Teruslah Hidup dalam Terang Ilahi
”Allah adalah terang.”—1 YOHANES 1:5.
Selama mempelajari artikel ini dan kedua artikel berikutnya, pemimpin hendaknya meminta agar ayat-ayat yang disebutkan dari Satu Yohanes dibacakan sesuai dengan waktu yang ada
1, 2. Bilamana dan di mana Satu Yohanes ditulis, dan surat itu berlaku untuk siapa?
SAKSI-SAKSI YEHUWA bersyukur atas terang ilahi dan ingin terus hidup di dalamnya. Tetapi, hal itu tidak mudah, karena bahkan murid-murid Yesus Kristus yang mula-mula dihadapkan dengan kemurtadan. Namun rasul-rasul Yesus yang loyal mencegah penyebarannya, dan salah seorang yang ”menahannya” adalah rasul Yohanes. (2 Tesalonika 2:1-12) Ketika ia sudah sangat tua dan tinggal di atau dekat Efesus kira-kira pada tahun 98 M., ia menulis suratnya yang pertama yang diilhami ilahi. Nasihatnya membantu orang-orang Kristen abad pertama untuk terus hidup dalam terang ilahi. Tetapi bagaimana dengan kita?
2 Kata-kata Yohanes masih tetap berfaedah bagi orang-orang Kristen abad ke-20. Jadi dalam pelajaran pribadi mengenai artikel ini dan kedua artikel berikut, usahakanlah untuk membaca semua ayat yang disebutkan dari surat terilhamnya yang pertama sewaktu itu dibahas. Dalam surat sang rasul dan ulasan-ulasan kami tentang hal itu, kata ganti orang seperti ”kami” dan ”kita” terutama memaksudkan para pengikut Yesus yang terurap. Tetapi prinsip-prinsip utama yang ada hubungannya dengan kebenaran, kasih, iman, dan lain sebagainya, juga berlaku bagi orang-orang Kristen yang mempunyai harapan di bumi.
Persekutuan Yang Mendatangkan Sukacita
3. Apa buktinya bahwa Putra Allah hidup, menderita, dan mati sebagai manusia, dan mengapa ia disebut ”Firman hidup”?
3 Yohanes mula-mula berbicara tentang suatu ”persekutuan” yang penuh sukacita. (Baca 1 Yohanes 1:1-4.) Yesus, ”Firman hidup” itu ada bersama dengan Yehuwa ”sejak semula” sebagai ciptaan Allah yang pertama, dan melalui dia ”telah diciptakan segala sesuatu.” (Kolose 1:15, 16) Orang-orang yang murtad pada abad pertama mengaku tidak berdosa dan menyangkal kedudukan Kristus yang sah dalam penyelenggaraan ilahi. Tetapi rasul-rasul Yesus telah mendengar ia berbicara, mengamati dia dengan penuh perhatian, dan telah menyentuh dia. Mereka tahu bahwa kuasa Allah bekerja melalui dia. Jadi ada bukti dari saksi-saksi mata bahwa ia adalah Putra Allah yang telah hidup, menderita, dan mati sebagai manusia. Ia adalah ”Firman hidup” karena ”hidup [kekal] itu telah dinyatakan” melalui Yesus, dan dengan perantaraan dia Allah menyediakan tebusan.—Roma 6:23; 2 Timotius 1:9, 10.
4. Apa yang dinyatakan oleh ”persekutuan” yang dinikmati kaum terurap?
4 Melalui apa yang dikatakan dan ditulis para rasul, mereka ”bersaksi” tentang manusia Yesus Kristus yang tidak berdosa. Yohanes ”memberitakan” hal-hal tersebut agar orang-orang yang terurap dapat menikmati ”persekutuan,” atau persahabatan dengan waris-waris Kerajaan yang lain, dengan sang Bapa, dan dengan PutraNya. ”Persekutuan” ini menunjukkan persatuan dan menghasilkan sukacita yang besar. (Mazmur 133:1-3; Yohanes 17:20, 21) Orang-orang murtad yang membenci bekas rekan-rekan mereka dalam dinas Yehuwa, tidak lagi menikmati persahabatan sedemikian dengan Allah dan Kristus.
”Allah Adalah Terang”
5. ”Berita” apa diterima rasul-rasul dari Yesus, dan bagaimana hal itu mempengaruhi tindak-tanduk Saksi-Saksi Yehuwa?
5 Setelah itu ada suatu ”berita” yang diterima oleh rasul-rasul dari Yesus. (Baca 1 Yohanes 1:5-7.) Beritanya ialah, ”Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan [tidak ada yang tidak suci, imoral, tidak benar, atau jahat].” Jadi Saksi-Saksi Yehuwa menjauhi semua praktek dosa yang ada hubungannya dengan kegelapan. (Ayub 24:14-16; Yohanes 3:19-21; Roma 13:11-14; 2 Korintus 6:14; 1 Tesalonika 5:6-9) Karena beberapa orang murtad tidak percaya bahwa ada perbuatan-perbuatan dosa, mereka berada dalam kegelapan rohani. Mereka mengaku mempunyai pengetahuan rahasia, tetapi Allah adalah terang, bukan rahasia yang gelap. Ia memberikan terang rohani hanya kepada saksi-saksiNya yang setia.—Matius 5:14-16; 1 Petrus 2:9.
6. Jika kita ”melakukan kebenaran,” berkat-berkat apa akan kita peroleh?
6 Jika kita mengatakan bahwa kita menikmati ”persekutuan” dengan Allah namun ”hidup dalam kegelapan,” menempuh kehidupan yang penuh dosa, kita ”berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran,” atau hidup selaras dengan itu. Namun jika kita mengejar haluan yang selaras dengan kebenaran, kita berada dalam terang, sama seperti Allah. Kita menikmati ”persekutuan” dengan rekan-rekan Kristen kita, yang semuanya dipersatukan dalam doktrin, pandangan rohani, pekerjaan menjadikan murid, dan corak-corak lain dari ibadat yang sejati.
7. Mengapa darah Yesus dapat ”menyucikan kita dari pada segala dosa”?
7 Tidak seperti orang-orang murtad yang mula-mula, kita yang ”hidup di dalam terang” mengakui bahwa dosa itu najis. Darah Yesus ”menyucikan kita dari pada segala dosa” karena kita bukan pedosa-pedosa yang sengaja. (Matius 12:31, 32) Kita benar-benar bersyukur, bahwa Allah memperlihatkan belas kasihan bahkan kepada orang-orang Kristen yang berbuat salah tetapi bertobat.—Mazmur 103:8-14; Mikha 7:18, 19.
Dasar untuk Pendamaian
8, 9. (a) Berdasarkan apakah Yehuwa akan mengampuni kita? (b) Mengenai dosa, apa yang dikatakan orang-orang yang murtad, dan mengapa mereka salah?
8 Yohanes selanjutnya menyatakan dasar untuk pembersihan dari dosa. (Baca 1 Yohanes 1:8–2:2.) Jika kita mengatakan, ”Kita tidak berdosa,” kita menyangkal fakta bahwa semua manusia yang tidak sempurna berdosa, dan ”kebenaran tidak ada di dalam kita.” (Roma 5:12) Tetapi Allah ”setia” dan mengampuni kita ”jika kita mengaku dosa kita” kepadaNya dengan sikap menyesal yang menggerakkan kita untuk meninggalkan perbuatan salah. (Amsal 28:13) Allah mengatakan tentang orang-orang yang berada dalam perjanjian baru, ”Aku . . . tidak lagi mengingat dosa mereka.” (Yeremia 31:31-34; Ibrani 8:7-12) Dalam mengampuni mereka, Ia setia kepada janji itu.
9 Selanjutnya, Allah ”adil,” selalu berpaut kepada standar-standarNya untuk kebenaran. Ia telah melaksanakan keadilan melalui tebusan dan dapat ”mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” jika kita mengakui keadaan kita yang berdosa dengan iman dalam korban Yesus. (Ibrani 9:11-15) Dengan kematiannya Mesias menyingkirkan dosa, sama seperti kambing yang dibebani dosa dibawa ke pada belantara pada Hari Raya Pendamaian. (Imamat 16:20-22; Yesaya 53:5, 8, 11, 12; 1 Petrus 2:24) Beberapa orang yang murtad mengatakan, ”Kita tidak ada berbuat dosa,” dengan demikian ’membuat Yehuwa menjadi pendusta.’ Tetapi ”Allah . . . mustahil bohong,” dan firmanNya memperlihatkan bahwa semua manusia yang tidak sempurna berdosa. (Titus 1:2, Bode; Pengkhotbah 7:20; Roma 3:23) Ya, dengan mengatakan ”Kita tidak ada berbuat dosa” berarti firman Allah tidak ”ada di dalam kita,” tidak ada dalam hati kita!—Bandingkan Ibrani 8:10.
10. Dalam hal apa Yesus adalah ”kurban perdamaian”?
10 Yohanes menulis ”hal-hal ini” tentang dosa, pengampunan, dan penyucian agar kita tidak mempraktekkan dosa. Kata-kata yang disampaikan seharusnya menggerakkan kita untuk berusaha dengan sungguh-sungguh agar tidak berbuat dosa. (1 Korintus 15:34) Tetapi jika kita memang berbuat ”dosa” dan bertobat, kita mempunyai ”seorang pengantara pada Bapa”—”Yesus Kristus, yang adil,” yang memohonkan pengampunan bagi kita kepada Allah. (Ibrani 7:26; bandingkan Yohanes 17:9, 15, 20.) Yesus adalah ”kurban perdamaian.” (Bode) Kematiannya memenuhi keadilan dan memungkinkan Allah untuk menyatakan belas kasihan dan menyingkirkan tuduhan dosa dari Israel rohani dan ”seluruh dunia,” termasuk ”kumpulan besar.” (Roma 6:23; Galatia 6:16; Wahyu 7:4-14) Betapa besar penghargaan kita kepada korban itu!
Taati Allah dan Perlihatkan Kasih
11. Melalui bukti apa kita tahu bahwa kita ”ada di dalam” Allah?
11 Untuk tetap hidup dalam terang ilahi, kita harus taat kepada Yehuwa. (Baca 1 Yohanes 2:3-6.) Kita tahu bahwa kita ”mengenal” Allah; mengerti Dia dan sifat-sifatNya, jika ”kita menuruti perintah-perintahNya.” Setiap orang yang mengaku mengenal Yehuwa tetapi tidak taat kepadaNya ”adalah seorang pendusta.” Sebaliknya, jika kita mentaati firmanNya, maka ”sudah sempurna kasih Allah,” atau lengkap. ”Dengan itulah,” yaitu bukti telah mentaati dan mengasihi Allah, kita tahu bahwa kita ”ada di dalam Dia [”hidup bersatu dengan Allah,” BIS].” Dan kita wajib untuk hidup seperti PutraNya, dalam pekerjaan menjadikan murid, dalam hubungan kita dengan orang-orang lain, dan sebagainya.
12. ”Perintah lama” apa dimiliki orang-orang Kristen, dan bagaimana perintah itu juga ”baru”?
12 Kasih persaudaraan juga penting. (Baca 1 Yohanes 2:7, 8.) Yohanes menulis sebuah ”perintah lama” yang sudah ada pada orang-orang yang setia ”dari mula” kehidupan mereka sebagai orang-orang Kristen. Perintah ini ”lama” karena Yesus sudah memberitahukan hal itu bertahun-tahun sebelumnya, ketika ia mengatakan kepada para pengikutnya agar ’mereka saling mengasihi sama seperti ia telah mengasihi mereka.’ (Yohanes 13:34) Namun perintah itu juga ”baru” karena hal itu lebih dari sekedar kasih kepada sesama seperti yang dituntut oleh hukum Taurat dan menuntut kerelaan untuk menyerahkan jiwa demi kepentingan rekan-rekan seiman. (Imamat 19:18; Yohanes 15:12, 13) Karena kasih kita yang rela berkorban membuktikan bahwa memenuhi ”perintah baru” ini ’ternyata benar di dalam Kristus maupun di dalam kita, maka kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya’ di antara kita.
13. Menurut 1 Yohanes 2:9-11, siapa ”berada di dalam terang” dan siapa yang tidak?
13 Namun, siapa sebenarnya yang ”berada di dalam terang”? (Baca 1 Yohanes 2:9-11.) Nah, ”barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya” berada dalam kegelapan rohani ”sampai sekarang.” Namun ”barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang,” dan dalam dia tidak ada ”penyesatan.” Di sini kata Yunaninya memaksudkan sebuah jerat untuk binatang yang telah diberi umpan dan menyatakan sesuatu yang dapat mengakibatkan kejatuhan ke dalam dosa. Sebenarnya, seorang yang mengaku diri Kristen yang membenci saudaranya ”tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.” (Matius 13:13-15) Apakah peringatan ini menggerakkan saudara untuk menghindari kegelapan rohani dengan tidak membiarkan perbedaan-perbedaan pribadi, dusta dari orang-orang yang murtad atau apapun merusak kasih persaudaraan yang saudara miliki?
Dasar untuk Yakin
14. Siapakah ”anak-anak” dan ”bapa-bapa” yang disapa oleh Yohanes?
14 Yohanes kemudian menyatakan keyakinan dalam ”anak-anak [kecil],” yang rupanya memaksudkan seluruh sidang. (Baca 1 Yohanes 2:12-14.) Dosa-dosa kita sudah diampuni ’oleh karena nama Kristus,’ sebab hanya melalui dia Allah dapat memberikan keselamatan. (Kisah 4:12) Kaum terurap ”mengenal Bapa” karena Ia telah melahirkan mereka dengan rohNya. Beberapa di antara mereka adalah ”bapa-bapa”—kemungkinan besar orang-orang percaya yang sudah lanjut usia, lebih berpengalaman, dan sudah maju secara rohani. Mereka mengenal Yesus, yang ada ”dari mulanya” karena Allah telah menciptakan dia sebelum segala perkara yang lain.
15. (a) Siapakah ”orang-orang muda” yang disapa oleh Yohanes, dan bagaimana mereka ”telah mengalahkan yang jahat”? (b) Berikan contoh bagaimana kita dapat ”mengalahkan” Setan dewasa ini.
15 ”Orang-orang muda” yang disapa oleh Yohanes mungkin adalah orang-orang Kristen yang lebih muda, kurang berpengalaman. Mereka ”telah mengalahkan yang jahat,” Setan, dengan tidak mengalah kepada ”muslihatnya.” (2 Korintus 2:11, Bode) Misalnya, pada jaman sekarang ini hal itu mencakup menghindari hiburan yang mesum, musik yang merangsang, dan pornografi, yang dapat mengikis prinsip-prinsip Kristen dan mengakibatkan kejatuhan ke dalam imoralitas seks. ”Orang-orang muda” menang atas Setan karena mereka ”kuat” secara rohani dan ”firman Allah” diam di dalam diri mereka. Semoga kita menjadi seperti mereka dalam menerima persediaan rohani Allah, menolak kemurtadan, dan terus hidup dalam terang ilahi.
Kasih Yang Tidak Boleh Kita Miliki
16. Kasih apa yang tidak boleh kita miliki, namun apa yang akan terjadi atas kita jika kita mempunyai pandangan dan cita-cita duniawi?
16 Tidak soal apakah kita orang-orang Kristen yang masih muda atau sudah tua, ada jenis kasih yang tidak boleh kita miliki. (Baca 1 Yohanes 2:15-17.) Kita ’jangan mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya.’ Sebaliknya, kita harus menjaga agar tidak dicemarkan oleh kebejatan dari masyarakat manusia yang fasik dan jangan menghirup ”roh”nya, atau digerakkan oleh sikapnya yang menonjol yang berdosa. (Efesus 2:1, 2; Yakobus 1:27) Jika kita mempunyai pandangan dan cita-cita duniawi, ”kasih akan Bapa” tidak akan ada dalam kita. (Yakobus 4:4) Hal itu benar-benar merupakan bahan untuk kita pikirkan dengan sungguh-sungguh, bukan?
17. Orang-orang Kristen tidak boleh memuaskan keinginan duniawi apa?
17 ”Semua yang ada di dalam dunia” tidak berasal dari Allah. Ini termasuk ”keinginan daging.” Memenuhi hal itu berarti memuaskan keinginan-keinginan yang berdosa seperti misalnya nafsu seks yang imoral. (1 Korintus 6:15-20; Galatia 5:19-21) Juga yang harus dihindari ialah menuruti ”keinginan mata.” Buah terlarang yang terlihat oleh mata dan sangat diinginkan itu telah memikat Hawa, dan karena memandang Batsyeba yang sedang mandi, Daud akhirnya melakukan dosa besar. (Kejadian 3:6; 2 Samuel 11:2-17) Maka, untuk dapat tetap hidup dalam terang ilahi, kita harus menghindari hiburan yang bejat dan perkara-perkara lain yang merangsang keinginan berdosa dan merusak hati.—Amsal 2:10-22; 4:20-27.
18. Mengapa ”memamerkan harta benda” tidak ada gunanya, dan hal itu tidak akan menghasilkan apa?
18 Yang juga berasal dari dunia ialah ”memamerkan harta benda.” (NW) Seseorang yang sombong boleh jadi membanggakan kekayaannya, koleksi busana, dan sebagainya, semua perkara yang dapat lenyap. Dengan ”memamerkan” hal itu, mungkin, ia dapat mengesankan beberapa orang dan mendapat pujian yang muluk tetapi tidak mendatangkan berkat ilahi.—Matius 6:2, 5, 16, 19-21; Yakobus 4:16.
19. Apa yang akan terjadi atas dunia ini, dan bagaimana seharusnya fakta ini mempengaruhi kita?
19 Ingat bahwa ”dunia ini sedang lenyap” dan akan dibinasakan. (2 Petrus 3:6) Keinginan dan harapannya akan lenyap bersamanya, demikian pula orang-orang yang mengasihinya. ”Tetapi,” kata Yohanes, ”orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” Jadi marilah kita terus memandang kepada hidup yang kekal dengan ’meninggalkan [”menolak,” Bode] keinginan-keinginan dunia’ dan terus hidup dalam terang ilahi.—Titus 2:11-14.
Waspada Terhadap Kemurtadan
20. Mereka yang ’anti kepada Kristus’ disebut apa, dan munculnya mereka membuktikan bahwa apa telah tiba?
20 Yohanes kini memperingatkan terhadap para antikristus. (Baca 1 Yohanes 2:18, 19) Ia mengingatkan rekan-rekan seimannya bahwa dari rasul-rasul mereka ”dengar, seorang antikristus akan datang.” Munculnya ”banyak antikristus” membuktikan bahwa itulah ”waktu yang terakhir,” bagian terakhir dari jaman rasuli. Meskipun mereka yang ’anti kepada Kristus’ membentuk kelompok ”antikristus,” banyak antikristus pribadi pura-pura beribadat kepada Allah tetapi ”tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita” dan meninggalkan Kekristenan yang sejati. Kita senang bahwa dengan kepergian atau dipecatnya orang-orang sedemikian dewasa ini, kerusakan atas sidang dapat dicegah.
21. Mengapa orang-orang Kristen yang dilahirkan dengan roh ”mempunyai pengetahuan,” dan ”kebenaran” apa yang mereka ketahui?
21 Pandangan-pandangan yang murtad ditolak oleh orang-orang Kristen yang loyal yang dilahirkan dengan roh. Karena ”pengurapan dari Yang Kudus,” Yehuwa, membantu mereka untuk mengerti FirmanNya, ’mereka semua mengetahui [”mempunyai pengetahuan,” NW].’ (Baca 1 Yohanes 2:20, 21.) Mereka pasti mengetahui ”kebenaran” karena hal itu berkaitan dengan Yesus Kristus, sedangkan orang-orang yang murtad mempunyai pandangan yang salah tentang dia. Karena ”tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran,” semua yang mengasihi Yehuwa menolak pandangan-pandangan yang salah tersebut dan orang-orang yang mendukungnya.
22. Apa yang dilakukan C. T. Russell ketika salah seorang dari rekan-rekan yang semula menyangkal tebusan?
22 Bagaimana juga, ”siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus,” Pribadi Yang Diurapi Allah? (Baca 1 Yohanes 2:22-25.) Ya, ’dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak adalah anti-kristus’! Menarik sekali, ketika seorang bekas rekan dari siswa Alkitab Charles T. Russell menyangkal tebusan, Russell tidak lagi berteman dengannya dan mulai menerbitkan brosur ini, yang selalu menyatakan kebenaran tentang asal-usul Kristus, peranan dan pelayanan yang pengasih dari Mesias sebagai ”kurban perdamaian.”
23. Bagaimana ”mengaku Anak” mempengaruhi hubungan kita dengan Allah, dan harapan kita?
23 Orang-orang murtad yang menyangkal Kristus tidak mempunyai Yehuwa sebagai Sahabat mereka. (Yohanes 5:23) Namun kita yang di depan umum ’mengaku Anak, juga memiliki Bapa,’ karena mempunyai hubungan yang diperkenan dengan Allah. (Matius 10:32, 33) Para pengikut Yesus yang mula-mula yang loyal, berpaut kepada apa yang telah mereka dengar tentang Putra Allah ”dari mula” kehidupan mereka sebagai orang-orang Kristen. Dan jika kebenaran yang sama ini ada dalam hati kita, kita akan ”tetap tinggal di dalam” Allah dan juga Kristus dan akan menerima ”janji yang telah dijanjikan,” yaitu hidup kekal.—Yohanes 17:3.
Diajar oleh Allah Yehuwa
24. Siapa menerima ”pengurapan” oleh roh suci, dan mengapa mereka ’tidak perlu diajar oleh orang lain’?
24 Agar dapat tetap hidup dalam terang ilahi dan tidak disesatkan oleh orang-orang murtad, kita membutuhkan pengajaran rohani yang benar. (Baca 1 Yohanes 2:26-29.) Orang-orang yang dilahirkan dengan roh menerima ”pengurapan” oleh roh suci, mengenal Allah dan PutraNya, dan ’tidak perlu diajar oleh orang lain [orang yang murtad].’ Melalui rohNya yang mengurapi, Allah ”mengajar” orang-orang Israel rohani ”tentang segala sesuatu” yang perlu untuk beribadat kepadaNya dengan diperkenan. (Yohanes 4:23, 24; 6:45) Kita senang bahwa sebagai Saksi-Saksi Yehuwa kita menerima pengajaran rohani sedemikian dari Allah melalui ”hamba yang setia dan bijaksana.”—Matius 24:45-47.
25, 26. (a) Mengapa kaum terurap dapat memperoleh ”kebebasan berbicara”? (b) Apa artinya ”berbuat kebenaran”?
25 Yohanes mendesak kaum terurap yang telah diajar dengan baik agar ”tetap tinggal di dalam” Allah. Mereka yang ”tinggal di dalam” Yehuwa juga bersatu dengan PutraNya. (Yohanes 14:19-21) Persatuan sedemikian dianjurkan agar supaya ”apabila Ia [Kristus] menyatakan diriNya, kita beroleh keberanian percaya [”kebebasan berbicara,” NW] dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatanganNya [”kehadirannya,” NW],” yaitu, selama Parousianya (kehadirannya).
26 Karena kita kini hidup selama ”kehadiran” Yesus, bagaimana kita dapat memastikan bahwa tidak ada sesuatu pun yang membuat kita harus malu dan bahwa kita benar-benar hidup dalam terang ilahi? Dengan ”berbuat kebenaran.” ’Jikalau kita tahu, bahwa Allah adalah benar,’ kata Yohanes, ’kita harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari padaNya.’ ”Berbuat kebenaran” berarti mentaati perintah-perintah Allah, menghindari kejahatan, dan melakukan pekerjaan yang baik seperti menjadikan murid dan membantu rekan-rekan seiman. (Markus 13:10; Filipi 4:14-19; 1 Timotius 6:17, 18) ”Lahir dari” Allah berarti ”dilahirkan kembali” sebagai anak-anak rohaniNya.—Yohanes 3:3-8.
27. Apa yang akan diperlihatkan oleh rasul Yohanes kepada kita selanjutnya?
27 Jadi Yohanes telah memperlihatkan caranya untuk tetap hidup dalam terang ilahi. Selanjutnya ia akan menunjukkan cara untuk hidup sebagai anak-anak Allah. Hal ini menuntut apa?
Apa Jawaban Saudara?
◻ Bukti apakah yang diberikan oleh Yohanes bahwa Putra Allah hidup, menderita, dan mati sebagai manusia?
◻ Dalam hal apa Yesus Kristus ”menjadi kurban perdamaian”?
◻ Perintah apakah yang ada pada orang-orang Kristen, yang adalah ”baru” maupun juga ”lama”?
◻ Apa yang akan terjadi atas dunia ini, dan bagaimana seharusnya fakta ini mempengaruhi kita sebagai orang-orang Kristen?
◻ Bagaimana kaum terurap dapat yakin bahwa mereka hidup dalam terang ilahi?
[Blurb di hlm. 19]
Apakah saudara memperlihatkan penghargaan terhadap korban Yesus?