Pasal 15
“Keluarlah Kamu dari Antara Mereka”
1. Jika kita mencintai kebenaran dan keadilan, apa yang harus kita benci dan jauhi?
ALLAH YEHUWA mengharap semua orang yang mengasihi dan melayani Dia agar tetap bersih dari ibadat palsu. Tentang Putra Allah, Alkitab berkata: “Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan.” Karena sikap ini Bapanya telah memberkatinya dengan cara istimewa, meninggikannya sebagai raja yang terlantik dari kerajaan Allah. (Ibrani 1:9) Jika saudara mencintai kebenaran dan keadilan, maka saudara juga akan membenci dan menjauhi apa yang palsu dan tidak berkenan kepada Allah. Dengan cara ini saudara dapat memperoleh perlindungan sekarang maupun sewaktu Allah menyatakan hukuman yang mendatang atas orang-orang yang meremehkan kehendakNya.
2. Jika kita melihat perbedaan antara mereka yang melayani Allah dan mereka yang tidak melayani Dia, haluan apa yang harus kita tempuh dan mengapa?
2 Lama berselang Allah telah menubuatkan bahwa Ia akan mempunyai satu umat sebagai “milik kesayangan,” dan para pengamat pasti melihat “perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepadaNya.” (Maleakhi 3:17, 18) Jika saudara melihat perbedaan ini, maka saudara harus bertindak sesuai dengan hal ini. Jika saudara tidak berbuat demikian, harapan saudara untuk mendapat hidup kekal terancam. Haluan manakah yang harus saudara tempuh? Firman Allah dengan tegas menyatakan: “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? . . . Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?” Karena tidak mungkin ada persatuan antara orang yang melakukan kebenaran dan orang yang berbuat jahat, Allah menitahkan: “Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka.”—2 Korintus 6:14-17.
KELUARLAH DARI “BABEL BESAR”
3. Kata-kata yang serupa apa Allah ucapkan kepada umatNya yang dibuang di Babel purbakala dan apakah ini menyebabkan mereka kehilangan sesuatu yang baik?
3 Kepada mereka yang pernah menjadi umat pilihanNya dan yang dibuang di Babel purbakala, Allah Yehuwa mengucapkan pesan yang serupa: “Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh. Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintahKu, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti, . . . nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapanKu. Keluarlah dari Babel.” (Yesaya 48:17-20) Apa yang Yehuwa lakukan pada waktu itu justru untuk kefaedahan mereka yang mengasihi Dia, bukan supaya mereka kehilangan sesuatu yang baik. Dengan ditaklukkannya Babel pada tahun 539 S.M., Ia memungkinkan mereka meninggalkan Babel sebagai umat yang merdeka.
4. (a) Meskipun Babel purbakala sudah tidak ada lagi, apa yang Allah katakan mengenai Babel yang lain? (b) Di Wahyu pasal 17, bagaimana Babel yang lebih besar ini dilukiskan?
4 Babel purbakala tidak ada lagi. Namun Allah menyebut suatu Babel lain sebagai “Babel Besar.” Dan sekali lagi Ia memerintahkan: “Pergilah kamu, hai umatKu, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.” (Wahyu 18:4) Di pasal sebelumnya dari Wahyu, Babel Besar dilukiskan secara lambang sebagai wanita imoril yang menguasai atau duduk atas “bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa,” dan yang “memerintah atas raja-raja di bumi” dan “berbuat cabul” dengan raja-raja ini.—Wahyu 17:1, 2, 15, 18.
5. (a) Apakah Babel Besar satu kerajaan politik? (b) Mengapa Babel Besar tidak mungkin kerajaan komersiil? (c) Dalam Alkitab, mengapa kerajaan agama digambarkan sebagai perempuan pelacur?
5 Ini berarti bahwa Babel Besar adalah suatu kerajaan. Kerajaan macam apa? Karena “raja-raja di bumi,” unsur-unsur politik, dikatakan “berbuat cabul” dengan dia, maka Babel Besar sendiri bukan kerajaan politik. Buku Wahyu menunjukkan bahwa apabila Babel Besar ditumpas maka “mereka yang memperdagangkan barang-barang itu” di bumi berdiri dari jauh dan meratap; maka Babel Besar juga bukan kerajaan komersiil. (Wahyu 18:15) Kalau begitu, mungkinkah ia kerajaan agama? Nah, agama memang mempunyai pengaruh besar atas kerajaan-kerajaan politik dan bahkan sampai mengendalikan orang-orang di seluruh bumi. Tetapi mengapa kerajaan agama ini digambarkan sebagai seorang perempuan pelacur yang dipersalahkan telah berbuat cabul? Karena ia mencampurkan agama dengan politik. Mengenai Susunan Kristen, Alkitab menunjukkan bahwa mereka yang mengaku melayani Allah padahal tidak setia dan mengadakan hubungan dengan kekuasaan politik dipandang oleh Allah sebagai perempuan pelacur atau pezinah secara rohani.—Yehezkiel 16:1, 2, 28-30; Yakobus 4:4.
6. Di manakah agama palsu mulai berkembang sesudah Air Bah, dan bagaimana ajaran-ajaran serta kebiasaan-kebiasaannya meluas?
6 Tidak lama sesudah air bah seluas bumi di jaman Nuh, agama palsu mulai berkembang di Babel, tempat Nimrod mengangkat dirinya “untuk menentang Yehuwa.” Akan tetapi, Yehuwa mengacaukan bahasa orang banyak dan “mereka diserakkan . . . ke seluruh bumi.” Seraya orang berpencar, mereka membawa ajaran-ajaran dan kebiasaan-kebiasaan agama Babel. (Kejadian 10:8-10; 11:4-9) Selaras dengan ini, buku The Religion of Babylonia and Assyria (oleh Profesor Morris Jastrow, hal. 701) menuturkan tentang “kesan mendalam yang berbekas pada dunia purbakala oleh wujud-wujud yang nyata dari pemikiran agama di Babel dan oleh kegiatan agama yang sangat berpengaruh di daerah itu.”
7. Di manakah asalnya berbagai ajaran dan kebiasaan yang terdapat dalam macam-macam agama sekarang?
7 Jadi, meskipun banyak orang tidak sadar, banyak ajaran dan kebiasaan yang terdapat dalam agama-agama di seluruh bumi dewasa ini sama-sama berasal dari agama palsu Babel. Apakah beberapa dari antaranya?
8. (a) Sebutkan beberapa ajaran agama yang terkemuka di Babel. (b) Apakah ajaran-ajaran tadi terdapat dalam Firman Allah?
8 Di antara ajaran-ajaran yang terkemuka di Babel dulu kala adalah: ibadat kepada tuhan tiga serangkai atau tritunggal, kepercayaan bahwa jiwa manusia tidak dapat mati dan ajaran bahwa orang-orang menderita sesudah kematian di alam baka. Penggunaan patung-patung memegang peranan besar dalam ibadat Babel. Seperti telah ditunjukkan dalam pasal-pasal permulaan dari buku ini, tak satupun dari ajaran-ajaran ini terdapat dalam Alkitab, Firman Allah. Akan tetapi, apakah kita melihat ajaran dan kebiasaan yang serupa dalam organisasi-organisasi agama di sekitar kita dewasa ini?
9. (a) Apakah yang mencirikan suatu agama sebagai bagian dari Babel Besar? (b) Karena Allah telah menubuatkan bahwa Ia akan mendatangkan kebinasaan yang tiba-tiba atas Babel Besar, apakah yang sangat perlu dilakukan?
9 Bersama ajaran “Tritunggal,” sifat tidak bisa binasa dari jiwa manusia dan neraka siksaan, setiap ajaran lain atau kebiasaan yang bertentangan dengan Firman Allah yang terilham mencirikan agama itu palsu dan dicap sebagai bagian dari Babel Besar. Suatu agama mungkin mengaku menjunjung ibadat Allah yang sejati dari Alkitab dan mungkin menggunakan nama PutraNya, Yesus Kristus, tetapi apa gunanya jika agama itu dicampuri dengan ajaran dan kebiasaan Babel? (Galatia 5:7-9; Matius 7:22, 23) Allah telah menubuatkan bahwa dengan tiba-tiba, “dalam satu hari,” malapetaka berupa “sampar dan perkabungan dan kelaparan” akan menimpa Babel Besar. Maka sungguh mendesak dan adalah demi kefaedahan kita untuk memisahkan diri sama sekali sekarang dari setiap bagian kerajaan agama palsu itu.—Wahyu 18:8.
10. (a) Apakah seseorang ‘keluar dari antara mereka’ jika ia terus bergabung dengan agama yang mengajarkan ajaran-ajaran palsu? (b) Pemberitaan apa yang harus disampaikan oleh seseorang kepada organisasi agama yang dimasukinya dulu?
10 Apa artinya ‘keluar dari antara mereka’? Cukuplah seseorang hanya dalam pikirannya mengakui kepalsuan ajaran-ajaran Babel seraya tetap bergabung dengan organisasi agama yang berpaut pada ajaran-ajaran tersebut? Sesungguhnya, bukankah ini sikap yang munafik? Bukankah ini merupakan dukungan yang nampak atas sesuatu yang dikutuk oleh Allah? Bagaimanakah orang sedemikian dapat benar-benar menganggap diri taat kepada perintah Allah supaya “Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu . . . dan janganlah menjamah apa yang najis”? (2 Korintus 6:17) Jika kita tidak ingin seperti orang-orang yang dikumpulkan di kuil Baal pada jaman Yehu untuk dibinasakan atas perintah Allah, kita perlu memutuskan sama sekali hubungan dengan semua organisasi Babel Besar. Kita tidak akan ikut lagi dalam kegiatan mereka. (2 Raja 10:20-27)a Kita perlu memberitahukan mereka bahwa kita mengundurkan diri dari organisasi mereka. Dengan cara ini kita tidak akan “berlaku timpang dan bercabang hati,” dengan mencoba “mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat,” sehingga “membangkitkan cemburu Tuhan.”—1 Raja 18:21;b 1 Korintus 10:21, 22.
11. Bagaimana pandangan Alkitab mengenai gerakan agama paduan?
11 Tetapi bukankah penyatuan agama-agama dalam agama paduan atau gerakan ekumene suatu yang baik? Nah, bagaimana pandangan Allah Yehuwa? Alkitab menunjukkan bahwa Ia tidak mengijinkan agama paduan dengan orang-orang Kanaan bagi bangsa Israel. (Ulangan 7:3, 4) Dan bagaimana pandangan Putra Allah mengenai agama paduan? Ia tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan agama paduan dengan berbagai sekte agama Yahudi ketika ada di bumi. Sebaliknya, dengan terus terang ia mengutuk agama palsu pada jamannya dan menyatakan dengan tegas: “Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”—Yohanes 14:6; lihat juga Matius 23:13, 38.
SIKAP YANG TEGUH DEMI KEBENARAN MEMBAWA BANYAK BERKAT
12. (a) Apabila seseorang memutuskan sama sekali hubungan dengan ibadat palsu, apa yang mungkin terjadi dengan sanak keluarganya? (b) Kasih apakah yang diuji oleh hal ini?
12 Memutuskan hubungan sama sekali dengan ibadat palsu dapat menimbulkan problem. Yesus menunjukkan bahwa anggota-anggota keluarga seseorang mungkin menentang haluan demikian. Tetapi, walaupun mereka yang menentang itu seerat dan sedekat anggota keluarga sendiri, kata Yesus, ini tidak patut mempengaruhi keputusan kita. (Matius 10:32-37) Soalnya, bukanlah harus mengurangi kasih yang dahulu diberikan terhadap orang-orang itu, melainkan seberapa kuat kasih kita kepada Yehuwa dan Firman kebenaranNya.
13. (a) Bila saudara bertekun dalam kebenaran, apa yang mungkin menjadi akibatnya atas orang-orang yang dekat dengan saudara? (b) Jaminan apa yang Allah berikan?
13 Sesungguhnya, dengan berpendirian teguh demi kebenaran, orang itu dapat benar-benar bertindak demi kebaikan kekal dari sanak keluarganya yang pada mulanya mungkin menentang haluan yang benar. Kalau menyerah bila ditekan, para penentang akan makin tergerak untuk melawan kebenaran. Sebaliknya, kelakuan saudara yang setia mempertahankan kebenaran Firman Allah dan hidup selaras dengan itu akan menghasilkan banyak berkat dan kebahagiaan bagi saudara; saudara akan dibuatnya menjadi orang yang lebih baik. Dengan demikian, pada waktunya, mereka yang dekat kepada saudara mungkin mulai menginsafi betapa bijaksana haluan saudara dan dibantu juga untuk mengerti kebenaran. Menurut Alkitab, inilah harapan yang harus kita pupuk dan usahakan. (1 Korintus 7:12-16; 1 Petrus 3:1, 2) Memang, ini meminta kesabaran, kepercayaan bahwa cara Allah adalah yang terbaik, dan yang terpenting, kasih. Tetapi Allah sendiri dengan kasih meyakinkan saudara bahwa Ia mendukung dan menguatkan jika saudara mengutamakan Dia dalam hidup saudara.—Roma 8:38, 39.
14. (a) Apakah Allah mengharapkan orang-orang tua memisahkan diri dari agama palsu dan menganut agama sejati? (b) Hal ini akan membuka harapan apa bagi orang-orang demikian?
14 Kemudian, sejumlah orang mungkin merasa bahwa mereka sekarang sudah lanjut usia dan sudah terlambat untuk mengubah haluan. Tetapi, Allah Yehuwa, yang disebut “Yang Lanjut Usianya,” mengundang orang-orang tua juga untuk ikut memujiNya. (Daniel 7:9; Mazmur 148:12, 13) FirmanNya menunjukkan bahwa usia tua bukanlah alasan untuk tidak memisahkan diri dari apa yang dikutuk oleh Allah, tetapi “rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran.” (Amsal 16:31; lihat juga Yehezkiel 9:4-6.) Tidak pernah terlambat dalam kehidupan untuk mengambil pendirian yang selaras dengan kebenaran bila seseorang telah mengetahuinya, dengan demikian menjejakkan langkah yang teguh pada jalan menuju hidup kekal.—Amsal 10:22.
15. (a) Berkat-berkat apa dapat kita nikmati jika kita keluar dari antara mereka yang mengamalkan agama palsu? (b) Maka, dengan siapa kita mesti berhimpun?
15 Jika kita mengambil tindakan positif untuk keluar dari antara mereka yang mengamalkan agama palsu, kita dapat menikmati hubungan yang penuh berkat dan bahagia dengan Allah kita, Yehuwa. (2 Korintus 6:17, 18) Persoalannya belumlah selesai dengan keluar dari antara mereka yang mengajarkan dan mengamalkan hal-hal yang bertentangan dengan Firman Allah. Allah juga memberikan perintah agar kita jangan “menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,” seperti dikatakan di Ibrani 10:24, 25. Maka, dengan siapakah kita mesti berhimpun? Dengan mereka yang beribadat kepada Allah dalam roh dan kebenaran. Tentang orang-orang ini Allah berkata: “Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umatku.”—2 Korintus 6:16.
16. Dengan menghadiri perhimpunan saksi-saksi Yehuwa, apa yang akan saudara amati mengenai (a) kolekte uang? (b) perhimpunan-perhimpunan itu sendiri? (c) sikap orang-orang yang hadir?
16 Mereka yang membentuk organisasi Kristen saksi-saksi Yehuwa telah memisahkan diri dari berbagai agama susunan kafir dan susunan Kristen. Jadi mereka telah lari ke luar dari Babel Besar. Dengan menghadiri perhimpunan di salah satu Balai Kerajaan mereka, saudara dapat melihat sendiri perbedaan yang dihasilkan oleh pelarian ini. Yang berbeda bukan hanya tempat pertemuannya dan tidak adanya kolekte, tetapi terutama perhimpunan itu sendiri dan sikap orang-orang yang menghadiri itulah yang mencirikan saksi-saksi Yehuwa lain dari agama-agama lain. Perhimpunan-perhimpunan ini benar-benar pelajaran Alkitab, dengan menandaskan cara menerapkan prinsip-prinsip Alkitab dalam hidup mereka sehari-hari dan juga bagaimana cara mengajarkan Firman Allah kepada orang lain. Di sana saudara akan melihat orang-orang yang dengan tulus ‘mencari lebih dulu kerajaan dan kebenaran Allah,’ dan yang sungguh-sungguh berusaha menghasilkan buah-buah roh Allah.—Matius 6:33; Galatia 5:22, 23.
17. Mengapa penting untuk tetap tentu ikut dalam perhimpunan-perhimpunan ini?
17 Hadir sekali atau dua kali mungkin memuaskan rasa ingin tahu saudara, tetapi agar saudara membuat kemajuan yang sungguh dalam dinas Allah, saudara perlu bertindak seperti orang-orang Kristen abad pertama. Mereka benar-benar menghargai kebenaran, maka mereka “bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, . . . Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah.” (Kisah 2:42, 46) Hanya dengan tetap tentu ikut dalam perhimpunan-perhimpunan sidang, saudara dapat mengembangkan iman, penghargaan dan keyakinan yang saudara perlukan untuk mendapat perkenan Allah.
18. Janji Yesus mana akan tergenap atas saudara karena saudara memisahkan diri dari Babel Besar dan dengan tetap tentu bergabung dengan umat Yehuwa?
18 Meskipun memisahkan diri dari Babel Besar yang modern mungkin mengakibatkan saudara kehilangan sesuatu, misalnya, pergaulan yang lama, namun saudara akan mendapat lebih banyak dengan tetap tentu menghadiri perhimpunan-perhimpunan umat Yehuwa. Seperti murid-murid Yesus abad pertama, yang juga meninggalkan banyak guna mengikuti dia, saudara akan melihat tergenapnya janji “sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat” berupa saudara-saudara, saudari-saudari dan rumah di mana saudara akan disambut dengan gembira. Akan saudara alami bahwa saudara telah menjadi bagian dari keluarga besar yang terdiri atas saudara-saudara Kristen, yang menunjukkan kasih dan persahabatan yang murni. Saudara akan memperoleh semua ini bersama dengan harapan untuk hidup kekal “dalam susunan perkara yang mendatang.”—Markus 10:28-30, NW; Mazmur 27:10.
19. (a) Bagaimana Allah menggunakan organisasiNya yang kelihatan untuk memberkati kita? (b) Maka, haluan bijaksana apa yang harus kita tempuh sekarang?
19 Allah Yehuwa mempunyai satu organisasi yang kelihatan yang kini Ia gunakan untuk melatih dan melengkapi kita bagi kehidupan dalam susunan baruNya yang adil. Setelah susunan jahat sekarang ini lenyap, cara Allah akan berlaku di mana-mana. PemerintahanNya adalah satu-satunya pemerintahan yang ada. (Daniel 2:44) Umat yang diperkenanNya akan menjadi satu-satunya umat yang tinggal di bumi untuk teman bergaul. Hanya patokan Allah yang berlaku mengenai apa yang benar dan salah. Akan ada satu agama saja. Maka haluan yang bijaksana adalah menyelaraskan diri kita dengan cara Allah, sambil menarik faedah sepenuhnya dari latihan yang Allah sediakan melalui firmanNya yang tertulis, Alkitab. Dengan cara ini kita membuktikan bahwa kita sungguh-sungguh mau hidup kekal dalam susunan baru Allah yang adil.—Mazmur 86:10, 11; Amsal 4:10-13.
[Catatan Kaki]
a 4 Kings 10:20-27, Dy.
b 3 Kings 18:21, Dy.