-
”Allah Sumber Penghiburan” Beserta KitaMenara Pengawal—1983 (No. 57) | Menara Pengawal—1983 (No. 57)
-
-
5 ”Apakah mereka [lawan-lawannya] pelayan Kristus?—aku berkata seperti orang gila—aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian.”—2 Korintus 11:21-27.
-
-
”Allah Sumber Penghiburan” Beserta KitaMenara Pengawal—1983 (No. 57) | Menara Pengawal—1983 (No. 57)
-
-
’Lebih Banyak Berjerih Lelah dan Dalam Penjara’
7. (a) Pekerjaan apa yang dimaksud Paulus dengan ’lebih banyak berjerih lelah’? (b) Menurut kata-kata sang rasul kepada ”para penatua” dari sidang Efesus, bagaimana ia melaksanakan pelayanannya? (c) Apa yang menggerakkan Paulus untuk bekerja keras dengan bersemangat demi kabar baik dan kepentingan Kerajaan?
7 Lebih banyak berjerih lelah: Sebagai pemberita ”kabar baik,” Paulus ”bekerja lebih keras” dari pada lawan-lawannya. (2 Korintus 11:23, BIS) Sudah tentu ia telah terjun dalam pekerjaan pengabaran untuk waktu yang lebih lama dan sering kali di daerah-daerah yang sangat sulit. Misalnya, di Efesus, kota tempat dewi kafir Artemis disembah dan Paulus menjadi korban perlakuan suatu gerombolan, kegiatan-kegiatannya dalam pelayanan dan demi saudara-saudaranya seiman hebat sekali, kadang-kadang bahkan mengharukan. Tetapi buah-buah rohani yang bagus dihasilkan. Belakangan, dengan tepat ia dapat mengatakan kepada ”para penatua” dari sidang Efesus: ”Aku tidak pernah melalaikan [sembunyikan, Bode] apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.” (Kisah 20:17, 20, 21, 31; 19:1-41) Jadi, sebelum pria-pria ini, yang kini bertugas sebagai penatua, menjadi orang-orang Kristen, rasul Paulus telah mengajar mereka kebenaran-kebenaran dasar dari Kekristenan dalam kegiatan pengabaran ”di rumah-rumah.” (BIS) Karena Firman dan roh suci dari Yehuwa bekerja dalam hati Paulus, ia digerakkan untuk dengan penuh semangat menyebarkan kabar baik dan memajukan kepentingan Kerajaan. (Yesaya 61:1, 2; Roma 10:8-10) Dalam kegiatan yang penuh semangat itu sang rasul memberikan teladan yang bagus sekali kepada orang-orang Kristen abad ke-20 ini.
8. (a) Mengapa Paulus dapat mengatakan bahwa ia ”lebih sering di dalam penjara” dari pada ’rasul-rasul yang luar biasa’ itu? (b) Tidak diragukan lagi, Paulus dan Silas menemukan penghiburan dalam apa yang mereka lakukan ketika dibebaskan oleh suatu gempa bumi? (c) Anjuran apa dapat ditarik dari pengalaman-pengalaman Paulus dalam penjara di Filipi?
8 Lebih sering di dalam penjara: Clement dari Roma, yang menulis menjelang akhir abad pertama M., mengatakan bahwa Paulus telah dipenjarakan tujuh kali. Sebelum menulis kitab Korintus Kedua ia sudah dipenjarakan lebih sering dari pada ’rasul-rasul yang luar biasa’ itu. Catatan dalam Kisah menceritakan tentang salah satu pemenjaraan sedemikian—di kota Filipi, Makedonia. Jelas sekali Paulus dan Silas merasa bahagia menderita ”demi kebenaran,” karena selama dipenjarakan di sana, mereka berdoa kepada Allah dan memujiNya dengan nyanyian. Mereka mendapatkan hiburan dengan merenungkan Alkitab dan juga dalam kenyataan bahwa Allah mendengarkan doa-doa mereka dan menjawabnya. (Mazmur 65:3; 119:52) Ketika dibebaskan oleh suatu gempa bumi, mereka tidak segera melarikan diri, tetapi, sebaliknya, ”memberitakan firman [Yehuwa] kepada [kepala penjara] dan kepada semua orang yang ada di rumahnya.” Hasilnya? Ya, kepala penjara dan keluarganya menjadi orang-orang Kristen! (Kisah 16:16-40) Sesungguhnya, kisah ini menguatkan saksi-saksi Yehuwa yang dipenjarakan dewasa ini agar menerima penganiayaan dengan sukacita ilahi, untuk bersikap sungguh-sungguh, merenungkan Firman Allah dan berbicara tentangnya dengan berani!—Kisah 4:29-31.
Tidak Gentar Menghadapi Pukulan dan Bahaya Maut
9. Apa yang dinyatakan oleh kata-kata ”didera di luar batas”?
9 Didera di luar batas: Paulus telah dipukuli di luar batas. Dinyatakan juga bahwa ia sering ”hampir mati.” (Ayat 23, BIS) Ini boleh jadi menunjukkan bahwa kadang-kadang dia didera begitu hebat sehingga hampir mati.
10. (a) Bagaimana Paulus mengalami ”kerap kali dalam bahaya maut”? (b) Apa yang rupanya menguatkan sang rasul ketika ia ”hampir mati”?
10 Kerap kali dalam bahaya maut: Hal ini tidak hanya memaksudkan pemukulan-pemukulan tertentu. Sebelumnya dalam surat yang sama Paulus mengatakan: ”Kami senantiasa membawa kematian Yesus [menanggung perlakuan yang mematikan terhadap Yesus, NW] di dalam tubuh kami.” (2 Korintus 4:10, 11) Sang rasul pernah berada dalam bahaya yang mengancam kehidupannya atau bahkan merasakan sakit yang luar biasa di Damsyik, Antiokhia di Pisidia, Ikonium, Listra, Tesalonika dan Berea. (Kisah 9:23-25; 13:49-51; 14:1-6, 19, 20; 17:1, 5-9, 13, 14) Sebenarnya, ia mungkin telah menghadapi bahaya-bahaya maut dari permainan-permainan Roma, mengingat ia menyebutkan tentang ”berjuang melawan binatang buas di Efesus.” (1 Korintus 15:32; bandingkan Kisah 19:23-41; 2 Korintus 1:8-11.) Karena kehidupannya sering berada dalam bahaya, pasti rasul itu dapat mengatakan: ”Tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut.” (1 Korintus 15:31) Pastilah, bantuan dari roh suci Yehuwa dan iman Paulus dalam janji-janji Allah yang tak ternilai menguatkan rasul itu ketika ia sering ”hampir mati.”—2 Korintus 1:20-22.
-