Bertekun Dengan Sukacita Meskipun Dianiaya
”Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan.”—Roma 5:3-5.
1. Apa yang nyata sebagai hasil dari penganiayaan atas orang-orang Kristen pada ”hari-hari terakhir” ini?
PENGALAMAN-PENGALAMAN dari umat Yehuwa pada ”hari-hari terakhir” ini memang telah membuktikan betapa benarnya kata-kata Yesus, ”Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.” (Lukas 6:22, 23; 2 Timotius 3:1) Ya, hamba-hamba Allah bisa tetap setia menahan segala macam penganiayaan, dan selalu bersukacita.
2. (a) Apakah mereka yang mengalami lebih banyak penindasan menerima upah yang lebih besar? (b) Apakah beberapa manfaat yang diperoleh karena terus bertekun menghadapi penindasan?
2 Ini tidak berarti bahwa kita senang dianiaya, karena penganiayaan tidak menyenangkan dan biasanya menyakitkan. Bukan penganiayaan itu sendiri, melainkan hasil akhirnya, itulah yang menjadi alasan untuk bersukacita. (Yakobus 1:2, 3) Orang-orang Kristen tidak ingin dianiaya. Mereka tidak berusaha menjadi martir. Mereka tidak beranggapan bahwa lebih banyak penganiayaan yang harus mereka tahan lebih banyak pujian mereka dapatkan di mata Bapa surgawi mereka. Orang-orang yang mengalami lebih banyak penganiayaan tidak menerima upah yang lebih besar, dan juga tidak berarti lebih setia dari pada mereka yang mengalami sedikit penganiayaan. Tetapi perhatikan reaksi berantai yang terjadi apabila seorang Kristen berhasil menahan penganiayaan: ”Kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan.”—Roma 5:3-5.
3. (a) Seperti ditunjukkan di Roma 5:3, bagaimana penderitaan menghasilkan ketekunan? (b) Bagaimana hal ini membuat iman kita lebih kuat? (Ibrani 10:38, 39)
3 Bila kita membaca tentang penganiayaan yang dialami saudara-saudara Kristen kita di beberapa tempat, kita mungkin bertanya pada diri sendiri, ”Apakah aku sanggup menahan hal itu?” Tetapi kemudian, apabila perlawanan atau ujian tiba-tiba menimpa kita, dan, sebaliknya dari pada menyerah atau berhenti melayani Allah, kita berpaling kepadaNya meminta bantuan, Ia pun menjawab doa-doa kita, dan kita mengalami bagaimana kesengsaraan menghasilkan ketekunan. Maka kita tidak lagi bertanya-tanya apakah kita dapat menahannya; kita tahu kita sanggup, dengan kekuatan Yehuwa. Ujian pertama mungkin tidak begitu hebat, tetapi iman kita jauh lebih kuat karena kita tidak undur dari ujian sebelumnya. Jadi dengan kekuatan Yehuwa kita sebenarnya dapat menghadapi ujian apapun atas iman kita, dengan mengetahui bahwa Ia tidak akan membiarkan kita diuji melebihi apa yang dapat kita tanggung; Ia juga tidak akan membiarkan kita ”sendirian”.—1 Korintus 10:13; 2 Korintus 4:8-10.
4. Setelah berhasil bertekun menghadapi godaan atau penganiayaan, alasan-alasan yang kuat apa yang kita miliki untuk bersukacita?
4 Bertekun menghadapi penderitaan benar-benar suatu alasan untuk menikmati sukacita yang besar. Kita dapat merasa senang karena kita tidak menyerah kepada godaan melainkan berpegang teguh pada apa yang benar. Kita tahu inilah yang diperkenan Allah, jadi hasil ketekunan kita telah membawa kita lebih dekat kepadaNya, yang merupakan alasan lebih jauh untuk bersukacita, seperti dinyatakan dengan begitu jelas di Yakobus 1:12.
Penganiayaan dalam Banyak Bentuk
5. Bagaimana keadaan di banyak negeri dewasa ini berkenaan penganiayaan dan gangguan atas saudara-saudara kita? Mengapa demikian? (Amos 7:10-17)
5 Dewasa ini pekerjaan Saksi-Saksi Yehuwa dilarang dalam lebih dari 40 negara, dan di banyak tempat tersebut umat Allah harus menahan ujian-ujian yang hebat dan penganiayaan hanya karena mereka memutuskan untuk melayani Allah mereka, Yehuwa, dengan setia. Di banyak tempat larangan dikenakan atas hasutan kaum ulama, yang memberikan gambaran yang salah tentang ketidakterlibatan kita dalam politik, untuk menghentikan pekerjaan pengabaran kita. Para pejabat yang memiliki informasi tahu bahwa Saksi-Saksi Yehuwa tidak bersifat subversif atau membahayakan negara dalam hal apapun. Para pejabat pemerintahan yang mendapat penerangan mengenal Saksi-Saksi Yehuwa sebagai warganegara yang jujur dan taat kepada hukum yang berusaha sebaik-baiknya untuk mendukung dan mentaati hukum-hukum negara. Namun, Saksi-Saksi Yehuwa menempatkan kesetiaan kepada Allah di tempat pertama. Karena itu, mereka tidak ikut dalam politik di negara manapun. Jadi jika ada pertentangan dengan hukum-hukum Allah, mereka, seperti para rasul, ”lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia”.—Kisah 5:29.
6. (a) Apa beberapa contoh penganiayaan yang harus dialami oleh Saksi-Saksi Yehuwa? (b) Dapatkah saudara menceritakan keadaan yang serupa pada masa sekarang?
6 Gerombolan-gerombolan yang tidak menghargai hukum, kadang-kadang dipimpin oleh kaum ulama agama atau orang-orang yang fanatik dalam bidang politik, telah memperlakukan umat Yehuwa dengan kejam di banyak tempat. Banyak saudara-saudara rohani kita dipaksa meninggalkan rumah dan harta mereka dan lari menyelamatkan kehidupan, seperti terjadi pada tahun-tahun belakangan ini di Malawi dan Etiopia. Beberapa dipecat dari pekerjaan atau diusir dari tempat kerja, dan yang lain ditutup usahanya hanya karena mereka Saksi-Saksi Yehuwa. (Wahyu 13:16, 17) Perhimpunan-perhimpunan Kristen mereka untuk pelajaran Alkitab diganggu dan dihentikan; rumah mereka digeledah dan Alkitab serta bacaan-bacaan Alkitab disita. Gertakan dan ancaman dipakai untuk mencoba menakut-nakuti mereka, dan banyak yang ditahan dan dipenjarakan, beberapa bahkan dibunuh. Penganiayaan terutama menghebat selama perang-perang dunia, tetapi masih terus berlangsung sampai sekarang di banyak negeri.
7. Bahkan di negara-negara di mana tidak ada penganiayaan secara aktif oleh para pejabat yang berwenang, keadaan-keadaan apa yang harus dialami oleh banyak dari umat Allah?
7 Di seluruh dunia juga, ribuan saudara dan saudari kita tiap hari harus menghadapi perlawanan dan penganiayaan dari keluarga dan kaum kerabat karena ingin melayani Yehuwa sebagai murid-murid Yesus Kristus. Seperti dinubuatkan Yesus, ”Musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.”—Matius 10:35, 36.
Tujuan dari Penganiayaan
8. Apakah Saksi-Saksi Yehuwa dianiaya sebagai penjahat atau pelanggar hukum?
8 Apa yang hendak dicapai oleh orang-orang yang menganiaya umat Allah? Apakah saksi-saksiNya mengalami penganiayaan karena mereka berbuat kejahatan atau menjadi pelaku-pelaku kriminalitas? Tidak. Saksi-Saksi Yehuwa dikenal di seluruh dunia sebagai orang-orang yang taat kepada hukum dengan sikap moral yang baik. Mereka adalah pekerja-pekerja yang baik, menyenangkan, ramah, baik hati dan berakal sehat dan tidak bersikap seperti orang-orang fanatik beragama. Sebenarnya, mereka adalah tetangga-tetangga yang baik. (Titus 2:6-10; Galatia 6:9, 10) Berita mereka penuh damai, membawa hiburan bagi orang-orang yang menderita dan berkabung. Mereka memberitakan ’kabar kesukaan’ bahwa kerajaan Allah akan segera menyingkirkan para penentang dan mendatangkan suatu susunan baru yang adil benar.—Matius 6:10; Mazmur 37:10, 11.
9. Kegiatan kita yang mana ingin dihentikan oleh para penentang, dan mengapa?
9 Namun, pengabaran ’kabar kesukaan’ ini menyingkapkan bahwa para pemimpin agama dari Susunan Kristen tidak mempunyai berita pengharapan bagi masyarakat. Jadi mereka berusaha membungkamkan orang-orang yang memberitakannya! Beberapa pemimpin pemerintahan juga, meskipun mau mengizinkan umat Yehuwa untuk menganut kepercayaan yang mereka inginkan, merasa keberatan jika mereka memberitakannya kepada orang-orang lain. Seperti para pemimpin agama Yahudi yang harus berhadapan dengan kegiatan yang penuh gairah dari orang-orang Kristen yang mula-mula, sebenarnya mereka mengatakan, ”Baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapapun dalam nama [Yesus].” (Kisah 4:17, 18) Ya, pengabaran kitalah yang ingin mereka hentikan.—Lihat juga Kisah 5:28, 40.
10. (a) Di samping berusaha menghentikan pekerjaan pengabaran kita, apa lagi yang ingin dicapai oleh Setan? (b) Bagaimana hal ini diperlihatkan oleh jenis larangan yang sering dikenakan atas kegiatan kita?
10 Ingat juga, bahwa penghasut yang sebenarnya dari penganiayaan adalah Setan si Iblis. (1 Petrus 5:8) Ia tidak hanya ingin menghentikan pengabaran kita, tetapi juga ingin melemahkan iman dan mematahkan ketulusan hati kita kepada Allah, agar kita tidak memperoleh hidup kekal. Jadi tujuan lain dari penganiayaan atas kita adalah agar kita tidak mendapat makanan rohani maupun pergaulan dengan saudara-saudara kita di perhimpunan-perhimpunan. Karena itu, jika kegiatan kita dilarang, biasanya larangan dikenakan atas pengabaran dan perhimpunan. ”Boleh menjadi Saksi-Saksi Yehuwa,” sering mereka berkata, ”tetapi jangan memberitakan atau mengadakan perhimpunan apapun.” Namun, jika kita tidak memberitakan atau tidak mengadakan perhimpunan, kita bukanlah saksi-saksi dari Allah Yehuwa atau Yesus Kristus, karena seorang saksi yang bungkam saja, sama sekali bukan seorang saksi. (Yesaya 43:10, 12; Kisah 1:8) Dan apa yang akan terjadi dengan iman kita andai kata kita tidak lagi mentaati perintah Allah untuk berhimpun bersama?—Ibrani 10:24, 25.
Bertahan Menghadapi Penganiayaan
11. Bagaimana reaksi orang-orang Kristen yang setia terhadap penganiayaan yang ditimpakan atas mereka?
11 Bagaimana reaksi hamba-hamba Allah di jaman modern terhadap penganiayaan yang ditimpakan atas mereka? Seperti orang-orang Kristen yang mula-mula, mereka tidak menjadi takut tetapi dengan berani maju terus melakukan pekerjaan pengabaran meskipun adanya larangan dan ancaman. Sama seperti Paulus, mereka mempunyai alasan untuk ”bersukacita demikian dan bersukacitalah”. Sikap mereka yang teguh di pihak Yehuwa dalam sengketa ini membuktikan Iblis sebagai pendusta. Benar-benar suatu hak kehormatan untuk dapat ikut mengagungkan nama Yehuwa!—Filipi 2:17, 18; 2 Tesalonika 1:4.
12. Apakah ada alasan untuk takut terhadap ancaman dari para penganiaya atas kita?
12 Memang tidak ada alasan untuk takut kepada mereka yang menganiaya kita. Paulus menulis kepada orang-orang Filipi, ”Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil . . . tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu [yaitu bahwa engkau tidak takut akan mereka] adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah.”—Filipi 1:27, 28.
13, 14. (a) Apa yang dilakukan para pejabat yang menentang di suatu negeri baru-baru ini dalam usaha untuk membuat takut Saksi-Saksi Yehuwa? (b) Apa yang sebenarnya ditunjukkan oleh pengalaman-pengalaman ini?
13 Di suatu negara Eropa pekerjaan Saksi-Saksi Yehuwa tidak diakui secara sah. Baru-baru ini, seorang saudara di sana ditangkap karena memberikan khotbah Alkitab yang singkat dan bersifat menghibur pada suatu pemakaman. Saudara yang mengucapkan doa juga ditangkap. Pejabat-pejabat setempat mengatakan bahwa hanya orang-orang yang diberi wewenang oleh negara yang boleh berbicara di pemakaman, dan bahwa doa dilarang ”karena doa dapat dipakai untuk mengajar”. Seorang saudara lain di daerah yang sama ditangkap karena ia membacakan Alkitab kepada keluarganya sendiri. Saudara-saudara ini tidak mendapat tuduhan secara hukum. Mereka ditahan untuk sementara dan kemudian dibebaskan. Tujuannya yang jelas ialah untuk membuat mereka takut dan berhenti.
14 Tetapi siapa sebenarnya yang takut? Jika para pejabat setempat merasa terancam oleh seseorang yang membacakan Alkitab kepada keluarganya atau oleh seorang saudara yang memberikan khotbah atau mengucapkan doa di pemakaman, pastilah mereka yang sebenarnya sangat takut kepada berita Alkitab dan orang-orang yang memberitakannya! Jadi mengapa kita harus merasa takut kepada mereka? Seperti ditunjukkan oleh Paulus, persatuan dan keberanian kita ”bagi mereka . . . adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan”.—Filipi 1:28.
15. Bagaimana reaksi kita terhadap ancaman sebenarnya dapat berpengaruh atas kelanjutan dari penganiayaan?
15 Di beberapa tempat para pemberita ’kabar kesukaan’ dipanggil ke kantor polisi setiap beberapa minggu untuk diberi kuliah, dan mereka sering diancam hukuman berat jika mereka tidak berhenti bicara tentang kerajaan Allah. Tetapi biasanya apabila saudara-saudara dan saudari-saudari mengabaikan ancaman dan dengan berani meneruskan pekerjaan itu, para pejabat akan menyerah dan membiarkan mereka. Namun jika mereka melihat ada tanda-tanda melemah di pihak para pengabar Kerajaan, mereka akan melanjutkan usaha untuk menakut-nakuti mereka.
Terus Maju di Bawah Larangan
16, 17. (a) Usaha-usaha apa yang telah dibuat untuk memberikan makanan rohani kepada saudara-saudara di tempat-tempat di mana pekerjaan dilarang, dan kepada mereka yang dipenjarakan? (b) Mengapa ini penting?
16 Saksi-Saksi yang mengalami larangan atas pekerjaan dan penyebaran bacaan-bacaan mereka di negara-negara tertentu menyadari pentingnya mendapatkan makanan rohani secara teratur. Karena di beberapa negara tertentu, The Watchtower dan publikasi-publikasi lain dari Saksi-Saksi Yehuwa tidak dapat diterbitkan secara sah dan tidak dapat dikirim melalui pos, diadakan penyelenggaraan lain untuk mengusahakan agar makanan rohani sampai pada setiap orang. Di Jerman, selama penindasan oleh Hitler, artikel-artikel pelajaran distensil, diketik dan, di beberapa tempat, bahkan disalin dengan tangan. Hal ini juga harus dilakukan di banyak tempat dewasa ini. Jika tidak dapat dibuat cukup banyak salinan untuk dimiliki setiap orang, bacaan-bacaan itu diedarkan sehingga setiap orang mendapat kesempatan untuk membaca bahan itu. Yang penting adalah mendapatkan makanan rohani secara teratur.—Matius 4:4.
17 Pengalaman menunjukkan bahwa Yehuwa selalu mengatur agar makanan rohani tetap diperoleh, sekalipun dalam keadaan-keadaan yang paling sulit. Berbagai cara dipakai untuk menyelundupkannya ke dalam penjara dan kamp-kamp konsentrasi. Dan hal itu terbukti benar-benar menguatkan bagi orang-orang yang ditahan i sana!
18. Mengapa penting untuk membahas makanan rohani bersama dengan orang-orang lain secara teratur, dan bagaimana hal ini dapat dilakukan bahkan dalam keadaan yang sulit?
18 Jika memang mungkin, hamba-hamba Allah yang setia dengan tetap tentu bersama-sama mengambil makanan rohani—meskipun perhimpunan dilarang, meskipun mereka dipenjarakan. Pembahasan ayat Alkitab setiap hari, bersama orang-orang lain jika hal itu mungkin, dilakukan untuk memusatkan pikiran pada hal-hal rohani. Bahkan suatu pembahasan singkap setiap hari memberi banyak kekuatan rohani.—Mazmur 1:2; Kisah 17:11.
Pentingnya Perhimpunan
19. (a) Pengalaman apa yang tidak disangka-sangka dialami oleh banyak dari saudara kita di Liberia? (b) Menurut laporan Buku Tahunan 1977, apa yang membantu orang-orang yang setia untuk bertekun?
19 Pada bulan Maret 1963, di Gbarnga, Liberia, kira-kira 400 orang yang menghadiri kebaktian distrik dari Saksi-Saksi Yehuwa dikepung dan ditahan selama empat hari tanpa diberi makan di suatu kamp militer. Dalam usaha untuk memaksa mereka mengkompromikan kepercayaan agama mereka dan memberi hormat kepada bendera Liberia, para Saksi itu diperlakukan dengan kejam dan harta benda mereka dirampas. Meskipun beberapa orang menyerah dan berkompromi karena takut, sebagian besar memelihara ketulusan hati. Perhatikan komentar yang diberikan dalam 1977 Yearbook of Jehovah’s Witnesses (Buku Tahunan Saksi-Saksi Yehuwa tahun 1977) halaman 176, ”Mereka berasal dari segala macam golongan, yang buta huruf maupun berpendidikan tinggi. Mereka yang termasuk dalam kelompok orang-orang yang loyal adalah orang-orang yang setia berhimpun.”
20. Bagaimana banyak orang berusaha keras agar tidak ’menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadat mereka’, dan meskipun adanya bahaya apa?
20 Firman yang terilham dari Allah menasihati kita untuk tidak melalaikan perhimpunan bersama. (Ibrani 10:24, 25) Pentingnya hal ini tidak berkurang pada masa penindasan. Perhimpunan-perhimpunan mungkin harus diadakan dalam kelompok-kelompok kecil di rumah-rumah pribadi, tempat dan waktunya mungkin harus diubah-ubah dan mungkin tidak selalu menyenangkan. Beberapa perhimpunan diadakan jauh malam. Namun, meskipun adanya bahaya, saudara-saudara dan saudari-saudari kita yang setia berusaha keras untuk hadir di setiap perhimpunan. Dan saudara-saudara itu merelakan rumahnya untuk perhimpunan-perhimpunan semacam itu, meskipun mereka dapat kehilangan kebebasan jika ketahuan.
21. (a) Kesempatan-kesempatan apa yang ada untuk mendapat manfaat sepenuhnya dari makanan rohani dalam keadaan-keadaan sedemikian? (b) Ayat-ayat apa memperlihatkan pentingnya hadir dan ikut ambil bagian secara teratur dalam perhimpunan sedemikian?
21 Perhimpunan dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil barangkali tidak memungkinkan semua orang mendapat manfaat dari guru-guru yang terbaik dalam sidang, tetapi ada kesempatan yang lebih besar bagi setiap orang untuk ikut ambil bagian dan dengan demikian mendapat banyak manfaat dari perhimpunan-perhimpunan. Kadang-kadang, kelompok-kelompok yang lebih besar dapat berkumpul dengan melakukan piknik, pesiar, atau, kadang-kadang, dengan menerima undangan pribadi. Hadir secara teratur di semua perhimpunan adalah suatu faktor penting bagi mereka untuk ’teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman mereka yang semula’, demi memelihara ketulusan hati dan mengalami penggenapan dari janji-janji dengan ’tidak menjadi jemu’.—Ibrani 3:14; 10:36; Galatia 6:9.
Mengabar di Bawah Larangan
22. (a) Mengapa umat Allah dewasa ini tidak dapat berhenti berbicara tentang perkara-perkara yang telah mereka lihat dan dengar? (b) Bagaimana hal ini dilaksanakan di beberapa tempat?
22 Seperti para rasul, umat Yehuwa dewasa ini ’tidak mungkin tidak berkata-kata tentang apa yang telah mereka lihat dan yang telah mereka dengar’. (Kisah 4:20) Yesus berkata bahwa ”Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa”, dan tidak ada suatu alat, manusia atau pun roh jahat yang dapat mencegah hal ini. (Markus 13:10) Di beberapa tempat, meskipun kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa dilarang, mereka dapat pergi dari rumah ke rumah secara pribadi, dengan menggunakan Alkitab saja.
23, 24. (a) Bagaimana pekerjaan pengabaran di daerah-daerah tertentu, apabila tidak bijaksana untuk melakukan pekerjaan dari rumah ke rumah? (b) Dapatkah saudara menceritakan suatu pengalaman yang memperlihatkan bahwa hasil-hasil yang bagus telah dicapai dengan cara ini?
23 Apabila tidak bijaksana untuk pergi dari rumah ke rumah, ’kabar kesukaan’ dapat diberitakan dengan cara lain. Mungkin kunjungan-kunjungan secara tidak berurutan dapat diadakan di bagian-bagian yang berbeda dari daerah, jadi tidak mengerjakan suatu kompleks bangunan secara berurutan. Tetapi kita tidak perlu menunggu untuk menemui orang di dalam rumah. Saudara-saudara kita di banyak negeri mendapat hasil yang menakjubkan dengan berbicara kepada orang-orang di mana pun mereka ditemui—di jalan, di kuburan dan taman-taman, atau apabila bepergian. Bahkan ada yang pergi sebagai turis ke daerah-daerah di mana belum ada Saksi-Saksi, dan di sana mereka mulai percakapan dengan orang-orang apabila mungkin. Tidak ada suatu cara apapun yang dapat dipakai oleh musuh untuk mencegah kita berbicara dengan cara-cara yang berbeda ini, selama kita masih bernapas dan ada orang-orang yang dapat kita ajak bicara.
24 Dengan latihan, umat Yehuwa menjadi mahir dalam memulai percakapan yang ramah mengenai banyak pokok yang berbeda-beda, yang cocok menuntun kepada pembahasan Alkitab. Seorang Saksi di suatu negara mendekati satu pasangan yang masih muda di taman ketika mereka mengambil air minum dari sungai. Saksi itu bertanya apakah mereka tidak ingin mengetahui di mana ada air yang lebih baik. Dengan itu, ia mulai menceritakan kepada mereka tentang air yang memberi hidup dalam Firdaus yang akan datang, dan mereka mengadakan pembahasan yang berlangsung selama tiga jam. Hal ini menjurus kepada suatu pelajaran Alkitab, dan setelah tiga bulan pasangan itu mulai ikut dalam dinas pengabaran. Setahun kemudian, kedua-duanya dibaptis, pria itu belakangan menjadi seorang pelayan sidang.—Bandingkan dengan Yohanes 4:7-15.
25. Hendaknya kita berusaha menghindari apa, terutama apabila pengabaran kita dilarang?
25 Dalam semua kegiatan ini, bijaksana untuk tidak sampai berhadapan langsung dengan para penentang. Juga, kita perlu berhati-hati dalam hal memberikan keterangan kepada musuh sewaktu menanggapi usaha mereka untuk memenangkan kita dengan pembicaraan yang ramah dan rayuan. Kita ingin tetap mengingat nasihat Yesus, ”Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” (Matius 10:16) Paulus juga menasihatkan, ”Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!”—Roma 12:18.
Hasil-Hasil Bagus karena Memelihara Ketulusan Hati
26. Apa beberapa hasil bagus apabila kita memelihara ketulusan hati meskipun adanya penindasan yang hebat?
26 Betapa menakjubkan kesaksian yang diberikan selama berabad-abad oleh semua orang yang memegang teguh ketulusan hati mereka meskipun di bawah penindasan hebat! Semua usaha Iblis dan kaki tangannya untuk mencegah diberikannya kesaksian hanya menghasilkan kesaksian yang lebih besar demi kehormatan nama Yehuwa. Dan betapa menakjubkan bagian yang dilakukan oleh ribuan, ya, jutaan orang yang telah mempertahankan (dan yang terus memelihara) ketulusan hati mereka di bawah penindasan, dengan demikian memperlihatkan Iblis sebagai pendusta dan membuktikan iman mereka yang tak terpatahkan kepada Allah Yehuwa dan kasih untukNya!
27. Manfaat pribadi apa yang kita alami bila kita bertekun dengan setia menghadapi ujian dan penganiayaan?
27 Jika kita bertekun dengan setia, kita mempunyai hati nurani yang baik, karena mengetahui bahwa kita telah melakukan apa yang benar dan bahwa kita mendapat perkenan Yehuwa. Hal ini menguatkan harapan kita, yang, selanjutnya, menambah sukacita kita. Iman kita diuji, dan karena kita tidak mundur atau lari dari penindasan, Yehuwa membantu kita untuk bertekun. Sebagai hasilnya, iman kita kini lebih kuat dari pada sebelumnya. ’Kesungguhan iman kita yang diuji’ ini membuat kita sanggup menghadapi ujian-ujian di masa depan dengan lebih baik.—1 Petrus 1:6, 7.
28. (a) Alasan apa untuk bersukacita yang kini dimiliki oleh saudari dari Finlandia yang telah disebutkan sebelumnya? (b) Apa yang terus dapat ia harapkan?
28 Saudari yang disebut pada awal artikel sebelumnya mengalami bahwa hal ini benar. Sekali lagi ia tinggal di kota kediamannya, melayani sebagai perintis biasa (pemberita Kerajaan sepenuh waktu) selama beberapa waktu terakhir ini. Meskipun ia tidak mendapat izin untuk memelihara ketiga anaknya yang masih kecil, ia diizinkan untuk mengunjungi mereka tiga kali sebulan, dan ia dapat membagikan ’kabar kesukaan’ kepada mereka, dengan sambutan yang agak menggembirakan. Dan siapa tahu apa hasil akhirnya nanti? Ada banyak, banyak kasus mengenai orang-orang yang melawan dan menindas dengan keras, yang begitu terkesan oleh kesetiaan dari saudara-saudara dan saudari-saudari kita sehingga mereka tergerak untuk memeriksa sendiri isi Alkitab, dan akhirnya beberapa orang menjadi penyembah-penyembah Yehuwa.
29. Anjuran apa lebih jah yang kita semua terima untuk tetap setia dan bersukacita meskipun adanya penganiayaan?
29 Yakobus menulis, ”Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan [Yehuwa, NW]. Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun.” (Yakobus 5:10, 11) Dan dengan teladan-teladan tambahan yang bagus dari orang-orang Kristen abad pertama maupun pada jaman modern, kita semua sangat dikuatkan untuk bersukacita meskipun adanya penindasan.