Menghargai Pertemuan-Pertemuan Kristen
”Hendaklah kita memperhatikan satu sama lain untuk menggerakkan kepada kasih dan pekerjaan baik, dengan tidak meninggalkan pertemuan kita bersama.”—IBRANI 10:24, 25.
1, 2. (a) Mengapa merupakan hak istimewa untuk menghadiri pertemuan orang-orang Kristen sejati? (b) Apa maksudnya Yesus hadir di pertemuan-pertemuan para pengikutnya?
SESUNGGUHNYA, menghadiri suatu pertemuan Kristen merupakan hak istimewa, tidak soal pertemuan itu dihadiri oleh kurang dari sepuluh orang atau oleh ribuan penyembah Yehuwa, karena Yesus berkata, ”Sebab di mana ada dua atau tiga berkumpul bersama dalam namaku, di sana aku berada di tengah-tengah mereka”! (Matius 18:20) Memang, ketika mengucapkan janji tersebut, Yesus sedang membahas tentang perkara-perkara pengadilan yang perlu ditangani dengan benar oleh orang-orang yang menjalankan kepemimpinan di sidang. (Matius 18:15-19) Tetapi, dapatkah prinsip dari kata-kata Yesus tersebut juga berlaku atas semua pertemuan Kristen yang dibuka dan ditutup dengan doa dalam namanya? Ya. Ingatlah, ketika Yesus menugasi para muridnya untuk melakukan pekerjaan menjadikan murid, ia berjanji, ”Lihat! Aku menyertaimu seluruh hari-hari sampai penutup sistem perkara.”—Matius 28:20.
2 Tentulah sang Kepala sidang Kristen, Tuan Yesus Kristus, sangat berminat akan semua pertemuan para pengikutnya yang setia. Lagi pula, kita dapat yakin bahwa Yesus hadir bersama mereka melalui roh kudus Allah. (Kisah 2:33; Penyingkapan 5:6) Allah Yehuwa pun menaruh minat akan perhimpunan kita bersama. Tujuan utama perhimpunan-perhimpunan semacam itu adalah agar pujian dinaikkan kepada Allah ”dalam jemaah”. (Mazmur 26:12) Kehadiran kita di perhimpunan merupakan bukti kasih kita kepada-Nya.
3. Untuk alasan-alasan penting apa kita menghargai pertemuan Kristen?
3 Ada pula alasan kuat lainnya mengapa kita menghargai pertemuan-pertemuan Kristen. Sebelum meninggalkan bumi, Yesus Kristus menetapkan murid-muridnya yang terurap untuk bertindak selaku ”budak yang setia dan bijaksana” dalam menyalurkan makanan rohani yang tepat waktu kepada rumah tangga iman. (Matius 24:45) Sarana penting untuk menyalurkan makanan rohani adalah melalui perhimpunan di sidang serta pertemuan-pertemuan yang lebih besar—kebaktian. Tuan Yesus Kristus membimbing budak yang setia ini untuk menyediakan informasi penting pada pertemuan-pertemuan demikian bagi semua yang ingin selamat melampaui akhir sistem yang jahat ini dan memperoleh kehidupan di dunia baru Allah yang adil-benar.
4. ”Kebiasaan” berbahaya apa yang disebutkan dalam Alkitab, dan apa yang dapat membantu kita menjauhinya?
4 Oleh karena itu, tidak seorang Kristen pun hendaknya mengembangkan kebiasaan berbahaya yang dinyatakan rasul Paulus, yang menulis, ”Hendaklah kita memperhatikan satu sama lain untuk menggerakkan kepada kasih dan pekerjaan baik, dengan tidak meninggalkan pertemuan kita bersama, sebagaimana kebiasaan beberapa orang, tetapi menganjurkan satu sama lain, dan terlebih lagi demikian seraya kamu melihat hari itu mendekat.” (Ibrani 10:24, 25) Dengan merenungkan hak istimewa dan manfaat dari menghadiri pertemuan-pertemuan Kristen, kita akan terbantu untuk mendukung pertemuan-pertemuan itu dengan loyal dan sepenuh hati.
Perhimpunan-Perhimpunan yang Membina
5. (a) Pengaruh macam apa yang seharusnya dihasilkan tutur kata kita? (b) Mengapa seharusnya kita tidak menunda-nunda mengundang orang berminat untuk menghadiri perhimpunan?
5 Karena orang-orang Kristen mendoakan bekerjanya roh kudus Yehuwa pada perhimpunan-perhimpunan Kristen, tiap-tiap orang yang hadir harus berupaya sebaik-baiknya agar tindakannya selaras dengan roh kudus dan ’jangan memedihkan hati roh kudus Allah’. (Efesus 4:30) Ketika rasul Paulus menulis kata-kata terilham itu, ia sedang membahas tentang penggunaan tutur kata yang sepatutnya. Apa yang kita katakan hendaklah selalu digunakan ”untuk membangun sebagaimana dibutuhkan, agar hal itu dapat memberikan apa yang baik kepada para pendengar”. (Efesus 4:29) Ini sangat penting di pertemuan-pertemuan Kristen. Dalam suratnya kepada orang-orang Korintus, Paulus menandaskan perlunya perhimpunan-perhimpunan bersifat membina, mengajar, dan menganjurkan. (1 Korintus 14:5, 12, 19, 26, 31) Segenap hadirin mendapat manfaat dari perhimpunan-perhimpunan semacam itu, termasuk orang-orang baru, yang tentu menyimpulkan, ”Allah benar-benar ada di antara kamu.” (1 Korintus 14:25) Untuk alasan ini, hendaklah kita tidak menunda-nunda mengundang para peminat baru untuk berhimpun bersama kita, karena itu akan mempercepat kemajuan rohani mereka.
6. Faktor-faktor apa saja yang dapat membuat perhimpunan kita membina?
6 Semua yang mendapat tugas untuk menyampaikan khotbah, wawancara, atau pertunjukan di perhimpunan Kristen hendaknya memastikan agar kata-kata mereka membina dan selaras dengan Firman Allah yang tertulis, Alkitab. Selain mengucapkan perkataan-perkataan yang saksama, hendaklah kita mencerminkan perasaan dan emosi yang selaras dengan kepribadian Allah dan Kristus yang penuh kasih. Jika semua yang mempersembahkan bagian-bagian acara perhimpunan bersikap tanggap untuk memperlihatkan ’buah-buah roh Allah’, seperti sukacita, panjang sabar, dan iman, maka seluruh hadirin tentu akan merasa terbina.—Galatia 5:22, 23.
7. Bagaimana para hadirin dapat turut membuat suatu pertemuan membina?
7 Meskipun tidak banyak orang yang ditugasi untuk mempersembahkan bagian-bagian acara perhimpunan, semua dapat berperan serta untuk membuat perhimpunan kita membina. Sering kali, hadirin mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan. Inilah kesempatan untuk menyatakan iman kita di hadapan umum. (Roma 10:9) Kesempatan-kesempatan itu tidak boleh digunakan untuk mengemukakan gagasan pribadi, untuk membanggakan prestasi pribadi, atau untuk mengkritik rekan seiman. Bukankah itu akan mendukakan roh Allah? Seandainya ada perbedaan pendapat di antara rekan-rekan seiman, hal itu sebaiknya ditangani secara pribadi dalam semangat kasih. Alkitab mengatakan, ”Jadilah baik hati kepada satu sama lain, beriba hati yang lembut, mengampuni satu sama lain dengan lapang hati sebagaimana Allah juga melalui Kristus dengan lapang hati mengampuni kamu.” (Efesus 4:32) Pertemuan-pertemuan Kristen benar-benar menyediakan kesempatan emas untuk menerapkan nasihat yang bagus ini! Untuk itu, banyak yang hadir lebih awal di perhimpunan dan tidak cepat-cepat pulang setelah perhimpunan usai. Ini juga bermanfaat bagi para peminat baru, yang khususnya perlu merasa disambut. Oleh karena itu, semua orang Kristen yang berbakti berperan dalam membuat perhimpunan kita membina dengan ”memperhatikan satu sama lain untuk menggerakkan kepada kasih dan pekerjaan baik”.
Persiapkan Baik-Baik
8. (a) Apa saja pengorbanan yang terpuji dari beberapa orang untuk dapat menghadiri perhimpunan? (b) Teladan apa Yehuwa berikan sebagai gembala?
8 Meskipun menghadiri pertemuan-pertemuan Kristen relatif mudah bagi sebagian orang, namun bagi orang-orang lain, itu membutuhkan pengorbanan yang tak habis-habisnya. Misalnya, seorang ibu Kristen yang harus bekerja duniawi untuk mencari nafkah bagi keluarganya biasanya pulang dalam keadaan lelah. Kemudian, ia mungkin harus mempersiapkan hidangan dan membantu anak-anak untuk bersiap-siap pergi ke perhimpunan. Orang-orang Kristen lainnya boleh jadi harus menempuh perjalanan jauh untuk dapat hadir di perhimpunan, atau mereka mungkin dibatasi oleh kelemahan jasmani atau usia lanjut. Pastilah, Allah Yehuwa memahami situasi tiap-tiap hadirin perhimpunan yang setia, sebagaimana halnya seorang gembala yang penuh kasih memahami kebutuhan khusus tiap-tiap domba dalam kawanannya. ”Seperti seorang gembala,” kata Alkitab, ”[Yehuwa] menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba di pangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.”—Yesaya 40:11.
9, 10. Bagaimana kita dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari perhimpunan?
9 Orang-orang yang harus membuat pengorbanan besar agar dapat tetap tentu hadir di perhimpunan mungkin tidak memiliki banyak waktu yang dapat mereka gunakan untuk mempersiapkan bahan yang akan dibahas. Mengikuti jadwal pembacaan Alkitab mingguan memungkinkan kita mendapat lebih banyak manfaat ketika menghadiri Sekolah Pelayanan Teokratis. Demikian pula, persiapan di muka untuk corak-corak perhimpunan lainnya, seperti Pelajaran Menara Pengawal dan Pelajaran Buku Sidang, menjadikan corak-corak ini lebih bermanfaat. Dengan membaca terlebih dahulu bahan pelajaran dan dengan merenungkan sedikitnya beberapa ayat Alkitab yang tercantum, orang-orang yang mempunyai tanggung jawab keluarga yang menguras waktu akan lebih siap untuk memberikan partisipasi yang berbobot dalam pembahasan Alkitab yang penting ini.
10 Orang-orang lain, yang keadaannya tidak terlalu membatasi, dapat menggunakan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan perhimpunan. Misalnya, mereka dapat meriset ayat-ayat yang tercantum tetapi tidak dikutip. Oleh karena itu, semua dapat mempersiapkan diri untuk mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari perhimpunan dan untuk memberikan partisipasi yang bagus dalam membina sidang melalui khotbah dan komentar. Melalui persiapan yang bagus, para penatua dan hamba pelayanan dapat memberikan teladan baik dengan memberikan komentar yang singkat namun padat. Didorong oleh respek atas hal-hal yang Yehuwa sediakan, para hadirin hendaknya menghindari kebiasaan apa pun yang dapat mengganggu jalannya acara perhimpunan.—1 Petrus 5:3.
11. Mengapa disiplin diri dibutuhkan untuk mempersiapkan perhimpunan?
11 Kegiatan dan hiburan yang tidak begitu penting bagi kesehatan rohani kita dapat menghabiskan waktu kita terlalu banyak. Jika demikian, kita perlu memeriksa diri dan ’berhenti bersikap tidak masuk akal’ sehubungan dengan penggunaan waktu kita. (Efesus 5:17) Hendaklah kita menetapkan tujuan untuk ’membeli waktu’ dengan mengorbankan perkara-perkara yang tidak begitu penting agar dapat menggunakan lebih banyak waktu untuk pelajaran Alkitab secara pribadi dan mempersiapkan perhimpunan, serta untuk pelayanan Kerajaan. (Efesus 5:16) Memang, ini tidak selalu mudah dan membutuhkan disiplin diri. Anak-anak muda yang benar-benar memperhatikan hal ini berarti sedang meletakkan dasar yang baik untuk kemajuan lebih lanjut. Paulus menulis kepada rekannya, Timotius, yang masih muda, ”Pikirkanlah dalam-dalam hal-hal ini [nasihat Paulus kepada Timotius]; pusatkan perhatian di dalamnya, agar kemajuanmu nyata kepada semua orang.”—1 Timotius 4:15.
Teladan dalam Firman Allah
12. Teladan menonjol apa diberikan oleh keluarga Samuel?
12 Perhatikan contoh bagus dari keluarga Samuel, yang tetap tentu berpartisipasi dalam pengaturan untuk berkumpul bersama rekan-rekan penyembah sewaktu tabernakel Allah berada di Silo. Hanya kaum pria yang diwajibkan untuk menghadiri peristiwa-peristiwa perayaan tahunan ini. Tetapi ayah Samuel, Elkana, membawa serta seluruh keluarganya seraya ia ”meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada TUHAN semesta alam di Silo”. (1 Samuel 1:3-5) Kampung halaman Samuel, Ramataim-Zofim, yang pada zaman modern ini kemungkinan terletak dekat pantai di Rentis di kaki bukit ”pegunungan Efraim”. (1 Samuel 1:1) Oleh karena itu, perjalanan ke Silo berjarak sekitar 30 kilometer, benar-benar melelahkan pada zaman itu. Inilah yang dengan loyal dilakukan keluarga Elkana ”dari tahun ke tahun; setiap kali [mereka] pergi ke rumah TUHAN”.—1 Samuel 1:7.
13. Teladan apa diberikan oleh orang-orang Yahudi yang setia semasa Yesus berada di bumi?
13 Yesus juga dibesarkan dalam sebuah keluarga besar. Setiap tahun, keluarga ini menempuh perjalanan dari Nazaret sekitar 100 kilometer ke arah sebelah selatan untuk menghadiri perayaan Paskah di Yerusalem. Ada dua alternatif jalan yang dapat mereka ambil. Rute yang lebih singkat melewati jalanan yang menurun ke Lembah Megido dan kemudian menanjak hingga sekitar 600 meter melewati daerah Samaria dan menuju Yerusalem. Rute yang lebih populer adalah yang ditempuh Yesus dalam perjalanannya yang terakhir ke Yerusalem pada tahun 33 M. Perjalanan ini ditempuh dengan berjalan kaki menuruni Lembah Yordan yang lebih rendah dari permukaan laut hingga mencapai ”perbatasan Yudea . . . di seberang Sungai Yordan”. (Markus 10:1) Dari tempat ini, ”jalan naik ke Yerusalem” berjarak sekitar 30 kilometer dan mendaki hingga ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut. (Markus 10:32) Secara teratur, para peserta perayaan berbondong-bondong menempuh perjalanan yang berat dari Galilea ke Yerusalem. (Lukas 2:44) Ini benar-benar teladan yang bagus bagi hamba-hamba Yehuwa di negeri-negeri yang makmur dewasa ini, yang banyak dari antaranya dapat menghadiri pertemuan-pertemuan Kristen dengan begitu mudah, berkat sarana transportasi modern!
14, 15. (a) Teladan apa diberikan oleh Anna? (b) Sikap baik apa dapat kita pelajari dari beberapa peminat yang baru menghadiri perhimpunan?
14 Teladan lain adalah seorang janda berusia 84 tahun, bernama Anna. Alkitab mengatakan bahwa ia ”tidak pernah absen dari bait”. (Lukas 2:37) Lagi pula, Anna memperlihatkan minat yang penuh kasih terhadap diri orang lain. Setelah melihat bayi Yesus dan mengetahui bahwa dialah Mesias yang dijanjikan, apa yang dilakukannya? Ia bersyukur kepada Allah dan mulai ”berbicara tentang anak itu kepada mereka semua yang menantikan pembebasan Yerusalem”. (Lukas 2:38) Benar-benar sikap bagus yang dapat diteladani orang-orang Kristen dewasa ini!
15 Ya, menghadiri perhimpunan dan berpartisipasi di dalamnya hendaklah menjadi kesenangan kita sehingga, seperti Anna, kita tidak ingin absen. Banyak peminat merasakan betul hal ini. Setelah keluar dari kegelapan ke dalam terang Allah yang menakjubkan, mereka ingin belajar sedapat-dapatnya, dan banyak yang memperlihatkan antusiasme yang besar akan perhimpunan Kristen. Di pihak lain, orang-orang yang lebih lama dalam kebenaran harus tetap waspada agar tidak ’meninggalkan kasih mereka yang mula-mula’. (Penyingkapan 2:4) Problem kesehatan yang serius atau faktor-faktor lain di luar kendali kadang-kadang membuat kita tidak hadir. Namun, jangan sampai kita membiarkan materialisme, rekreasi, atau kurangnya minat membuat kita tidak membuat persiapan, pasif, atau tidak tetap tentu dalam menghadiri perhimpunan.—Lukas 8:14.
Teladan Terbaik
16, 17. (a) Bagaimana sikap Yesus terhadap pertemuan-pertemuan rohani? (b) Kebiasaan baik apa hendaknya diikuti oleh semua orang Kristen?
16 Yesus memberikan teladan yang menonjol dalam memperlihatkan penghargaan akan pertemuan-pertemuan rohani. Pada usia 12 tahun, ia mempertunjukkan kasihnya akan rumah Allah di Yerusalem. Orang-tuanya mencari-cari dia dan akhirnya menemukannya sedang membahas Firman Allah bersama para guru di bait. Sewaktu menanggapi kekhawatiran orang-tuanya, Yesus dengan penuh respek bertanya, ”Tidakkah kamu tahu bahwa aku harus berada di rumah Bapakku?” (Lukas 2:49) Dengan patuh, Yesus yang masih anak-anak pulang bersama orang-tuanya ke Nazaret. Di sana, ia terus memperlihatkan kasihnya akan pertemuan ibadat dengan tetap tentu hadir di sinagoga. Oleh karena itu, ketika ia memulai pelayanannya, Alkitab melaporkan, ”Ia datang ke Nazaret, tempat ia dibesarkan; dan sesuai dengan kebiasaannya pada hari sabat, ia masuk ke dalam sinagoge, dan ia berdiri untuk membaca.” Setelah Yesus membacakan dan menjelaskan Yesaya 61:1, 2, para pendengarnya mulai ”heran akan perkataan yang menawan hati yang keluar dari mulutnya”.—Lukas 4:16, 22.
17 Perhimpunan Kristen dewasa ini mengikuti pola dasar yang sama. Setelah perhimpunan dibuka dengan nyanyian pujian dan doa, ayat-ayat Alkitab (atau ayat-ayat yang dikutip dalam bahan pelajaran Alkitab) dibacakan dan dijelaskan. Orang-orang Kristen sejati berkewajiban untuk meniru kebiasaan baik Yesus Kristus. Sejauh keadaan memungkinkan, mereka senang hadir secara tetap tentu pada pertemuan-pertemuan Kristen.
Teladan Zaman Modern
18, 19. Teladan-teladan istimewa apa diberikan oleh saudara-saudara di negara-negara yang kurang makmur sehubungan dengan perhimpunan dan kebaktian?
18 Di negeri-negeri yang tidak begitu makmur, banyak saudara-saudari kita memberikan teladan dalam menghargai pertemuan-pertemuan Kristen. Di Mozambik, seorang pengawas distrik bernama Orlando, bersama istrinya, Amélia, harus berjalan kaki selama 45 jam sejauh 90 kilometer melewati gunung yang tinggi untuk melayani sebuah kebaktian. Kemudian, mereka harus menempuh perjalanan pulang dengan jarak yang sama untuk melayani kebaktian berikutnya. Orlando dengan rendah hati melaporkan, ”Setelah berjumpa dengan saudara-saudara dari Sidang Bawa, kami merasa bahwa upaya kami belum ada apa-apanya. Perjalanan mereka pulang-pergi ke kebaktian ditempuh dengan berjalan kaki selama enam hari sejauh 400 kilometer, dan di antara mereka terdapat seorang saudara berusia 60 tahun!”
19 Bagaimana dengan penghargaan akan perhimpunan mingguan? Kashwashwa Njamba adalah seorang saudari yang lemah fisik, berusia sekitar 70 tahun. Ia tinggal di Kaisososi, desa kecil yang berjarak sekitar 5 kilometer dari Balai Kerajaan di Rundu, Namibia. Untuk menghadiri perhimpunan, ia berjalan kaki pulang-pergi sejauh 10 kilometer melewati semak-semak. Orang-orang pernah dirampok sewaktu melewati jalan ini, tetapi Kashwashwa tetap menghadiri perhimpunan. Sebagian besar perhimpunan diadakan dalam bahasa yang tidak dimengertinya. Jadi, bagaimana ia dapat memperoleh manfaat dari perhimpunan yang dihadirinya? ”Dengan menyimak ayat-ayat,” kata Kashwashwa, ”saya berupaya menangkap apa tema khotbahnya.” Tetapi ia buta huruf, jadi bagaimana ia menyimak ayat-ayat? ”Saya mendengarkan ayat-ayat yang saya hafal di luar kepala,” jawabnya. Dan selama bertahun-tahun, ia telah menyimpan cukup banyak ayat dalam ingatannya. Guna meningkatkan kesanggupannya untuk menggunakan Alkitab, ia mengikuti kursus pemberantasan buta huruf yang diselenggarakan sidang. ”Saya senang menghadiri perhimpunan,” katanya. ”Selalu saja ada hal baru untuk dipelajari. Saya senang bergaul dengan saudara-saudari. Meskipun saya tidak dapat berbicara kepada mereka semua, mereka selalu datang dan menyapa saya. Dan yang lebih penting lagi, saya tahu bahwa dengan menghadiri perhimpunan, saya menyenangkan hati Yehuwa.”
20. Mengapa kita hendaknya tidak meninggalkan pertemuan-pertemuan Kristen kita?
20 Seperti Kashwashwa, jutaan penyembah Yehuwa di seluruh bumi memperlihatkan penghargaan yang patut dipuji akan pertemuan Kristen. Seraya dunia Setan menuju ke kebinasaannya, jangan sampai kita meninggalkan pertemuan kita bersama. Sebaliknya, marilah kita tetap sadar secara rohani dan memperlihatkan penghargaan yang dalam akan perhimpunan dan kebaktian. Itu bukan hanya akan menyenangkan hati Yehuwa melainkan juga akan memberikan manfaat yang melimpah seraya kita menyantap pengajaran ilahi yang membawa kepada kehidupan abadi.—Amsal 27:11; Yesaya 48:17, 18; Markus 13:35-37.
Pertanyaan Tinjauan
◻ Mengapa menghadiri perhimpunan merupakan suatu hak istimewa?
◻ Bagaimana seluruh hadirin dapat berpartisipasi untuk membuat perhimpunan kita membina?
◻ Teladan istimewa apa yang diberikan Yesus Kristus?
◻ Pelajaran apa dapat ditarik dari saudara-saudara di negara-negara yang kurang makmur?
[Kotak di hlm. 17]
Mereka Menghargai Perhimpunan Mingguan
Jutaan orang tinggal di kota-kota yang dilanda kemiskinan dan kajahatan. Meskipun tinggal di tengah-tengah keadaan tersebut, orang-orang Kristen yang sejati memperlihatkan penghargaan yang patut dipuji untuk menghadiri pertemuan-pertemuan Kristen. Berikut ini laporan dari seorang penatua di salah satu sidang di kota Soweto, yang terletak di provinsi Gauteng, Afrika Selatan, ”Di sebuah sidang yang terdiri dari 60 Saksi dan para penyiar belum dibaptis, hadirin perhimpunan mencapai antara 70 dan 80 orang, kadang-kadang lebih. Meskipun saudara-saudari tidak harus menempuh perjalanan jauh ke perhimpunan, situasi di salah satu daerah Soweto ini benar-benar keras. Seorang saudara ditikam punggungnya sewaktu sedang berjalan menuju tempat berhimpun. Sedikitnya dua saudari dicengkeram dan hendak dirampok. Tetapi, keadaan ini tidak menghalangi mereka untuk hadir. Pada hari Minggu, kami mengadakan semacam latihan bernyanyi sebentar setelah kami menutup perhimpunan dengan doa. Sedikitnya 95 persen hadirin secara rutin tetap tinggal dan menyanyikan semua nyanyian yang akan digunakan pada perhimpunan minggu berikutnya. Ini membantu para peminat untuk mempelajari nyanyian dan turut bernyanyi.”
Orang-orang yang tinggal di desa juga menghadapi rintangan, seperti jauhnya jarak yang harus mereka tempuh untuk menghadiri perhimpunan tiga kali seminggu. Sepasang suami-istri peminat tinggal 15 kilometer dari Balai Kerajaan di Lobatse, Botswana. Sejak tahun lalu, mereka menghadiri perhimpunan secara tetap tentu bersama kedua anak mereka. Sang suami mencari nafkah dengan memperbaiki sepatu. Sang istri berjualan secara kecil-kecilan untuk menambah pendapatan keluarga supaya mereka dapat membayar ongkos pulang-pergi ke tempat perhimpunan.
Pada suatu malam di musim panas belum lama ini, setelah menghadiri perhimpunan pada kunjungan pengawas wilayah, keluarga ini masih menunggu bus di halte pada pukul 21.00. Bus-bus sudah pulang lebih awal karena cuaca buruk. Seorang petugas polisi menghentikan mobilnya dan menanyakan apa yang sedang mereka lakukan. Setelah mendengarkan masalah mereka, polisi ini merasa kasihan dan mengantar mereka pulang sejauh 15 kilometer. Sang istri, yang telah menjadi penyiar belum dibaptis, berkata kepada suaminya, ”Betul kan, Pak? Jika kita mengutamakan perhimpunan, Yehuwa selalu menyediakan jalan.” Sekarang, suaminya telah menyatakan keinginan untuk menjadi pemberita kabar baik juga.
[Gambar di hlm. 18]
Saksi-Saksi di Rumania ini memberikan teladan bagus yakni menghargai pertemuan-pertemuan Kristen