Selalu Memperlihatkan Kasih dan Iman
”Barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah.” ”Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.”—1 YOHANES 4:16; 5:4.
1, 2. Sifat-sifat apa terutama ditandaskan di 1 Yohanes 4:7–5:21?
YEHUWA adalah personifikasi dari kasih, dan mereka yang ingin menyenangkan Dia harus memperlihatkan sifat ilahi ini. Rasul Yohanes membuat hal ini jelas dalam bagian terakhir dari surat terilhamnya yang pertama.
2 Orang-orang Kristen yang sejati juga harus memperlihatkan iman. Hanya dengan cara demikian mereka dapat mengalahkan dunia dan tetap aman dalam perkenan Yehuwa. Maka, seraya kita mempelajari bagian terakhir dari surat Yohanes, marilah kita dengan sungguh-sungguh merenungkan pentingnya memperlihatkan kasih dan iman.
’Marilah Kita Saling Mengasihi’
3, 4. Apa hubungan antara memperlihatkan kasih dan mengenal Allah?
3 Yohanes menandaskan pentingnya kasih. (Baca 1 Yohanes 4:7, 8.) Orang-orang Kristen ”yang kekasih” dianjurkan untuk ”[terus, NW] saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah,” karena Yehuwa adalah Sumbernya. ”Setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah [sebagai pribadi yang dilahirkan dengan roh] dan mengenal [”mendapat pengetahuan tentang,” NW] Allah,” mengenal sifat-sifat dan maksud-tujuan Yehuwa, dan bagaimana Ia menyatakan kasih. Dewasa ini ”pengetahuan tentang Allah” juga didapatkan oleh ”kumpulan besar” dari ”domba-domba lain” Kristus.
4 Mengenal Allah berarti benar-benar menghargai sifat-sifatNya, mengasihi Dia sepenuhnya, dan berpaut kepadaNya sebagai Penguasa kita. Tetapi ”barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah.” Mereka yang tidak memperlihatkan kasih Kristen tidak ”mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” Ya, kasih adalah sifat Yehuwa yang paling menonjol, yang nyata dalam persediaanNya untuk umat manusia secara rohani dan jasmani.
5. Apa bukti terbesar bahwa ”Allah adalah kasih”?
5 Berikutnya disebutkan bukti yang paling besar bahwa ”Allah adalah kasih.” (Baca 1 Yohanes 4:9, 10.) Yohanes mengatakan, ”Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita [sebagai pedosa-pedosa yang layak mati], yaitu bahwa Allah telah mengutus AnakNya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup olehNya.” Yesus adalah ’Anak tunggal’ Yehuwa karena dialah satu-satunya yang langsung diciptakan oleh Allah. (Yohanes 1:1-3, 14; Kolose 1:13-16) Dan Yesus ’diutus ke dalam dunia’ dengan menjadi manusia; melaksanakan pelayanannya kepada umum, dan kemudian mati sebagai korban. (Yohanes 11:27; 12:46) Untuk ’memperoleh hidup kekal olehNya,’ di surga ataupun di bumi, dituntut iman akan nilai korban tebusannya.
6. Ketika kita masih menjadi pedosa yang tidak mengasihi Allah, apa yang Ia lakukan?
6 Kita masih sebagai pedosa-pedosa yang tidak mengasihi Allah ketika ’Ia mengasihi kita dan mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.’ Korban Kristus memungkinkan kita untuk memulihkan hubungan yang baik dengan Allah. (Roma 3:24, 25; Ibrani 2:17) Apakah saudara menghargai pernyataan yang paling besar dari kasih kemurahan ini di pihak Bapa surgawi kita?
7. (a) Karena kita tidak dapat mengatakan bahwa kita mengasihi Yehuwa karena telah melihat Dia, bagaimana kita dapat menunjukkan bahwa kita memang mengasihi Dia? (b) Apa yang kita buktikan dengan memperlihatkan kasih persaudaraan?
7 Kasih Allah kepada kita hendaknya mempengaruhi sikap kita terhadap orang-orang lain. (Baca 1 Yohanes 4:11-13.) Karena Ia mengasihi kita ketika kita masih berdosa, ”maka haruslah kita juga saling mengasihi.” Di antara manusia, ”tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah.” Jadi kita tidak dapat mengatakan bahwa kita mengasihi Yehuwa karena telah melihat Dia. (Keluaran 33:20; Yohanes 1:18; 4:24) Tetapi, dengan memperlihatkan kasih, kita menunjukkan bahwa kita mengasihi Sumber dari sifat ini. Kasih persaudaraan membuktikan bahwa ”Allah bersatu dengan kita dan kasihnya menjadi sempurna,” (BIS) atau nyata sepenuhnya, dalam kita. Dan kita tahu bahwa ”kita hidup bersatu dengan” Yehuwa karena ”Allah sudah memberikan kepada kita RohNya.” (BIS) Dengan memperlihatkan kasih persaudaraan nyatalah bahwa roh Yehuwa bekerja dalam diri kita, karena kasih adalah salah satu buahnya. (Galatia 5:22, 23) Ini menunjukkan bahwa kita mengenal Allah dan mendapat perkenanNya.
8. Apa lagi yang membuktikan bahwa kita ”ada di dalam Allah”?
8 Ada bukti lain lagi bahwa kita ”berada di dalam Allah.” (Baca 1 Yohanes 4:14-16a.) Setelah ”melihat” apa yang dilakukan Yesus di bumi dan bagaimana ia menderita demi umat manusia, Yohanes dapat ”bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus AnakNya menjadi Juruselamat dunia” umat manusia yang berdosa. (Yohanes 4:42; 12:47) Selain itu, ’Allah tetap berada di dalam kita dan kita di dalam Dia’ jika kita mengaku dengan sungguh-sungguh bahwa Yesus Kristus adalah PutraNya. Hal ini menuntut iman dan diberikannya kesaksian kepada umum bahwa Yesus adalah Putra Allah. (1 Yohanes 3:36; Roma 10:10) Keyakinan kita dalam ”kasih Allah kepada kita” merupakan bukti lain lagi bahwa tidak soal apakah kita dari kaum sisa yang terurap atau ”domba-domba lain,” kita bersatu dengan Yehuwa.
9. (a) Dalam hal apa kasih kepada Allah dapat ”dijadikan sempurna,” dan bagaimana hal ini mempengaruhi hubungan kita dengan orang-orang lain? (b) Kasih yang ”sempurna” memperkembangkan apa?
9 Yohanes selanjutnya menunjukkan bahwa kasih dapat ”dijadikan sempurna dalam diri kita.” (BIS) (Baca 1 Yohanes 4:16b, 17.) Kita diingatkan bahwa ”Allah adalah kasih.” Karena kita ”tetap berada di dalam kasih,” memperlihatkan buah dari roh Yehuwa ini, kita ”tetap, berada di dalam Allah.” Jika kasih kepada Yehuwa ”dijadikan sempurna dalam diri kita,” (BIS) telah dinyatakan sepenuhnya kepada Dia, kita akan mengasihi rekan-rekan seiman kita. (Bandingkan ayat 12.) Kasih yang ”sempurna” juga memperkembangkan ”keberanian percaya [”kebebasan berbicara,” NW]” kepada Allah dalam doa sekarang dan ”pada hari penghakiman” yang ada hubungannya dengan kehadiran Kristus. Mereka yang memperlihatkan kasih sedemikian pada waktu itu tidak akan mempunyai alasan untuk takut mendapat hukuman dari Allah. Jika kita memperlihatkan kasih, dalam arti ”sebagaimana Kristus di dalam kasih, sebegitu juga kita di dalam dunia ini.” (Bode) Ya, kita sama seperti dia dalam menikmati perkenan sebagai anak-anak Allah dalam dunia umat manusia yang bermusuhan dengan Allah.
10. Mereka yang kasihnya telah menjadi ”sempurna” tidak merasa apa?
10 Mereka, yang kasihnya telah menjadi ”sempurna” tidak mengalami rasa takut yang menghalangi doa. (Baca 1 Yohanes 4:18, 19.) ”Ketakutan merupakan penahan,” (NW) yang menghalangi kita sehingga tidak dapat mendekati Yehuwa dengan bebas. Jadi jika kita mempunyai rasa takut sedemikian, ’kita tidak sempurna di dalam kasih kita.’ Tetapi jika kita ”sempurna di dalam kasih,” sifat ini memenuhi hati kita, mendorong kita untuk melakukan kehendak ilahi, dan menggerakkan kita untuk tetap dekat kepada Bapa surgawi kita dalam doa. Kita pasti mempunyai alasan untuk mengasihi Yehuwa dan berdoa kepadaNya, karena seperti dikatakan Yohanes, ”Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.”
11. Mengapa masuk akal untuk mentaati perintah ”Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya”?
11 Tentu, sekedar mengatakan bahwa kita mengasihi Allah tidak cukup. (Baca 1 Yohanes 4:20, 21.) Setiap orang yang mengatakan, ”Aku mengasihi Allah” tetapi membenci saudara rohaninya ”adalah pendusta.” Karena kita dapat melihat saudara kita dan mengamati sifat-sifatnya yang saleh, maka seharusnya lebih mudah untuk memperlihatkan kasih kepadanya dari pada mengasihi Allah yang tidak kelihatan. Sesungguhnya, ”barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya.” Jadi masuk akal jika kita mentaati ”perintah” ini, ”Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.”
Siapa Yang Mengalahkan Dunia?
12. Karena kita mengasihi Allah, kasih yang lain apa diharapkan juga kita miliki?
12 Yohanes selanjutnya memperlihatkan apa sebenarnya arti dari mengasihi Allah. (Baca 1 Yohanes 5:1-5.) Pertama, rasul itu menunjukkan bahwa ”setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus,” (Mesias, atau Pribadi Yang Diurapi Yehuwa) ”lahir dari Allah,” atau dilahirkan dengan roh oleh Yehuwa. Selain itu, setiap orang yang mengasihi Dia Yang Melahirkan, yaitu Yehuwa, mengasihi orang lain ”yang lahir dari padaNya.” Ya, semua anak-anak Allah yang diurapi mengasihi Dia dan diharapkan untuk saling mengasihi satu sama lain. Kasih persaudaraan tersebut juga merupakan ciri dari ”kumpulan besar” dari ”domba-domba lain” yang mempunyai harapan di bumi.—Yohanes 10:16; Wahyu 7:9.
13. (a) Mengapa perintah-perintah Allah tidak ”berat” bagi kita? (b) Bagaimana kita ”mengalahkan dunia”?
13 ”Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintahNya.” Sebenarnya, ”inilah kasih kepada Allah, yaitu bahwa kita menuruti perintah-perintahNya.” Karena kita mengasihi Allah dan kebenaran, kita senang mentaati perintah-perintahNya. Yohanes mengatakan bahwa hal itu tidak ”berat” bagi kita ”sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia.” ”Semua” bisa menyatakan kuasa yang diberikan Allah untuk ”mengalahkan dunia,” atau menang atas masyarakat manusia yang jahat dengan godaannya untuk melanggar perintah-perintah Yehuwa. (Yohanes 16:33) ”Kemenangan yang mengalahkan dunia” ialah ”iman kita” dalam Allah, FirmanNya, dan PutraNya. Jika kita ”percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah,” kita ”mengalahkan dunia” dengan menolak cara berpikirnya yang salah dan jalan-jalannya yang imoral, dan dengan mentaati perintah-perintah Allah.
14. (a) Bagaimana Yesus datang ”dengan air”? (b) Bagaimana Kristus diperlihatkan sebagai Putra Allah ”dengan darah”? (c) Bagaimana roh kudus ”memberi kesaksian” tentang Yesus Kristus?
14 Karena iman dalam Kristus Yesus sangat penting agar kita dapat ”mengalahkan dunia,” Yohanes menyebutkan bukti-bukti yang diberikan tentang Kristus oleh ”tiga yang memberi kesaksian.” (Baca 1 Yohanes 5:6-8.) Yohanes pertama-tama mengatakan bahwa Yesus ”datang dengan air.” Ketika Yesus dibaptis dalam air untuk melambangkan persembahan dirinya kepada Allah, Yehuwa mengatakan, ”Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.” (Matius 3:17) Kristus juga diperlihatkan sebagai Putra Allah ”dengan darah” yang ia curahkan dalam kematian sebagai tebusan. (1 Timotius 2:5, 6) Selanjutnya, Yohanes mengatakan, ”Roh [kudus] lah yang memberikan kesaksian, karena Roh adalah kebenaran.” Turunnya roh ke atas Yesus pada waktu ia dibaptis membuktikan bahwa ia adalah Putra Allah. (Matius 3:16; Yohanes 1:29-34) Roh Yehuwa memungkinkan Yesus untuk melaksanakan tugasnya dan melakukan perbuatan-perbuatan yang penuh kuasa. (Yohanes 10:37, 38; Kisah 10:38) Dengan roh itu, Yehuwa menimbulkan kegelapan yang mengherankan, gempa bumi, dan menyebabkan tirai bait terbelah ketika Yesus mati dan kemudian dengan roh yang sama Allah membangkitkan dia.—Matius 27:45-54.
15. Apa gerangan ”tiga yang memberi kesaksian” itu?
15 Jadi ”ada tiga yang memberi kesaksian” kepada fakta bahwa Yesus adalah Putra Allah. Ini adalah (1) roh kudus, (2) air baptisan Yesus dan apa yang dilambangkannya (persembahan dirinya kepada Yehuwa), dan (3) darah yang ia curahkan dalam kematian sebagai tebusan. Ketiga-tiganya ”adalah satu” dalam memberi kesaksian bahwa Yesus adalah Putra Allah. Kepada dialah kita harus mempunyai iman yang sejati jika kita ingin mendapat hidup kekal.—Bandingkan Ulangan 19:15.
Kesaksian Yang Diberikan oleh Allah
16. Bagaimana Yehuwa memberi kesaksian tentang Yesus?
16 Allah sendiri memberikan kesaksian mengenai PutraNya. (Baca 1 Yohanes 5:9-12.) ”Kita menerima [sebagai sesuatu yang benar] kesaksian manusia [yang tidak sempurna; seperti yang biasa kita lakukan bila bercakap-cakap di pengadilan], tetapi kesaksian Allah lebih kuat.” (Yohanes 8:17, 18) Karena ’Allah mustahil bohong,’ kita dapat menaruh kepercayaan yang mutlak dalam ”kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya.” Dan Yehuwa telah mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah putraNya. (Titus 1:2, Bode; Matius 3:17; 17:5) Selain itu, Allah ada di belakang ”tiga yang memberi kesaksian,” yaitu roh kudusNya, air baptisan Yesus, dan darah yang dicurahkan Kristus.
17. Apa satu-satunya cara yang memungkinkan keselamatan?
17 ”Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya,” karena semua bukti meyakinkan dia bahwa Yesus adalah Putra Allah. Tetapi ”barangsiapa tidak percaya [”mempunyai iman,” NW] kepada Allah” sebagai saksi yang dapat dipercaya mengenai PutraNya menjadikan Yehuwa pendusta. Tentu, kesimpulan dari kesaksian yang diberikan ialah bahwa ”Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya.” Hanya melalui iman dalam Yesus sebagai Putra Allah keselamatan kepada hidup kekal itu mungkin. (Yohanes 11:25, 26; 14:6; 17:1-3) Jadi ”barangsiapa memiliki Anak” dengan percaya kepadanya, mempunyai karunia yang pemurah yaitu hidup yang kekal. (Yohanes 20:31) Tetapi ”hidup” itu tidak akan dinikmati oleh siapapun yang tidak beriman dalam Yesus sebagai Putra Allah.
Doa Berguna!
18. Mengapa Yohanes menulis ”semuanya itu”?
18 Yohanes selanjutnya menyatakan maksud utama dari suratnya dan membahas doa. (Baca 1 Yohanes 5:13-15.) Ia menulis ”semuanya itu” agar dapat diketahui ’bahwa kita memiliki hidup yang kekal.’ Inilah keyakinan kita sebagai orang-orang yang beriman dalam ”nama” Putra Allah. (Bandingkan 1 Yohanes 3:23.) Dan mereka yang murtad, yang tidak berasal dari kita, tidak dapat menghancurkan iman itu.—1 Yohanes 2:18, 19.
19. (a) Menurut 1 Yohanes 5:14, 15, kita mempunyai ”keberanian percaya” apa kepada Allah? (b) Hal-hal apa yang dapat dengan tepat kita doakan?
19 Kepada Allah kita mempunyai ”keberanian percaya,” atau ”dapat berterus terang,” bahwa tidak soal apa yang kita minta dalam doa ”Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya.” Dengan tepat kita dapat mendoakan hal-hal seperti penyucian nama Yehuwa, rohNya, hikmat ilahi, dan kelepasan dari si jahat. (Matius 6:9, 13; Lukas 11:13; Yakobus 1:5-8) Dan ”kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada [Dia],” ”yang mendengarkan doa.”—Mazmur 65:3.
20, 21. (a) Apa yang dimaksud dengan ”dosa yang tidak mendatangkan maut”? (b) Mengapa berdoa untuk ”dosa yang mendatangkan maut” itu salah?
20 Yohanes selanjutnya berbicara tentang doa dan dua jenis dosa. (Baca 1 Yohanes 5:16, 17.) ”Dosa yang tidak mendatangkan maut” tidak dilakukan dengan sengaja, dan tidak salah untuk berdoa agar orang yang berbuat salah dan bertobat itu diampuni. (Kisah 2:36-38; 3:19; Yakobus 5:13-18) Tetapi adalah salah jika kita berdoa untuk ”dosa yang mendatangkan maut” karena ini adalah dosa yang disengaja melawan roh kudus, dan pengampunan tidak mungkin diperoleh. (Matius 12:22-32; Ibrani 6:4-6; 10:26-31) Pedosa-pedosa sedemikian pergi ke Gehenna, mengalami kebinasaan kekal dalam ”kematian yang kedua.” (Wahyu 21:8; Matius 23:15) Jadi karena Yehuwa adalah Hakim yang memberikan keputusan terakhir, kita tidak ingin mengambil risiko tidak menyenangkan Dia dengan berdoa untuk seorang pedosa bila bukti-bukti menunjukkan bahwa ia bersalah melakukan ”dosa yang mendatangkan maut” dengan sengaja.
21 Jadi, ”kalau ada seorang [terutama seorang penatua yang diangkat oleh roh] melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut [”kematian yang kedua”], hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepada [pedosa itu],” dengan menyelamatkan dia dari kebinasaan yang kekal. Tentu, ”semua kejahatan adalah dosa,” atau tidak kena pada sasaran dalam hal standar-standar Allah yang benar. ”Tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut” karena itu adalah akibat dari ketidaksempurnaan kita, kita bertobat, dan dosa itu ditutup oleh korban Kristus.
Pokok-Pokok Penting dari Surat Yohanes
22. Siapa ”tidak dapat mencengkeram” seorang Kristen yang loyal, dan orang sedemikian dapat mendoakan apa dengan yakin?
22 Yohanes kini meringkaskan pokok-pokok utama dalam suratnya. (Baca 1 Yohanes 5:18-21.) Setiap orang ”yang lahir dari Allah” sebagai seorang Kristen yang diurapi dengan roh ”tidak terus-menerus berbuat dosa.” (BIS) Yesus Kristus, ”Dia yang lahir dari Allah” melalui roh kudus, ”melindunginya, dan si jahat [Setan] tidak dapat menjamahnya [”mencengkeramnya,” NW].” Seorang Kristen terurap yang loyal dapat berdoa dengan yakin supaya diluputkan dari si jahat dan dapat, dengan ”perisai iman,” terlepas dari kerugian rohani yang disebabkan oleh ”semua panah api” dari Setan.—Matius 6:13; Efesus 6:16.
23. Bagaimana ”seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat”?
23 Karena orang-orang yang terurap mempunyai bukti bahwa mereka adalah anak-anak rohani Yehuwa, mereka dapat mengatakan, ”Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah.” Kenyataan bahwa mereka mempunyai iman dalam Kristus dan tidak mempraktekkan dosa membuktikan bahwa mereka adalah anak-anak Allah yang tidak dapat ’dicengkeram’ Setan. Tetapi ”seluruh dunia [masyarakat manusia yang jahat] berada di bawah kuasa si jahat,” Setan si Iblis. (Efesus 2:1, 2; Wahyu 12:9) Dunia mengalah kepada pengaruh dan kekuasaan Setan yang jahat, tidak berusaha membebaskan diri agar dapat melakukan kehendak ilahi.
24. Untuk maksud apa Yesus ”mengaruniakan pengertian kepada kita”?
24 Ada guru-guru palsu yang berpendapat bahwa Kristus tidak datang secara jasmani. (2 Yohanes 7) Tetapi bukti yang disebutkan dalam surat ini memungkinkan Yohanes untuk mengatakan, ”Kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang.” (1 Yohanes 1:1-4; 5:5-8) Selain itu, Yesus ”telah mengaruniakan pengertian kepada kita,” supaya ”kita mengenal Yang Benar,” suatu pengertian yang progresif tentang Allah. (Matius 11:27) Jadi ”kita ada di dalam Yang Benar [Allah Yehuwa], di dalam [”melalui,” NW] AnakNya Yesus Kristus.”—Bandingkan Yohanes 17:20, 21.
25. Sebagai orang-orang Kristen, bagaimana kita dapat menerapkan nasihat di 1 Yohanes 5:21?
25 Mereka yang bersatu dengan Allah yang benar, Yehuwa, tidak soal dari kaum sisa terurap atau ”domba-domba lain,” ingin menyenangkan Dia dalam segala hal. Namun ada godaan untuk menyembah berhala di abad pertama, demikian pula dewasa ini. Karena itu cocok jika Yohanes mengakhiri suratnya dengan nasihat yang bersifat kebapaan, ”Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.” Sebagai orang-orang Kristen, kita tidak membungkuk di depan patung-patung. (Keluaran 20:4-6) Kita juga tahu bahwa adalah salah untuk menaruh diri sendiri, kesenangan, atau apapun juga sebagai ganti Allah. (2 Timotius 3:1, 2, 4) Dan pembaktian kita kepadaNya menyebabkan kita tidak menyembah ’binatang buas’ politik dan ’patungnya.’ (Wahyu 13:14-18; 14:9-12) Jadi dengan maksud untuk menyenangkan Bapa surgawi kita dan menerima karunia hidup kekal dari padaNya, marilah kita bertekad bulat untuk menghindari semua penyembahan berhala, sekali-kali tidak membiarkan hal itu merusak hubungan kita yang berharga dengan Yehuwa melalui Yesus Kristus.
Bantuan Yang Tetap Ada Bagi Kita
26. Apa beberapa corak yang patut diperhatikan dari Satu Yohanes?
26 Surat terilham yang pertama dari Yohanes membantu orang-orang Kristen yang mula-mula untuk menjauhi penyembahan berhala. Hal itu memungkinkan mereka untuk melawan dusta dari orang-orang yang murtad dan hal itu juga telah membantu kita dewasa ini. Misalnya, di dalamnya dibuktikan bahwa Yesus Kristus hidup sebagai manusia dan mati sebagai ”kurban perdamaian” (Bode) untuk dosa-dosa. Surat itu memperkenalkan siapa ”antikristus” itu dan membuat perbedaan antara anak-anak Allah dan anak-anak si Iblis. Diperlihatkan pula cara menguji ”roh-roh” untuk mengetahui apakah itu berasal dari Yehuwa. Selain itu, kata-kata Yohanes meyakinkan kita bahwa ”Allah adalah kasih,” bahwa iman yang sejati mengalahkan dunia, dan bahwa Yehuwa mendengarkan doa-doa dari para saksiNya yang loyal.
27. Dalam hal apa saja surat pertama dari Yohanes Yang diilhami ilahi dapat membantu kita?
27 Dalam menghadapi godaan-godaan duniawi, betapa bijaksana untuk mengindahkan peringatan Yohanes agar tidak mengasihi dunia! Jika perbedaan-perbedaan pribadi menyebabkan hubungan kita dengan beberapa saudara seiman tegang, kata-kata sang rasul dapat mengingatkan bahwa kita dapat membuktikan kasih kita kepada Allah dengan memperlihatkan kasih persaudaraan. Dengan bantuan ilahi dan dengan menerapkan nasihat Yohanes, kita dapat dicegah sehingga tidak mempraktekkan dosa dan dapat memelihara iman yang mengalahkan dunia. Jadi marilah kita memperlihatkan penghargaan untuk surat yang terilham ini seraya kita terus berjalan dalam terang ilahi, tetap hidup sebagai anak-anak Allah, dan selalu memperlihatkan kasih dan iman demi kemuliaan Bapa surgawi kita, Yehuwa.
Bagaimana Saudara Akan Menjawab?
◻ Jika kita mengasihi Yehuwa, bagaimana seharusnya hal ini mempengaruhi hubungan kita dengan saudara-saudara seiman?
◻ Bagaimana kita dapat ”mengalahkan dunia”?
◻ Apa gerangan ”tiga yang memberi kesaksian” tentang Putra Allah?
◻ Berkenaan doa, ”keberanian percaya” apa dapat kita miliki?
◻ Satu Yohanes dapat membantu kita dalam hal-hal apa?
[Blurb di hlm. 27]
Karena Yehuwa mengasihi kita ketika kita masih berdosa, ’kita harus juga saling mengasihi’
[Blurb di hlm. 29]
Iman kita kepada Allah, FirmanNya, dan Putra TunggalNya memungkinkan kita untuk ”mengalahkan dunia”
[Gambar di hlm. 31]
Roh Kudus, air baptisan Yesus, darahnya yang dicurahkan dan Yehuwa sendiri memberi kesaksian bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah