan pujian berikut ini, ”Diberkatilah Allah dan Bapak Tuan kita Yesus Kristus, Bapak belas kasihan yang lembut dan Allah segala penghiburan, yang menghibur kami dalam semua kesengsaraan kami.”—2 Korintus 1:3, 4.
6. Apa yang kita pelajari dari kata-kata Paulus yang terdapat di 2 Korintus 1:3, 4?
6 Kata-kata terilham ini menyediakan banyak keterangan. Marilah kita memeriksanya. Sewaktu Paulus menyatakan pujian atau syukur kepada Allah atau membuat permohonannya dalam surat-suratnya, kita biasanya mendapati bahwa ia juga menyertakan penghargaan yang dalam kepada Yesus, Kepala sidang Kristen. (Roma 1:8; 7:25; Efesus 1:3; Ibrani 13:20, 21) Oleh karena itu, Paulus menujukan pernyataan pujian ini kepada ”Allah dan Bapak Tuan kita Yesus Kristus”. Kemudian, untuk pertama kali dalam tulisannya, ia menggunakan sebuah kata benda Yunani yang diterjemahkan ”belas kasihan yang lembut”. Kata benda ini berasal dari sebuah kata yang digunakan untuk menyatakan dukacita karena penderitaan orang lain. Oleh karena itu, Paulus menggambarkan perasaan Allah yang lembut terhadap siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang setia yang menderita kesengsaraan—perasaan-perasaan lembut yang menggerakkan Allah untuk bertindak dengan penuh belas kasihan demi kepentingan mereka. Akhirnya, Paulus berpaling kepada Yehuwa sebagai sumber dari sifat yang memikat hati ini dengan menyapa-Nya ”Bapak belas kasihan yang lembut”.
7. Mengapa dapat dikatakan bahwa Yehuwa adalah ”Allah segala penghiburan”?
7 ”Belas kasihan yang lembut” dari Allah mendatangkan kelegaan bagi orang yang menderita kesengsaraan. Paulus selanjutnya menggambarkan Yehuwa sebagai ”Allah segala penghiburan”. Maka, penghiburan apa pun yang mungkin kita rasakan dari kebaikan hati rekan-rekan seiman, kita dapat memandang Yehuwa sebagai sumbernya. Tidak ada penghiburan yang sejati dan bertahan lama yang tidak berasal dari Allah. Selain itu, Allahlah yang menciptakan manusia menurut gambar-Nya, dengan demikian memungkinkan kita untuk menjadi penghibur. Dan adalah roh kudus Allah yang memotivasi hamba-hamba-Nya untuk memperlihatkan belas kasihan yang lembut terhadap orang-orang yang membutuhkan penghiburan.
Dilatih untuk Menjadi Penghibur
8. Meskipun Allah bukanlah sumber segala cobaan kita, pengaruh yang bermanfaat apa akan dihasilkan ketekunan kita atas diri kita?
8 Meskipun Allah Yehuwa mengizinkan berbagai cobaan menimpa hamba-hamba-Nya yang setia, Ia tidak pernah menjadi sumber dari cobaan-cobaan demikian. (Yakobus 1:13) Akan tetapi, penghiburan yang Ia sediakan bila kita bertekun menahan kesengsaraan, dapat melatih kita untuk menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang-orang lain. Dengan hasil apa? ’Agar kita dapat menghibur mereka yang ada dalam segala macam kesengsaraan melalui penghiburan yang dengannya kita sendiri dihibur oleh Allah.’ (2 Korintus 1:4) Demikianlah Yehuwa melatih kita untuk menjadi orang-orang yang dengan efektif membagi penghiburan-Nya kepada rekan-rekan seiman dan kepada orang-orang yang kita jumpai dalam pelayanan kita seraya kita meniru Kristus dan ”menghibur semua orang berkabung”.—Yesaya 61:2; Matius 5:4.
9. (a) Apa yang akan membantu kita untuk bertekun menahan penderitaan? (b) Bagaimana orang-orang lain terhibur bila kita dengan setia bertekun menahan kesengsaraan?
9 Paulus bertekun menahan banyak penderitaannya, berkat penghiburan yang limpah yang ia terima dari Allah melalui Kristus. (2 Korintus 1:5) Kita juga dapat mengalami banyak penghiburan dengan merenungkan janji-janji Allah yang berharga, dengan berdoa memohon dukungan roh kudus-Nya, dan dengan merasakan jawaban Allah atas doa-doa kita. Dengan demikian kita akan dikuatkan untuk terus menjunjung kedaulatan Yehuwa dan membuktikan si Iblis pendusta. (Ayub 2:4; Amsal 27:11) Bila kita telah dengan setia bertekun menahan suatu bentuk kesengsaraan, seperti Paulus, kita hendaknya memberikan segala pujian kepada Yehuwa, yang penghiburan-Nya memungkinkan orang-orang Kristen untuk tetap setia di bawah cobaan. Ketekunan dari orang-orang Kristen yang setia memiliki pengaruh yang menghibur terhadap saudara-saudara lain, membuat orang-orang bertekad untuk ”bertekun menahan penderitaan yang sama”.—2 Korintus 1:6.
10, 11. (a) Apa saja penyebab penderitaan bagi sidang Korintus purba? (b) Bagaimana Paulus menghibur sidang Korintus, dan harapan apa yang ia nyatakan?
10 Orang-orang Korintus mengalami penderitaan yang menimpa semua orang Kristen sejati. Selain itu, mereka membutuhkan nasihat untuk memecat seorang pelaku percabulan yang tidak bertobat. (1 Korintus 5:1, 2, 11, 13) Kegagalan untuk mengambil tindakan ini dan untuk mengakhiri pertikaian dan perpecahan telah mendatangkan aib atas sidang. Tetapi mereka akhirnya menerapkan nasihat Paulus dan mempertunjukkan pertobatan yang tulus. Oleh karena itu, ia dengan hangat memuji mereka dan mengatakan bahwa tanggapan mereka yang bagus kepada suratnya telah menghiburnya. (2 Korintus 7:8, 10, 11, 13) Rupanya, orang yang dipecat juga telah bertobat. Maka Paulus menasihati mereka untuk ”mengampuni dan menghibur dia, agar dengan satu atau lain cara orang yang demikian tidak tertelan habis oleh karena ia terlalu sedih”.—2 Korintus 2:7.
11 Surat Paulus yang kedua pastilah menghibur sidang Korintus. Dan ini adalah salah satu tujuannya. Ia menjelaskan, ”Harapan kami bagimu tidak goyah, karena mengetahui bahwa, sebagaimana kamu adalah orang-orang yang mengambil bagian dari penderitaan itu, dengan cara yang sama kamu juga akan mengambil bagian dari penghiburan itu.” (2 Korintus 1:7) Pada penutup suratnya, Paulus mendesak, ”Teruslah . . . dihibur, . . . dan Allah kasih dan kedamaian akan menyertaimu.”—2 Korintus 13:11.
12. Kebutuhan apa yang dimiliki semua orang Kristen?
12 Sungguh suatu pelajaran yang penting dapat kita peroleh dari hal ini! Semua anggota sidang Kristen perlu ”mengambil bagian dari penghiburan itu” yang Allah sediakan melalui Firman-Nya, roh kudus-Nya, dan organisasi-Nya di bumi. Bahkan orang-orang yang dipecat mungkin membutuhkan penghiburan jika mereka telah bertobat dan mengoreksi haluan mereka yang salah. Oleh karena itu, ”budak yang setia dan bijaksana” menetapkan suatu persediaan yang berbelaskasihan untuk membantu mereka. Sekali setahun dua penatua dapat mengunjungi orang-orang tertentu yang telah dipecat. Mereka mungkin tidak lagi memperlihatkan sikap yang memberontak atau terlibat dalam dosa yang serius dan mungkin membutuhkan bantuan untuk mengambil langkah-langkah yang perlu agar diterima kembali.—Matius 24:45; Yehezkiel 34:16.
Kesengsaraan Paulus di Asia
13, 14. (a) Bagaimana Paulus menggambarkan suatu masa kesengsaraan yang hebat yang ia alami di Asia? (b) Insiden apa yang mungkin ada dalam benak Paulus?
13 Jenis penderitaan yang harus dialami oleh sidang Korintus sampai taraf ini, tidak dapat dibandingkan dengan banyak kesengsaraan yang Paulus harus alami. Oleh karena itu, ia dapat mengingatkan mereka, ”Kami tidak ingin kamu kurang pengetahuan, saudara-saudara, mengenai kesengsaraan yang terjadi atas kami di distrik Asia, bahwa kami berada di bawah tekanan yang luar biasa berat melampaui kekuatan kami, sehingga kami merasa sangat tidak pasti bahkan akan kehidupan kami. Sebenarnya, kami merasa dalam diri kami bahwa kami telah menerima vonis kematian. Hal ini adalah agar kami menaruh kepercayaan kami, bukan kepada diri kami sendiri, tetapi kepada Allah yang membangkitkan orang mati. Dari perkara yang demikian hebat seperti kematian ia telah menyelamatkan kami dan akan menyelamatkan kami; dan harapan kami adalah kepadanya bahwa ia juga akan menyelamatkan kami lebih lanjut.”—2 Korintus 1:8-10.
14 Beberapa sarjana Alkitab menganggap bahwa Paulus merujuk kepada huru-hara di Efesus, yang dapat merenggut nyawa Paulus serta dua rekan perjalanannya dari Makedonia, yakni Gaius dan Aristarkhus. Kedua orang Kristen ini dipaksa masuk ke dalam sebuah teater yang penuh sesak dengan gerombolan yang ”berteriak selama kira-kira dua jam, ’Agunglah Artemis [ratu] orang Efesus!’” Pada akhirnya, seorang pejabat kota berhasil menenangkan kumpulan orang ini. Ancaman terhadap kehidupan Gaius dan Aristarkhus ini pastilah membuat Paulus sangat menderita. Sebenarnya, ia ingin masuk dan bertukar pikiran dengan gerombolan yang fanatik, namun ia dicegah agar tidak mempertaruhkan kehidupannya dengan cara ini.—Kisah 19:26-41.
15. Keadaan ekstrem apa yang dapat digambarkan di 1 Korintus 15:32?
15 Akan tetapi, Paulus mungkin telah menggambarkan keadaan yang jauh lebih ekstrem daripada insiden yang sebelumnya. Dalam suratnya yang pertama kepada orang-orang Korintus, Paulus bertanya, ”Jika, seperti manusia, aku bertarung dengan binatang-binatang buas di Efesus, apa gunanya bagiku?” (1 Korintus 15:32) Ini dapat berarti bahwa kehidupan Paulus terancam bukan hanya oleh pria-pria yang buas namun oleh binatang-binatang buas harfiah dalam stadion di Efesus. Para pelaku kejahatan kadang-kadang dihukum dengan dipaksa bertarung melawan binatang-binatang buas seraya kumpulan orang yang haus darah menyaksikannya. Jika Paulus memaksudkan bahwa ia telah menghadapi binatang-binatang buas harfiah, ia pasti pada saat-saat terakhir telah diselamatkan secara mukjizat dari kematian yang keji, sebagaimana Daniel diselamatkan dari mulut singa-singa harfiah.—Daniel 6:22.
Contoh-Contoh pada Zaman Modern
16. (a) Mengapa banyak Saksi-Saksi Yehuwa dapat dikatakan mengalami kesengsaraan yang sama dengan yang diderita Paulus? (b) Akan hal apa kita dapat merasa yakin sehubungan dengan orang-orang yang meninggal karena iman mereka? (c) Pengaruh baik apa telah dihasilkan bila orang-orang Kristen lolos dari kematian?
16 Banyak orang Kristen dewasa ini dapat merujuk kepada kesengsaraan yang diderita Paulus. (2 Korintus 11:23-27) Juga, dewasa ini orang-orang Kristen telah berada ”di bawah tekanan yang luar biasa berat melampaui kekuatan [mereka]”, dan banyak yang telah menghadapi keadaan-keadaan manakala ’merasa sangat tidak pasti bahkan akan kehidupan mereka’. (2 Korintus 1:8) Beberapa telah mati di tangan para pembunuh massal dan penganiaya yang kejam. Kita dapat merasa yakin bahwa kuasa yang menghibur dari Allah memungkinkan mereka untuk bertekun dan bahwa mereka meninggal dengan hati dan pikiran mereka terpusat teguh pada penggenapan dari harapan mereka, entah harapan surgawi atau harapan di bumi. (1 Korintus 10:13; Filipi 4:13; Penyingkapan 2:10) Dalam kasus-kasus lain, Yehuwa telah memanuver segala sesuatu, dan saudara-saudara kita telah lolos dari maut. Tidak diragukan orang-orang yang telah mengalami penyelamatan demikian telah memperkembangkan kepercayaan yang semakin bertambah ”kepada Allah yang membangkitkan orang mati”. (2 Korintus 1:9) Setelah itu, mereka dapat berbicara dengan keyakinan yang bahkan lebih besar seraya mereka membagikan berita yang menghibur dari Allah kepada orang-orang lain.—Matius 24:14.
17-19. Pengalaman-pengalaman apa yang memperlihatkan bahwa saudara-saudara kita di Rwanda telah menjadi orang-orang yang mengambil bagian dalam penghiburan Allah?
17 Baru-baru ini, saudara-saudara yang kita kasihi di Rwanda menghadapi pengalaman yang serupa dengan apa yang dialami Paulus dan rekan-rekannya. Banyak yang kehilangan nyawa mereka, namun upaya Setan tidak berhasil membinasakan iman mereka. Sebaliknya, saudara-saudara kita di negeri ini telah mengalami penghiburan Allah dengan banyak cara yang bersifat pribadi. Selama genosida orang-orang Tutsi dan Hutu yang tinggal di Rwanda, terdapat orang-orang Hutu yang mempertaruhkan kehidupan mereka untuk melindungi orang-orang Tutsi dan orang-orang Tutsi yang melindungi orang-orang Hutu. Beberapa dibantai oleh kelompok ekstremis karena melindungi rekan-rekan seiman mereka. Misalnya, seorang Saksi Hutu bernama Gahizi dibunuh setelah menyembunyikan seorang saudari Tutsi bernama Chantal. Suami Chantal yang berasal dari suku Tutsi, Jean, disembunyikan di tempat lain oleh seorang saudari Hutu bernama Charlotte. Selama 40 hari, Jean dan seorang saudara Tutsi lain tetap bersembunyi dalam sebuah cerobong besar, hanya keluar selama waktu singkat pada malam hari. Selama masa-masa itu, Charlotte menyediakan bagi mereka makanan dan perlindungan, meskipun tinggal sangat dekat dengan bala tentara Hutu. Di halaman ini, saudara dapat melihat sebuah foto dari Jean dan Chantal yang dipersatukan kembali dan merasa bersyukur bahwa rekan-rekan seiman Hutu mereka ”mempertaruhkan leher mereka”, bagi mereka berdua seperti yang dilakukan Priska dan Akuila bagi rasul Paulus.—Roma 16:3, 4.
18 Seorang Saksi Hutu lain, Rwakabubu, dipuji oleh surat kabar Intaremara karena melindungi rekan-rekan seiman Tutsi.a Surat kabar itu menulis, ”Ada juga Rwakabubu, salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa, yang terus menyembunyikan orang-orang di sana sini di kalangan saudara-saudaranya (demikianlah rekan-rekan seiman saling menyebut satu sama lain). Ia biasa menghabiskan sepanjang hari untuk membawakan makanan dan air minum bagi mereka meskipun ia sendiri seorang penderita asma. Namun Allah membuatnya luar biasa kuat.”
19 Juga, perhatikan sepasang suami-istri Hutu bernama Nicodeme dan Athanasie. Sebelum pecahnya genosida, pasangan suami-istri ini telah belajar Alkitab dengan seorang Saksi Tutsi bernama Alphonse. Dengan nyawa mereka sebagai taruhan, mereka menyembunyikan Alphonse di rumah mereka. Belakangan mereka menyadari bahwa rumah mereka bukanlah tempat yang aman karena tetangga Hutu mereka mengetahui tentang sahabat Tutsi mereka. Maka, Nicodeme dan Athanasie menyembunyikan Alphonse di dalam sebuah lubang di halaman mereka. Ini adalah tindakan yang bagus karena para tetangga mulai mencari Alphonse hampir setiap hari. Sewaktu berbaring dalam lubang ini selama 28 hari, Alphonse merenungkan kisah-kisah Alkitab seperti kisah tentang Rahab, yang menyembunyikan dua orang Israel di atap rumahnya di Yerikho. (Yosua 6:17) Dewasa ini, Alphonse terus melanjutkan dinasnya di Rwanda sebagai pemberita kabar baik, dengan bersyukur bahwa pelajar-pelajar Alkitabnya yang berasal dari suku Hutu mempertaruhkan nyawa mereka baginya. Dan bagaimana dengan Nicodeme dan Athanasie? Mereka kini Saksi-Saksi yang terbaptis dari Yehuwa dan memimpin lebih dari 20 pengajaran Alkitab dengan para peminat.
20. Dengan cara apa Yehuwa telah menghibur saudara-saudara kita di Rwanda, namun kebutuhan yang terus berlanjut apa yang dimiliki banyak di antara mereka?
20 Pada saat genosida di Rwanda dimulai, terdapat 2.500 pemberita kabar baik di negeri ini. Meskipun ratusan kehilangan nyawa mereka atau dipaksa untuk meninggalkan negeri tersebut, jumlah Saksi-Saksi telah meningkat menjadi lebih dari 3.000. Ini membuktikan bahwa Allah benar-benar menghibur saudara-saudara kita. Bagaimana dengan banyak anak yatim dan janda di antara Saksi-Saksi Yehuwa? Sewajarnyalah, mereka menderita kesengsaraan dan membutuhkan penghiburan yang terus-menerus. (Yakobus 1:27) Air mata mereka akan sepenuhnya dihapus hanya sewaktu kebangkitan terjadi dalam dunia baru Allah. Meskipun demikian, berkat bantuan saudara-saudara mereka dan karena mereka adalah penyembah ”Allah segala penghiburan”, mereka dapat menanggulangi problem-problem kehidupan.
21. (a) Di mana lagi saudara-saudara kita berada dalam keadaan yang benar-benar membutuhkan penghiburan Allah, dan apa salah satu cara kita semua dapat membantu? (Lihat kotak ”Penghiburan Selama Empat Tahun Masa Perang”.) (b) Kapan kebutuhan kita akan penghiburan akan sepenuhnya dipuaskan?
21 Di banyak tempat lain, seperti Eritrea, Singapura, dan bekas Yugoslavia, saudara-saudara kita terus melayani Yehuwa dengan setia meskipun adanya kesengsaraan. Semoga kita membantu saudara-saudara tersebut dengan membuat permohonan yang tetap tentu agar mereka dapat menerima penghiburan. (2 Korintus 1:11) Dan semoga kita bertekun dengan setia sampai saatnya sewaktu Allah melalui Yesus Kristus ”akan menghapus segala air mata dari mata [kita]” dalam arti sepenuhnya. Pada saat itu kita akan menikmati penghiburan Yehuwa sampai taraf yang penuh yang Yehuwa akan sediakan dalam dunia baru-Nya yang adil-benar.—Penyingkapan 7:17; 21:4; 2 Petrus 3:13.
[Catatan Kaki]
a Menara Pengawal, 1 Januari 1995, halaman 26, menceritakan pengalaman dari anak perempuan Rwakabubu, Deborah, yang doanya menyentuh hati para prajurit Hutu dan menyelamatkan keluarganya dari pembunuhan.
Apakah Saudara Tahu?
◻ Mengapa Yehuwa dijuluki ”Allah segala penghiburan”?
◻ Bagaimana hendaknya kita memandang kesengsaraan?
◻ Dengan siapa kita dapat membagikan penghiburan?
◻ Bagaimana kebutuhan kita akan penghiburan kelak dipuaskan sepenuhnya?
[Gambar di hlm. 17]
Jean dan Chantal, meskipun adalah Saksi-Saksi asal Tutsi, disembunyikan di tempat-tempat yang berbeda oleh Saksi-Saksi asal Hutu selama genosida di Rwanda
[Gambar di hlm. 17]
Saksi-Saksi Yehuwa terus membagikan berita yang menghibur dari Allah dengan sesama mereka di Rwanda