Kerajaan dan Harapan Kebangkitan
”Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi KerajaanNya.”—2 Timotius 4:1.
1. Mengingat jumlah orang-orang yang pernah hidup, mengapa harapan kebangkitan begitu penting, tetapi pertanyaan-pertanyaan apa timbul?
MENURUT beberapa perkiraan, jumlah orang yang pernah hidup di bumi berkisar antara 14 sampai 20 milyar. Berapa pun jumlah yang tepat, dua hal tidak dapat diragukan: (1) Allah Yehuwa mengetahui jumlah yang tepat dari orang-orang yang pernah hidup, dan Ia memiliki kuasa untuk menghidupkan kembali siapa saja yang Ia inginkan; (2) jumlah tertinggi dari penduduk dunia dewasa ini, yakni 4,4 milyar, ternyata hanya sebagian kecil dari seluruh jumlah umat manusia yang pernah hidup. Kesimpulannya tidak dapat dielakkan: jelas sekali bagian terbesar dari umat manusia telah meninggal dan bergantung pada kebangkitan untuk harapan hidup apapun di masa depan. Tetapi mengapa mereka harus mati? Dan harapan apa yang ada bahwa mereka masih dapat hidup kembali?
2. Apa yang dinyatakan Petrus berkenaan kebangkitan Kristus dan hubungan Dia dengan harapan kebangkitan?
2 Pada tahun 36 M. rasul Petrus menyatakan, ”Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepadaNya. . . . Yesus [Kristus] itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi [dengan saksama, NW], bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepadaNya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena namaNya.”—Kisah 10:34-43.
3. (a) Mengapa bermilyar-milyar orang harus mati? (b) Jelaskan bagaimana kematian dan kebangkitan Kristus menjadi dasar untuk harapan kebangkitan.
3 Ya, yang menyebabkan bermilyar-milyar orang mati bertimbun dalam kuburan adalah dosa, yang diwarisi dari manusia pertama Adam. ”Dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, . . . Oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa.” (Roma 5:12, 17) Tetapi Kristus telah mati dan ”dibangkitkan menurut Roh”. (1 Petrus 3:18) Dengan menaruh iman kepada darahnya yang telah dicurahkan, ’setiap orang’ dari antara ”orang-orang hidup dan orang-orang mati”, dapat memperoleh ”pengampunan dosa” dan dibebaskan dari kekuasaan yang lalim dari Raja Kematian. Untuk ini, bagian terbesar dari umat manusia membutuhkan kebangkitan. Maka Paulus menulis, ”Sama seperti maut datang karena satu orang [Adam], demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia [Yesus].” (1 Korintus 15:21) Kristus menegaskan hal ini dengan menyatakan kepada Marta, ”Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.” (Yohanes 11:25) Kematian dan kebangkitan Kristus menjadi dasar untuk harapan kebangkitan.
”Kebangkitan Pertama”
4, 5. (a) Apa yang ditulis oleh Yohanes tentang ”kebangkitan yang pertama”, dan kekuasaan serta jabatan apa diberikan kepada mereka yang mendapat kebangkitan ini? (b) Apa yang Yesus katakan kepada ke-11 rasul yang setia tentang jabatan mereka di masa depan?
4 Alkitab memperlihatkan bahwa Kristus tidak akan seorang diri mengadili ”orang-orang hidup dan orang-orang mati”. Ketika melukiskan suatu penglihatan yang terilham, rasul Yohanes menulis, ”Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu [organisasi politik Setan] dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.”—Wahyu 20:4, 6.
5 Yang pertama sebagai para calon raja dan hakim, yang telah mati sebagai saksi-saksi yang setia dari Yesus dan Yehuwa, Bapanya, antara lain adalah ke-11 rasul yang loyal. Di Lukas 22:28-30, Yesus melukiskan mereka sedang duduk di atas takhta-takhta bersama dia dalam kerajaannya, ”untuk menghakimi kedua belas suku Israel [bukan golongan imam, yang menggambarkan umat manusia lainnya]”.
6. Berapa banyak rekan-rekan hakim akan membantu Kristus pada waktu ia mengadili orang-orang yang hidup dan yang mati, dan perubahan apa yang mereka alami pada waktu mereka dibangkitkan?
6 Ayat-ayat lain memperlihatkan bahwa hak kehormatan yang unik untuk menjadi rekan-rekan raja dan hakim bersama Kristus dalam kerajaannya terbatas kepada suatu ”kawanan kecil”, yakni ke-144.000 orang Kristen yang setia, ”ditebus dari antara manusia”. (Lukas 12:32; Wahyu 14:1-4) Mereka melepaskan harapan yang normal dan wajar untuk hidup kekal di bumi agar dapat ”menjadi satu dengan Dia [Kristus] di dalam hal kebangkitannya”. (Roma 6:5, Bode) Mengenai orang-orang itu, Paulus juga menulis, ”Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. . . . Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. . . . daging dan darah tidak mendapat bagian dalam [tiada dapat mewarisi, Bode] Kerajaan Allah . . . yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa.”—1 Korintus 15:42-53.
7. Apa yang dinyatakan oleh sebuah kamus mengenai peri tidak berkematian, dan apa yang ditulis Paulus dan Petrus tentang harapan surgawi?
7 Menarik sekali, The New International Dictionary of New Testament Theology menyingkapkan suatu dusta yang terdapat dalam gagasan yang tidak berdasarkan Alkitab bahwa setiap orang mempunyai jiwa yang tidak berkematian. Dikatakan, ”Peri tidak berkematian bukanlah sesuatu yang dimiliki semua orang sekarang melainkan sesuatu yang diperoleh orang-orang Kristen di masa depan. Menurut 1 Kor. 15:42, 52 ff., (halaman berikutnya), setelah perubahan oleh kebangkitan, barulah orang-orang yang percaya ’mengenakan’ jubah berupa peri tidak berkematian. . . . tidak mungkin ada peri tidak berkematian tanpa kebangkitan sebelumnya.” Sebenarnya, upah berupa peri tidak berkematian, tidak diberikan kepada semua orang Kristen, tetapi hanya kepada orang-orang yang ikut ambil bagian dalam ”kebangkitan [awal, NW] dari antara orang mati”. Bagi mereka, ”suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, . . . tersimpan di sorga”.—Filipi 3:10, 11; 1 Petrus 1:3, 4.
Saat dari ”Kebangkitan Pertama”
8. (a) Menurut Alkitab, kapan ”kebangkitan yang pertama” terjadi? (b) Jelaskan arti dari 1 Tesalonika 4:14-17 dan 1 Korintus 15:51, 52.
8 Alkitab menghubungkan ”kebangkitan pertama” ini dengan ”kedatangan [kehadiran, NW; bahasa Yunani, parousia]”. (1 Korintus 15:23) Rasul Paulus menulis, ”Pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus [mulai abad pertama dan sampai kedatangan Kristus ke dalam bait rohani pada tahun 1918] akan lebih dahulu bangkit.” Kemudian Paulus selanjutnya mengatakan bahwa orang-orang Kristen yang terurap ”yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan [kehadiran, NW; parousia] Tuhan”, dan yang karena itu mati selama parousia, akan segera dibangkitkan dan ”diangkat . . . dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa”. (1 Tesalonika 4:14-17) Mereka tidak perlu ”tidur” dalam kubur, menantikan kebangkitan. Pada waktu mati mereka ”diubahkan, di dalam sesaat, di dalam sekejap mata”.—1 Korintus 15:51, 52, Bode.
9. (a) Kapan kehadiran Kristus yang tidak kelihatan mulai? (b) Apa yang harus terjadi selama kehadirannya, dan mengapa orang-orang Kristen yang terurap yang mati selama kehadiran Kristus dapat dianggap ”berbahagia”?
9 Kejadian-kejadian yang menggenapi nubuat-nubuat Alkitab memperlihatkan bahwa kehadiran Kristus, atau parousia, mulai pada tahun yang penting, 1914. (Matius 24:3, 7-14) Kemudian ”pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita [Yehuwa] dan Dia yang diurapiNya [Kristus]”. Setelah kejadian yang menggoncangkan dunia ini, ”saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi” tiba. Penghakiman ini dan pemberian upah kepada orang-orang yang layak, dimulai dengan mereka yang mendapat bagian dalam ”kebangkitan pertama” sejak Kristus datang ke bait. (Wahyu 11:15-18) Orang-orang yang terurap tersebut, yang mati setia setelah kerajaan Allah didirikan, disebut ”berbahagia”. Mengapa demikian? Karena mereka mengalami kebangkitan seketika, sehingga mereka langsung menerima tugas yang baru bersama Yesus Kristus di surga.—Wahyu 14:13.
10. Karena alasan-alasan apa kebangkitan dari 144.000 disebut ”kebangkitan yang pertama”?
10 Kebangkitan dari seluruh jumlah 144.000 orang Kristen yang terurap yang dipanggil untuk memerintah bersama Kristus di surga, dengan tepat disebut ”kebangkitan pertama”. Demikian halnya karena dalam soal waktu, ini mendahului kebangkitan untuk kehidupan di bumi dari umat manusia pada umumnya, karena ke-144.000 orang tersebut menjadi ”buah sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba”. (Wahyu 14:1, 4; Yakobus 1:18) Dengan ini mereka mendapat suatu kedudukan penting, karena tidak ada orang yang dapat ’menjadi sempurna tanpa’ ke-144.000 imam, raja dan hakim ini. (Ibrani 11:40b; Wahyu 22:1, 2) Selanjutnya, kebangkitan ini lebih unggul dari pada kebangkitan di bumi, karena ke-144.000 ini dibangkitkan menurut cara yang ”sama dengan kebangkitan [Kristus” kepada kehidupan yang tidak dapat binasa dan tidak berkematian sebagai putra-putra rohani Allah.—Roma 6:5.
Kebangkitan di Bumi
11. Kebangkitan apa berikutnya disebutkan dalam Wahyu, pasal 20?
11 Jika ada ”kebangkitan pertama”, secara masuk akal harus ada kebangkitan yang berikutnya. Ketika melukiskan apa yang akan terjadi selama hari pengadilan milenium yang disebutkan sebelumnya dalam pasal yang sama, rasul Yohanes menulis,
”Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.”—Wahyu 20:12.
12, 13. (a) Mengapa tidak masuk akal untuk mengatakan bahwa orang-orang mati yang lain baru dibangkitkan setelah milenium? (b) Maka, apa arti ungkapan ”hidup balik” yang digunakan dalam Wahyu 20:5? (c) Bagaimana menentukan nama-nama siapa pada akhirnya dicatat dalam ”kitab kehidupan”?
12 ”Orang-orang mati” ini sama dengan ”orang-orang mati yang lain” yang disebutkan dalam ayat lima dari pasal yang sama, dan yang menyatakan bahwa mereka ”tidak bangkit [tiada hidup, Bode] sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu”. Hal ini tidak mungkin memaksudkan bahwa mereka baru akan dibangkitkan setelah hari pengadilan milenium, sebab orang-orang yang mendapat ”kebangkitan pertama” diberi ”kuasa untuk menghakimi” dan akan menjadi ”imam-imam” dan ”memerintah sebagai raja” bersama Kristus ”seribu tahun lamanya”. (Wahyu 20:4-6) Atas siapa mereka akan menghakimi dan memerintah sebagai raja, dan demi siapa mereka akan bertindak sebagai imam-imam, jika ”orang-orang mati yang lain” baru dibangkitkan setelah akhir milenium?
13 Selaras dengan itu, ungkapan ”hidup balik” harus memaksudkan keadaan pada akhir Hari Pengadilan yang lamanya 1.000 tahun. Ini berarti bahwa orang-orang ini ”hidup balik” dalam arti, mereka akhirnya mencapai kesempurnaan manusiawi. Mereka akan berada dalam keadaan sempurna sama seperti Adam dan Hawa dalam taman Eden. Bagaimana Yehuwa pada waktu itu akan menentukan nama-nama siapa yang harus ditulis dalam ”kitab kehidupan”? Yaitu melalui suatu ujian akhir atas umat manusia. (Wahyu 20:7-10, 12, 15) Mereka yang terbukti setia kepada Allah melalui ujian akhir ini akan ’dibenarkan’ oleh Yehuwa sendiri dan masuk ke dalam ”kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah” di bumi. (Roma 8:21, 33) Mereka akan menerima jaminan ilahi berupa hidup kekal, tidak seperti Adam, yang gagal di bawah ujian dan karena itu dijaga keras oleh kerub-kerub yang Allah utus agar tidak memasuki jalan menuju ”pohon kehidupan”.—Kejadian 2:9; 3:22-24.
14. Dalam arti apa kebangkitan dari orang-orang di bumi selama milenium merupakan kebangkitan dengan kesempatan-kesempatan yang lebih baik?
14 Semua ”orang-orang mati yang lain” yang dibangkitkan dalam pemerintahan Kristus selama 1.000 tahun akan mendapat kesempatan untuk membuktikan diri layak agar namanya ditulis secara kekal dalam ”kitab kehidupan” Yehuwa dan untuk hidup kekal di bawah kerajaan Allah. Karena itu kebangkitan mereka adalah kebangkitan untuk kesempatan-kesempatan yang lebih baik dari pada kebangkitan beberapa orang yang dibangkitkan pada jaman Alkitab tetapi yang mati lagi. (1 Raja 17:17-24; 2 Raja 4:17-37; 13:20, 21; Matius 9:18, 23-26; Lukas 7:11-15; Yohanes 11:38-44; Kisah 9:36-41; 20:7-12) Demi untuk memperoleh ”kebangkitan yang lebih baik” di bawah kerajaan, atau ”kota” dari Mesias maka pria-pria dan wanita-wanita pada jaman purba tetap setia kepada Yehuwa sampai mati.—Ibrani 11:10, 13, 14, 35.
Kebangkitan dan Pengadilan
15, 16. (a) Apakah Hari Pengadilan sesuatu untuk ditakuti? Jelaskan. (b) Siapa yang akan menghakimi, dan atas dasar apa?
15 Kita telah lihat bahwa ”orang-orang mati yang lain” dibangkitkan selama milenium untuk ”dihakimi menurut perbuatan mereka” pada waktu itu. (Wahyu 20:12) Gagasan yang mengerikan tentang suatu hari kiamat manakala semua orang yang pernah hidup harus mempertanggungjawabkan dosa-dosanya di masa lalu, tidak didasarkan atas Alkitab. Ikatan kalimatnya memperlihatkan bahwa ”kitab-kitab” ilahi, atau buku-buku hukum, akan dibuka dan bahwa orang-orang mati yang bangkit akan dihakimi ”menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang tertulis di dalam kitab-kitab itu”, yaitu menurut ketaatan atau ketidaktaatan mereka kepada petunjuk-petunjuk ilahi sedemikian.
16 Siapa yang akan menghakimi? Rasul Paulus menulis bahwa Yesus Kristus ”akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati”, dan pada waktu yang sama ia berbicara tentang ’penyataan’ Kristus dalam ”KerajaanNya”. (2 Timotius 4:1) Yang akan duduk di atas ”takhta” bersama Kristus selama kerajaan mileniumnya adalah 144.000 rekan-rekan hakim. (Lukas 22:28-30; Wahyu 20:4, 6) Paulus menulis, ”Tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia?”—1 Korintus 6:2.
17, 18. (a) Apakah ada pertentangan antara Yohanes 5:29 dan Wahyu 20:12? Jelaskan. (b) Dalam arti apa beberapa orang akan ”keluar . . . bangkit untuk dihukum”?
17 Ketika menyebut apa yang akan terjadi selama pemerintahan mileniumnya, yang juga menjadi suatu Hari Pengadilan 1.000 tahun, Yesus menyatakan, ”Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak . . . Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suaraNya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.”—Yohanes 5:22-29.
18 Apakah ini bertentangan dengan Wahyu 20:12, yang menyatakan bahwa orang-orang mati akan ”dihakimi . . . berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu”, kitab-kitab yang tidak akan ”dibuka” sebelum milenium? Sama sekali tidak. Kata-kata Yesus dalam Yohanes pasal lima harus dipahami berdasarkan wahyu yang belakangan ia berikan kepada Yohanes. (Wahyu 1:1) ”Mereka yang telah berbuat baik” maupun ”mereka yang telah berbuat jahat” akan berada di antara ”orang-orang mati” yang akan ”dihakimi masing-masing menurut perbuatannya” yang mereka perbuat setelah kebangkitan mereka. (Wahyu 20:13) Ketika mempertentangkan ’kebangkitan untuk hidup’ dengan ’kebangkitan untuk dihukum [bahasa Yunani, a·naʹsta·sis kriʹseos]”, Yesus memaksudkan hasil akhir dari kebangkitan tersebut. Thayer’s Greek-English Lexicon mendefinisikan a·naʹsta·sis kriʹseos sebagai kebangkitan ”yang diikuti oleh kutukan”. Orang tersebut tidak dibangkitkan untuk dikutuk secara otomatis, tetapi kebangkitannya akan diikuti oleh hukuman yang mengutuk dirinya jika ia menolak untuk mentaati ”apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu” dan dengan demikian namanya tidak ”tertulis di dalam kitab kehidupan”. Maka ia akan mengalami ”kematian yang kedua”, tanpa ada harapan kebangkitan di masa depan.—Wahyu 20:14, 15; 21:8.
19 dan catatan kaki. (a) Bagaimana sebuah Alkitab bahasa Prancis menterjemahkan Yohanes 5:29, dan kapan akan menjadi jelas bahwa suatu kebangkitan ternyata kebangkitan ”untuk hidup” atau ”untuk dihukum”? (b) Apakah ”orang-orang yang benar” dan ”orang-orang yang tidak benar” yang disebut dalam Kisah 24:15 masing-masing akan mendapatkan ’kebangkitan untuk hidup’ dan ’kebangkitan untuk dihukum’? Jelaskan.
19 Menarik untuk memperhatikan bahwa Ecumenical Translation bahasa Prancis (diterbitkan oleh suatu kelompok sarjana-sarjana Katolik dan Protestan) menterjemahkan Yohanes 5:29, ”Mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.” Setelah hasil akhir dari kebangkitan seseorang menjadi jelas, barulah diketahui apakah kebangkitannya ’kebangkitan untuk hidup’ atau ’kebangkitan untuk dihukum’.a
20. (a) Siapa yang perlu minum ”air kehidupan”, dan mengapa? (b) Pertanyaan apa yang akan dipelajari dalam artikel berikut ini?
20 Baik orang-orang mati yang dibangkitkan maupun ”kumpulan besar” yang selamat melampaui ”kesusahan yang besar” yang segera akan terjadi perlu minum ”air kehidupan”, artinya, dengan penuh syukur menerima korban tebusan Kristus dan semua persediaan lain yang Yehuwa adakan untuk membebaskan umat manusia dari dosa dan kematian. (Wahyu 7:9, 10, 14, 17; 22:1, 2) Persediaan-persediaan ini akan diberikan oleh Kristus dan ke-144.000 rekan-rekan hakim-imam selama Kerajaan milenium. Namun apakah semua orang mati yang hidup kembali untuk dihakimi, termasuk korban dari ”kesusahan yang besar” yang mendatang? Artikel berikutnya akan membahas hal itu.
[Catatan Kaki]
a Orang-orang yang dibangkitkan kepada ’kebangkitan untuk hidup’ atau ’kebangkitan untuk dihukum’ hendaknya jangan dianggap sama dengan ”orang-orang yang benar” dan ”orang-orang yang tidak benar” yang disebut Paulus dalam Kisah 24:15. Paulus berbicara tentang keadaan orang-orang pada waktu mereka dibangkitkan, berdasarkan tingkah laku mereka sebelum mati. ”Orang-orang benar” harus meneruskan haluan mereka yang benar dengan mentaati apa yang ditulis dalam ”kitab-kitab”. Jika tidak, kebangkitan mereka dapat menjadi kebangkitan ”untuk dihukum”. Sebaliknya, jika orang-orang ”yang tidak benar” bertobat, menerima korban tebusan Kristus dan mentaati perkara-perkara yang tertulis dalam ”kitab-kitab”, kebangkitan mereka dapat menjadi kebangkitan ”untuk hidup”.
PERTANYAAN ULANGAN
□ Dalam hal apa Kristus menjadi ”kebangkitan dan hidup”?
□ Siapa mendapat ”kebangkitan yang pertama”, dan dalam kegiatan apa mereka akan membantu Raja Yesus Kristus?
□ Mengapa istilah ”kebangkitan yang pertama” cocok?
□ Dengan cara bagaimana ”orang-orang mati yang lain” ”hidup balik” setelah milenium, dan dalam hal apa kebangkitan mereka lebih unggul dari pada kebangkitan orang-orang yang dibangkitkan pada jaman Alkitab kepada kehidupan di bumi?
□ Berdasarkan apa orang-orang mati yang dibangkitkan akan diadili, dan apa yang mereka perlukan untuk dibebaskan dari dosa dan kematian?
[Blurb di hlm. 11]
”Peri tidak berkematian bukanlah sesuatu yang dimiliki semua orang sekarang melainkan sesuatu yang diperoleh orang-orang Kristen di masa depan. . . . tidak mungkin ada peri tidak berkematian tanpa kebangkitan sebelumnya.”—The New International Dictionary of New Testament Theology