Buku Alkitab Nomor 42—Lukas
Penulis: Lukas
Tempat Penulisan: Kaisarea
Selesai Ditulis: ± 56–58 M.
Masa yang Ditinjau: 3 S.M.–33 M.
1. Injil macam apa yang ditulis Lukas?
INJIL Lukas ditulis oleh seorang pria yang berpikiran cerdas dan berhati lembut, dan perpaduan sifat-sifat yang baik ini, disertai bimbingan roh Allah, menghasilkan catatan yang saksama serta penuh kehangatan dan perasaan. Dalam ayat-ayat pembukaan, ia mengatakan, ”Setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu.” Tulisannya yang terinci dan teliti membuktikan pernyataan ini sepenuhnya.—Luk. 1:3.
2, 3. Bukti apa di luar dan di dalam Alkitab menunjukkan bahwa dokter Lukas penulis Injil ini?
2 Meskipun nama Lukas sama sekali tidak disebutkan dalam catatan itu, orang-orang berwenang zaman dahulu mengakui bahwa Lukas adalah penulisnya. Injil ini dianggap berasal dari Lukas dalam Fragmen Muratori (± 170 M.) dan diterima oleh para penulis abad kedua seperti Irenaeus dan Clement dari Aleksandria. Bukti-bukti di dalam Alkitab sendiri juga menunjukkan dengan kuat bahwa Lukas-lah penulisnya. Paulus berbicara tentang dia dalam Kolose 4:14 sebagai ”tabib Lukas yang kekasih,” dan tulisannya penuh pengetahuan yang memang diharapkan dari seorang yang sangat terpelajar, seperti halnya dokter. Pilihan bahasa yang baik dan perbendaharaan kata yang kaya, lebih luas dari ketiga penulis Injil lainnya dijadikan satu, memungkinkan uraian yang paling saksama dan masuk akal tentang pokok-pokok pembicaraannya yang penting. Kisah mengenai anak yang hilang dianggap beberapa orang sebagai cerita pendek paling baik yang pernah ditulis.
3 Lukas menggunakan lebih dari 300 istilah medis atau kata-kata yang memiliki arti kedokteran yang tidak digunakan dengan cara yang sama (kalaupun ada) oleh penulis-penulis lain dari Kitab-Kitab Yunani Kristen.a Misalnya, apabila berbicara tentang penyakit kusta, Lukas tidak selalu menggunakan istilah yang sama seperti penulis-penulis lain. Bagi penulis-penulis lain kusta adalah kusta, tetapi bagi seorang dokter, ada tingkatan yang berbeda-beda dari penyakit kusta, seperti ketika Lukas berbicara tentang ”seorang yang penuh kusta.” Menurut dia, Lazarus, ”penuh dengan borok.” Tidak ada penulis Injil lain mengatakan bahwa ibu mertua Petrus menderita ”demam keras.” (5:12; 16:20; 4:38) Walaupun ketiga penulis lain menceritakan kepada kita bahwa Petrus memotong telinga seorang hamba imam besar, hanya Lukas yang menyebutkan bahwa Yesus menyembuhkan dia. (22:51) Hanya seorang dokter yang dapat mengatakan tentang seorang wanita bahwa ia ”telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.” Dan siapa lagi kalau bukan ”tabib Lukas yang kekasih” yang akan memberikan keterangan demikian terinci tentang pertolongan pertama yang diberikan kepada seorang laki-laki oleh seorang Samaria yang ”membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur”?—13:11; 10:34.
4. Kapan kira-kira buku Lukas ditulis, dan keadaan-keadaan apa menunjang pandangan ini?
4 Bilamanakah Lukas menulis Injilnya? Kisah 1:1 menunjukkan bahwa penulis buku Kisah (yang adalah Lukas juga), sebelumnya telah menulis ’bukunya yang pertama,’ yaitu Injil Lukas. Buku Kisah kemungkinan besar selesai ditulis kira-kira tahun 61 M. ketika Lukas berada di Roma bersama Paulus, yang sedang menunggu untuk naik banding kepada Kaisar. Jadi buku Injil itu kemungkinan besar ditulis oleh Lukas di Kaisarea kira-kira tahun 56-58 M., setelah ia kembali bersama Paulus dari Filipi pada akhir perjalanan penginjilan Paulus yang ketiga dan ketika Paulus menunggu dua tahun dalam penjara di Kaisarea sebelum dibawa ke Roma untuk mengajukan permohonan naik banding. Karena Lukas berada di Palestina, selama masa ini ia mempunyai kesempatan baik untuk ’menyelidiki segala peristiwa dengan saksama dari asal mulanya’ mengenai kehidupan dan pelayanan Yesus. Itulah sebabnya, buku Lukas tampaknya mendahului Injil Markus.
5. Dari sumber-sumber mana Lukas ’menyelidiki dengan saksama’ peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus?
5 Lukas memang tidak menyaksikan sendiri semua peristiwa yang dicatat dalam Injilnya, karena ia bukan salah seorang dari ke-12 rasul dan mungkin bahkan baru menjadi orang beriman setelah kematian Yesus. Tetapi, ia bergaul sangat erat dengan Paulus dalam dinas utusan Injil. (2 Tim. 4:11; Flm. 24) Jadi, seperti dapat diharapkan, tulisan-tulisannya membuktikan adanya pengaruh dari Paulus, sebagaimana dapat dilihat dengan membandingkan kedua catatan mereka tentang Perjamuan Malam Tuhan, dalam Lukas 22:19, 20 dan 1 Korintus 11:23-25. Untuk sumber-sumber yang lain, Lukas dapat memeriksa Injil Matius. Dalam hal ”menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama” ia dapat saja secara pribadi mewawancarai saksi-saksi mata dari peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus, seperti murid-murid yang masih hidup dan mungkin juga ibu Yesus, Maria. Kita dapat merasa yakin bahwa ia telah berusaha keras untuk mengumpulkan keterangan-keterangan yang dapat dipercaya.
6. Berapa bagian dari Injil Lukas lain dari yang lain, dan untuk siapa ia menulis? Mengapa saudara menjawab demikian?
6 Jelaslah, apabila kita menyelidiki catatan keempat Injil bahwa para penulisnya bukan sekedar mengulangi kisah satu sama lain, mereka juga tidak menulis hanya untuk menyediakan beberapa saksi atas catatan Alkitab yang paling penting ini. Uraian catatan Lukas lain dari yang lain. Dalam keseluruhannya, 59 persen dari Injilnya menunjukkan sifatnya yang unik. Ia mencatat sedikit-dikitnya enam mukjizat yang spesifik dan lebih dari dua kali banyaknya perumpamaan yang tidak ada dalam buku-buku Injil yang lain, menggunakan sepertiga dari Injilnya untuk menyampaikan cerita-cerita dan dua pertiga bagian untuk ucapan kata-kata; bukunya paling panjang dari antara keempat Injil. Matius terutama menulis kepada orang Yahudi, dan Markus menulis kepada para pembaca yang bukan orang Yahudi, khususnya orang Roma. Injil Lukas ditujukan kepada ”Teofilus yang mulia” dan melalui dia kepada orang-orang lain, orang Yahudi serta orang non-Yahudi. (Luk. 1:3, 4) Untuk memberikan kesan universal bagi catatannya, ia menelusuri silsilah Yesus sampai ”Adam, anak Allah,” dan tidak hanya sampai Abraham, seperti yang dilakukan oleh Matius yang menulis khusus kepada orang-orang Yahudi. Ia terutama mencatat kata-kata nubuat Simeon bahwa Yesus akan menjadi sarana dari ”terang yang menjadi penyataan bagi [”melenyapkan selubung dari,” NW] bangsa-bangsa lain,” dan menceritakan bahwa ”semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan [”Allah,” Bode].”—3:38; 2:29-32; 3:6.
7. Apa yang merupakan bukti kuat tentang autentisitas Injil Lukas?
7 Dalam seluruh tulisannya, Lukas terbukti sebagai penulis cerita yang menonjol, catatannya teratur baik dan saksama. Sifat kesaksamaan dan ketepatan dalam tulisan Lukas ini merupakan bukti kuat mengenai kemurnian dari tulisan-tulisan tersebut. Seorang penulis ahli hukum pernah mengatakan: ”Kalau buku-buku roman, legenda-legenda dan kesaksian palsu dengan hati-hati menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di tempat yang jauh dan dalam waktu yang tidak ditentukan, dengan demikian melanggar peraturan-peraturan utama yang diketahui ahli-ahli hukum sebagai pembelaan yang baik, yaitu bahwa ’dalam pernyataan harus disebut waktu dan tempat,’ cerita-cerita Alkitab dengan saksama sekali memberi kita tanggal dan tempat terjadinya hal-hal yang diceritakan.”b Sebagai bukti ia mengutip Lukas 3:1, 2: ”Dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wilayah Abilene, pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun.” Tidak ada keragu-raguan di sini mengenai waktu atau tempat, tetapi Lukas menyebut tidak kurang dari tujuh pejabat pemerintah sehingga kita dapat menentukan waktu mulainya pelayanan Yohanes dan Yesus.
8. Bagaimana Lukas menunjukkan waktu kelahiran Yesus ”dengan seksama”?
8 Lukas juga memberikan kita dua petunjuk untuk menentukan tanggal kelahiran Yesus ketika ia mengatakan, di Lukas 2:1, 2: ”Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.” Pada saat inilah Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem untuk mendaftarkan diri, dan Yesus dilahirkan sewaktu mereka berada di sana.c Kita pasti sependapat dengan komentator yang berkata: ”Hal yang merupakan ujian yang paling menyelidik dari pengertian sejarah buku Lukas adalah bahwa ia selalu berusaha memberikan keterangan yang saksama.”d Kita harus mengakui kebenaran kata-kata Lukas bahwa ia telah ”menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya.”
9. Nubuat Yesus yang mana, yang dicatat Lukas, mengalami penggenapan yang menakjubkan dalam tahun 70 M.?
9 Lukas juga menunjukkan betapa tepatnya penggenapan nubuat Kitab-Kitab Ibrani dalam diri Kristus Yesus. Ia mengutip pernyataan-pernyataan terilham dari Yesus tentang hal ini. (24:27, 44) Selanjutnya, ia dengan teliti mencatat nubuat-nubuat Yesus sendiri tentang peristiwa-peristiwa di masa depan, dan banyak di antara nubuat-nubuat ini telah digenapi secara menakjubkan dalam semua rincian yang dinubuatkan. Misalnya, Yerusalem dikelilingi tonggak-tonggak runcing dan mengalami kebinasaan secara mengerikan pada tahun 70 M., tepat seperti dinubuatkan Yesus. (Luk. 19:43, 44; 21:20-24; Mat. 24:2) Ahli sejarah Flavius Josephus, yang menjadi saksi mata bersama tentara Roma, mengakui bahwa tanah sekelilingnya digunduli sampai kira-kira enam belas kilometer sebagai tempat pancangan tonggak-tonggak, bahwa tembok pengepungan itu panjangnya 7,2 kilometer, bahwa banyak wanita dan anak-anak mati kelaparan, dan bahwa lebih dari 1.000.000 orang Yahudi tewas dan 97.000 orang ditawan. Sampai sekarang, Gapura Titus di Roma melukiskan kemenangan tentara Roma dengan membawa barang-barang rampasan perang dari bait Yerusalem.e Kita dapat yakin bahwa nubuat-nubuat terilham lain yang dicatat Lukas juga akan digenapi dengan saksama.
ISI BUKU LUKAS
10. Lukas memutuskan untuk melakukan apa?
10 Kata pengantar Lukas (1:1-4). Lukas mencatat bahwa ia telah menyelidiki segala peristiwa dengan saksama dari mulanya dan bahwa ia telah memutuskan untuk menulisnya dalam urutan yang logis, supaya ”Teofilus yang mulia . . . dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.”—1:3, 4.
11. Peristiwa-peristiwa menyenangkan apa diceritakan dalam pasal pertama dari buku Lukas?
11 Kehidupan Yesus pada masa kecilnya (1:5–2:52). Seorang malaikat muncul di hadapan imam Zakharia yang sudah lanjut usia dengan kabar gembira bahwa ia akan memperoleh seorang putra yang harus ia beri nama Yohanes. Tetapi sebelum anak laki-laki itu dilahirkan, Zakharia tidak dapat berbicara. Seperti yang dijanjikan, Elisabet, istrinya, mulai mengandung, meskipun ia juga ”telah lanjut umurnya.” Kira-kira enam bulan kemudian, malaikat Gabriel menemui Maria dan mengatakan kepadanya bahwa ia akan mengandung oleh ”kuasa Allah Yang Mahatinggi” dan melahirkan seorang putra yang harus diberi nama Yesus. Maria mengunjungi Elisabet, dan setelah memberi salam bahagia, ia berseru dengan penuh sukacita: ”Jiwaku memuliakan Tuhan [”Yehuwa,” NW], dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku.” Ia berbicara tentang nama Yehuwa yang suci dan kemurahan-Nya yang berlimpah-limpah atas orang-orang yang takut akan Dia. Pada waktu Yohanes lahir, Zakharia dapat berbicara untuk juga menyatakan kemurahan Allah dan bahwa Yohanes akan menjadi nabi yang akan menyiapkan jalan bagi Yehuwa.—1:7, 35, 46, 47.
12. Apa yang dikatakan tentang kelahiran Yesus dan masa kecilnya?
12 Pada waktunya, Yesus dilahirkan di Betlehem, dan seorang malaikat mengumumkan ”kesukaan besar” kepada para gembala yang menjaga kawanan domba mereka pada malam hari. Ia disunat menurut Taurat, dan kemudian ketika orang-tua Yesus ”menyerahkanNya kepada Tuhan [”Yehuwa,” NW]” di dalam bait, Simeon dan nabiah Hana yang sudah lanjut usia berbicara tentang anak itu. Di Nazaret, ia ”bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada padaNya.” (2:10, 22, 40) Pada umur 12 tahun, ketika berkunjung dari Nazaret ke Yerusalem, Yesus membuat guru-guru tercengang karena pengertian dan jawaban-jawabannya.
13. Apa yang diberitakan oleh Yohanes, dan apa yang terjadi sewaktu Yesus dibaptis dan segera setelahnya?
13 Persiapan bagi Pelayanan (3:1–4:13). Dalam tahun pemerintahan ke-15 Kaisar Tiberius, firman Allah sampai kepada Yohanes putra Zakharia, dan ia mulai ’mengabarkan pembaptisan sebagai lambang pertobatan untuk pengampunan dosa,’ agar ”semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.” (3:3, 6) Setelah semua orang dibaptis di Sungai Yordan, Yesus juga dibaptis, dan sewaktu ia berdoa, roh suci turun atasnya dan Bapanya dari surga menyatakan perkenan-Nya. Pada waktu itu Kristus Yesus berumur kira-kira 30 tahun. (Lukas memberikan silsilahnya.) Setelah dibaptis, Yesus dibawa oleh roh ke padang gurun selama empat puluh hari lamanya, dan Iblis mencobai dia tanpa hasil dan kemudian mengundurkan diri ”menunggu waktu yang baik.”—4:13.
14. Di manakah Yesus menjelaskan tugasnya, apa tugasnya itu, dan bagaimana reaksi pendengar-pendengarnya?
14 Awal pelayanan Yesus, terutama di Galilea (4:14–9:62). Di rumah ibadat di Nazaret, kota kelahirannya, Yesus menjelaskan tugasnya, sewaktu membaca dan mengenakan nubuat Yesaya 61:1, 2 pada dirinya: ”Roh Tuhan [”Yehuwa,” NW] ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan [”Yehuwa,” NW] telah datang.” (4:18, 19) Orang-orang yang pada mulanya senang mendengarkan kata-katanya menjadi marah sewaktu ia melanjutkan pembicaraannya, dan mereka berusaha menyingkirkan dia. Karena itu ia kemudian pergi ke Kapernaum, dan menyembuhkan banyak orang. Orang banyak mengikuti dia dan berusaha menahan dia di sana, tetapi ia mengatakan kepada mereka: ”Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” (4:43) Ia selanjutnya mengabar di rumah-rumah ibadat di Yudea.
15. Jelaskan cara bagaimana Petrus, Yakobus, dan Yohanes, serta Matius dipanggil.
15 Di Galilea, Yesus menyebabkan Simon (yang juga disebut Petrus), Yakobus dan Yohanes menangkap ikan secara mukjizat. Ia berkata kepada Simon Petrus: ”Mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” Karena itu mereka meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti dia. Yesus melanjutkan dalam doa dan pengajaran, dan ”kuasa Tuhan [”Yehuwa,” NW] menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit.” (5:10, 17) Ia mengundang Lewi (Matius), seorang pemungut cukai yang dibenci, yang menghormati Yesus dengan mengadakan pesta besar. ”Sejumlah besar pemungut cukai” juga hadir. (5:29) Hal ini mengakibatkan pertentangan pertama dengan orang Farisi sehingga mereka sangat marah dan bersekongkol untuk membunuh dia.
16. (a) Setelah apa Yesus memilih kedua belas rasul? (b) Pokok-pokok apa dijelaskan oleh Lukas yang sejajar dengan Khotbah di Bukit?
16 Sesudah berdoa semalam suntuk kepada Allah, Yesus memilih 12 orang rasul dari antara murid-muridnya. Pekerjaan penyembuhan lebih lanjut terjadi. Kemudian ia mengucapkan khotbah yang dicatat di Lukas 6:20-49, yang sejajar dengan Khotbah di Bukit dalam buku Matius 5 sampai 7 dalam bentuk lebih singkat. Yesus memberikan suatu kontras: ”Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu.” (6:20, 24) Ia menganjurkan para pendengarnya untuk mengasihi musuhnya, bermurah hati, suka memberi, dan mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hati yang baik.
17. (a) Mukjizat-mukjizat apa yang kemudian dilakukan Yesus? (b) Bagaimana Yesus menjawab utusan dari Yohanes Pembaptis mengenai apakah Yesus adalah Mesias?
17 Sewaktu kembali ke Kapernaum, Yesus diminta oleh seorang perwira untuk menyembuhkan hambanya yang sakit. Ia merasa tidak layak menerima Yesus di dalam rumahnya dan memohon kepada Yesus agar mengucapkan ”sepatah kata” dari tempatnya. Maka sembuhlah hamba itu, dan Yesus tergerak untuk berkata: ”Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!” (7:7, 9) Untuk pertama kalinya, Yesus membangkitkan orang mati, putra tunggal seorang janda dari Nain, kepada siapa ia ’tergerak oleh belas kasihan.’ (7:13) Ketika berita tentang Yesus meluas di seluruh tanah Yudea, Yohanes Pembaptis dari penjara mengutus orang kepadanya untuk bertanya, ”Engkaukah yang akan datang itu?” Sebagai jawaban Yesus berkata kepada orang yang diutus itu: ”Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.”—7:19, 22, 23.
18. Pekerjaan pengabaran dilanjutkan dengan perumpamaan, pekerjaan dan nasihat-nasihat apa?
18 Ditemani ke-12 rasul, Yesus pergi ”dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah.” Ia memberikan perumpamaan penabur benih, dan ia mengakhiri pembahasan itu dengan berkata: ”Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.” (8:1, 18) Yesus terus melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menakjubkan dan mukjizat-mukjizat. Ia juga memberikan kepada ke-12 rasulnya kuasa atas setan-setan dan kuasa untuk menyembuhkan penyakit dan mengutus mereka ”untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang.” Lima ribu orang secara mukjizat diberi makan. Yesus mengalami transfigurasi (perubahan rupa) di atas gunung dan esok harinya menyembuhkan seorang anak laki-laki yang dirasuk setan dan yang tidak dapat disembuhkan murid-muridnya. Ia memperingatkan orang-orang yang ingin mengikuti dia: ”Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya.” Supaya seseorang layak untuk Kerajaan Allah, seseorang harus menaruh tangannya pada bajak dan jangan menengok ke belakang.—9:2, 58.
19. Bagaimana Yesus melukiskan kasih yang sejati terhadap sesama manusia?
19 Pelayanan Yesus yang kemudian di Yudea (10:1–13:21). Yesus mengutus 70 orang lain lagi ke dalam ”tuaian,” dan mereka dipenuhi kegembiraan karena berhasil dalam pelayanan mereka. Ketika ia sedang mengabar, seorang laki-laki, yang ingin membenarkan diri, bertanya kepada Yesus: ”Siapakah sesamaku manusia?” Sebagai jawaban Yesus memberikan perumpamaan tentang orang Samaria yang murah hati. Seorang laki-laki, tergeletak di pinggir jalan hampir mati karena dipukul oleh penyamun-penyamun, tidak dihiraukan oleh seorang imam dan oleh seorang Lewi yang berjalan melewatinya. Seorang Samaria yang dianggap hina berhenti, dengan hati-hati merawat luka-lukanya, menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya, dan membawanya ke tempat penginapan, dan membayar supaya ia dirawat. Ya, sesamanya itu adalah ”orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.”—10:2, 29, 37.
20. (a) Pokok apa yang Yesus kemukakan kepada Marta dan Maria? (b) Apa yang ia tekankan dalam doa?
20 Di rumah Marta, Yesus dengan halus menegur dia karena terlalu sibuk dengan pekerjaan rumah tangga, dan ia memuji Maria karena memilih bagian yang lebih baik, duduk dan mendengarkan kata-katanya. Kepada murid-muridnya ia mengajarkan contoh doa dan juga perlunya bertekun dalam doa, dengan berkata: ”Teruslah minta, maka akan diberikan kepadamu; teruslah cari, maka kamu akan mendapat.” Kemudian ia mengusir setan dan menyatakan ”mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya” berbahagia. Ketika sedang makan, ia berselisih paham dengan orang Farisi tentang Taurat dan mengutuk mereka karena telah menyingkirkan ”kunci pengetahuan.”—11:9 (NW), 28, 52.
21. Peringatan apa diberikan Yesus terhadap ketamakan, dan ia memerintahkan agar murid-muridnya melakukan apa?
21 Ketika ia bersama orang banyak lagi, salah seorang mendesak Yesus: ”Katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku.” Yesus melihat inti persoalannya dan menjawab: ”Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.” Kemudian ia memberikan perumpamaan tentang seorang kaya yang merombak lumbungnya sehingga menjadi lebih besar, tetapi malam itu juga ia mati dan meninggalkan kekayaannya kepada orang-orang lain. Yesus dengan tegas menyatakan maksudnya: ”Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.” Setelah mendesak murid-muridnya untuk mencari dahulu Kerajaan Allah, Yesus berkata kepada mereka: ”Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.” Karena pada hari Sabat Yesus menyembuhkan wanita yang sudah sakit selama 18 tahun, terjadi lagi perselisihan dengan para penentangnya, yang dibuat malu.—12:13, 15, 21, 32.
22. Dengan ilustrasi-ilustrasi yang jelas apa Yesus mengajarkan Kerajaan?
22 Pelayanan Yesus lebih lanjut, terutama di Perea (13:22–19:27). Yesus menggunakan kata-kata perumpamaan yang hidup untuk membawa Kerajaan Allah pada perhatian para pendengarnya. Ia menunjukkan bahwa barangsiapa mencari kedudukan dan penghormatan akan direndahkan. Biarlah orang yang mengadakan pesta mengundang orang-orang miskin, yang tidak dapat membalas; ia akan berbahagia dan ”akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.” Kemudian, ada perumpamaan tentang seorang yang mengadakan suatu perjamuan besar. Satu per satu orang yang diundang memberi dalih: Yang satu telah membeli ladang, yang lain telah membeli lembu, dan yang lain lagi baru saja kawin. Dengan marah tuan rumah menyuruh memanggil ”orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh,” dan ia berkata bahwa tidak seorang pun dari mereka yang mula-mula diundang akan ”menikmati” perjamuannya. (14:14, 21, 24) Ia memberikan perumpamaan tentang domba hilang yang ditemukan kembali, serta berkata, ”Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.” (15:7) Perumpamaan tentang seorang wanita yang menyapu lantai rumahnya untuk menemukan sekeping dirham menunjukkan hal yang sama.f
23. Apa yang dilukiskan dalam kisah anak yang hilang?
23 Kemudian Yesus menceritakan tentang anak yang hilang yang meminta kepada ayahnya bagian hartanya dan kemudian menghambur-hamburkannya ”dengan hidup berfoya-foya.” Sewaktu jatuh melarat, anak tersebut mulai sadar dan kembali ke rumah bapanya agar dikasihani. Ayahnya, tergerak oleh belas kasihan, ”berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.” Pakaian yang indah diberikan, pesta besar diadakan, dan ”mulailah mereka bersukaria.” Tetapi putra sulung keberatan. Dengan lemah lembut ayahnya menyadarkan dia: ”Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”—15:13, 20, 24, 31, 32.
24. Kebenaran-kebenaran apa ditekankan Yesus dalam perumpamaannya tentang orang kaya dan Lazarus serta tentang orang Farisi dan pemungut cukai?
24 Ketika mendengar perumpamaan tentang bendahara yang curang, orang Farisi yang serakah mengejek ajaran Yesus, tetapi ia berkata kepada mereka: ”Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.” (16:15) Dengan perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus, ia menunjukkan betapa besarnya jurang antara orang yang diperkenan dan orang-orang yang tidak diperkenan Allah. Yesus memperingatkan murid-muridnya bahwa akan ada hal-hal yang mengakibatkan sontohan tetapi ”celakalah orang yang mengadakannya.” Ia berbicara tentang kesulitan-kesulitan yang akan muncul ”kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diriNya.” ”Ingatlah akan isteri Lot!” katanya kepada mereka. (17:1, 30, 32) Melalui sebuah perumpamaan, ia meyakinkan bahwa Allah pasti akan bertindak demi orang-orang ”yang siang malam berseru kepadaNya.” (18:7) Kemudian, dengan sebuah perumpamaan lain ia menyalahkan orang yang membenarkan diri: Seorang Farisi berdoa di dalam bait, berterima kasih kepada Allah bahwa ia tidak seperti orang-orang lain. Seorang pemungut cukai, berdiri dari jauh dan bahkan tidak berani menengadah ke langit, berdoa: ”Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.” Bagaimana Yesus menilai hal ini? Ia mengatakan bahwa pemungut cukai itu lebih tulus hatinya daripada orang Farisi itu, sebab ”barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (18:13, 14) Yesus dijamu di Yerikho oleh Zakheus pemungut cukai dan memberikan perumpamaan tentang sepuluh uang mina, mempertentangkan hasilnya jika setia menggunakan kepentingan yang dipercayakan dengan jika menyembunyikannya.
25. Bagaimana Yesus memasuki hari-hari terakhir dari pelayanannya, dan peringatan-peringatan nubuat apa yang ia berikan?
25 Pelayanan umum terakhir di dalam dan di sekitar kota Yerusalem (19:28–23:25). Ketika Yesus masuk ke Yerusalem menunggangi seekor keledai dan disambut oleh banyak muridnya sebagai ”Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan [”Yehuwa,” NW],” orang Farisi menyuruh Yesus menegur murid-muridnya. Yesus menjawab: ”Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak.” (19:38, 40) Ia memberikan nubuat yang mengesankan tentang kebinasaan Yerusalem, mengatakan bahwa kota itu akan dikepung dengan tonggak-tonggak runcing, akan menderita, dan diratakan dengan tanah beserta penduduknya dan bahwa tidak satu batu pun akan tinggal di atas batu yang lain. Yesus mengajar orang-orang di dalam bait, memberitakan kabar kesukaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang licik dari imam-imam kepala, para ahli Taurat, dan orang Saduki dengan perumpamaan yang tepat dan argumentasi yang jitu. Yesus memberikan gambaran yang jelas tentang tanda besar dari akhir zaman, menyebutkan lagi tentang pengepungan Yerusalem oleh tentara yang berkemah di sekelilingnya. Orang-orang akan jatuh pingsan karena takut akan perkara-perkara yang akan datang, tetapi sewaktu perkara-perkara ini terjadi, pengikut-pengikutnya hendaklah ’bangkit dan mengangkat muka, karena penyelamatan mereka sudah dekat.’ Mereka harus terus berjaga-jaga agar berhasil menyelamatkan diri dari apa yang telah ditetapkan akan terjadi.—21:28.
26. (a) Perjanjian apa saja diperkenalkan Yesus, dan dengan apa ia menghubungkannya? (b) Bagaimana Yesus dikuatkan di bawah ujian, dan teguran apa yang ia berikan sewaktu ditangkap?
26 Sekarang tibalah tanggal 14 Nisan, tahun 33 M. Yesus mengadakan perayaan Paskah dan kemudian memperkenalkan ”perjanjian baru” kepada para rasulnya yang setia, menghubungkannya dengan perjamuan bersifat lambang, yang ia perintahkan agar mereka adakan sebagai peringatan akan dia. Ia juga mengatakan kepada mereka: ”Aku menentukan hak-hak [”mengadakan perjanjian,” NW] Kerajaan bagi kamu, sama seperti BapaKu menentukannya bagiKu.” (22:20, 29) Pada malam itu juga, ketika Yesus berdoa di Bukit Zaitun, ”seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepadaNya untuk memberi kekuatan kepadaNya. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. PeluhNya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” Keadaan menjadi makin tegang ketika Yudas si pengkhianat memimpin gerombolan orang masuk untuk menangkap Yesus. Murid-murid berseru: ”Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?” Salah seorang dari mereka memotong telinga hamba imam besar, tetapi Yesus menegurnya dan menyembuhkan luka orang itu.—22:43, 44, 49.
27. (a) Dalam hal apa Petrus gagal? (b) Tuduhan-tuduhan apa yang dilancarkan terhadap Yesus, dan di bawah keadaan-keadaan apa ia diadili dan dijatuhi hukuman?
27 Yesus digiring ke rumah imam besar untuk ditanyai, dan pada malam yang dingin, Petrus bergabung dengan orang banyak di sekeliling api unggun. Tiga kali ia dituduh sebagai pengikut Yesus dan tiga kali ia menyangkalnya. Kemudian ayam jantan berkokok. Tuhan Yesus menoleh dan memandang Petrus, dan dia, karena mengingat apa yang justru telah dinubuatkan Yesus, keluar dan menangis tersedu-sedu. Setelah diseret ke ruang Sanhedrin, Yesus lalu dihadapkan kepada Pilatus dan dituduh mengadakan subversi terhadap negara, dengan melarang membayar pajak, dan ’mengatakan tentang dirinya, bahwa ia Kristus, yaitu Raja.’ Karena mengetahui bahwa Yesus adalah orang Galilea, Pilatus mengirimkan dia kepada Herodes, yang ketika itu kebetulan berada di Yerusalem. Herodes dan pengawal-pengawalnya mencemooh Yesus dan menyuruhnya kembali untuk diadili di hadapan orang banyak yang sedang kalap. Pilatus menyerahkan Yesus ”kepada mereka untuk diperlakukan semau-maunya.”—23:2, 25.
28. (a) Apa yang dijanjikan Yesus kepada pencuri yang menunjukkan iman kepadanya? (b) Apa yang ditulis oleh Lukas tentang kematian, penguburan dan kebangkitan Yesus?
28 Kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus ke surga (23:26–24:53). Yesus digantung di tiang siksaan di antara dua orang penjahat. Salah seorang mengejek dia, tetapi yang lain menunjukkan iman dan meminta supaya diingat oleh Yesus dalam Kerajaannya. Yesus berjanji: ”Sesungguhnya aku berkata kepadamu pada hari ini, Engkau akan bersamaku dalam Firdaus.” (23:43, NW) Lalu terjadilah suatu kegelapan yang tidak lazim, tabir bait suci terbelah dua, dan Yesus berseru: ”Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.” Setelah itu ia mati, dan jenazahnya diturunkan dan dibaringkan di dalam kuburan yang digali di bukit batu. Pada hari pertama pekan itu, wanita-wanita yang berasal dari Galilea pergi ke kuburan tetapi tidak dapat menemukan jenazah Yesus. Tepat seperti yang ia sendiri nubuatkan, ia telah bangkit pada hari ketiga!—23:46.
29. Dengan kejadian menyenangkan apa Injil Lukas diakhiri?
29 Ketika tanpa dikenali menampakkan diri kepada dua orang muridnya dalam perjalanan ke Emaus, Yesus berbicara tentang penderitaannya dan menjelaskan Kitab Suci kepada mereka. Tiba-tiba mereka mengenali dia, tapi ia menghilang. Lalu mereka berkata: ”Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” Mereka segera kembali ke Yerusalem untuk menceritakannya kepada murid-murid yang lain. Sementara mereka menceritakan hal itu, muncullah Yesus di tengah-tengah mereka. Mereka hampir-hampir tidak percaya karena sangat gembira dan takjub. Lalu ia ”membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti” dari Alkitab tentang arti semua perkara yang telah terjadi. Lukas mengakhiri Injilnya dengan menceritakan kenaikan Yesus ke surga.—24:32, 45.
MENGAPA BERMANFAAT
30, 31. (a) Bagaimana Lukas memupuk keyakinan akan Kitab-Kitab Ibrani sebagai kitab yang diilhami Allah? (b) Kata-kata Yesus yang mana ia kutip untuk menunjang hal ini?
30 Kabar baik ”yang disampaikan oleh Lukas” (BIS) memupuk keyakinan seseorang akan Firman Allah dan menguatkan imannya sehingga ia dapat bertahan terhadap serangan dari dunia yang bermusuhan. Lukas memberikan banyak contoh tentang penggenapan yang saksama dari Kitab-Kitab Ibrani. Yesus digambarkan menunaikan tugasnya seperti yang dinyatakan secara spesifik dalam buku Yesaya, dan tampaknya Lukas menggunakan ini sebagai tema di seluruh bukunya. (Luk. 4:17-19; Yes. 61:1, 2) Ini merupakan salah satu kesempatan ketika Yesus mengutip dari kitab Nabi-Nabi. Ia juga mengutip dari Taurat, seperti ketika ia menolak ketiga godaan Iblis, dan dari Mazmur, sewaktu bertanya kepada musuh-musuhnya, ”Bagaimana orang dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah Anak Daud?” Buku Lukas berisi banyak kutipan lain dari Kitab-Kitab Ibrani.—Luk. 4:4, 8, 12; 20:41-44; Ul. 8:3; 6:13, 16; Mzm. 110:1.
31 Ketika Yesus masuk ke Yerusalem menunggangi seekor keledai seperti dinubuatkan dalam Zakharia 9:9, orang banyak menyambut dia dengan sukacita, mengenakan ayat dalam Mazmur 118:26 kepadanya. (Luk. 19:35-38) Di satu tempat dua ayat dari buku Lukas cukup untuk mencakup enam pokok penting yang dinubuatkan dalam Kitab-Kitab Ibrani tentang kematian Yesus yang hina dan kebangkitannya. (Luk. 18:32, 33; Mzm. 22:8; Yes. 50:6; 53:5-7; Yun. 1:17) Akhirnya, setelah ia bangkit, Yesus dengan tegas menerangkan kepada murid-muridnya pentingnya seluruh Kitab-Kitab Ibrani. ”Ia berkata kepada mereka: ’Inilah perkataanKu, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.’ Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.” (Luk. 24:44, 45) Seperti murid-murid Yesus yang pertama kita juga dapat mengerti dan memperoleh iman yang teguh dengan memperhatikan penggenapan Kitab-Kitab Ibrani, yang dijelaskan demikian saksama oleh Lukas dan para penulis Kitab-Kitab Yunani Kristen lainnya.
32. Bagaimana buku Lukas menonjolkan Kerajaan dan bagaimana seharusnya sikap kita terhadap Kerajaan itu?
32 Dalam seluruh bukunya, Lukas terus membawa Kerajaan Allah kepada perhatian pembacanya. Dari permulaan buku, sewaktu malaikat menjanjikan Maria bahwa anak yang akan ia lahirkan ”akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan KerajaanNya tidak akan berkesudahan,” sampai pasal-pasal penutup, sewaktu Yesus membicarakan tentang hal mengikutsertakan para rasul ke dalam perjanjian Kerajaan, Lukas menonjolkan harapan Kerajaan. (1:33; 22:28, 29) Ia menunjukkan bagaimana Yesus memberi teladan dalam hal pengabaran Kerajaan dan mengutus ke-12 rasul, dan kemudian ke-70 murid, untuk melakukan pekerjaan ini. (4:43; 9:1, 2; 10:1, 8, 9) Pengabdian tak bercabang yang perlu agar dapat masuk ke Kerajaan itu ditekankan oleh Yesus dengan berkata: ”Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana,” dan, ”Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”—9:60, 62.
33. Berilah contoh bagaimana Lukas menitikberatkan doa. Pelajaran apa yang dapat kita tarik dalam hal ini?
33 Lukas menekankan soal doa. Injilnya menonjol dalam hal ini. Buku ini menceritakan tentang orang banyak yang sedang berdoa sewaktu Zakharia berada di dalam bait, tentang Yohanes Pembaptis yang lahir sebagai jawaban atas doa-doa yang dipanjatkan untuk memohon anak, dan tentang nabiah Hana yang berdoa siang dan malam. Buku itu menceritakan bagaimana Yesus berdoa ketika dibaptis, bagaimana ia berdoa semalam suntuk sebelum memilih ke-12 rasul, dan bahwa ia berdoa selama transfigurasi. Yesus menganjurkan murid-muridnya agar ”selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu,” dan menggambarkan hal ini seperti seorang janda yang terus memohon kepada hakim sampai ia diberikan keadilan. Hanya Lukas yang menceritakan bahwa murid-murid memohon kepada Yesus untuk mengajarkan mereka berdoa dan bahwa seorang malaikat menguatkan Yesus ketika ia berdoa di Bukit Zaitun; dan hanya dia yang mencatat doa Yesus yang terakhir: ”Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.” (1:10, 13; 2:37; 3:21; 6:12; 9:28, 29; 18:1-8; 11:1; 22:39-46; 23:46) Seperti zaman ketika Lukas menulis Injilnya, demikian juga sekarang, doa adalah persediaan penting untuk menguatkan semua orang yang melakukan kehendak Allah.
34. Sifat-sifat Yesus yang mana ditekankan Lukas sebagai teladan yang bagus bagi umat Kristiani?
34 Dengan pikirannya yang cerdas dan penuh perhatian serta gaya menulis yang lancar dan penuh rincian, Lukas memberikan kehangatan dan semangat atas ajaran Yesus. Kasih, kebaikan, kemurahan, dan belas kasihan Yesus terhadap yang lemah, tertindas, dan terinjak-injak sangat bertentangan dengan agama para ahli Taurat dan orang Farisi yang dingin, kaku, picik, dan munafik. (4:18; 18:9) Yesus terus memberikan anjuran dan bantuan kepada orang-orang yang miskin, terbelenggu, buta, dan tertindas, dengan demikian memberikan teladan baik bagi orang-orang yang berupaya ”mengikuti jejakNya” dengan cermat.—1 Ptr. 2:21.
35. Mengapa kita sangat bersyukur kepada Yehuwa karena Injil Lukas?
35 Sama seperti Yesus, Putra Allah yang sempurna yang mengadakan mukjizat, menunjukkan perhatian yang pengasih kepada murid-muridnya dan semua orang yang berhati jujur, demikian juga kita harus berusaha melaksanakan pelayanan kita dengan pengasih, ya, ”oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita.” (Luk. 1:78) Untuk maksud ini, kabar baik ”yang disampaikan oleh Lukas” (BIS) memang sangat bermanfaat dan membantu. Kita seharusnya sangat bersyukur kepada Yehuwa karena mengilhami Lukas, ’dokter yang kita kasihi’ untuk menulis buku yang saksama, yang membina, dan penuh anjuran ini, serta menunjuk kepada keselamatan melalui Kerajaan oleh Kristus Yesus, ’keselamatan yang datang dari Allah.’—Kol. 4:14; Luk. 3:6, BIS.
[Catatan Kaki]
a The Medical Language of Luke, 1954, W. K. Hobart, halaman xi-xxviii.
b A Lawyer Examines the Bible, 1943, I. H. Linton, halaman 38.
d Modern Discovery and the Bible, 1955, A. Rendle Short, halaman 211.
e The Jewish War, V, 491-515, 523 (xii, 1-4); VI, 420 (ix, 3); lihat juga Insight on the Scriptures, Jil. 2, halaman 751-2.
f Dirham adalah mata uang perak Yunani yang beratnya kira-kira 3,4 gram.