-
Apakah Saudara Berupaya Meraih?Menara Pengawal—1990 | 1 September
-
-
Apakah Saudara Berupaya Meraih?
”Jika seorang pria berupaya meraih jabatan sebagai pengawas, ia menginginkan pekerjaan yang mulia.”—1 TIMOTIUS 3:1, ”NW”.
1. Memenuhi tujuan apa merupakan hal yang paling penting di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa?
UMAT YEHUWA mempunyai tujuan-tujuan yang baik yang mereka tekuni dan laksanakan dengan cara ilahi. Ini tidak mengherankan, karena Allah mereka mempunyai tujuan yang luhur dan selalu berhasil melaksanakan maksud-tujuan-Nya. (Yesaya 55:8-11) Hamba-hamba Yehuwa hendaknya tidak seperti orang-orang yang tidak mempunyai tujuan yang baik dan menjalani hidup dengan sikap tidak peduli, tidak berbuat apa-apa demi kefaedahan orang lain kecuali diri sendiri. Yang paling penting bagi Saksi-Saksi Allah ialah memenuhi tujuan yang luhur, yaitu mengumumkan berita Kerajaan dan membagikan kepada orang lain pengetahuan yang memberikan kehidupan dari Firman Allah.—Mazmur 119:105; Markus 13:10; Yohanes 17:3.
2. Tujuan apa bagi pria-pria Kristiani disebutkan oleh Paulus dalam 1 Timotius 3:1?
2 Dalam organisasi Yehuwa, ada juga tujuan-tujuan luhur lainnya. Rasul Paulus menyebutkan salah satu di antaranya ketika ia menulis, ”Pernyataan itu benar. Jika seorang pria berupaya meraih jabatan sebagai pengawas, ia menginginkan pekerjaan yang mulia.” (NW) Orang yang demikian ingin melakukan sesuatu demi kebaikan orang lain. Ia menginginkan ”pekerjaan yang mulia”, bukan hidup bersenang-senang dan kehormatan. Terjemahan lain berbunyi, ”Memang benar untuk mengatakan bahwa seorang pria yang bertekad bulat untuk menjadi pemimpin mempunyai ambisi yang patut dipuji.”—1 Timotius 3:1, Phillips.
Beberapa Bahaya bagi Para Penatua
3, 4. Mengapa seorang pria yang berupaya meraih jabatan sebagai pengawas perlu menjaga hatinya?
3 Dalam hal apa seorang pria yang bertekad untuk menjadi pengawas Kristiani mempunyai ”ambisi yang patut dipuji”? Nah, ambisi adalah keinginan yang berapi-api untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Memang, ada ambisi yang luhur maupun ambisi yang tercela. Tetapi jika seorang pria dengan rendah hati berupaya meraih jabatan pengawas karena ia ingin melayani orang lain, dinasnya akan dilaksanakan dengan motif yang benar dan ini dapat menghasilkan berkat-berkat rohani. Tetapi ia perlu menjaga hatinya.—Amsal 4:23.
4 Ada orang-orang yang ambisius yang mencari kehormatan. Yang lain ingin berkuasa atas sesamanya. Ketamakan akan kehormatan atau kekuasaan adalah bagaikan akar yang busuk yang dapat menumbangkan bahkan sebuah pohon yang kelihatannya sehat. Seorang Kristiani juga dapat mengikuti ambisi dengan motif yang salah seperti itu. (Amsal 16:18) ”Aku telah menulis sedikit kepada jemaat,” kata rasul Yohanes, ”tetapi Diotrefes yang ingin menjadi orang terkemuka di antara mereka [”yang hendak menjadi kepala atas mereka”, Bode], tidak mau mengakui kami. Karena itu, apabila aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukannya, sebab ia meleter melontarkan kata-kata yang kasar terhadap kami; dan belum merasa puas dengan itu, ia sendiri bukan saja tidak mau menerima saudara-saudara yang datang, tetapi juga mencegah orang-orang, yang mau menerima mereka dan mengucilkan orang-orang itu dari jemaat.” (3 Yohanes 9, 10) Ambisi Diotrefes tidak sesuai dengan ajaran Kristen. Keangkuhan dan secara ambisius mengejar kekuasaan atas orang lain tidak mendapat tempat di kalangan para pengikut Yesus yang sejati.—Amsal 21:4.
5. Dengan sikap apa para pengawas harus melaksanakan tugas mereka?
5 Seorang pengawas Kristiani yang melaksanakan tugasnya dengan motif yang benar tidak akan mengejar ambisi yang bersifat mementingkan diri. Ia akan menganggap pekerjaan yang mulia sebagai pengawas Kristiani suatu hak istimewa yang ia peroleh dari Allah dan akan menggembalakan kawanan Allah ’bukan karena terpaksa, tetapi dengan senang hati, dan tidak karena hendak beroleh laba yang keji, melainkan dengan sebulat hati, tidak seolah-olah mau memerintah atas mereka yang diserahkan kepadanya, tetapi menjadi teladan bagi kawanan domba’. (1 Petrus 5:2, 3, Bode) Ya, para pengawas hendaknya waspada agar tidak memupuk keangkuhan dan mencoba menyalahgunakan kekuasaan.
6. Mengapa seorang penatua tidak boleh memerintah umat Allah?
6 Seorang penatua tidak boleh memerintah atas orang-orang Kristiani lain, karena ia rekan sekerja mereka, ia tidak ’memerintah iman mereka’. (2 Korintus 1:24, Bode) Ketika beberapa rasul mengupayakan kedudukan terkemuka, Yesus berkata, ”Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Matius 20:20-28) Seorang penatua bukan Gembala Kepala tetapi hanya gembala bawahan. Jika ia memerintah kawanan, ia memperlihatkan semangat keangkuhan. Terlebih lagi akibatnya pasti akan merugikan jika ia membujuk orang lain untuk membantu dia memajukan ambisinya yang angkuh. Sebuah amsal berbunyi, ”Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi [Yehuwa]; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman.”—Amsal 16:5.
7, 8. (a) Mengapa para penatua Kristiani harus rendah hati? (b) Berikan contoh dari seorang penatua yang rendah hati.
7 Maka, para penatua Kristiani harus ’merendahkan diri mereka di bawah tangan Allah yang kuat’. Keangkuhan akan menghalangi seseorang untuk digunakan secara rohani, karena hanya mereka yang rendah hati memiliki keadaan hati dan pikiran yang benar untuk melakukan kehendak ilahi. ”Allah menentang orang yang sombong, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” (1 Petrus 5:5, 6, BIS) Ya, Yehuwa memberkati orang-orang yang menilai dirinya dengan rendah hati. Dari antara orang-orang inilah pria-pria yang memenuhi syarat dipilih untuk dilantik menjadi penatua-penatua Kristiani.
8 Sejarah Saksi-Saksi Yehuwa zaman modern dipenuhi dengan catatan tentang dinas yang rendah hati dari pribadi-pribadi yang saleh. Sebagai contoh, pertimbangkan W. J. Thorn, yang lemah lembut. Ia pernah menjadi seorang musafir, atau pengawas keliling, dan pekerja Betel untuk waktu yang lama. Mengenai dia, seorang Kristiani berkata, ”Saya benar-benar tidak pernah akan melupakan kata-kata Saudara Thorn yang telah membantu saya sampai sekarang. Ia berkata, dan saya kutip, ’Bilamana saya mulai terlalu banyak memikirkan diri sendiri, saya seolah-olah pergi ke sudut ruangan, dan berkata, ”Hai kamu, setitik debu. Apa yang kau miliki sehingga kau begitu angkuh?”’” Benar-benar sifat yang patut dipuji yang harus diperlihatkan oleh para penatua dan orang-orang lain! Ingat, ”ganjaran kerendahan hati dan takut akan [Yehuwa] adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan”.—Amsal 22:4.
Keinginan yang Kita Peroleh dari Allah untuk Melayani
9. Mengapa dapat dikatakan bahwa keinginan untuk melayani sebagai pengawas diperoleh dari Allah?
9 Apakah keinginan untuk melayani sebagai pengawas diperoleh dari Allah? Ya, karena roh Yehuwa menyediakan motivasi, ketabahan, dan kekuatan untuk memberikan dinas suci kepada-Nya. Sebagai contoh, apa yang terjadi ketika para pengikut Yesus yang dianiaya berdoa memohonkan keberanian untuk mengabar? ”Goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.” (Kisah 4:27-31) Karena dapat menghasilkan hal-hal demikian, roh suci juga dapat menggerakkan seseorang untuk berupaya meraih jabatan sebagai pengawas.
10. (a) Apa satu alasan mengapa seorang pria Kristiani tidak membuat upaya untuk meraih? (b) Jika Allah mengaruniai kita hak istimewa dalam dinas, mengenai apa kita dapat yakin?
10 Mengapa seorang Kristiani yang matang mungkin tidak membuat upaya untuk meraih hal itu? Bisa jadi ia seorang pria yang rohani tetapi merasa tidak cakap. (1 Korintus 2:14, 15) Tentu, kita perlu memiliki pandangan yang bersahaja tentang diri kita sendiri, menyadari keterbatasan kita. (Mikha 6:8, NW) Sebaliknya daripada dengan sombong menganggap diri orang yang paling memenuhi syarat untuk tanggung jawab tertentu, sebaiknya mengingat bahwa ”hikmat ada pada orang yang rendah hati [”bersahaja”, NW]”. (Amsal 11:2) Tetapi kita juga perlu menyadari bahwa jika Allah mengaruniai kita hak istimewa dalam dinas, Ia juga akan memberikan kekuatan yang dibutuhkan untuk melaksanakannya. Sebagaimana Paulus katakan, ”Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”—Filipi 4:13.
11. Apa yang dapat dilakukan oleh seorang Kristiani yang tidak berupaya meraih karena ia merasa kekurangan hikmat yang memadai untuk memberikan nasihat?
11 Seorang Kristiani mungkin tidak berupaya meraih karena ia merasa kekurangan hikmat untuk dapat memberikan nasihat. Nah, mungkin ia dapat memperoleh hikmat dengan menjadi siswa yang lebih rajin dari Firman Allah, dan tentu ia perlu berdoa memohonkan hikmat. Yakobus menulis, ”Apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah,—yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit—, maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan [”Yehuwa”, NW]. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.” (Yakobus 1:5-8) Sebagai jawaban atas doa Salomo, Allah memberinya ”hati yang penuh hikmat dan pengertian” agar ia dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat pada waktu mengadili. (1 Raja 3:9-14) Kasus Salomo memang istimewa, tetapi dengan sungguh-sungguh belajar dan dengan bantuan Allah, pria-pria yang mendapat tanggung jawab di sidang dapat menasihati orang lain dengan benar. ”[Yehuwa]-lah yang memberikan hikmat, dari mulutNya datang pengetahuan dan kepandaian [”pengertian”, NW].”—Amsal 2:6.
12. Jika karena perasaan khawatir seorang pria tidak berupaya meraih, apa yang dapat membantu dia?
12 Kekhawatiran dapat menahan seseorang sehingga tidak berupaya meraih. Ia mungkin berpikir bahwa ia tidak akan sanggup memikul tanggung jawab berat sebagai penatua. Bahkan Paulus mengakui, ”Setiap hari saya cemas juga akan keadaan semua jemaat.” (2 Korintus 11:28, BIS) Tetapi sang rasul tahu apa yang harus dilakukan bila ia merasa cemas, karena ia menulis, ”Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:6, 7) Ya, doa dan percaya kepada Allah dapat membantu mengurangi kekhawatiran.
13. Bagaimana seorang pria dapat berdoa jika ia merasa cemas untuk berupaya meraih?
13 Jika kekhawatiran tidak kunjung hilang, seorang pria yang merasa cemas untuk berupaya meraih dapat berdoa seperti Daud, ”Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku [yang tidak tenang, NW]; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” (Mazmur 139:23, 24) Apapun yang membuat pikiran kita ”tidak tenang” atau ”gelisah”, Allah dapat membantu kita mengatasinya sehingga kita dapat membuat kemajuan rohani. (Lihat The New International Version.) Halnya dengan tepat dinyatakan dalam sebuah mazmur lain, ”Ketika aku berpikir: ’Kakiku goyang,’ maka kasih setiamu, ya [Yehuwa], menyokong aku. Apabila bertambah banyak pikiran [yang menggelisahkan, NW] dalam batinku, penghiburanMu menyenangkan jiwaku.”—Mazmur 94:18, 19.
Dengan Riang Melayani menurut Kehendak Allah
14. Mengapa seorang pria yang tidak berupaya meraih patut berdoa memohonkan roh suci Allah?
14 Jika karena khawatir, merasa diri tidak cakap, atau kekurangan motivasi seorang pria Kristiani tidak membuat upaya untuk meraih, pasti akan tepat untuk berdoa memohonkan roh Allah. Yesus berkata, ”Jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya.” (Lukas 11:13) Karena damai sejahtera dan pengendalian diri termasuk di antara buah-buah roh, roh ini dapat membantu kita mengatasi kekhawatiran atau perasaan tidak cakap.—Galatia 5:22, 23.
15. Doa macam apa dapat membantu mereka yang kekurangan motivasi untuk menyediakan diri bagi hak-hak istimewa dalam dinas?
15 Bagaimana dengan kurangnya motivasi? Sebagai orang Kristiani yang sudah dibaptis, kita perlu berdoa agar Allah mendorong kita untuk melakukan apa yang menyenangkan Dia. Daud memohon, ”Beritahukanlah jalan-jalanMu kepadaku, ya [Yehuwa] . . . Bawalah aku berjalan dalam kebenaranMu dan ajarlah aku.” (Mazmur 25:4, 5) Doa seperti ini akan membantu kita menghindari jalan yang salah, dan kita dapat berdoa dengan cara yang sama jika kita kurang memiliki motivasi untuk berupaya meraih. Kita dapat memohon kepada Yehuwa agar membuat kita ingin menerima hak-hak istimewa dalam dinas. Sesungguhnya, jika kita berdoa memohonkan roh Allah dan tunduk kepada bimbingannya, kita pasti akan merelakan diri jika hak-hak istimewa dalam dinas ditawarkan kepada kita. Bagaimanapun juga, hamba-hamba Allah tentu tidak ingin menolak roh-Nya.—Efesus 4:30.
16. Sikap apa merupakan motivasi yang kuat untuk berupaya meraih tanggung jawab di sidang?
16 Karena memiliki ”pikiran Kristus”, kita merasa senang melakukan kehendak ilahi. (1 Korintus 2:16) Yesus mempunyai sikap yang sama seperti pemazmur, yang berkata, ”Aku suka melakukan kehendakMu, ya Allahku; TauratMu ada dalam dadaku.” (Mazmur 40:9) Kristus berkata, ”Sungguh aku datang untuk melakukan kehendakMu,” dan hal itu ia lakukan sampai mati pada tiang siksaan. (Ibrani 10:9, 10) Keinginan untuk melakukan segala sesuatu sebisa-bisanya dalam dinas Yehuwa memberikan motivasi yang kuat untuk berupaya meraih tanggung jawab dalam sidang.
Pandanglah ke Masa Depan
17. (a) Mengapa pria-pria yang sekarang tidak lagi melayani sepenuhnya seperti dulu tidak perlu merasa kecil hati? (b) Apa hak istimewa yang paling besar?
17 Karena alasan kesehatan atau alasan lain, beberapa orang yang dulu menangani tugas-tugas penting di sidang sekarang tidak lagi memegang hak-hak istimewa tersebut. Mereka hendaknya tidak merasa kecil hati. Kita tahu bahwa banyak pria yang setia yang sekarang tidak dapat lagi melayani sepenuhnya seperti dulu, masih tetap teguh sebagai pemelihara integritas. (Mazmur 25:21) Sesungguhnya, para penatua yang rendah hati dan sudah lama melayani dapat terus menyediakan pengalaman-pengalaman mereka dengan tetap duduk dalam badan penatua. Walaupun dihalangi oleh usia atau kelemahan jasmani, mereka tidak perlu mengundurkan diri. Sementara itu, semoga setiap Saksi dari Yehuwa menghargai hak istimewa yang paling baik, yaitu sebagai penjunjung nama suci-Nya ’memberitakan tentang kemuliaan kedudukan Allah sebagai raja’ (NW).—Mazmur 145:10-13.
18. (a) Jika seorang penatua atau pelayan sidang telah diturunkan, apa yang dibutuhkan? (b) Sikap yang baik apa diperlihatkan seorang penatua yang diturunkan?
18 Jika saudara pernah menjadi penatua atau pelayan sidang namun sekarang tidak lagi melayani dalam kedudukan itu, yakinlah bahwa Allah masih mengasihi saudara, dan mungkin Ia akan mengaruniai saudara hak-hak istimewa yang tidak saudara duga di masa depan. (1 Petrus 5:6, 7) Jika saudara perlu membuat penyesuaian, hendaklah saudara rela mengakui kesalahan dan berupaya memperbaikinya dengan bantuan Allah. Beberapa yang telah diturunkan dari kedudukan sebagai penatua mengambil sikap yang tidak sesuai dengan ajaran Kristen, dan ada yang telah menjadi tidak aktif atau menyimpang dari kebenaran. Namun betapa bijaksana untuk berlaku seperti orang-orang yang memperlihatkan semangat yang baik! Sebagai contoh, ketika seorang penatua yang telah melayani selama bertahun-tahun di Amerika Tengah diturunkan, ia berkata, ”Saya merasa sangat pedih kehilangan hak istimewa yang benar-benar saya hargai untuk waktu yang begitu lama. Tetapi saya akan berupaya keras dalam bidang apapun saudara-saudara ingin menggunakan saya dan berupaya memulihkan hak istimewa saya dalam dinas.” Pada waktunya, saudara ini kembali mendapat hak istimewa melayani sebagai penatua.
19. Nasihat yang tepat apa diberikan kepada seorang saudara yang telah diturunkan dari kedudukan sebagai penatua atau pelayan sidang?
19 Jika saudara diturunkan dari kedudukan sebagai penatua atau pelayan sidang, maka, pertahankanlah semangat rendah hati. Hindari sikap marah yang akan membuat saudara tidak memenuhi syarat untuk hak-hak istimewa di masa depan. Semangat ilahi akan mendatangkan respek. Sebaliknya dari merasa kecil hati, renungkan bagaimana Yehuwa telah memberkati pelayanan saudara atau keluarga saudara. Binalah keluarga saudara secara rohani, kunjungilah mereka yang sakit, dan anjurkan mereka yang lemah. Yang terutama, hargailah hak istimewa saudara untuk memuji Allah dan memberitakan kabar baik sebagai salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa.—Mazmur 145:1, 2; Yesaya 43:10-12.
20. Bagaimana badan penatua dapat membantu seseorang yang dulunya adalah pengawas atau pelayan sidang?
20 Badan penatua hendaknya menyadari bahwa dengan diturunkan, seseorang yang dulu adalah pengawas atau pelayan sidang dapat merasa sangat tertekan, bahkan meskipun ia sendiri secara sukarela mengundurkan diri. Jika ia tidak dipecat, namun para penatua melihat bahwa saudara itu mengalami depresi, mereka wajib memberikan bantuan rohani dengan kasih. (1 Tesalonika 5:14) Mereka patut membantu dia menyadari bahwa ia dibutuhkan dalam sidang. Bahkan jika nasihat ternyata perlu diberikan, mungkin tidak dibutuhkan waktu begitu lama bagi seorang pria yang rendah hati dan memperlihatkan rasa terima kasih untuk kembali menerima hak-hak istimewa tambahan dalam dinas di sidang.
21. Siapa yang menunggu untuk mendapat hak-hak istimewa dalam dinas, dan apa yang disarankan kepada mereka yang sekarang sedang menunggu?
21 Jika saudara sedang berupaya meraih, saudara mungkin harus menunggu beberapa waktu sebelum menerima hak-hak istimewa lebih lanjut dalam dinas. Jangan menjadi tidak sabar. Musa menunggu selama 40 tahun sebelum Allah menggunakan dia ketika membebaskan umat Israel dari perbudakan di Mesir. (Kisah 7:23-36) Sebelum diangkat sebagai pengganti Musa, Yosua untuk waktu yang lama melayani sebagai pembantunya. (Keluaran 33:11; Bilangan 27:15-23) Daud menunggu selama beberapa waktu sebelum dinobatkan di atas takhta Israel. (2 Samuel 2:7; 5:3) Petrus dan Yohanes Markus pasti menjalani masa-masa pemurnian. (Matius 26:69-75; Yohanes 21:15-19; Kisah 13:13; 15:36-41; Kolose 4:10) Maka jika saudara sekarang tidak memiliki tugas tertentu dalam sidang, Yehuwa mungkin membiarkan saudara dibentuk melalui lebih banyak pengalaman. Bagaimanapun juga, mintalah bantuan Allah seraya saudara berupaya meraih, maka Ia akan memberkati saudara dengan hak-hak istimewa tambahan dalam dinas. Sementara itu, berupayalah dengan sungguh-sungguh agar memenuhi syarat untuk tanggung jawab di sidang dan perlihatkan semangat seperti Daud, yang menyatakan, ”Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada [Yehuwa] dan biarlah segala makhluk memuji namaNya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.”—Mazmur 145:21.
-
-
Apakah Saudara Memenuhi Syarat untuk Melayani?Menara Pengawal—1990 | 1 September
-
-
Apakah Saudara Memenuhi Syarat untuk Melayani?
”Kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.”—2 KORINTUS 3:5.
1. Dalam sidang Kristen tidak ada tempat bagi orang-orang macam apa?
ALLAH YEHUWA dan Yesus Kristus adalah pekerja-pekerja. Yesus berkata, ”BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.” (Yohanes 5:17) Allah tidak berkenan kepada orang-orang yang tidak mau bekerja; Ia juga tidak berkenan kepada mereka yang berupaya mendapatkan tanggung jawab dengan maksud bisa berkuasa atas orang lain. Dalam sidang Kristen tidak ada tempat bagi orang yang malas atau ambisius demi kepentingan pribadi.—Matius 20:25-27; 2 Tesalonika 3:10.
2. Mengapa sekarang dibutuhkan banyak pria untuk memikul tanggung jawab dalam sidang Kristen?
2 Saksi-Saksi Yehuwa mempunyai ’banyak tugas dalam pekerjaan Tuhan’, terutama sekarang karena begitu banyak orang berduyun-duyun pergi ke ”gunung” ibadat sejati. (1 Korintus 15:58, NW; Yesaya 2:2-4) Kita membutuhkan banyak sekali pria yang memenuhi syarat secara rohani untuk memikul tanggung jawab dalam sidang. Karena tidak didorong oleh ambisi yang mementingkan diri, pria-pria tersebut mengagungkan Yehuwa, bukan diri mereka sendiri. (Amsal 8:13) Mereka tahu bahwa Allah membantu mereka agar memenuhi syarat untuk tugas-tugas sidang, sama seperti Ia ’membuat orang-orang sanggup menjadi pelayan-pelayan dari perjanjian baru’.—2 Korintus 3:4-6.
3. Pada dasarnya, apa saja tanggung jawab para penatua dan pelayan sidang?
3 Dewasa ini, sebagaimana di kalangan umat Kristiani pada masa awal, pria-pria dilantik oleh roh suci dan melalui penyelenggaraan organisasi Yehuwa untuk melayani sebagai penatua dan pelayan sidang. (Kisah 20:28; Filipi 1:1; Titus 1:5) Para penatua menggembalakan kawanan Allah secara rohani, mengawasi dan melindungi mereka. Mereka dibantu oleh pelayan-pelayan sidang, yang tugas-tugasnya tidak secara langsung menyangkut pengawasan rohani. (1 Petrus 5:2; bandingkan Kisah 6:1-6.) Seperti Putra Allah, yang datang untuk melayani, mereka yang telah dilantik ingin melayani saudara-saudara seiman mereka. (Markus 10:45) Jika saudara seorang pria Kristiani, apakah saudara memiliki semangat itu?
Syarat-Syarat yang Harus Dipenuhi oleh Semua
4. Di mana khususnya kita dapat membaca daftar syarat-syarat bagi mereka yang dipercayakan dengan tanggung jawab di sidang?
4 Secara khusus, ketentuan bagi mereka yang dipercayakan dengan tanggung jawab di sidang diuraikan oleh rasul Paulus dalam 1 Timotius 3:1-10, 12, 13 dan Titus 1:5-9. Seraya kita membahas syarat-syarat tersebut, yang beberapa di antaranya berlaku bagi para penatua maupun pelayan sidang, janganlah kita memandangnya menurut standar-standar duniawi. Sebaliknya, kita perlu melihatnya dengan latar abad-pertama dan sebagai sesuatu yang berlaku di antara umat Yehuwa. Memenuhi ketentuan tersebut tidak menuntut kesempurnaan, karena jika demikian tidak seorang pun akan memenuhi syarat. (1 Yohanes 1:8) Namun jika saudara seorang pria Kristiani, tidak soal apakah saudara sekarang memiliki tugas-tugas di sidang atau tidak, ada baiknya saudara menganalisis keadaan saudara sendiri.
5. Apa artinya tidak tercela?
5 Tidak bercela; mempunyai nama baik di luar jemaat; bebas dari tuduhan. (1 Timotius 3:2, 7, 8, 10 [NW]; Titus 1:6 [NW], 7) Pada waktu dilantik dan selama melayani, para pelayan sidang dan penatua harus tidak bercela, artinya bebas dari kesalahan dan tidak perlu ditegur berdasarkan tuduhan yang benar atas tingkah laku atau ajaran yang salah. Tuduhan yang tidak benar yang dibuat oleh ”saudara-saudara palsu” tidak akan membuat seseorang menjadi tercela. Seseorang dianggap tidak memenuhi syarat untuk melayani di sidang jika tuduhan itu tidak bersifat sembrono, dan dapat dibuktikan sesuai dengan standar-standar Alkitab. (2 Korintus 11:26; 1 Timotius 5:19) Seseorang yang dilantik dalam sidang harus ”juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis”. Jika seseorang melakukan dosa yang serius di masa lampau, ia dapat dilantik hanya jika ia telah membuat nama baik sehingga orang melupakan celaan atas dirinya.
6. Apa artinya menjadi suami dari satu istri?
6 Suami dari satu istri. (1 Timotius 3:2, 12; Titus 1:6) Ini tidak berarti bahwa hanya pria-pria yang sudah menikah dapat menjadi pelayan sidang dan penatua. Tetapi, jika ia sudah menikah, seorang pria hanya boleh mempunyai satu istri yang masih hidup dan berlaku setia kepadanya. (Ibrani 13:4) Tidak seperti banyak pria non-Kristiani pada abad pertama, ia tidak dapat menjadi poligamis.a
7. (a) Apakah usia fisik membuat seorang pria memenuhi syarat untuk menjadi penatua? (b) Apa yang termasuk dalam mengepalai keluarganya dengan baik?
7 Mengepalai keluarganya dengan baik, anak-anak tunduk kepadanya. (1 Timotius 3:4, 5, 12; Titus 1:6) Ada yang mungkin merasa bahwa seorang penatua harus berumur paling sedikit 30 tahun, tetapi Alkitab tidak menetapkan usia minimum. Namun, orang itu harus bertindak sebagai seorang pria yang lebih tua dalam arti rohani. Para pelayan sidang dan penatua harus cukup umur sehingga sudah dapat menjadi ayah. Jika sudah menikah, seorang pria tidak akan memenuhi syarat jika ia bertindak saleh di tempat lain namun berlaku sewenang-wenang di rumah. Ia harus mendapatkan respek karena mengepalai keluarganya menurut prinsip-prinsip Alkitab, dan tujuannya hendaknya mendapatkan sukses rohani dengan setiap anggota keluarga. Secara umum, seorang penatua yang adalah seorang ayah harus mempunyai anak-anak di bawah umur yang berkelakuan baik dan ”beriman”. Mereka sedang membuat kemajuan ke arah pembaktian kepada Allah atau sudah dibaptis sebagai Saksi-Saksi Yehuwa. Seorang pria yang tidak dapat membina iman dalam diri anak-anaknya kemungkinan besar tidak akan dapat melakukan hal itu dalam diri orang lain.
8. Sebelum seorang pria yang berkeluarga dapat menjadi penatua, ia harus belajar melakukan hal apa?
8 Sebelum seorang pria yang berkeluarga dapat menjadi penatua yang sanggup melakukan pengawasan rohani di sidang, ia harus belajar cara memimpin keluarganya sendiri. ’Jikalau seseorang tidak tahu bagaimana caranya mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?’ (1 Timotius 3:5) Memang, seorang pria mungkin mendapat tentangan dari istri yang tidak beriman. (Matius 10:36; Lukas 12:52) Atau salah seorang anaknya mungkin telah melakukan dosa serius, walaupun keadaan rohani anak-anaknya yang lain baik. Tetapi, jika pria itu telah berbuat sedapat mungkin yang dapat diharapkan daripadanya, dan terutama jika ia berhasil secara rohani dengan anggota-anggota lain dalam keluarganya, bimbingan baik yang ditolak oleh salah seorang anggota keluarga tidak perlu membuat ia tidak memenuhi syarat untuk menjadi pelayan sidang atau penatua.
9. Bagaimana seorang penatua atau pelayan sidang harus berhati-hati sehubungan dengan minuman beralkohol?
9 Bukan seorang pemabuk atau suka minum terlalu banyak anggur. (1 Timotius 3:3, 8, BIS; Titus 1:7) Seorang pelayan sidang atau penatua tidak boleh secara berlebihan minum minuman beralkohol. Ketagihan kepada hal itu dapat mengakibatkan hilangnya kendali atas pikiran dan emosi, sehingga mengakibatkan pertengkaran karena mabuk atau perkelahian. Ia tidak boleh ”suka minum terlalu banyak anggur” atau mempunyai reputasi sebagai orang yang biasa minum atau peminum berat. (Amsal 23:20, 21, 29-35) Betapa menyedihkan jika kunjungan penggembalaan dinodai dengan banyak minum minuman beralkohol! Jika seseorang minum minuman keras, hendaknya ia tidak melakukan hal itu pada waktu berhimpun, dalam pelayanan, atau dinas suci lain.—Imamat 10:8-11; Yehezkiel 44:21.
10. Mengapa mereka yang mata duitan dan mencari laba yang keji tidak memenuhi syarat untuk menjadi penatua atau pelayan sidang?
10 Tidak mata duitan atau mencari laba yang keji. (1 Timotius 3:3, 8, BIS; Titus 1:7, Bode) Mereka yang mata duitan berada dalam bahaya rohani, dan ”orang tamak” (Bode) tidak akan mewarisi Kerajaan Allah. Maka, orang-orang semacam itu tidak memenuhi syarat untuk menjadi penatua atau pelayan sidang. (1 Korintus 6:9, 10; 1 Timotius 6:9, 10) Kata dasar bahasa Yunani yang diterjemahkan ”keji [”tidak jujur”, NW]” pada dasarnya berarti ”memalukan”, dan kata yang diterjemahkan ”laba” memaksudkan segala macam keuntungan. (Filipi 1:21; 3:4-8) Memang, seseorang yang perangainya menunjukkan bahwa ia akan memperlakukan ’domba-domba’ Allah dengan tidak jujur, tidak memenuhi syarat untuk memikul tanggung jawab di sidang. (Yehezkiel 34:7-10; Kisah 20:33-35; Yudas 16) Perlunya hati-hati dalam mengusulkan seseorang, menjadi lebih penting bila kita menyadari bahwa seseorang, setelah dilantik, mungkin akan dipercayakan untuk menangani keuangan dan bisa tergoda untuk mencuri sebagian dari uang itu.—Yohanes 12:4-6.
11. Mengapa ”seorang yang baru bertobat” hendaknya tidak diusulkan untuk memikul tanggung jawab di sidang?
11 Jangan seseorang yang baru bertobat; sudah diuji kelayakannya. (1 Timotius 3:6, 10 [NW]) Seseorang yang baru dibaptis belum mempunyai cukup waktu untuk membuktikan bahwa ia akan dengan setia melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Ia mungkin kurang memiliki timbang rasa terhadap mereka yang menderita atau kurang memiliki hikmat untuk membantu sesama penyembah dan ia mungkin bahkan memandang rendah orang lain. Maka, sebelum diusulkan sebagai pelayan sidang dan terutama sebagai penatua, seorang pria harus ”sudah diuji kelayakannya” dan harus membuktikan mempunyai pertimbangan yang baik dan dapat dipercaya. Tidak ada waktu yang tertentu untuk masa pengujian ini, dan tiap pribadi berbeda dalam kecepatan pertumbuhan rohani. Namun para penatua hendaknya tidak tergesa-gesa mengusulkan orang baru ”agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis”. Biarlah pria itu lebih dahulu memperlihatkan kerendahan hati seperti Kristus.—Filipi 2:5-8.
Khusus bagi para Pelayan Sidang
12. Apakah syarat-syarat yang disebutkan bagi pelayan sidang harus dipenuhi oleh mereka saja?
12 Beberapa syarat disebutkan untuk para pelayan sidang. Namun, jika tuntutan itu pun tidak dipenuhi oleh para penatua, mereka tidak memenuhi syarat untuk melayani. Sebagai pria Kristiani, apakah saudara memenuhi ketentuan dalam hal-hal ini?
13. Apa artinya berlaku serius?
13 Serius. (1 Timotius 3:8, NW) Seorang pria yang memenuhi syarat untuk menjadi pelayan sidang tidak boleh menganggap ringan tanggung jawab. Ia harus bertingkah laku secara terhormat dan berwibawa sehingga mendapat respek. Walaupun senda gurau sewaktu-waktu tidak salah, ia tidak akan memenuhi syarat jika ia terus membawakan diri sebagai pelawak.
14. (a) Tidak bercabang lidah berarti apa? (b) Mempunyai hati nurani yang bersih menuntut apa?
14 Tidak bercabang lidah; mempunyai hati nurani yang bersih. (1 Timotius 3:8, 9) Para pelayan sidang (dan penatua) harus mengatakan apa yang benar, tidak suka gosip atau suka menipu. Karena mereka tidak boleh bercabang lidah, secara munafik mengatakan satu hal kepada seseorang dan mengatakan hal yang bertentangan dengan itu kepada orang lain. (Amsal 3:32; Yakobus 3:17) Pria-pria ini harus juga pendukung yang gigih dari kebenaran yang telah disingkapkan, ”memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci”. Di hadapan Allah, hati nurani orang demikian harus bersaksi bahwa ia benar dan tidak mempraktikkan sesuatu secara tersembunyi atau yang tercela. (Roma 9:1; 2 Korintus 1:12; 4:2; 7:1) Tidak seorang pun dapat memenuhi syarat untuk melayani kawanan Allah jika ia tidak berpaut erat kepada kebenaran dan prinsip-prinsip ilahi.
Fokus pada Syarat-Syarat Penatua
15. Syarat-syarat apa yang sekarang akan dibahas, dan khususnya ini menyangkut apa?
15 Beberapa syarat khusus berlaku bagi para penatua dan sebagian besar ada hubungannya dengan pekerjaan mereka sebagai gembala dan pengajar. Sebagai pria Kristiani, apakah saudara memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut?
16. (a) Apa yang dituntut untuk bersahaja dalam kebiasaan? (b) Bagaimana seorang penatua dapat memelihara pengendalian diri?
16 Bersahaja dalam kebiasaan; dapat menguasai diri. (1 Timotius 3:2, NW; Titus 1:8) Seorang penatua harus dapat menahan diri, tidak diperbudak oleh kebiasaan buruk. Bila ia menghadapi ujian, Allah akan membantu dia memelihara keseimbangan jika ia berdoa seperti pemazmur, ”Kesusahan hatiku semakin bertambah bebaskanlah aku dari kesesakanku.” (Mazmur 25:17, BIS) Seorang pengawas hendaknya juga berdoa memohon roh Allah dan memperlihatkan buah-buahnya, termasuk pengendalian diri. (Lukas 11:13; Galatia 5:22, 23) Dengan tetap mengendalikan pikiran, tutur kata, dan tindakan, seorang penatua dapat menghindari hal-hal ekstrem pada waktu ia memberikan bimbingan rohani kepada sidang.
17. Apa yang tersangkut dalam berakal sehat?
17 Bijaksana. (1 Timotius 3:2) Seorang penatua harus mempunyai akal sehat, bijaksana, hati-hati. Tutur kata dan tindak-tanduknya harus penuh arti dan masuk akal. Jalan pikirannya yang rendah hati dan seimbang didasarkan atas hikmat ilahi dan ajaran yang sehat dari Firman Yehuwa, yang wajib ia pelajari dengan rajin.—Roma 12:3; Titus 2:1.
18. Ketertiban menuntut apa dari seorang penatua?
18 Tertib. (1 Timotius 3:2, BIS) Kata Yunani yang digunakan di sini diterjemahkan ”ditata dengan baik” dalam 1 Timotius 2:9 (NW). Jadi seorang penatua harus mempunyai pola hidup yang baik, ditata atau diatur dengan baik. Sebagai contoh, Ia perlu tepat waktu. Umat Kristiani pada abad pertama rupanya tidak terlalu mementingkan catatan, dan seorang pengawas dewasa ini tidak perlu seorang akuntan atau karyawan tata usaha yang ahli. Para pelayan sidang dapat menangani hal-hal yang dituntut dalam bidang ini. Tetapi ungkapan Yunani untuk ”tertib” dapat menyatakan tingkah laku yang baik, dan seorang pria tentu tidak akan memenuhi syarat untuk menjadi penatua jika ia tidak dapat diatur atau tidak tertib.—1 Tesalonika 5:14; 2 Tesalonika 3:6-12; Titus 1:10.
19. Karena ia suka memberi tumpangan, apa yang akan dilakukan seorang penatua?
19 Suka memberi tumpangan. (1 Timotius 3:2; Titus 1:8) Seorang penatua ’gemar memberi tumpangan’. (Roma 12:13, Bode; Ibrani 13:2) Kata Yunani untuk ”suka memberi tumpangan” secara harfiah berarti ”senang dengan orang-orang yang tidak dikenal”. Jadi, penatua yang suka memberi tumpangan akan menyambut orang-orang baru ke perhimpunan Kristen, memperlihatkan minat yang sama kepada orang miskin seperti halnya kepada orang yang kaya secara materi. Ia suka memberi tumpangan kepada mereka yang melakukan banyak perjalanan demi kepentingan Kekristenan dan membantu mereka dalam perjalanan mereka ”dengan suatu cara yang berkenan kepada Allah”. (3 Yohanes 5-8) Sesungguhnya, seorang penatua akan suka memberi tumpangan terutama kepada saudara-saudara seiman sesuai dengan kebutuhan mereka dan keadaannya sendiri.—Yakobus 2:14-17.
20. Dalam hal apa saja seorang penatua harus memenuhi syarat untuk mengajar?
20 Cakap mengajar. (1 Timotius 3:2) Kecakapan seorang penatua sebagai guru rohani bukanlah hasil kecerdasan mental atau hikmat duniawi. (1 Korintus 2:1-5, 13) Hal itu ia peroleh karena ia ”berpegang teguh pada ajaran yang benar sehubungan dengan seni [atau, cara] mengajarnya, sehingga ia dapat menasihati orang berdasarkan ajaran yang sehat itu dan menegur orang-orang yang menentangnya”. (Titus 1:9, NW; bandingkan Kisah 20:18-21, 26, 27.) Ia harus dapat ’mengajar dengan lemah lembut orang yang suka melawan’. (2 Timotius 2:23-26) Sekalipun seorang penatua bukan pengkhotbah yang paling baik dalam sidang, ia hendaknya siswa yang baik dari Firman Allah sehingga cukup mahir untuk mengajar dan menasihati orang-orang beriman, yang juga belajar Alkitab. (2 Korintus 11:6) Ia harus memenuhi syarat untuk memberikan ’ajaran sehat’ yang membantu keluarga-keluarga dan orang perorangan agar mengejar kehidupan yang saleh.—Titus 2:1-10.
21. (a) Mengapa dapat dikatakan bahwa seorang penatua bukan pemarah? (b) Apa artinya berakal sehat? (c) Pendamai berarti apa?
21 Bukan pemarah melainkan berakal sehat, pendamai. (1 Timotius 3:3, NW; Titus 1:7, Bode) Karena cinta damai, seorang penatua tidak akan memukul seseorang secara fisik atau menggertak mereka dengan kata-kata yang kasar atau tajam. (Bandingkan 2 Korintus 11:20.) (Komentar sebelumnya bahwa ia bukan ”orang yang pemabuk” memperlihatkan bahwa ia menghindari penyalahgunaan alkohol yang begitu sering mengakibatkan pertengkaran.) Karena ”berakal sehat” (atau, ”suka mengalah”), tidak berlaku sewenang-wenang atau sulit disenangkan hatinya, ia tidak akan mempersoalkan hal-hal kecil. (1 Korintus 9:12; Filipi 4:5, NW; 1 Petrus 2:18) Karena seorang penatua tidak suka berkelahi, atau bertengkar, ia menghindari perselisihan dan ’tidak lekas marah’.—Titus 3:2; Yakobus 1:19, 20.
22. Apa yang ditunjukkan oleh kenyataan bahwa seorang penatua tidak boleh angkuh?
22 Tidak angkuh. (Titus 1:7) Secara harfiah, ini berarti ”tidak mau menyenangkan diri sendiri saja”. (Bandingkan 2 Petrus 2:10.) Seorang penatua tidak boleh dogmatis tetapi harus mempunyai pandangan yang rendah hati terhadap kesanggupannya. Karena tidak menganggap ia dapat menangani hal-hal dengan cara lebih baik daripada orang lain, ia dengan rendah hati akan membagi tanggung jawab kepada orang lain dan menghargai jika ada banyak penasihat.—Bilangan 11:26-29; Amsal 11:14; Roma 12:3, 16.
23. (a) Bagaimana saudara akan mendefinisikan ”suka akan yang baik”? (b) Berbudi berarti apa?
23 Suka akan yang baik; berbudi. (Titus 1:8) Untuk dapat memenuhi syarat sebagai penatua, seorang pria harus mengasihi apa yang baik dan berbudi atau benar dan adil. Seorang pencinta kebaikan mengasihi apa yang baik dalam pandangan Yehuwa, melakukan perbuatan-perbuatan kebaikan hati, suka membantu, dan memperlihatkan penghargaan terhadap kebaikan orang lain. (Lukas 6:35; bandingkan Kisah 9:36, 39; 1 Timotius 5:9, 10.) Berbudi berarti menyelaraskan diri dengan hukum dan standar Allah. Antara lain, orang demikian tidak berat sebelah dan selalu memikirkan hal-hal yang benar, suci, dan penuh kebajikan. (Lukas 1:6; Filipi 4:8, 9; Yakobus 2:1-9) Karena kebaikan berbeda dari berbudi dalam arti kebaikan bertindak melebihi apa yang dituntut oleh keadilan, seorang pencinta kebaikan berbuat lebih banyak untuk orang lain daripada apa yang dituntut darinya.—Matius 20:4, 13-15; Roma 5:7.
24. Berlaku loyal menuntut apa?
24 Loyal. (Titus 1:8, NW) Seorang pria yang memenuhi syarat untuk menjadi penatua memelihara pengabdian yang tak terpatahkan kepada Allah dan berpaut kepada hukum ilahi, tidak soal cara bagaimana integritasnya diuji. Ia melakukan apa yang Yehuwa harapkan darinya, dan ini termasuk melayani sebagai pemberita Kerajaan yang setia.—Matius 24:14; Lukas 1:74, 75; Kisah 5:29; 1 Tesalonika 2:10.
Memenuhi Syarat-Syarat Itu
25. Syarat-syarat yang baru dibahas dituntut dari siapa, dan bagaimana itu dapat dipenuhi?
25 Sebagian besar dari syarat-syarat yang baru dibahas menyangkut hal-hal yang dituntut dari setiap Saksi Yehuwa dan yang dapat diraih dengan berkat Allah atas pelajaran, upaya, pergaulan yang baik, dan doa masing-masing. Orang perorangan bisa jadi lebih unggul dalam salah satu tuntutan daripada orang lain. Tetapi sampai suatu tingkat yang masuk akal, para pelayan sidang dan penatua harus memenuhi semua tuntutan untuk hak istimewa khusus mereka.
26. Mengapa pria-pria Kristiani merelakan diri untuk memikul tanggung jawab di sidang?
26 Semua Saksi-Saksi Yehuwa seharusnya ingin berupaya sedapat mungkin dalam dinas Allah. Semangat ini menggerakkan pria-pria Kristiani untuk merelakan diri bagi tanggung jawab di sidang. Apakah saudara seorang pria yang sudah berbakti dan dibaptis? Jika demikian, berupayalah meraih dan buatlah upaya apapun agar memenuhi syarat untuk melayani!
-