-
Dunia Ini Bukan Tempat yang Layak bagi MerekaMenara Pengawal—1987 (Seri 32) | Menara Pengawal—1987 (Seri 32)
-
-
7. (a) Siapa yang ”karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan”? (b) Siapa yang ”mengamalkan kebenaran” melalui iman?
7 Dengan iman kita dapat berhasil menghadapi setiap ujian integritas dan dapat melaksanakan apapun yang selaras dengan kehendak ilahi. (Baca Ibrani 11:33, 34.) Ketika mengutip perbuatan-perbuatan iman selanjutnya, rupanya Paulus mengingat hakim-hakim, raja-raja dan nabi-nabi Ibrani, karena ia baru saja menyebutkan orang-orang sedemikian. ”Karena iman” hakim-hakim seperti misalnya Gideon dan Yefta ”telah menaklukkan kerajaan-kerajaan”. Demikian pula Raja Daud, yang menaklukkan orang-orang Filistin, Moab, Aram, Edom, dan lain-lain. (2 Samuel 8:1-14) Juga melalui iman, hakim-hakim yang jujur ”mengamalkan kebenaran”, dan nasihat yang benar dari Samuel serta nabi-nabi lain menggerakkan sedikitnya beberapa orang untuk menghindari atau meninggalkan perbuatan salah.—1 Samuel 12:20-25; Yesaya 1:10-20.
-
-
Dunia Ini Bukan Tempat yang Layak bagi MerekaMenara Pengawal—1987 (Seri 32) | Menara Pengawal—1987 (Seri 32)
-
-
10. Siapa ”memadamkan api yang dahsyat” melalui iman, dan iman yang sama memungkinkan kita untuk melakukan apa?
10 Rekan-rekan Ibrani Daniel yang memelihara integritas, Sadrakh, Mesakh, Abednego sebenarnya ”memadamkan api yang dahsyat”. Ketika diancam hukuman mati dalam sebuah dapur api yang dipanaskan secara luar biasa, mereka mengatakan kepada Raja Nebukadnezar bahwa, tidak soal apakah Allah mereka akan menyelamatkan mereka atau tidak, mereka tidak akan melayani ilah-ilah raja Babel itu atau menyembah patung yang telah ia dirikan. Yehuwa tidak memadamkan api dalam dapur api itu, tetapi Ia mengatur agar ketiga orang Ibrani tidak mendapat celaka. (Daniel 3:1-30) Iman yang sama memungkinkan kita untuk memelihara integritas kepada Allah sampai pada titik di mana kita mungkin akan mati di tangan musuh.—Wahyu 2:10.
11. (a) Melalui iman, siapa yang ’telah luput dari mata pedang’? (b) Siapa yang ”telah beroleh kekuatan” melalui iman? (c) Siapa yang ”telah menjadi kuat dalam peperangan” dan ”telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing”?
11 Daud ”telah luput dari mata pedang” anak buah Raja Saul. (1 Samuel 19:9-17) Nabi-nabi Elia dan Elisa juga luput dari kematian oleh pedang. (1 Raja 19:1-3; 2 Raja 6:11-23) Namun siapa yang ’karena iman telah beroleh kekuatan dalam kelemahan’? Ya, Gideon menganggap dirinya dan orang-orangnya terlalu lemah untuk menyelamatkan Israel dari orang-orang Midian. Tetapi ia ”telah beroleh kekuatan” dari Allah, yang memberinya kemenangan—dan hanya dengan 300 orang! (Hakim 6:14-16; 7:2-7, 22) ”Dalam kelemahan” ketika rambutnya dicukur, Simson telah ”beroleh kekuatan” dari Yehuwa dan membunuh banyak orang Filistin. (Hakim 16:19-21, 28-30; bandingkan Hakim 15:13-19.) Paulus mungkin juga mengingat Raja Hizkia sebagai seseorang yang ”telah beroleh kekuatan” dari keadaan yang lemah secara militer dan bahkan secara fisik. (Yesaya 37:1–38:22) Di kalangan hamba-hamba Allah yang ”telah menjadi kuat dalam peperangan” ialah Hakim Yefta dan Raja Daud. (Hakim 11:32, 33; 2 Samuel 22:1, 2, 30-38) Dan mereka yang ”telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing” antara lain ialah Hakim Barak. (Hakim 4:14-16) Semua perbuatan yang berani ini seharusnya meyakinkan kita bahwa dengan iman kita dapat berhasil menghadapi setiap ujian integritas atas kita dan dapat melaksanakan apapun yang selaras dengan kehendak Yehuwa.
-