Pasal 11
Keselarasan dari Seluruh Isi Alkitab
Bayangkan sebuah perpustakaan dengan 66 buku yang ditulis oleh kira-kira 40 orang yang berlainan selama jangka waktu 1.600 tahun. Tiga bahasa digunakan oleh para penulis yang hidup di berbagai negeri. Setiap penulis memiliki kepribadian, kesanggupan, dan latar belakang yang berbeda. Tetapi ketika buku-buku yang mereka tulis akhirnya dikumpulkan menjadi satu, ternyata hasilnya adalah sebuah buku agung yang membahas satu tema utama dari awal hingga akhir. Sulit untuk dibayangkan bukan? Namun, Alkitab justru adalah perpustakaan demikian.
1. (Termasuk kata pengantar.) Keselarasan yang luar biasa apa memberi kesaksian bahwa Alkitab diilhami oleh Allah?
TIDAK ada pelajar yang jujur yang tidak akan terkesan akan fakta bahwa Alkitab, meskipun suatu koleksi dari buku-buku yang terpisah, merupakan satu produksi terpadu. Ia terpadu dalam hal, dari awal hingga akhir, ia menganjurkan ibadat kepada hanya satu Allah yang sifat-sifat-Nya tidak pernah berubah, dan semua buku-buku di dalamnya mengembangkan satu tema utama. Keselarasan yang bersifat menyeluruh ini merupakan bukti kuat bahwa Alkitab memang sesungguhnya Firman dari Allah.
2, 3. Nubuat apa yang diutarakan di Eden, memberi dasar untuk berharap, dan keadaan apa yang mengarah kepada pernyataan nubuat itu?
2 Tema utama dari Alkitab diperkenalkan dalam pasal-pasal permulaan dari bukunya yang pertama sekali, Kejadian. Di sana, kita membaca bahwa orang-tua kita yang pertama, Adam dan Hawa, diciptakan sempurna dan ditempatkan dalam suatu taman firdaus, Eden. Tetapi, Hawa didekati oleh seekor ular yang menantang kebenaran dari hukum-hukum Allah dan dengan dusta-dusta yang halus membujuknya kepada haluan dosa. Adam mengikuti Hawa dan juga tidak taat kepada Allah. Hasilnya? Keduanya diusir dari Eden dan mendapat kutukan kematian. Kita dewasa ini menderita akibat dari pemberontakan pertama itu. Kita semua mewarisi dosa dan kematian dari orang-tua kita yang pertama.—Kejadian 3:1-7, 19, 24; Roma 5:12.
3 Tetapi, pada saat yang tragis itu, Allah menyampaikan suatu nubuat yang memberi dasar untuk berharap. Nubuat itu ditujukan kepada si ular, tetapi Adam dan Hawa mendengarnya sehingga mereka dapat menceritakan itu kepada anak-anak mereka. Inilah yang Allah katakan, ”Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu [”benihmu”, Klinkert] dan keturunannya [”benihnya”, Klinkert]; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”—Kejadian 3:15; Roma 8:20, 21.
4. Tokoh-tokoh apa disebutkan dalam nubuat Yehuwa di Eden, dan bagaimana mereka akan saling mempengaruhi seraya abad-abad berlalu?
4 Perhatikan keempat tokoh yang disebutkan dalam ayat tema ini: ular dengan keturunan atau benihnya dan juga perempuan dengan keturunan atau benihnya. Tokoh-tokoh ini akan menjadi peran utama dalam peristiwa-peristiwa yang akan berlangsung selama ribuan tahun mendatang. Permusuhan akan terus ada di antara perempuan dengan benihnya di satu pihak, melawan sang ular dengan benihnya di pihak lain. Permusuhan ini merupakan konflik yang terus berlangsung antara ibadat yang sejati dan yang palsu, perbuatan yang benar dan kejahatan. Pada suatu tahap, sang ular seolah-olah akan berada di pihak yang lebih unggul ketika ia meremukkan tumit dari benih perempuan. Tetapi, pada akhirnya benih perempuan akan menghancurkan kepala ular, dan Allah sendiri akan dibenarkan pada waktu semua bekas pemberontakan yang semula dilenyapkan.
5. Bagaimana kita tahu bahwa Hawa bukan perempuan yang dimaksud dalam nubuat itu?
5 Siapakah perempuan dan ular itu? Dan siapakah benih-benih mereka? Ketika Hawa melahirkan putranya yang pertama, Kain, ia berkata, ”Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan [Yehuwa].” (Kejadian 4:1) Mungkin ia mengira bahwa dialah perempuan dalam nubuat itu dan bahwa putranya akan menjadi benih tersebut. Tetapi, Kain memiliki watak yang buruk seperti yang dimiliki oleh si ular. Ia ternyata menjadi pembunuh adik kandungnya sendiri Habel. (Kejadian 4:8) Jelaslah, nubuat itu memiliki arti yang lebih dalam dan simbolik yang hanya dapat dijelaskan oleh Allah sendiri. Dan memang Allah menjelaskannya, secara bertahap seraya waktu berjalan. Keseluruh 66 buku dari Alkitab dengan satu atau lain cara menyumbang kepada penyingkapan dari arti nubuat ini, nubuat pertama di dalam Alkitab.
Siapakah si Ular itu?
6-8. Kata-kata Yesus yang mana membantu kita mengenali kuasa di belakang ular? Jelaskan.
6 Pertama, siapakah ular yang disebutkan dalam Kejadian 3:15? Kisah itu menceritakan bahwa seekor ular harfiah mendekati Hawa di Eden, tetapi ular biasa tidak dapat berbicara. Pasti ada kuasa tertentu di belakang ular itu, sehingga ia dapat melakukan apa yang ia kerjakan. Kuasa apakah itu? Baru pada abad pertama Tarikh Masehi, identitas dari kuasa itu disingkapkan dengan jelas, yakni ketika Yesus melaksanakan pelayanannya di atas bumi ini.
7 Pada suatu ketika, Yesus berbicara dengan beberapa pemimpin agama Yahudi yang menganggap diri benar dan menyombongkan diri bahwa merekalah anak-anak Abraham. Tetapi, mereka menentang keras kebenaran yang Yesus beritakan. Maka Yesus berkata kepada mereka, ”Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.”—Yohanes 8:44.
8 Kata-kata Yesus keras dan langsung kepada sasaran. Ia menggambarkan Iblis sebagai ”pembunuh manusia” dan ”bapa segala dusta”. Nah, dusta yang pertama sekali dicatat adalah dusta yang diucapkan oleh ular di Eden. Siapapun yang mengucapkan dusta itu benar-benar ”bapa segala dusta”. Lebih-lebih lagi, dusta itu mengakibatkan kematian bagi Adam dan Hawa, sehingga pembohong zaman purba itu juga menjadi pembunuh. Maka jelaslah, kuasa di balik ular di Eden adalah Setan si Iblis, dan dalam nubuat dahulu itu Yehuwa benar-benar berbicara kepada Setan.
9. Bagaimana awal mula keberadaan Setan?
9 Beberapa orang bertanya: Jika Allah itu baik, mengapa Ia menciptakan makhluk seperti Setan? Kata-kata Yesus juga membantu kita menjawab pertanyaan tersebut. Yesus berkata mengenai Setan, ”Ia adalah pembunuh manusia sejak semula [ketika ia mulai, ”NW”].” Jadi ketika Setan berdusta kepada Hawa, itulah saatnya ia mulai menjadi Setan—yang berasal dari kata Ibrani yang berarti ”pemberontak”. Allah tidak menciptakan Setan. Seorang malaikat yang tadinya setia membiarkan keinginan yang salah berkembang dalam hatinya sehingga ia menjadi Setan.—Ulangan 32:4; bandingkan Ayub 1:6-12; 2:1-10; Yakobus 1:13-15.
Benih dari Ular
10, 11. Bagaimana Yesus dan rasul Yohanes membantu kita mengenali siapa benih dari Ular?
10 Tetapi, bagaimana dengan ’keturunan [atau benih] dari ular’? Kata-kata Yesus juga membantu kita memecahkan bagian dari teka-teki tersebut. Ia berkata kepada para pemimpin agama Yahudi, ”Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu.” Orang-orang Yahudi ini adalah keturunan dari Abraham, seperti yang mereka banggakan. Tetapi perbuatan-perbuatan mereka yang jahat menjadikan mereka anak-anak rohani dari Setan, pemula dari dosa.
11 Rasul Yohanes, yang menulis menjelang akhir abad pertama, memberi keterangan yang sangat jelas siapa saja yang menjadi benih dari ular, Setan. Ia menulis, ”Barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. . . . Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.” (1 Yohanes 3:8, 10) Jelas, benih dari ular itu sudah sangat aktif sepanjang sejarah umat manusia!
Siapakah Benih dari Perempuan?
12, 13. (a) Bagaimana Yehuwa menyingkapkan kepada Abraham bahwa benih perempuan akan datang melalui keturunannya? (b) Siapakah yang mewarisi janji berkenaan Benih?
12 Kemudian, siapakah ’keturunan [atau benih] dari ’perempuan’? Ini merupakan salah satu pertanyaan terpenting yang pernah diajukan, karena benih perempuan inilah yang akhirnya akan meremukkan kepala Setan dan melenyapkan pengaruh buruk dari pemberontakan yang semula. Pada abad ke-20 S.M., Allah menyingkapkan suatu petunjuk utama mengenai identitas tokoh ini kepada pria yang setia Abraham. Karena iman Abraham yang besar, Allah membuat serangkaian janji kepadanya mengenai keturunan yang akan dilahirkan dalam silsilahnya. Salah satu dari janji ini membuat jelas bahwa ’benih perempuan’ yang akan ’meremukkan kepala ular’ akan datang dari keturunan Abraham. Allah berkata kepadanya, ”Keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat [”memberkati diri mereka sendiri”, NW] karena engkau mendengarkan firmanKu.”—Kejadian 22:17, 18.
13 Seraya tahun-tahun berlalu, janji Yehuwa kepada Abraham diulangi kepada putra Abraham Ishak dan kepada cucunya Yakub. (Kejadian 26:3-5; 28:10-15) Akhirnya, keturunan Yakub menjadi 12 suku, dan salah satu dari suku-suku itu, Yehuda, menerima suatu janji istimewa, ”Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya [”silo”, Klinkert], maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.” (Kejadian 49:10) Jelas, Benih itu akan muncul dari suku Yehuda.
14. Bangsa apakah diorganisasi untuk bersiap menyambut kedatangan Benih itu?
14 Pada akhir abad ke-16 S.M., ke-12 suku Israel diorganisasi menjadi suatu bangsa sebagai umat khusus untuk Allah. Untuk maksud ini, Allah membuat suatu perjanjian yang serius dengan mereka dan memberikan hukum Taurat kepada mereka. Tujuan utama dari hal ini adalah untuk mempersiapkan suatu umat demi menyambut kedatangan Benih. (Keluaran 19:5, 6; Galatia 3:24) Sejak waktu itu, permusuhan Setan dengan Benih perempuan terlihat dalam sikap bermusuhan dari bangsa-bangsa terhadap umat pilihan Allah.
15. Petunjuk akhir apakah diberikan yang menunjukkan keluarga mana di antara keturunan Abraham yang akan menghasilkan Benih itu?
15 Petunjuk terakhir mengenai keluarga siapa yang akan menghasilkan Benih itu diberikan pada abad ke-11 S.M. Pada waktu itu, Allah berbicara kepada Daud, raja kedua dari Israel, dan berjanji bahwa Benih itu akan datang dari garis keturunannya dan bahwa takhta dari Pribadi ini akan ”kokoh untuk selama-lamanya”. (2 Samuel 7:11-16) Sejak waktu itu, Benih tersebut dengan tepat dapat disebut sebagai anak Daud.—Matius 22:42-45.
16, 17. Bagaimanakah Yesaya menggambarkan berkat-berkat yang akan dibawa oleh Benih itu?
16 Dalam tahun-tahun setelah itu, Allah mengutus nabi-nabi untuk memberikan lebih banyak keterangan terilham mengenai Benih yang akan datang. Sebagai contoh, pada abad kedelapan S.M., Yesaya menulis, ”Seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya.”—Yesaya 9:5, 6.
17 Yesaya selanjutnya menubuatkan mengenai Benih ini, ”Ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; . . . Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama . . . Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunungKu yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan [Yehuwa], seperti air laut yang menutupi dasarnya.” (Yesaya 11:4-9) Betapa besar berkat yang akan didatangkan oleh benih ini!
18. Keterangan lebih lanjut apa mengenai Benih itu dicatat oleh Daniel?
18 Pada abad keenam sebelum Tarikh Masehi, Daniel mencatat nubuat selanjutnya mengenai Benih itu. Ia menubuatkan saat manakala seseorang seperti anak manusia akan muncul di surga, dan berkata bahwa ’kepadanya diberikan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja [”kerajaan itu”, Klinkert], maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya’. (Daniel 7:13, 14) Jadi Benih yang akan datang akan mewarisi kerajaan surgawi, dan kuasa kerajaannya akan meliputi seluruh bumi.
Teka-Teki Terpecahkan
19. Peran apakah, seperti yang disebutkan oleh sang malaikat, yang akan dimainkan oleh Maria dalam kedatangan Benih itu?
19 Identitas dari Benih itu akhirnya tersingkap pada awal Tarikh Masehi. Pada tahun 2 S.M., malaikat muncul kepada seorang gadis belia Yahudi bernama Maria, yang adalah keturunan Daud. Malaikat itu menyatakan kepadanya bahwa dia akan melahirkan seorang bayi yang sangat istimewa dan berkata, ”Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan [”Yehuwa”, NW] Allah akan mengaruniakan kepadaNya takhta Daud, bapa leluhurNya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan KerajaanNya tidak akan berkesudahan.” (Lukas 1:32, 33) Dengan demikian penantian yang lama untuk kedatangan ”benih” itu kini berakhir.
20. Siapakah Benih yang dijanjikan, dan berita apakah yang ia kabarkan di Israel?
20 Pada tahun 29 M. (tanggal yang lama sebelumnya sudah dinyatakan oleh Daniel), Yesus dibaptis. Roh suci kemudian turun ke atasnya, dan Allah mengakui dia sebagai Putra-Nya. (Daniel 9:24-27; Matius 3:16, 17) Selama tiga setengah tahun setelah itu, Yesus memberi kesaksian kepada orang Yahudi, mengumumkan, ”Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Matius 4:17) Selama waktu ini, ia menggenapi begitu banyak nubuat dari Kitab-Kitab Ibrani sehingga tidak ada keraguan bahwa dia itulah Benih yang dijanjikan.
21. Apa yang dimengerti oleh umat Kristiani yang mula-mula mengenai identitas Benih itu?
21 Umat Kristiani yang mula-mula, memahami benar hal ini. Paulus menjelaskan kepada umat Kristiani di Galatia, ”Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan ’kepada keturunan-keturunannya’ seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang, ’dan kepada keturunanmu’, yaitu Kristus.” (Galatia 3:16) Yesus akan menjadi ”Raja Damai” yang dinubuatkan oleh Yesaya. Setelah ia akhirnya datang dalam Kerajaannya, keadilan dan kebenaran akan dijunjung tinggi seluas dunia.
Maka, Siapakah Perempuan Itu?
22. Siapakah yang dimaksud dengan perempuan yang ada dalam nubuat Yehuwa di Eden?
22 Jika Yesus adalah Benih itu, siapakah perempuan yang disebutkan di taman Eden dulu? Karena kuasa di belakang ular adalah makhluk roh, kita tidak perlu heran bahwa perempuan ini juga roh dan bukan manusia. Rasul Paulus berbicara mengenai ”perempuan” surgawi ketika ia berkata, ”Akan tetapi Yeruzalem yang di atas itulah merdeka, yaitu ibu kita.” (Galatia 4:26, Bode) Ayat-ayat lain menunjukkan bahwa ”Yeruzalem yang di atas” sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Ia adalah organisasi surgawi Yehuwa yang terdiri dari makhluk-makhluk roh, yang darinya Yesus turun untuk memenuhi peran sebagai ’benih perempuan’. Hanya ”perempuan” rohani seperti inilah yang dapat bertahan menghadapi permusuhan ”si ular tua” selama ribuan tahun.—Wahyu 12:9; Yesaya 54:1, 13; 62:2-6.
23. Mengapa penyingkapan yang progresif atas makna dari nubuat Yehuwa di Eden begitu menakjubkan?
23 Ulasan singkat atas perkembangan nubuat zaman dahulu dalam Kejadian 3:15, merupakan kesaksian yang kuat akan keselarasan yang menakjubkan dari Alkitab. Benar-benar luar biasa bahwa nubuat ini hanya dapat dimengerti dengan mengaitkan bersama kejadian-kejadian dan ucapan-ucapan dari abad ke-20, ke-11, ke-8, dan ke-6 S.M. dengan ucapan-ucapan dan kejadian-kejadian pada abad pertama Tarikh Masehi. Hal ini mustahil terjadi secara kebetulan. Pasti ada kuasa yang membimbing semua perkembangan ini.—Yesaya 46:9, 10.
Artinya bagi Kita
24. Dinyatakannya identitas Benih itu berarti apa bagi kita?
24 Apa arti semua ini bagi kita? Nah, Yesus adalah ’benih perempuan’ yang utama. Nubuat zaman dulu dalam Kejadian 3:15 memberi tahu di muka bahwa tumitnya akan ’diremukkan [”dilukai”, NW]’ oleh Ular, dan ini terjadi ketika Yesus mati di atas tiang siksaan. Suatu luka bersifat sementara. Maka, keberhasilan yang seolah-olah dicapai oleh Ular dengan cepat berubah menjadi kekalahan ketika Yesus dibangkitkan. (Seperti kita lihat dalam Pasal 6, ada begitu banyak bukti yang menunjukkan bahwa hal ini benar-benar terjadi.) Kematian Yesus menjadi dasar bagi penyelamatan umat manusia yang berhati benar, maka Benih itu mulai mendatangkan berkat, tepat seperti yang Allah janjikan kepada Abraham. Tetapi bagaimana dengan nubuat bahwa Yesus akan memerintah dari kerajaan surgawi atas seluruh wilayah kekuasaannya di bumi?
25, 26. Sengketa apakah yang terlibat dalam permusuhan antara ’benih dari perempuan’ dan Ular, seperti yang dinyatakan dalam kitab Wahyu?
25 Dalam suatu penglihatan nubuat yang sangat jelas yang dicatat dalam buku Wahyu pasal 12, permulaan dari Kerajaan ini digambarkan sebagai kelahiran seorang anak laki-laki di sorga. Dalam Kerajaan ini, Benih yang dijanjikan memegang kekuasaan dengan gelar Mikhael, yang berarti ”Siapa Yang Seperti Allah?” Ia menunjukkan bahwa siapapun tidak dapat dengan sah menggugat kedaulatan Yehuwa, ketika ia mencampakkan ”si ular tua” dari surga untuk selamanya. Kita membaca, ”Naga besar itu, si ular tua yang disebut Iblis atau Setan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi.”—Wahyu 12:7-9.
26 Hasilnya adalah kelegaan bagi surga tetapi kesusahan di atas bumi. ”Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapiNya [Kristus],” demikianlah sorak kemenangan. Selanjutnya kita membaca, ”Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.”—Wahyu 12:10, 12.
27. Bilamanakah nubuat mengenai pencampakan Setan dari surga tergenap? Bagaimana kita tahu?
27 Dapatkah kita mengetahui kapan nubuat ini akan digenapi? Sesungguhnya, itulah pertanyaan yang diajukan murid-murid Yesus ketika mereka bertanya kepadanya mengenai ’tanda kehadirannya dan kesudahan sistem ini’—seperti telah kita bahas dalam Pasal 10. (Matius 24:3, NW) Seperti telah kita lihat, buktinya sangat melimpah bahwa kehadiran Yesus dalam kuasa Kerajaan mulai pada tahun 1914. Sejak waktu itu, kita benar-benar mengalami ’celaka bagi bumi’!
28, 29. Perubahan besar apakah di atas bumi yang masih akan terjadi, dan bagaimana kita tahu bahwa itu akan segera terjadi?
28 Tetapi perhatikanlah: Seruan sorgawi itu mengumumkan bahwa ”waktunya sudah singkat” bagi Setan. Maka, nubuat yang mula-mula itu dalam Kejadian 3:15 sedang bergerak menuju klimaksnya yang tak mungkin gagal. Ular, benihnya, perempuan, beserta benihnya semuanya telah dinyatakan identitasnya. Benih itu ’diremukkan tumitnya’, tetapi ia pulih kembali. Tidak lama lagi, peremukan atas Setan (dan keturunannya) akan dimulai di bawah Raja dari Allah yang sekarang memerintah, Kristus Yesus.
29 Hal ini akan berarti perubahan yang luar biasa atas keadaan di bumi. Bersama dengan Setan, mereka yang membuktikan diri sebagai benihnya akan disingkirkan. Seperti dinubuatkan oleh pemazmur, ”Sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik; jika engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi.” (Mazmur 37:10) Betapa radikal perubahan itu kelak! Kemudian, kata-kata pemazmur berikut akan digenapi, ”Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri [”bumi”, NW] dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.”—Mazmur 37:11.
30. Mengapa mereka yang meragukan bahwa Alkitab benar-benar terilham dan bahkan adanya Allah justru adalah orang-orang yang tidak realistis?
30 Dengan cara ini, ”Raja Damai” akhirnya akan mendatangkan damai atas umat manusia. Inilah janji Alkitab, seperti telah kita lihat dalam Yesaya 9:5, 6. Pada zaman yang serba meragukan segala hal ini, banyak orang mendapati janji demikian tidak realistis. Tetapi alternatif apakah yang ditawarkan manusia? Tidak ada! Sebaliknya, janji ini dinyatakan dengan jelas di dalam Alkitab, dan Alkitab adalah Firman dari Allah yang tidak mungkin gagal. Sebenarnya orang-orang yang meragukannyalah yang tidak mau berpikir realistis. (Yesaya 55:8, 11) Mereka mengabaikan Allah, yang mengilhami Alkitab dan yang merupakan realitas terbesar dari segalanya.
[Gambar di hlm. 151]
Nubuat Alkitab yang pertama memberi umat manusia yang telah berdosa suatu dasar untuk berharap
[Gambar di hlm. 154]
Pada abad ke-20 S.M., Yehuwa memberi tahu Abraham bahwa Benih yang dijanjikan akan datang dari antara keturunannya
[Gambar di hlm. 155]
Pada abad ke-11 S.M., Raja Daud diberi tahu bahwa Benih itu akan datang dari garis keturunan dirajanya
[Gambar di hlm. 156]
Pada abad kedelapan S.M., Yesaya menubuatkan berkat-berkat yang akan didatangkan oleh Benih itu
[Gambar di hlm. 157]
Pada abad keenam S.M., Daniel menubuatkan bahwa Benih itu akan memerintah dalam suatu kerajaan surgawi
[Gambar di hlm. 159]
Mendekati awal dari abad pertama M., Maria diberi tahu bahwa Yesus, bayi yang akan ia kandung, akan tumbuh dewasa menjadi Benih itu