PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g90_No36 hlm. 12-13
  • Haruskah Umat Kristiani Menggunakan Rosario?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Haruskah Umat Kristiani Menggunakan Rosario?
  • Sedarlah!—1990 (No. 36)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Maria dan Rosario
  • Doa dan Rosario
  • Cara Menghampiri Allah
  • Haruskah Anda Berdoa kepada Perawan Maria?
    Sedarlah!—2005
  • ”Ajarlah Kami Cara Berdoa”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
  • ”Lihat! Budak Perempuan Yehuwa!”
    Tirulah Iman Mereka
  • ”Lihat! Budak Perempuan Yehuwa!”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2008
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1990 (No. 36)
g90_No36 hlm. 12-13

Pandangan Alkitab

Haruskah Umat Kristiani Menggunakan Rosario?

”MARIA dan Rosario adalah cara terbaik untuk menghampiri Allah Yang Mahakuasa dalam doa.”—Jean.

”Jika anda memerlukan bantuan dari Maria, sangat efektif untuk memperolehnya dengan menggunakan Rosario. Saya tidak pernah pergi ke manapun tanpa membawanya!”—Kevin.

”Kami diajar bahwa kami harus berdoa kepada Allah melalui Maria.”—Jeannine, bekas biarawati Katolik.

Apakah ada dasar yang benar untuk begitu bergantung kepada Rosario? Apakah Allah, Kristus, atau Maria menganjurkan untuk menggunakannya? Apa yang dikatakan oleh sejarah dan Firman Allah yang Suci mengenai hal ini?

Kebanyakan orang yang menggunakan Rosario percaya bahwa kebiasaan itu berasal dari Kekristenan. Tetapi, bukti sejarah memperlihatkan bahwa praktik mengulang-ulangi doa dan menghitungnya pada untaian manik-manik tasbih sudah ada sebelum awal Kekristenan. Mengomentari asal usul Rosario, The World Book Encyclopedia melaporkan, ”Tasbih untuk doa berasal dari zaman purba, dan kemungkinan pertama kali digunakan oleh para penganut agama Budha. Orang Budha dan orang Islam menggunakannya dalam doa mereka.” The Catholic Encyclopedia mengakui bahwa tasbih untuk doa secara universal dikenal oleh umat non-Kristiani selama berabad-abad dan digunakan lama sebelum Gereja Katolik menggunakan Rosario.

Maria dan Rosario

Maria disebut ”Ratu Rosario Suci”. Ia dianggap telah mengingatkan umat Katolik untuk ”Berdoa Rosario”. Rosario yang paling umum, ”Rosario dari Perawan Maria yang Diberkati”, ditelusuri berasal dari abad ke-12 M. dan sampai pada bentuknya yang sekarang pada abad ke-15. Rosario dan Maria bergandengan tangan, karena ia dipandang sebagai penganjur Rosario dan pribadi yang paling penting kepada siapa doa ditujukan.

Mengapa Maria dan Rosario begitu ditekankan? Sebagai jawaban para pakar Katolik menunjuk kepada apa yang dikatakan malaikat Gabriel kepada Maria, ”Bergembiralah, perempuan yang sangat dikasihi! Tuhan menyertai engkau.” (Lukas 1:28, The New American Bible) Maria menyadari bahwa peranannya dalam mengandung dan melahirkan Yesus, meskipun penting, tidak ada artinya jika dibandingkan dengan kedudukan mulia yang akan diterima oleh Anak yang dikandungnya. Berkenaan dia, malaikat Gabriel selanjutnya berkata, ”Besar kehormatannya dan ia akan disebut Anak Yang Mahatinggi. Tuhan Allah akan memberinya takhta Daud bapanya. . . . PemerintahanNya tidak akan berkesudahan.”—Lukas 1:32, 33, NAB.

Camkan bahwa perhatian kelak tidak akan dipusatkan pada Maria, tetapi pada Anak yang akan ia kandung—Yesus. Dialah yang akan menjadi besar dan memerintah sebagai Raja. (Filipi 2:9, 10) Sama sekali tidak dikatakan bahwa Maria akan diangkat sebagai ”Ratu Rosario Suci”. Tetapi, Maria memang menerima berkat; ia menjadi ibu Yesus.—Lukas 1:42.

Maria bukan wanita yang ambisius, mencari kedudukan. Ia bahagia dan puas menjadi penyembah yang rendah hati dari Allah Yang Mahatinggi. Sifatnya yang lembut, dan ketundukannya dinyatakan melalui jawaban kepada malaikat Gabriel ketika ia berkata, ”Aku ini adalah hamba Tuhan.” (Lukas 1:38) Sepanjang hidupnya, Maria membuktikan diri sebagai wanita beriman yang tulus, cinta akan kebenaran, murid Kristus Yesus yang loyal dan setia yang bergabung dengan sesama penyembah dalam berdoa kepada Allah Yang Mahakuasa dengan rendah hati. Umat Kristiani pada masa awal berdoa bersama dengan Maria, bukan kepada dia.—Kisah 1:13, 14.

Doa dan Rosario

Umat Kristiani memandang doa sebagai sarana yang paling berharga dari sang Pencipta—karunia yang nyata yang harus sangat dihargai. Doa adalah pembicaraan yang penuh respek kepada Allah Yang Mahakuasa. Doa seharusnya menyampaikan perasaan kita yang paling dalam dan pemikiran yang tulus hati. ”Doa seharusnya suatu pernyataan persahabatan seseorang dengan Allah,” kata New Catholic Encyclopedia. Permohonan kepada Allah tidak boleh menjadi hal rutin yang tidak berarti, dan kita seharusnya juga tidak berpaut dengan kaku pada sejumlah kata-kata hafalan yang disenangi.—Matius 6:7, 8.

Apakah Rosario membantu doa yang penuh arti? Jeannine mengamati bahwa berdoa ”Salam Maria” pada Rosario ”tanpa disadari menjadi pengulangan”. Mengulangi kata-kata yang sama pada Rosario tidak lebih mendekatkan dia kepada Allah. Bekas biarawati Katolik lainnya, Lydia, berkata, ”Saya tidak belajar apa-apa dalam mengulang-ulangi Rosario. Saya lebih suka membaca buku mengenai agama.” Doa yang diulang-ulangi tidak berfaedah, karena Allah berjanji, ”Sebelum mereka memohon, Aku menjawab.” (Yesaya 65:24, BIS; Matius 6:7, 8, 32) Allah Yang Mahakuasa menghargai dan menjawab permohonan yang diucapkan dengan motif yang benar dan yang datang dari hati yang jujur dan tulus. Rosario tidak membantu seseorang untuk menghampiri Allah dengan doa yang penuh arti dan tulus.—Mazmur 119:145; Ibrani 10:22.

Cara Menghampiri Allah

Satu-satunya cara yang diperkenan untuk sampai kepada ”Pendengar doa” adalah melalui Kristus Yesus. (Mazmur 65:3, NW) Yesus dengan jelas mengajarkan, ”Aku inilah Jalan dan Kebenaran dan Hidup; seorangpun tiada sampai kepada Bapa, kecuali dengan Aku.” (Yohanes 14:6, Bode) Maria tidak diundang untuk ikut dalam tanggung jawab ini dan melayani sebagai perantara. Jika Maria diberi hak istimewa yang unik ini, pasti Yehuwa akan memberitahukannya.—Ibrani 4:14-16; 1 Yohanes 2:1, 2.

Rosario dan doa hafalan yang diulang-ulangi berasal dari luar negeri-negeri yang mengaku Kristen. Dengan berdoa kepada Maria orang-orang mengabaikan apa yang Yesus ajarkan, bahwa ’seorang pun tiada sampai kepada Bapa, kecuali melalui [dia]’. Jadi, Rosario dan Maria bukanlah cara Allah untuk menghampiri Dia dalam doa.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan