Mengamati Dunia
”Deklarasi Perdamaian” dari Hiroshima
”Mengingat kengerian perang ini dengan sangat jelas, yang dimulai dari serangan atas Pearl Harbor dan diakhiri dengan dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, kami sekali lagi bertekad untuk mengupayakan perdamaian dunia,” kata walikota Takashi Hiraoka dari Hiroshima tanggal 6 Agustus 1991, pada upacara yang menandai peringatan ke-46 diledakkannya bom atom di kota itu. Ia mengatakan dalam ”Deklarasi Perdamaian”-nya, menurut Manichi Daily News, ”Jepang telah menimbulkan penderitaan yang besar dan rasa putus asa terhadap masyarakat di Asia dan Pasifik selama masa pemerintahannya yang melancarkan perang dan pendudukan kolonial. Tidak ada alasan untuk membenarkan tindakan sedemikian.”
Perubahan Sikap
Sejak Perang Dunia II, Jepang telah bangkit dari kemiskinan dan sekarang dikenal secara luas sebagai salah satu raksasa dalam perekonomian dunia. Namun, orang-orang Jepang pada umumnya tidak terkesan. Suatu penelitian baru-baru ini mendapati bahwa hanya ”27 persen orang-orang Jepang mengatakan bahwa mereka bangga akan perusahaan-perusahaan utama negara mereka”, kata surat kabar Mainichi Daily News. Dari sepuluh negara yang disurvai, orang-orang Jepang adalah yang paling kurang memiliki rasa patriotik dalam segala hal. Hanya 10 persen orang-orang Jepang berkata bahwa mereka bersedia mati untuk negara. Ini menandakan perubahan sikap jika dibandingkan dengan Perang Dunia II manakala, menurut Kodansha Encyclopedia of Japan, 92 persen warga sipil pria secara sukarela bergabung untuk berperang.
Para Pendeta dan Pelacuran
Dua pendeta kenamaan Australia baru-baru ini menganjurkan suatu pandangan yang lebih toleran terhadap pelacuran. Yang pertama, seorang uskup Anglikan, meminta agar pelacuran disahkan, meskipun ia menambahkan bahwa ia tidak menyetujui pelacuran itu sendiri. Namun, ia merasa bahwa legalisasi adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran penyakit dan untuk melindungi ”para pekerja seks”. Akan tetapi, pendeta lainnya menyatakan keyakinannya bahwa para pelacur memenuhi ”peranan yang sangat positif” dalam stabilitas masyarakat. Surat kabar Canberra Times mengutip kata-katanya, ”Saya rasa mereka [para pelacur] menyediakan tempat yang nyaman, tempat untuk bimbingan dan terapi sampai tingkat tertentu bagi begitu banyak pria yang kehidupannya terasa lebih sulit tanpa itu. Bagaimanapun juga, masuk akal untuk mengakui itu. Saya yakin Kristus mengakuinya juga.” Ketika ditanya apakah ia percaya bahwa seorang kristiani boleh menjadi pelacur, pendeta yang sama berkata, ”Ya, saya setuju. Bagi saya tidak ada masalah dengan itu. Akan ada orang-orang yang sangat matang yang dapat melihat peranan pelacur sebagai sesuatu yang menyenangkan, menganjurkan untuk bekerja lebih giat dalam mengejar tujuan hidup mereka.” Akan tetapi, Alkitab menggambarkan pelacur sebagai ”lobang yang dalam” yang ”memburu nyawa yang berharga”.—Amsal 6:26; 23:27; lihat juga Wahyu 22:15.
Makan Diiringi Musik
Para peneliti sedang mempelajari efek musik latar terhadap kebiasaan makan. Dalam sebuah penelitian, mereka menghitung jumlah suapan dari orang-orang yang makan sambil mendengarkan berbagai jenis musik. Tufts University Diet & Nutrition Letter melaporkan bahwa bila tidak ada musik latar yang dimainkan, orang-orang ”makan dengan rata-rata 3,9 suapan per menit”, dengan sepertiga di antara mereka meminta tambahan makanan setelah menghabiskan isi piring mereka. Ketika ”nada-nada yang penuh semangat” dimainkan, orang makan ”lebih cepat dengan rata-rata 5,1 suapan per menit”. Laporan itu menambahkan bahwa ”musik instrumental seruling yang tenang, memperlambat kecepatan menjadi 3,2 suapan per menit—dan hasil kunyahannya menjadi lebih kecil”. Pada contoh yang disebut belakangan, tak seorang pun meminta tambah. Sebenarnya, kebanyakan menyisakan makanan di piring mereka, merasa kenyang, dan mereka mengatakan bahwa makanan terasa lebih sedap. Dilaporkan, mereka juga memiliki ”lebih sedikit keluhan pencernaan”.
Lebih Banyak Aborsi
Jumlah wanita usia melahirkan yang mengambil jalan aborsi secara sah di seluruh dunia berkisar antara 5 dari 1.000 wanita di Negeri Belanda hingga 112 dari 1.000 wanita di Uni Soviet. Menurut Demos, sebuah buletin yang diterbitkan oleh Lembaga Demografi Belanda, 40 persen penduduk dunia sekarang tinggal di negara-negara yang tidak mempunyai undang-undang yang melarang aborsi.
Anak-Anak yang Menderita
Menurut majalah Belanda Internationale Samenwerking, suatu laporan UNICEF (United Nations Children’s Fund) belum lama ini melukiskan keadaan suram sedunia berupa jutaan anak yang tidak punya tempat tinggal, anak-anak yang sakit hati dan kelaparan karena diterlantarkan oleh keluarga dan masyarakat. Internationale Samenwerking menyatakan bahwa meskipun adanya perjanjian PBB tahun 1989 yang menggariskan hak untuk anak-anak, sekitar 30 juta anak yang tidak mempunyai tempat tinggal masih terlantar di jalan-jalan di seluruh dunia. Sekitar 7 juta anak dilahirkan dan dibesarkan di penampungan-penampungan pengungsi dunia. Dan di tahun-tahun belakangan ini, 200.000 anak berusia di bawah 15 tahun direkrut menjadi tentara dan dalam beberapa kejadian ditugaskan sebagai penyapu ranjau hidup untuk membersihkan jalan bagi pasukan utama. Sebagai tambahan setiap hari sekitar 80 juta anak, berusia 10 sampai 14, dipaksa bekerja dalam pekerjaan yang berat, tidak sehat, dan dengan upah yang sangat kecil.
Dokter Anak Menangani Penyalahgunaan TV
”Penting sekali bahwa dokter-dokter anak melaksanakan peran yang lebih aktif dalam masalah-masalah pertelevisian,” demikian saran majalah Pediatrics, dan menambahkan bahwa, ”mereka harus memberi instruksi kepada orang-tua berkenaan pengaruh-pengaruh yang merusak dari kekerasan dan hal-hal lain dalam televisi yang tidak pantas bagi anak kecil.” Suatu survai di Kanada baru-baru ini tentang kebiasaan menonton televisi dari 311 keluarga mengungkapkan bahwa semua memiliki sedikitnya satu pesawat televisi. Dalam 16 persen dari rumah-tangga yang diamati tersebut, televisi dibiarkan menyala sepanjang hari. Para peneliti menyatakan bahwa ”banyak anak kecil yang menonton televisi tanpa batasan apa pun yang ditetapkan oleh orang-tua mereka dan menyaksikan tontonan kekerasan pada usia yang peka dan mudah terpengaruh”. Dokter anak dianjurkan untuk memperingatkan para orang-tua tentang risiko dari penyalahgunaan televisi.
Alkohol dan Penyakit Jantung
Minum minuman beralkohol secara bersahaja mengurangi risiko penyakit jantung, demikian pernyataan Sekolah Tinggi Kesehatan Masyarakat Harvard, sebagaimana dilaporkan surat kabar Lancet. Para peneliti yakin bahwa alkohol menaikkan kadar dari dua jenis HDL (lipoprotein dosis tinggi) dalam aliran darah, yang disebut kolesterol yang baik. HDL tampaknya membersihkan arteri yang tersumbat oleh timbunan lemak, sehingga mengurangi penyakit jantung. Alkohol dapat juga membantu mencegah darah yang menggumpal dengan memperendah tingkat LDL (lipoprotein dosis rendah) dalam darah. LDL dalam kadar yang tinggi merupakan faktor utama serangan jantung. Akan tetapi, bila seseorang minum minuman beralkohol, adalah baik bila ia menggunakan hanya ’sedikit anggur untuk menolong pencernaannya’.—1 Timotius 5:23, BIS.
Seberapa Amankah Rumah Sakit?
Dapatkah rumah sakit dan dokter berbahaya bagi kesehatan Anda? Sebenarnya, tanpa kata-kata pun orang-orang tahu bahwa dokter dan rumah sakit lebih banyak menghasilkan hal yang baik daripada yang berbahaya. Akan tetapi, suatu penelitian oleh Harvard University di Amerika Serikat mendapati bahwa dari antara 2.500.000 pasien yang dipulangkan dari rumah sakit di Negara Bagian New York dalam satu tahun, hampir 100.000 pasien menderita ”kejadian yang tidak menguntungkan”, atau luka yang disebabkan oleh penanganan medis sewaktu memerangi penyakit mereka. Dalam 27.179 kasus demikian, kelalaian tersangkut. Risiko dari kecerobohan demikian dua kali banyaknya untuk pasien berusia 65 tahun ke atas. Dengan cara serupa, para peneliti Jerman menguji 780 post mortems yang dilaksanakan di sana antara tahun 1977 dan 1990; mereka mendapati bahwa dalam 25 persen kasus, para pasien meninggal karena kasus-kasus yang gagal didiagnosis oleh dokter mereka. Rata-rata kesalahan tidak menurun selama 13 tahun penelitian, meskipun terdapat kemajuan-kemajuan sains.
Kecelakaan Sepeda
Kaum muda Kanada mengalami sekitar 2.000 kecelakaan sepeda setiap tahun. Cidera kepala adalah yang paling serius dan mencakup gangguan jangka panjang pada daya ingat, konsentrasi, dan keseimbangan. ”Kadang-kadang perubahan yang terjadi bersifat sementara. Kadang-kadang kepribadian dan kemampuan berubah selama-lamanya,” pernyataan The Toronto Star. Untuk alasan ini Canadian Medical Association (Asosiasi Kedokteran Kanada) dan suatu perusahaan farmasi ”telah mengadakan kampanye di seluruh Kanada untuk menganjurkan pengendara sepeda muda untuk mengenakan helm”, lapor Star. Asosiasi medis itu menyatakan bahwa mengenakan perlengkapan pelindung kepala ”mengurangi risiko seorang anak dari suatu cidera kepala yang serius sebanyak 85 persen”. Namun, Star mengamati bahwa hanya 5 persen anak yang mengenakan helm saat bersepeda.