Pasal 22
Bagian 2—Saksi-Saksi ke Bagian yang Paling Jauh di Bumi
Pekerjaan pemberitaan Kerajaan dari tahun 1914 sampai 1935 diliput di halaman 423 hingga 443. Saksi-Saksi Yehuwa menunjuk ke tahun 1914 sebagai saat ditakhtakannya Yesus Kristus sebagai Raja surgawi dengan kuasa atas bangsa-bangsa. Ketika berada di bumi, Yesus menubuatkan bahwa suatu pengabaran global mengenai berita Kerajaan yang menghadapi penindasan hebat akan menjadi bagian dari tanda kehadirannya dalam kuasa Kerajaan. Apa yang sesungguhnya terjadi selama tahun-tahun setelah 1914?
PERANG dunia pertama dengan cepat berkecamuk di Eropa pada tahun 1914. Kemudian ia menyebar dan melibatkan negara-negara yang diperkirakan mencakup 90 persen dari penduduk dunia. Bagaimana peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan perang tersebut mempengaruhi kegiatan pengabaran dari hamba-hamba Yehuwa?
Tahun-Tahun Suram Selama Perang Dunia I
Selama tahun-tahun awal perang, tidak banyak rintangan kecuali di Jerman dan Prancis. Risalah disebarkan dengan bebas di banyak tempat, dan ”Drama-Foto” dapat terus dipertunjukkan, meskipun dalam skala yang jauh lebih terbatas sesudah tahun 1914. Seraya demam perang meningkat, kaum pemimpin agama di Hindia Barat Inggris menyebarkan kabar angin bahwa E. J. Coward, yang mewakili Lembaga Menara Pengawal, adalah seorang mata-mata Jerman, maka ia diperintahkan untuk meninggalkan negeri itu. Sewaktu buku The Finished Mystery mulai disebarkan pada tahun 1917, tentangan semakin meluas.
Masyarakat ingin sekali memperoleh buku tersebut. Pesanan pertama Lembaga untuk mesin-mesin cetak terpaksa harus ditingkatkan lebih dari sepuluh kali hanya dalam beberapa bulan. Tetapi para pemimpin agama Susunan Kristen menjadi marah sekali karena doktrin-doktrin palsu mereka ditelanjangi. Mereka memanfaatkan histeria masa perang untuk mengadukan Siswa-Siswa Alkitab kepada pejabat-pejabat pemerintah. Di seluruh Amerika Serikat, pria dan wanita yang dikenal sebagai penyebar lektur dari Siswa-Siswa Alkitab diserang oleh gerombolan, juga disiram dengan ter dan ditempeli bulu-bulu burung. Di Kanada, rumah-rumah digeledah, dan orang-orang yang kedapatan mempunyai publikasi-publikasi tertentu dari International Bible Students Association dikenakan denda yang berat atau dipenjarakan. Akan tetapi, Thomas J. Sullivan, yang waktu itu berada di Port Arthur, Ontario, melaporkan bahwa pada satu kesempatan, sewaktu ia dipenjarakan selama semalam, polisi di kota itu membawa pulang lektur yang dilarang itu untuk diri mereka sendiri dan kawan-kawan mereka, dengan demikian membagikan seluruh persediaan yang ada—sekitar 500 atau 600 eksemplar.
Kantor pusat Lembaga Menara Pengawal sendiri menjadi sasaran serangan, dan anggota dari staf pengurus dijatuhi hukuman penjara yang panjang. Musuh-musuh mereka mengira bahwa Siswa-Siswa Alkitab sudah tamat riwayatnya. Cara mereka memberi kesaksian yang menarik perhatian luas dari masyarakat nyaris terhenti.
Meskipun demikian, bahkan Siswa-Siswa Alkitab yang meringkuk dalam penjara menemukan kesempatan untuk berbicara kepada sesama tahanan tentang maksud-tujuan Allah. Ketika para pejabat Lembaga dan rekan-rekan dekat mereka tiba di penjara di Atlanta, Georgia, mereka mula-mula dilarang untuk mengabar. Tetapi mereka membahas Alkitab di antara mereka, dan orang-orang lain tertarik pada mereka karena tingkah laku mereka, cara hidup mereka. Sesudah beberapa bulan, wakil sipir penjara menugaskan mereka untuk memberikan pengajaran agama kepada tahanan lainnya. Jumlahnya meningkat hingga sekitar 90 orang yang menghadiri pelajaran.
Orang-orang Kristen lain yang loyal juga menemukan cara-cara untuk memberi kesaksian selama tahun-tahun perang tersebut. Kadang-kadang hal ini menghasilkan penyebaran berita Kerajaan ke negeri-negeri yang belum mendapat pemberitaan kabar baik. Maka pada tahun 1915, seorang Siswa Alkitab di New York yang berasal dari Kolombia, Amerika Selatan, mengirimkan The Divine Plan of the Ages edisi Spanyol melalui pos kepada seorang pria di Bogotá, Kolombia. Sesudah kira-kira enam bulan, jawaban datang dari Ramón Salgar. Ia telah mempelajari buku itu dengan teliti, sangat menyukainya, dan menginginkan 200 eksemplar untuk dibagikan kepada orang lain. Saudara J. L. Mayer, dari Brooklyn, New York, juga mengirimkan banyak buku dari Bible Students Monthly berbahasa Spanyol. Cukup banyak lektur ini dikirim ke Spanyol. Dan sewaktu Alfred Joseph, yang pada waktu itu ada di Barbados, mengadakan kontrak kerja di Sierra Leone, Afrika Barat, ia menggunakan kesempatan untuk memberi kesaksian di sana tentang kebenaran-kebenaran Alkitab yang belum lama dipelajarinya.
Bagi para kolportir, yang pelayanannya mencakup kunjungan ke rumah-rumah dan tempat-tempat bisnis, sering kali lebih sulit. Tetapi beberapa yang pergi ke El Salvador, Honduras dan Guatemala pada tahun 1916 sibuk membagikan kebenaran yang membawa kehidupan kepada orang-orang di sana. Selama masa ini Fanny Mackenzie, seorang kolportir berkebangsaan Inggris, dua kali mengadakan perjalanan ke Negeri-Negeri Timur naik kapal, berhenti di Cina, Jepang, dan Korea untuk menyebarkan lektur Alkitab, dan kemudian ia membantu para peminat dengan menulis surat.
Meskipun demikian, menurut catatan yang ada, jumlah Siswa-Siswa Alkitab yang dilaporkan mengambil bagian tertentu dalam pemberitaan kabar baik kepada orang lain selama tahun 1918, berkurang 20 persen di seluruh dunia bila dibandingkan dengan laporan tahun 1914. Sesudah perlakuan kejam selama tahun-tahun perang, apakah mereka akan tetap bertahan dalam pelayanan mereka?
Digairahkan Dengan Semangat Hidup yang Baru
Pada tanggal 26 Maret 1919, presiden Lembaga Menara Pengawal dan rekan-rekannya dibebaskan dari pemenjaraan mereka yang tidak adil. Rencana segera disusun untuk bergerak maju dengan pemberitaan kabar baik tentang Kerajaan Allah di seluas dunia.
Pada suatu kebaktian umum di Cedar Point, Ohio, bulan September tahun itu, J. F. Rutherford, yang pada waktu itu adalah presiden Lembaga, menyampaikan khotbah yang menonjolkan diumumkannya kedatangan yang mulia dari Kerajaan Mesias Allah sebagai pekerjaan yang sungguh penting bagi hamba-hamba Yehuwa.
Akan tetapi, jumlah mereka yang benar-benar ikut serta dalam pekerjaan tersebut pada waktu itu hanya sedikit. Beberapa yang telah menahan diri karena takut selama tahun 1918 menjadi aktif kembali, dan beberapa lagi bergabung dengan barisan mereka. Namun catatan yang ada memperlihatkan bahwa pada tahun 1919, hanya ada sekitar 5.700 orang yang secara aktif memberi kesaksian di 43 negeri. Namun Yesus menubuatkan, ”Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh bumi yang berpenduduk menjadi kesaksian bagi semua bangsa.” (Mat. 24:14, NW) Bagaimana hal itu dapat dilaksanakan? Mereka tidak tahu, dan mereka juga tidak tahu berapa lama kesaksian itu akan berlangsung. Meskipun demikian, mereka yang adalah hamba-hamba Allah yang loyal, bersedia dan ingin sekali meneruskan pekerjaan itu. Mereka yakin bahwa Yehuwa akan memberi bimbingan selaras dengan kehendak-Nya.
Digairahkan oleh pekerjaan yang mereka lihat telah digariskan dalam Firman Allah, mereka mulai bekerja. Dalam tiga tahun, jumlah yang ambil bagian dalam memberitakan Kerajaan Allah di muka umum meningkat hampir tiga kali lipat, menurut laporan yang ada, dan selama tahun 1922 mereka sibuk mengabar di 15 negeri lebih banyak daripada tahun 1919.
Topik yang Membangkitkan Minat
Betapa menggetarkan hati berita yang mereka umumkan—”Jutaan orang yang sekarang hidup tidak akan pernah mati!” Saudara Rutherford telah menyampaikan sebuah khotbah mengenai topik ini pada tahun 1918. Itu juga merupakan judul dari sebuah buku kecil dengan 128 halaman yang terbit pada tahun 1920. Dari tahun 1920 hingga 1925, topik yang sama itu digemakan kembali berkali-kali di seluruh dunia dalam perhimpunan umum di semua daerah yang dapat menyediakan pembicara dan dalam lebih dari 30 bahasa. Sebaliknya daripada mengatakan, seperti yang Susunan Kristen lakukan, bahwa semua orang yang baik pergi ke surga, khotbah ini memusatkan perhatian kepada harapan yang berdasarkan Alkitab, tentang kehidupan kekal di bumi firdaus bagi umat manusia yang taat. (Yes. 45:18; Why. 21:1-5) Dan khotbah itu menyatakan keyakinan bahwa waktu untuk terwujudnya harapan tersebut sudah sangat dekat.
Iklan-iklan surat kabar dan papan reklame digunakan untuk mengiklankan khotbah. Topiknya membangkitkan minat. Pada tanggal 26 Februari 1922, lebih dari 70.000 orang hadir di 121 lokasi di Jerman saja. Bukan hal yang luar biasa jika di satu tempat hadirinnya berjumlah ribuan. Di Cape Town, Afrika Selatan, misalnya, ada 2.000 orang hadir ketika khotbah disampaikan di Opera House. Di auditorium universitas di ibu kota Norwegia, tidak hanya setiap tempat duduk terisi tetapi begitu banyak orang ditolak sehingga acaranya harus diulang satu setengah jam kemudian—sekali lagi kepada hadirin di gedung yang penuh sesak.
Di Klagenfurt, Austria, Richard Heide berkata kepada ayahnya, ”Saya akan pergi mendengar khotbah itu apa pun kata orang. Aku ingin tahu apakah ini hanya omong kosong atau ada sesuatu kebenaran di dalamnya!” Ia sangat tergerak oleh apa yang didengarnya, dan segera ia dan saudara perempuannya, beserta orang-tua mereka, menceritakannya kepada orang lain.
Akan tetapi berita Alkitab bukan hanya untuk orang yang menghadiri khotbah umum. Orang lain juga perlu diberi tahu tentang hal itu. Bukan hanya masyarakat secara keseluruhan melainkan juga para pemimpin politik dan agama perlu mendengarnya. Bagaimana hal itu dapat terlaksana?
Penyebaran Deklarasi-Deklarasi yang Penuh Kuasa
Media cetak digunakan untuk mencapai jutaan orang yang sebelumnya hanya mengetahui Siswa-Siswa Alkitab dan berita yang mereka umumkan dari kabar angin. Dari tahun 1922 hingga 1928, kesaksian yang efektif diberikan dengan perantaraan tujuh deklarasi yang penuh kuasa, resolusi-resolusi yang diambil pada kebaktian tahunan Siswa-Siswa Alkitab. Banyaknya masing-masing resolusi yang tercetak dan disebarkan seusai kebaktian-kebaktian tersebut berjumlah 45 hingga 50 juta eksemplar—suatu prestasi yang sungguh luar biasa untuk barisan kecil pemberita Kerajaan yang melayani pada waktu itu!
Resolusi tahun 1922 berjudul ”Suatu Tantangan Kepada Para Pemimpin Dunia”—ya, suatu tantangan agar mereka membuktikan klaim mereka bahwa mereka dapat menegakkan perdamaian, kemakmuran, dan kebahagiaan bagi umat manusia atau, jika gagal, agar mengakui bahwa hanya Kerajaan Allah dengan Mesias-Nya yang dapat melaksanakan hal-hal ini. Di Jerman, resolusi tersebut dikirim melalui pos tercatat kepada kaisar Jerman yang diasingkan, kepada presiden, dan kepada semua anggota Parlemen Kekaisaran; dan kira-kira empat setengah juta eksemplar disampaikan kepada masyarakat umum. Di Afrika Selatan, Edwin Scott, dengan membawa lektur itu dalam tas di punggungnya dan dengan memegang tongkat di tangannya untuk menghalau anjing-anjing yang ganas, mengerjakan 64 kota, dan dia sendiri menyebarkan 50.000 eksemplar. Sesudah itu, sewaktu para pemimpin agama berkebangsaan Belanda di Afrika Selatan mengunjungi rumah-rumah para anggota gereja untuk mengumpulkan kolekte, banyak di antara anggota gereja melambaikan resolusi itu di muka pemimpin agama mereka dan berkata, ”Anda harus membaca ini dan Anda tidak akan datang-datang lagi untuk mendapatkan uang dari kami.”
Pada tahun 1924, resolusi berjudul ”Kependetaan Didakwa” menyingkapkan ajaran-ajaran dan praktek-praktek para pemimpin agama yang tidak berdasarkan Alkitab, menelanjangi peranan mereka selama perang dunia, dan mendesak orang-orang agar belajar Alkitab untuk mengetahui sendiri persediaan-persediaan menakjubkan dari Allah demi pemberkatan umat manusia. Di Italia pada waktu itu, orang-orang yang mencetak diwajibkan untuk membubuhkan nama mereka pada apa pun yang mereka cetak, dan mereka dianggap bertanggung jawab atas isinya. Siswa Alkitab yang mengawasi pekerjaan ini di Italia menyampaikan sebuah salinan resolusi kepada kalangan berwenang pemerintah, yang memeriksanya dan segera memberikan izin untuk mencetak dan menyebarkannya. Orang-orang yang mencetak juga setuju untuk menerbitkannya. Saudara-saudara di Italia menyebarkan 100.000 eksemplar. Mereka khususnya berupaya agar paus dan pejabat-pejabat tinggi lain Vatikan masing-masing menerima satu eksemplar.
Di Prancis, penyebaran resolusi ini menimbulkan reaksi yang sengit dan sering kali disertai kekerasan dari pihak kaum pemimpin agama. Dalam kemarahan, seorang pemimpin agama di Pomerania, Jerman, menggugat Lembaga dan pengelolanya ke pengadilan, tetapi sang pemimpin agama kalah dalam perkara itu ketika pihak pengadilan mendengarkan isi seluruh resolusi itu. Untuk menghindari diganggunya pekerjaan mereka oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan orang-orang mengetahui kebenaran, Siswa-Siswa Alkitab di propinsi Quebec, Kanada, meninggalkan resolusi di rumah-rumah orang pada dini hari, mulai pukul 3.00 pagi. Masa itu merupakan masa yang menggembirakan!
Menunjukkan Penghargaan Atas Jawaban-Jawaban yang Memuaskan
Selama Perang Dunia I, banyak orang Armenia dengan kejam diusir dari rumah mereka dan tanah kelahiran mereka. Baru dua dekade sebelumnya, ratusan ribu orang Armenia dibantai, dan yang lain lari menyelamatkan diri. Beberapa dari orang-orang ini telah membaca publikasi Lembaga Menara Pengawal di tanah air mereka. Tetapi jauh lebih banyak di antara mereka menerima kesaksian di negeri-negeri tempat mereka pergi sebagai pengungsi.
Sesudah pengalaman kejam yang mereka derita, banyak yang memiliki pertanyaan serius mengapa Allah membiarkan kejahatan. Berapa lama hal itu akan berlangsung? Kapan itu akan berakhir? Beberapa di antara mereka bersyukur dapat mempelajari jawaban-jawaban memuaskan yang terdapat dalam Alkitab. Kelompok-kelompok dari Siswa-Siswa Alkitab Armenia dengan cepat berkembang di berbagai kota di Timur Tengah. Gairah mereka akan kebenaran Alkitab mempengaruhi kehidupan orang-orang lain. Di Etiopia, Argentina, dan Amerika Serikat, sesama orang Armenia menerima kabar baik dan dengan senang hati menerima tanggung jawab untuk membagikannya kepada orang lain. Salah seorang di antaranya adalah Krikor Hatzakortzian, yang sebagai satu-satunya perintis menyebarkan berita Kerajaan di Etiopia pada pertengahan tahun 1930-an. Pada suatu kesempatan, ketika dituduh secara palsu oleh para penentangnya, ia bahkan mendapat kesempatan untuk memberi kesaksian kepada sang kaisar, Haile Selassie.
Membawa Kembali Kebenaran yang Berharga ke Negeri Asal Mereka
Hasrat yang menyala-nyala untuk membagikan kebenaran Alkitab yang penting menggerakkan banyak orang kembali ke negeri kelahiran mereka untuk ikut serta dalam penginjilan. Sambutan mereka sama seperti orang-orang dari banyak negeri yang berada di Yerusalem pada tahun 33 M dan menjadi percaya ketika roh kudus menggerakkan para rasul dan rekan-rekan mereka untuk berbicara dalam banyak bahasa ”tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah”. (Kis. 2:1-11) Sebagaimana orang-orang yang percaya pada abad pertama itu membawa pulang kebenaran ke tanah air mereka, begitu pula murid-murid pada zaman modern ini.
Baik pria maupun wanita yang telah belajar kebenaran di luar negeri kembali ke Italia. Mereka datang dari Amerika, Belgia, dan Prancis dan dengan bergairah mengumumkan berita Kerajaan di tempat mereka menetap. Para kolportir dari Ticino, wilayah Swiss yang berbahasa Italia juga pindah ke Italia untuk meneruskan pekerjaan mereka. Walaupun jumlah mereka sedikit, sebagai hasil kegiatan mereka yang terpadu mereka segera menjangkau hampir semua kota utama dan banyak desa di Italia. Mereka tidak menghitung waktu yang mereka gunakan dalam pekerjaan ini. Karena yakin bahwa mereka memberitakan kebenaran yang Allah inginkan orang-orang ketahui, mereka sering bekerja dari pagi hingga malam untuk mencapai sebanyak mungkin orang.
Orang-orang Yunani yang telah menjadi Siswa-Siswa Alkitab di negeri yang dekat Albania dan di negeri sejauh Amerika juga memberikan perhatian ke tanah air mereka. Hati mereka tergetar ketika mengetahui bahwa ibadat kepada patung atau ikon tidak sesuai dengan Alkitab (Kel. 20:4, 5; 1 Yoh. 5:21), bahwa pedosa-pedosa tidak dipanggang dalam api neraka (Pkh. 9:5, 10; Yeh. 18:4; Why. 21:8), dan bahwa Kerajaan Allah adalah satu-satunya harapan umat manusia yang sejati (Dan. 2:44; Mat. 6:9, 10). Mereka ingin sekali membagikan kebenaran ini kepada sesama bangsa mereka—secara pribadi atau melalui surat. Sebagai hasilnya, kelompok-kelompok Saksi-Saksi Yehuwa mulai berkembang di Yunani dan di pulau-pulau Yunani.
Sesudah Perang Dunia I, ribuan orang dari Polandia pindah ke Prancis untuk bekerja di tambang-tambang batubara. Sidang-sidang di Prancis tidak melewatkan mereka karena mereka berbicara bahasa yang berbeda. Mereka menemukan cara untuk membagikan kebenaran Alkitab kepada buruh-buruh tambang ini dan keluarga-keluarga mereka, dan jumlah yang memberi tanggapan yang baik segera melebihi jumlah Saksi-Saksi Prancis. Ketika suatu perintah deportasi dari pemerintah mengakibatkan 280 orang harus kembali ke Polandia pada tahun 1935, hal ini hanya memperkuat penyebaran berita Kerajaan di sana. Maka, pada tahun 1935, ada 1.090 pemberita Kerajaan yang ikut memberikan kesaksian di Polandia.
Yang lain-lain menyambut undangan untuk meninggalkan tanah air mereka untuk terjun dalam dinas di ladang luar negeri.
Penginjil-Penginjil Eropa yang Bergairah Membantu di Ladang-Ladang Luar Negeri
Dengan kerja sama internasional, Negara-Negara Baltik (Estonia, Latvia, dan Lituania) mendengar kebenaran yang menghangatkan hati tentang Kerajaan Allah. Selama tahun 1920-an dan 1930-an, saudara-saudara dan saudari-saudari yang bergairah dari Denmark, Inggris, Finlandia, dan Jerman melakukan pekerjaan kesaksian yang ekstensif di kawasan ini. Banyak lektur ditempatkan, dan ribuan orang mendengar khotbah-khotbah Alkitab yang disampaikan. Dari Estonia siaran radio yang tetap tentu mengudarakan acara-acara Alkitab dalam beberapa bahasa menjangkau bahkan apa yang pada waktu itu adalah Uni Soviet.
Dari Jerman pekerja-pekerja yang rela selama tahun 1920-an dan 1930-an menerima penugasan di tempat-tempat seperti Austria, Belgia, Bulgaria, Cekoslowakia, Prancis, Luksemburg, Belanda, Spanyol, dan Yugoslavia. Willy Unglaube ada di antara mereka. Setelah melayani selama beberapa waktu di Betel Magdeburg, di Jerman, ia terus melaksanakan penugasan sebagai penginjil sepenuh waktu di Prancis, Aljazair, Spanyol, Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Ketika ada permintaan bantuan dari Prancis selama tahun 1930-an, kolportir-kolportir dari Inggris memberikan bukti akan kesadaran mereka bahwa penugasan Kristen untuk mengabar menuntut bukan saja penginjilan di negeri sendiri melainkan juga di bagian-bagian lain di bumi. (Mrk. 13:10) John Cooke adalah salah seorang pekerja yang bergairah yang menyambut panggilan Makedonia. (Bandingkan Kisah 16:9, 10.) Selama enam dekade berikut, ia melaksanakan penugasan dinas di Prancis, Spanyol, Irlandia, Portugal, Angola, Mozambik, dan Afrika Selatan. Saudaranya Eric meninggalkan pekerjaannya di Barclay’s Bank dan bergabung dengan John dalam pelayanan sepenuh waktu di Prancis; kemudian, ia juga melayani di Spanyol dan Irlandia dan ikut serta dalam pekerjaan utusan injil di Rhodesia Selatan (kini Zimbabwe) dan Afrika Selatan.
Pada bulan Mei 1926, George Wright dan Edwin Skinner, di Inggris, menerima undangan untuk membantu perluasan pekerjaan Kerajaan di India. Tugas mereka adalah tugas raksasa! Itu menjangkau seluruh Afganistan, Birma (kini Myanmar), Sailan (kini Sri Lanka), India, dan Parsi (kini Iran). Setibanya di Bombay, mereka disambut oleh musim hujan. Akan tetapi, karena tidak terlalu mementingkan kenyamanan atau kemudahan pribadi, mereka segera melakukan perjalanan ke tempat-tempat terpencil di negeri itu untuk mencari Siswa-Siswa Alkitab yang diketahui dan menganjurkan mereka. Mereka juga menempatkan banyak sekali lektur untuk menggerakkan minat di antara orang-orang lain. Pekerjaan dilakukan secara intensif. Maka, selama tahun 1928 ke-54 pemberita Kerajaan di Travancore (Kerala), di India bagian selatan, menyelenggarakan 550 perhimpunan umum yang dihadiri oleh kira-kira 40.000 orang. Pada tahun 1929, empat orang perintis lagi dari ladang Inggris pindah ke India untuk membantu pekerjaan. Dan pada tahun 1931, tiga orang lagi dari Inggris tiba di Bombay. Berkali-kali mereka berupaya menjangkau berbagai tempat di negeri yang luas ini, menyebarkan lektur bukan saja dalam bahasa Inggris melainkan juga dalam bahasa-bahasa India.
Sementara itu, apa yang terjadi di Eropa Timur?
Suatu Tuaian Rohani
Sebelum perang dunia pertama, benih-benih kebenaran Alkitab telah disebarkan di Eropa Timur, dan beberapa telah mulai berakar. Pada tahun 1908, Andrásné Benedek, seorang wanita Hongaria yang rendah hati, telah kembali ke Austria-Hongaria, untuk membagikan kepada orang lain perkara-perkara baik yang telah dipelajarinya. Dua tahun kemudian, Károly Szabó dan József Kiss juga pulang ke negeri tersebut dan menyebarluaskan kebenaran Alkitab di daerah yang belakangan dikenal sebagai Romania dan Cekoslowakia. Meskipun adanya tentangan yang disertai kekerasan dari kaum pemimpin agama yang marah sekali, kelompok-kelompok pengajaran dibentuk, dan kesaksian yang ekstensif dilakukan. Yang lain-lain bergabung dengan mereka dalam menyatakan iman di depan umum, dan sampai tahun 1935 barisan pemberita Kerajaan di Hongaria bertumbuh menjadi 348 orang.
Luas Romania hampir berlipat ganda sewaktu peta Eropa diubah oleh pihak yang menang sesudah Perang Dunia I. Dilaporkan bahwa di negeri yang diperluas ini, pada tahun 1920 terdapat kira-kira 150 kelompok Siswa-Siswa Alkitab, dengan 1.700 orang tergabung di dalamnya. Tahun berikutnya, pada perayaan Perjamuan Malam Tuhan, hampir 2.000 orang ambil bagian dari lambang-lambang Peringatan, yang menunjukkan bahwa mereka mengaku diri saudara-saudara Kristus yang diurapi dengan roh. Jumlah tersebut meningkat secara dramatis selama empat tahun berikutnya. Pada tahun 1925, ada 4.185 orang yang hadir pada Peringatan itu, dan sebagaimana biasa pada waktu itu, kebanyakan di antara mereka pasti ambil bagian dari lambang-lambangnya. Akan tetapi, iman mereka semua akan diuji. Apakah mereka terbukti sebagai ”gandum” yang asli, atau hanya tiruan? (Mat. 13:24-30, 36-43) Apakah mereka benar-benar melakukan pekerjaan kesaksian yang ditugaskan oleh Yesus kepada para pengikutnya? Apakah mereka bertekun dalam pekerjaan tersebut di bawah tentangan yang hebat? Apakah mereka akan setia bahkan bilamana yang lain-lain memperlihatkan semangat seperti Yudas Iskariot?
Laporan untuk tahun 1935 menyatakan bahwa tidak semua memiliki jenis iman yang membuat mereka bertekun. Pada tahun tersebut, hanya ada 1.188 yang ambil bagian tertentu dalam memberikan kesaksian di Romania, walaupun lebih dari dua kali jumlah tersebut pada waktu itu ambil bagian dari lambang-lambang Peringatan. Meskipun demikian, mereka yang setia tetap sibuk dalam dinas sang Majikan. Mereka membagikan kepada orang lain yang rendah hati kebenaran Alkitab yang membawa sukacita demikian ke dalam hati mereka sendiri. Salah satu cara menonjol yang mereka lakukan dalam hal ini ialah dengan menyebarkan lektur. Antara tahun 1924 dan 1935, mereka telah menempatkan kepada orang-orang yang berminat lebih dari 800.000 buku dan buku kecil, selain risalah.
Bagaimana dengan Cekoslowakia, yang telah menjadi suatu bangsa pada tahun 1918 sesudah jatuhnya Kekaisaran Austria-Hongaria? Di sini kesaksian yang bahkan lebih intensif membantu penuaian rohani. Pengabaran telah dilakukan lebih awal di Hongaria, Rusia, Romania, dan Jerman. Kemudian, pada tahun 1922, beberapa Siswa Alkitab kembali dari Amerika untuk mengarahkan perhatian kepada penduduk yang berbahasa Slowakia, dan tahun berikutnya sepasang suami-istri dari Jerman mulai berkonsentrasi di daerah Ceko. Kebaktian yang tetap tentu, walaupun kecil, membantu menganjurkan dan mempersatukan saudara-saudara. Setelah sidang-sidang menjadi lebih terorganisasi untuk penginjilan dari rumah ke rumah pada tahun 1927, pertumbuhan menjadi lebih jelas. Pada tahun 1932, satu dorongan kuat kepada pekerjaan diberikan oleh suatu kebaktian internasional di Praha, yang dihadiri oleh kira-kira 1.500 orang dari Cekoslowakia dan negeri-negeri tetangga. Selain ini, sejumlah besar hadirin menyaksikan ”Drama-Foto Penciptaan” versi empat jam yang dipertunjukkan dari ujung ke ujung negeri itu. Dalam jangka waktu hanya satu dekade, lebih dari 2.700.000 lektur Alkitab disebarkan kepada berbagai kelompok bahasa dalam negeri ini. Semua penanaman, pemeliharaan, dan penyiraman secara rohani ini menyumbang kepada tuaian yang didukung oleh 1.198 pemberita Kerajaan pada tahun 1935.
Yugoslavia (mula-mula dikenal sebagai Kerajaan orang-orang Serbia, Kroatia, dan Slovenia) muncul karena penyesuaian peta Eropa sesudah perang dunia pertama. Bahkan sejak tahun 1923, dilaporkan bahwa sekelompok Siswa-Siswa Alkitab memberi kesaksian di Belgrado. Belakangan, ”Drama-Foto Penciptaan” dipertunjukkan kepada kelompok-kelompok hadirin yang besar di seluruh negeri. Ketika Saksi-Saksi Yehuwa mulai dianiaya secara kejam di Jerman, jumlah mereka di Yugoslavia diperkuat oleh perintis-perintis Jerman. Tanpa menghiraukan kenyamanan pribadi, mereka menjangkau bagian yang paling terpencil di negeri yang bergunung-gunung ini untuk mengabar. Yang lainnya dari antara para perintis tersebut pergi ke Bulgaria. Upaya juga dilakukan untuk memberitakan kabar baik di Albania. Di semua tempat ini, benih-benih kebenaran Kerajaan ditabur. Beberapa benih berbuah. Namun baru pada tahun-tahun selanjutnya ada tuaian yang lebih besar di tempat-tempat ini.
Lebih jauh ke selatan, di benua Afrika, kabar baik juga disebarluaskan oleh mereka yang sangat menghargai hak istimewa untuk menjadi saksi-saksi dari Yang Mahatinggi.
Terang Rohani Bercahaya di Afrika Barat
Kira-kira tujuh tahun sesudah seorang Siswa Alkitab dari Barbados pertama kali pergi ke Afrika Barat karena kontrak kerja, ia menulis ke kantor Lembaga Menara Pengawal di New York untuk memberi tahu mereka bahwa ada cukup banyak orang yang menunjukkan minat kepada Alkitab. Beberapa bulan kemudian, pada tanggal 14 April 1923, atas undangan Saudara Rutherford, W. R. Brown, yang sebelumnya telah melayani di Trinidad, tiba di Freetown, Sierra Leone, bersama keluarganya.
Langsung diatur agar Saudara Brown menyampaikan khotbah di Wilberforce Memorial Hall. Pada tanggal 19 April ada kira-kira 500 orang yang hadir, termasuk sebagian besar kaum pemimpin agama di Freetown. Hari Minggu berikutnya ia kembali berkhotbah. Topik yang ia bahas adalah yang sering digunakan oleh C. T. Russell—”Ke Neraka dan Kembali. Siapa yang Berada di Sana?” Khotbah-khotbah Saudara Brown selalu secara tetap diselingi dengan kutipan-kutipan Alkitab yang dibuat dapat terlihat oleh hadirin dengan menggunakan plastik transparan yang diproyeksikan. Seraya ia berbicara, ia berulangkali berkata, ”Bukan Brown yang mengatakan, melainkan Alkitab yang mengatakan.” Karenanya, ia akhirnya dikenal sebagai ”Bible Brown”. Dan sebagai hasil persembahannya yang logis dan berdasarkan Alkitab, beberapa anggota gereja terkemuka mengundurkan diri dan memulai dinas Yehuwa.
Ia banyak melakukan perjalanan untuk memulai pekerjaan Kerajaan di daerah-daerah yang baru. Untuk maksud itu ia menyampaikan banyak khotbah Alkitab dan menyebarkan sejumlah besar lektur, dan ia menganjurkan orang-orang lain untuk berbuat hal yang sama. Pekerjaan penginjilan membawanya sampai ke Pantai Emas (kini Ghana), Liberia, Gambia, dan Nigeria. Dari Nigeria berita Kerajaan dibawa oleh yang lain-lain ke Benin (waktu itu dikenal sebagai Dahomey) dan Kamerun. Saudara Brown tahu bahwa masyarakat kurang menghargai apa yang mereka sebut ”agama orang kulit putih”, maka di Glover Memorial Hall di Lagos, ia berbicara mengenai kegagalan agama Susunan Kristen. Seusai pertemuan itu hadirin yang antusias mengambil 3.900 buku untuk dibaca dan untuk dibagikan kepada orang lain.
Ketika Saudara Brown mula-mula pergi ke Afrika Barat, hanya segelintir orang di sana yang telah mendengar berita Kerajaan. Ketika ia meninggalkannya 27 tahun kemudian, lebih dari 11.000 orang adalah Saksi-Saksi yang aktif dari Yehuwa di daerah tersebut. Kepalsuan agama ditelanjangi; ibadat yang sejati telah berakar dan menyebar dengan cepat.
Menelusuri Pantai Timur Afrika
Sudah sejak awal abad ke-20, beberapa publikasi C. T. Russell tersebar di Afrika bagian tenggara oleh orang-orang yang telah menerima beberapa gagasan yang diuraikan dalam buku-buku tersebut namun kemudian mencampurkannya dengan filsafat mereka sendiri. Akibatnya ada sejumlah gerakan yang disebut Watchtower yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan Saksi-Saksi Yehuwa. Beberapa di antaranya berorientasi politik, menghasut orang-orang Afrika pribumi. Selama bertahun-tahun nama buruk dari kelompok-kelompok tersebut menjadi rintangan terhadap pekerjaan Saksi-Saksi Yehuwa.
Meskipun demikian, sejumlah orang Afrika memahami perbedaan antara yang benar dan yang palsu. Pekerja-pekerja yang berkeliling membawa kabar baik tentang Kerajaan Allah ke negeri-negeri yang berdekatan dan menceritakan kepada orang-orang yang berbicara bahasa-bahasa Afrika. Penduduk yang berbahasa Inggris di Afrika bagian tenggara kebanyakan menerima berita melalui kontak dengan Afrika Selatan. Akan tetapi, di beberapa negeri tentangan hebat dari pemerintah, yang dikobarkan oleh kaum pemimpin agama Susunan Kristen, menghambat pemberitaan dari Saksi-Saksi berkebangsaan Eropa di kalangan kelompok-kelompok berbahasa Afrika. Namun demikian, kebenaran tersebar, walaupun banyak orang yang menunjukkan minat kepada berita Alkitab membutuhkan lebih banyak bantuan untuk menerapkan secara benar dan praktis apa yang telah mereka pelajari.
Beberapa pejabat pemerintah yang tidak berat sebelah tidak begitu saja menerima tuduhan-tuduhan keji yang diajukan oleh kaum pemimpin agama Susunan Kristen terhadap Saksi-Saksi. Demikianlah halnya dengan seorang komisaris polisi di Nyasaland (kini Malawi) yang menyamar dan pergi menghadiri perhimpunan Saksi-Saksi pribumi untuk mencari tahu sendiri orang-orang macam apa mereka itu. Ia mendapat kesan yang sangat baik. Ketika pemerintah memberikan persetujuan kepada seorang wakil Eropa untuk menetap, Bert McLuckie dan belakangan Bill, saudaranya, diutus ke sana pada pertengahan tahun 1930-an. Mereka tetap berhubungan dengan polisi dan para komisaris distrik sehingga para pejabat ini mendapat pengertian yang jelas tentang kegiatan mereka dan tidak akan menyalahartikan Saksi-Saksi Yehuwa dengan gerakan-gerakan apa pun yang dengan salah disebut Watchtower. Pada waktu yang sama, mereka bekerja dengan sabar, bersama Gresham Kwazizirah, seorang Saksi setempat yang matang, untuk membantu ratusan orang yang ingin bergabung dengan sidang-sidang untuk menghargai bahwa perbuatan seksual yang amoral, penyalahgunaan minuman beralkohol, dan takhayul tidaklah patut di dalam kehidupan Saksi-Saksi Yehuwa.—1 Kor. 5:9-13; 2 Kor. 7:1; Why. 22:15.
Pada tahun 1930, hanya ada kira-kira seratus Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh Afrika bagian selatan. Namun, penugasan mereka mencakup kira-kira seluruh Afrika di sebelah selatan khatulistiwa dan beberapa daerah yang mencakup hingga sebelah utaranya. Untuk meliputi daerah yang sangat luas demikian dengan berita Kerajaan menuntut adanya perintis-perintis yang sejati. Frank dan Gray Smith adalah perintis semacam ini.
Mereka berlayar sejauh 4.800 kilometer ke sebelah timur dan utara dari Cape Town dan kemudian meneruskan selama empat hari di jalan yang tidak rata dengan mobil untuk mencapai Nairobi, Kenya (di Afrika Timur Inggris). Selama kurang dari sebulan, mereka menempatkan 40 karton lektur Alkitab. Akan tetapi, sangat disayangkan, dalam perjalanan pulang, Frank meninggal karena malaria. Walaupun demikian, tidak lama kemudian, Robert Nisbet dan David Norman memulai perjalanan—kali ini dengan 200 karton lektur—untuk mengabar di Kenya dan Uganda, juga di Tanganyika dan Zanzibar (keduanya kini Tanzania), mencapai sebanyak mungkin orang. Ekspedisi-ekspedisi serupa lainnya menyebarkan berita Kerajaan ke Kepulauan Mauritius dan Madagaskar di Samudra Hindia dan ke St. Helena di Samudra Atlantik. Benih-benih kebenaran ditabur, tetapi benih-benih itu tidak segera bertunas dan bertumbuh di mana-mana.
Dari Afrika Selatan pengabaran kabar baik juga menyebar ke negeri Basuto (kini Lesotho), negeri Bechuana (kini Botswana), dan Swaziland, bahkan sejak tahun 1925. Kira-kira delapan tahun kemudian, sewaktu para perintis mengabar kembali di Swaziland, Raja Sobhuza II memberi sambutan kerajaan kepada mereka. Ia mengumpulkan pasukan pengawal pribadinya sebanyak seratus prajurit, mendengarkan suatu kesaksian yang saksama, dan kemudian memperoleh semua publikasi Lembaga yang dibawa oleh saudara-saudara.
Berangsur-angsur jumlah Saksi-Saksi Yehuwa di bagian dari ladang dunia ini berkembang. Yang lain bergabung dengan beberapa yang telah merintis pekerjaan di Afrika sejak awal abad ke-20 ini, dan menjelang tahun 1935, ada 1.407 orang di benua Afrika yang dilaporkan ambil bagian dalam pekerjaan memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah. Sejumlah besar di antara mereka ada di Afrika Selatan dan Nigeria. Kelompok-kelompok besar lainnya yang memperkenalkan diri sebagai Saksi-Saksi Yehuwa berada di Nyasaland (kini Malawi), Rhodesia Utara (kini Zambia), dan Rhodesia Selatan (kini Zimbabwe).
Selama jangka waktu yang sama ini, perhatian juga diarahkan ke negeri-negeri yang berbahasa Spanyol dan Portugis.
Mengerjakan Ladang Berbahasa Spanyol dan Portugis
Sewaktu Perang Dunia I masih berkecamuk, The Watch Tower diterbitkan mula-mula dalam bahasa Spanyol. Majalah itu mencantumkan alamat sebuah kantor di Los Angeles, Kalifornia, yang telah didirikan untuk memberikan perhatian khusus kepada ladang berbahasa Spanyol. Saudara-saudara dari kantor tersebut memberi banyak bantuan pribadi kepada orang-orang yang berminat di Amerika Serikat dan di negeri-negeri di sebelah selatan.
Juan Muñiz, yang telah menjadi seorang hamba Yehuwa pada tahun 1917, dianjurkan oleh Saudara Rutherford pada tahun 1920 untuk meninggalkan Amerika Serikat dan kembali ke Spanyol, negeri kelahirannya, untuk mulai mengorganisasi pekerjaan pengabaran Kerajaan di sana. Namun hasilnya terbatas, bukan karena ia kurang bergairah, melainkan karena ia terus-menerus dibuntuti oleh polisi; maka sesudah beberapa tahun, ia dipindahkan ke Argentina.
Di Brasil, beberapa penyembah Yehuwa sudah mengabar. Delapan pelaut yang rendah hati telah belajar kebenaran sewaktu mereka cuti dari pekerjaan di kapal mereka di New York. Kembali di Brasil pada awal tahun 1920, mereka sibuk membagikan berita Alkitab kepada orang lain.
George Young, seorang Kanada, diutus ke Brasil pada tahun 1923. Ia betul-betul membantu dalam memberi dorongan kepada pekerjaan. Seraya menyampaikan sejumlah khotbah umum dengan perantaraan juru bahasa, ia memperlihatkan bahwa Alkitab mengatakan tentang kondisi orang yang mati, menyingkapkan spiritisme sebagai demonisme, dan menjelaskan maksud-tujuan Allah untuk memberkati seluruh keluarga di bumi. Khotbah-khotbahnya lebih meyakinkan lagi, karena kadang-kadang ia memproyeksikan pada layar ayat-ayat Alkitab yang sedang dibahas sehingga hadirin dapat melihatnya dalam bahasa mereka sendiri. Ketika ia berada di Brasil, Bellona Ferguson, dari São Paulo, akhirnya dapat dibaptis, bersama empat anaknya. Ia telah menunggu kesempatan ini selama 25 tahun. Di antara mereka yang berpegang pada kebenaran terdapat beberapa yang waktu itu rela untuk membantu menerjemahkan lektur ke dalam bahasa Portugis. Segera tersedia cukup banyak persediaan publikasi dalam bahasa itu.
Dari Brasil, Saudara Young meneruskan perjalanan ke Argentina pada tahun 1924 dan mengatur agar 300.000 lektur dalam bahasa Spanyol disebarkan dengan cuma-cuma di 25 kota besar dan kecil. Pada tahun itu juga ia secara pribadi melakukan perjalanan ke Cile, Peru, dan Bolivia untuk menyebarkan risalah.
George Young segera berangkat untuk melaksanakan penugasan yang baru. Kali ini Spanyol dan Portugal. Sesudah diperkenalkan oleh duta besar Inggris kepada pejabat-pejabat pemerintahan setempat, ia berhasil mengatur agar Saudara Rutherford berbicara kepada hadirin di Barcelona dan Madrid, maupun di ibu kota Portugal. Sesudah khotbah-khotbah ini, sejumlah lebih dari 2.350 orang memasukkan nama dan alamat mereka dengan permintaan untuk mendapat keterangan lebih lanjut. Kemudian, khotbah itu diterbitkan pada salah satu surat kabar Spanyol yang beredar luas, dan itu dikirimkan dalam bentuk risalah melalui pos kepada orang-orang di seluruh negeri. Khotbah itu juga muncul di pers Portugal.
Melalui sarana-sarana itu berita tersebut menjangkau jauh melampaui perbatasan Spanyol dan Portugal. Menjelang akhir tahun 1925, kabar baik telah menembus ke Kepulauan Tanjung Verde (kini Republik Tanjung Verde), Madeira, Afrika Timur Portugis (kini Mozambik), Afrika Barat Portugis (kini Angola), dan kepulauan di Samudra Hindia.
Pada tahun berikutnya, diadakan penyelenggaraan untuk mencetak resolusi yang sangat berbobot ”Suatu Kesaksian Kepada Para Penguasa Dunia” dalam surat kabar Spanyol La Libertad. Siaran radio dan penyebaran buku, buku kecil, dan risalah, maupun pertunjukan ”Drama-Foto Penciptaan”, membantu untuk meningkatkan kesaksian. Pada tahun 1932, beberapa perintis Inggris menyambut undangan untuk membantu di ladang ini, dan mereka secara sistematis mengerjakan bagian yang luas dari negeri ini dengan lektur Alkitab sampai Perang Saudara Spanyol memaksa mereka pergi.
Sementara itu, setelah tiba di Argentina, Saudara Muñiz segera mulai mengabar, sambil menunjang diri sendiri dengan bekerja memperbaiki jam. Selain pekerjaannya di Argentina, ia memberikan perhatian kepada Cile, Paraguay, dan Uruguay. Atas permintaannya, beberapa saudara datang dari Eropa untuk memberi kesaksian kepada penduduk berbahasa Jerman. Bertahun-tahun kemudian Carlos Ott menuturkan bahwa mereka memulai hari dinas mereka pada pukul 4.00 dini hari dengan meninggalkan risalah di bawah setiap pintu rumah di suatu daerah. Sesudah beberapa jam berselang, mereka akan berkunjung kembali untuk memberi kesaksian lebih lanjut dan menawarkan lebih banyak lektur Alkitab kepada penghuni rumah yang berminat. Dari Buenos Aires mereka yang ikut dalam pelayanan sepenuh waktu menyebar ke seluruh negeri, mula-mula mengikuti jalur-jalur rel kereta api yang terbentang memencar ke segala penjuru sejauh ratusan kilometer dari ibu kota seperti bentangan jari-jari tangan saudara, kemudian menggunakan setiap sarana angkutan yang dapat mereka peroleh. Mereka hanya memiliki sedikit secara materi dan bertahan menghadapi banyak penderitaan, tetapi mereka kaya secara rohani.
Salah seorang pekerja yang bergairah di Argentina adalah Nicolás Argyrós, seorang Yunani. Pada awal tahun 1930, ketika ia memperoleh sejumlah lektur yang diterbitkan oleh Lembaga Menara Pengawal, ia khususnya terkesan oleh sebuah buku kecil berjudul Hell (Neraka), dengan judul kecil yang bertanya ”Apa Gerangan Itu? Siapa yang Berada di Sana? Dapatkah Mereka Keluar?” Ia heran sekali ketika mendapati bahwa buku kecil ini tidak menggambarkan para pedosa dipanggang di atas pembakaran. Betapa tercengangnya ia ketika menyadari bahwa api neraka adalah suatu dusta agama yang diciptakan untuk menakut-nakuti orang, bagaimana ia sendiri telah ditakut-takuti olehnya! Ia segera mengambil langkah untuk membagikan kebenaran—mula-mula kepada orang Yunani; kemudian, seraya ia makin fasih berbahasa Spanyol kepada orang-orang lain. Setiap bulan ia membaktikan antara 200 hingga 300 jam untuk membagikan kabar baik kepada orang lain. Dengan berjalan kaki dan menggunakan setiap sarana pengangkutan apa pun yang ada, ia menyebarkan kebenaran Alkitab di 14 dari 22 propinsi di Argentina. Seraya ia pindah dari satu tempat ke tempat lain, ia tidur di tempat tidur bila ditawarkan oleh orang yang murah hati, sering di udara terbuka, dan bahkan dalam sebuah kandang bersama seekor burro sebagai bekernya!
Seorang lain yang memiliki semangat perintis sejati ialah Richard Traub, yang telah belajar kebenaran di Buenos Aires. Ia ingin sekali membagikan kabar baik kepada orang-orang di seberang Andes, di Cile. Pada tahun 1930, lima tahun sesudah dibaptis, ia tiba di Cile—satu-satunya Saksi dalam sebuah negeri yang berpenduduk 4.000.000 orang. Mula-mula, ia bekerja hanya dengan Alkitab, tetapi kemudian ia mulai berkunjung dari rumah ke rumah. Tidak ada perhimpunan sidang yang dapat ia hadiri, maka pada hari-hari Minggu, pada waktu yang lazim untuk perhimpunan, ia berjalan ke Gunung San Cristóbal, duduk di bawah naungan sebuah pohon, dan menenggelamkan dirinya dalam pelajaran pribadi dan doa. Sesudah ia menyewa sebuah apartemen, ia mulai mengundang orang-orang ke perhimpunan di sana. Satu-satunya orang lain yang muncul pada perhimpunan pertama adalah Juan Flores, yang bertanya, ”Orang-orang lain, kapan datang?” Saudara Traub hanya menjawab, ”Mereka pasti datang.” Dan betul juga. Dalam waktu kurang dari setahun, 13 orang menjadi hamba Yehuwa yang terbaptis.
Empat tahun kemudian, dua orang Saksi yang tidak pernah saling bertemu sebelumnya, berpasangan untuk memberitakan kabar baik di Kolombia. Setelah satu tahun yang produktif di sana, Hilma Sjoberg harus kembali ke Amerika Serikat. Tetapi Kathe Palm naik kapal ke Cile, menggunakan 17 hari di laut untuk memberi kesaksian kepada awak kapal maupun para penumpang. Selama dekade berikutnya, ia bekerja mulai dari Arika, pelabuhan di ujung utara Cile, sampai ke ujung selatannya, Tierra del Fuego. Ia berkunjung ke tempat-tempat bisnis dan bersaksi kepada pejabat-pejabat pemerintah. Dengan memikul ransel di bahu untuk membawa lektur, dan mengangkut barang keperluan seperti selimut untuk tidur, ia mencapai kamp-kamp pertambangan dan peternakan domba yang paling jauh. Itulah kehidupan seorang perintis sejati. Dan ada orang-orang lain yang memiliki semangat yang sama—ada yang lajang, ada yang sudah menikah, tua dan muda.
Selama tahun 1932, upaya khusus dikerahkan untuk menyebarkan berita Kerajaan di negeri-negeri Amerika Latin yang belum banyak mendapatkan pengabaran. Pada tahun tersebut buku kecil The Kingdom, the Hope of the World (Kerajaan, Harapan Dunia Ini) telah disebarkan secara luar biasa. Buku kecil ini memuat sebuah khotbah yang sudah pernah didengar dalam suatu siaran radio internasional. Kini sekitar 40.000 eksemplar dari khotbah itu dalam bentuk tercetak diedarkan di Cile, 25.000 eksemplar di Bolivia, 25.000 di Peru, 15.000 di Ekuador, 20.000 di Kolombia, 10.000 di Santo Domingo (kini Republik Dominika), dan 10.000 lagi di Puerto Riko. Memang, berita Kerajaan sedang diumumkan, dan dengan intensitas yang besar.
Menjelang tahun 1935, di Amerika Selatan saja hanya 247 orang yang telah menggabungkan suara mereka untuk mengumumkan bahwa hanya Kerajaan Allah yang akan mendatangkan kebahagiaan sejati bagi umat manusia. Tetapi betapa hebat kesaksian yang mereka berikan!
Mencapai Orang Bahkan di Daerah yang Lebih Terpencil
Saksi-Saksi Yehuwa sama sekali tidak menganggap bahwa tanggung jawab mereka di hadapan Allah sudah dipenuhi jika mereka sekadar berbicara kepada beberapa orang yang kebetulan adalah tetangga mereka. Mereka berupaya mencapai setiap orang dengan kabar baik.
Orang-orang yang tinggal di tempat-tempat yang pada saat itu tidak dapat dijangkau secara pribadi oleh Saksi-Saksi, dapat dicapai dengan cara-cara lain. Demikianlah, pada akhir tahun 1920-an, Saksi-Saksi di Cape Town, Afrika Selatan, mengirimkan 50.000 buku kecil ke semua petani, penjaga mercu suar, polisi kehutanan, dan orang-orang lain yang tinggal di tempat yang sulit terjangkau. Juga diperoleh sebuah buku petunjuk pos terbaru untuk seluruh Afrika Barat Daya (kini dikenal sebagai Namibia), dan satu eksemplar dari buku kecil The Peoples Friend dikirimkan kepada setiap orang yang namanya tertera di dalam buku petunjuk itu.
Pada tahun 1929, F. J. Franske diserahi tanggung jawab atas kapal layar Morton milik Lembaga Menara Pengawal dan ditugaskan, bersama Jimmy James, untuk mencapai orang-orang di Labrador dan semua perkampungan nelayan di Newfoundland. Pada musim salju Saudara Franske menyusuri pantai bersama sekawanan anjing. Untuk menutup biaya lektur Alkitab yang ditinggalkannya kepada mereka, orang-orang Eskimo dan Newfoundland memberikan kepadanya barang-barang kerajinan kulit dan ikan. Beberapa tahun kemudian, ia berupaya menemui para pekerja tambang, penebang kayu, pemasang perangkap, pengusaha peternakan, dan orang Indian di pedalaman Cariboo yang rawan di Kolombia Inggris. Seraya mengadakan perjalanan, ia berburu untuk memperoleh daging, memetik buah berry liar, dan memanggang rotinya dalam wajan di atas api unggun di udara terbuka. Lalu, pada kesempatan lain, ia dan seorang rekan kerja menggunakan sebuah kapal penangkap ikan salem sebagai sarana pengangkutan sewaktu mereka membawa berita Kerajaan ke setiap pulau, teluk, kamp para penebang kayu, mercu suar, dan pemukiman di sepanjang pantai barat Kanada. Ia hanyalah salah satu di antara banyak orang yang mengerahkan upaya khusus untuk mencapai orang-orang yang tinggal di daerah terpencil di bumi.
Menjelang akhir tahun 1920-an, Frank Day mulai melakukan perjalanan ke arah utara melalui desa-desa di Alaska, mengabar, menempatkan lektur, dan menjual kacamata untuk menunjang kebutuhan jasmaninya. Meskipun berjalan pincang dengan sebuah kaki palsu, ia mengerjakan daerah yang terbentang dari Ketchikan sampai Nome, berjarak kira-kira 1.900 kilometer. Sudah sejak tahun 1897, seorang pekerja tambang emas memperoleh lektur Millennial Dawn dan Watch Tower sewaktu berada di Kalifornia dan merencanakan untuk membawanya kembali ke Alaska. Dan pada tahun 1910, Kapten Beams, nakhoda kapal penangkap ikan paus, telah menempatkan lektur di pelabuhan-pelabuhan Alaska yang disinggahi. Namun kegiatan pengabaran mulai meluas pada waktu Saudara Day melakukan perjalanannya ke Alaska berkali-kali pada setiap musim panas selama lebih dari 12 tahun.
Dua orang Saksi lain, dengan menggunakan sebuah kapal motor bernama Esther yang panjangnya 12 meter, mengerjakan daerah sepanjang pantai Norwegia sampai jauh ke Samudra Arktik. Mereka memberi kesaksian di pulau-pulau, di banyak mercu suar, di desa-desa sepanjang pantai, dan di tempat-tempat terpencil jauh di balik pegunungan. Banyak orang menyambut mereka, dan dalam jangka waktu setahun, mereka berhasil menempatkan 10.000 hingga 15.000 buku dan buku kecil yang menjelaskan maksud-tujuan Allah untuk umat manusia.
Pulau-Pulau Mendengar Puji-Pujian Yehuwa
Bukan hanya pulau-pulau yang dekat dengan pantai-pantai benua yang mendapat kesaksian. Di tengah-tengah Samudra Pasifik sana, pada awal tahun 1930-an, Sydney Shepherd melakukan perjalanan dengan kapal selama dua tahun untuk mengabar di Kepulauan Cook dan Tahiti. Lebih jauh ke barat, George Winton mengunjungi New Hebrides (kini Vanuatu) membawa kabar baik.
Kira-kira pada waktu yang sama, Joseph Dos Santos, seorang Amerika keturunan Portugis, juga berupaya mencapai daerah yang belum pernah dijamah. Mula-mula ia memberi kesaksian di pulau-pulau lain yang berdekatan dengan pulau Hawaii; kemudian ia melakukan tur pengabaran keliling bola bumi. Akan tetapi, sewaktu ia mencapai Filipina, ia menerima sepucuk surat dari Saudara Rutherford yang memintanya untuk tinggal di sana guna membangun dan mengorganisasi kegiatan pengabaran Kerajaan. Ia melakukannya, selama 15 tahun.
Pada waktu itu, cabang Lembaga di Australia sedang mengarahkan perhatian kepada pekerjaan di dan sekitar Pasifik Selatan. Dua perintis yang diutus dari sana memberikan kesaksian yang luas di Fiji pada tahun 1930-31. Samoa menerima kesaksian pada tahun 1931. Kaledonia Baru dijangkau pada tahun 1932. Sepasang suami-istri perintis dari Australia bahkan memulai dinas di Cina pada tahun 1933 dan memberi kesaksian di 13 kota utamanya selama beberapa tahun berikutnya.
Saudara-saudara di Australia menyadari bahwa ada lebih banyak yang dapat dilaksanakan jika ada sebuah kapal yang dapat mereka gunakan. Pada waktunya mereka memperlengkapi sebuah perahu layar 16 meter yang mereka namakan Lightbearer (Pembawa Terang) dan, mulai awal tahun 1935, menggunakannya selama beberapa tahun sebagai pangkalan operasi untuk sekelompok saudara yang bergairah seraya mereka memberi kesaksian di Hindia Timur Belanda (kini Indonesia), Singapura, dan Malaya. Kedatangan kapal itu senantiasa menarik banyak perhatian, dan hal ini sering membuka jalan bagi saudara-saudara untuk mengabar dan menempatkan banyak lektur.
Sementara itu, di belahan bumi yang lain, dua orang saudari perintis dari Denmark memutuskan untuk mengadakan perjalanan liburan ke Kepulauan Faeroe di Samudra Atlantik Utara pada tahun 1935. Tetapi yang ada dalam benak mereka bukan sekadar perjalanan untuk menikmati pemandangan. Mereka pergi dengan diperlengkapi ribuan lektur, dan mereka menggunakannya dengan baik. Tanpa memedulikan angin dan hujan dan permusuhan dari kaum pemimpin agama, mereka mengerjakan sebanyak mungkin pulau yang berpenduduk selama mereka tinggal di sana.
Lebih jauh ke barat, Georg Lindal, seorang Kanada keturunan Islandia, melaksanakan suatu penugasan yang berlangsung lebih lama. Atas saran Saudara Rutherford, ia pindah ke Islandia untuk merintis pada tahun 1929. Betapa hebat ketekunan yang diperlihatkannya! Sebagian besar dari 18 tahun berikutnya ia melayani di sana seorang diri. Ia mengunjungi kota-kota dan desa-desa berkali-kali. Puluhan ribu lektur ditempatkan, tetapi pada waktu itu tidak ada orang Islandia yang bergabung dengan dia dalam dinas Yehuwa. Kecuali satu tahun saja, tidak seorang Saksi pun di Islandia yang bisa dia ajak bergaul hingga tahun 1947, sewaktu dua orang utusan injil keluaran Sekolah Gilead tiba.
Bila Manusia Melarang Apa yang Allah Perintahkan
Seraya ambil bagian dalam pelayanan umum mereka, tidaklah janggal sama sekali, teristimewa sejak tahun 1920-an sampai dengan tahun 1940-an, bagi Saksi-Saksi untuk mengalami tentangan, yang biasanya digerakkan oleh kaum pemimpin agama setempat dan kadang-kadang oleh para pejabat pemerintah.
Di suatu daerah pedesaan sebelah utara Wina, Austria, Saksi-Saksi mendapati diri berhadapan dengan segerombolan penduduk desa yang bersikap bermusuhan karena dihasut oleh imam setempat, yang didukung oleh polisi. Para imam bertekad bahwa tidak boleh ada pengabaran oleh Saksi-Saksi Yehuwa di desa-desa mereka. Tetapi Saksi-Saksi, bertekad untuk melaksanakan tugas yang Allah berikan kepada mereka, mengubah pendekatan mereka dan kembali pada hari yang lain, dengan memasuki desa-desa melalui jalan yang berputar.
Tidak soal ancaman dan tuntutan dari pihak manusia, Saksi-Saksi Yehuwa menyadari bahwa mereka mempunyai kewajiban kepada Allah untuk memberitakan Kerajaan-Nya. Mereka memilih menaati Allah sebagai penguasa daripada manusia. (Kis. 5:29) Bila para pejabat setempat mencoba untuk menyangkal kebebasan beragama bagi Saksi-Saksi Yehuwa, maka Saksi-Saksi malahan mendapatkan lebih banyak kekuatan.
Sesudah berkali-kali ditangkap di satu bagian Bavaria, di Jerman, pada tahun 1929, mereka menyewa dua kereta api khusus—yang satu berangkat dari Berlin dan yang lain dari Dresden. Kedua kereta api ini digandengkan di Reichenbach, dan pada pukul 2.00 dini hari kereta api yang telah disatukan ini memasuki daerah Regensburg dengan 1.200 penumpang yang ingin sekali ikut serta memberikan kesaksian. Biaya perjalanan mahal, dan setiap orang telah membayar sendiri ongkosnya. Di setiap stasiun kereta api, beberapa orang turun. Beberapa di antara mereka telah membawa sepeda sehingga mereka dapat masuk ke daerah pedesaan. Seluruh distrik itu dikerjakan dalam satu hari saja. Sewaktu mereka melihat hasil dari upaya mereka yang terpadu, mereka tidak dapat berbuat apa-apa kecuali mengingat janji Allah kepada hamba-hamba-Nya, ”Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil.”—Yes. 54:17.
Begitu bergairahnya Saksi-Saksi di Jerman sehingga antara tahun 1919 dan 1933, mereka, diperkirakan, telah menyebarkan sedikitnya 125.000.000 buku, buku kecil, dan majalah, dan juga jutaan risalah. Padahal hanya ada kira-kira 15.000.000 keluarga di Jerman pada waktu itu. Selama jangka waktu tersebut, Jerman telah menerima kesaksian yang paling saksama dibandingkan kesaksian yang diberikan di negeri mana pun di bumi. Di bagian bumi tersebut terdapat salah satu konsentrasi paling padat dari orang-orang yang mengaku sebagai pengikut Kristus yang diurapi dengan roh. Namun selama tahun-tahun berikutnya, mereka juga mengalami beberapa ujian integritas yang sangat meletihkan.—Why. 14:12.
Pada tahun 1933, perlawanan dari para pejabat terhadap pekerjaan Saksi-Saksi Yehuwa di Jerman sangat meningkat. Rumah Saksi-Saksi dan kantor cabang Lembaga berkali-kali digeledah oleh Gestapo. Larangan diberlakukan atas kegiatan Saksi-Saksi di kebanyakan negara bagian Jerman, dan beberapa ditangkap. Berton-ton Alkitab dan lektur Alkitab mereka dibakar di depan umum. Pada tanggal 1 April 1935, sebuah undang-undang nasional dikeluarkan yang melarang Ernste Bibelforscher (Siswa-Siswa Alkitab yang Sungguh-Sungguh, atau Saksi-Saksi Yehuwa), dan upaya sistematis dikerahkan untuk merampas mata pencaharian mereka. Sebaliknya, Saksi-Saksi mengubah semua perhimpunan mereka menjadi kelompok-kelompok kecil, mengatur untuk mereproduksi bahan pengajaran Alkitab dalam bentuk yang tidak mudah dikenali oleh Gestapo, dan menggunakan metode pengabaran yang tidak begitu mencolok.
Bahkan sebelum ini, sejak tahun 1925, saudara-saudara di Italia telah hidup di bawah kediktatoran Fasis, dan pada tahun 1929, suatu konkordat antara Gereja Katolik dan Negara Fasis ditandatangani. Umat Kristen sejati dikejar-kejar tanpa belas kasihan. Beberapa berhimpun dalam gudang-gudang dan kandang-kandang untuk menghindari penangkapan. Saksi-Saksi Yehuwa di Italia pada waktu itu sangat sedikit jumlahnya; akan tetapi, upaya mereka untuk menyebarkan berita Kerajaan diperkuat pada tahun 1932 sewaktu 20 Saksi-Saksi dari Swiss melintas masuk ke Italia dan secepat kilat menyebarkan 300.000 buku kecil The Kingdom, the Hope of the World.
Di Timur Jauh juga, tekanan makin meningkat. Saksi-Saksi Yehuwa di Jepang ditangkap. Lektur Alkitab mereka dalam jumlah besar dihancurkan oleh para pejabat di Seoul (di negara yang sekarang adalah Republik Korea) dan Pyongyang (di negara yang kini adalah Republik Rakyat Demokrasi Korea).
Di tengah tekanan yang makin meningkat ini, pada tahun 1935, Saksi-Saksi Yehuwa memperoleh pengertian yang jelas dari Alkitab tentang identitas ”perhimpunan besar”, atau ”kumpulan besar”, dari Wahyu 7:9-17 (KJ; TB). Pengertian ini membuat mereka sadar akan suatu pekerjaan mendesak yang tidak mereka antisipasi sebelumnya. (Yes. 55:5) Mereka tidak lagi beranggapan bahwa suatu waktu kelak semua yang bukan bagian dari ”kawanan kecil” ahli waris Kerajaan surgawi mendapat kesempatan untuk menyesuaikan kehidupan mereka dengan tuntutan-tuntutan Yehuwa. (Luk. 12:32) Mereka menyadari bahwa sudah tiba waktunya untuk menjadikan murid di kalangan orang-orang demikian sekarang agar mereka dapat selamat memasuki dunia baru Allah. Mereka tidak tahu berapa lama pengumpulan kumpulan besar dari segala bangsa akan terus berlangsung, walaupun mereka merasa bahwa akhir sistem yang jahat pasti sudah sangat dekat. Mereka tidak tahu pasti bagaimana tepatnya pekerjaan akan terlaksana di bawah penganiayaan yang semakin luas dan semakin keji. Akan tetapi, mereka yakin akan hal ini—karena ”tangan [Yehuwa] tidak kurang panjang”, Ia akan membuka jalan bagi mereka untuk melaksanakan kehendak-Nya.—Yes. 59:1.
Pada tahun 1935, jumlah Saksi-Saksi Yehuwa relatif sedikit—hanya 56.153 di seluruh dunia!
Mereka mengabar di 115 negeri selama tahun tersebut; tetapi di hampir setengah dari jumlah negeri tersebut, hanya ada kurang dari 10 Saksi. Hanya dua negeri memiliki 10.000 atau lebih Saksi-Saksi Yehuwa yang aktif (Amerika Serikat, 23.808 orang; Jerman, dengan kira-kira 10.000 dari 19.268 orang yang berhasil melaporkan dua tahun sebelumnya). Tujuh negeri lain (Australia, Cekoslowakia, Inggris, Kanada, Polandia, Prancis, dan Romania) masing-masing melaporkan lebih dari 1.000 tetapi kurang dari 6.000 Saksi. Catatan mengenai kegiatan di 21 negeri lainnya menunjukkan adanya 100 hingga 1.000 Saksi di masing-masing negeri ini. Namun, selama satu tahun tersebut, barisan Saksi yang bergairah ini membaktikan 8.161.424 jam di seluruh dunia untuk mengumumkan Kerajaan Allah sebagai satu-satunya harapan umat manusia.
Selain mereka sibuk di negeri-negeri itu selama tahun 1935, mereka sudah menyebarkan kabar baik ke tempat-tempat lain, sehingga sebegitu jauh sudah 149 negeri dan kepulauan yang dicapai dengan berita Kerajaan.
[Blurb di hlm. 424]
Meskipun meringkuk dalam penjara, mereka menemukan kesempatan untuk mengabar
[Blurb di hlm. 425]
Bersedia dan ingin sekali meneruskan pekerjaan itu!
[Blurb di hlm. 441]
Mereka tidak memedulikan angin, hujan, dan permusuhan dari kaum pemimpin agama
[Blurb di hlm. 442]
Suatu kesaksian dengan proporsi yang luar biasa diberikan di Jerman sebelum ”Ernste Bibelforscher” dilarang di sana
[Peta/Gambar di hlm. 423]
Sementara dunia terlibat dalam peperangan, R. R. Hollister dan Fanny Mackenzie sibuk membawa berita perdamaian kepada orang-orang di Cina, Jepang, dan Korea
[Peta]
(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)
KOREA
JEPANG
CINA
SAMUDRA PASIFIK
[Peta di hlm. 428]
(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)
Sewaktu para imigran dari negeri-negeri yang disebut di peta ini mempelajari maksud-tujuan Allah yang menakjubkan untuk memberkati umat manusia, mereka merasa tergerak untuk membawa berita itu pulang ke tanah air mereka
AMERIKA
↓ ↓
AUSTRIA
BULGARIA
SIPRUS
CEKOSLOWAKIA
DENMARK
FINLANDIA
JERMAN
YUNANI
HONGARIA
ITALIA
BELANDA
NORWEGIA
POLANDIA
PORTUGAL
ROMANIA
SPANYOL
SWEDIA
SWISS
TURKI
YUGOSLAVIA
[Peta di hlm. 432]
(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)
Selama tahun 1920-an dan 1930-an, penginjil-penginjil keluar dari Jerman ke banyak negeri untuk memberi kesaksian
JERMAN
↓ ↓
AMERIKA SELATAN
AFRIKA UTARA
ASIA
[Peta/Gambar di hlm. 435]
Perintis-perintis bergairah seperti Frank Smith dan saudara laki-lakinya Gray, (terlihat di gambar atas) menyebarkan kabar baik sampai ke pantai timur Afrika
[Peta]
(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)
UGANDA
KENYA
TANZANIA
AFRIKA SELATAN
[Peta/Gambar di hlm. 439]
Di seluruh Afrika Barat Daya (kini Namibia) orang-orang menerima buku kecil ini melalui pos pada tahun 1928
[Peta]
(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)
NAMIBIA
[Peta/Gambar di hlm. 440]
Dengan naik kapal ”Lightbearer”, perintis-perintis yang bergairah menyebarkan berita Kerajaan di Asia Tenggara
[Peta]
(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)
MALAYA
BORNEO
SULAWESI
SUMATRA
JAWA
TIMOR
NUGINI
AUSTRALIA
SAMUDRA PASIFIK
[Gambar di hlm. 426]
Di banyak negeri khotbah ”Jutaan Orang yang Sekarang Hidup Tidak Akan Pernah Mati” menarik banyak hadirin
[Gambar di hlm. 427]
Edwin Scott, di Afrika Selatan, secara pribadi menyebarkan 50.000 eksemplar ”Suatu Tantangan Kepada Para Pemimpin Dunia”
[Gambar di hlm. 429]
Menyambut panggilan untuk menginjil, Willy Unglaube melayani di Eropa, Afrika, dan Negeri-Negeri Timur
[Gambar di hlm. 430]
Menjelang tahun 1992, Eric Cooke dan saudara laki-lakinya John, (duduk) telah berada dalam dinas sepenuh waktu masing-masing selama lebih dari 60 tahun, menikmati pengalaman-pengalaman yang menggetarkan hati di Eropa dan Afrika
[Gambar di hlm. 431]
Sewaktu ia pergi ke India pada tahun 1926, Edwin Skinner menerima suatu penugasan yang mencakup lima negeri; dengan setia ia terus mengabar di sana selama 64 tahun
[Gambar di hlm. 433]
Alfred dan Frieda Tuček, diperlengkapi dengan barang-barang kebutuhan hidup dan lektur untuk memberi kesaksian, melayani sebagai perintis di Yugoslavia Lama
[Gambar di hlm. 434]
Di seluruh Afrika Barat, ”Bible Brown” dengan penuh gairah ambil bagian dalam membeberkan ibadat palsu
[Gambar di hlm. 436]
George Young ambil bagian dalam mengumumkan Kerajaan Allah secara luas di Amerika Selatan, Spanyol, dan Portugal
[Gambar di hlm. 437]
Juan Muñiz (kiri), yang telah mengabar di Amerika Selatan sejak tahun 1924, hadir untuk menyambut N. H. Knorr ketika ia pertama kali mengunjungi Argentina lebih dari 20 tahun kemudian
[Gambar di hlm. 438]
Nicolás Argyrós menyebarkan kebenaran Alkitab yang memerdekakan ke 14 propinsi di Argentina
[Gambar di hlm. 439]
F. J. Franske, dengan melakukan perjalanan di darat dan dengan kapal, berupaya mencapai pemukiman-pemukiman yang terpencil dengan kebenaran Alkitab