-
Teruslah Hidup Sebagai Anak-Anak AllahMenara Pengawal—1986 (Seri 26) | Menara Pengawal—1986 (Seri 26)
-
-
9. Dalam hal apa seorang Kristen yang dilahirkan dengan roh ”tidak dapat terus-menerus berbuat dosa,” dan mengapa ini demikian?
9 Yohanes kemudian membuat perbedaan antara anak-anak Allah dan anak-anak Iblis. (Baca 1 Yohanes 3:9-12.) Setiap orang ”yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi,” atau menjadikan hal itu suatu kebiasaan atau praktek. ”Benih,” atau roh suci Yehuwa yang ’melahirkan kembali’ seseorang kepada harapan surgawi, tetap ada dalam pribadi itu kecuali jika ia menolak dan karena itu ”mendukakan” roh itu, sehingga Allah menariknya kembali. (1 Petrus 1:3, 4, 18, 19, 23; Efesus 4:30) Agar tetap menjadi anak Allah, seorang Kristen yang dilahirkan dengan roh ”tidak dapat terus-menerus berbuat dosa.” (BIS) Sebagai ”ciptaan baru” dengan ”kepribadian baru (NW),” ia berjuang melawan dosa. Ia telah ”luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan,” dan tak terpikirkan olehnya untuk menjadi seorang yang terbiasa berbuat dosa.—2 Korintus 5:16, 17; Kolose 3:5-11; 2 Petrus 1:4.
-
-
Teruslah Hidup Sebagai Anak-Anak AllahMenara Pengawal—1986 (Seri 26) | Menara Pengawal—1986 (Seri 26)
-
-
11. (a) Apa cara lain untuk mengenali mereka yang bukan anak-anak Allah? (b) Dengan merenungkan haluan Kain kita seharusnya digerakkan untuk berbuat apa?
11 Selanjutnya dikatakan, ”demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya [tidak berasal dari Allah].” Sebenarnya, ”berita” yang telah kita dengar ”dari mula” atau awal kehidupan kita sebagai Saksi-Saksi Yehuwa ialah bahwa ”kita harus saling mengasihi.” (Yohanes 13:34) Jadi kita ”bukan seperti Kain,” yang menunjukkan bahwa ia ”berasal dari si jahat” dengan ”membunuh adiknya” secara kejam, suatu ciri khas dari pembunuh manusia, Setan. (Kejadian 4:2-10; Yohanes 8:44) Kain membunuh Habel ”sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.” Pasti, dengan merenungkan haluan Kain, seharusnya kita waspada agar juga tidak membenci saudara rohani kita.
-