Bersukacitalah dalam Harapan Kerajaan!
”Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan.”—ROMA 12:12.
1. Mengapa kita dapat menemukan sukacita dalam persekutuan dengan Yehuwa, dan apa yang Paulus desak untuk dilakukan oleh umat kristiani?
”ALLAH yang maha bahagia.” (1 Timotius 1:11) Betapa baik gambaran ini mengenai Yehuwa! Mengapa? Sebab semua karya-Nya mendatangkan kebahagiaan besar bagi Dia. Karena Yehuwa-lah Sumber segala perkara yang baik dan yang membahagiakan, semua makhluk-Nya yang cerdas dapat menemukan kebahagiaan dalam persekutuan dengan Dia. Cocok sekali rasul Paulus mendesak orang-orang kristiani untuk menghargai hak istimewa penuh sukacita mereka yakni mengenal Allah Yehuwa, untuk bersyukur atas semua karunia-Nya yang menakjubkan berupa karya ciptaan, dan untuk bersukacita karena kebaikan hati yang penuh kasih yang Ia perlihatkan kepada mereka. Paulus menulis, ”Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan. Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!”—Filipi 4:4; Mazmur 104:31.
2. Harapan apa membawa sukacita besar, dan yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat kristiani sehubungan dengan harapan?
2 Apakah umat kristiani mengindahkan desakan yang Paulus berikan? Memang demikian! Saudara-saudara rohani Kristus Yesus bersukacita karena harapan mulia yang Allah bukakan bagi mereka. (Roma 8:19-21; Filipi 3:20, 21) Ya, mereka tahu bahwa mereka akan ambil bagian dalam mewujudkan harapan agung ini demi masa depan umat manusia, yang masih hidup maupun yang sudah mati, dengan melayani bersama Kristus dalam pemerintahan Kerajaan surgawinya. Bayangkan betapa bersukacita mereka kelak karena hak istimewa mereka sebagai rekan ahli waris, melayani sebagai para raja dan imam! (Wahyu 20:6) Betapa besar kebahagiaan yang akan mereka nikmati seraya mereka membantu umat manusia mencapai kesempurnaan dan turut membimbing pemulihan Firdaus atas bumi kita! Sesungguhnya, semua hamba Allah memiliki ”[”dasar”, NW] pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta”. (Titus 1:2) Mengingat harapan yang agung ini, rasul Paulus memberikan dorongan bagi semua kristiani, ”Bersukacitalah dalam pengharapan.”—Roma 12:12.a
Sukacita Sejati—Suatu Sifat Hati
3, 4. (a) Apa artinya ungkapan ”bersukacita”, dan seberapa sering sepatutnya umat kristiani bersukacita? (b) Apa sukacita sejati itu, dan ia bergantung pada apa?
3 ”Bersukacita” berarti merasakan dan mengungkapkan sukacita; ini tidak mengartikan keadaan yang selalu gembira, atau bersemangat. Kata-kata kerja yang sepadan dengan kata-kata Ibrani maupun Yunani yang digunakan dalam Alkitab untuk ”sukacita”, ”sangat gembira”, dan ”bersukacita” mengungkapkan perasaan batin maupun manifestasi sukacita yang tampak di luar. Umat kristiani dianjurkan untuk ”terus bersukacita”, ”selalu bersukacita”.—2 Korintus 13:11; 1 Tesalonika 5:16.
4 Tetapi bagaimana kita dapat selalu bersukacita? Ini dapat diwujudkan karena sukacita sejati adalah sifat hati, sifat batin yang lebih dalam, suatu sifat rohani. (Ulangan 28:47; Amsal 15:13; 17:22) Sifat ini adalah buah roh Allah, yang dicantumkan oleh Paulus tepat setelah kasih. (Galatia 5:22) Sebagai suatu sifat batin, ia tidak bergantung pada perkara-perkara lahiriah, bahkan tidak bergantung pada saudara-saudara kita. Tetapi ia memang bergantung pada roh Allah. Dan ia timbul dari kepuasan batin yang dalam karena mengetahui bahwa kita memiliki kebenaran, harapan Kerajaan, dan bahwa kita sedang melakukan apa yang menyenangkan Yehuwa. Karena itu, sukacita bukan sekadar ciri kepribadian yang kita bawa sejak lahir; ia adalah sebagian dari ”kepribadian baru”, kumpulan sifat-sifat yang membuat Kristus Yesus berbeda.—Efesus 4:24; Kolose 3:10.
5. Kapan dan bagaimana mungkin sukacita tampak di luar?
5 Walaupun sukacita suatu sifat hati, namun ia dapat diperlihatkan sewaktu-waktu. Apa saja yang merupakan manifestasi sukacita yang tampak di luar, sewaktu-waktu? Bisa saja mulai dari kedamaian air muka sampai benar-benar melompat-lompat karena sukacita. (1 Raja 1:40; Lukas 1:44; Kisah 3:8; 6:15) Maka, apakah ini berarti bahwa orang yang tidak banyak bicara atau yang tidak selalu senyum tidak memiliki sukacita? Bukan! Sukacita sejati tidak diungkapkan dengan terus-menerus mengobrol, tertawa, tersenyum, atau tersenyum lebar. Keadaan-keadaan membuat sukacita menampakkan diri dengan berbagai cara. Bukan sukacita saja yang membuat kita ramah dalam pergaulan di Balai Kerajaan, tetapi kehangatan persaudaraan dan kasih kita.
6. Mengapa umat kristiani selalu dapat bersukacita sekalipun mereka menghadapi keadaan-keadaan yang tidak menyenangkan?
6 Segi yang tidak berubah-ubah pada sukacita adalah karena ia selalu ada dalam batin sebagai suatu corak hati dari kepribadian baru kristiani. Inilah sebabnya kita selalu dapat bersukacita. Tentu, kadang-kadang, kita mungkin merasa terganggu oleh sesuatu, atau kita mungkin menghadapi keadaan-keadaan yang tidak menyenangkan. Tetapi kita masih dapat memiliki sukacita dalam hati. Beberapa orang Kristen yang mula-mula, menjadi budak, dan mempunyai majikan yang sulit disenangkan. Dapatkah orang-orang kristiani seperti itu selalu bersukacita? Ya, karena harapan Kerajaan dan sukacita dalam hati mereka.—Yohanes 15:11; 16:24; 17:13.
7. (a) Apa yang Yesus katakan mengenai sukacita dalam kesusahan? (b) Apa yang membantu kita untuk bertekun dalam kesusahan, dan siapa yang memberikan teladan terbaik dalam hal ini?
7 Tepat setelah rasul Paulus mengatakan, ”Bersukacitalah karena harapan itu”, ia menambahkan, ”Bertekunlah dalam kesusahan.” (Roma 12:12) Yesus juga menyebut tentang sukacita dalam kesusahan pada waktu ia mengatakan di Matius 5:11, 12, ”Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya . . . Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga.” Bersukacita dan melompat karena sukacita di sini tidak harus tampak di luar secara harfiah; ia khususnya adalah kepuasan batin yang dalam yang dialami oleh seseorang karena menyenangkan Yehuwa dan Kristus Yesus apabila tetap teguh di bawah ujian. (Kisah 5:41) Sesungguhnya, sukacitalah yang membantu kita untuk bertekun pada waktu mengalami kesusahan. (1 Tesalonika 1:6) Dalam hal ini, Yesus memberikan teladan paling baik. Alkitab mengatakan kepada kita, ”Karena sukacita yang ditaruh di hadapannya ia bertekun menghadapi tiang siksaan.”—Ibrani 12:2, NW.
Bersukacita karena Harapan Walaupun Menghadapi Problem
8. Problem-problem apa yang mungkin dihadapi oleh orang-orang kristiani, tetapi mengapa problem-problem tidak merampas sukacita seorang kristiani?
8 Menjadi hamba Yehuwa tidak membuat kita bebas dari problem. Mungkin ada problem keluarga, kesulitan ekonomi, kesehatan yang terganggu, atau kematian orang-orang yang dikasihi. Walaupun mungkin menimbulkan dukacita, hal-hal demikian tidak merampas dasar yang ada pada kita untuk bersukacita karena harapan Kerajaan, sukacita batin yang kita miliki dalam hati.—1 Tesalonika 4:13.
9. Problem-problem apa yang dialami oleh Abraham, dan bagaimana kita mengetahui bahwa ia memiliki sukacita dalam hatinya?
9 Misalnya, perhatikanlah Abraham. Kehidupan tidak selalu menyenangkan bagi dia. Ia mengalami problem-problem keluarga. Gundiknya, Hagar, dan Sara, istrinya, tidak serasi satu sama lain. Terjadi percekcokan. (Kejadian 16:4, 5) Ismael mempermainkan Ishak, menganiaya dia. (Kejadian 21:8, 9; Galatia 4:29) Akhirnya, Sara, istri yang dikasihi Abraham meninggal. (Kejadian 23:2) Walaupun adanya problem-problem ini, ia bersukacita atas harapan Benih Kerajaan, Benih Abraham, yang menjadi perantara bagi semua keluarga di bumi untuk memberkati diri mereka sendiri. (Kejadian 22:15-18) Dengan sukacita dalam hatinya, ia bertekun melayani Yehuwa selama seratus tahun setelah meninggalkan kota Ur tempat ia dibesarkan. Karena itu tertulis mengenai dia, ”Ia menantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.” Karena iman Abraham kepada Kerajaan Mesias yang akan datang, maka ketika Yesus sang Majikan telah dilantik Allah menjadi Raja, ia dapat mengatakan, ”Abraham . . . bersukacita bahwa ia akan melihat hariKu dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.”—Ibrani 11:10; Yohanes 8:56.
10, 11. (a) Perjuangan apa yang kita alami sebagai umat kristiani, dan bagaimana kita diselamatkan? (b) Apa yang mengisi ketidakmampuan kita untuk melakukan dengan sempurna perjuangan melawan tubuh kita yang berdosa?
10 Sebagai manusia yang tidak sempurna, kita juga harus melawan tubuh kita yang tidak sempurna, dan perjuangan untuk melakukan apa yang benar bisa menjadi sangat sulit. Namun, perjuangan kita melawan kelemahan-kelemahan kita tidak mengartikan bahwa harapan tidak ada bagi kita. Paulus merasa sengsara karena konflik ini, dan ia mengatakan, ”Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (Roma 7:24, 25) Melalui Kristus Yesus dan tebusan yang ia sediakan, kita diselamatkan.—Roma 5:19-21.
11 Korban tebusan Kristus mengisi ketidakmampuan kita untuk melakukan perjuangan itu dengan sempurna. Kita dapat bersukacita karena tebusan ini memungkinkan adanya hati nurani yang bersih serta pengampunan dosa-dosa kita. Di Ibrani 9:14, Paulus menyebut tentang ”darah Kristus” yang memiliki kuasa untuk ”menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia”. Jadi, hati nurani orang-orang Kristen tidak perlu dibebani dengan kutukan serta perasaan bersalah. Ini, disertai dengan harapan yang kita miliki, membentuk tenaga yang kuat untuk menghasilkan kebahagiaan penuh sukacita. (Mazmur 103:8-14; Roma 8:1, 2, 32) Dengan merenungkan harapan kita, semua kita akan didorong untuk melakukan perjuangan dengan berhasil.
Merindukan Harapan Kita
12. Harapan apa dapat direnungkan oleh orang-orang kristiani terurap?
12 Penting bagi kaum sisa yang diurapi dengan roh maupun bagi domba-domba lain untuk merindukan ”pengharapan keselamatan” mereka, mengenakannya sebagai ketopong. (1 Tesalonika 5:8) Orang-orang kristiani terurap dapat merenungkan hak istimewa menakjubkan untuk memperoleh peri tidak berkematian di surga, dapat bertemu dengan Allah Yehuwa, dan menikmati pergaulan pribadi dengan Kristus Yesus yang dimuliakan serta para rasul dan semua yang lain-lain dari ke-144.000 orang yang memelihara ketulusan hati mereka sepanjang abad. Sungguh kekayaan pergaulan yang tak terlukiskan!
13. Bagaimana kaum terurap yang masih berada di bumi merasakan harapan mereka?
13 Bagaimana perasaan beberapa orang dari kaum terurap yang masih berada di bumi mengenai harapan Kerajaan mereka? Ini dapat disimpulkan dalam kata-kata seseorang yang dibaptis pada tahun 1913, ”Harapan kami pasti, dan akan digenapi sepenuhnya sampai kepada pribadi terakhir dari ke-144.000 anggota kawanan kecil melampaui tingkat yang bahkan telah kami bayangkan. Kami kaum sisa yang berada pada tahun 1914, pada waktu kami mengharapkan bahwa semua kami akan pergi ke surga, tidak kehilangan kesadaran akan nilai harapan itu. Tetapi kami sama kuatnya menantikan harapan itu seperti sediakala, dan semakin lama kami menunggunya, semakin besar lagi penghargaan kami atasnya. Itu adalah sesuatu yang patut ditunggu, bahkan bila perlu selama sejuta tahun. Saya menilai harapan kami lebih tinggi daripada sebelumnya, dan saya tidak pernah mau kehilangan penghargaan saya atasnya. Harapan kawanan kecil memberi jaminan bahwa penantian kumpulan besar domba-domba lain, yang tidak ada sama sekali kemungkinannya untuk gagal, akan digenapi melampaui imajinasi kita yang paling cemerlang. Itu sebabnya kita berpegang teguh sampai Allah benar-benar telah membuktikan bahwa Ia setia kepada ’janji-Nya yang sangat berharga dan sangat agung’.”—2 Petrus 1:4; Bilangan 23:19; Roma 5:5.
Bersukacita Kini dalam Harapan Firdaus
14. Harapan apa yang perlu dirindukan oleh kumpulan besar?
14 Pernyataan iman yang berkemenangan demikian memenuhi kumpulan besar domba-domba lain dengan alasan-alasan agung untuk bersukacita. (Wahyu 7:15, 16) Mereka perlu merindukan harapan untuk selamat melampaui Armagedon. Ya, nantikanlah saatnya untuk melihat Kerajaan Allah membenarkan kedaulatan universal Allah Yehuwa dan menyucikan nama-Nya yang mulia dengan mendatangkan kesusahan besar itu, yang akan membersihkan bumi dari orang-orang jahat yang atasnya Iblis telah menjadi allah. Sungguh suatu sukacita untuk terus hidup melampaui kesusahan besar itu!—Daniel 2:44; Wahyu 7:14.
15. (a) Pekerjaan penyembuhan apa yang Yesus lakukan pada waktu ia berada di bumi, dan mengapa? (b) Apa yang akan menjadi kebutuhan kesehatan bagi orang-orang yang selamat melampaui Armagedon, dan mengapa mereka berbeda dari orang-orang yang dibangkitkan?
15 Mengenai kumpulan besar, Wahyu 7:17 mengatakan, ”Anak Domba . . . akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.” Walaupun nubuat ini tergenap secara rohani sekarang, orang-orang yang selamat melampaui Armagedon akan melihatnya tergenap secara harfiah. Bagaimana? Ya, apa yang Yesus lakukan pada waktu ia berada di bumi? Ia menyembuhkan orang yang buntung, membuat orang yang timpang berjalan, membukakan telinga orang tuli dan mata orang buta, dan ia menyembuhkan penyakit lepra, kelumpuhan, dan ”segala penyakit dan kelemahan”. (Matius 9:35; 15:30, 31) Bukankah itu yang dibutuhkan oleh orang-orang kristiani dewasa ini? Kumpulan besar masih akan membawa cacat-cacat dan kelemahan-kelemahan dunia tua ke dalam dunia baru. Apa yang kita harapkan untuk dilakukan oleh Anak Domba itu atas segala hal ini? Kebutuhan orang-orang yang selamat melampaui Armagedon akan berbeda dengan kebutuhan orang-orang yang akan dibangkitkan. Orang-orang yang dibangkitkan mungkin sekali akan dicipta ulang dengan tubuh yang sehat, utuh dan lengkap, walaupun belum memiliki kesempurnaan manusia. Karena mukjizat kebangkitan, mereka jelas tidak lagi membutuhkan perbaikan atas cacat-cacat yang dulu melalui mukjizat penyembuhan. Di lain pihak, karena pengalaman mereka yang unik melewati Armagedon, banyak dari kumpulan besar akan membutuhkan dan menerima mukjizat perbaikan. Rupanya, niat utama penyembuhan yang Yesus lakukan adalah untuk memberi gambaran sebagai anjuran bagi kumpulan besar harapan penuh sukacita bahwa mereka tidak saja akan selamat tetapi juga akan disembuhkan sesudah itu.
16. (a) Kapan penyembuhan mukjizat bagi orang-orang yang selamat melampaui Armagedon mungkin akan terjadi, dan dengan hasil apa? (b) Karena harapan apa kita akan terus bersukacita selama Milenium?
16 Penyembuhan bersifat mukjizat demikian masuk akal akan terjadi di antara orang-orang yang terus hidup melampaui Armagedon relatif segera setelah Armagedon dan sebelum kebangkitan mulai. (Yesaya 33:24; 35:5, 6; Wahyu 21:4; bandingkan Markus 5:25-29.) Kemudian orang akan membuang kacamata, tongkat, kursi roda, gigi palsu, alat bantu pendengaran, dan sebagainya. Sungguh suatu alasan untuk bersukacita! Betapa sesuai tindakan pemulihan awal demikian yang Yesus akan lakukan dengan peranan orang-orang yang selamat melampaui Armagedon sebagai fondasi bumi baru! Keadaan-keadaan tidak sehat yang melemahkan akan disingkirkan sehingga orang-orang yang selamat ini dapat terus maju dengan penuh semangat, seraya dengan penuh minat mengharapkan kegiatan Milenium yang menakjubkan yang terbentang di hadapan mereka, tanpa dibebani oleh hal-hal yang mungkin telah ditimbulkan oleh dunia tua ini sebagai penyakit bagi mereka. Ya, bahkan setelah Armagedon, kumpulan besar akan terus bersukacita karena harapan menakjubkan untuk mencapai kehidupan manusia yang sempurna pada akhir seribu tahun. Sepanjang Milenium, mereka akan bersukacita karena harapan untuk mencapai tujuan yang bahagia itu.
17. Sukacita-sukacita apa terdapat seraya pekerjaan pemulihan Firdaus berlangsung?
17 Bila itulah harapan saudara, renungkanlah juga sukacita karena ikut memulihkan Firdaus di bumi. (Lukas 23:42, 43) Tidak ada keraguan, orang-orang yang selamat melampaui Armagedon akan ikut membersihkan bumi sehingga menyediakan lokasi-lokasi yang menyenangkan untuk orang-orang mati yang akan dibangkitkan. Upacara pemakaman mungkin akan digantikan dengan upacara penyambutan bagi orang-orang yang diperkenalkan pada waktu kebangkitan, termasuk orang-orang yang kita kasihi yang telah turun ke dalam kematian. Dan pikirkan mengenai pergaulan yang memperkaya bersama pria dan wanita yang setia dari abad-abad yang silam. Dengan siapa khususnya saudara ingin bicara? Habel, Henokh, Nuh, Ayub, Abraham, Sara, Ishak, Yakub, Yusuf, Musa, Yosua, Rahab, Debora, Simson, Daud, atau Yohanes Pembaptis? Jika demikian, maka prospek yang amat menyenangkan ini juga sebagian dari harapan saudara. Saudara akan dapat bercakap-cakap dengan mereka, belajar dari mereka, dan bekerja bersama mereka untuk menjadikan seluruh bumi suatu firdaus.
18. Sukacita-sukacita lebih jauh apa dapat kita renungkan?
18 Bayangkan juga, makanan yang sehat, air yang murni, dan udara bersih, dengan bumi yang dipulihkan kepada keseimbangan ekologinya yang sempurna menurut cara yang diciptakan oleh Yehuwa untuknya. Kehidupan pada waktu itu bukan untuk sekadar pasif menikmati kesempurnaan, melainkan suatu partisipasi aktif dan penuh arti dalam kegiatan-kegiatan penuh sukacita. Renungkan suatu masyarakat seluas dunia yang terdiri atas orang-orang yang bebas dari kejahatan, penonjolan diri, iri hati, pertengkaran—suatu persaudaraan dengan buah-buah roh yang dipupuk dan dihasilkan oleh semuanya. Sungguh menggetarkan!—Galatia 5:22, 23.
Harapan yang Membuat Kehidupan Patut Ditempuh
19. (a) Kapan suasana bersukacita yang disebutkan di Roma 12:12 akan dialami? (b) Mengapa hendaknya kita bertekad untuk tidak membiarkan beban-beban kehidupan menggeser harapan kita?
19 Penantian yang diwujudkan bukan lagi harapan, maka suasana bersukacita yang dianjurkan oleh Paulus di Roma 12:12 akan dialami sekarang. (Roma 8:24) Baru memikirkan berkat-berkat di masa depan yang akan didatangkan oleh Kerajaan Allah sudah membuat kita bersukacita karena harapan itu sekarang. Maka bertekadlah untuk tidak membiarkan beban-beban kehidupan dalam dunia yang rusak menggeser harapan saudara yang mulia itu. Jangan menjadi lesu dan menyerah, kehilangan pandangan akan harapan yang ada di depan. (Ibrani 12:3) Dengan meninggalkan haluan Kristen problem-problem saudara tidak akan terpecahkan. Ingat, jika seseorang tidak lagi melayani Allah karena semua beban kehidupan yang ada sekarang, ia masih tetap terikat pada beban-beban itu, tetapi ia kehilangan harapan sehingga kehilangan kemungkinan untuk bersukacita dalam prospek-prospek menakjubkan yang ada di depan.
20. Apa akibat harapan Kerajaan atas orang-orang yang menganutnya, dan mengapa?
20 Umat Yehuwa memiliki alasan yang lengkap untuk menempuh kehidupan yang bahagia. Harapan cerah menggairahkan yang mereka miliki membuat kehidupan patut ditempuh. Dan mereka tidak menyimpan harapan ini bagi mereka sendiri saja. Tidak, mereka dengan penuh minat ingin membagikannya kepada orang lain. (2 Korintus 3:12) Itulah sebabnya mereka yang menganut harapan Kerajaan ini suatu umat yang penuh keyakinan, dan mereka berusaha menganjurkan orang lain dengan menceritakan kabar baik dari Allah. Ini memenuhi kehidupan orang-orang yang menerima berita itu dengan harapan paling menakjubkan yang pernah diberikan kepada umat manusia pada umumnya—harapan Kerajaan yang akan memulihkan Firdaus di bumi. Jika orang tidak menerimanya, kita masih terus bersukacita karena kita memiliki harapan itu. Orang-orang yang tidak mau mendengar, merekalah yang rugi; bukan kita.—2 Korintus 4:3, 4.
21. Apa yang sudah dekat, dan bagaimana hendaknya kita menilai harapan kita?
21 Janji Allah adalah, ”Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” (Wahyu 21:5) Dunia baru dengan semua berkatnya yang mempesonakan dan tak kunjung berakhir sudah dekat. Harapan kita—untuk memperoleh kehidupan di surga atau di bumi firdaus—memang sangat berharga; berpautlah padanya dengan kukuh. Pada hari-hari terakhir yang genting ini, lebih daripada yang sudah-sudah, pandanglah harapan itu bagaikan ”sauh yang kuat dan aman bagi jiwa”. Dengan harapan kita yang dilabuhkan pada Yehuwa, ”gunung batu yang kekal”, kita tentu memiliki alasan yang kuat dan menggembirakan sekarang juga untuk ”bersukacita karena harapan” yang ditaruh di hadapan kita.—Ibrani 6:19; Yesaya 26:4, The Amplified Bible.
[Catatan Kaki]
a Selama tahun 1992, Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh dunia akan mempunyai ayat tahunan yang berbunyi, ”Bersukacitalah dalam pengharapan . . . bertekunlah dalam doa!”—Roma 12:12.
Pertanyaan Sebagai Ulangan
◻ Apa harapan terbesar bagi umat manusia?
◻ Apa sukacita sejati itu?
◻ Kapan penyembuhan mukjizat bagi orang-orang yang selamat melampaui Armagedon kemungkinan sekali akan terjadi?
◻ Mengapa hendaknya kita tidak membiarkan beban-beban kehidupan menggeser harapan kita?
◻ Sukacita-sukacita apa yang saudara nanti-nantikan dalam dunia baru?
[Gambar di hlm. 9]
Tidakkah sukacita akan memenuhi hati saudara menyaksikan penyembuhan-penyembuhan seperti yang Yesus lakukan?
[Gambar di hlm. 10]
Mereka yang bersukacita karena Kerajaan menganjurkan orang lain dengan membagikan harapan mereka